Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

CORONARY ARTERY DISEASE (CAD)


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah
(KMB) Pada Program Studi Ners

Disusun oleh :

HILDA SHIFAUL HUSNA


NIM. 1490122014

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2022/2023
A. DEFINISI
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau bisa disebut Coronary Artery
Disease (CAD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya plak yang
menumpuk didalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau
sumbatan yang mensuplai oksigen (O2) ke otot jantung dan berimbas pada
gangguan fungsi jantung. (Ghani, 2016; Putri, 2018).
CAD juga merupakan kondisi patologis arteri koroner yang ditandai
dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di
dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan stuktur dan fungsi
arteri dan penurunan aliran darah ke jantung (Setyaji dkk, 2018).
Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu gangguan fungsi
jantung yang disebabkan karena adanya penyempitan dan tersumbatnya
pembuluh darah jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan pada
berbagai aspek, baik fisik, psikologis maupun sosial yang berakibat pada
penurunan kapasitas fungsional jantung dan kenyamanan (Mutarobin dkk,
2019).
Bisa disimpulkan bahwa CAD merupakan penyakit yang disebabkan
karena adanya penumpukan plak pada arteri koroner yang menyebabkan
penyempitan pada arteri koroner sehingga dapat menyebabkan angina
pectoris, sindrom koroner akut, infark miokardium (MI atau serangan
jantung), distritmia, gagal jantung, dan bahkan kematian mendadak.

B. ETIOLOGI
Penyebab utama dari CAD adalah terjadinya aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah pengerasan pada dinding arteri. Aterosklerosis ditandai
dengan adanya penimbunan plak, kolersterol, di lapisan intima arteri.
Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak. Walaupun pengetahuan tentang
kejadian etiologi tidak lengkap, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal
yang bertanggung jawab untuk perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa
faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya CAD yaitu :
a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
1) Usia
Kerentanan terhadap aterosklerosis meningkat dengan bertambahnya
usia. Pada laki-laki biasanya risiko meningkat setelah 45 tahun
sedangkan pada wanita umur 55 tahun.
2) Jenis Kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding dengan
wanita. Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini
karena dilindungi oleh hormon estrogen, namun setelah menopause
sama rentanya dengan pria.
3) Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dibanding
orang kulit putih
4) Riwayat Keluarga CAD
Riwayat keluarga yang menderita CAD, meningkatkan kemungkinan
timbulnya aterosklerosis prematur
b. Faktor yang dapat dimodifikasi
1) Hiperlipidemia
Adalah peningkatan lipid serum yang meliputi : Kolesterol > 200
mg/dl, Trigliserida >200 mg/dl. LDL > 160 mg/dl, HDL <35 mg/dl.
2) Hipertensi
Adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Hipertensi
terjadi jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Peningkatan
tekanan darah mengakibatkan bertambahnya beban kerja jantung.
Akibatnya timbul hipertrofi ventrikel sebagai kompensasi untuk
meningkatkan kontraksi. Ventrikel semakin lama tidak mampu lagi
mengkompensasi tekanan darah yang terlalu tinggi hingga akhirnya
terjadi dilatasi dan payah jantung. Dan jantung terancam oleh
aterosklerosis koroner.
3) Merokok
Merokok akan melepaskan nikotin dan karbonmonoksida ke dalam
darah. Karbonmonoksida lebih besar daya ikatnya dengan hemoglobin
dari pada dengan oksigen. Akibatnya suplai darah untuk jantung
berkurang karena telah didominasi oleh karbondioksida. Sedangkan
nikotin yang ada dalam darah akan merangsang pelepasan
katekolamin. Katekolamin ini menyebabkan kontriksi pembuluh darah
sehingga suplai darah ke jantung berkurang. Merokok juga dapat
meningkatkan adhesi trombosit yang mengakibatkan terbentuknya
thrombus.
4) Diabetes Mellitus
Hiperglikemia menyebabkan peningkatan agregasi trombosit. Hal ini
akan memicu terbentuknya trombus. Pasien diabetes mellitus juga
berrati mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak
karena terjadinya toleransi terhadap glukosa.
5) Obesitas
Obesitas adalah jika berat badan lebih dari 30% berat badan standar.
Obesitas akan meningkat kerja jantung dan kebutuhan oksigen.
6) Inaktifitas Fisik
Inaktifitas fisik akan meningkatkan resiko aterosklerosis. Dengan
latihan fisik akan meningkatkan HDL dan aktivitas fibrinolysis
7) Stres dan Pola Tingkah Laku
Stres akan merangsang Hiperaktivitas HPA yang dapat mempercepat
terjadinya CAD. Peningkatan kadar kortisol menyebabkan
aterosklerosis, hipertensi dan kerusakan sel endotel pembuluh darah
dan merangsang kemotaksis.

C. TANDA DAN GEJALA KLINIS


1. Nyeri dada
Dada terasa tidak nyaman (digambarkan sebagai rasa terbakar, berat,
mati rasa, dapat menjalar kepundak kiri, leher, punggung atau rahang).
2. Sesak Nafas
Keluhan ini timbul sebagai tanda mulainya gagal jantung dimana jantung
tidak mampu memompa darah ke paru-paru sehingga oksigen diparu-
paru juga berkurang
3. Pusing
Pusing juga merupakan salah satu tanda dimana jantung tidak bisa
memompa darah ke otak sehingga suplai oksigen ke otak berkurang
4. Denyut jantung lebih cepat
5. Mual
6. Berdebar-debar
7. Kelemahan yang luar biasa

D. CLINICAL PATHWAY
Faktor pencetus : usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol tinggi, diabetes
mellitus

Aterosklerosis

Perubahan status kesehatan Penyempitan arteri koroner

Penurunan
Perasaan takut akan penyakit Penurunan perfusi jaringan curah jantung
jantung

Koping inefektif
Suplai oksigen dan nutrisi Kerja otot jantung
terganggu menurun
Ansietas

Metabolisme anaerob Kardiak output


menurun
Merangsang pelepasan
kimia (Histamin, Peningkatan asam laktat
Kterkolamin, Bradinin, Penurunan perfusi
Prostaglandin jaringan perifer
Asidosis

Merangsang nosireseptor Metabolisme sel


Fungsi ventrikel terganggu
menurun

Impuls dihantarkan oleh Perubahan hemodinamik


saraf eferen Energi menurun

Tekanan jantung meningkat


Kelelahan
Serabut eferen Tekanan paru-paru meningkat Intoleransi
Aktivitas

Nyeri Sesak
Mekanisme
kompensasi
Ketidakefektifan pola nafas pertahanan curah
jantung

Refleks simpatis
vasokontriksi

Retensi natrium
Hipervolemia Edema
dan air

E. DATA FOKUS PENGKAJIAN


1. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Usia ≥ 40 tahun beresiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) dan
lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan
2) Keluhan Utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada
dada, jantung berdebar-debar sampai sesak nafas
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang dikaji dimulai dari keluhan yang dirasakan
pasien, sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan perawatan
dirumah sakit sampai diakukannya pengkajian. Pada pasien penyakit
jantung koroner biasanya didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada
dada. Keluhan nyeri dikaji menggunakan PQRST sebagai berikut :
a. Provokatif : nyeri timbul pada saat beraktivitas
b. Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar,
ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa panas dan dipelintir
c. Reqion : nyeri dirasakan didada dan bisa menyebar ke bahu
d. severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa
dilihat dengan ekspresi wajah
e. Timing : nyeri timbul secara tiba-tiba dengan durasi ≤ 30 menit
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada klien tentang
penyakit apa saja yang pernah diderita seperti nyeri dada, hipertensi,
DM, dan hiperlipidemia dan sudah berapa lama menderita penyakit
yang dideritanya, tanyakan apakah pernah masuk rumah sakit
sebelumnya.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga tanyakan pada pasien
mengenai riwayat penyakit yang dialami keluarganya. Seperti penyakit
keturunan (diabetes mellitus, hipertensi, asma, jantung) dan penyakit
menular (TBC, Hepatitis).
6) Riwayat Psikososial
Pada pasien penyakit jantung koroner didapatkan perubahan ego yaitu
pasrah dengan keadaan, merasa tidak berdaya, takut akan perubahan
gaya hidup dan fungsi peran, ketakutan akan kematian, menjalani
operasi, dan komplikasi yang timbul. Kondisi ini ditandai dengan
menghindari kontak mata, insomnia, sangat kelemahan, perubahan
tekanan darah dan pola nafas, cemas dan gelisah.
7) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Pada pasien penyakit jantung koroner mengalami nafsu makan
menurun dan porsi makan menjadi berkurang (Nurhidayat, 2011)
b. Istirahat
Pola tidur dapat terganggu, tergantung bagaimana persepsi klien
terhadap nyeri yang dirasakannya.
c. Eliminasi
BAK : normal seperti biasanya berkemih sehari 4-6x dengan
kosstensi cair
BAB : normal seperti biasanya sehari 1-2x dengan kosistensi padat
d. Hygiene
Upaya untuk menjaga kebersihan diri cenderung kurang
e. Aktivitas
Aktifitas yang dilakukan sehari-hari berkurang bahkan berhenti
melakukan aktivitas yang berat
8) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis (GCS : 14-15
= E4, V5, M6), Apatis (GCS : 12-13), delirium (GCS : 10-11),
Samnolen : (GCS : 7-9), Sopor (GCS : 5-6), semi koma (GCS : 4)
atau koma (GCS : 3 = E1, V1, M1).
b. Tanda-tanda Vital
Pasien mengalami peningkatan pada tekanan darah, nadi, dan
respirasinya. Tekanan darah sekitar antara 124/91 mmHg – 137/97
mmHg, RR sekitar 16-20 x/menit, nadi berkisar 100-112 x/mneit.
Terjadi perubahan sesuai dengan aktivitas dan rasa nyeri yang
timbul (Nurhidayat, 2011).
c. Kepala dan muka
Inspeksi : bentuk kepala bulat/lonjong, wajah simetris/tidak, rambut
bersih/tidak, muka edema/tidak, lesi pada muka ada/tidak, ekspresi
wajah meringis/menangis/tersenyum.
Palpasi : rambut rontok/tidak, benjolan pada kepala ada/tidak
d. Mata
Inspeksi : mata kanan dan kiri simetris/tidak, mata juling ada/tidak,
konjungtiva merah muda/anemis, sklera ikterik/putih, pupil kanan
dan kiri isokor (normal), reflek pupil terhadap cahaya miosis
(mengecil) / midriasis (melebar).
Palpasi : Nyeri/tidak, peningkatan tekanan intraokuler pada kedua
bola mata/tidak.
e. Telinga
Inspeksi : telinga kanan dan kiri simetris/tidak, menggunakan alat
pendengaran/tidak, warna telinga dengan daerah merata/tidak, lesi
ada/tidak, perdarahan ada/tidak, serumen ada/tidak.
f. Hidung
Inspeksi : keberadaan septum tepat ditengah/tidak, secret ada/tidak
Palpasi : fraktur ada/tidak, dan nyeri ada/tidak
g. Mulut
Inspeksi : bibir ada kelainan kongenital (bibir sumbing) / tidak,
warna bibir hitam/merah muda, mukosa bibir lebab/kering,
sianosis/tidak, lesi/tidak, stomatitis/tidak, gigi berlubang/tidak,
warna gigi putih/kuning, lidah bersih/kotor
Palpasi : nyeri tekan/tidak pada bibir
h. Leher
Inspeksi : luka/tidak
Palpasi : ada pembesaran vena jugularis/tidak, ada pembesaran
kelenjar tiroid/tidak
i. Payudara & Ketiak
Inspeksi : payudara kanan kiri simetris/tidak, ketiak bersih/tidak,
ada luka/tidak
Palpasi : ada nyeri saat ditekan pada ketiak/tidak
j. Thorak
a) Paru-paru
Inspeksi : dada simetris/tidak, bentuk/postur dada, gerakan nafas
(frekuensi naik/turun, irama normal/abnormal, kedalaman, dan
upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan/tidak),
warna kulit merata/tidak, lesi/tidak, edema,
pembengkakan/penonjolan, RR mengalami peningkatan
Palpasi : getaran vocal fremitus kanan dan kiri sama atau/tida,
ada fraktur pada costae/tidak.
Perkusi : normalnya berbunyi sonor
Auskultasi : normalnya terdengar vesikuler pada kedua paru dan
ada suaratambahan/tidak
b) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak atau tidak
Palpasi : teraba atau tidaknya ICS
Perkusi : normalnya terdengar pekak
Auskultasi : S3 / S4 murmur
k. Abdomen
Inspeksi : luka/tidak, jaringan parut ada/tidak, umbilikus
menonjol/masuk kedalam, amati warna kulit merata/tidak
Auskultasi : bising usus normal atau tidak (5-20x/menit)
Palpasi : nyeri tekan pada abdomen/tidak
Perkusi : suara timpani atau hipertimpani
l. Integumen
Inspeksi : warna kulit hitam/swo matang, lembab/tidak, amati turgor
kulit baik/menurun
Palpasi : akral hangat/dingin, CRT (Capilary Refil Time) pada jari
normalnya < 2 detik
m. Ekstremitas
Inspeksi : tonus otot kuat/tidak, jari-jari lengkap/tidak, fraktur/tidak
Palpasi : oedema/tidak
n. Genetalia
Inspeksi : terpasang kateter/tidak

F. ETIOLOGI DAN MASALAH KEPERAWATAN


Data Etiologi Masalah Keperawatan
Gejala dan Tanda Mayor Faktor pencetus Nyeri Akut b.d Agen
Data Subjektif : pencedera fisiologis
a. Mengeluh nyeri Aterosklerosis (iskemia)
(D.0077)
Data Objektif : Penyempitan arteri
a. Tampak meringis koroner
b. Pasien tampak bersikap
protektif (mis. waspada, Penurunan perfusi
posisi menghindari nyeri) jaringan jantung
c. Tampak gelisah
d. Frekuensi nadi meningkat Suplai oksigen dan
e. Sulit tidur nutrisi terganggu

Gejala dan Tanda Minor Metabolisme anaerob


Data Subjektif : -
Peningkatan asam laktat
Data Objektif :
a. Tekanan darah meningkat Merangsang pelepasan
b. Pola nafas berubah kimia (Histamin,
c. Nafsu makan berubah Kterkolamin, Bradinin,
d. Proses berpikir terganggu Prostaglandin
e. Menarik diri
f. Berfokus pada diri sendiri Merangsang nosireseptor
g. Diaforesis
Impuls dihantarkan oleh
saraf eferen

Serabut eferen

Nyeri

Gejala dan Tanda Mayor Faktor pencetus Penurunan Curah


Data Subjektif : Jantung b.d Perubahan
a. Perubahan irama jantung Aterosklerosis kontraktilitas
1) Palpitasi miokardium
b. Perubahan preload Penyempitan arteri (D.0008)
1) Lelah koroner
c. Perubahan afterload
1) Dispnea Penurunan perfusi
d. Perubahan kontraktilitas jaringan jantung
1) Paroxymal noctural
dyspnea Suplai oksigen dan
2) ortopnea nutrisi terganggu
3) batuk
Kerja otot jantung
Data Objektif : menurun
a. Perubahan irama jantung
1) Bradikardia/takikardia Kardiak output menurun
2) Gambaran EKG aritmia
Penurunan Curah
atau gangguan konduksi
Jantung
b. Perubahan preload
1) Edema
2) Distensi vena jugularis
3) Central venous pressure
(CVP)
meningkat/menurun
4) Hepatomegali
c. Perubahan afterload
1) Tekanan darah
meningkat/menurun
2) Nadi perifer teraba
lemah
3) Capilary refill time > 3
detik
4) Oliguria
5) Warna kulit pucat atau
sianosis
d. Perubahan kontraktilitas
1) Terdengar suara jantung
S3 atau S4
2) Ejection fraktion (EF)
menurun

Gejala dan Tanda Minor


Data Subjektif :
a. Perilaku / emosional
1) Cemas
2) Gelisah

Data Objektif :
a. Perubahan preload
1) Mumur jantung
2) Berat badan bertambah
3) Pulmonary artery wedge
pressure (PAWP)
menurun
b. Perubahan afterload
1) Pulmonary vaskular
resistance (PVR)
meningkat/menurun
2) Systemic vascular
resistance (SVR)
meningkat/menurun
c. Perubahan Kontraktilitas
1) Cardiac index (CI)
menurun
2) Left Ventricular Stroke
work indek (LVSWI)
menurun
3) Stroke volume indek
(SVI) menurun

Gejala dan Tanda Mayor Faktor pencetus Pola Nafas Tidak


Data Subjetif : Efektif b.d Hambatan
a. Dispnea Aterosklerosis upaya nafas
(D.0005)
Penyempitan arteri
Data Objektif koroner
a. Penggunaan otot bantu
pernafasan Penurunan perfusi
b. Fase ekspirasi memanjang jaringan jantung
c. pola napas abnormal (mis.
takipnea, bradipnea, Suplai oksigen dan
hiperventilasi, kussmaul, nutrisi terganggu
cheyne-stokes)
Metabolisme anaerob
Gejala dan Tanda Minor
Data Subjektif : Peningkatan asam laktat
a. Ortopnea
Asidosis
Data Objektif
a. Pernafasan pursed-lip Fungsi ventrikel
b. Pernafasan cuping hidung terganggu
c. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat Perubahan hemodinamik
d. Ventilasi semenit menurun
Tekanan paru-paru
e. Kapasitas vital menurun
meningkat
f. Tekanan ekspirasi menurun
g. Tekanan inspirasi menurun Sesak
h. Ekskursi dada berubah
Pola Nafas Tidak
Efektif

Gejala dan Tanda Mayor Faktor pencetus Intoleransi Aktivitas b.d


Data Subjektif : ketidakseimbangan
a. Mengeluh lelah Aterosklerosis antara suplai dan
kebutuhan oksigen,
Data Objektif : Penyempitan arteri kelemahan
a. Frekuensi jantung koroner (D.0056)
meningkat > 20 % dari
kondisi istirahat Penurunan perfusi
jaringan jantung
Gejala dan Tanda Minor
Data Subjektif : Suplai oksigen dan
a. Dispnea saat/setelah nutrisi terganggu
aktivitas
b. Merasa tidak nyaman Kerja otot jantung
setelah beraktivitas menurun
c. Merasa lemah
Kardiak output menurun

Data Objektif : Penurunan perfusi


a. Tekanan darah berubah > jaringan perifer
20% dari kondisi istirahat
b. Gambaran EKG enunjukan Metabolisme sel
menurun
aritmia saaat/setelah
aktivitas Energi menurun
c. Gambaran EKG
menunjukan iskemia Intoleransi Aktivitas
d. Sianosis

Gejala dan Tanda Mayor Faktor pencetus Hipervolemia b.d


Data Subjektif : Gangguan mekanisme
a. Ortopnea Aterosklerosis regulasi, kelebihan
b. Dispnea asupan cairan
c. Paroxymal nocturnal Penyempitan arteri (D.0022)
dyspnea (PND) koroner

Data Objektif : Penurunan perfusi


a. Edema anasarkaatau edema jaringan jantung
perifer
b. Berat badan meningkat Suplai oksigen dan
dalam waktu singkat nutrisi terganggu
c. Jugular Venous Pressure
(JVP) atau Central Venous Kerja otot jantung
Pressure (CVP) meningkat menurun
d. Refleks hepatojugular
positif Kardiak output menurun

Gejala dan Tanda Minor Mekanisme kompensasi


Data Subjektif : - pertahanan curah jantung
menurun
Data Obektif :
a. Distensi vena jugularis Refleks simpatis
b. terdengar suara nafas vasokontriksi
tambahan
Retensi natrium dan air
c. hepatomegali
Meningkat
d. kadar HB/HT turun
e. oliguria Edema
f. Intake leih banyak dari
output (balans cairan Hypervolemia
positif)
g. kongesti paru

Gejala dan Tanda Mayor Faktor pencetus Ansietas b.d ancaman


Data Subjektif terhadap kematian
a. Merasa bingung Aterosklerosis D.0080
b. Merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang Perubahan status
dihadapi (operasi) kesehatan
c. Sulit berkonsentrasi
Perasaan takut akan
Data Objektif penyakit
a. Tampak gelisah
b. Tampak tegang Koping inefektif
c. Sulit tidur
Ansietas
Gejala dan Tanda Minor
Data Subjektif
a. Mengeluh pusing
b. Anoreksia
c. Palpitasi
d. Merasa tidak berdaya

Data Objektif
a. Frekuensi nafas meningkat
b. Frekuensi nadi meningkat
c. Tekanan darah meningkat
d. Diaforesis
e. Tremor
f. Muka tampak pucat
g. Suara bergetar
h. Kontak mata buruk
i. Sering berkemih
j. Berorientasi pada masa lalu

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis (iskemia) (D.0077)
2. Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan kontraktilitas miokardium
(D.0008)
3. Pola Nafas Tidak Efektif b.d Hambatan upaya nafas (D.0005)
4. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan (D.0056)
5. Hipervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi, kelebihan asupan
cairan (D.0022)
6. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian (D.0080)

H. NURSING CARE PLAN


Tujuan
Dx. Kep Intervensi Rasional
Tupan Tupen
Nyeri Akut b.d Setelah Setelah Manajemen Nyeri Observasi
Agen pencedera mendapatkan mendapatkan Observasi - membantu
fisiologis perawatan perawatan selama - identifikasi lokasi, menemukan
3x24 jam, masalah ketidaknyamanan
(iskemia) (D.0077) selama 3 hari karakteristik, durasi,
tingkat nyeri
masalah nyeri frekuensi, kualitas, nyeri secara
menurun dengan
akut teratasi kriteria hasil : intensitas nyeri langsung kepada
- keluhan nyeri - identifikasi skala nyeri pasien
menurun - identifikasi respon - menemukan tingkat
- meringis nyeri non verbal nyeri yang dialami
menurun - identifikasi faktor yang pasien
- sikap protektif - mengetahui respon
memperberat dan
menurun
memperingan nyeri nyeri secara non
- gelisah
menurun - identifikasi verbal sebagai
- kesulitan tidur pengetahuan dan respon
menurun keyakinan tentang ketidaknyamanan
- frekuensi nadi nyeri pasien
membaik - identifikasi pengaruh - mengetahui apakah
- tekanan darah nyeri yang dirasakan
budaya terhadap
membaik
respon nyeri pasien berpengaruh
- identifikasi pengaruh terhadap aktivitas
nyeri pada kualitas lainnya
hidup - mengetahui
- monitor keberhasilan pengetahuan pasien
terapi komplementer terhadap nyeri yang
yang sudah diberikan dirasakan
- monitor efek samping - efek penggunaan
penggunakan analgetik analgetik
mengantuk, pusing,
Terapeutik sakit kepala, mual,
- berikan teknik gangguan tidur dll.
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri (mis. Terapeutik
TENS, hipnotis, - memberikan
akupresur, terapi kenyaman kepada
musik, terapi pijat, pasien
aromaterapi, teknik - mengontrol
imajinasi terbimbing, lingkungan seperti
kompres hangat/dingin, suhu ruangan,
terapi bermain) pencahayaan,
- kontrol lingkungan kebisingan mampu
yang memperberat rasa mengurangi atau
nyeri (mis. suhu mencegah
ruangan, pencahayaan, timbulnya nyeri
kebisingan) Edukasi
- fasilitasi istirahat dan - untuk mengetahui
tidur pasien pemicu dari
- pertimbangkan jenis nyerinya
dan sumber nyeri - agar klien paham
dalam pemilihan bagaimana
strategi meredakan mengurangi nyeri
nyeri dengan
menggunakan non
Edukasi farmakologi
- jelaskan penyebab, - dengan memberikan
periode, dan pemicu teknik non
nyeri farmakologi dapat
- jelaskan strategi membantu
meredakan nyeri mengalihkan
- anjurkan memonitor perhatian pasien
secara mandiri terhadap rasa nyeri
- anjurkan menggunakan sehingga nyeri akan
analgetik secara tepat berkurang misal
- anjurkan teknik latihan nafas dalam,
norfarmakologi untuk menonton tv,
mengurangi rasa nyeri distraksi dll.

Kolaborasi Kolaborasi
- kolaborasi pemberian - obat analgetik
analgetik, jika perlu adalah zat-zat yang
dapat mengurangi
atau menghalau rasa
nyeri tanpa
menghilangkan
kesadaran

Penurunan Curah Setelah Setelah Perawatan Jantung Observasi


Jantung b.d mendapatkan mendapatkan Observasi - penurunan curah
Perubahan perawatan perawatan selama - Identifikasi tanda/gejala jantung dapat
kontraktilitas selama 3 hari 3x24 jam, masalah primer penurunan curah diidentifikasikan
miokardium masalah curah jantung jantung melalui gejala yang
(D.0008) penurunan meningkat denga - identifikasi tanda dan muncul meliputi
curah jantung kriteria hasil : gejala sekunder dyspnea, kelelahan,
teratasi - kekuatan nadi penurunan curah edema, dan adanya
perifer jantung peningkatan CVP
meningkat - monitor tekanan darah - penurunan curah
- palpitasi - monitor intake dan jantung dapat
menurun output cairan diidentifikasi melalui
- bradikardia - monitor berat badan tanda dan gejala
menurun setiap hari pada waktu sekunder yaitu
- takikardia yang sama peningkatan BB,
menurun - monitor saturasi hepatomegali,
- gambaran EKG oksigen distensi vena
aritmia menurun - monitor keluhan nyeri jugularis, palpitasi,
- lelah menurun dada ronchi basah,
- edema menurun - monitor nilai oliguria, batuk, kulit
- distensi vena laboratorium jantung pucat
jugularis - periksa tekanan darah - tekanan darah pada
menurun dan frekuensi nadi pasien dengan curah
- dispnea menurun sebelum dan sesudah jantung perlu untuk
- ortopnea aktivitas dimonitor karena
menurun - periksa tekanan darah penting untuk
- batuk menurun dan frekuensi nadi membantu
- suara jantung sebelum dan sesudah penegakan
S3, S4 menurun pemberian obat diagnostic
- bera badan - nyeri dada yang
menurun Terapeutik muncul pada pasien
- tekanan darah - posisikan pasien dengan penurunan
membaik semifowler atau fowler curah jantung
- CRT membaik dengan kaki ke bawah biasanya memicu
atau posisi nyaman adanya komplikasi
- berikan diet jantung atau kelainan yang
yang sesuai terjadi dengan sistem
- gunakan stoking elastis coroner
- fasilitasi pasien dan - nilai laboratorium
keluarga modifikasi jantung seperti
gaya hidup sehat elektrolit, enzim
- berikan terapi relaksasi jantung, BNP sangat
untuk mengurasi stress, diperlukan untuk
jika perlu menegakkan
- berikan dukungan diagnostic yang
emosional dan spiritual sesuai
- berikan oksigen untuk
mempertahankan Terapeutik
saturasi oksigen > 94% - posisi semi fowler
atau fowler
Edukasi diberikan agar klien
- anjurkan beraktivitas nyaman dan
fisik sesuai toleransi membuat sirkulasi
- anjurkan beraktivitas darah berjalan
secara bertahap dengan baik
- anjurkan berhenti - diet jantung yang
merokok sesuai dengan
- ajarkan pasien dan membatasi asupan
keluarga mengukur kafein, natrium,
berat badan harian kolesterol, dan
- ajarkan pasien dan makanan tinggi
keluarga mengukur lemak
intake dan output cairan - gaya hidup yang
harian sehat dapat
membantu merubah
Kolaborasi pola hidup, sehingga
- kolaborasi pemberian pasien dapat tetap
antiaritmia, jika perlu ada dalam ruang
- rujuk ke program lingkup yang sehat
rehabilitasi jantung
Edukasi
- pasien dianjurkan
untuk beraktivitas
fisik secara bertahap
karena
meminimalisir kerja
jantung lebih cepat

Kolaborasi
- antiaritmia adalah
obat yang digunakan
untuk menangani
kondisi aritmia atau
ketika denyut
jantung berdetak
terlalu cepat atau
lambat dan tidak
teratur

Pola Nafas Tidak Setelah Setelah Manajemen Jalan Nafas Observasi


Efektif b.d mendapatkan mendapatkan Observasi - untuk mengetahui
Hambatan upaya perawatan perawatan selama - monitor pola nafas frekuensi, irama,
nafas (D.0005) selama 3 hari 3x24 jam, masalah (frekuensi, kedalaman, kedalaman, dan
masalah pola pola nafas usaha nafas) upaya nafas
nafas tidak membaik dengan - monitor bunyi napas - untuk mengetahui
efektif teratasi kriteria hasil : tambahan (mis. pola nafas
- ventilasi semenit gurgling, mengi, (bradipnea, takipnea,
meningkat wheezing, ronchi hiperventilasi,
- kapasitas vital kering) kussmaul)
meningkat - monitor sputum - untuk mengetahui
- tekanan (jumlah, warna, aroma) kemamapuan batuk
eksprirasi efektif
meningkat Terapeutik - untuk mengetahui
- tekanan inspirasi - pertahankan kepatenan adanya produksi
meningkat jalan nafas dengan sputum
- dispnea menurun head-tilt dan chin-lift - untuk mengetahui
- penggunaan otot (jaw thrust jika curiga adanya sumbatan
bantu nafas trauma servikal) jalan nafas
menurun - Posisikan semi fowler - untuk mengetahui
- frekuensi nafas atau fowler kesimetrisan
membaik - berikan minuman ekspansi paru
- kedalaman nafas hangat - untuk mengetahui
membaik - lakukan fisioterapi jika bunyi nafas
perlu - untuk mengetahui
- lakukan penghisapan saturasi oksigen
lendir kurang dari 15 - untuk mengatahui
detik nilai AGD
- berikan oksigen - untuk mengetahui
hasil x-ray thorax
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan Terapeutik
2000 ml/hari, jika tidak - mempertahankan
ada kontraindikasi kepatenan jalan
- ajarkan teknik batuk nafas dan untuk
efektif mengetahui jalan
nafas pasien paten
Kolaborasi - posisi semi fowler
- Kolaborasi pemberian dapat membantu
bronkodilator, mengatasi masalah
ekspektoran, mukolitik sesak nafas dan
jika perlu membuat pasien
nyaman
- memberikan
minuman hangat
untuk mengencerkan
secret
- membantu
menjatuhkan secret
dibronkus dan trakea
- pemberian oksigen
dapat meringankan
kerja paru untuk
memenuhi
kebutuhan oksigen
serta memenuhi
kebutuhan oksigen
dalam tubuh

Edukasi
- mengoptimalkan
keseimbangan cairan
dan membantu
mengencerkan
sekret sehingga
mudah dikeluarkan
- manfaat batuk
efektif agar pasien
dapat mengeluarkan
secret dengan
maksimal

Kolaborasi
- bronkodilator
meningkatkan
ukuran lumen
percabangan
trakeobronkial
sehingga
menurunkan tahanan
terhadap aliran
udara

Intoleransi Setelah Setelah Manajemen Energi Observasi


Aktivitas b.d mendapatkan mendapatkan Observasi - untuk mengetahui
ketidakseimbanga perawatan perawatan selama - Identifikasi gangguan gangguan fungsi
n antara suplai dan selama 3 hari 3x24 jam, masalah fungsi tubuh yang tubuh yang dialami
kebutuhan masalah toleransi aktivitas mengakibatkan pasien akibat
oksigen, intoleransi meningkat dengan kelelahan kelelahan
kelemahan aktivitas kriteria hasil : - monitor kelelahan fisik - untuk mengetahui
(D.0056) teratasi - Frekuensi nadi dan emosional tingkat kelelahan
meningkat - monitor pola dan jam fisik dan emosional
- saturasi oksigen tidur pasien
meningkat - monitor lokasi dan - untuk mengetahui
- kemudahan ketidaknyamanan pola tidur pasien
dalam selama melakukan apakah teratur atau
melakukan aktivitas tidak
aktivitas sehari- - untuk mengetahui
hari Terapeutik lokasi dan tingkat
- keluhan lelah - sediakan lingkungan ketidaknyamanan
menurun nyaman rendah dan pasien selama
- dispnea saat stimulus (mis. cahaya, melakukan aktivitas
aktivitas suara, kunjungan)
menurun - lakukan latihan rentang Terapeutik
- dispnea setelah gerak pasif atau aktif - untuk memberikan
aktivitas - berikan aktivitas rasa nyaman bagi
menurun distraksi yang pasien
- perasaan lemah menenangkan - untuk meningkatkan
menurun - fasilitasi duduk di sisi dan melatih massa
- tekanan darah tempat tidur, jika tidak otot dan gerak
membaik dapat berpindah atau ektremitas pasien
- frekuensi nafas berjalan - untuk mengalihkan
membaik rasa
- warna kulit Edukasi ketidaknyamanan
membaik - anjurkan tirah baring yang dialami pasien
- anjurkan melakukan - untuk melatih gerak
aktivitas secara mobilisasi pasien
bertahap selama dirawat
- anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan Edukasi
gejala kelelahan tidak - untuk memberikan
berkurang kenyamanan pasien
- ajarkan strategi koping saat beristirahat
untuk mengurangi - untuk menunjang
kelelahan proses kesembuhan
pasien secara
Kolaborasi bertahap
- Kolaborasi dengan ahli - agar perawat bisa
gizi tentang cara dengan segera
meningkatkan asupan mengkaji dan
makanan merencanakan
kembali tindakan
keperawatan yang
bisa diberikan
- agar pasien dapat
mengatasi
kelelahannya secara
mandiri dengan
mudah

Kolaborasi
- untuk
memaksimalkan
proses
penyembuhan
pasien

Hipervolemia b.d Setelah Setelah Manajemen Observasi


Gangguan mendapatkan mendapatkan Hipervolemia - untuk mengetahui
mekanisme perawatan perawatan selama Observasi tanda dan gejala
regulasi, kelebihan selama 3 hari 3x24 jam, masalah - periksa tanda dan gejala yang muncul
asupan cairan masalah keseimbangan hipervolemia (mis. - untuk mengathui
(D.0022) hipervolemia cairan meningkat ortopnea, dispnea, penyebab dari
teratasi dengan kriteria edema, JVP/CVP terkena
hasil : meningkat, suara nafas hypervolemia
- asupan cairan tambahan) - untuk memastikan
meningkat - identifikasi penyebab apakah cairan dalam
- haluaran urin hipervolemia tubuh lebih, kurang,
meningkat - monitor status ataupun seimbang
- kelembaban hemodinamik (mis. - untuk mengetahui
membran frekuensi jantung, kandungan cairan
mukosa tekanan darah, MAP, dalam darah
meningkat CVP, PAP) Jika - untuk menghindari
- edema menurun tersedia kelebihan cairan
- tekanan darah - monitor intake dan yang masuk ke
membaik output dalam tubuh
- denyut nadi - monitor tanda
radial membaik hemokosentrasi (mis. Terapeutik
kadar natrium, BUN, - untuk mengetahui
hematokrit, berat jenis perkembangan berat
urine badan
- monitor kecepatan infus - untuk mengurangi
secara ketat cairan dalam tubuh
- monitor efek samping - untuk memberikan
diuretik posisi nyaan pada
pasien
Terapeutik
- timbang berat badan Edukasi
setiap hari pada waktu - agar dapat segera
yang sama mendapatkan
- batasi asupan cairan penanganan sesuai
dan garam perkembangan
- tinggikan kepala tempat - agar pasien bisa
tidur 30-40o mengukur cairan
tubuhnya sendiri
Edukasi - agar pasien bisa
- anjurkan melapor jika membatasi diri
haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam Kolaborasi
- anjurkan melapor jika - untuk mempercepat
BB bertambah > 1 kg laju pembentukan
dalam sehari urin
- ajarkan cara mengukur - agar kalium dalam
dan mencatat asupan tubuh tetap terjaga
dan haluaran cairan
- ajarkan cara membatasi
cairan

Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
diuretik
- kolaborasi penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretik

Ansietas b.d Setelah Setelah Reduksi Ansietas Observasi


ancaman terhadap mendapatkan mendapatkan Observasi - mengetahui
kematian (D.0080) perawatan perawatan selama - identifikasi saat tingkat tingkatan perubahan
selama 3 hari 3x24 jam, masalah ansietas berubah (mis. ansietas pasien
masalah tingkat ansietas kondisi, waktu, stresor) - agar dapat
ansietas menurun dengan - identifikasi membandingkan
teratasi kriteria hasil : kemampuan pengambilan
- verbalisasi mengambil keputusan keputusan pasien
kebingungan - monitor tanda-tanda awal dan saat ini
menurun ansietas (verbal dan - reaksi verbal dan
- verbalisasi nonverbal) non verbal dapat
khawatir akibat menunjukan rasa
kondisi yang Terapeutik agitasi, marah dan
dihadapi - ciptakan lingkungan gelisah
menurun terapeutik untuk
- perilaku gelisah menumbuhkan Terapeutik
menurun kepercayaan - agar pasien dapat
- perilaku tegang - temani pasien untuk merasakan
menurun mengurangi kenyamanan saat
- frekuensi nadi kecemasan, jika mengungkapkan
menurun memungkinkan perasaanya
- tekanan darah - pahami situasi yang - untuk mengurangi
menurun membuat ansietas rasa cemas pada
- kosentrasi dengarkan dengan pasien
membaik penuh perhatian - untuk
- pola tidur - gunakan pendekatan mengantisipasi
membaik yang tenang dan kenyamanan kondisi
meyakinkan pasien
- tempatkan barang - agar pasien tidak
pribadi yang merasa kesepian dan
memberikan selalu mendapatkan
kenyamanan support
- motivasi - untuk menyesuaikan
mengidentifikasi diri dengan
situasi yang memicu kebutuhan pasien
kecemasan
- diskusikan Edukasi
perencanaan realitas - meminimalkan
tentang peristiwa yang kekhawatiran,
akan datang prasangka atau
perasaan yang tidak
Edukasi tenang yang
- Jelaskan prosedur, berhubungan
termasuk sensasi yang dengan bahaya yang
mungkin dialami di antisipasi dan
- informasi secara tidak jelas
faktual mengenai - memberikan teknik
diagnosis pengobatan relaksasi untuk
dan prognosis mengurangi cemas
- anjurkan keluarga dengan teknik nafas
untuk tetap bersama dalam, melihat tv,
pasien, jika perlu okupasi dll.
- anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak Kolaborasi
kompetitif, sesuai obat antiansietas adalah
kebutuhan obat untuk mengurangi
- anjurkan rasa cemas
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
- latih teknik relaksasi

Kolaborasi
kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Faradhilah I. (2018). Laporan Pendahuluan Coronary Artery Disease


(CAD). Directoral disertation Universitas Hasanudin. Diakses tanggal
3 November 2022

Aryani. (2021). Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Tn. K Dengan
CAD Post PCI Di Ruang Intermediate PJT RSUP Sanglah Denpasar.
Directoral disertation Poltekes Kemenkes Denpasar. Diakses Tanggal
3 November 2022

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator


Dignostik. Cetakan III. DPP PPNI : Jakarta

PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Cetakan III. DPP PPNI : Jakarta

PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Cetakan III. DPP PPNI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai