Anda di halaman 1dari 46

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN

Faiza Yuniati
DEFINISI

Gerontologi:
adalah cabang ilmu yang membahas tentang proses penuaan atau
masalah yang timbul pada lansia

Sedangkan geriatri merupakan ilmu yang berkaitan dengan penyakit


atau kecacatan yang terjadi pada lansia.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif terdiri dari bio-psikososio-
spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit
pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014).

Pengertian lain
1. adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses
menua (Kozier, 1987).
2. ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada
pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi
serta evaluasi; Lueckerotte (2000)
Keperawatan Gerontik adalah
suatu bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan pada
lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari
bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Eberson & Hess (1994):Gerontic Nursing: pendekatannya tidak
terbatas pada aspek medis dan ilmiah saja  dominan ke arah
aspek keperawatan meliputi spiritual dan biopsikososial.
ANA: disiplin ini harus mencakup: promkes, pemeliharaan kesehatan,
pencegahan pyk & perawatan diri, bertujuan untuk mengembalikan &
mempertahankan fungsi optimal lansia
TUJUAN PEMBERIAN ASKEP
TUJUAN
Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dengan:
1. Mempertahankan kesehatan & kemampuan lansia dengan cara
perawatan dan pencegahan
2. Membantu mempertahankan semangat hidup (life support)
3. Menolong & merawat lansia dengan penyakit
4. Membantu petugas kesehatan utk mengenal dan menegakkan Dx
tepat dan dini
5. Mempertahankan kemandirian lansia
PROSES MENUA
Menua :
Proses hilangnya scr perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki, mengganti dan mempertahankan struktur & fungsi
normalnya, shg tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
kerusakan (Constantanides, 1994)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN
1. Faktor Biologi

TEORI SELULER

SEL
• Membelah 50 kali
• Jumlah sel yg membelah semakin sedikit

(Spence and Masson in Watson, 1992)


TEORI GENETIK CLOCK

 Menua  specific program for specific species  genetic clock

Genetic
Clock

(Hayflck, 1980)
TEORI SINTESIS PROTEIN
(KOLAGEN DAN ELASTIN)
Perubahan kolagen & elastin

Tulang & sendi kartilago


Kulit berkerut
tidak elastis

Mobilitas & kecepatan


muskuloskletal
(Tortora and Anagnostakos, 1990)
TEORI SISTEM IMUN
 Mutasi sel berulang Jk terjadi kelainan pd
 perubahan protein pasca translasi antigen permukaan sel

Sist imun menganggap


perubahan tsb sbg sel asing
self recognition sistem imun

Sist imun menghancurkan sel

(Goldstein, 1989)
Autoimun
TEORI MUTASI SOMATIK
(TEORI ERROR CATASTROPHE)
Transkripsi DNA  RNA
Translasi RNA  protein/ enzim

Terbentuk protein/ enzim yg salah Sistem pengontrol tingkat


seluler & molekular
Kesalahan proses, terjadi dalam wkt
lama

Reaksi metabolisme yg salah


(Constantinides, 1994 dikutip oleh
Fungsional sel Darmojo dan Martono, 2000)
TEORI MENUA AKIBAT METABOLISME
Berkurangnya intake kalori Metabolisme

Proliferasi sel
Produksi hormon oleh kelenjar

(MC Kay et all, 1935 dikutip Darmojo dan Martono, 2004)


TEORI KERUSAKAN AKIBAT RADIKAL BEBAS

Radikal bebas di fagosit tubuh

W a k t u
Menghasilkan produk sampingan
di mitokondria

- Bersifat reaktif & merusak


- Bereaksi dg DNA, protein, As.
Lemak tak jenuh
Kerusakan terus terjadi

Sel mati
2. FAKTOR PSIKOSOSIAL

Faktor ini berkaitan dengan pengaruh sosial terhadap


perilaku lansia.

Beberapa teori psikososial lansia yaitu:


TEORI AKTIVITAS (ACTIVITY THEORY)

Muda
Tetap Aktif Tua
TEORI KEPRIBADIAN BERLANJUT
(CONTINUITY THEORY)

USIA MUDA
Kepribadian Menetap/
Tingkah Laku LANSIA
tidak berubah
Personality type

(Kuntjoro, 2002)
TEORI PEMBEBASAN
(DISENGAGEMENT THEORY)

LANSIA:
USIA MUDA Triple Loss
• Hubungan interpersonal • Loss of role
• Interaksi sosial Lepas • Restrictian of contact & relationship
• Reduced commitment to social mores & values

(Kuntjoro, 2002)
3.
a. Nutrisi  mengganggu keseimbangan imun
b. Stress:
 Biologik: obat, infeksi, radikal bebas
 Psikososial: Stressor
 Kehidupan sehari-hari & lingkungan rumah
 Pekerjaan
 Tuntutan sosial
 Gaya hidup
c.Fisik :
 Sinar matahari  Ultraviolet:
eritema, eksfoliasi, tanning, premature aging
 Radikal bebas:
Pajanan UV, sinar X
polusi udara (asap kendaraan, asap rokok, Freon)
Pajanan bahan kimia dilingkungan & makanan
(pengawet, pewarna, penguat rasa)
Senyawa oksigen reaktif / Reactive Oxygen Species (ROS)
 Suhu/ cuaca, mekanik, trauma
Infeksi dan
Imunologi Sel dan Sistem
Pancaindra
Sistem Syaraf
Pusat dan Otonom Sistem
PERUBAHAN FISIK Gastrointestinal
Sistem Integumen
Sistem
Kardiovaskuler
Sistem
Muskuloskeletal
Sistem Respirasi
PERUBAHAN YANG
Sistem Reproduksi
TERJADI PADA LANSIA Sistem
Endokrinologik

Perubahan Sistem
Psikologis Hematologik

PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Sistem Persendian
DAN PSIKOSOSIAL
Sistem Urogenital
Perubahan
dan Tekanan
Psikososial
Darah
SEL DAN SISTEM PANCAINDRA

•SEL : Jumlah berkurang, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun.
•SISTEM PANCAINDRA :
1.Pendengaran : hilangnya neuron di kokhlea, elastisitas membran vibrasi basiler menurun, akumulasi
serumen meningkat, atrofi striae vaskularis, degenerasi sel rambut di kanal semi sirkularis, penurunan
pendengaran.
2.Penglihatan : presbiopia, lensa kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah,
ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, lapang pandang
menyempit.
3.Raba/ taktil : atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, liver spot (pigmen coklat), tipis,
berbercak, perabaan menurun.
4.Pengecap : hilangnya tanggap terhadap refleks batuk dan menelan, lipatan suara menghilang, suara
gemetar, nada meninggi, kekuatan dan jangkauan menurun, atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan
tulang rawan larings.
5.Penciuman : gangguan rasa membau.
SISTEM GASTROINTESTINAL
•Penurunan intake.
•Kehilangan gigi, periodental disease.
•Indra pengecap menurun : adanya iritasi kronis selaput lendir, atrofi indra pengecap,
hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa asin, asam, pahit.
•Sensitivitas lapar di lambung menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan
lambung lama.
•Peristaltik usus lemah hingga timbul konstipasi.
•Fungsi absorpsi lemah.
•Liver mengecil, berkurangnya aliran darah, dan menurunnya tempat penyimpanan lemak.
•Produksi enzim pencernaan menurun.
•Disfagia, BB menurun.
SISTEM KARDIOVASKULER
•Massa jantung bertambah, ventrikel kiri hipertropi, kemampuan peregangan
jantung berkurang, perubahan jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan
klasifikasi SA node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat,
konsumsi O2 pada tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas paru
menurun.
•Katup jantung menebal dan kaku.
•Menurunnya kontraksi dan volume.
•Elastisitas pembuluh darah menurun.
•Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga TD meningkat.
SISTEM RESPIRASI
•Kekuatan otot pernapasan menurun dan kaku.
•Elastisitas paru menurun.
•Kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih
berat.
•Alveoli melebar dan jumlahnya menurun.
•Kemampuan batuk menurun.
•Penyempitan pada bronkus.
SISTEM ENDOKRINOLOGIK
•Produksi hormon menurun.
•Penurunan aktivitas tiroid.
•Hormon seksual dan fertilitas menurun.
•Hormon pertumbuhan menurun sehingga
menimbulkan osteoporosis.
SISTEM HEMATOLOGIK
•Sumsum tulang mengandung lebih sedikit sel
hemopoitik.
•Respon regeneratif terhadap hilang darah atau
terapi anemia pernisiosa agak berkurang.
•Timbul penyakit anemia defisiensi besi,
megaloblastik, anemia penyakit kronis.
SISTEM PERSENDIAN
•Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, fasia
mengalami penurunan elastisitas.
•Ligament dan jaringan periarkular mengalami daya lentur.
•Terjadi degenerasi, erosi, dan kalsifikasi pada kartilago dan
kapsul sendi.
•Fleksibilitas sendi menurun sehingga luas dan gerak sendi menurun.
•Kaku sendi.
SISTEM UROGENITAL DAN TEKANAN DARAH

•Terjadi penebalan kapsula bowman.


•Gangguan permeabilitas terhadap solut yang akan difiltrasi.
•Nefron mengalami penurunan jumlah dan timbul atrofi pada ginjal.
•Aliran darah di ginjal menurun.
•Penebalan intima pada pembuluh darah atau tunika media akibat
aterosklerosis dan proses menua.
•Kelenturan pembuluh darah tepi meningkat sehingga menyebabkan tekanan
darah sistolik meningkat.
SISTEM SYARAF PUSAT DAN OTONOM

•Berat otak menurun.


•Meningen menebal.
•Degenerasi pigmen substantia nigra.
•Parkinson dan demensia.
•Vaskularisasi otak menurun.
•TIA, stroke.
•Gangguan persepsi analisis, memori jangka panjang dan
pendek menurun, lebih egois dan introvert kaku dalam
memecahkan masalah.
•Gangguan sensasi panas, dingin, nyeri.
SISTEM INTEGUMEN
•Kulit menipis, kering, fragil, berubah warna.
•Rambut menipis, beruban.
•Kuku menipis, mudah patah, pertumbuhan lambat, beralur.
•Elastisitas kulit menurun.
•Purpura senilis.
•Bercak campbell de morgan.
•Berkurangnya bantalan akibat penurunan lemak subkutan.
•Degenerasi kolagen.
•Atrofi epidermis, kelenjar keringat, folikel rambut,perubahan pigmenter.
SISTEM MUSKULOSKELETAL

•Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis).


•Bungkuk (kifosis).
•Persendian kaku dan membesar akibat atrofi otot.
•Kram.
•Tremor.
•Tendon mengkerut
SISTEM REPRODUKSI
Pada lansia wanita:
• ovarium dan uterus menciut
• Atrofi payudara.
• Menopouse.
• Selaput lendir vagina menurun.
• Reaksi sifat sekresi menjadi alkali.
Pada lansia pria :
• Testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun terjadi penurunan
berangsur-angsur.
• Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun.
•Perubahan psikologis pada lansia :
1. Frustasi.
2. Kesepian.
3. Takut kehilangan kebebasan.
4. Takut menghadapi kematian.
5. Perubahan keinginan.
6. Depresi dan ansietas.
•Perubahan psikososial pada lansia :
1. Pensiun.
2. Perubahan aspek kepribadian.
3. Perubahan peran sosial di masyarakat.
4. Perubahan minat.
5. Penurunan fungsi dan potensi sosial
PERUBAHAN KOGNITIF DAN SPIRITUAL PADA LANSIA
•Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia :
1. Penurunan memory (long term memory, short term memory).
2. IQ (intellegence Quotient) tidak mengalami banyak perubahan pada informasi matematika
(analitis, linier, sekuensial) dan verbal, namun persepsi dan daya fantasi menurun. Fungsi
intelektual dapat stabil (crystallized intelligent) ataupun menurun (fluid intelligent).
3. Kemampuan belajar (learning) terganggu dengan adanya demensia.
4. Kemampuan pemahaman (comprehension) atau menangkap pengertian pada lansia menurun.
5. Pemecahan masalah (problem solving) mengalami penurunan.
6. Pengambilan keputusan (decision making) lambat.
7. Kinerja (performance) mengalami penurunan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
8. Kebijaksanaan (wisdom) semakin matang.
Perubahan spiritual yang terjadi pada lansia :

1. Agama atau kepercayaan lansia makin terintegrasi dalam


kehidupannya.
2. Spiritualitas lansia bersifat universal.
3. Sikap menerima terhadap kematian.
KONSEP MENUA SEHAT
Endogenic Aging

Psikologis Celluler Tissue Organ


Anatomical

Healthy aging
(Menua sehat)
Environment Life Style

Exogenic factor
PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA
•Dikemukakan 4 penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, yakni :
1. Gangguan sirkulasi darah, ex. : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak
(koroner), dan ginjal.
2. Gangguan metabolisme hormonal, ex. : diabetes mellitus, klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan persendian, ex. : osteoartitis, gout artritis, ataupun penyakit kolagen lainnya.
4. Berbagai macam neoplasma.
• Penyakit umum pada lansia (The National old people’s welfare council):
1. Depresi mental.
2. Gangguan pendengaran.
3. Bronkitis kronis.
4. Gangguan pada tungkai/ sikap berjalan.
5. Gangguan pada coccygs/ sendi panggul.
6. Anemia.
•Menurut WHO, penyakit/ keluhan yang sering muncul pada lansia, diantaranya :
1. Artritis/ reumatisme.
2. Hipertensi dan CVD.
3. Bronkitis/ dispnea.
4. Diabetes mellitus.
5. Jatuh.
6. Stroke/ paralisis.
7. TBC.
8. Fraktur tulang.
9. Kanker.
10. Masalah kesehatan yang mempengaruhi ADL.
PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
1. Pendekatan Fisik -

yang lebih mendasar ad/ memperhatikan atau membantu lansia untuk bernafas
dengan lancar, makan minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu
berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan
menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dan kecelakaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai