Anda di halaman 1dari 43

ASKEP

STEMI
GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER AKIBAT STEMI
DI RUANG ICU RS BHAYANGKARA SUKABUMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG YULLY FITRIANA, S.KEP
NPM 4120177
Agenda Pembahasan BAB
PENDAHULUAN
I Latar Belakang, Tujuan, Metode Pengumpulan data, Sistematika
Penulisan, Manfaat

BAB TINJAUAN TEORI


Konsep Dasar Penyakit STEMI, Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

II
BAB TINJAUAN KASUS
Pengkajian Keperawatan: Identitas, Primery Survey, Secondary

III Survey, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan

BAB PEMBAHASAN
Pengkajiaan Keperawatan, Diagnosa, Intervensi, Implementasi,

IV Evaluasi

BAB KESIMPULAN
Simpulan dan Saran

V
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang, Tujuan, Metode Pengumpulan Data, Sistematika Penulisan, Manfaat
Latar Belakang

ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran
darah koroner oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor yang ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan
enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG (Doengos, 2003).

Berdasarkan laporan World HealthOrganization (WHO) pada tahun 2008, infark miokardmerupakan penyebab kematian
utama di dunia. Terhitung sebanyak 7,25 juta (12,8%) kematian terjadi akibat penyakit ini di seluruh dunia. Menurut data
statistik National Health and Nutrition ExaminationSurvey (NHANES) 2007 – 2010, prevalensi infark miokard lebih banyak
diderita laki – laki dibandingkan perempuan. Kejadian ini mulai meningkat pada laki – laki saat berusia ≥ 45 tahun dan
perempuan ≥55 tahun (Hastuti dkk, 2013).

Penyakit infark miokard juga merupakan salah satumasalah kesehatan di Indonesia. Laporan Riskesdas tahun 2007
memperlihatkan bahwa penyakit infarkmiokard termasuk 10 penyebab kematian terbanyak dengan proporsi kematian sebesar
5,1%.Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun2010, penyakit infark miokard menduduki peringkat 10 besar
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menyebabkan rawat jalan (1.88%) dan rawat inap(2,29%) rumah sakit di
Indonesia(Hastuti dkk, 2013).
Tujuan

Tujuan Umum
Mengembangkan pola pikir ilmiah tentang asuhan keperawatan Tn. R dengan STEMI menggunakan pendekatan keperawatan
di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa Polri.

Tujuan Khusus
• Mengkaji pasien dengan diagnosa Stemi di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa Polri.
• Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa Stemi di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa Polri.
• Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Stemi di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa Polri.
• Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Stemi di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara
Setukpa Polri.
• Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa Stemi di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa Polri.
• Mendokumentasi asuhan keperawatan orang dewasa dengan diagnosa Stemi di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa
Polri.
Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah


metode analitik deskriftif dengan menggunakn studi kasus,
Pengumpulan data yang dipergunakan adalah :
- Observasi
- Partisifasi
- Wawancara
- Studi documenter
- Studi Kepustakaan
Sistematika

Sistematika dalam penulisan :


- Bab I  Pendahuluan
- Bab II  Tinjauan Teori
- Bab III  Tinjauan Kasus
- Bab IV  Pembahasan
- Bab V  Kesimpulan
Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan pencegahan untuk diri sendiri dan orang
disekitarnya agar tidak terkena Infark Miokard (seragan jantung) serta mengetahui tanda dan gejala serangan
jantung.
2. Manfaat Praktik
• Bagi Perawat
Memperkaya pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan STEMI di ruang
ICU.
• Bagi Pasien dan Keluarga
Meningkatkan pengetahuan tentang ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) sehingga dapat memberikan
penanganan awal di rumah.
BAB II TINJAUAN TEORI
Konsep Dasar Penyakit STEMI, Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
K O N S E P D A S A R P E N YA K I T S T E M I

2.1.1 Definisi Penyakit STEMI


2.1.2 Anatomi dan Fisiologi
2.1.3 Etiologi STEMI
2.1.4 Manifestasi Klinis STEMI
2.1.5 Patofisiologi STEMI
2.1.6 Dampak
2.1.7 Penatalaksanaan STEMI
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Definisi Penyakit

ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen
akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh
banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST elevasi
pada pemeriksaan EKG.

Gambar 2.2 ST Segment


Anatomi & Fisiologi

ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang terletak di rongga dada,
di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas
dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding
tebal disebut ventrikel (bilik) (Muttaqin, 2014).
Anatomi & Fisiologi

FISIOLOGI JANTUNG
Fisiologi jantung menurut (Syaifuddin, 2019) meliputi:
1. Fisiologi Umum Otot Jantung
2. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung
3. Fungsi Jantung Sebagai Pompa
Etiologi STEMI

Menurut Nurarif (2013), penyebab stemi yaitu :


1. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
• Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, spasme, arteritis.
• Faktor sirkulasi : Hipotensi, stenosos Aurta, insufisiensi.
• Faktor darah : Anemia, hipoksemia, polisitemia.
2. Curah jantung yang meningkat :
• Aktifitas yang berlebihan.
• Emosi.
• Makan terlalu banyak.
• Hypertiroidisme.
3. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
• Kerusakan miocard.
• Hypertropimiocard.
• Hypertensi diastolic.
4. Faktor predisposisi
• Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
Usia lebih dari 40 tahun.
Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause.
Hereditas.
Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
• Faktor resiko yang dapat diubah :
Mayor : hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, aklori.
Minor : inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif), stress psikologis berlebihan.
Manifestasi Klinis STEMI

Manifestasi klinik stemi menurut Nurarif (2013), yaitu :


• Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri.
• Lokasi substernal, rerosternal, dan prekordial.
• Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, terbakar, tertindih benda berat, ditusuk, diperas, dan diplintir.
• Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan.
• Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, terbakar, tertindih benda berat, ditusuk, diperas, dan diplintir.
• Dispnea.
Patofisiologi

Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan kecil
yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan
makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya
ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta dan arteri- arteri sereberal. (Ariesty, 2011).
Lanjutan AterosklerosisTrombosis
Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen turun

Jaringan Miocard Iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke Miocard turun

Metabolisme an aerob Seluler hipoksia

Timbunan asam laktat Integritas membran sel berubah


Nyeri
meningka Resiko
penurunan
Kontraktilitasturun curah
Fatique Cemas jantung

Intoleransi
aktifitas
COP turun Kegagalan pompa jantung

Gangguan Gagal jantung


perfusi jaringan

Resiko kelebihan volume cairan


ekstravaskuler
Dampak

Perluasan infark dan iskemia pasca infark, aritmia (sinus bradikardi, supraventrikular,
takiaritmia, aritmia ventricular, gangguan konduksi), disfungsi otot jantung (gagal jantung
kiri, hipotensi), infark ventrikel kanan, defek mekanik, rupture miokard, aneurisma ventrikel
kiri, perikarditis, dan thrombus mural. (Nurarif, 2013).
Penatalaksanaan

Menurut American Heart Ascossiation (2013) tujuan utama tatalaksanaan ini adalah
diagnosis cepat, menghilangkan nyeri dada, penilaian dan implementasi strategi perfusi yang
mungkin dilakukan, pemberian antitrombotik dan terapi antiplatelet, pemberian obat
penunjang dan tatalaksana komplikasi stemi.
Pemeriksaan Penunjang

• EKG
• Chest X-Ray (foto dada)
• Latihan tes stres jantung (treadmill)
• Ekokardiogram
KONSEP DASAR ASUHAN
K E P E R AWATA N

Pengkajian
Diagnosa
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Pengkajian

Menurut Muttaqin (2019), pengkajian pada pasien STEMI adalah:


1. Pengkajian Primer : Airways, Breathing, Circulation,
2. Pengkajian Sekunder:
Pemeriksaan Fisik: Aktivitas, Sirkulasi, Integritas Ego, Eliminasi,
Makanan Atau cairan,Hygiene, Neurosensori, Nyeri atau Ketidak Nyamanan,
Gejala, Pernapasan
DIAGNOSA

1.Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik, biologis dan


kimiawi
2.Ke tidak efektif pola napas berhubungan dengan gangguan perfusi
jaringan
3.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan
antara suplai oksigen miokard dengan kebutuhan, adanya
iskemia/nekrotik jaringan miokard, efek obat depresan jantung
PERENCANAAN

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang


menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan,
tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung,
2011).
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan
dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk
memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi, 2012).
Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan yang diberikan


kepada klien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan
tergantung pada situasi dan kondisi klien saat itu.
Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian keberhasilan rencana keperawatan dalam memenuhi


kebutuhan klien. Pada klien dengan STEMI dapat dinilai hasil perawatan
dengan melihat catatan perkembangan, hasil pemeriksaan klien, melihat
langsung keadaan dan keluhan klien, yang timbul sebagai masalah berat.
Evaluasi harus berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi dapat
dilihat 4 kemungkinan yang menentukan tindakan-tindakan perawatan
selanjutnya antara lain:
1.Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum
2.Apakah masalah yang ada telah terpecahkan/teratasi atau belum
3.Apakah masalah sebagian terpecahkan/tidak dapat dipecahkan
4.Apakah tindakan dilanjutkan atau perlu pengkajian ulang
BAB III TINJAUAN KASUS
Pengkajian Keperawatan: Identitas, Primery Survey, Secondary Survey, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan,
Intervensi Keperawatan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 24 November 2021


Jam : 08.00 WIB
Nama Pengkaji : Yully Fitriana
a. Identitas Pasien b. Penanggung Jawab
Nama ( Inisial Klien ) : TN.R Nama : Ny. F
Usia : 57 TH Umur : 23 Th
Status Perkawinan : Kawin
Hubungan dengan klien : Anak kandung klien
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SI Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Sunda Alamat : SDA
Bahasa Yang Digunakan : B.Sunda
Alamat Rumah : Jl. Aminta Azmali Rt 01/02
Sumber Biaya : BPJS
Tanggal Masuk RS : 08 januari 2020
Diagnosa Medis : STEMI INFERIOR
Tanggal Pengkajian : 24 November 2021
No RM : 278878
Keluhan Utama :Nyeri dada sebelah kiri.
Alasan Masuk Rumah Sakit
RS klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dan menyebar ke daerah
punggung, nyeri yang dirasakan sangat hebat sekitar pukul 05:00 WIB tidak
disertai adanya demam (-), batuk (-), sesak (-).
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat di kaji tanggal 24 November 2021 klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
nyeri dirasakan pada saat banyak melakukan aktivitas dan saat banyak bergerak sehingga
timbul adanya sesak, dan nyeri berkurang pada saat istirahat dan saat tertidur dan minum
obat, nyeri yang dirasakan menjalar ke punggung, dan skala nyeri yang muncul sekitar 6
dari (0-10).
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pada tahun 2012 sempat di pasang PCI (Percutaneous Coronary
Intervention) pemasangan kateterisasi jantung di RS Jakarta. Dan klien mengatakan tidak
mempunyai penyakit menular seperti DM, Hepatitis, Asma, TBC dan lain-lain
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
seperti klien dan tidak mempunyai penyakit menular seperti DM, Hepatitis, Asma, TBC.
.
Pemeriksaan Fisik Persistem
Pemeriksaan umum
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan Darah : 150/90 mmHg
- Nadi : 104x/Menit
- Pernafasan : 28x/Menit
- Suhu : 36,6oC
- TB/BB : 160Cm/50Kg sebelum sakit
160cm/45kg setelah sakit
Pemeriksaan fisik per system
Sistem Kardiovaskular
Bentuk dan gerakan dada simetris kiri dan kanan, CRT < 2 detik pada semua ektrimitas, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, bunyi jantung regular,murmur (-), JVP tidak meningkat.
Sistem Pernafasan
Bentuk dan gerakan dada simetris, pernafasan di bantu dengan oksigen sekitar 2-3 liter, tidak tampak
pernafasan cuping hidung, retraksi intercostae (+), suara nafas ronchi (-), wheezing (-), secret (-).
Sistem Pencernaan
Mukosa bibir tampak lembab, abdomen datar dan tidak buncit, tidak terpasang NGT, nutrisi diberikan
peroral, diet disesuaikan dengan penyakitnya, bising usus (+), BAB (+) lembek.
Sistem Persyarafan
GCS: 15 E: 4 V: 5 M: 6, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (-), gangguan neurologis (NI-NXII)
(-), pemeriksaan reflek triceps (+/+), biceps (+/+), patela (+/+), babinsky (-/-), achiles (+/+). Kekuatan otot 5.
Sistem Muskuloskeletal
Keterbatasan dalam pergerakan (-), sakit pada tulang dan sendi (-), tanda-tanda fraktur (-), kontraktur pada
persendian ekstrimitas (-), tonus otot kuat, kelainan bentuk otot dan tulang (-), tanda-tanda radang pada sendi
(-), penggunaan alat bantu (-).
Sistem Perkemihan
Terpasang Folley Kateter, diuresis (+), hematuria(-), distensi kandung kemih (-), warna urine kuning jernih
sebanyak +/- 1000cc/24 jam.
Sistem Imun dan Hematologi
Tidak ada kelainan dalam sistem imun dan hematologi.
Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid ataupun kelenjar getah bening.
Sistem Integumen
Kulit lembab, turgor < 2 detik, akral teraba hangat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Thorax Foto. Hasil Thorax: Kardiomegali tanpa bendungan paru.
Pemeriksaan laboratorium
Troponin T < 50
HEMATOLOGI
HB 14,1
HCT 38,0
LEUKOSIT 8,0
Trombosit 287
Gula Darah Sewaktu 130 mg/dl
FUNGSI HATI:
SGOT 22 U/L
SGPT 20 U/L
FUNGSI GINJAL:
Ureum 26,0 mg%
Kreatinin 1,1 mg%
ELEKTROLIT
Natrium 144,1 mEq/L
Kalium 2,99 mEq/L
Calcium 1,14 mmo/L
Penatalaksanaan Medis Data Penunjang
O2 2-3 Liter/menit EKG
Infus:NaCL 0,9% 20gtt/mnt
Tanggal : 24 November 2021
Arixtra 1x2,5mg (SC)
Furosemide 2x40mg (IV) Pukul : 07.00 WIB
OMZ 2x40mg (IV) Interpretasi : ST elevasi di I, AVL,
Aspilet 1x80mg (oral)
V2, V6 tanpa gelombang
CPG 1x75mg (oral)
ISDN 3x5mg (oral) Q
Atorvastatin 1x20mg (oral)
Captropil 3x12,5mg (oral)
Concor 1x 2,5mg (oral)
Laxadin 1x10cc (oral)
G. ANALISA DATA
Masalah
NO Data Etiologi
Keperawatan
1 DS: Klien mengeluh nyeri Usia, Hipertensi Nyeri
dada sebelah kiri ↓
DO: Penimbunan
- Klien tampak lipid/jaringan fibrosa
memegang dada yang dalam pembuluh
sakit darah
- Klien tampak ↓
meringis Membentuk plak
- Posisi untuk menahan ↓
nyeri Akumulasi plak
- Klien tampak gelisah dalam arteri koroner

Plak secara progresif
membesar dan
menebal

Perkapuran

Lumen arteri
coroner
menyempit.obstruksi
arteri koroner

Penurunan aliran
darah koroner

Tidak adekuat suplai
O2 ke otot jantung

Nyeri
Perubahan perfusi
Analisa Data 2 DS: Klien mengeluh sesak jaringan
nafas ↓ Pola nafas tidak
DO: O2 dalam darah efektif
- Klien tampak sesak menurun
- Respirasi 28x/menit ↓
- O2 2-3 ltr/mnt Kongesti pulmonalis
- Ronchi(-) ↓
- Wheezing(-) Sesak nafas

Ketidakefektifan
pola nafas

Perubahan perfusi
3 DS: Klien mengeluh badan jaringan Intoleransi
nya terasa lemas ↓ aktivitas
DO: O2 dalam darah
- Klien tampak lemah menurun
- hipoksia ↓
Hipoksia

Kelemahan

Intoleransi aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI DENGAN PRIORITAS
• Nyeri berhubungan dengan adanya obstruksi pada arteri coroner.
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasidan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
R E N C A N A T I N D A K A N K E P E R AWATA N

Nama Klien : TN.R Ruang : R. ICU


Dx. Medis : STEMI INFERIOR No. MR : 278878

No DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL (SMART)

1 Nyeri berhubungan dengan adanya TUPAN: Mandiri 1. Mengetahui lokasi dan derajat nyeri.Pada
obstruksi pada arteri coroner ditandai Setelah dilakukan tindakan 1. Selidiki keluhan iskemkia miokardium nyeri dapat
dengan: keperawatan selama 3x24jam nyeri dada memburukdengan inspirasi dalam, gerakan atau
DS: Klien mengeluh nyeri dada sebelah nyeri hilang. berbaring dan hilang dengan duduk tegak atau
kiri TUPEN: membungkuk.
DO: 2. Faktor pemberat 2. Memberikan lingkungan yang tenang dan
Klien tampak memegang
Setelah dilakukan tindakan dan penurun nyeri tindakan kenyamanan. Misalnya merubah
dada yang sakit keperawatan selama 1x24 posisi, menggunakan kompres hangat, dan
Klien tampak meringis jam obstruksi pada arteri menggosok punggung. Tindakan ini dapat
Posisi untuk menahan coroner tidak ada dengan meningkatkan kenyamanan fisik dan emosional
nyeri kriteria hasil: pasien.
Klien tampak gelisah • Mengidentifikasi metode  
yang dapat menghilangkan  
nyeri 3. Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan
• Melaporkan nyeri hilang respon inflamasi
atau terkontrol 4. Untuk menurunkan demam dan meningkatkan
kenyamanan
5. Diberikan untuk gejala yang lebih berat
6. Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk
menurunkan beban kerja jantung dan
Kolaboratif menurunkan ketidaknyamanan karena iskemia.
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
obat
2 Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan Berikan obat-obatan sesuai indikasi: • Kecepatan dan upaya mungkin meningkat
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 3x24jam • Agen non steroid, misal: indometasin (indocin), ASA karena nyeri, takut, demam, penurunan
perfusi jaringan ditandai dengan: ketidakefektifan pola nafas teratasi (aspirin). volume sirkulasi, hipoksia atau distensi
DS: Klien mengeluh sesak nafas TUPEN: • Antipiretik missal: ASA/asetaminofen(Tylenol) gaster.
DO: Setelah dilakukan tindakan • Steroid • Sianosis bibir, kuku, atau daun telinga
• klien tampak sesak keperawatan selama 1x24jam • Oksigen 3-4 ltr/mnt menunjukkan kondisi hipoksia atau
• Respirasi 28x/menit gangguan perfusi jaringan tidak Mandiri: komplikasi paru.
• O2 2-3 ltr/mnt terjadi dengan kriteria hasil: • Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman seperti • Merangsang fungsi pernafasan/ ekspansi
• Ronchi(-) • Mempertahankan pola nafas adanya dyspnea, penggunaan otot bantu nafas, paru. Efektif pada pencegahan dan
• Wheezing(-) efektif pelebaran nasal. perbaikan kongesti paru.
• Bebas sianosis • Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya • Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru
• Tidak terjadi tanda lain dari sianosis. untuk kebutuhan sirkulasi khususnya pada
hipoksia • Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi adanya gangguan ventilasi.
duduk atau semifowler
Kolaboratif:
• Berikan tambahan oksigen dengan kanul atau
masker sesuai indikasi
C ATATA N I M P L E M E N TA S I
no No. Dx.
Tanggal/Jam
Implementasi
Paraf Evaluasi ( SOAP) dan paraf
Kep ( Respon dan atau Hasil )
1 1 24 November • Mengobservasi TTV dan K/U klien Tanggal : 24 November 2021
2021/10.00 • Mengobservasi skala nyeri Jam: 11.00
• Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi S: Klien mengatakan masih mengeluh nyeri dada sebelah kiri
• Memberikan obat sesuai advise dokter: O: Skala nyeri 4 dari (0-10)
ISDN 3X5mg Klien tampak tenang
Arixtra 1x2,5mg A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2 2 Tanggal 24 November 2021
24 November - Mengobservasi TTV dan K/U  
Jam: 11.45
2021/11.25 - Mengatur posisi tempat tidur fowler atau S: Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O:
  semifowler
- R: 22x/mnt
  - Membatasi pengunjung - Klien tidak terlihat sesak
- Klien tampak tenang
  - Menciptakan lingkungan yang nyaman dan
A: masalah teratasi sebagian
  tenang P: Intervensi dilanjutkan
 
  - Memberikan oksigen 3 ltr/mnt

Tanggal 24 November 2021


 3 3  24 November • Membantu pasien buang air kecil/besar  
Jam: 16.00
2021/ 15.00 • Membantu aktivitas klien  
S: Klien mengatakan sebagian aktivitas nya bisa dilakukan secara
• Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan
mandiri
klien O:
- Aktivitas klien terlihat dilakukan mandiri
• Melibatkan keluarga dalam pemenuhan
A: Masalah teratasi
ADL klien P: Intervensi dihentikan
BAB IV PEMBAHASAN

Pembahasan keperawatan tentang kasus diatas ter diri dari

Pengkajian

Diagnosa

Perencanaan keperawatan

Pelaksanaan keperawatan

Evaluasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai