KOTA LUBUKLINGGAU
DI SUSUN OLEH :
1. PENGERTIAN
Angina pektoris adalah suatau sindroma klinis dimana klien mendapatakan serangan
sakit diddada didaerah sternum atau dibawah sternum (substernal) atau pada dada sebelah kiri
yang khas yaitu sperti ditekan atau terasa berat didada yang sering kali menjalar kelnegan
kiri, kadang-kadang menjalar ke penggung rahang, leher atau lengan kanan. Sakit pada dada
tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas ( korson, 2016) . Coronory
aerteri duasease adalah penyakit kerusakan pada bagaian ateri koronee angina pectoris serta
infark miokard, disebut ACS ( Acute Coronary Syndrome) atau sindrom kororner akut.
Pengertian angina secara klinis adalah keadaan iskemia miokard yang disebabkan
oleh kurangnya suplai oksigen ke sel-sel otot jantung (miokard) karena adanya penyumbat
atau penyemoitan artei koroner, peningkatakan beban kerja jantung dan menurunnya
kemampuan darah mengikat oksigen.
Terjadinya iskemia akibat dari jantung koroner, penyakit jantung kororner adalah
kelainaan metabolisme lipid, koagulasi darah, serta keadaan biofisika dan biokimia dinding
arteri kondisi patologis yang terjadi ditandai dengan penimbunanan abnormal lipid atau
bahan lemak dan jaringan fibrosa pada dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi arteri serta penurunan aliran darah kejantung (mutaqin, 2014),
perubahan struktur dan fungsi dari penyakit jantung koroner akan menyebabkan angina
pektoris. (wijaya andra & yessie, 2013).
Sakit dada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard karena
suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. (kasion, 2016).
2. ETIOLOGI
Penyebab paling umum angina pektoris adalah aterosklerosis atau penyakit atreri koroner
yang digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otak halus, lemak dan jaringan konektif disekitar
lapisan intima arteri. Suatu plak fibrosis adalah lesi khas dari aterosklerosis, lesi ini dapat
bervariasi ukuranya dalam dinding pembuluh darah, yang dapat meningkatkan abstruksi
aliran darah persial maupun komplit. Komplikasi lebih lanjut dari lesi tersebut terdiri atas
plak fibrous dengan deposit kalsium, disertai dengan pembentukan thrombus, obstuksi pada
lumen akan mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada jaringan diskitarnya.
Penyebab lainnya yaitu karena spasme arteri koroner, penyempitan dari lumen pembuluh
darah terjadi bila serat otot halus dalam dindidng pembuluh darah brkontraksi (vasokntraksi).
(udjianti,2010). Meskipun dipengaruhi oleh banyak faktor, kelainanan degeneratife ini akan
menyebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokardium dengan masukkan
(suplau) nya, sehingga bisa menyababkan iskemia dan anoksia yang ditimbulkan oleh
kelainanan vaskuler dan kekurangan 02 dalam darah. (wijaya et al.2013) penyebab dari
angina pektoris ini dapat menimbulkn intolerasi aktivitas yang menitik beratkan pada respon
tubuh yang tidak mampu bergerak karena tubuh tidak mampu memproduksi energi yang
cukup untuk aktivitas sehari-hari, hal tersebut berdampak pada suplai ke jaringan, sehingga
kebutuuhan energi yang dibutuhkan pasien tidak dapat terpenuhi dan mengalami kelelahan
serta lemas . ( Nurachanah at al, 2019)
4. MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri dada, nyeri berawal dari rasa terhimpin, rasa terjepit atau rasa terbakar
- Rasa tidak enak dapat juga dirasakan diuluh hati
- Rasa nyeri dapat disertai beberapa gejala berikut yang bekeringat dingin, mual dan
muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsang
- Nyeri angina sifatnya konstan
- Angina dikatakan bertambah berat apabila serangan berikutnya terjadi sesudah
kejra fisik yang ringan, misalnya sesudah makan
- Pemeriksaan fisik pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah
meningkat.
- Pada askultasi suara jantung terdengar jauh
- Biasanya didapatkan faktor resiko : hipertensi, obesitas/ diabetes melitus
5. Patofisiologi
Mekanisme angina pektoris disebabkan oleh kurangnya suplay oksigen ke sel-sel
miokardium yang terjadi karena kekauan arteri dan penyempitan lumen pada arteri koroner.
Ateriosklerosis adalah penyakit arteri koroner yang sering ditemukan. Jika beban kerja suatu
jaringan meningkat, maka oksigen yang dibutuhkan juga meningkat. Jika kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih
banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Apabila terjadi penyempitan arteri koroner akibat
dari arteriosklerosis dan tdiak dapat berdialtasi sebagai respon terhadap terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka akan terjadi iskemik (kekurangan supli darah ) miokardium
(kasron,2016) .
Bila aliran darah koroner tidak dapat menyuplai kebutuhan sejumlah oksigen yang
diperlukan oleh otot jantung, maka terjadi ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan .
(udjianti, 2010) dalam pemenuhan kebutuhan energi otot jantung. Tersedia pembuluh darah/
arteri koronaria yang meyuplai otot jantung dan mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi
terhadap oksigen dan nutrsisi (brunner & sudadarth, 2002).
Athersoklerosis meliputi sebagai kondisi patologi yang menghamb aliran darah dalam
arteri yang mensuplai jantung. (wijaya et al,. 2013) dalam penyakit jantung koroner ini
menjadi semakin sempit dan kadang-kadang terblokir. Hal tersebut akan menyebabkan tidak
dapat mengalirnya darah dengan baik ke otot-otot jantung. Pada tahap awal penderita akan
dapat bernafas dalam keadaan normal dan darah yang mengalir ke jantung masih cukup,
namun ketika penderiya melakukan aktivitas yang melahiran arteri koroner yang menyempit
tidak dapat mensuplai darah dengan baik ke otot-otot jantung. Gejala untuk kelelehan ini
bersifat ringan, sehingg penderita dapat mengurangi aktivitas yang dilakukan secara
bertahap .
6. WOC / PATHWAY
Kekurangan
o2 pada Kekurangan panjajanan informasi
Ischemia otot
MK : Defisit
pengetahua
Terjadinya metabolisme anaerob
Peningkatan asam
Reseptor nyeri
Kontraksi miokardium Takut
terangsang
menurun
Ekspansi paru Nyeri dada
Fungsi ventrikel menurun MK: ANSIETAS
terganggu
Co2 tidak seimbang Nyeri akut
Perubahan
hemodinamika (td dan
nadi meningkat Sesak Ketidak seimbangan suplai
MK : Penurunan curah o2 dan kebutuhan o2
jantung MK: POLA NAPAS kedalam tubuh
TIDAK EFEKTIF
MK: INTOLENARSI
AKTIVITAS
Sumber :1. Https://www.id.scribd.com/2014/10/05/pathway-angina-pektoris.html
2. Https://www.id.scribd.com/2018/04/01/woc-angina-pektoris.html
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Ekg
Tes dan prosedur dignostik digunakan untuk menegakan data yang diperoleh dari
riwayat dan pemeriksaan fisik yaitu elektrokardiografi (EKG), (ruhyahudin, 2007)
- Foto rontgen dada
Foto tontgen dada menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien
hipertesi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya
klasifikais arkus aorta (kasion, 2016).\
8. KOMPLIKASI
Serangan jantung
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan data awal
1) Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, agama, suku
bangsa, tanggal dan masuk rumah sakit
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
B. Riwayat kesehatan sekarang
Mengkaji apa yang dirasakan klien sekarang
C. Keluhan
Mengkaji apa yang dirasakan klien sekarang
- Nyeri dada
- Sesak napas
D. Riwayat keseharan dahulu
Mengkaji apa klien mempunyai riwayat kesehatan dahulu
E. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji apakah dikeluarga memiliki penyakit yang sama dengan klien
F. Pemeriksaan fisik
- Aktivitas/ istirahat
- Sirkulasi
- Intergritas kulit
- Makanan/ caiaran
- Nyeri yang dirasakan
- Eliminasi
- Pernapasaan
- Neurosensori
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi)
2) Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (mis. kelemahan otot
pernafasaaan)
3) intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3 Intervensi
1. Dx. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (mis. kelemahan otot
pernafasaaan)
Frekuensi hasil 1 2 3 4 5
Frekuensi nadi √
Kedalam napas √
Keterangan
1 = menurun
2= cukup menurun
3 = sedang
4 = cukup membaik
5 = membaik
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Keluahan nyeri √
Meringis √
Keterangan :
1 = meningkat
2 = cukup meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Keluahan √
lelah
Dispnea saat √
beraktivitas
Keterangan :
1 = meningkat
2 = cukup meningkat
3 = sedang
4 = cukup menurun
5 = menurun
Terapeutik
Edukasi
Https://www.repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2020/08/01/BABII-tinjaupustaka-angina-
pectoris.html : diakses kamis, 09 desember 2019, jam 06.00 wib
https://www.alodokter.com/2019/12/06/gejala-penyebab-angina-pectoris.html : diakses
kamis, 09 desember 2019, jam 06.00 wib
teratur
Sianosis : Ya Tidak
Feel ( Meraba )
BREATHING
Feel ( Meraba )
elness
DISABILITY
Unreponsible
GCS : 15
Refleks : = +, =+
EXPOSURE
kateter
b. Secundrey survey
Keadaan umum
Nadi :85x/m
RR : 21x/m
Suhu : 36,5c
Riwayat penyakit :
Tidak ada
obat
c. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
Mata
Cornea : Normal
Pupil : Isokor
Konjungtiva : Ananemis
Hidung
Telinga
Rahang
Vertebra leher
Inspeksi
Palpasi
2. Torak
3. Paru – paru
Auskultasi : Vesikuler
4. Jantung
Perkusi : sonor
Auskultasi : S1 – S2 terdengar
5. Abdomen
Perkusi : Timpani
6. Pelvis
7. EKSTREMITAS
Inspeksi :
Palpasi :
Nyeri tekan : tidak ada
8. Punggung
d. Pemeriksaan diagnostik
ANALISA DATA
ttv
td. 200/110mmhg peradangan mukosa lambung
t.36.5c
n. 85x/m ansietas
rr.21x/m
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH