Anda di halaman 1dari 42

TEORI PROSES MENUA

OLEH :
KELOMPOK III
PRODI D-III KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


KELOMPOK III

1. Dadan Samsi Ali Ramdani


2. Dea Nanda Arshani Maryadi
3. Dera Ramdani
4. Diki Somantri
TEORI PROSES MENUA

PERUBAHAN FISIK DAN PSIK KONSEP DASAR


OLOGIS SERTA PSIKOSOSIA
L PADA LANSIA KEPERAWATAN GERONTIK

PERUBAHAN KOGNITIF DAN


SPIRITUAL PADA LANSIA

PENYAKIT YANG SERING TE


RJADI PADA LANSIA
Faktor Lingkungan Faktor Biologis

Aging Proses

Faktor psikologis
KEHIDUPAN MANUSIA
• Siklus Kehidupan :

Tumbang Stabil Mundur

Proses Degeneratif
AYAT AL-QURAN MENGENAI TUA

• Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal
darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai
dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami
perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu
mengerti (Surat Al-Mu’min : 67).
• Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang
dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu
yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa (Surat An-Nahl :
70).
• Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan seluruh alam (Surat Al-An’am : 162).
Teori Seluler

TEORI BIOLOGIS Teori Genetik Clock

Teori Sintesis Protein

Teori Keracunan Oksi


gen
TEORI PROSES MENUA
Teori Sistem Imun

Teori Aktivitas Teori Mutasi Somatik

Teori Kepribadian Teori Menua Akibat


TEORI PSIKOLOGIS Metabolisme
Berlanjut

Teori Pembebasan Teori Kerusakan

BACK
Teori Biologis Tingkat Perubahan
Genetika Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan
Dipakai dan rusak (wear and tear) Kerusakan oleh radikal bebas
Lingkungan Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang
berbahaya
Imunitas Integritas sistem tubuh untuk melawan
kembali
Neuroendokrin Kelebihan atau kurangnya produksi hormon
Teori Psikologis Tingkat Proses
Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Disengagement (pemutusan) Antisipasi menarik diri
Aktivitas Membantu mengembangkan usaha
Kontinuitas Pengembangan individualitas
Ketidakseimbangan sistem Kompensasi melalui pengorganisasian diri
sendiri

Barbara Cole Donlon (Keperawatan Gerontik Edisi 2, EGC, 2007)


BACK
TEORI SELULER

“Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh
diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan
di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah akan terlihat sedikit.”

(Spence and Masson in Watson, 1992)

BACK
TEORI GENETIK CLOCK

“Menua telah diprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai
di dalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar.”

(Hayflck, 1980)

BACK
TEORI SINTESIS PROTEIN
(KOLAGEN DAN ELASTIN)

“Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan
elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam
jaringan tersebut. Pada lansia, beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit)
dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Hal ini
dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada
sistem muskuloskeletal.”

(Tortora and Anagnostakos, 1990)

BACK
TEORI KERACUNAN OKSIGEN

“Adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari
oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri
tertentu. Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran
sel mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik.”

(Tortora and Anagnostakos, 1990)

BACK
TEORI SISTEM IMUN

“Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat
menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai
sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
autoimun.”

(Goldstein, 1989)

BACK
TEORI MUTASI SOMATIK
(TEORI ERROR CATASTROPHE)

“Mekanisme pengontrolan genetik dalam tingkat sub seluler dan molekular yang bisa disebut juga
hipotesis “Error Catastrophe” menurut hipotesis tersebut menua disebabkan oleh kesalahan-
kesalahan yang beruntun. Sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA RNA) maupun dalam proses translasi
(RNA protein/ enzim). Kesalahan tersebut akan menyebabkan terbentuknya enzim yang salah.
Kesalahan tersebut dapat berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya
reaksi metabolisme yang salah, sehingga akan mengurangi fungsional sel. Apalagi jika terjadi
pula kesalahan dalam proses translasi (pembuatan protein), maka terjadi kesalahan yang makin
banyak, sehingga terjadilah katastrop.”

(Constantinides, 1994 dikutip oleh Darmojo dan Martono, 2000)

BACK
TEORI MENUA AKIBAT METABOLISME

“Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan
memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan
karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan
pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel, misalnya insulin dan hormon pertumbuhan.”

(MC Kay et all, 1935 dikutip Darmojo dan Martono, 2004)

BACK
TEORI KERUSAKAN AKIBAT RADIKAL BEBAS

“Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh di fagosit (pecah), dan sebagai
produk sampingan di dalam rantai pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas bersifat
merusak karena sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak
jenuh, seperti dalam membran sel, dan dengan gugus SH. Walaupun telah ada sistem penangkal,
namun sebagian radikal bebas tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak radikal bebas
terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak dan
akhirnya sel mati.”

BACK
TEORI AKTIVITAS ATAU KEGIATAN
(ACTIVITY THEORY)

“Seseorang yang di masa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua,
sense of integrity yang dibangun di masa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Pada lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum
(pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari usia lanjut. Mempertahankan hubungan antara
sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.”

(Nugroho, 2000)

BACK
TEORI KEPRIBADIAN BERLANJUT
(CONTINUITY THEORY)

“Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada lansia yang
sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri
dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Perubahan yang terjadi
pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.”

(Kuntjoro, 2002)

BACK
TEORI PEMBEBASAN
(DISENGAGEMENT THEORY)

“Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan
individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yakni : kehilangan peran (loss of role),
hambatan kontak sosial (restriction of contacts and relationship), dan berkurangnya komitmen
(reduced commitment to social mores and values).”

(Nugroho, 2002)
TEORI PROSES PENUAAN LAINNYA
• Teori biologi : teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori stress, teori radikal
bebas, teori rantai silang.
• Teori psikologi.
• Teori sosial : teori interaksi sosial (social exchange theory), teori penarikan diri
(disengagement theory), teori aktivitas (activity theory), teori kesinambungan (continuity
theory), teori perkembangan (development theory), dan teori stratifikasi usia (age stratification
theory).
• Teori spiritual.

BACK
Infeksi dan Imunologi
Sel dan Sistem
Pancaindra
Sistem Syaraf Pusat
dan Otonom Sistem
PERUBAHAN FISIK Gastrointestinal
Sistem Integumen
Sistem
Kardiovaskuler
Sistem
Muskuloskeletal
Sistem Respirasi
PERUBAHAN YANG TERJADI
Sistem Reproduksi
PADA LANSIA
Sistem Endokrinologik

Perubahan Psikologis Sistem Hematologik

PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Sistem Persendian
DAN PSIKOSOSIAL
Perubahan Sistem Urogenital dan
Psikososial Tekanan Darah

BACK
SEL DAN SISTEM PANCAINDRA
• SEL : Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler
menurun.
• SISTEM PANCAINDRA :
1. Pendengaran : presbiakusis, gangguan refles kontrol postural, degenerasi korti, hilangnya neuron di
kokhlea, elastisitas membran vibrasi basiler menurun, akumulasi serumen meningkat, atrofi striae
vaskularis, degenerasi sel rambut di kanal semi sirkularis, penurunan pendengaran.
2. Penglihatan : presbiopia, lensa kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah,
ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, lapang pandang
menyempit.
3. Raba/ taktil : atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, liver spot (pigmen coklat), tipis,
berbercak, perabaan menurun.
4. Pengecap : hilangnya tanggap terhadap refleks batuk dan menelan, lipatan suara menghilang,
suara gemetar, nada meninggi, kekuatan dan jangkauan menurun, atrofi dan hilangnya elastisitas
otot dan tulang rawan larings.
5. Penciuman : gangguan rasa membau.
SISTEM GASTROINTESTINAL
• Penurunan intake.
• Kehilangan gigi (periodental disease).
• Indra pengecap menurun : adanya iritasi kronis selaput lendir, atrofi indra pengecap,
hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa asin, asam, pahit.
• Sensitivitas lapar di lambung menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan
lambung lama.
• Peristaltik usus lemah hingga timbul konstipasi.
• Fungsi absorpsi lemah.
• Liver mengecil, berkurangnya aliran darah, dan menurunnya tempat penyimpanan lemak.
• Produksi enzim pencernaan menurun.
• Disfagia, BB menurun.
SISTEM KARDIOVASKULER
• Massa jantung bertambah, ventrikel kiri hipertropi, kemampuan peregangan jantung
berkurang, perubahan jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA node dan
jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat, konsumsi O2 pada tingkat maksimal
berkurang sehingga kapasitas paru menurun.
• Katup jantung menebal dan kaku.
• Menurunnya kontraksi dan volume.
• Elastisitas pembuluh darah menurun.
• Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga TD meningkat.
SISTEM RESPIRASI
• Kekuatan otot pernapasan menurun dan kaku.
• Elastisitas paru menurun.
• Kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih berat.
• Alveoli melebar dan jumlahnya menurun.
• Kemampuan batuk menurun.
• Penyempitan pada bronkus.
SISTEM ENDOKRINOLOGIK
• Produksi hormon menurun.
• Penurunan aktivitas tiroid.
• Hormon seksual dan fertilitas menurun.
• Hormon pertumbuhan menurun sehingga menimbulkan osteoporosis.
SISTEM HEMATOLOGIK
• Sumsum tulang mengandung lebih sedikit sel hemopoitik.
• Respon regeneratif terhadap hilang darah atau terapi anemia pernisiosa agak berkurang.
• Timbul penyakit anemia defisiensi besi, megaloblastik, anemia penyakit kronis.
SISTEM PERSENDIAN
• Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, fasia mengalami penurunan elastisitas.
• Ligament dan jaringan periarkular mengalami daya lentur.
• Terjadi degenerasi, erosi, dan kalsifikasi pada kartilago dan kapsul sendi.
• Fleksibilitas sendi menurun sehingga luas dan gerak sendi menurun.
• Kaku sendi.
SISTEM UROGENITAL DAN TEKANAN DARAH
• Terjadi penebalan kapsula bowman.
• Gangguan permeabilitas terhadap solut yang akan difiltrasi.
• Nefron mengalami penurunan jumlah dan timbul atrofi pada ginjal.
• Aliran darah di ginjal menurun.
• Penebalan intima pada pembuluh darah atau tunika media akibat aterosklerosis dan proses
menua.
• Kelenturan pembuluh darah tepi meningkat sehingga menyebabkan tekanan darah sistolik
meningkat.
SISTEM SYARAF PUSAT DAN OTONOM
• Berat otak menurun.
• Meningen menebal.
• Degenerasi pigmen substantia nigra.
• Parkinson dan demensia.
• Vaskularisasi otak menurun.
• TIA, stroke.
• Gangguan persepsi analisis berkurang, memori jangka panjang dan pendek menurun, lebih
egois dan introvert kaku dalam memecahkan masalah.
• Gangguan merasa panas, dingin, nyeri.
SISTEM INTEGUMEN
• Kulit menipis, kering, fragil, berubah warna.
• Rambut menipis, beruban.
• Kuku menipis, mudah patah, pertumbuhan lambat, beralur.
• Elastisitas kulit menurun.
• Purpura senilis.
• Bercak campbell de morgan.
• Berkurangnya bantalan akibat penurunan lemak subkutan.
• Degenerasi kolagen.
• Atrofi epidermis, kelenjar keringat, folikel rambut,perubahan pigmenter.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
• Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis).
• Bungkuk (kifosis).
• Persendian kaku dan membesar akibat atrofi otot.
• Kram.
• Tremor.
• Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
SISTEM REPRODUKSI
Pada lansia wanita terjadi :
• Menciutnya ovarium dan uterus.
• Atrofi pada payudara.
• Menopouse.
• Selaput lendir vagina menurun.
• Permukaan menjadi halus.
• Sekresi menjadi berkurang.
• Reaksi sifat sekresi menjadi alkali.
Pada lansia pria :
• Testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun terjadi penurunan berangsur-angsur.
• Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun.
• Perubahan psikologis pada lansia :
1. Frustasi.
2. Kesepian.
3. Takut kehilangan kebebasan.
4. Takut menghadapi kematian.
5. Perubahan keinginan.
6. Depresi dan ansietas.
• Perubahan psikososial pada lansia :
1. Pensiun.
2. Perubahan aspek kepribadian.
3. Perubahan dalam peran sosial di masyarakat.
4. Perubahan minat.
5. Penurunan fungsi dan potensi seksual.

BACK
PERUBAHAN KOGNITIF DAN SPIRITUAL PADA
LANSIA
• Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia :
1. Memory (daya ingat/ ingatan) mengalami penurunan baik ingatan jangka panjang (long term memory) maupun
ingatan jangka pendek (short term memory).
2. IQ (intellegent Quocient) tidak mengalami perubahan pada informasi matematika (analitis, linier, sekuensial) dan
perkataan verbal, namun persepsi dan daya membayangkan (fantasi menurun). Fungsi intelektual dapat stabil
(crystallized intelligent) ataupun menurun (fluid intelligent).
3. Kemampuan belajar (learning) terganggu dengan adanya demensia.
4. Kemampuan pemahaman (comprehension) atau menangkap pengertian pada lansia menurun.
5. Pemecahan masalah (problem solving) mengalami penurunan.
6. Pengambilan keputusan (decission making) lambat.
7. Kebijaksanaan (wisdom) semakin matang.
8. Kinerja (performance) mengalami penurunan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
9. Motivasi cukup besar.
• Perubahan spiritual yang terjadi pada lansia :
1. Agama atau kepercayaan lansia makin berintegrasi dalam kehidupannya.
2. Lansia makin teratur dalam kehidupan keagamaannya.
3. Spiritualitas lansia bersifat universal.
4. Sikap menerima terhadap kematian.

BACK
KONSEP MENUA SEHAT

Endogenic Aging

Celluler Tissue Organ


Anatomical

Healthy aging
(Menua sehat)

Environment Life Style

Exogenic factor
PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA
• Dikemukakan 4 penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, yakni :
1. Gangguan sirkulasi darah, ex. : hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner),
dan ginjal.
2. Gangguan metabolisme hormonal, ex. : diabetes mellitus, klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid.
3. Gangguan pada persendian, ex. : osteoartitis, gout artritis, ataupun penyakit kolagen lainnya.
4. Berbagai macam neoplasma.
• Menurut the national old people’s welfare council di Inggris, mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan
umum pada lansia, yaitu :
1. Depresi mental.
2. Gangguan pendengaran.
3. Bronkitis kronis.
4. Gangguan pada tungkai/ sikap berjalan.
5. Gangguan pada coccygs/ sendi panggul.
6. Anemia.
7. Demensia.
8. Gangguan penglihatan.
9. Ansietas/ kecemasan.
10.Dekompensasi kordis.
11.Diabetes mellitus, osteomalisia, dan hipotiroidisme.
12.Gangguan pada defekasi.
• Penyakit lanjut usia di Indonesia :
1. Penyakit-penyakit sistem pernapasan.
2. Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah.
3. Penyakit pencernaan makanan.
4. Penyakit urogenital.
5. Penyakit gangguan metabolik/ endokrin.
6. Penyakit pada persendian dan tulang.
7. Penyakit-penyakit akibat proses keganasan.
• Menurut WHO, penyakit/ keluhan yang sering muncul pada lansia, diantaranya :
1. Artritis/ reumatisme.
2. Hipertensi dan CVD.
3. Bronkitis/ dispnea.
4. Diabetes mellitus.
5. Jatuh.
6. Stroke/ paralisis.
7. TBC.
8. Fraktur tulang.
9. Kanker.
10. Masalah kesehatan yang mempengaruhi ADL.
• Menurut Departemen Kesehatan penyakit yang sering muncul pada orang dengan usia >55 tahun, terdiri dari :
penyakit kardiovaskuler, penyakit muskuloskeletal, tuberkulosis, bronkitis, asma dan gangguan pernapasan,
infeksi pernapasan akut, gigi, mulut, dan sistem pencernaan, gangguansistem syaraf, infeksi kulit, malaria, infeksi
lain.
TERIMAKASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai