Nim : 181440140
c. Teori Penuaan
Teori tentang penuaan secara garis besar dapat digolongkan dalam 2 ( dua )
kelompok, yaitu :
1) Teori Biologis
Teori biologi mencoba utk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
prubahan fungsi & struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Teori biologis antara lain :
- Teori jam genetic
- Teori interaksi sel
- Teori mutagenesis somatic
- Teori eror katastrop ( pada struktur DNA,RNA dan sintesa protein )
- Teori pemakaian & keausan (wear & tear )
- Lingkungan
- Imunitas
- Neuroendokrin
2) Teori Psikososial
Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada
kerusakan anatomi.
Yang termasuk teori psikososial antara lain :
- Disengagement teori ( pemutusan )
- Teori aktifitas
- Teori subkultur ( norma, harapan, rasa percaya, adat kebiasaan
tersendiri )
- Teori stratifikasi usia
- Teori penyesuaian individu dengan lingkungan
- Kepribadian
- Tugas perkembangan
c. Sistem Pendengaran
Persepsi sensoris mempengaruhi kemampuan seseorang utk saling berhubungan
dengan orang lain dan utk memelihara atau membentuk hubungan yang baru,
berespon terhadap bahaya, dan menginterpretasikan masukan sensoris dalam aktifitas
kehidupan sehari-hari ( AKS ).
Isolasi dapat diakibatkan oleh perubahan penglihatan & pendengaran.
d. Sistem Penglihatan
Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses penuaan
termasuk penurunan kemampuan utk melakukan akomodasi, konstriksi pupil akibat
penuaan dan perubahan warna serta kekeruhan lensa mata ( katarak ).
e. Sistem Integument
Stratum korneum (lapisan paling luar epidermis) berkurang kelembabannya
yang berakibat pada penampilan kukit yang kasar & kering
Waktu penggantian sel meningkat, dengan konsekuensi klinis waktu
penyembuhan lika lambat
Penurunan melanosit, dengan konsekuensi klinis perlindungan dari sinar UV
kurang
Penurunan jumlah kedalamanRete Ridges, konsekuensi klinis seperti; Kulit
mudah mudah terpisah, mengalami kerusakan
f. Sistem Pernafasan
Kalsifikasi kartilago kosta berupa peningkatan diameter anteroposterior, peningkatan
pernafasan abdomen & diafragma serta peningkatan kerja pernafasanPenurunan
PaO2.
Atrofi Otot pernafasanPeningkatan resiko utk terjadinya kelelahan otot
inspirasiPenurunan kecepatan aliran ekspirasi maksimal
g. Sistem Kardiovaskuler
Ventrikel kiri menebal, Implikasi klinis : Penurunan kekuatan kontraktil
Katup jantung menebal & membentuk penonjolan, Implikasi klinis :Gangguan
aliran darah melalui katup
Jumlah sel pacemaker menurun, Implikasi klinis : Umum terjadi disritmia
Arteri menjadi kaku & tdk lurus pada kondisi dilatasi, Implikasi klinis :
Penempulan respon baroreseptor, Penumpulan respon terhadap panas & dingin
Vena mengalami dilatasi, katup-katup menjadi tdk kompeten, Implikasi klinis
: Edema pd extremitas bawah dengan penumpukan darah
h. Sistem Musculoskeletal
Penurunan tinggi badan progresif yg disebabkan oleh penyempitan diskus
intervertebrata, Implikasi klinis : Postur tubuhbungkuk dengan penampilan
barrel-chest
Kekakuan rangka tulang dada pada keadaan mengembang, Implikasi klinis :
Peningkatan resiko jatuh
Penurunan produksi tulang kortikal & trabekuler, Implikasi klinis :
Peningkatan resiko fraktur
Penurunan massa otot dgn kehilangan lemak subkutan, Implikasi klinis :
Kontur tubuh yg tajam, Pengkajian status hidrasi sulit, penurunan kekuatan
otot
i. Sistem Gastrointestinal
j. Sistem Urinaria
Penebalan dasar membran, penurunan area permukaan glomerular, penurunan
panjang & volume tubulus proksimal, penurunan aliran darah
vaskuler,Implikasi klinis : Filtrasi darah kurang efisien
Penurunan massa otot yg tdk berlemak, Implikasi klinis : Penurunan total
cairan tubuh
Peningkatan total lemak tubuh, Penurunan cairan intrasel, Penurunan sensasi
haus, Penurunan kemampuan utk memekatkan urin, Implikasi klinis : Resiko
dehidrasi