2020/2021
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi (High blood pressure) merupakan suatu kelompok penyakit tidak menular
dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik diatas 130 mmHg dan tekanan darah
diastolik dibawah 90 mmHg. Hipertensi biasanya terjadi tanpa gejala yang jelas. Hal ini
pada akhirnya dapat menyebabkan kondisi lain mulai dari aritmia hingga serangan
jantung dan stroke. (AHA, 2020).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih dari suatu periode,
dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg.
(Aspiani, 2014).
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik kurang
dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang
dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Faktor predisposisi
Pelepasan renin
Gangguan Sirkulasi
Sistemik Koroner
Spasme
Vasokonstriksi Arteriole
Obstruksi/ruptur
pembuluh darah Iskemi Miocard
pembuluh darah vasokonstriksi
ginjal
otak Diplopia
Afterload Nyeri akut
Blood meningkat
Stroke Flow
Hemoragik
Penurunan Fatigue
Respon RAA Curah jantung
Nyeri
Intoleransi
akut
aktivitas
Rangsang aldosteron
Retensi Na KELEBIHAN
VOLUME CAIRAN
4. Etiologi
Berdasarkan buku Brunner & Suddarth (2016) Hipertensi berdasarkan penyebabnya
Otak
dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi Primer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya Resti injuri
hipertensi:
- Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na.
- Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanan darah meningkat.
- Stress Lingkungan.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
1) Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan,
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
- Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat )
- Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
- Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
- Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
- Kegemukan atau makan berlebihan
- Stress
- Merokok
- Minum alkohol
- Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin)
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab hipertensi sekunder adalah :
1) Ginjal
- Glomerulonefritis
- Pielonefritis
- Nekrosis tubular akut
- Tumor
2) Vascular
- Aterosklerosis
- Hiperplasia
- Trombosis
- Aneurisma
- Emboli kolestrol
- Vaskulitis
3) Kelainan endokrin
- DM
- Hipertiroidisme
- Hipotiroidisme
4) Saraf
- Stroke
- Ensepalitis
5) Obat – obatan
- Kontrasepsi oral
- Kortikosteroid
5. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai
darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu: (Aspiani, 2014)
a) Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat emboli yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah
tinggi.
b) Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang
bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
c) Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat
dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan
bekuan.
d) Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi,
beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi
memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
e) Ginjal, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Anamnesis
Anamnesis menyeluruh diperlukan untuk penegakan diagnosis, penilaian progresi
penyakit serta risiko komplikasi penyakit kardiovaskular dan pemilihan terapi
antihipertensi. Anamnesis sebaiknya meliputi hal berikut.
b) Gejala
Sebagian besar pasien tidak bergejala. Jika bergela, gejala yang sering dikeluhkan pasien
berupa nyeri kepala. Gejala yang dialami terkait komplikasi seperti fatigue, sesak nafas
saat beraktifitas, kaki bengkak, kelemahan tubuh satu sisi, dan penglihatan buram.
c) Riwayat Kejadian Kardiovaskular
Tanyakan kepada pasien apakah sebelumnya sudah didiagnosis hipertensi. Selain itu
tanyakan riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya yakni sindrom koroner akut, gagal
jantung, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer, sleep apneu, stroke, transient
ischemic attack, demensia.
d) Faktor Risiko
Faktor risiko perlu ditanyakan untuk menilai risiko komplikasi penyakit kardiovaskular
serta perencanaan terapi. Hal yang perlu ditanya yakni komorbid terkait risiko penyakit
kardiovaskular seperti diabetes, hiperkolesterol, gaya hidup (inaktivitas fisik, kebiasaan
merokok dan konsumsi alkohol)
e) Riwayat Konsumsi Obat
Hal ini perlu ditanyakan untuk penyesuaian jenis dan dosis antihipertensi pada pasien
yang sudah sering berobat untuk masalah hipertensi. Selain itu untuk penilaian ada
tidaknya konsumsi obat yang memiliki efek memicu kenaikan tekanan darah.
f) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik utama yakni pengukuran tekanan darah. Pemeriksaan fisik secara
lengkap juga perlu dilakukan untuk menilai ada tidaknya komorbid serta komplikasi.
h. Pernafasan
Gejala : dispnea, takipnea, batuk dengan/tanpa adanya sputum, riwayat merokok.
Tanda : stressi pernafasan, menggunakan otot bantu nafas, bunyi nafas tambahan
(krakles/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala : mengalami gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
2. Diagnosis Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
3) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Resiko cedera berhubungan dengan defisit lapang pandang, motorik atau persepsi
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit
3. Perencanaan Keperawatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
1 Resiko tinggi terhadap penurunan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Jantung
curah jantung b.d peningkatan selama …x/24 jam diharapkan keadekuatan
Tindakan
afterload, vasokontriksi, jantung memompa darah untuk memenuhi
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, kebutuhan metabolism tubuh meningkat. Observasi
iskemia miokard
Kriteria hasil : ● Identifikasi tanda/gejala primer
penurunan curah jantung (meliputi
● Kekuatan nadi perifer : Meningkat
dyspnea, kelelahan, edema,
(5)
orthopnea, paroxysmal nocturnal
● Left ventricular stroke work index
dyspnea, peningkatan CVP)
(LVSWI) : Meningkat (5)
● Identifikasi tanda/gejala sekunder
● Stroke volume index (SVI) :
penurunan curah jantung (meliputi
Meningkat (5)
peningkatan berat badan,
● Palpitasi : Meningkat (1)
hepatomegaly, distensi vena
● Bradikardia : Meningkat (1)
jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
● Takikardia : Meningkat (1)
oliguria, batuk, kulit pucat)
● Lelah : Meningkat (1)
● Monitor tekanan darah ( termasuk
● Tekanan darah : Membaik (5) tekanan darah ortostastik, jika
● Pengisian kapiler : Membaik (5) perlu)
● Central Venous Pressure ● Monitor intake dan output cairan
(CVP) :Membaik (5) ● Monitor saturasi oksigen
● Monitor keluhan nyeri dada (mis.
intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang mengurangi nyeri)
● Monitor EKG 12 sandapan
● Monitor aritmia (kelainan irama
dan frekuensi)
● Monitor nilai laboratorium jantung
(,mis. elektrolit, enzim jantung,
BNP, NTpro-BNP)
● Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
Terapeutik
Edukasi
2 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Energi
ketidakseimbangan suplai dan selama …x/24 jam diharapkan respon
Observasi
kebutuhan oksigen fisiologis terhadap aktivitas yang
membutuhkan tenaga Meningkat. ● Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan
Kriteria Hasil :
● Monitor kelelahan fisik dan
● Kemudahan melakukan aktivitas emosional
sehari – hari : Meningkat (5) ● Monitor pola dan jam tidur
● Kecepatan berjalan : Meningkat (5) ● Monitor lokasi dan
● Keluhan lelah : Menurun (5) ketidaknyamanan selama
● Dispnea saat aktivitas : Menurun (5) melakukan aktivitas
● Dispena setelah aktivitas : Menurun Terapeutik
(5)
● Sediakan lingkungan nyaman dan
● Frekuensi nadi : Membaik (5)
rendah stimulus (mis. cahaya,
● Tekanan darah : Membaik (5)
suara, kunjungan)
● Saturasi oksigen : Membaik (5)
● Lakukan latihan rentang gerak
● Frekuensi napas : Membaik (5)
pasif dan/atau aktif
● Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
● Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
Teraputik
Aspiani. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta:
EGC.
Doenges, EM., Mary, FM., Alice, CG. (2012) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta : EGC
Kozier & Erb’s. (2016) Fundamental of Nursing : Concept, Process, Practice, Elsevier
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan. Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Media Action.
Nurhidayat, Saiful. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Pendekatan
Riset. Ponorogo. UNMUH Ponorogo
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Nuha Medik