1. KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN TYPOID
Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan
pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. Demam typoid merupakan penyakit
infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Titik
Lestari, 2016).
Penyakit infeksi akut yang mengenai saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri
salmonella typhi. Demam tifoid akan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani
secara baik dan benar, bahkan menyebabkan kematian. Prognosis menjadi tidak baik
apabila terdapat gambaran klinik yang berat, seperti demam tinggi (hiperpireksia),
febris kontinua, kesadaran sangat menurun (stupor, koma, atau delirium), terdapat
komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, perforasi (Elisabeth Purba et
al, 2016)
B. ETIOLOGI TYPOID
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi. Bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil gram negative, bergerak dengan rambut getar,
tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatic yang
terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flagella), dan 8 9 antigen VI.
Dalam serum penderita, terdapat zat (agglutinin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-
1 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
41ºC (optimum 37ºC) dan pH pertumbuhan 6-8. Factor pencetus lainnya adalah
lingkungan, system imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang
terkontaminasi, fomitus, dan lain sebagainya (Titik Lestari, 2016)
C. PATOFISIOLOGI TYPOID
Kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
Salmonella (biasanya >10.000 basil kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan
oleh asam Hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas
humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka basil Salmonella akan menembus sel-
sel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di
jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelenjar getah bening mesenterika.
Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening mesenterika mengalami
hyperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah (bakterimia) melalui ductus
thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikulo endotalial tubuh, terutama hati,
sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portar dari usus.
Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltrasi limfosit, zat plasma, dan sel
mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali). Di
organ ini, kuman Salmonella Thypi berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi,
sehingga mengakibatkan bakterimia kedua yang disertai tanda dan gejala infeksi
sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler,
dan gangguan mental koagulasi).
Pendarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri
yang sedang mengalami nekrosis dan hyperplasia. Proses patologis ini dapat
berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa basil menempel di reseptor sel endotel
kapiler dan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik
kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama
timbulnya penyakit, terjadi hyperplasia plak peyeri. Disusul kemudian, terjadi
nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak peyeri pada minggu ketiga.
Selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan
meninggalkan sikatriks (jaringan parut).
Sedangkan penularan Salmonella Thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan m elalui feses. (Titik Lestari, 2016).
2 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
D. MANIFESTASI KLINIK
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas
10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan
jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin
ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala,
pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya
ditemukan, yaitu:
1. Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten
dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur – angsur
naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah pecah
(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan
3 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung.
Hati dan limpa membesar disertai myeri dan peradangan.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang
terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada
punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada
minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula takikardi dan
epistaksis.
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan
tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua
setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut
teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak
dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hematologi
- Hb normal atau menurun pada perdarahan usus atau perforasi.
- Leukosit (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi.
- LED ( Laju Endap Darah ) : Meningkat
- Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).
2. Urinalis
- Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam).
- Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.
3. Kimia Klinik
Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan
Seperti hepatitis Akut.
4. Widal
- Mendeteksi adanya antibodi didalam darah terhadap antigen
kuman Samonella typhi / paratyphi .
- Sebagai uji cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui.
- Hasil Positif, positif palsu atau negatif palsu.
- Hasil Positif Palsu : Pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan
spesies lain (Enterobacteriaceae sp), pernah sakit typoid, dan adanya faktor
rheumatoid (RF).
4 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
- Hasil Negatif Palsu : penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu
pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang
buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
- Dinyatakan typoid atau para typoi bila : titer O = 1/160 Titer O
meningkat setelah akhir minggu.
- Permintaan tes widal ini pada penderita yang baru menderita demam
beberapa hari kurang tepat. Bila hasil reaktif (positif) kemungkinan besar
bukan disebabkan oleh penyakit saat itu tetapi dari kontrak sebelumnya.
5. Elisa Salmonella typhi/paratyphi lgG dan lgM
- Lebih baru, lebih sensitif dan spesifik dibandingkan uji Widal untuk
mendeteksi Demam Tifoid/ Paratifoid.
- Sebagai tes cepat (Rapid Test) hasilnya juga dapat segera di ketahui.
- Hasil : IgM positif menandakan infeksi akut , jika lgG positif
menandakan pernah kontak/ pernah terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemik.
6. Kultur (Gall culture/ Biakan empedu)
- Uji ini merupakan baku emas (gold standard) untuk pemeriksaan Demam
Typhoid/ paratyphoid.
- Jika hasil positif maka diagnosis pasti untuk Demam Tifoid/ Paratifoid.
- Jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam Tifoid/ Paratifoid,
- Negatif palsu :
Mungkin jumlah darah terlalu sedikit kurang dari 2Ml
darah dibiarkan membeku dalam spuit kuman terperangkap di
dalam bekuan)
Saat pengambilan darah masih dalam minggu 1 sakit
Sudah mendapatkan terapi antibiotika, dan sudah mendapat vaksinasi.
- Kekurangan uji ini : hasil lama karena menunggu pertumbuhan kuman ( LK 7
hari)
- Spesimen yang digunakan pada awal sakit adalah darah, kemudian untuk
stadium lanjut/ carrier digunakan urin dan tinja.
F. KOMPLIKASI TYPOID
1. Komplikasi intestinal :
Perdarahan usus, Perporasi usus dan Ilius paralitik.
2. Komplikasi extra intestinal:
- Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),
miokarditis, thrombosis, tromboplebitis.
- Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndrome
uremia hemolitik.
- Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
5 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
- Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
- Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
- Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan
arthritis.
- Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,
polyneuritis perifer, sindroma Guillain bare dan sindroma katatonia, tifoid
ensefalopati.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Perawatan :
1. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk mencegah
komlikasi perdarahan usus.
2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya 16 tranfusi bila
ada komplikasi perdarahan.
Diet :
1. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
2. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
3. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
4. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.
Obat-obatan
Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit typhoid. Waktu
penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan. Antibiotika, seperti
ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim sufamethoxazole dan ciproloxacin sering
digunakan untuk merawat demam tifoid di Negara-negara barat. Obat-obat antibiotic
adalah :
1. Kloramfenikol (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis per oral atau
intravena) selama 10-14 hari.
2. Jika tidak dapat diberikan kloramfenikol, dipakai amoksislin 100 mg/kgBB/hari
peroral atau ampisilin intravena selama 10 hari, atau kotrimoksazol 48
mg/kgBB/hari (dibagi 2 dosis) peroral selama 10 hari.
3. Bila klinis tidak ada perbaikan digunkan generasi ketiga sefalosporin seperti
seftiakson (80 mg/kg IM atau IV, sekali sehari, selama 5-7 hari) atau sefiksim
oral (20 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari).
Bila tak terawat, demam typhoid dapat berlangsung selama 3 minggu 17 sampai
sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Vaksin
untuk demam typhoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan
6 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin) (Titik Lestari, 2016).
Pengobatan penyulit tergantung macamnya. Untuk kasus berat dan dengan
manifestasi nerologik menonjol, diberi Deksametason dosis tinggi dengan dosis awal
3 mg/kgBB, intravena perlahan (selama 30 menit). Kemudian disusul pemberian
dengan dosis 1 mg/kgBB dengan tenggang waktu 6 jam sampai 7 kali pemberian.
Tatalaksana bedah dilakukan pada kas
us-kasus dengan penyulit perforasi usus (Titik Lestari, 2016)
7 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
a. Pola nutrisi Sebelum sakit: pasien mengatakan makan 3 kali sehari,
dengan membeli karena kalua, karena jika memasak , anaknya tidak
suka
b. Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit: pasien mengatakan tidak pernah
tidur siang, tidur malam kurang lebih 6-7 jam perhari, sebelum tidur
pasien melakukan berdoa.
9. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan fisik : 52 kg, tinggi badan 158 cm. , tekanan darah
120/90 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu tubuh
38,6 °C
b. Sistem penglihatan : pasien memakai kaca mata dengan lensa minus,
pasien tidak memakai lensa kontak dan reaksi mata terhadap cahaya
positif dengan adanya reflek pupil miosis saat diberikan rangsang
cahaya.
c. Sistem pencernaan : gigi terdapat caries, lidah kotor dan tremor,
terasa pahit di mulut, malas makan dan minum karena terasa pahit.
tidak muntah, nyeri didaerah perut jika di palpasi, , skala nyeri 3 (0-
10 ) , karakteritstik saat ditekan, frekuensi bising usus 10 x/menit, ada
konstipasi, abdomen kembung saat dilakukan palpasi.
d. Sistem endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, nafas
pasien tidak berbau keton, tidak ditemukan tanda-tanda polidipsi,
poliuri, dan poliphagi pada pasien, dan tidak ada luka gangren.
e. Sistem urogenital : urin berwarna kuning jernih, keluar 120cc/24jam ,
saat dilakukan palpasi kandung kemih tidak teraba distensi, tidak
ditemuka tanda-tanda sakit pinggang.
f. Sistem integumen : Turgor kulit baik, temperatur kulit panas, warna
kulit kemerahan, keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi
pada daerah pemasangan infus di bawah siku sinistra tidak ada
hematoma, edema, dan phlebitis,
g. Penunjang : Pemeriksaan Laboratorium : Hemoglobin 13.7 g/dL,
Hematokrit 41 % , Leukosit 5 4.000 leukosit/mcl . Hasil Widal
1/320.
h. Penatalaksanaan : Diet lunak , Obat oral: Paracetamol 3x1 tablet ,
Terapi parenteral cairan infus 2 kolf Asering/24 jam , Ceftriaxone
2x500mg (drip) Omeprazole 2x1 amp , Ondancentrone 2x8 mg
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b. d infeksi salmonella typhi
2. Intoleransi Aktivitas b. d Kelemahan
8 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
3. Defisit Nutrisi b. d Ketidakmampuan mengabsorbsi Nutrien
4. Ketidakpatuhan b. d Lingkungan tidak terapeutik
9 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
SOAL KASUS
Ny. X jenis kelamin perempuan 29 tahun sudah menikah. Pada tanggal 7 Desember
2020 jam 13.00 WIB, Ny.X datang keruang Melati diantar oleh portir menggunakan
brankart Bersama keluarga, mengeluh demam tidak turun sejak 3 hari yang lalu dan
sejak itu Pasien mengatakan tidak mandi karena Perut terasa kembung, konstipasi
sejak 3 hari yang lalu. Mulut terasa pahit lidah kotor dan tremor, sudah minum obat
paracetamol. Panas tidak turun. Pasien lemas, Keadaan umun sakit sedang GCS: 15
(E:4 V:5 M:6). Tingkat kesadaran compos mentis. TTV; TD: 120/90 mmHg,
frekuensi nadi: 72x/menit, frekuensi pernapasan: 20x/menit, S: 36,3ºC.Sudah
diberikan infus 2 kolf asering/24 jam mendapat injeksi ranitidine 1 ampul,
ondancentrone 8 mg. cefriaxon 2x 500mg IV. Pasien mengatakan perut terasa tidak
enak, demam sudah 3 hari dan tidak napsu makan. Pasien mengatakan pernah
dirawat setahun yang lalu karena typoid. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap
ikan (udang). Ibu memiliki penyakit DM. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang menjadi faktor risiko tidak ada. Pola nutrisi sebelum sakit pasien
mengatakan makan 3 kali sehari dengan membeli karena karena jika memasak ,
anaknya tidak suka. Pasien mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam kurang
lebih 6-7 jam perhari, sebelum tidur pasien melakukan berdoa.
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik : 52 kg, tinggi badan 158 cm. , tekanan darah 120/90
mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu tubuh 38,6 °C
Sistem penglihatan : pasien memakai kaca mata dengan lensa minus, pasien
tidak memakai lensa kontak dan reaksi mata terhadap cahaya positif dengan
adanya reflek pupil miosis saat diberikan rangsang cahaya.
Sistem pencernaan : gigi terdapat caries, lidah kotor dan tremor, terasa pahit
di mulut, malas makan dan minum karena terasa pahit. tidak muntah, nyeri
didaerah perut jika di palpasi, , skala nyeri 3 (0-10 ) , karakteritstik saat
ditekan, frekuensi bising usus 10 x/menit, ada konstipasi, abdomen kembung
saat dilakukan palpasi.
Sistem endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, nafas pasien tidak
berbau keton, tidak ditemukan tanda-tanda polidipsi, poliuri, dan poliphagi
pada pasien, dan tidak ada luka gangren.
Sistem urogenital : urin berwarna kuning jernih, keluar 120cc/24jam , saat
dilakukan palpasi kandung kemih tidak teraba distensi, tidak ditemuka tanda-
tanda sakit pinggang.
10 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Sistem integumen : Turgor kulit baik, temperatur kulit panas, warna kulit
kemerahan, keadaan kulit baik, tidak ada kelainan kulit, kondisi pada daerah
pemasangan infus di bawah siku sinistra tidak ada hematoma, edema, dan
phlebitis,
Penunjang : Pemeriksaan Laboratorium : Hemoglobin 13.7 g/dL, Hematokrit
41 % , Leukosit 5 4.000 leukosit/mcl . Hasil Widal 1/320.
Penatalaksanaan : Diet lunak , Obat oral: Paracetamol 3x1 tablet , Terapi
parenteral cairan infus 2 kolf Asering/24 jam , Ceftriaxone 2x500mg (drip)
Omeprazole 2x1 amp , Ondancentrone 2x8 mg
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 7 Desember 2020
Tanggal Masuk : 7 Desember 2020
Ruang/Kelas : Melati
Nomor Register : 26050100
Diagnosa Medis : Typoid
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. X
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 29 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan: Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jalan Pecah Kulit I, Kelurahan Tangki
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : BPJS
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Keluarga dan rekam medis
2. Resume (Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian
dilakukan meliputi : data focus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri
serta kolaborasi dan evaluasi secara umum)
Pada tanggal 7 Desember 2020 jam 13.00 WIB, Ny.X datang keruang Melati diantar
oleh portir menggunakan brankart Bersama keluarga, mengeluh demam tidak turun
11 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
sejak 3 hari yang lalu. Perut terasa kembung, konstipasi sejak 3 hari yang lalu.
Mulut terasa pahit lidah kotor dan tremor, sudah minum obat paracetamol. Panas
tidak turun. Pasien lemas, Keadaan umun sakit sedang GCS: 15 (E:4 V:5 M:6)
tingkat kesadaran : compos mentis. TTV; TD: 120/90 mmHg, frekuensi nadi:
72x/menit, frekuensi pernapasan: 20x/menit, S: 36,3ºC.Sudah diberikan infus 2 kolf
asering/24 jam mendapat injeksi ranitidine 1 ampul, ondancentrone 8 mg. cefriaxon
2x 500mg IV
3. Riwayat Keperawatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama : Pasien mengatakan perut terasa tidak enak, demam sudah
3 hari dan tidak napsu makan
2) Kronologis keluhan :
.
a) Faktor pencetus : Typoid
b) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ✔ ) Bertahap
c) Lamanya : 3 hari
d) Upaya mengatasi : Sudah diberikan infus 2 kolf asering/24 jam
mendapat injeksi ranitidine 1 ampul,
ondancentrone 8 mg. cefriaxon 2x 500mg IV
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor risiko
Tidak ada
12 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
4) Masalah yang mempengaruhi klien : Tidak ada
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / Di Rumah sakit
sebelum di RS
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan :
X / hari 3x/hari 2x/hari
b. Nafsu makan : baik/tidak Nafsu Makan Baik Nafsu Makan Tidak
Alasan :
..(mual, muntah, sariawan) Baik
c. Porsi makanan yang dihabiskan 1 porsi ½ porsi
d. Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
e. Makanan yang membuat alergi Udang Udang
f. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
g. Makanan diet Tidak ada Tidak ada
h. Penggunaan obat-obatan sebelum Tidak ada Tidak ada
makan
i. Penggunaan alat bantu (NGT, dll) Tidak ada Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a.B.a.k :
1) Frekuensi :
. X / hari 4x/hari 3x/hari
2) Warna :
.. Bening Bening
3) Keluhan :
.. Tidak ada Tidak ada
4) Penggunaan alat bantu (kateter, dll) Tidak ada Tidak ada
13 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
b. B.a.b :
1) Frekuensi :
. X / hari 2x/hari 1x/hari
2) Waktu : Tidak tentu Tidak tentu
(Pagi / Siang / Malam / Tidak tentu)
3) Warna :
.. Kuning kecoklat – Kuning kecoklat –
4) Kosistensi :
.. coklatan coklatan
5) Keluhan :
.. Tidak ada Tidak ada
6) Penggunaan Laxatif : ..
.. Tidak ada Tidak ada
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi :
. X / hari 2x/hari 1x/hari
2) Waktu : Pagi/Sore/Malam Pagi – Sore Sore
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi :
. X / hari 2x/hari 2x/hari
2) Waktu : Pagi /Siang/ Setelah makan Pagi dan Malam Pagi dan Setelah makan
c. Cuci rambut
1) Frekuensi :
. X / minggu 4x/minggu 1x/minggu
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur siang :
. Jam / hari Tidak pernah tidur 2 jam/hari
siang
b. Lama tidur malam :
. Jam / hari 6 – 7 jam/hari 5 jam/hari
c. Kebiasaan sebelum tidur :
Berdo’a sebelum Berdo’a sebelum tidur
tidur
5. Pola Aktivitas dan Latihan.
a. Waktu bekerja : Pagi/Siang/Malam Pagi Tidak bekerja
b. Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak Tidak Tidak
c. Jenis olah raga :
Tidak ada Tidak ada
d. Frekuensi olahraga :
X / minggu - -
e. Keluhan dalam beraktivitas
(Pergerakan tubuh/mandi/Mengenakan - -
pakaian/ Sesak setelah beraktifitas dll)
6. Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Merokok : Ya / Tidak Tidak Tidak
1) Frekuensi :
.. - -
2) Jumlah :
.. - -
3) Lama Pemakaian :
.. - -
b. Minuman keras / NABZA: Ya / Tidak Tidak Tidak
14 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
1) Frekuensi :
.. - -
2) Jumlah :
.. - -
3) Lama Pemakaian :
.. - -
4. Pengkajian Fisik :
a. Pemeriksaan Fisik Umum :
1) Berat badan : 52 Kg (Sebelum Sakit : 54 Kg)
2) Tinggi Badan : 158 cm
3) Tekanan Darah : 120/90 mmHg
4) Nadi : 80X / menit
5) Frekuensi Nafas : 20X / menit
6) Suhu tubuh : 38,6 C
7) Keadaan umum : ( )Ringan ( ) Sedang ( ✔ ) Berat
8) Pembesaran kelenjar getah bening : ( ✔ ) Tidak
( ) Ya, Lokasi………..
b. Sistem Penglihatan :
1) Sisi mata :
( ✔ )Simetri ( ) Asimetris
2) Klopak mata :
( ✔ )Normal ( ) Ptosis
3) Pergerakan bola mata (✔): Normal ( ) Abnormal
4) Konjungtiva :
( ) Merah muda ( ✔ ) Anemis ( ) Sangat Merah
5) Kornea (✔): Normal ( ) Keruh/berkabut
( ) Terdapat Perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik ( ✔ ) Anikterik
7) Pupil : ( ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ✔ ) Miosis
8) Otot-otot mata : ( ✔ ) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ✔ ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
10) Tanda-tanda radang : tidak ada
11) Pemakaian kaca mata : ( ) Tidak ( ✔ ) Ya, Jenis lensa minus
12) Pemakaian lensa kontak : Tidak memakai lensa kontak
13) Reaksi terhadap cahaya : Reaksi mata terhadap cahaya positif
c. Sistem Pendengaran :
1) Daun telinga : ( ✔ )Normal ( ) Tidak, Kanan/kiri……………
2) Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) : .......................................
3) Kondisi telinga tengah: ( ✔ )Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
4) Cairan dari telinga : ( ✔ )Tidak ( ) Ada,……
( ) Darah, nanah dll.
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( ✔ )Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, kanan/kiri …..….
8) Gangguan keseimbangan : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya,…………….
9) Pe makaian alat bantu : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
15 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
( ) Ada sumbatan; ……….
2) Pernafasan : ( ✔ ) Tidak Sesak ( ) Sesak :…………..
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
4) Frekuensi : …………. x / menit
5) Irama : ( ✔ )Teratur ( ) Tidak teratur
6) Jenis pernafasan : ……( Spontan, Kausmaull, Cheynestoke, Biot, dll)
7) Kedalaman : ( ✔ )Dalam ( ) Dangkal
8) Batuk : ( ✔ )Tidak ( ) Ya …….(Produktif/Tidak
9) Sputum : ( ✔ )Tidak ( ) Ya ..(Putih/Kuning/Hijau)
10) Konsistensi : ( ) Kental ( ✔ ) Encer
11) Terdapat darah : ( ) Ya (✔ ) Tidak
12) Palpasi dada : Tidak
13) Perkusi dada : Tidak
14) Suara nafas : (✔ ) Vesikuler ( ) Ronkhi
( ) Wheezing ( )Rales
15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
16) Penggunaan alat bantu nafas : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya ………………………..
f. Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a) Nadi 20 x/menit : Irama : ( ✔ ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah ( ✔ ) Kuat
b) Tekanan darah : 120/90 mm/Hg
c) Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
Kiri : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
d) Temperatur kulit ( ✔ ) Hangat ( ) Dingin
e) Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis ( ✔ ) Kemerahan
f) Pengisian kapiler : …………… detik
g) Edema : ( ) Ya,………. ( ✔ ) Tidak
( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka
2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
b) Irama : ( ✔ ) Teratur ( ) Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
d) Sakit dada : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
1) Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti terbakar ( ) Seperti tertimpa benda berat
3) Skala nyeri : ………………
g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya
2) Perdarahan : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya, …..:
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan
( ) Perdarahan gusi ( ) Echimosis
16 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
( ) Nyeri Kepala hebat
( ) Papil Edema
i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : ( ✔ ) Caries ( ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
4) Lidah kotor : ( ✔ ) Ya ( ) Tidak
5) Salifa : ( ✔ ) Normal ( ) Abnormal
6) Muntah : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya,……..….
a) Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan ( ) Darah
b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan ( ) Kehijauan
( ) Cokelat ( ) Kuning ( ) Hitam
c) Frekuensi : ……………….X/hari
d) Jumlah :………………..ml
7) Nyeri daerah perut : ( ✔ ) Ya, jika di palpasi ( ) Tidak
8) Skala Nyeri : 3 ( 0 – 10 )
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ✔ ) Seperti ditusuk-tusuk( ) Melilit-lilit
( ) Cramp ( ) Panas/seperti terbakar
( ) Setempat ( ) Menyebar
( ) Berpindah-pindah ( ) Kanan atas
( ) Kanan bawah ( ) Kiri atas ( ) Kiri bawah
10) Bising usus : 10x / menit.
11) Diare : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya,………….
a) Lamanya : …………….. Frekuensi :
..x / hari.
b) Warna faeces : ( ) Kuning ( ) Putih seperti air cucian beras
( ) Cokelat ( ) Hitam ( ) Dempul
c) Konsistensi faeces: ( ) Setengah padat ( ) Cair ( ) Berdarah
( ) Terdapat lendir ( ) Tidak ada kelainan
12) Konstipasi : ( ) Tidak ( ✔ ) Ya,………….
lamanya : ………….. hari
13) Hepar : ( ✔ ) Teraba ( ) Tak teraba
14) Abdomen : ( ) Lembek ( ✔ ) Kembung ( ) Acites
( ) Distensi
j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya,
( ) Exoptalmus ( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
( ) Poliuri ( ) Polidipsi ( ) Poliphagi
Luka Ganggren : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya, Lokasi……………
Kondisi Luka………………
k. Sistem Urogenital
17 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Balance Cairan : Intake……………ml; Output………….ml
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency ( ) Disuria
( ) Tidak lampias ( ) Nocturia ( ) Inkontinensia
( ) Anuria
B.a.k : Warna : ( ✔ ) Kuning jernih ( ) Kuning
kental/coklat
( ) Merah ( ) Putih
Distensi/ketegangan kandung kemih : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
Skala nyeri : ……………
l. Sistem Integumen
Turgor kulit : ( ✔ )Baik ( ) Buruk
Temperatur kulit : Panas
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis ( ✔ ) Kemerahan
Keadaan kulit : ( ✔ ) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
( ) Luka, Lokasi…………..
( ) Insisi operasi, Lokasi …………………………...
Kondisi……………………….…………
( ) Gatal-gatal ( ) Memar/lebam
( ) Kelainan Pigmen
( ) Luka bakar, Grade……….. Prosentase…………
( ) Dekubitus, Lokasi………….
Kelainan Kulit : ( ✔ ) Tidak ( ) Ya, Jenis…………………….
Kondisi kulit daerah pemasangan Infus : Sinistra
Keadaan rambut : - Tekstur : ( ✔ ) Baik ( ) Tidak ( ) Alopesia
- Kebersihan : ( ✔ ) Ya ( ) Tidak, …….
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
Fraktur : ( ) Ya ( ✔ ) Tidak
Lokasi : …………………………………….
Kondisi:…………………………………….
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur ( ) Bengkak
( ) Lain-lain, sebutkan : tidak ada
Kelaianan struktur tulang belakang:( )Skoliasis ( ) Lordosis
( ) Kiposis
Keadaan Tonus otot : ( ✔ ) Baik ( ) Hipotoni
( ) Hipertoni ( ) Atoni
Kekuatan Otot : … … … … … …
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hemoglobin 13.7 g/Dl
18 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
- Hematokrit 41 %
- Leukosit 4.000 leukosit/mcl
- Hasil Widal 1/320
7. Penatalaksanaan (Therapi/pengobatan termasuk diet )
- Diet lunak
- Paracetamol 3x1 tablet (Oral)
- Terapi parenteral cairan infus 2 kolf Asering/24 jam
- Ceftriaxone 2x500mg (drip)
- Omeprazole 2x1 amp
- Ondancentrone 2x8 mg
8. Data Fokus
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin 13.7 g/dL
Hematokrit 41 %
Leukosit 4.000 leukosit/mcl
Hasil Widal 1/320.
PEMBERIAN OBAT
Paracetamol 3x1 tablet
Terapi parenteral cairan infus 2 kolf
Asering/24 jam
Ceftriaxone 2x500mg (drip)
Omeprazole 2x1 amp
Ondancentrone 2x8 mg
19 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
9. Analisa Data
DO:
Hasil TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 72x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 38,6ºC.
Hasil Widal 1/320
Keadaan tubuh
pasien terasa panas
Intoleransi Aktivitas
2.
DS :
Pasien mengatakan
tidak mandi sejak
sakit
Pasien mengatakan b.d Kelemahan
perut terasa kembung
DO :
Tingkat kesadaran Defisit Nutrisi
compos mentis
Pasien terlihat tremor
Jika dilakukan
palpasi di perut
pasien tampak nyeri
dengan skala 3
DS :
3. Ketidakmampuan
Pasien mengatakan mengabsorbsi Nutrien
tidak napsu makan
Pasien mengatakan
konstipasi sejak 3
hari yang lalu Ketidakpatuhan
20 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Pasien mengatakan
alergi ikan (udang)
DO :
Keadaan pasien
lemas
Lidah terlihat kotor
DS :
Lingkungan tidak
Pasien mengatakan
pernah dirawat terapeutik
setahun yang lalu
4.
karena typoid
Pasien mengatakan
sering jajan di luar
karena anaknya tidak
suka makanan yang
ada dirumah
DO :
21 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Terapeutik
4.
8-12-20 10-12-20
22 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Diagnosa
Tujuan dan Paraf &
Tgl. No. Keperawatan Rencana Tindakan
Kriteria Hasil nama jelas
(PES)
8/12/20 1. Hipertermia NOC : NIC : MILA
Termoregulasi Termoregulasi (pengaturan KARMIL
b. d infeksi
suhu tubuh agar tetap A
salmonella Setelah dilakukan berada pada rentang
intervensi normal)
typhi
keperawatan
Ditandai selama 2x24 jam Manajemen Hipertermia
maka Hipertermia Observasi :
dengan :
membaik dengan 1) Kaji TTV
kriteria hasil ; 2) Identifikasi
DS :
Pucat penyebab
Pasien hipertermia
menurun
mengatakan 3) Monitor suhu tubuh
Suhu tubuh
mengeluh 4) Monitor kadar
pasien
demam tidak elektrolit
membaik
turun sejak 3 5) Monitor Haluan
hari yang lalu Suhu kulit
membaik urine
Tekanan 6) Monitor komplikasi
DO: akibat hipertermia
darah
-Hasil TTV : membaik
Terapeutik :
TD: 120/90 Lakukan pendinginan pada
mmHg eksternal (mis. kompres
N: 72x/menit dingin pada dahi, leher,
RR: dada, abdomen, aksila)
20x/menit
Suhu:38,6ºC. Edukasi :
- Hasil Widal Anjurkan tirah baring
1/320
-Keadaan Kolaborasi :
tubuh pasien 1) Kolaborasi
terasa panas pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika perlu
2) Kolaborasi
pemberian obat :
Paracetamol
3x1 tablet
500mg
Terapi
parenteral
cairan infus 2
kolf Asering/24
jam
Ceftriaxone
Intoleransi
2x500mg (drip)
Aktivitas b. d
Kelemahan
23 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Ditandai
MILA
dengan :
8/12/20 2. NOC : NIC : KARMIL
Intoleransi Manajemen Energi A
DS : Aktivitas Obervasi :
Setelah dilakukan 1) Monitor kelelahan
-Pasien intervensi fisik dan emosional
mengatakan keperawatan 2) Monitor pola dan
tidak mandi selama 2x24 jam jam tidur
sejak sakit maka Intoleransi 3) Monitor lokasi dan
aktivitas ketidaknyamanan
-Pasien meningkat selama melakukan
mengatakan dengan kriteria aktivitas
perut terasa hasil : Terapeutik :
kembung
Kemudaha 1) Sediakan
DO : lingkungan yang
n dalam
melakukan nyaman dan rendah
-Tingkat stimulus (mis.
aktivitas
kesadaran cahaya, suara,
sehari –
compos kunjungan)
hari
mentis 2) Berikan aktivitas
meningkat
-Pasien distraksi yang
Perasaan
terlihat menenangkan
lemah
tremor Edukasi :
menurun
-Jika 1) Anjurkan tirah
dilakukan baring
palpasi di 2) Anjurkan
perut pasien menghubungi
tampak nyeri perawat jika ada
dengan skala tanda dan gejala
3 kelelahan tidak
berkurang
Defisit
Nutrisi b. d
Ketidakmam
puan
mengabsorbs
i Nutrien
MILA
8/12/20 3. Ditandai NIC : KARMIL
NOC :
dengan : Status Nutrisi Manajemen Nutrisi A
Observasi :
DS : Setelah dilakukan 1) Identifikasi status
intervensi nutrisi
-Pasien keperawatan 2) Identifikasi alergi
mengatakan selama 2x24 jam dan intoleransi
tidak napsu maka Defisit makanan
makan Nutrisi Membaik 3) Monitor asupan
-Pasien dengan kriteria makanan
mengatakan hasil : Terapeutik :
konstipasi Porsi 1) Lakukan oral
sejak 3 hari makanan hygiene sebelum
yang lalu yang makan, jika perlu
-Pasien dihabiskan 2) Berikan makanan
24 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
mengatakan meningkat tinggi serat untuk
alergi ikan Verbalisasi mencegah
(udang) keinginan konstipasi
untuk 3) Berikan suplemen
DO : meningkat makanan, jika perlu
kan nutrisi
Keadaan meningkat Kolaborasi :
pasien lemas Frekuensi 1) Kolaborasi dengan
makan ahli gizi untuk
membaik menentukan jumlah
Nafsu kalori dan jenis
makan nutrient yang
Ketidakpatuh membaik dibutuhkan, jika
perlu
an b. d
2) Kolaborasi
Lingkungan pemberian obat
Omeprazole 2x1
tidak
amp
Terapeutik Ondancentrone 2x8
Ditandai
8/12/20 4. dengan : NOC : NIC
Tingkat Dukungan kepatuhan
DS : Kepatuhan program pengobatan
25 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )
No.
Tgl./ Paraf dan
DK Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu Nama Jelas
.
10/12/20 1. (IMPLEMENTASI HARI PERTAMA) MILA
KARMILA
07.00
MANAJEMEN HIPERTERMIA :
1. Kaji TTV
Hasil :
TD: 120/90 mmHg
N: 72x/menit
RR: 20x/menit
Suhu:36,6ºC
26 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
7. Lakukan pendinginan pada eksternal (mis.
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
aksila)
Hasil : Belum dilakukan kompres pada pasien
27 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
10/12/20
2. (IMPLEMENTASI HARI PERTAMA)
(10.00)
MANAJEMEN ENERGI :
19. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Hasil : Kelelahan fisik dan emosional belum membaik
11/12/20
(IMPLEMENTASI HARI KEDUA)
(10.00)
MANAJEMEN ENERGI :
26. Monitor kelelahan fisik dan emosional
Hasil : Kelelahan fisik dan emosional sudah membaik
28 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
32. Anjurkan menghubungi perawat jika ada tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
Hasil : Pasien sudah menghubungi perawat jika
terjadi tanda dan gejala
29 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
45. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hasil : Sudah diberikan suplemen makanan untuk
menambah nafsu makan
30 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
53. Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
Hasil : Pasien sudah berkomitmen terhadap diri
sendiri terhadap menjalani program pengobatan
E. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
31 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
sejak 3 hari yang lalu
O:
- TD: 120/90 mmHg
- N : 72x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 38,7ºC
- Keadaan tubuh pasien terasa panas
A: Masalah Hipertemia belum teratasi
P : Intervensi lanjut
Pucat menurun
Suhu tubuh pasien membaik
Suhu kulit membaik
Tekanan darah membaik
Jum’at, 11
Desember Hipertermia b. d Proses Penyakit (mis. infeksi,
2020 kanker) ditandai oleh Pasien mengatakan mengeluh
demam tidak turun sejak 3 hari yang lalu
(07.00)
(Mengacu pada tujuan)
P : Intervensi diberhentikan
P : Intervensi lanjut
Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari –
hari meningkat
Perasaan lemah menurun
Jum’at, 11
Desember Intoleransi Aktivitas b. d Kelemahan ditandai oleh
Pasien mengatakan perut terasa kembung
32 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
2020
(Mengacu pada tujuan)
(10.00)
S : Pasien mengatakan perut sudah tidak terasa
kembung
O:
Jika dilakukan palpasi di perut pasien sudah tidak nyeri
dengan skala 0
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi lanjut
P:
Intervensi diberhentikan
33 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
4. Kamis, 10 Ketidakpatuhan b. d Lingkungan tidak Terapeutik
Desember ditandai oleh Pasien mengatakan pernah dirawat
2020 setahun yang lalu karena typoid
P:
Verbalisasi kemauan memenuhi program
perawatan atau pengobatan meningkat
Verbalisasi mengikuti anjuran meningkat
Intervensi diberhentikan
LAMPIRAN
ANALISA OBAT
1. Diet lunak
Makanan yang termasuk makanan yang mudah dikunyah dan ditelan.
Tujuan : memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan atau dicerna
sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
34 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Golongan : Obat penurun panas dan Pereda nyeri (analgesic dan antipiretik)
Kategori : Obat bebas
Manfaat : Merdedakan rasa sakit dan demam
Aturan pakai : Obat dapat diminum sebelum atau sesudah makan
Kontraindikasi : Paracetamol jangan diberikan kepada penderita hipersensitif/alergi
terhadap paracetamol. Penderita gangguan fungsi hati berat
Dosis dan aturan pakai :
Dewasa
Dewasa 1 – 2 kaplet, 3 – 4 kali per hari
325 – 650 mg tiap 4 – 6 jam atau 1.000 mg tiap 6 – 8 jam. Paracetamol
biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg.
paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4 – 6 jam sekali untuk meredakan
demam
Efek samping :
Demam
Muncul ruam kulit yang terasa gatal
Sakit tenggorokan
Muncul sariawan
Nyeri punggung
Tubuh terasa lemah
Kulit berwarna merah kekuningan
Timbul memar pada kulit
Urine keruh atau berdarah
Tinja berwarna hitam atau berdarah
35 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Kondisi: Infeksi bakteri
Dewasa: 12 g per hari dengan suntikan Dosis dapat ditingkatkan menjadi 4 g per
hari jika infeksi serius.
Efek Samping dan Bahaya Ceftriaxone
Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah menggunakan ceftriaxone adalah:
Nyeri perut
Mual
Muntah
Diare
Pusing
Mengantuk
Sakit kepala
Bengkak dan iritasi pada area suntikan
Muncul keringat berlebihan
Omeprazole dapat menyebabkan nyeri perut dan sakit kepala. Segera periksakan diri
ke dokter jika muncul efek samping tersebut, terutama bila efek samping tidak
mereda meski penggunaan obat sudah dihentikan.
Selain nyeri perut dan sakit kepala, efek samping lain yang perlu diwaspadai adalah:
36 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
Kekurangan vitamin B12, yang menyebabkan keluhan lemas, sariawan, mati
rasa, dan kesemutan pada tangan atau kaki.
6. Ondancentrone 2x8 mg
Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan
muntah yang bisa disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau
operasi. Obat ini hanya boleh dikonsumsi dengan resep dokter.
Ondansetron dapat menimbulkan efek samping yang berbeda-beda pada tiap orang.
Beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain:
Sakit kepala
Sembelit
Meriang
Mengantuk
Pusing
ANALISA LAB
37 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
4. Hasil Widal 1/320
Hasil Widal 1/320 yang diuji dengan rapid test igM anti S.typhi dengan hasil tersebut
menunjukan bahwa pasien tersebut positif menderita tifoid dikarenakan sudah
terbentuk nya IgM anti S.typhi.
38 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
3. Tujuan
Dari pengobatan ini yaitu agar suatu obat dapat mencapai tujuan kesembuhan,
molekul obat harus dapat diabsorpsi pada saluran pencernaan dan masuk ke dalam
sistem sirkulasi dalam jumlah yang diinginkan
4. Persiapan Alat
Baki berisi obat
Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
Gelas dan air minum
39 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
6. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat
disposibel kemudian cuci tangan.
7. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.
Berdirilah dan cobalah berjalan setelah menggunakan kompres hangat. Gunakan kompres ini
2-3 jam sekali selama Anda merasa nyeri.
40 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33
15. Meminta klien untuk berkonsentrasi dan merasakan turunnya abdomen ketika
ekspirasi. Hitunglah sampai 7 selama ekspirasi.
16. Menganjurkan klien untuk menggunakan latihan ini dan meningkatkannya secara
bertahap 5-10 menit. Latihan ini dapat dilakukan dalam posisi tegap, berdiri, dan
berjalan.
17. Merapikan lingkungan dan kembalikan klien pada posisi semula.
18. Membereskan alat.
19. Mencuci tangan.
20. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan memantau respon klien.
41 SRSH/SPMI/FO/03/AK-BAAK/33