DISUSUN OLEH:
NIKE MALASARI
2226050015
C. Patofisiologi
D. WOC
Hipertensi
vasokontraksi
Ansietas
gangguan sirkulasi
Intoleransi
Hipovolemia
aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1) Sakit kepala.
2) Rasa pegal, kaku dan tidak nyaman pada tengkuk.
3) Berdebar atau detak jantung terasa cepat.
4) Telinga berdengung.
5) Lemas dan kelelahan.
6) Gelisah.
7) Mual.
8) Muntah.
9) Epistaksis.
10) Kesadaran menurun
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal dengan gagal ginjal akut.
c. Darah perifer lengkap
d. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
2) EKG
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Iskemia atau infark miocard
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan konduksi
3) Foto Rontgen
a. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
b. Pembendungan, lebar paru
c. Hipertrofi parenkim ginjal
d. Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hipertensi menurut Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2014) dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Menggunakan obat-obatan, seperti amlodipine dan captopril. untuk
pemilihan obat, dosis obat, frekuensi minum obat serta penggunaan obat-
obatan Hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga
anda.
2) Memodifikasi gaya hidup dapat dilakukan seperti membatasi jumlah
asupan garam tidak lebih dari seperempat sampai setengah sendok teh atau
setara dengan 6 gram/hari, menurunkan berat badan (bagi yang mengalami
obesitas), menghindari minuman berkafein, merokok, minum minuman
beralkohol, dan pada penderita Hipertensi juga disarankan untuk
melakukan olahraga seperti jalan, lari, jogging, bersepeda santai selama
20-25 menit dengan freuensi 3-5x/minggu. Dan juga disarankan untuk
istirahat cukup sekitar 6-8 jam/hari serta dapat mengendalikan stress.
Ada beberapa makanan yang harus dihindari oleh penderita Hipertensi
seperti berikut:
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi seperti otak, minyak kelapa,
gajih/lemak.
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti biskuit,
crackers, keripik dan makanan kering yang asin.
3) Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet, soft
drink, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng,
4) Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram
natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian,
tape.
H. Komplikasi
Adapun komplikasi Hipertensi menurut Aspiani (2016) adalah seperti
berikut :
1) Stroke Hemoragi dapat terjadi, akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada Hipertensi kronis, apabila arteri
yang memeperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga
aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang, arteri otak yang
mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2) Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang mengalami
aterosklerosis tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium, atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Pada Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksgen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertrofi ventrikel
dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melewati ventrikel
sehingga terjadi distristmia, hipoksia jantung dan peningkatan resiko
pembentukan bekuan.
3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah
tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran
darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan
kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar
melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada Hipertensi kronis.
4) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi pada penderita Hipertensi yang
meningkat cepat. Tekanan yang sangat tinggi dapat meningkatkan tekanan
kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan
saraf pusat. Neuron disekitarnya menjadi kolaps dan menyebabkan koma
serta kematian.
5) Kejang biasanya dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang lahir
biasa dengan berat badan lahir rendah akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat. Dapat juga mengalami hipoksia dan asidosis apabila ibu
mengalami kejang saat atau sebelum melahirkan.
1. Pengkajian Teoritis
a. Identitas klien
b. Riwayat Kesehatan
- Sekarang
c. Aktivitas / istirahat
- Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
- Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
d. Sirkulasi
1) Gejala :
b) Episode palpitasi
2) Tanda :
e. Integritas ego
f. Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuria, retensi,
inkontinensia, apakah kateter indwelling atau kateter eksternal, dan lain-
lain. Pada pasien dengan gastritis didapatkan mengalami susah BAB,
distensi abdomen, diare, dan melena. Konstipasi juga dapat terjadi
(perubahan diet, dan penggunaan antasida).
g. Makanan / cairan
1) Gejala :
2) Tanda :
b) Adanya edema
c) Glikosuria
d) Neurosensori
3) Gejala :
4) Tanda :
h. Nyeri / ketidaknyamanan
i. Pernapasan
1) Gejala :
2) Tanda :
c) Sianosis
j. Keamanan
k. Pembelajaran / penyuluhan
Gejala :
1) Factor risiko keluarga: hipertensi, penyakit jantung, diabetes
mellitus.
l. Rencana pemulangan
1. Gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur d.d mengeluh sulit
tidur
2. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d nafsu makan
menurun
3. Intoleran aktivitas b.d kelemahan, imobilitas d.d merasa lemah
3. Intervensi Keperawatan
2. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi (I.03119)
makanan d.d nafsu makan menurun (L.03030) Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi
Setelah dilakukan yang seimbang
tindakan Observasi
keperawatan 1. Identifikasi makanan yang disukai
diharapkan pasien 2. Monitor asupan makanan
mampu : Terapeutik
1. Kekuatan 1. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
otot yang sesuai
pengunyah 2. Berikan suplemen makanan
(5) Edukasi
2. Frekuensi 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
makan (5)
3. Nafsu
makan (5)
3. Intoleran aktivitas b.d kelemahan, Toleransi aktivitas Manajemen energi (I.05178)
imobilitas d.d merasa lemah (L.05047) Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan
Setelah dilakukan energi untuk mengatasi atau mencegah
tindakan kelelahan dan mengoptimalkan proses
keperawatan pemulihan
diharapkan pasien Observasi
mampu : 1. Identifikasi ganguan fungsi tubuh yang
1. Kemudahan mengakibatkan kelelahan
dalam 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
melakukan 3. Monitor pola dan jam tidur
aktivitas sehari- Terapeutik
hari (5) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
2. Kecepatan stimulis (mis. cahaya, suara, kunjungan)
berjalan (5) 2. Berikan aktivitas distraksi yang
3. Jarak berjalan menyenangkan
(cukup Edukasi
menurun) 1. Anjurkan melakukan aktivitas secara
4. Kekuatan tubuh bertahap
bagian bawah 2. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
(5) dan gejala kelelahan tidak berkurang
5. Keluhan lelah Kolaborasi
(5) 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
6. Perasaan lemah meningkatkan asupan makanan
(5)
7. Tekanan darah
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1,
Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi
1,Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Rajca, A et all (2018). Pravalence of Hypertension Among Chronic Smokers: Findings From
The Early Lung Cancer Detection Programme Moltest Bis. Arterial Hypertens,
2018, volume 22, No. 2.