Faiza Yuniati
DEFINISI
Gerontologi:
adalah cabang ilmu yang membahas tentang proses penuaan atau
masalah yang timbul pada lansia
Pengertian lain
1. adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses
menua (Kozier, 1987).
2. ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada
pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi
serta evaluasi; Lueckerotte (2000)
Keperawatan Gerontik adalah
suatu bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan pada
lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari
bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Eberson & Hess (1994):Gerontic Nursing: pendekatannya tidak
terbatas pada aspek medis dan ilmiah saja dominan ke arah
aspek keperawatan meliputi spiritual dan biopsikososial.
ANA: disiplin ini harus mencakup: promkes, pemeliharaan kesehatan,
pencegahan pyk & perawatan diri, bertujuan untuk mengembalikan &
mempertahankan fungsi optimal lansia
TUJUAN PEMBERIAN ASKEP
TUJUAN
Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dengan:
1. Mempertahankan kesehatan & kemampuan lansia dengan cara
perawatan dan pencegahan
2. Membantu mempertahankan semangat hidup (life support)
3. Menolong & merawat lansia dengan penyakit
4. Membantu petugas kesehatan utk mengenal dan menegakkan Dx
tepat dan dini
5. Mempertahankan kemandirian lansia
PROSES MENUA
Menua :
Proses hilangnya scr perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki, mengganti dan mempertahankan struktur & fungsi
normalnya, shg tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
kerusakan (Constantanides, 1994)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN
1. Faktor Biologi
TEORI SELULER
SEL
• Membelah 50 kali
• Jumlah sel yg membelah semakin sedikit
Genetic
Clock
(Hayflck, 1980)
TEORI SINTESIS PROTEIN
(KOLAGEN DAN ELASTIN)
Perubahan kolagen & elastin
(Goldstein, 1989)
Autoimun
TEORI MUTASI SOMATIK
(TEORI ERROR CATASTROPHE)
Transkripsi DNA RNA
Translasi RNA protein/ enzim
Proliferasi sel
Produksi hormon oleh kelenjar
W a k t u
Menghasilkan produk sampingan
di mitokondria
Sel mati
2. FAKTOR PSIKOSOSIAL
Muda
Tetap Aktif Tua
TEORI KEPRIBADIAN BERLANJUT
(CONTINUITY THEORY)
USIA MUDA
Kepribadian Menetap/
Tingkah Laku LANSIA
tidak berubah
Personality type
(Kuntjoro, 2002)
TEORI PEMBEBASAN
(DISENGAGEMENT THEORY)
LANSIA:
USIA MUDA Triple Loss
• Hubungan interpersonal • Loss of role
• Interaksi sosial Lepas • Restrictian of contact & relationship
• Reduced commitment to social mores & values
(Kuntjoro, 2002)
3.
a. Nutrisi mengganggu keseimbangan imun
b. Stress:
Biologik: obat, infeksi, radikal bebas
Psikososial: Stressor
Kehidupan sehari-hari & lingkungan rumah
Pekerjaan
Tuntutan sosial
Gaya hidup
c.Fisik :
Sinar matahari Ultraviolet:
eritema, eksfoliasi, tanning, premature aging
Radikal bebas:
Pajanan UV, sinar X
polusi udara (asap kendaraan, asap rokok, Freon)
Pajanan bahan kimia dilingkungan & makanan
(pengawet, pewarna, penguat rasa)
Senyawa oksigen reaktif / Reactive Oxygen Species (ROS)
Suhu/ cuaca, mekanik, trauma
Infeksi dan
Imunologi Sel dan Sistem
Pancaindra
Sistem Syaraf
Pusat dan Otonom Sistem
PERUBAHAN FISIK Gastrointestinal
Sistem Integumen
Sistem
Kardiovaskuler
Sistem
Muskuloskeletal
Sistem Respirasi
PERUBAHAN YANG
Sistem Reproduksi
TERJADI PADA LANSIA Sistem
Endokrinologik
Perubahan Sistem
Psikologis Hematologik
PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Sistem Persendian
DAN PSIKOSOSIAL
Sistem Urogenital
Perubahan
dan Tekanan
Psikososial
Darah
SEL DAN SISTEM PANCAINDRA
•SEL : Jumlah berkurang, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun.
•SISTEM PANCAINDRA :
1.Pendengaran : hilangnya neuron di kokhlea, elastisitas membran vibrasi basiler menurun, akumulasi
serumen meningkat, atrofi striae vaskularis, degenerasi sel rambut di kanal semi sirkularis, penurunan
pendengaran.
2.Penglihatan : presbiopia, lensa kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah,
ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, lapang pandang
menyempit.
3.Raba/ taktil : atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, liver spot (pigmen coklat), tipis,
berbercak, perabaan menurun.
4.Pengecap : hilangnya tanggap terhadap refleks batuk dan menelan, lipatan suara menghilang, suara
gemetar, nada meninggi, kekuatan dan jangkauan menurun, atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan
tulang rawan larings.
5.Penciuman : gangguan rasa membau.
SISTEM GASTROINTESTINAL
•Penurunan intake.
•Kehilangan gigi, periodental disease.
•Indra pengecap menurun : adanya iritasi kronis selaput lendir, atrofi indra pengecap,
hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa asin, asam, pahit.
•Sensitivitas lapar di lambung menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan
lambung lama.
•Peristaltik usus lemah hingga timbul konstipasi.
•Fungsi absorpsi lemah.
•Liver mengecil, berkurangnya aliran darah, dan menurunnya tempat penyimpanan lemak.
•Produksi enzim pencernaan menurun.
•Disfagia, BB menurun.
SISTEM KARDIOVASKULER
•Massa jantung bertambah, ventrikel kiri hipertropi, kemampuan peregangan
jantung berkurang, perubahan jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan
klasifikasi SA node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat,
konsumsi O2 pada tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas paru
menurun.
•Katup jantung menebal dan kaku.
•Menurunnya kontraksi dan volume.
•Elastisitas pembuluh darah menurun.
•Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga TD meningkat.
SISTEM RESPIRASI
•Kekuatan otot pernapasan menurun dan kaku.
•Elastisitas paru menurun.
•Kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih
berat.
•Alveoli melebar dan jumlahnya menurun.
•Kemampuan batuk menurun.
•Penyempitan pada bronkus.
SISTEM ENDOKRINOLOGIK
•Produksi hormon menurun.
•Penurunan aktivitas tiroid.
•Hormon seksual dan fertilitas menurun.
•Hormon pertumbuhan menurun sehingga
menimbulkan osteoporosis.
SISTEM HEMATOLOGIK
•Sumsum tulang mengandung lebih sedikit sel
hemopoitik.
•Respon regeneratif terhadap hilang darah atau
terapi anemia pernisiosa agak berkurang.
•Timbul penyakit anemia defisiensi besi,
megaloblastik, anemia penyakit kronis.
SISTEM PERSENDIAN
•Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, fasia
mengalami penurunan elastisitas.
•Ligament dan jaringan periarkular mengalami daya lentur.
•Terjadi degenerasi, erosi, dan kalsifikasi pada kartilago dan
kapsul sendi.
•Fleksibilitas sendi menurun sehingga luas dan gerak sendi menurun.
•Kaku sendi.
SISTEM UROGENITAL DAN TEKANAN DARAH
Healthy aging
(Menua sehat)
Environment Life Style
Exogenic factor
PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA
•Dikemukakan 4 penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, yakni :
1. Gangguan sirkulasi darah, ex. : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak
(koroner), dan ginjal.
2. Gangguan metabolisme hormonal, ex. : diabetes mellitus, klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan persendian, ex. : osteoartitis, gout artritis, ataupun penyakit kolagen lainnya.
4. Berbagai macam neoplasma.
• Penyakit umum pada lansia (The National old people’s welfare council):
1. Depresi mental.
2. Gangguan pendengaran.
3. Bronkitis kronis.
4. Gangguan pada tungkai/ sikap berjalan.
5. Gangguan pada coccygs/ sendi panggul.
6. Anemia.
•Menurut WHO, penyakit/ keluhan yang sering muncul pada lansia, diantaranya :
1. Artritis/ reumatisme.
2. Hipertensi dan CVD.
3. Bronkitis/ dispnea.
4. Diabetes mellitus.
5. Jatuh.
6. Stroke/ paralisis.
7. TBC.
8. Fraktur tulang.
9. Kanker.
10. Masalah kesehatan yang mempengaruhi ADL.
PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
1. Pendekatan Fisik -
yang lebih mendasar ad/ memperhatikan atau membantu lansia untuk bernafas
dengan lancar, makan minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu
berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan
menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dan kecelakaan
TERIMA KASIH