SKENARIO
Pak SUTI baru 3 hari yang lalu kembali dari kunjungan keluarga di Madina. Sejak kembali badan terasa ngilu dan meriang. Kemarin sore demam tinggi sampai menggigil yang cukup lama, selanjutnya demam berangsur turun setelah berkeringat sampai membasahi baju. Menjelang sore hari ini demam kembali tinggi, kesadaran menurun dan tidak sadar. Pemeriksaan fisik : nadi: 92 x/menit ; tekanan darah: 120/80 mmHg ; frekuensi pernafasan: 25 x/menit ; temperatur: 39,4C; icterus: (+) ; auskultasi: ronchi basah pada paru bawah kiri dan kanan.
TERMINOLOGI
o Ronchi basah : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis.
PERMASALAHAN
1. 2. Mengapa si Os setelah pulang dari Madina, mengalami keluhan meriang dan ngilu ? Mengapa pada sore hari OS mengalami demam, menggigil, berkeringat, kemudian demam kembali disertai dengan kesadaran menurun dan tidak sadar ? Apa yang menyebabkan OS mengalami icterus ? Mengapa pada auskultasi terdengar ronchi basah ? Apa diagnosa penyakit OS ? Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa ?
3. 4. 5. 6.
PENYELESAIAN MASALAH
1.
Karena si Os baru berkunjung dari daerah endemik malaria. Meriang dan ngilu kemungkinan disebabkan karena proses infeksi parasit malaria dalam tubuh OS.
2. Mengapa pada sore hari OS mengalami demam, menggigil, berkeringat, kemudian demam kembali disertai dengan kesadaran menurun dan tidak sadar ?
Demam terjadi sporulasi (pecahnya eritrosit dan keluarnya merozoit) parasit beserta partikel lainnya yang merupakan antigen akan masuk cairan darah diikuti reaksi antigen-antibodi. Menggigil setelah pecahnya skizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin. Kesadaran menurun karena hipoglikemi yang terjadi akibat dipakainya cadangan glikogen di hati oleh parasit.
DD :
Malaria Demam tifoid DBD TBC
Diagnosa Banding
Karakteristik Demam Menggigil Pegal linu Mual muntah Diare Perdarahan spontan dibawah kulit Malaria Intermiten (+) (+) (+) (+) (-) DBD Siklik (+) (+) (-) (-) (+) Demam tipoid Remitten (+) (+) (+) (+) (-)
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa ? Hapusan darah tebal Hapusan darah tipis Rapid diagnostik test
Penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang Rapid test Pemeriksaan darah tebal Dan tipis
POHON TOPIK
DD: Malaria Demam tifoid TBC DBD Vital sign Nadi: 92x/menit TD: 120/80 mmHg Suhu: 39,4C RR: 25 x/menit
Pemeriksaan fisik diagnostik : Inspeksi: penurunan kesadaran, icterus Palpasi: hepatomegali Auskultasi:Ronchi basah Demam Menggigil berkeringat
Pak Suti
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/I diharapkan mampu memahami, mengetahui, dan menjelaskan :
Defenisi Malaria Epidemiologi Etiologi Siklus Hidup Malaria Patofisiologi Jenis-jenis Malaria Gejala Klinis Penegakkan Diagnosa Penatalaksanaan Pencegahan Komplikasi Prognosis
BELAJAR MANDIRI
MALARIA
DEFINISI
Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limfa. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat
EPIDEMIOLOGI
Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria adalah :
Ras atau suku bangsa Kekurangan enzim Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan Plasmodium yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya
ETIOLOGI
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Ada 4 genus yaitu :
o Plasmodium falciparum (malaria tropika, malignan malaria) o Plasmodium vivax (malaria tertiana, benign malaria) o Plasmodium ovale (malaria ovale) o Plasmodium malariae (malaria quartana)
Beberapa Sifat Perbandingan dan Diagnosis pada Empat Spesies Plasmodium pada Manusia
Daur praeritrosit Hipnozoit Jumlah merozoit hati Skizon hati Daur eritrosit Eritrosit yang dihinggapi Plasmodium Falciparum 5,5 hari 40.000 60 mikron 48 jam Muda & normosit P. Vivax 8 hari + 10.000 45 mikron 48 jam Retikulosit & Normosit P. Ovale 9 hari + 15.000 70 mikron 50 jam Retikulosit & Normosit muda P. Malariae 10-15 hari 15.000 55 mikron 72 jam Normosit
Titik-titik eritrosit Pigmen Jumlah merozoit eritrosit Daur dalam nyamuk pada 27 C Pembesaran eritrosit
Maurer Hitam
8-24 10 hari -
Inkubasi Malaria
Adalah rentang waktu sejak sporozit masuk sampai dengan timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam.
Manusia :
JENIS-JENIS MALARIA
JENIS MALARIA
GEJALA
Demam ringan yang tidak menetap, keringat dingin, dan berlangsung selama 1 minggu membentuk pola yang khas. Biasanya demam akan terjadi antara 1 8 jam. Setelah demam reda, pengidap malaria ini merasa sehat sampai gejala susulan kembali terjadi. Gejala jenis malaria ini cenderung terjadi setiap 48 jam.
Demam tinggi, suhu tubuh naik secara bertahap kemudian tiba-tiba turun. Serangan bisa berlangsung selama 20 36 jam, dan penderita mengalami sakit kepala hebat. Setelah gejala utama mereda, pengidap akan merasa tidak nyaman. Serangannya menyerupai malaria vivax, dengan selang waktu setiap 72 jam.
MALARIA FALCIPARUM
MALARIA MALARIAE
GEJALA KLINIS
A. Gejala klasik malaria, yaitu terjadinya trias malaria secara berurutan :
1. Menggigil (15-60 menit) 2. Demam (2-6 jam) 3. Berkeringat (2-4 jam)
Dapat disertai dengan gejala lain : sakit kepala, mual dan muntah, anemia, dan splenomegali.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
a. b. c. d. Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan dengan mikroskop :
a. Pemeriksaan sediaan darah tebal b. Pemeriksaan sediaan darah tipis Untuk menentukan:
Ada tidaknya parasit malaria (+/-) Spesies dan stadium plasmodium
2. Pemeriksaan dengan test diagnostik cepat (Rapid diagnostik test) berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda imunokromatografi dalam bentuk dipstik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Hb dan Ht B. Hitung jumlah leukosit dan trombosit C. KGD, Serum bilirubin, SGOT/SGPT, Alkali posfatase, Albumin/globulin, ureum/kreatinin, Na, K, analisa gas darah D. EKG E. Foto toraks F. Analisa cairan cerebrospinal G. Uji serologi H. Urinalisis
PENATALAKSANAAN
Obat Antimalaria
Dosis oral
Klorokuin
25mg base/kg selama 3 hari (10 mg/kg hari I-II, 5 mg/kg hari III)
Amodiakuin
Kinin
Artesunat / Artemether
Dosis Oral, dosis tunggal Anak 15 tahun : 25 mg/kgbb anak 610 tahun: 1 tablet dewasa : 23 tablet Oral 1,52 mg/kgbb, tiap 12 jam, selama 7 hari, dan diberikan bersama kina atau amodiakuin Oral 510 mg/kgbb, tiap 12 jam, selama 5 hari, dan sebaiknya diberikan bersama kina atau amodiakuin. oral, dosis tunggal, 1525 mg/kgbb untuk profilaksis dengan loading dose 750 mg, kemudian 125 mg/minggu. tablet : 2,5-3,2 g, larutan minyak : 0,6-1,2 g, dan larutan garam fisiologis : 1,2 g.
Klindamisin
Meflokuin
Qinghaosu
PENCEGAHAN
I. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu berinsektisida. II. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent). III. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya. IV. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi. V. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
VI. Mencegah penderita malaria dari gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar. VII. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk. VIII.Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta genangan air. IX. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik. X. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang pantai.
KOMPLIKASI
ANEMIA BERAT HIPOGLIKEMIA SYOK GGA KOAGULOPATI BLACKWATER FEVER HIPERPARASITEMIA DISTRESS PERNAFASAN
PROGNOSIS
Prognosis malaria yang disebabkan oleh P. vivax pada umumnya baik, tidak menyebabkan kematian, walaupun apabila tidak diobati infeksi rata-rata dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih lama oleh karena mempunyai sifat relaps. P. Malariae dapat berlangsung sangat lama dengan kecenderungan relaps, pernah dilaporkan sampai 30-50 tahun. Infeksi P. falciparum tanpa penyulit berlangsung sampai satu tahun. Infeksi P. falciparum dengan penyulit prognosis menjadi buruk, apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat dapat meninggal terutama pada gizi buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Sutanto Inge dkk., 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. www.wartamedika.com/2006/09/pencegahanmalaria.html Aru W. Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid 3. Diponegoro 71 Jakarta Pusat. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang / editor, Djaenudin Natadisastra, Ridad Agoes Jakarta : EGC, 2009.