Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

K DENGAN MASALAH
UTAMA HIPERTENSI PADA Tn.K DI DESA TAMBAKSARI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MEDANG

ASNI MILA ADZANA


NIM. P133742041994

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BLORA
TAHUN 2021
A. Konsep Dasar

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


MmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 MmHg. Hipertensi tidak hanya berisiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain, seperti saraf,
ginjal, dan semakin tinggi tekanan darah. (Nanda Nic Noc 2015).
Tekanan darah adalah tenaga yang dipakai oleh darah yang dipompakan dari
jantung untuk melawan tahanan pembuluh darah. Dengan kata lain, tekanan darah
adalah sejumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
Sepanjang hari, tekanan darah akan berubah–ubah tergantung dari aktivitas tubuh.
Latihan yang berat dan stres cenderung meningkatkan tekanan darah. Sementara itu,
dalam keadaan berbaring atau istirahat, tekanan darah akan turun kembali. Hal ini
merupakan peristiwa normal. Jika tekanan darah seseorang meningkat dengan tajam
dan kemudian tetap tinggi, orang tersebut dapat dikatakan mempunyai tekanan darah
tinggi atau hipertensi (Bangun, 2008).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi dua golongan, menurut
Ardiyansyah (2012), yaitu :
a. Hipertensi Primer
primer adalah Hipertensi Esensial atau Hipertensi yang 90% tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya
Hipertensi Esensial diantaranya :
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan Hipertensi, beresiko
lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak
mempunyai riwayat keluarga.
2) Jenis Kelamin dan Usia
Laki–laki berusia 35–50 tahun dan wanita paska menopause beresiko
tinggi untuk mengalami hipertensi.
3) Berat Badan/Obesitas
Berat badan 25% lebih berat di atas berat badan ideal juga sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi Sekunder adalah jenis Hipertensi yang penyebabnya diketahui.
Beberapa gejala atau penyakit yang penyebab Hipertensi jenis ini, antara lain :
1) Coarctation Aorta
Yaitu penyempitan Aortacongenital yang (mungkin) terjadi beberapa
tingkat Aorta Torasik atau Aorta Abdominal. Penyempitan ini menghambat
aliran darah melalui lengkungan Aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan
darah di atas area konstriksi.
2) Penyempitan Parenkrim dan Vascular Ginjal
Penyakit ini merupakan penyebab utama Hipertensi Sekunder. Hipertensi
Renovaskuler berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih Arteri besar,
yang secara langsung membawa darah ke Ginjal. Sekitar 90% lesi Arteri Renal
pada klien dengan Hipertensi disebabkan oleh Arterosklerosis atau Fibrous
Dysplasia (pertumbuhan abnormal jaringan Fibrous). Penyakit Parenkrim Ginjal
terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur secara fungsi Ginjal.
3) Penggunaan Kontrasepsi Hormonal (Estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi
melalu mekanisme rennin–aldosteron–mediate volume expansion. Dengan
penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah kembali normal setelah beberapa
bulan.
4) Gangguan Endokrin
Disfungsi Medulla Adrenal dapat menyebabkan sipertensi aekunder
adrenal–mediate hypertension disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol
dan katekolamin. Pada aldosteron primer, kelebihan aldosteron menyebabkan
hipertensi dan hipokalemia. Aldosteonisme primer biasanya timbul dari adenoma
korteks adrenal yang benigna (jinak). Pheochromocytomas pada medulla adrenal
yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada
sindrom cushing, terjadi kelebihan glukokortikoid yang diekskresi dari korteks
adrenal. Sindrom cushing mungkin disebabkan oleh hiperplasi adrenokortikal
atau adenoma adrenokortikal.
5) Kegemukan (obesitas) dan gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahrga)
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa gejala pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala dan pusing
b. Lemas dan kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual dan Muntah
f. Kesadaran menurun
4. Patofisiologi
Menurut Yusuf (2008), Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan
tahanan perifer. Tubuh mempunyai sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan
tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah
secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah
dan ada yang bereaksi lebih lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain reflek
kardiovaskular melalui baroreseptor, reflek kemorereptor, respon iskemia susunan
saraf pusat, dan reflek yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos.
Sistem lain yang kurang cepat merespon perubahan tekanan darah melibatkan respon
ginjal dengan perngaturan hormon angiotensin dan vasopresor.
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis yang merupakan
bentuk dari arterioklerosis (pengerasan arteri). Antherosklerosis ditandai oleh
penimbunan lemak yang progresif pada dinding arteri sehingga mengurangi volume
aliran darah ke jantung, karena sel-sel otot arteri tertimbun lemak kemudian
membentuk plak, maka terjadi penyempitan pada arteri dan penurunan elastisitas arteri
sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian mengakibatkan hipertensi.
Kekakuan arteri dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah
berat yang dimanisfestasikan dalam bentuk hipertrofo ventrikel kiri (HVK) dan
gangguan fungsi diastolik karena gangguan relaksasi ventrikel kiri sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi. (Hull, 1996; dalam
Bustan 2007).
Berdasarkan uraian patofisiologi hipertensi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi dimulai adanya pengerasan arteri. Penimbunan lemak terdapat pada dinding
arteri yang mengakibatkan berkurangnya volume cairan darah ke jantung. Penimbunan
itu membentuk plak yang kemudian terjadi penyempitan dan penurunan elastisitas
arteri sehingga tekanan darah tidak dapat diatur yang artinya beban jantung bertambah
berat dan terjadi gangguan diastolik yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
5. Pathway

Faktor prediposisi : usia,jenis kelamin,stres,kurang olahraga,genetik,obesitas

Hipertensi Perubahan Informasi


situasi yang minim

Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Defisiensi
pengetahuan ansietas
Perubahan Struktur
Krisis
sirkulation
Vaskontriksi Penyumbatan pembuluh darah
Metode koping tidak
Suplai O₂ ke otak
Gangguan sirkulasi Otak berkurang Ketidakefektifan
koping

Resistensi pembuluh dasar Ketidakefektifan


ke otak meningkat perfusi jaringan otak
Pembuluh darah

Nyeri kepala

Sistemik Koroner
Ginjal
Retina

Iskemik
Vasokontriksi Vasokintriksi Miokard
pembuluh darah Spasme
arterior
Afterload Nyeri
Blood flow
menurun Resiko
Kelelahan Intoleransi
Cidera
Aktivitas
Respon RAA

Merangsang Kelebihan
aldesteron Retensi Edema volume
NA
cairan
Keterangan :
: Diagnosa yang diambil

Sumber : (Nanda NIC NOC, 2015)


6. Prosedur Diagnostik
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015)
a. Pemerikaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagubilita,
anemia.
2) BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
b. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
7. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat
hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi
(Brunner & Suddart, 2015).
a. Terapi nonfamakologis
Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa penatalaksanaan non farmakologis
terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup sangat penting dalam
mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan hipertensi dengan non
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk
menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal
Mengatasi obesitas juga dapat dilakukan dengan melakukan diet rendah
kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan
berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5
mmHg.
2) Kurangi asupan natrium
Penguramgan konsumsi garam menjadi ½ sendok the/hari dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic sebanyak
2,5 mmHg.
3) Batasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi alcohol berlebihan
dapat meningkatkan tekanan darah.Para peminum berat mempunyai resiko
mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak
meminum berakohol.
4) Diet yang mengandung kalium dan kalsium
Pertahankan asupan diet potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan
cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk,
apel, kacang-kangan, kentang dan diet rendah lemak dengan cara mengurangi
asupan lemak jenuh dan lemat total. Sedangkan menurut Radmarsarry (2007)
dalam Wijaya & Putri (2013), kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama urin.Dengan
mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3- 5 kali dalam sehari, seseorang bisa
mencapai asupan potassium yamg cukup.
5) Menghindari merokok
Merokok memang tidak berhubungan secara langsung dengan timbulnya
hipertensi, tetapi merokok dapat menimbulkan resiko komplikasi pada pasien
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari rokok karena
dapat memperberat hipertensi.
6) Penurunan Stress
Sress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun jika
episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang tinggi.
7) Terapi pijat
Pada prinsipnya pijat yang dikukan pada penderita hipertensi adalah
untuk memperlancar aliran energy dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi
dan komplikasinya dapat diminalisir, ketika semua jalur energi tidak terhalang
oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat ditekan.
b. Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara megeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga
daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat aktifitas
saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa jantung,
dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan
seperti asma bronkhial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos pembuluh darah.
5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II dengan
efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing, sakit
kepala dan lemas.
6) Penghambat angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat penghambat
reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi penempelan zat
angiotensin II pada resptor.
7)Angiotensin kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi jantung (kontraktilitas)
akan terhambat.
8. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri
tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh menurut Wijaya
& Putri (2013), sebagai berikut :
a. Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.
Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga banyaknya cairan yang
tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas
atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat menyebabkan
kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat laun ginjal tidak
mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran
darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.
B. Konsep Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan ke kasus


dengan masalah utama hipertensi meliputi :
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur,
pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah
yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status imunisasi, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadapa
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah ruangan,
jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah
rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung,
hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap
perasaan (Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan menerima
cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang dianut
keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan tujuan
kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa : keluarga
mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat kelurga rentan
terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Friedman, 2010).
c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang dikonsumsi
perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan (Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang dilakukan
dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan
keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah
(Friedman, 2010).
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak, kebersihan gigi
setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan (Friedman,
2010).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa
jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga,
metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga (Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi sandang,
pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
2. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Fokus Diagnosa Keperwatan Keluarga
1). Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke
system keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan
aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan
mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan
pengalaman ( Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah:
(a) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan).
(b) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
(c) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu kedaan
dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan masalah


hipertensi adalah
(a) Nyeri akut bd ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga sakit
(b) Defisiensi pengetahuan bd ketidakmapuan kekuarga mengenal masalah
(c) Intoleransi aktivitas bd ketidakmampuan menyelesaikan aktivitas sehari hari
2) Skala Prioritas Masalah
Table 2.3 Skala Prioritas Masalah Keluarga

Kriteria Skor Bobot


1) Sifat masalah :
a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3 1
b) Ancaman kesehatan 2
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4) Menonjolnya masalah:
a. Masalah dirasakan dan 2
1
perlu segera ditangani
1
b. Masalah dirasakan tapi tidak 0
perlu segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
Total Skore
Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)

Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai
Angka tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah :
(a) Tentukan skor untuk setiap criteria
(b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
(c) Jumlah skor untuk semua criteria
(d) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan
keluarga.
b. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan
tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan
prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi
keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).

N Diagnosa Tujuan dan Krieria Intervensi


O Keperawatan Hasil

1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara


berhubungan kunjungan rumah komprehensif.
dengan sebanyak 2 kali 2. Observasi tanda-tanda vital
ketidakmampuan kunjungan rumah 3. Ajarkan/demonstrasikan
keluarga merawat diharapkan nyeri teknik manajemen nyeri
anggota keluarga teratasi. (teknik relaksasi)
sakit. Kriteria hasil : 4. Ajarkan/demonstrasikan
1. Klien mampu teknik manajemen nyeri
mengontrol nyeri (distraksi)
(tahu penyebab 5. Anjurkan/demonstrasikan
nyeri, mampu pada klien dan keluarga
menggunakan kompres hangat pada
teknik kepala bagian belakang.
nonfarmakologi 6. Anjurkan klien untuk
untuk meningkatkan istrahat.
mengurangi 7. Beri lingkungan yang
nyeri, mencari nyaman untuk mengurangi
bantuan) nyeri.
2. Melaporkan 8. Beri informasi pada klien
bahwa nyeri dan keluarga tentang nyeri
berkurang dan perawatan yang
dengan diberikan.
manajemen 9. Kolabari pemberian terapi
nyeri. farmakologi (analgetik)
Menyatakan rasa untuk megurangi nyeri
nyaman setelah (katopril 25 mg)
nyeri berkurang.
2. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan klien dan
pengetahuan kunjungan rumah keluarga tentang hipertensi
berhubungan dengan sebanyak 2 kali 2. Diskusikan dengan
ketidakmampuan kunjungan rumah keluarga tentang hipertensi
keluarga mengenal diharapkan keluarga dengan menggunakan
masalah. mengetahui proses leaflet/lembar balik
penyakit. meliputi pengertian
Kriteria hasil : hipertensi, penyebab, tanda
1. Pasien dan keluarga dan gejalah, proses
menyatakan penyakit, komplikasi,
pemahaman tentang perawatan dan pencegahan
penyakit, kondisi, hipertensi.
dan program 3. Diskusikan dengan
pengobatan. keluarga tentang keputusan
2. Pasien dan untuk merawat anggota
keluarga mampu kelaurga sakit.
melaksanakan 4. Diskusikan dengan
prosedur yang keluarga cara merawat
dijelaskan secara anggota keluarga yang
benar. sakit.
3. Pasien dan 5. Jelaskan makanan yang
keluarga mampu harus dikonsumsi dan
menjelaskan dihindari penderita
kembali apa yang hipertensi.
dijelaskan perawat. 6. Diskusikan dengan
4. Klien dan keluarga keluarga tentang
mengetahui lingkungan yang
komplikasi menunjang kesehatan.
hipertensi 7. Diskusikan bersama
keluarga tentang
pemanfaatan fasilitas
kesehatan.

3. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji respon klien terhadap


berhubungan dengan kunjungan rumah aktivitas frekuensi nadi,
kelemahan umum, sebanyak 2 kali peningkatan tekanan darah
ketidakseimbangan kunjungan rumah sebelun dan sesudah
antara suplai dan diharapkan dapat aktivias.
kebutuhan oksigen melakukan aktivitas 2. Intruksikan tehnik
dengan normal penghemat energi
Kriteria Hasil : (menggunakan kursi saat
1. Klien mampu mandi, melakukan aktivitas
melakukan aktivitas secara perlahan)
secara mandiri atau 3. Berikan dorongan untuk
tanpa bantuan melakukan aktivitas/
2. Klien mengatakan perawatan diri secara
rasa lelah berkurang bertahap
3. Klien mengatakan
pusing berkurang

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
Abu Adrianto (2018). Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan Sistem
Cardiovaskuler:Hipertensi di ruang Perawatan Puskesmas Poasia Kota
Kediri.(Online)(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repositorypoltekkeskdi.ac.id/531/1/
KTI%2520ABU
%2520ARDIANTO.pdf&ved=2ahUKEwingZbl5Jr0AhWDX3wKHeSpA
ksQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw3p7pKxgrTy_tO5gzW754v8).
Diakses 15 November 2021 PUKUL 16.00 WIB
Hamid (2018) Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M dengan Hipertensi pada Ny.A
di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe. (Online)
(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.poltekkeskdi.ac.id/605/1/
KTI
%2520LENGKAP.pdf&ved=2ahUKEwjJ_rjZ5pr0AhVAH7cAHdzWAh
cQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw23eQODaKYzToNmlejg793O).
Diakses 15 November 2021 pukul 19.00 WIB
Wini (2019).Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda. (Online)
(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/425
/1/COVER%2520WINI%2520%25285%2520files%2520merged
%2529.pdf&ved=2ahUKEwio5vaB6Zr0AhUK7nMBHb7XCY4QFnoEC
DcQAQ&usg=AOvVaw3ehXyNXs6E35TDQRwVTsa3). Diakses 15
November 2021 pukul 16.30

Anda mungkin juga menyukai