Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA NY. Y DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANGINA PECTORIS

DI RUANG IGD RUMAH SAKIN SITI ASIYAH

KOTA LUBUKLINGGAU

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ENCAN REAZSARI ANISYA


NIM : PO.71.20.3.19.015
SEMESTER : V A

CI PENDIDIKAN : Ns, Wella Juartika, S.Kep, M.Kep


CI LAPANGAN : Ns. Deni Oktarina Gumai, S.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN
Angina pektoris adalah suatau sindroma klinis dimana klien mendapatakan serangan
sakit diddada didaerah sternum atau dibawah sternum (substernal) atau pada dada sebelah kiri
yang khas yaitu sperti ditekan atau terasa berat didada yang sering kali menjalar kelnegan
kiri, kadang-kadang menjalar ke penggung rahang, leher atau lengan kanan. Sakit pada dada
tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas ( korson, 2016) . Coronory
aerteri duasease adalah penyakit kerusakan pada bagaian ateri koronee angina pectoris serta
infark miokard, disebut ACS ( Acute Coronary Syndrome) atau sindrom kororner akut.
Pengertian angina secara klinis adalah keadaan iskemia miokard yang disebabkan
oleh kurangnya suplai oksigen ke sel-sel otot jantung (miokard) karena adanya penyumbat
atau penyemoitan artei koroner, peningkatakan beban kerja jantung dan menurunnya
kemampuan darah mengikat oksigen.
Terjadinya iskemia akibat dari jantung koroner, penyakit jantung kororner adalah
kelainaan metabolisme lipid, koagulasi darah, serta keadaan biofisika dan biokimia dinding
arteri kondisi patologis yang terjadi ditandai dengan penimbunanan abnormal lipid atau
bahan lemak dan jaringan fibrosa pada dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi arteri serta penurunan aliran darah kejantung (mutaqin, 2014),
perubahan struktur dan fungsi dari penyakit jantung koroner akan menyebabkan angina
pektoris. (wijaya andra & yessie, 2013).
Sakit dada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard karena
suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. (kasion, 2016).

2. ETIOLOGI
Penyebab paling umum angina pektoris adalah aterosklerosis atau penyakit atreri koroner
yang digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otak halus, lemak dan jaringan konektif disekitar
lapisan intima arteri. Suatu plak fibrosis adalah lesi khas dari aterosklerosis, lesi ini dapat
bervariasi ukuranya dalam dinding pembuluh darah, yang dapat meningkatkan abstruksi
aliran darah persial maupun komplit. Komplikasi lebih lanjut dari lesi tersebut terdiri atas
plak fibrous dengan deposit kalsium, disertai dengan pembentukan thrombus, obstuksi pada
lumen akan mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada jaringan diskitarnya.
Penyebab lainnya yaitu karena spasme arteri koroner, penyempitan dari lumen pembuluh
darah terjadi bila serat otot halus dalam dindidng pembuluh darah brkontraksi (vasokntraksi).
(udjianti,2010). Meskipun dipengaruhi oleh banyak faktor, kelainanan degeneratife ini akan
menyebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokardium dengan masukkan
(suplau) nya, sehingga bisa menyababkan iskemia dan anoksia yang ditimbulkan oleh
kelainanan vaskuler dan kekurangan 02 dalam darah. (wijaya et al.2013) penyebab dari
angina pektoris ini dapat menimbulkn intolerasi aktivitas yang menitik beratkan pada respon
tubuh yang tidak mampu bergerak karena tubuh tidak mampu memproduksi energi yang
cukup untuk aktivitas sehari-hari, hal tersebut berdampak pada suplai ke jaringan, sehingga
kebutuuhan energi yang dibutuhkan pasien tidak dapat terpenuhi dan mengalami kelelahan
serta lemas . ( Nurachanah at al, 2019)

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PAKTORIS


Terdapat dua faktor risiko terhadap agina pektoris yaitu faktor yang bisa diubah dan
faktor yang tidak bisa diubah. (sumiatoo etal., 2010) yaitu :
Adapun faktor risiko yang tidak bisa diubah
a. Umur atau usia
b. Gender atau jenis kelamin
c. Riwayat keluarga atau faktor genetik

Selain itu faktor yang dapat dirubah/dikendalikan :

a. Hipertensi / tekanan darah tinggi


b. Penyakit diabetes melitus
c. Merokok
d. Kolestrol
e. Kegemukan/ obsitas
f. Stress
g. Kurangnya aktifitas fisik

4. MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri dada, nyeri berawal dari rasa terhimpin, rasa terjepit atau rasa terbakar
- Rasa tidak enak dapat juga dirasakan diuluh hati
- Rasa nyeri dapat disertai beberapa gejala berikut yang bekeringat dingin, mual dan
muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsang
- Nyeri angina sifatnya konstan
- Angina dikatakan bertambah berat apabila serangan berikutnya terjadi sesudah
kejra fisik yang ringan, misalnya sesudah makan
- Pemeriksaan fisik pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah
meningkat.
- Pada askultasi suara jantung terdengar jauh
- Biasanya didapatkan faktor resiko : hipertensi, obesitas/ diabetes melitus

5. Patofisiologi
Mekanisme angina pektoris disebabkan oleh kurangnya suplay oksigen ke sel-sel
miokardium yang terjadi karena kekauan arteri dan penyempitan lumen pada arteri koroner.
Ateriosklerosis adalah penyakit arteri koroner yang sering ditemukan. Jika beban kerja suatu
jaringan meningkat, maka oksigen yang dibutuhkan juga meningkat. Jika kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih
banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Apabila terjadi penyempitan arteri koroner akibat
dari arteriosklerosis dan tdiak dapat berdialtasi sebagai respon terhadap terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka akan terjadi iskemik (kekurangan supli darah ) miokardium
(kasron,2016) .
Bila aliran darah koroner tidak dapat menyuplai kebutuhan sejumlah oksigen yang
diperlukan oleh otot jantung, maka terjadi ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan .
(udjianti, 2010) dalam pemenuhan kebutuhan energi otot jantung. Tersedia pembuluh darah/
arteri koronaria yang meyuplai otot jantung dan mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi
terhadap oksigen dan nutrsisi (brunner & sudadarth, 2002).
Athersoklerosis meliputi sebagai kondisi patologi yang menghamb aliran darah dalam
arteri yang mensuplai jantung. (wijaya et al,. 2013) dalam penyakit jantung koroner ini
menjadi semakin sempit dan kadang-kadang terblokir. Hal tersebut akan menyebabkan tidak
dapat mengalirnya darah dengan baik ke otot-otot jantung. Pada tahap awal penderita akan
dapat bernafas dalam keadaan normal dan darah yang mengalir ke jantung masih cukup,
namun ketika penderiya melakukan aktivitas yang melahiran arteri koroner yang menyempit
tidak dapat mensuplai darah dengan baik ke otot-otot jantung. Gejala untuk kelelehan ini
bersifat ringan, sehingg penderita dapat mengurangi aktivitas yang dilakukan secara
bertahap .
6. WOC / PATHWAY

Aterosklerois Pajanan stress Latihan fisik Makan- Faktor resiko


atau spasme terhadap makanan usia, pola
pembuluh dingin berat hidup riwayat
darah penyakit
Adrenalin terdahlu
meningkat
Vasokontraks
Kebutuhan o2 Aliaran
i pembuluh
meningkat meningkat
darah

Aliran o2 arteri Angina Aliran o2 ke


koronaria menurun pectoris jantung
menurun

Kekurangan
o2 pada Kekurangan panjajanan informasi

Ischemia otot
MK : Defisit
pengetahua
Terjadinya metabolisme anaerob

Peningkatan asam

Reseptor nyeri
Kontraksi miokardium Takut
terangsang
menurun
Ekspansi paru Nyeri dada
Fungsi ventrikel menurun MK: ANSIETAS
terganggu
Co2 tidak seimbang Nyeri akut
Perubahan
hemodinamika (td dan
nadi meningkat Sesak Ketidak seimbangan suplai
MK : Penurunan curah o2 dan kebutuhan o2
jantung MK: POLA NAPAS kedalam tubuh
TIDAK EFEKTIF
MK: INTOLENARSI
AKTIVITAS
Sumber :1. Https://www.id.scribd.com/2014/10/05/pathway-angina-pektoris.html

2. Https://www.id.scribd.com/2018/04/01/woc-angina-pektoris.html
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Ekg
Tes dan prosedur dignostik digunakan untuk menegakan data yang diperoleh dari
riwayat dan pemeriksaan fisik yaitu elektrokardiografi (EKG), (ruhyahudin, 2007)
- Foto rontgen dada
Foto tontgen dada menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien
hipertesi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya
klasifikais arkus aorta (kasion, 2016).\

8. KOMPLIKASI
Serangan jantung
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan data awal
1) Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, agama, suku
bangsa, tanggal dan masuk rumah sakit
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
B. Riwayat kesehatan sekarang
Mengkaji apa yang dirasakan klien sekarang
C. Keluhan
Mengkaji apa yang dirasakan klien sekarang
- Nyeri dada
- Sesak napas
D. Riwayat keseharan dahulu
Mengkaji apa klien mempunyai riwayat kesehatan dahulu
E. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji apakah dikeluarga memiliki penyakit yang sama dengan klien
F. Pemeriksaan fisik
- Aktivitas/ istirahat
- Sirkulasi
- Intergritas kulit
- Makanan/ caiaran
- Nyeri yang dirasakan
- Eliminasi
- Pernapasaan
- Neurosensori

2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi)
2) Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (mis. kelemahan otot
pernafasaaan)
3) intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3 Intervensi
1. Dx. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (mis. kelemahan otot
pernafasaaan)

Frekuensi hasil 1 2 3 4 5

Frekuensi nadi √
Kedalam napas √

Keterangan
1 = menurun
2= cukup menurun
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik

SIKI : manajemen jalan napas


Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalam, usaha napas)
- Monitor bunyi npas tambahan ( mis . gurgling, mengi, wheezing, ronchi)
- Monior sputum

Terapeutik

- Posisikan semi fowler/ fowler


- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan asuapan caiaran 200 ml / hari

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspeketor, mukolitik, jika perl

dx.2 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi)

Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Keluahan nyeri √
Meringis √

Keterangan :
1 = meningkat
2 = cukup meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun

SIKI : manajemen nyeri


Observasi
- Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

Terapeutik

- Berikan teknik non famologis untuk mengurangi rasa nyeri

Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian analgetik , jika perlu

Dx 3 intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen


SLKI: toleransi aktivitas

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Keluahan √
lelah
Dispnea saat √
beraktivitas
Keterangan :
1 = meningkat
2 = cukup meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun

SIKI : manajeman energi


Observasi
- Identifikasi ganguan fungsi tubuh yang mengakibatakan kelelahan

Terapeutik

- Berikan aktivitas disfungsi yang menenangakan

Edukasi

- Anjurkan tirah baring


- Ajarkanstrategi koping untuk mengurangi kelelahan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
PPNI, Tim poja SDKi DPP, 2017 standar diagnosa keperawatan indonesia, jakarta : dewan
pengurus PPNI
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP, 2019 Standar iuran keperawatan indonesia, jakarta: Dewan
Pengurus PPNI
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP, 2018 standar intervensi keperawatan indonesia, jakarta : dewan
pengurus PPNI
Sumber web site:

Https://www.repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2020/08/01/BABII-tinjaupustaka-angina-
pectoris.html : diakses kamis, 09 desember 2019, jam 06.00 wib

Https://www.id.scribd.com/2014/05/05/LP-angina-pektoris.html : diakses kamis, 09


desember 2019, jam 06.00 wib

https://www.alodokter.com/2019/12/06/gejala-penyebab-angina-pectoris.html : diakses
kamis, 09 desember 2019, jam 06.00 wib

https://www.konsula.com/2016/03/01/komplikasi-angina-pictoris.html : diakses kamis, 09


desember 2019, jam 06.00 wib
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN, A DENGAN G ANGINA PECTORIS
DI IGD RS SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
a. Pengkajian
Tanggal masuk : 02– 12 - 2021
Tanggal pengkajian : 02– 12 - 2021
I. Identitas klien :
Nama : Ny. y
Umur : 59Thn
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : simpang periuk
Diagnosa medis : gastritis
No. RM : 196301
II. Identitas penanggung jawab
Nama : ny. m
Umur : 24 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : simpang priuk
Hub. Dengan klien : anak
III. Kondisi saat datang
Datang menggunakan : Mobil
Datang bersama: keluarga
Nilai triage : merah  kuning √ hijau 
hitam
Alasan : Klien masih sadar, tidak mengalami henti jantung dan tidak
henti napas.
a. PRIMARY SURVEY
 CIRCULATION

Nadi :  teraba  tidak teraba

Nadi : 20 x / menit, Irama nadi : teratur  tidak

teratur

Perdarahan : ada √ tidak ada, Tempat perdarahan : Hidung

Perfusi / CRT: <2 detik

Sianosis :  Ya  Tidak

Tekanan darah : 200/110 mmHg

Suara jantung : S1-S2 terdengar


 AIRWAY

Look ( melihat obtruksi jalan napas )

Obstruksi jalan napas :  ada  tidak ada

Jika ada berupa :

 secret  darah  benda asing  lidah jatuh

Listen (Mendengarkan jalan napas )

 gurgling  noring rowing

(Tidak ada masalah )

Feel ( Meraba )

Hembusan udara :  hidung  mulut

Deviasi trakea : Tidak ada

 BREATHING

Look ( Lihat pergerakan dada )

Pengembangan dada :  simetris  tidak simetris

 sesak napas  etraksi intercostal  cuoing hidung

 disiensi vena leher  jejas di dada  luka terbuka di dada

Listen ( mendengarkan suara pernapasan )

 vesikuler  bronkhovesikuler  bronchial treatheal

 whezzing  ronchi ekles  ridor

Feel ( Meraba )

 krepitasi  nyeri tekan

Perkusi :  sonor  hipersonor

elness

 DISABILITY

Kesadaran :  alert  verbal respon 

Unreponsible

Kesadaran :  composmetis  apatis  samnolen


 sonor coma

GCS : 15

Mata : 4 Motorik : 6 Verbal : 5

Pupil :  isokor  miosis  pin

medriasis, Reaksi terhadap cahaya

Diamter ; kanan = 2, kiri = 2

Refleks : = +, =+

Papil edema :  ada  tidak ada

Literalisasi :  ada  tidak ada

 EXPOSURE

Jejas :  ada  tidak ada, Tempat jejas :

Lesi : ada  tidak ada

Kelainan bentuk : Tidak ada

Nyeri : nyeri tekan pada perut

 FOLLEY CATETER : Tidak menggunakan

kateter

 GASTRIC TUBE : Tidak menggunakan gastris tube

 HEART MONITORING DAN OXYMETRI : 98%

b. Secundrey survey

 Keadaan umum

Tekanan darah : 200/110 mmHg

Nadi :85x/m

RR : 21x/m

Suhu : 36,5c

 Riwayat penyakit :

 Tidak ada

 Keluhan : klien mengatakan sakit perut bagian bawwah kanan


 Obat – obatan yang telah diberikan ( sebelum di IGD ) :

 klien mengeluh belum konsumsi obat

 Makanan terakhir yang dimakan : klien mengatakan blm konsumsi

obat

 Penyakit penyerta : tidak ada

 Alergi : Tidak ada

 Kejadian : klien mengatakan setelah selesai makan perutnya

terasa sakit pada bagian bawah kanan

c. Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan kepala dan leher

Inspeksi :

 Laserasi : Tidak ada

 Kontusio : Tidak ada

 Luka ternal : Tidak ada

 Perdarahan : Tidak ada

 Nyeri tekan : Tidak ada

 Kelainan : Tidak ada

Mata

 Cornea : Normal

 Pupil : Isokor

 Konjungtiva : Ananemis

 Raccoon eyes : Tidak ada

 Kelainan : Tidak ada

Hidung

 Pembengkakan : Tidak ada

 Krepitasi / fraktur : Tidak ada


 Kelainan : Tidak ada

Telinga

 Hemo timpanium : Tidak ada perdarahan telinga

 Tanda battle sign : Tidak ada

 Kelainan : Tidak ada kelainan

Rahang

 Stabilasi rahang : atas stabil bawah stabil

 Krepitasi/fraktur : atas Tidak ada bawah Tidak ada

 Pembengkakan : atas Tidak ad bawah Tidak ada

Vertebra leher

Inspeksi

 Jejas : Tidak ada

 Deviasi trakea : Tidak

 Pemakaian otot pernapsan tambahan : O2 nasal kanul (4l)

Palpasi

 nyeri tekan : Tidak ada nyri tekan

 deformitas : Tidak ada kelainan

 pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

2. Torak

 Jejas : Tidak ada

 Luka terbuka : Tidak ada

 Nyeri tekan : Tidak ada

 Krepitasi : Tidak ada

3. Paru – paru

 Inspeksi : ada pergerakan dada kanan dan kiri sama

 Palpasi : Normal , tidak terdapat cairan


 Perkusi : Sonor

 Auskultasi : Vesikuler

4. Jantung

 Inspeksi : normal, pada intracosta ke 4 dan 3

 Palpasi : denyut nadi teraba berdetak

 Perkusi : sonor

 Auskultasi : S1 – S2 terdengar

5. Abdomen

 Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

 Auskultasi : Bising usus 25x/m

 Perkusi : Timpani

 Palpasi : yidak ada pembengkakan/ jejas

6. Pelvis

 Kestabilan posisi : Normal

 Jejas : Tidak ada

 Nyeri tekan : TIdak ada nyeri tekan

 Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

 Krepitasi/fraktur : Tidak ada fraktur

 Deformitas : Tidak ada kelainan

7. EKSTREMITAS

Inspeksi :

 Laserasi : atas Tidak ada bawah Tidak ada

 Perdarahan : atas Tidak ada bawah Tidak ada

 Pembengkakan : atas Tidak ada bawah tidak ada

 Deformitas : atas Tidak ada bawah Tidak ada

Palpasi :
 Nyeri tekan : tidak ada

 Krepitasi : Tidak ada

 Kekuatan otot : atas tangan 5555 bawah 5555

8. Punggung

 Jejas : Tidak ada

 Pembengkakan : Tidak ada

 Deformitas : Tidak ada kelainan

 Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

 Fraktur : Tidak ada fraktur

d. Pemeriksaan diagnostik

 Pemeriksaan laboratorium : Terlampir

 Pemeriksaan rotgen : Tidak dilakukan

 Pemeriksaan EKG : Tidak ada

 Pemeriksaan CTscan/ MRI : Tidak dilakukan

 Pemeriksaan USG : Tidak dilakukan

 Pemeriksaan yang lain : Tidak dilakukan


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL TES NILAI NORMAL SATUAN KET


Hemoglobin 10.8* 12.30-15.30 g/dL Low
Hematokrit 36.7* 36.00-45.00 % Low
Leukosit 8.9 4.50-11.00 Ribu/Dl
Eritrosit 4.14 4.20-5.50 Juta/Ul
Trombosit 228 150-450 FL
MCV 88.7 80.00-96.00 Pg Low
MCH 26.1 27.50-33.20 % Low
MCHC 29.4* 33.40-35.50 % low
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 0-4 %
Neutrofil batang 3 3-5 %
Neutrofil sengmen 66 46-70 %
Limposit 25 18-44 %
Monosit 3 3-9 %
Gula darah sewaktu 137 60-140 Mg/dl
s paratepy ah 1/160 negatif
s paratepy oh 1/160 NEGATIF
styphi h 1/180 NEGATIF
styoi O 1/320 NEGATIF
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

No NAMA OBAT DOSIS INDIKASI


1 IVFD Nacl 09% Gtt 20x/m Untuk kondisi kekurangan
natrium dan klorida pengganti
cairan sotoni plasma
2. Pantoparazole 40 mg amp
Digunakan untuk meredakan
keluhan dan gejala aibat
peningkatan asam lambung
seperti nyeri
3. Ketorolac (IV) 2 x 1 amp Untuk meredahkan nyeri
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 zat zat koroif Nyeri


Ds. Klien mengeluh sakit pada 
daerah perut gangguan difus
barier mukosa
p 
q.nyeri seperti ditusuk tusuk pningkatan asam lambung
r. nyeri tidak menyebar 
s. skala nyeri iritasi mukosa lambung
t. nyeri tusuk tusuk 
nyeri
Do. Klien terus menerus

klien tampak tegang


DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Defisit pngetahuan

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


2 zat zat korosif ansietas
DS. Klien mengatakan cemas 
dengan keadaanya gangguan difusbarier mukosa

DO. Klien tampak gelisah peningkatan asam lambung



klien tampak mringis iritasi mukosa lambung

ttv 
td. 200/110mmhg peradangan mukosa lambung
t.36.5c 
n. 85x/m ansietas
rr.21x/m

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

3 zat zat korosif definisi pengetahuan


DS. – klien tampak bingung Peningkatan asam
dengan apa yang terjadi 
gangguan difus barier mukosa
DO. 
k/u lemah peningkatan asam lambung
klien tampak bingung 
ttv. 200/110mmhg peradangan mukosa lambung
t.36.5c 
rr.21x/m ansietas

defisit pengetahuan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.Y Diagnosa Medis : GASTRITIS


No. Reg : 196301 Ruangan : IGD RSSA
Hari tanggal
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONA
1 02-12-202/ SLKI : Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1 x 1 jam SIKI : manajemen nyeri 1.Untuk menge
kamis diharapkan tinfkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : karateristik, du
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 Observasi frekueansi, inte
Keluhan nyeri √ 1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, 2.Untuk menge
Meringis √ frekuensi, kualitas, intensitas nyeri yang memperb
gelisah √ 2. identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan n
KET : 1. Meningkat memperingan nyeri 3.Agar nyeri da
2. cukup meningkat Terapeutik 1.5 Agra nyeri
3. Sedang 3.Berikan teknik non famologis untuk
4. Cukup Menurun mengurangi rasa nyeri
5. Menurun Kolaborasi
4.Kolaborasi pemberian analgetik , jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : NY.Y Diagnosa Medis : gastritis


No. Reg : 196301 Ruangan : IGD RSSA
Hari
NO tang TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
gal
2 02- SLKI : Setelah dilakukan Tindakan SIKI : resiko ansietas 1. Untuk mengetahui tanda ansietas
12- keperawatan selama 1 x 1 jam 2. Untuk memberikan kepercayaann kepa
202/ diharapkan polanapas membaik dengan Observasi 3. Agar klien merasa tenang
kami kriteria hasil : 1. Monitor tanda tanda ansietas 4. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
s Kriteria hasil 1 2 3 4 5 5. Kolaborasi pemberian obat jika perlu
PERILAKU √ Terapeutik
GLISAH 2. Ciptakan suasana trapetik untuk menimbulkan
PERILAKU √ kepercayaan
TEGANG
KET :
Edukasi
1. membaik
2. cukup membaik
3. Latih teknik relaksasi
3. Sedang Kolaborasi
4. Cukup Menurun 4. Kolaborasi pemberian obat ansietas jika perlu
5. Menurun
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : NY.Y Diagnosa Medis : gastritis


No. Reg : 196301 Ruangan : IGD RSSA
Hari
NO tanggal TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
3 02-12- SLKI : Setelah dilakukan Tindakan SIKI : edukasi kselamatan lingkungan 1. Untuk mengetahui kemampuan klien
202/ keperawatan selama 1 x 1 jam diharapkan Observasi menerima informasi
kamis polanapas membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 2. Untuk mengetahui pengetahuan kklien
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 menerima informasi keluarga dalam proses belajar
Kemampuan √ Terapeutik 3. Mengajarkan pola hidup sehat
menjelaskan
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
tentang suatu
topik
Edukasi
KET : 3. Anjarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. Menurun
2. cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
NAMA PASIEN ; ny.y DIAGNOSA MEDIS ; gastritis
N0. REG ; 196301 RUANGAN ;IGD RRSA
N HARI / TANGGAL JAM TINDAKAN RESPON HASIL TTD
O
1. kamis/ 02 -12-2021 1. mengIdentifikasi lokasi, 1. Respon :
karateristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Jam . 18.30 intensitas nyeri - P : spasme pembukuh darah
- Q : Klien mengatakan nyeri sepeti ditusuk tusuk
T= lokasi : bagian perut - R : nyeri perut
mengidentifikasi faktor yang - S : Klien mengatakan skala nyeri 4
memperberat dan memperingan nyeri - T : Klien mengatakan nyeri terus menerus
T: menanyakan apa yang Hasil klien maish mengeluh nyeri 7 (0-10)
dirasakan jika bergerak,
apakah nyeri berkurang/ O. K/U membaik
tidak
A.masalah teratasi sebagian
2. memberikan teknik non Kriteria hasil 1 2 3 4 5
famologis untuk Keluhan nyeri √
mengurangi rasa nyeri Meringis √
T : memberikan teknik gelisah √
napas sadalm KET : 1. Meningkat
3. mengkolaborasi 2. cukup meningkat
pemberian analgetik , 3. Sedang
jika perlu 4. Cukup Menurun
T : pantoprazol 5. Menurun
ondanstron 4mg
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
NAMA PASIEN ; NY.Y DIAGNOSA MEDIS ; GASTRITIS
N0. REG ; 196301 RUANGAN ;IGD RRSA
N HARI / TANGGAL JAM TINDAKAN RESPON HASIL TTD
O
3 kamis / 02 -12-2021 jam 14.00
Observasi
Jam . 13.00 1. Monitor tanda tanda S. klien mengatakan cemas sudah berkurang
ansietas O. k/u lemah
r/memonitor ksempatan
memonitor kegelisahan sudah berkurang
klien A. Masalah ansietas teratasi sebagian
Terapeutik Kriteria hasil 1 2 3 4 5
2. Ciptakan suasana trapetik untuk PERILAKU √
menimbulkan kepercayaan GLISAH
PERILAKU √
r/ menciptakan suasana yang nyaman TEGANG
agar klien mau menciptakan KET :
kecemasannya 1. membaik
2. cukup membaik
3. Sedang
4. Cukup Menurun
5. Menurun
p. intervensi diberikan pasien pulang
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
NAMA PASIEN ; NY.Y DIAGNOSA MEDIS ; GASTRITIS
N0. REG ; 196301 RUANGAN ;IGD RRSA
N HARI / TANGGAL JAM TINDAKAN RESPON HASIL TTD
O
3 kamis / 02-12-2021 1. mengidentifikasi kesiapan dan jam 14,00
kemampuan menerima informasi
Jam . 13.00 Terapeutik S. klien mengerti dan perhatian paham tentang apa
r/klien paham apa itu gastritis yang diajarkan
2. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi O. K/U membaik
r/ klien mampu bertanya tentang sakit A. masalah defisi pengetahuank literasi sebagian
yang dialami
3. Anjarkan perilaku hidup bersih Kriteria hasil 1 2 3 4 5
dan sehat Kemampuan √
r/ klien mampu menerapkan perilaku menjelaskan
tentang suatu
hidup sehat
topik
KET :
1. Menurun
2. cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat
P. Intervensi dihentikan k klien pulang

Anda mungkin juga menyukai