Onset
khusus Radiologi
keluhan
Terapi PA
Penyakit
keluarga
Virus
Parasi
t IO Bakteri
Jamur
IO & Koinfeksi pada AIDS
Sindrom Klinis
Batuk
kronik
Lesi Neuro-
Genital AIDS
IO
Diare Lesi
Kronik Mulut
• Candidiasis • Candidiasis • Criptosporidiasis
• MAC/MOTT
• Herpes • Herpes • Candidiasis
simpleks Simplex
Diare
Oral Genital
Kronik
• Toxoplasmosis • TBC
• Criptococcosis
• TBC
• PCP
Neuro Batuk
AIDS Kronik
LESI MULUT
Oral
thrush
Lesi
Massa Vesikel
mulut
Ulkus
Herpes Simpleks Oral-labial
• Paling sering akibat infeksi HSV-1
• Didahului nyeri sensoris lokal atau gatal dan diikuti vesikel
yg berprogresi menjadi ulkus
• Berlangsung 7-10 hari jika tdk diobati
Terapi
Orolabial HSV dan genital HSV
– Acyclovir 400 mg PO 3x/hr selama 7-14 hari
– Famciclovir 500 mg PO 2x/hr, atau valacyclovir 1 g PO
2x/hr,
– Diberikan antibiotik topikal jika terdapat lesi krusta
Candidiasis Oral-faringeal
• Candida albicans 60%, non albicans 40% (C.
krusei, C. glabrata, C. tropicalis, C.
parapsilosis, dan C. dubliniensis)
• Bentuk oral thrush, eritema, hiperplastik
kronik, cheilitis angularis.
• Pada CD4 <50/mm3 risiko candidiasis
esofageal.
Candidiasis Esofageal
Diagnosis
– Kandidiasis oral dan gangguan menelan
– Pemeriksaan KOH
– Perlu pemeriksaan endoskopi bila
• Ada gejala tanpa kandidiasis oral
• Kegagalan terapi dengan anti jamur biasa
Diagnosis
• Diagnosis dari apusan
tidak rutin dilakukan,
karena tampilan klinis
yang khas untuk
candidiasis orofaringeal.
• Pemeriksaan KOH dari
apusan lesi atau dari
kumur 🡪 pseudohifa
atau budding yeast
Terapi
Orofarings
• Pilihan (7-14 hari):
– Fluconazole 150 mg PO 1x/hari
– Itraconazole oral solution 200 mg PO 1x/hari
– Clotrimazole troches 10 mg PO 5x/hari
– Nystatin suspensi 4-6 mL 4x/hari
LAIN
Meningitis Kriptokokkus
• Gejala :
1. Demam
2. tanda2 peningkatan TIK : nyeri kepala, gangguan
tajam penglihatan, diplopia, muntah proyektil hingga
penurunan kesadaran
3. Kejang
• Pemeriksaan Fisik :
1. Meningismus
2. Papiledema
3. Paresis saraf kranial
4. Gangguan kognitif
Ensefalitis Toksoplasma
• Tanda dan Gejala :
1. Nyeri kepala
2. Hemiparesis
3. Demam
4. Penurunan kesadaran
5. Kejang
Meningitis TB
• Gejala :
1. Nyeri kepala
2. Demam
3. Penurunan kesadaran
4. Defisit neurologis
ALUR TATALAKSANA PENYAKIT HIV LANJUT
12. Bila CrAg CSF positif, maka segera lakukan terapi untuk
meningitis kriptokokus sesuai pedoman nasional.
13. Bila terdapat kecurigaan terhadap IO lainnya khususnya
infeksi bakteri lainnya, lakukan pemeriksaan diagnostic dan
pengobatan sesuai indikasi, sesuai pedoman nasional.
Langkah 5 s/d 7
14. Berikan Pengobatan
Pencegahan Kontrimoksaxol
sesuai pedoman nasional.
15. Bagi pasien HIV yang
baru terdiagnosis,
pertimbangkan pemberian
ARV dalam maksimal 2
minggu dengan
pertimbangan klinis.
16. Bagi pasien dengan
hasil VL terbaru adalah tidak
tersupresi atau gagal terapi,
ganti ke lini berikutnya
sesuai pedoman nasional.
17. Bila pasien dalam
pengobatan ARV, lakukan
tes Viral load untuk menilai
kemungkinan gagal terapi.
PENANGANAN IMS DI PUSKESMAS
Penatalaksanaan IMS Komprehensif
• Anamnesis & pemeriksaan • Intervensi pencegahan:
fisis • Program triple eliminasi
HIV, sifilis, hepatitis B
• Diagnosis tepat • Vaksinasi hepatitis A
• Terapi efektif & B, HPV Sirkumsisi
• Edukasi dan konseling • Pre-exposure
tentang infeksi dan prophylaxis (PrEP)
mengurangi risiko • Pengendalian
• Kepatuhan berobat resistensi obat
• Penggunaan kondom • Follow up
• Pemeriksaan dan
pengobatan pasangan
seksual
Anamnesis IMS
• Keluhan utama
• Kapan keluhan utama timbul (masa inkubasi)
• Mencari penyebab dari keluhan
• Mencari faktor risiko IMS pada pasien dan
pasangannya
• Mencari apakah ada tanda dan keluhan IMS lain
• Mencari komplikasi
• Riwayat pengobatan dan responnya
• Riwayat alergi obat
Keluhan IMS
1. Duh/Cairan Vagina
2. Duh/Cairan Uretra
3. Luka pada alat kelamin (Ulkus genital)
4. Nyeri perut bag bawah pada Wanita
5. Pembengkakan skrotum/buah pelir
6. Benjolan di lipat paha (Bubo inguinal)
7. Radang mata bayi baru lahir
(Konjungtivitis Neonatorum)
8. Tumbuhan pada alat kelamin (Vegetasi
Genital)
9. Proktitis daerah anus
9
Diagnosis
▪ Bila fasilitas laboratorium tersedia: etiologis
▪ Kendala: waktu, alat, sumber daya, biaya,
sensitivitas dan spesifisitas tes yang perlu
diujikan, tidak semua lokasi mempunyai
laboratorium
▪ Saat ini masih dilaksanakan dan dikembangkan
penatalaksanaan kasus IMS berdasarkan
pendekatan sindrom untuk semua fasilitas
kesehatan dasar
1
0
Duh Tubuh
Uretra Laki-
laki:
Pendekatan Sumber:
Draft final Pedoman
Sindrom
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Duh Tubuh
Uretra Laki-
laki:
Pemeriksaan Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
Mikroskop
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan Sindrom Duh Tubuh Uretra
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Pengobatan Duh Tubuh Uretra Persisten
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Duh Tubuh
Vagina:
Pendekatan
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Spekulum
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Duh Tubuh
Vagina: dengan
Spekulum
Sumber:
Mikroskop
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan
Duh Tubuh Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
• Laki-laki:
Ulkus
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Genital
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan
Ulkus
Genital
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Bubo
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Inguinalis
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan Bubo Inguinalis
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Pembengkakan
Skrotum Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan Pembengkakan Skrotum
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Nyeri Perut
Bagian
Bawah:
Pendekatan
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Kutil Sumber:
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Prokitis
akibat Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
TATALAKSANA IMS SPESIFIK
Pengobatan
Gonore
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan
Chlamydia
trachomatis
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan Uretritis Non Gonokokus
Sumber:
Draft final Pedoman nasional infeksi menular seksual, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020
Manifestasi
klinis sifilis
Pengobatan
Sifilis
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
PENILAIAN SEROLOGIS
PENGOBATAN SIFILIS
• RPR atau VDRL kuantitatif merupakan tes terbaik untuk
menilai aktivitas penyakit dan efektivitas terapi.
• Tes harus diulang pada bulan 1, 3, 6, 9, 12, 18, 24
hingga titer negatif atau stabil pada nilai rendah (1:1
hingga 1:4)
• Terapi dianggap BERHASIL jika titer RPR/VDRL turun 4
kali lipat.
• Pada semua stadium, ULANGI TERAPI jika terdapat:
• gejala klinis sifilis;
• peningkatan titer RPR/VDRL 4 kali lipat
SUMBER
Cristaudo A, Giuliani M. Eds. Sexually transmitted infections. Rome, Springer Nature, 2020
Pengobatan
HSV Genital
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
Pengobatan
Kutil
Anogenital
Sumber:
Draft final Pedoman
nasional infeksi menular
seksual, Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia, 2020
TERIMA KASIH