Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yuyun Sukowati

Nim : 181440140

Keperawatan Gerontik Resume 3

1. KONSEP DASAR LANSIA ( TEORI MENUA)


Kemajuan ilmu pengetauan & teknologi terutama di bidang kedokteran ikut
andil dalam peningkatan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata usia
harapan hidup bangsa indonesia makin meningkat. Keadaan ini menyebabkan jumlah
populasi lanjut usia (lansia) semakin besar, bahkan cenderung bertambah lebih cepat
dan pesat.
Meningkatnya Usia harapan hidup dipengaruhi oleh : Majunya pelayanan
kesehatan, Menurunnya angak kematian bayi & anak, Adanya perbaikan gizi &
sanitasi dan Adanya peningkatan pengawasan terhadap penyakit menular
a. Proses Menua
Proses penuaan terdiri atas teori-teori tentang penuaan, aspek biologis pada proses
menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut sistem tubuh, dan
aspek psikologis pada proses penuaan
b. Mitos-Mitos Lansia & Kenyataanya
Sesuai budaya bangsa indonesia, lansia harus mendapatkan tempat yang tertinggi,
dihormati, dihargai, diperhatikan, dikasihi, dan dianggap sebagai pepunden
Individu lansia tidak perlu menarik diri dari semua kegiatan karena usianya telah tua.
Lansia tetap dapat melakukan berbagai kegiatan sesuai kondisinya.
Pada dasarnya Proses menua ditandai dengan berbagai perubahan :
 Perubahan prilaku dan masalah psikologis karena kehilangan pasangan hidup,
ditinggal anak yang telah menikah, penurunan fungsi penglihatan,
pendengaran, penyakit kronis / degeneratif, mobilitas terbatas, kesepian &
penghasilan berkurang.
 Perubahan pada Organ

c. Teori Penuaan
Teori tentang penuaan secara garis besar dapat digolongkan dalam 2 ( dua )
kelompok, yaitu :
1) Teori Biologis
Teori biologi mencoba utk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
prubahan fungsi & struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Teori biologis antara lain :
- Teori jam genetic
- Teori interaksi sel
- Teori mutagenesis somatic
- Teori eror katastrop ( pada struktur DNA,RNA dan sintesa protein )
- Teori pemakaian & keausan (wear & tear )
- Lingkungan
- Imunitas
- Neuroendokrin
2) Teori Psikososial
Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada
kerusakan anatomi.
Yang termasuk teori psikososial antara lain :
- Disengagement teori ( pemutusan )
- Teori aktifitas
- Teori subkultur ( norma, harapan, rasa percaya, adat kebiasaan
tersendiri )
- Teori stratifikasi usia
- Teori penyesuaian individu dengan lingkungan
- Kepribadian
- Tugas perkembangan

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penuaan


 Aspek psikologis pd proses penuaan
 Aspek biologis pd proses penuaan
 Aspek social
 Teori kedokteran tentang penuaan (Teori Geriatri)

e. Batasan-Batasan Lanjut Usia


Berbeda-beda, Umumnya berkisar antara 60 – 65 tahun.
Menurut beberapa ahli :
Menurut WHO :
- Usia pertengahan (middle age) 45-59 thn
- lanjut usia (elderly) 60-74 thn
- lanjut usia tua (old) 75-90 thn
- usia sangat tua (very old) > 90 thn

2. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA ( TEORI PENUAAN )


a. Perubahan Proses Pikir
Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana individu mengalami gangguan
dalam pengoprasian dan aktifitas kognitif.
Penyebabnya adalah Perubahan fisiologis ( degenerasi neuron ireversibel ), seperti :
Perubahan struktur dan ukuran otak, Atrofi girus & dilatasi suklus dan ventrikel otak,
Distribusi neuron kolinergik, norepineprin & dopamin yg tdk seimbang, Kehilangan
memori / ingatan, Gangguan tidur, Konflik psikologis dan Gangguan penilaian.

b. Perubahan Psiko –Sosial – Spiritual : Anxietas, Ketakutan, Kehilangan, Mudah marah


/ tersinggung, Curiga, Menarik diri, Kelompok sebaya, Pembatasan aktifitas, Orientasi
keagamaan, Ibadah dan Persiapan menjelang kematian / pendekatan pd sang khaliq.
Penyebabnya adalah Ancaman terhadap konsep diri, Faktor fisiologis ( perub. Status
kesehatan ), Riwayat masa lalu, Riwayat tumbuh kembang, Ancaman kematian,
Ancaman perubahan fungsi peran, Kebutuhan yang tidak terpenuhi dan Perubahan
kemampuan melakukan tugas umum

c. Sistem Pendengaran
Persepsi sensoris mempengaruhi kemampuan seseorang utk saling berhubungan
dengan orang lain dan utk memelihara atau membentuk hubungan yang baru,
berespon terhadap bahaya, dan menginterpretasikan masukan sensoris dalam aktifitas
kehidupan sehari-hari ( AKS ).
Isolasi dapat diakibatkan oleh perubahan penglihatan & pendengaran.

d. Sistem Penglihatan
Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses penuaan
termasuk penurunan kemampuan utk melakukan akomodasi, konstriksi pupil akibat
penuaan dan perubahan warna serta kekeruhan lensa mata ( katarak ).

e. Sistem Integument
 Stratum korneum (lapisan paling luar epidermis) berkurang kelembabannya
yang berakibat pada penampilan kukit yang kasar & kering
 Waktu penggantian sel meningkat, dengan konsekuensi klinis waktu
penyembuhan lika lambat
 Penurunan melanosit, dengan konsekuensi klinis perlindungan dari sinar UV
kurang
 Penurunan jumlah kedalamanRete Ridges, konsekuensi klinis seperti; Kulit
mudah mudah terpisah, mengalami kerusakan

f. Sistem Pernafasan
Kalsifikasi kartilago kosta berupa peningkatan diameter anteroposterior, peningkatan
pernafasan abdomen & diafragma serta peningkatan kerja pernafasanPenurunan
PaO2.
Atrofi Otot pernafasanPeningkatan resiko utk terjadinya kelelahan otot
inspirasiPenurunan kecepatan aliran ekspirasi maksimal

g. Sistem Kardiovaskuler
 Ventrikel kiri menebal, Implikasi klinis : Penurunan kekuatan kontraktil
 Katup jantung menebal & membentuk penonjolan, Implikasi klinis :Gangguan
aliran darah melalui katup
 Jumlah sel pacemaker menurun, Implikasi klinis : Umum terjadi disritmia
 Arteri menjadi kaku & tdk lurus pada kondisi dilatasi, Implikasi klinis :
Penempulan respon baroreseptor, Penumpulan respon terhadap panas & dingin
 Vena mengalami dilatasi, katup-katup menjadi tdk kompeten, Implikasi klinis
: Edema pd extremitas bawah dengan penumpukan darah

h. Sistem Musculoskeletal
 Penurunan tinggi badan progresif yg disebabkan oleh penyempitan diskus
intervertebrata, Implikasi klinis : Postur tubuhbungkuk dengan penampilan
barrel-chest
 Kekakuan rangka tulang dada pada keadaan mengembang, Implikasi klinis :
Peningkatan resiko jatuh
 Penurunan produksi tulang kortikal & trabekuler, Implikasi klinis :
Peningkatan resiko fraktur
 Penurunan massa otot dgn kehilangan lemak subkutan, Implikasi klinis :
Kontur tubuh yg tajam, Pengkajian status hidrasi sulit, penurunan kekuatan
otot

i. Sistem Gastrointestinal

 Hilangnya tulang periosteum & peridontal, Retraksi dari struktur gusi,


Implikasi klinis : Tanggalnya gigi, Kesulitan dlm memepertahankan gigi palsu
yg pas
 Hilangnya kuncup rasa, Implikasi klinis : Perubahan sensasi rasa
&Peningkatan penggunaan garam

Esofagus, Lambung & Usus :

 Dilatasi esofagus, Kehilangan tonus sfingter jantung, penurunan refleks


muntah, Implikasi klinis : Peningkatan resiko muntah
 Atrofi mukosa lambung, Implikasi klinis : Perlambatan mencerna makanan
 Penurunan motilitas lambung, Implikasi klinis : Penurunan absorpsi obat-
obatan, zat besi, kalsium, vit B12, sering terjdi konstipasi

j. Sistem Urinaria
 Penebalan dasar membran, penurunan area permukaan glomerular, penurunan
panjang & volume tubulus proksimal, penurunan aliran darah
vaskuler,Implikasi klinis : Filtrasi darah kurang efisien
 Penurunan massa otot yg tdk berlemak, Implikasi klinis : Penurunan total
cairan tubuh
 Peningkatan total lemak tubuh, Penurunan cairan intrasel, Penurunan sensasi
haus, Penurunan kemampuan utk memekatkan urin, Implikasi klinis : Resiko
dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai