Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi
pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah
sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana
siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok
seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus
penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan
adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis
yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia
amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih
berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan –
penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan
keefisien di dalam pendidikan.
Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip-prinsip umum atau
kolaborasi antara prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori belajar
merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks
dari belajar. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu
Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme.
Pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan
seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak
dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan menjadi
teori tersendiri. Namun hal ini tidak perlu kita perdebatkan, yang lebih
penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan
pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya.

Psikologi Pendidikan 1
Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkankualitas
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Belajar?
2. Apa saja Teori-teori Belajar?

BAB II

Psikologi Pendidikan 2
PEMBAHASAN

A. Teori Psikologi Pendidikan


Para psikologi pendidikan memunculkan istilah teori belajar
setelah mereka mengalami kesulitan ketika akan menjelaskan proses
belajar secara menyeluruh. Berawal dari kesulitan tersebut munculah
beberapa persepsi berbeda dari para psikolog, sehingga menghasilkan
dalil-dalil yang memiliki inti kalau teori belajar adalah alat bantu yang
sistematis dalam proses belajar.
Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental,
dimana teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari
pengalaman mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung. Dari
interaksi tersebut, para psikolog menyusun proposisi yang mereka tekuni
sehingga menghasilkan madzhab yang mereka ciptakan itu bisa digunakan
sebagai landasan pola pikir mereka.
1. Teori Belajar Behavioristik
a. Teori Belajar Behavioristik
Prilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa
dilihat secara langsung, anak membuat poster, guru tersenyum,
anak mengganggu anak lain dan sebagainya.
Behavioristik bertolak dari anggapan bahwa hampir semua
tingkah laku adalah hasil belajar dan diubah dengan belajar.
Melalui belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, bahasa,
sikap, nilai, keterampilan, ketakutan, sifat dan kemampuan untuk
mengontrol diri.
b. Tokoh dalam Teori Belajar Behavioristik
1) B.F. Skinner
B.F. Skinner sebagai salah seorang tokoh ajaran tingkah
laku ini penentang aliran psikoanalisa. Menurut pendapatnya,
keterangan yang mentalistik intrapsikik seperti yang
dikemukakan oleh Psikoanalisa ( dalam diri seseorang yang
menganggap adanya “sesuatu”, “diri” dan atau

Psikologi Pendidikan 3
“ketidaksadaran” ) berasal dari sisa-sisa pandangan animisme
yang primitive.
B.F. Skinner juga berpendapat bahwa penelitian
mengenai sikap, emosi, dan lainnya hanya mengaburkan dan
menghambat usaha untuk mengerti manusia. Skinner membagi
dua jenis tingkah laku yaitu tingkah laku respondent dan
tingkah laku operant.
Contoh : Pelebaran dan penyempitan pupil sebagai
respon terhadap perubahan cahaya, menggigil karena turunnya
suhu udara, air liur keluar kalau melihat makanan.
2) John Broades Watson
Tokoh John Broades Watson Karyanya yang paling
dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913).
Teori Belajar behavioristik menjelaskan belajar adalah
perubahan prilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara
konkret.
Pengkondisian KlasikPengkondisian klasik adalah tipe dimana
organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan
stimuli.
3) Ivan Pavlov
Pada awal 1900-an, psikolog rusia Ivan Pavlov, dalam
eksperimenya dia secara rutin meletakkan bubur makanan
berupa daging didepan mulut anjing, yang menyebabkan
anjing mengeluarkan air liur. Anjing itu berliur saat merespon
stimuli yang diasosiasikan dengan makanan, seperti ia melihat
piring makanan, orang yang membawa makanan, dan suara
pintu tertutup saat makanan tiba.
Pengkondisian klasik dapat didefinisikan sebagai
proses dimana rangsangan yang sebelumnya netral, jika
dipasangkan dengan suatu rangsangan yang tak dikondisikan,
akan menciptakan suatu tanggapan yang sangat mirip dengan
tanggapan yang semula dihasilkan oleh rangsangan yang tak
dikondisikan.

Psikologi Pendidikan 4
Dua tipe stimuli dan dua tipe respons : uncontioned
stimulus (US) adalah stimulus yang secara otomatis
menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih
dahulu ,unconditioned respons (UR), conditioned stimulus
(CS), Conditioned respons (CR) adalah Stimulus yang tadinya
netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response
setelah diasosiasikan dengan US.

Contoh pengkondisian :

Sebelum pengkondisian
Makanan – Anjing – Bel – Tidak berliur
Pengkondisian
Bel – Makanan – Anjing berliur
Setelah pengkondisian
Bel – Anjing berliur
4) Eduard Lee Thorndike
E.D Thorndike ialah tokoh Behavioristik yang tidak
radikal. Darinya didapat suatu metode triall and error. E.D
Thorndike mengadakan percobaan dengan seekor kucing yang
dimasukkan kedalam problem box (sangkar). Untuk
menyelidiki bagaimana proses belajar pada manusia dan
binatang. Tetapi yang diutamakan ialah proses belajar pada
binatang, karena beliau memang seorang ahli ilmu hewan.
Sangkar itu dikunci dengan sebuah palang. Diluar
sangkar didekatkannya sepotong dendeng goreng, sebagai
perangsang. Demikian pendapat perangsang, kucing itu
meronta – ronta, menerkam, menerjang, mengeong dan
sebagainya. Dengan maksud untuk melepaskan diri dari
sangkar tersebut.
Hukum Belajar thorndike yaitu :
 Hukum Kesiapan (law of readiness)

Psikologi Pendidikan 5
Jika suatu organisme didukung kesiapan kuat untuk
mendapat stimulus maka tingkah laku akan
menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cendrung dipekuat.
 Hukum latihan ( law of exercise) semakin sering
tingkah laku di ulang, maka asosiasi tersebut semakin
kuat.
 Hukum akibat (law of effect) hubungan stimulus
respon cendrung diperkuat bila akibatnya
menyenangkan dan cendrung diperlemah bila akibatnya
tidak memuaskan.
c. Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori
Behaviorisme adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu :
 Mementingkan pengaruh lingkungan
 Mementingkan bagian-bagian
 Mementingkan peranan reaksi
 Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar
melalui prosedur stimulus respon
 Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk
sebelumnya
 Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan
pengulangan
 Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang
diinginkan
Sebagai konsekuensi dari teori ini, para guru yang
menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan
pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh
oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi
singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun
melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks. Sementara itu, tujuan

Psikologi Pendidikan 6
pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan
pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi
pada hasil yang dapat diukur dan diamati, serta kesalahan harus
segera diperbaiki.Pengulangan dan latihan digunakan supaya
perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang
diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah
tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Dimana perilaku yang
diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang
sesuai, mendapat penghargaan negatif. Dalam hal ini, evaluasi atau
penilaian didasari atas perilaku yang tampak / kelihatan.
2. Teori Belajar Kognitif
a. Teori Belajar Kognitif
Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan suatu
proses terpadu yang berlangsung didalam diri seseorang dalam
upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru, atau
untuk mengubah pemahaman dan struktur kognitif lama.
Memperoleh pemahaman berarti menangkap makna atau arti dari
suatu obyek atau suatu situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur
kognitif adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan
dalam lingkungan sekitarnya yang mempengaruhi ide-ide,
perasaan, tindakan, dan hubungan social orang yang
bersangkutan. Sedangkan teori belajar kognitif lebih menekankan
pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal
pikiran manusia.
b. Tokoh dalam Teori Belajar Kognitif
1) Winkel
Winkel (1996: 53) bahwa “Belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
2) Wallace, Engel dan Mooney

Psikologi Pendidikan 7
Menurut, Wallace, Engel dan Mooney teori belajar
kognitif memiliki empat postulat, yaitu :
 Belajar diikat dengan pengalaman belajar sehari – hari
 Penyelesaian masalah lebih baik dibandingkan
menghafal saja
 Transfer akan terjadi jika pembelajarannya berlangsung
pada konteks yang sama dengan aplikasinya
 Pembelajaran harus melibatkan diskusi kelompok
untuk pengembangan penalaran
3) Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang ilmuwan perilaku dari
Swiss, ilmuwan yang sangat terkenal dalam penelitian
mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir
pada anak.
Menurut Piaget setiap anak mengembangkan
kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu
tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur
tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat
bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan
tersebut adalah:
 Tahap Sensori Motor ( dari lahir sampai kurang lebih
umur 2 tahun )
Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat
sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat,
meraba atau memegang, mengecap, mencium dan
menggerakan. Dengan kata lain mereka mengandalkan
kemampuan sensorik serta motoriknya. Beberapa
kemampuan kognitif yang penting muncul pada saat
ini. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang
tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya.
Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa
selimutnya akan bergeser darinya.

Psikologi Pendidikan 8
 Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun
hingga 7 tahun)
Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan
anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada
persepsinya mengenai realitas. Dengan adanya
perkembangan bahasa dan ingatan anakpun mampu
mengingat banyak hal tentang lingkungannya. Intelek
anak dibatasi oleh egosentrisnya yaitu ia tidak
menyadari orang lain mempunyai pandangan yang
berbeda dengannya.
 Tahap Operasi Konkrit ( kurang lebih 7 sampai 11
tahun )
B. Prinsip-Prinsip Belajar
Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar harus sudah diterapkan saat
kegiatan belajar berlangsung,hal ini bertujuan agar hasil belajar yang
nantinya diperoleh maksimal,adapun prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan itu adalah:
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif.
2) Belajar harus dapat menimbulkan motivasi guna mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan.
3) Dalam belajar perlu lingkungan yang menantang.
4) Dalam belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkunganya.
5) Belajar harus bersifat kontinyu
6) Belajar harus menggunakan sarana yang cukup
7) Belajar harus bersifat repetisi.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga macam
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
Meliputi: motivasi, minat ,sikap,bakat

Psikologi Pendidikan 9
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
sekitar siswa.
Meliputi: -Lingkungan sosial (keluarga,sekolah,masyarakat)
-Lingkungan non sosial (udara,air,sarana dan prasarana belajar)
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan untuk mempelajari materi-materi
pelajaran.

D. Kesulitan Dalam Belajar


Pada dasarnya bahwa kesulitan belajar anak didik bukan disebabkan oleh
rendahnya inteligensi. Karena dalam kenyataannya cukup banyak anak
didik yang mempunyai inteligensi yang tinggi, tetapi hasil belajarnya
rendah, jauh dari yang diharapkan.
Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik ialah terdiri dari
bermacam-macam faktor,faktor-faktor tersebut ialah
1) Faktor Internal,meliputi:
a. Yang bersifat kognitif, antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/inteligensi anak didik.
b. Yang bersifat efektif, antara lain seperti labilnya emosi dan
sikap.
c. Yang bersifat psikomotor, antara lain seperti terganggunya alat-
alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).

2) Faktor Eksternal,meliputi:
a. Lingkungan keluarga, contohnya; ketidak harmonisan hubungan
antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga.
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contoh; wilayah
perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan
(peer gruop) yang nakal.

Psikologi Pendidikan 10
c. Lingkingan sekolah, contohnya; kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-
alat belajar yang berkualitas rendah.

E. Transfer dan Lupa dalam Belajar


a. Transfer belajar
Transfer belajar terjadi apabila seorang dapat menerapkan
sebagian atau semua kecakapan-kecakapan yang telah dipelajari
kedalam suatu situasi lain. Biasanya transfer ini terjadi karena adanaya
persamaan sifat antara belajar yang lama dengan yang baru, meskipun
tidak benar-benar sama.

b. lupa
Pengalaman sehari-hari menunjukkan kepada kita bahwa tidak
semua yang telah kita alami dan kita pelajari melekat dalam ingatan
kita.sering kali terjadi, justru yang telah kita pelajari sungguh-sungguh
sukar diingat dan mudah dilupakan.menurut penelitian yang dilakukan
ahli psikologi bahwa lupa disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya:
1) Apa yang diamati.
2) Bagaimana proses pengamatan itu berkangsung.
3) Apakah yang terjadi dalam jangka waktu terselang itu.
4) Bagaimana situasi ketika berlangsungnya ingatan itu.

F. Motivasi Dalam Belajar


Menurut (Mustaqim dan Drs. Abdul Wahib,2010) motivasi
adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu dengan tujuan tertentu terhadap situasi
disekitarnya.Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia untuk
dapat menyusuaikan dan akhirnya mendapat kepuasaan disebut dinamika
manusia.

Psikologi Pendidikan 11
Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi yang intrinsik artinya
dapat dibentuk di dalam diri individu itu sendiri, adanya suatu kebutuhan
ini dapat berkembang menjadi suatu perhatian atau suatu dorongan.Guru
biasanya dapat merangsang perhatian dan dorongan siswa dengan cara
memberi partisipasi,penghargaan,hukuman,perhatian,pengetahuan
mengenai hasil dalam motivasi.

G. Evaluasi Hasil Belajar


Dalam mengevaluasi kegiatan belajar atau hasil belajar
siswa,hendaknya guru memerhatikan aspek-aspek psikologis siswa,seperti
intelegensi (kecerdasan) ,kemampuan,minat,motivasi,bakat,dan sikap
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.Penilaian hasil belajar tersebut
meliputi aspek kognitif,afektif,dan psikomotor

Psikologi Pendidikan 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembentukan perilaku melalui reinforcement ini, Skinner
membagi reinforcement menjadi dua macam, yaitu reinforcement positif
dan negative, yang mana keduanya sama-sama memberikan penguatan
terhadap tingkah laku. Berbeda hal nya dengan hukuman, dimana
Skinner tidak mendukung digunakannya hukuman dalam rangka
pembentukan prilaku, karena hukuman dalam jangka waktu yang panjang
tidak mempunyai pengaruh, justru banyak segi negatifnya daripada segi
positifnya.
Dan juga perlu diperhatikan, bahwa dalam hal waktu pemberian
reinforcement, sebaiknya dilakukan secara bervariasi dan berselang-
seling, tidak ditetapkan dalam satu waktu yang selalu sama. Dan di dalam
operant conditioning ini ada yang dinamakan pemadaman dan pemulihan
kembali, serta ada yang disebut dengan generalisasi dan diskriminasi
dalam tingkah laku.
Teori belajar operan kondisioning Skinner memberi banyak
kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan
hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara
efektif, pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam
pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum
belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam
menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil
belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.

Psikologi Pendidikan 13

Anda mungkin juga menyukai