TB PARU
DILI ON OAT
S : Pasien kontrol ke poli dengan keluhan mual dan muntah sejak 5 bulan smrs. keluhan
memberat sejak 1 bulan smrs. Keluhan disertai nyeri perut bawah, bagian tengah sebelah
kiri dan nyeri perut atas sebalha kiri sejak 1 bulan smrs. vas 5, merasakan nyeri perut
yang terus menerus seperti diremas, yang semakin lama semakin bertambah nyeri. Nyeri
tidak dipengaruhi oleh pernapasan, pergerakan dan makanan. Nyeri disertai perut terasa
kembung dan membesar. demam (-) batuk lama (-) bb turun (+) 13 kg dalam 1 bulan,
keringat malam (+) perdarahan pervaginam (-) bak tak, bab dengan konsistensi lunak. 3
minggu SMRS penderita pernah dirawat di RS Betha Medika dengan keluhan yang sama.
mendapatkan obat OAT lini ke I 1x3tab sehari. Pasien sudah meminum obat selama 1
minggu smrs.
O : TD 100/70 mmHg
N 110 x/menit
R 20 x/menit
S 36,7°C
Status Generalis
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),Sklera ikterik (+/+), eksoftalmus (-/-), lid lag (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), Lidah kotor (-), Perdarahan gusi (-)
Pulmo
Inspeksi : simetris kanan kiri, retraksi (-)
Palpasi : pergerakkan dinding dada simetris, vokal fremitus teraba sama di seluruh
lapang paru
Jantung
Abdomen
Palpasi : Supel, Nyeri tekan epigastrium (+), Nyeri tekan epigastrium (+),
nyeri tekan hipokondria sinistra (+), nyeri tekan lumbar sinistra (+), nyeri
A : Peritonitis TB
TB Paru
DILI on OAT
P : Rencana medikamentosa
- Renosan 1x1 kolf
- Ofloxacin 2x400mg PO
- Ondansetron 2x4mg IV
- Omeprazole 1x40 mg IV
- Streptomisin 1x750mg IM
- Etambutol 1x1000mg PO
Abstraksi
Tuberculosis peritoneal adalah sebuah infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (TBC) di sebuah tempat yang jarang di ekstrapulmonel yaitu peritoneum. Risikonya
meningkat pada pasien dengan sirosis, infeksi HIV, diabetes melitus, keganasan yang mendasari,
mengikuti pengobatan dengan anti-tumor nekrosis faktor (TNF) agen, dan pada pasien yang
menjalani dialisis peritoneal ambulatori kontinyu.
Infeksi paling sering terjadi disertai reaktivasi dari focus tuberculosis laten dalam peritoneum
yang menyebar dari focus infeksi paru-paru secara hematogen. Dapat juga terjadi melalui TBC
aktif dan TBC millier menyebar secara hematogen.Sedangkan pemasukan kuman pada rongga
peritoneum transmurall dari usus kecil yang terinfeksi dan infeksi dari tuberculosis salpingitis lebih
jarang terjadi.
Hepatitis imbas obat adalah kelainan fungsi hati akibat penggunaan obat-obat
hepatotoksik. Gejala yang paling sering ditemukan adalah mual, muntah dan
anoreksia.Tata laksana hepatitis imbas obat:1. Bila ditemukan gejala klinis yaitu Ikterik,
gejala mual/muntah, maka OAT dihentikan.2. Bila ditemukan gejala klinis disertai
peningkatan SGOT dan/ SGPT> 3 kali, maka OAT dihentikan.3. Bila tidak ditemukan
gejala klinis, OAT dihentikan apabila hasil laboratorium bilirubin >2, atau SGOT, SGPT
>5 kali. Apabila SGOT, SGPT >3 kali, maka pengobatan dilanjutkan, dengan pengawasan.