Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Dasar Medis

A. Defenisi

Hipertensi adalah sebagai peingkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 Mmhg

atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi

menderita penyakit saraf,ginjal,dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan

darah,makin besar resikonya.(sylvia A.price 2010).

Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia >18

tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang di peroleh melalui

kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 9,4% yang di diagnosis tenaga

kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang

minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang

minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar

26,5%(Kemenkes RI,2013).

Hipertensi merupakan kondisi yang paling umum dijumpai dalam perawatan

primer.Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

dimana pembuluhdarah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140

mmHg atau tekanan darahdiastolik ≥90 mmHg) yang menetap. Tekanan darah adalah

kekuatan darah untuk melawantekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa

oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras

jantung bekerja(WHO, 2013).


Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini

biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit

jantung(Murwani Arita, 2009).

B. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

1. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor

yang mempengaruhinya yaitu: genetik,lingkungan,hiperaktifitas saraf simpatis

sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler.

Faktor faktor yang meningkatkan resiko: obesitas,merokok,alkohol dan polisitemia.

2. Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu:penggunaan estrogen,penyakit ginjal,sindrom cushing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmhg dan

/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmhg.

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmhg

dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmhg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adaah terjadinya perubahan-

perubahan pada :
1) Elastisitasdinding aorta menurun

2) katup jantung menebal dan menjadi kaku

3) kemampuan jantung memompa darah menurun1%setiap tahun sesudah berumur

20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer secara klinis derajat hipertensi

dapat dikelompokan yaitu:

NO KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK (mmHg)

(mmHg)

1 Optimal <120 <80

2 Normal 120-129 80-84

3 High Normal 130-139 85-89

4 Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140-159 90-99

Grade 2(sedang) 160-179 100-109

Grade 3(berat) 180-209 100-119

Grade 4(sangat berat) >210 >120


C. Manifestasi Klinis

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini

berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepaladan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:

a. Mengeluh sakit kepala,pusing

b. Lemas,kelelahan

c. Sesak nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epistaksis

h. kesadaran menurun
D. PATHWAY

Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, Beban kerja jantung meningkat
stress, kurang olahraga, genetic, alcohol, obesitas Aliran darah makin cepat
keseluruh tubuh sedangkan nutrisi
dalam sel sudah mencukupi
Tekanan sistemik darah
Kerusakan vaskuler pembuluh HIPERTENSI kebutuhan
meningkat
darah

Perubahan situasi Krisis situasional Metode koping tidak efektif


Perubahan struktur

Informasi yang minim


Penyumbatan pembuluh darah Ketidakefektifan Koping

Resistensi pembuluh darah otak


vasokontriksi meningkat

Gangguan sirkulasi Otak Suplai O2 ke otak menurun

Ginjal Retina Pembuluh darah

Vasokontriksi pembuluh darah Spasme arteriol Sistemik koroner


ginjal

vasokontriksi Iskemia miokard


Blood flow darah menurun

Penurunan Curah Jantung Afterload meningkat Nyeri


Respon RRA

Merangsang aldosteron Fatigue

Retensi Na Oedema Intoleransi Aktivitas


E. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusat vasomotor,pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras

saraf simpatis,yang berlanjut kebawah ke roda spinalis ganglia simpatis ,yang

berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis

ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan

dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke

ganglia simpatis.pada titik ini,neuron preganglionmelepaskan asetikolin,yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah ,dimana dengan

dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.Berbagai

faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh

darah terhadap rangsangan vasokontriksi .Individu dengan hipertensi sangat

sensitif terhadap meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa

terjadi .Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respon rangsang emosi,kelenjar andrenal juga

terangsang,mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi.Medulla

andrenalmensekresi epinefrin,yang menyebabkan vasokontriksi.korteks andrenal

mensekresi kortisol dan steroid lainnya,yang dapat memperkuat respon

vasokontristor pembuluh darah.vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan

aliran ke ginjal ,menyebabkan pelepasan rennin.Renin merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiontesin II,suatu fasokontrikstor

kuat,yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks

ardenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oles tubulus

ginjal,menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.semua faktor ini cenderung

mencetusan keadaan hipertensi.


Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30

tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada

pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi

hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan

komplikasi pada usia 40-60 tahun(Murwani Arita, 2009).

F. Penatalaksanaan

1. pengobatan non obat (non farmakologis)

Pengobatan farmakologis kadang-kadang bisa mengontrol tekanan darah maka

pengobatan farmakologis jadi tak digunakan atau sekurang-kurangnya

ditunda.sedangkan pada kondisi dimana obat anti hipertensi

diperlukan,pengobatan non farmakologis akan dimanfaatkan sebagai pelengkap

untuk mendapati efek pengobatan yang tambah baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya yakni :

1. Diet rendah garam dan /kolestrol/lemak jenuh

2. Mengurangi asupan garam kedalam badan.

3. ciptakan kondisi rileks

4. Melaksanakan olahraga

5. Berhenti merokok dan minuman beralkohol

2. pengobatan farmakologis

1. Diuretik

Obat-obatan type diuretik bekerja secara mengeluarkan cairan tubuh(melalui

kencing) maka volume cairan tubuh menyusut yang mengakibatkan

daya pompa jantung jadi lebih ringan.


2. Penghambat simpatetik

Contoh obatnya:metildopa,klonidin dan reserpin.

3. Betabloker

Contoh obatnya:meetoprolol,propranolol dan atenolol.

4. Vasodilator

Contoh obatnya: prasosin, hidralasin

5. penghambat ensim konversi angiotensin

Contoh obatnya : kaptopril

6. Antagonis kalsium

Contoh obatnya : nifedipin , diltiasem dan verapamil.

II. Konsep Dasar Keperawatan Hipertensi

Asuhan keperawatan adalah bantuan, bimbingan, penyuluhan, pengawasan

atau perlindungan yang diberikan oleh seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan klien (Standar Praktek Keperawatan, DEPKES RI, 2010).

Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek

keperawatan, hal ini dapat disebut sebagai pendekatan (problem-solving) yang

memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2009 : 1). Proses

keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan untuk menganalisa

masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pencegahan, melaksanakan

tindakan, dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Proses

keperawatan terdiri dari lima tahap yang saling berhubungan, yaitu pengkajian,

diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (Fransisca B.Batticaca, 2009).


Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun kerangka konsep

berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga dan masyarakat agar kebutuhan

mereka dapat terpenuhi (Nursalam, 2009).

Pengkajian keperawatan/langkah-langkah dalam asuhan keperawatan pada klien

dengan hipertensi adalah sebagai berikut :

A. Pengkajian

1. Pengkajian

Menurut ANA (American Nursing Association) bahwa tahapan pengkajian

merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai

dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu (Nursalam,

2009:29). Untuk mewujudkan pengkajian yang akurat, perawat harus dapat :

a) Berkomunikasi secara efektif

Semua interaksi perawat – klien berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

terapeutik menguragi mengenaik teknik yang mendorong klien atau keluarga untuk

berbagi pandangan dan perasaan secara terbuka. Teknik termasuk keterampilan verbal

dan nonverbal. Teknik verbal termasuk mengajukan pertenyaan terbuka mampun

tertutup, menggali jawaban, dan menvalidasi respons, teknik non verbal termasuk

mendengar secara aktif dan menggunakan tekenangan, rabaan, dan kontak mata.

b) Mengobservasi secara sistemasi

Kemampuan untuk mengobservasi secara sistematis tergantung pada dasar

pengetahuan seorang perawat. Dengan meningkatnya pengetahuan tentang interaksi

manusia, perawat harus melihat data yang spesifik, mengetahui apa yang menunjang
atau apa penyebab suautu masalah yang utama memungkinkan perawat untuk mencari

bidang ini dengan klien.

c) Mengingterprestasikan secara sitematis

Setelah mengumpulkan data, perawat mempunyai sejumlah besar data untuk

menginterprestasikan data. Perawata harus menyusunnya atau mengelompokkan ciri –

ciri sampai merupakan potongan – potongan. Tujuan dari perawat adalah menjadikan

potongan – potongan ini mudah untuk mendapatkan kembali informasi.

d) Membuat kesimpulan pengkajian

Perawat mengumpulkan data untuk menentukan kebutuhan pelayanan perawatan

dan memberikan informasi penting pada profesi lainnya. Setelah data dikumpul dan di

interperestasi penting pada profesi lainnya. Setelah data dikumpul dan di

interperestasi serta beberapa keterangan alternatif di uji coba dan dihilangnkan,

perawat akan sampai pada kesimpulan.

e) Mengidentifikasi diagnosa keperawatan.

Setelah mengumpulkan data yang perlu, perawat kemudian mengelompokkan atau

mengorganisasikan data itu berdasarkan berbagai bagian menurut fungsi dan

ketentuan dengan fungsional klien dari masing – masing bagian (fungsi positif,

perubahan fungsi, atau pada resiko perubahan fungsi). Selama pengkajian perawat

mendapatkan data yang menggambarkan pola fungsional klien masa lalu dan masa

sekarang seperti telah dibicarakan terdahulu.

Pengkajian pada kasus Hipertensimerupakan pengumpulan data yang sengaja

dilakukan secara sistematik untuk menentukan keadaan kesehatan klien sekarang dan

masa lalu. Data dapat diperoleh dengan cara yaitu wawancara, pemeriksaan fisik,

observasi, menelaah catatan dan laporan diagnostic serta berkolaborasi dengan tim

kesehatan lain. Untuk mewujudkan pengkajian yang akurat, perawat harus dapat
berkomunikasi scara efektif, mengobservasi secara sistematik dan menginterpretasikan

data yang akurat (Carpenito, 2006).

a. Wawancara

1) Biodata

a) Identitas pasien, meliputi : nama, jenis kelamin, umur, status, perkawinan

agama suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, nomor askes, dan alamat.

b) Identitas penanggung, meliputi : nama, jenis kelamin, agama, suku bangsa,

pekerjaan, pendidikan, alamat, dan hubungan dengan klien.

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Merupakan keluhan yang mendorong klien/keluarga penderita untuk mencari

pertolongan kesehatan ke Rumah Sakit (Potter dan Perry (2009), dalam

Heryanto,

2010)

Pada pasien dengan Hipertensi, yang kerap dikeluhkan yaitu,perasaan

pusing,

nyeri kepala,telinga mendengung. (Arif Muttaqin, 2014 : 155)

Ada beberapa macam hipertensi yang biasanya dikeluhkan oleh klien, antara

lain:

i. Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak

misalnya diplopia, paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi

motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi,

kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-

turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan


kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh

menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka

akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun

pada pasien dengan hipertensi perifer dapat melakukan percobaan

tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering

ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan

strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat

menyebabkan hipertensi adalah iskemia batang otak, tumor difossa

posterior, migren basiler.

ii. Dyspnea nocturnal paroximal merupakan dispnea yang berat. Klien

sering terbangun dari tidurnya atau bangun, duduk atau berjalan

menuju jendela kamar sambil terengah-engah. Hal ini terjadi karena

ventrikel kiri secara mendadak gagal mengeluarkan curah jantung,

sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis meningkat

menyebabkan transudasi cairan ke dalam jaringan interstisial yang

meningkatkan kerja pernapasan.

b) Riwayat penyakit sekarang

Merupakan informasi sejak timbulnya keluhan sampai dirawat di Rumah Sakit.

Pada klien dengan Hipertensibiasayanya terjadi nyeri kepala, rasa lelah dan

gangguan keseimbangan. (Arif Muttaqin, 2014)

c) Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat menggunakan obat-obatan, serta

kebiasaan diet. Pada klien dengan hipertensi penyakit yang pada umunya pernah

diderita seperti : (Arif Muttaqin, 2014)

1) Penyakit hipertensi
2) Trauma

d) Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit yang bersifat keturunan atau penyakit yang bersifat genetic.

Misalnya :

1) Hipertensi

2) Diabetes

3) Jantung

e) Riwayat psikososial

Factor yang mempengaruhi kondisi stabilitas emosi dan pikiran klien. (Harsono,

2006).

1. Riwayat Keperawatan

a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada : waktu tidur,

jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami mimpi yang

mengancam.

b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar saat

bangun,apa yang terjadi jika kurang tidur.

c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur,apakah

menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.

d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi : jenis gangguan tidur, kapan

masalah itu terjadi.

3. Pemeriksaan fisik

a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi

pasien.
b. Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan

konjungtivamerah.

c. perilaku : iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat,

bicaralambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering

menguap, mata tampak lengket, menarik diri, binggung dan

kurang koordinasi.

4. Penyimpangan Tidur Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan

auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan

auditorik, binggung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi,

serta bicara rancu, tidak sesuai, dan intoasinya tidak teratur.

a. Aktifitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek gaya hidup monoton.

Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

b. Sarkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, osteoklorosis, penyakit jantung koroner/katub

dan penyakit serebrovaskuler

Tanda : Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dari kenaikan tekanan

darah), nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, esktermitas

perubahan warna kulit dan suhu badan

c. Eliminasi

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

d. Makanan atau cairan

e. Neorosensori

Gejala : keluhan pusing

f. Nyeri/ketidaknyamanan
Grjala : sakit kepala oksipital berat seperti yang ernah terjadi sebelumnya

g. Pernapasan

Gejala : dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/kerja, batuk, riwayat merokok

h. Kesadaran : cmposmentis, somnolen, apatis

i. Keadaan umum : sakit sedang, baik, buruk, sangat buruk

B. Analisa Data

Penegakan kriteria keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila

analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa

data untuk menegakkan kriteria keperawatan pada klien(Kozier, 2010). analisa

data dari diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dibagi menjadi data subjektif

dan data objektif antara lain: a. Data subjektif Bangun lebih awal atau lebih

lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur, keluhan verbal tentang kesulitan

untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan tidak dapatistirahat dengan baik. b.

Data objektif Penurunan kemampuan berfungsi, penurunan proposi tidur fase

REM, (misalnya mengantuk yang berlebihan, penurunan motivasi), penurunan

proporsi tidur tahap 3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap

1, totalwaktu tidur kurang dari usia normal, perpanjangan waktu bangun,

gangguan dorongan diri untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur,

awitan tidur lebih dari 30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan infark

2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard


3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen dengan kebutuhan oksigen

4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload

D. Rencana Tindakan

Diagnosa 1 : ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan infark

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

napas kembali efektif

Kriteria hasil : RR dalam batas normal 16-20x/mnt, dan tidak terpasang alat bantu

oksigen

Intervensi :

1. Pantau TTV

Rasional : Mengetahui perkembangan pasien

2. Observasi pola napas

Rasional : Mengetahui frekwensi napas

3. Berikan posisi semi fowler

Rasional : Mengoptimalkan pernapasan

4. Kolaborasi pemberian oksigen

5. Rasional : Memaksimalkan pola napas

Diagnosa 2 : Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

nyeri berkurang

Kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri berkurang menjadi 3 ari (1-10),

mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi :
1. Pantau TTV

Rasional : Mengetahui perkembangan pasien

2. Kaji tingkat nyeri

Rasional : Mengetahui tingkat nyeri

3. Berikan posisi yang nyaman (semi fowler)

Rasional : Dapat mengurangi rasa nyeri dan dapat membuat retraksi dinding

paru bernapas secara optimal

4. Ajarkan teknik relaksasi dan dirtraksi

Rasional : Dapat mengontrol dan mengurangi nyeri

5. Kolaborasi dalam pemberian analgesik

Rasional : mengurangi rasa nyeri

Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai oksigen dengan kebutuhan okisegen

Tujuan : Setelah dilakuan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

pasien dapat melakukan aktifitas

Kriteria hasil : mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat, status respirasi:

pertukaran gas dan ventilasi adekuat,TTV norml

Intervensi :

1. Pantau TTV

Rasional : Mengetahui perkembangan pasien

2. Bantu pasien dalam melakukan aktifitas

Rasional : mengurangi beban pasien

3. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan

Rasional : mengurangi kerja jantung


4. Anjurkan mobilisasi secara bertahap ditempat tidur

Rasional : agar tidak terjadi dekubitus

Diagnosa 4 : Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

tekanan darah kembali normal

Kriteria hasil : TD normal (sistol 120-139 mmHg, diastol 80-89 mmHg), tidak

ada penurunan kesadaran

Intervensi :

1. Pantau TTV

Rasional : Mengetahui perkembangan pasien dan mengetahui peningkatan

tekanan darah

2. Amati warna kulit, kelembapan, dan suhu

Rasional : mengetahui adanya pucat,akral teraba dingin

3. Monitor adanya perubahan tekanan darah

Rasional : Mengetahui peningkatan tekanan darah

4. Kolaborasi dalam pemberian obat

Rasional : proses penyembuhan (menurunkan tekanan darah)

Nasronudin dan mandatang edisi kedua. Aup, surabaya 2011


BAB III

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn.D DENGAN HIPERTENSI DI RUANG

CENDRAWASIH 6 RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

JAYAPURA

PENGKAJIAN

Tanggal masuk rumah sakit : 23 September 2019 Jam : 08.00 WIT

NO REG Medis : 323115

Ruangan/bangsal : Cendrawasih 6

Diagnose Medis : Hipertensi

Tanggal pengkajian : 25 September 2019 Jam : 09.00 WIT

A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Tn.D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur/tanggal lahir : 19 tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : APO
2. Identitas Penanggung
Nama : Ny.A
Jeniskelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 42 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Ibu dari klien
Alamat : APO

B. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama saat MRS
 Klien datang kerumah sakit dengan keluhan kepala terasa pusing
2. Keluhan Utama saat pengkajian
 Klien mengatakan kepala terasa pusing

C. RIWAYAT KELUHAN UTAMA


 Klien mengatakan kepala terasa pusing,disertai leher terasa tegang dan kaku.
Upaya yang telah di lakukan
 Tidak ada
Terapi yang diberikan
 Tidak ada

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

 Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk di RS, dengan penyakit yang


sama dan di rawat selama 4 hari pada akhir tahun 2018.

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


 Klien mengatakan di keluarganya tidak ada penyakit keturunan atau genetic.
GENOGRAM KELUARGA :

Ket :
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
Tinggal serumah :
Meninggal :X

F. KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA


PENYAKIT
 Klien mengatakan kemungkinan besar penyakitnya di sebabkan karena
keseringan mengkomsumsi makanan yang tidak sehat

G. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Persepsi sehat/pola penanganan kesehatan

 Klien mengatakan apabila sakit segera memeriksakan kondisinya keklinik


terdekat

2. Polanutrisi – metabolisme

KETERANGAN SEBELUM SAAT SAKIT


SAKIT
FREKWENSI 3X sehari 3X Sehari
JENIS Nasi, lauk, sayur Bubur,sayur,lauk
PORSI 1 porsidihabiskan 1 porsidihabiskan
KELUHAN Tidakada Tidakada
PENGGUNAAN
Tidakada Tidakada
ALAT BANTU

3. Polaeliminasi

a. BAB

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


FREKWENSI 1x sehari 1x sehari
KONSISTENSI Padat Lunak
WARNA Kuningkecoklatan Kuningkecoklatan
BAU Khasfeses Khasfeses
KELUHAN Tidakada Tidakada
PENGGUNAAN
Tidakada Tidakada
ALAT BANTU

b. BAK
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
FREKWENSI ±4x sehari ±5x sehari
JUMLAH 250ml 200ml
WARNA KuningBening KuningPekat
BAU Amoniak Amoniak
MASALAH YANG Tidakada Tidakada
DIRASAKAN
TOTAL ±1.000cc/hari ±1000-2.0000cc/hari
PRODUKSI URINE
PENGGUNAAN Tidakada Tidakada
ALAT BANTU
4. Pola aktivitas

KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


MOBILITAS RUTIN Kuliah Istirahat
WAKTU SENGGANG NontonTv Main hp
MANDI Mandiri Mandiri
BERPAKAIAN Mandiri Mandiri
BERHIAS Mandiri Mandiri
TOILETING Mandiri Mandiri
MAKAN MINUM Mandiri Mandiri
TINGKAT
Tidakada Tidakada
KETERGANTUNGAN
PENGGUNAAN
Tidakada Tidakada
ALAT BANTU

5. Pola istirahat tidur

KETERANGAN SEBELUM SAAT SAKIT


SAKIT
JUMLAH JAM TIDUR
±2 jam 2 jam
SIANG
JUMLAH JAM TIDUR
±7 jam 7 jam
MALAM
PENGANTAR TIDUR Dengar lagu Dengar lagu
GANGGUAN TIDUR Tidak ada Pusing
PERASAAN WAKTU
Segar Lemas
BANGUN

6. Pola kognitif dan persepsi sensori

 Status Mental : Sehat


 Bicara : Klien dapat berbicara dengan lancer dan dapat mengikuti
instruksi perawat dengan baik.
 Bahasa yang digunakan : Klien berbicara dengan bahasa indonesia yang
jelas.
 Kemampuanmembaca : Klien bisa membaca tulisan yang perawat
berikan.
 Klien mengatakan tidak ada masalah dengan penglihatan, pendengaran,
penciuman dan peraba.
7. Pola konsep diri
 Klien mengatakan merasa terganggu dengan penyakitnya, karena
mengganggu aktifitasnya.

8. Pola hubungan-peran
 Klienmengatakantinggalbersama orang tua.
- Hubungandengankeluarga : Harmonis
- Hubungandengantenagakesehatan : Baik

9. Pola fungsi seksual-seksualitas


 Klien mengatakan menyadari jenis kelaminnya sebagai laki-laki, pasien
seorang mahasiswa.

10. Pola nilai dan kepercayaan


 Klien mengatakan beragama Islam

H. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaanumum : Lemas
Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantatif : GCS 15
Eye 4 : Dapat membuka mata spontan
Verbal 5 : Berorientasi dengan baik
Motorik 6 : Dapat melakukan gerakan sesuai perintah
BB sebelum sakit : 70 kg TB : 172 cm
BB saat ini : 70 kg
BB ideal : 65 kg
Status gizi : 23,6 (Normal)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah :160/120mmhg
Suhu badan : 36,5°C
Nadi : 80 x/m
Respirasi : 22 x/m
2. Kepala
a. Inspeksi
Kepala normo sephalus.
Warna rambut hitam merata.
Tidak ada lesi dan ketombe.
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada pembengkakan atau massa.

3. Mata
a. Inspeksi
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
Pupil : Anisokor
Reflek pupil : Miosis
Pengelihatan : Visus 4/4
b. Palpasi
Tekanan bola mata : Tidak ada tekanan intraokuler (TIO)
4. Hidung
a. Inspeksi
Keadaan septum : Tidak ada
Secret/cairan : Tampak
Radang/tidak : Tidak ada
Membran mukosa : Tampak kemerahan

b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

5. Telinga
a. Inspeksi
Lubang telinga : Bersih
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
b. Palpasi
Nyeri tekan/ tidak : Tidak ada
Pendengaran : Normal
6. Mulut
a. Inspeksi
1) Gigi
 Keadaan gigi : Tampak bersih
 Karanggigi/karies : Tidak ada
 Pemakaian gigi palsu : Tidak ada
2) Gusi : Tidak radang
3) Lidah : Bersih
4) Bibir
 Cianis/pucat/tidak : Tidak
 Basah/kering/pecah : Basah
 Mulut berbau/tidak : Tidak

7. Leher
a. Inspeksi
Kelenjar tyroid : Tidak terlihat
b. Palpasi
Kelenjar tyroid : Tidak teraba
Kelenjar limfe : Tidak membesar

8. Thorax danpernafasan
a. Inspeksi
Bentuk dada : Normal chest
Frekuensi pernafasan : 22 x/m
Sifat pernafasan : Dada
Irama pernafasan : Kusmaul
Penggunaan alat bantu : Tidak ada
Suara batuk : Tidak ada
b. Palpasi
Vocal fremitus : Simetris dextra dan sinistra
Massa/nyeri : Tidak ada
c. Auskultasi
Suara nafas : Vesikuler (tidak ada suara tambahan)
d. Perkusi
Suara perkusi : Sonor
9. Jantung
a. Inspeksi
Bentuk dada : Simetris

b. Palpasi
Denyut apeks : Teraba

c. Perkusi
Pembesaran jantung : Tidak terdapat
Batas jantung kanan :
 ICS II Linea sternalis dextra
 ICS VI Linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri :
 ICS II Linea para sternalis sinistra
 ICS VI linea Media klavikularis sinistra
d. Auskultasi
Bunyi Jantung : Bj 1“katub mitral terdengar bunyi LUB pada linea
klafikularisics 4,katup trikuspidalis terdengar bunyi LUB
pada media klavikularis.

BJ 2”Katup Aorta terdengar bunyi DUB pada para


sternalis dextraics 2,katub pulmonalis terdengar bunyi
DUB pada para sternalis sinistra 2.

10. Abdomen
a. Inspeksi
Simetris : Simetris,tidak terdapat luka dan asites
b. Auskultasi
Peristaltik : 18 x/m
c. Palpasi
Hepar : Teraba
Lien : Teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
d. Perkusi
Bunyi perkusi : Tymphanni

11. Ekremitas
Ekremitasatas
a. Motoric
Kekuatan otot kanan/kiri : 5/5
Terpasang infus“ RL 20 Tpm “ pada tangan kiri
b. Clubing off finger : Tidak ada
c. Capillary refill time : Kurang dari 2 detik (Normal)
d. Reflekspatalogis : Normal

Ekremitasbawah
a. Motoric
Gaya berjalan : Pasien dapat berjalan
Kekuatan kanan/kiri : 5/5
b. Clubing off finger : Tidak ada
c. Capillary refill time : Kurang dari 2 detik (Normal)
d. Reflekspatalogis : Normal

19.Genetaliadan anus
Laki-Laki
Inspeksi
a. Kebersihan daerah genetalia : Tampak bersih
b. Tidak adanya pendarahan
c. Tidak ada luka robek atau trauma
Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan

20. Status neurologisyaraf


Syarafkranial
a. N.I (Olfaktorius)/Penghidung :Dapat membedakan bau
b. N.II (Optikus)/Penglihatan : Dapat membedakan warna dengan baik
c. N.III, IV, VI (Okulomotorik, Trachealis, Abdusen)
• Kontriksi pupil : Miosis ketika di beri rangsang cahaya.
• Gerakan kelopak mata :Mampu mengikuti gerakanke 8 arah
• Pergerakan kelopak mata kebawah dan kedalam :Mampu bergerak tanpa
paksaan

d. N.V (Trigeminus)
• Sensibilitas/Sensori : Normal
• Reflekdagu : Normal
• Reflekcornea :Spontanmengedipkanmatasaat di
berirangsangmenyentuhmata.

e. N.VII (Facialis)
• GerakanMimik : Klientampaklemas.
• Pengecapan 2/3 lidahbagiandepan : Normal

f. N.VIII (Acusticus) :
Fungsipendengaran :Klienmampumendengardanmengulangi kata yang di
bisikkanperawatpadajarak 3 meter.

g. N. IX, X (GlosofaringeusdanVagus)
• ReflekMenelan :Klienmampumenelandenganbaik.
• ReflekMuntah :Klientidakada reflex muntah.
• Pengecapan 1/3 lidahbagianbelakang : Normal

h. N.XI (Assesorius)
•Memalingkankepalakekiridankekanan :Klienmampu
• Mengangkatbahu :Klienmampu

i. N.XII (Hypoglosus) :
Pergerakanlidah :Klienmampumenggerakandenganbaik
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. PemeriksaanLaboratorium
Dilakukanpadatanggal 24 September 2019 pukul 11.00 WIT
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. HEMOGLOBIN 15,4 gr% 11 – 16 gr%
2. LEUKOSIT 6,250 /ul 3,5-10,00/ul
3. HEMATOKRIT 42,1% 35-45%
4. TROMBOSIT 433/ul 150-500/ul

b. Radiologi/USG/DLL
Tidakada

J. TERAPI MEDIS
NO NAMA OBAT METODE DOSIS JAM
PEMBERIAN PEMBERIAN

1. Amlodipine Oral 10 mg /8 JAM

2. Paracetamol Oral 250mg /24 JAM

3. RL IVFD 500 cc /8 JAM


KLASIFIKASI DATA

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

KlienMengatakan : KlienTampak :

 Kepalaterasapusing  Keadaanumum : Lemas


 Leherterasategangdankaku.  Kesadaran : Composmentis
 Klienmengatakansebelumnyapern  GCS 15
ahmasuk di RS, denganpenyakit  BB saatini : 70 kg
yang samadan di rawatselama 4  TB : 172 cm
haripadaakhirtahun 2018.  BB ideal : 64,8 kg
 Klien mengatakan kemungkinan  Status gizi : Ideal
besar penyakitnya di sebabkan  Tanda-tanda vital
karena sering mengkomsumsi TD : 160/120 mmhg
makanan yang tidak sehat. SB : 36,5°C
N : 80 x/m
RR : 22 x/m
 Ekstremitasatas : Terpasanginfus
“ RL 20 Tpm “ padatangankiri
 Terapiobat :
*Amlodipine 10mg/8jam (oral)
*Paracetamol 500mg/12jam
(oral)
*RL 20tpm 500cc/8jam (IVFD)
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS :
Penyumbatan pembuluh darah Gangguan pola
 Kepala terasa pusing
↓ tidur
 Leher terasa tegang dan Otak

kaku. Resistensi pembuluh darah otak
 Klien mengatakan meningkat

sebelumnya pernah Gangguan pola tidur
masuk di RS, dengan
penyakit yang sama dan
di rawat selama 4 hari
pada akhir tahun 2018.
 Klien mengatakan
kemungkinan besar
penyakitnya di
sebabkan karena sering
mengkomsumsi
makanan yang tidak
DO :
 Keadaanumum : Lemas
 Tanda-tanda vital
TD : 160/120 mmhg
SB : 36,5°C
N : 80 x/m
RR : 22 x/m

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan pembuluh darah
otak.
Nama : Tn.D Tanggal Masuk Rumah Sakit : 23
September 2019/ 08.00 WIT

Usia : 19 Tahun Tanggal Pengkajian : 25


September 2019/09.00 WIT

Ruangan : Cendrawasih 6 Diagnosa medis :


HIPERTENSI

NO. Rekamedik : 323115

RENCANA KEPERAWATAN

PERENCANAAN
N TGL/J IMPLEME EVAL
DIAGNOSA
O TUJU INTERV AM NTASI UASI
RASIONAL
AN ENSI
1. Gangguan Pola Rasa 1. teliti -meneliti
tidur:Kepala Pusing keluhan kekuhan
pusing kepala klien pasien
berhubungan berkura 2. -
dengan ng pertahank meminimalkan
peningkatan setelah an tirah stimulus/meni
pembuluh darah di baring ngkatkan
otak Di tandai lakukan 3.istrahat relaksasi
dgn tindaka yg cukup -aktivitas yang
DS : n 4minimal dapat
kepera kan meningkatkan
 Kepala watan aktivitas vasokontrksi
terasa selama vasokontr menyebabkan
2 x 24 iksi yang sakit kepala
pusing jam dapat pada adanya
 Leher dengan meningka peningkatan
KH : t kan tekanan
terasa -pasien sakit vaskuler
tegang mengat kepala sentral
akan - -
dan Kepala kolaboras Menghilangka
kaku. pusing i n rasa pusing
berkura pemberia Pada kepala
 Klien ng n nalgetik
mengata -
ekspresi
kan wajah
klien
sebelumn
rileks.
ya
pernah
masuk di
RS,
dengan
penyakit
yang
sama dan
di rawat
selama 4
hari pada
akhir
tahun
2018.
 Klien
mengata
kan
kemungk
inan
besar
penyakit
nya di
sebabkan
karena
sering
mengko
msumsi
makanan
yang
tidak
Sehat
DO :
 Keadaan
umum :
Lemas
 Tanda-
tanda
vital
TD :
160/120
mmhg
SB :
36,5°C
N : 80
x/m
RR : 22
x/

Anda mungkin juga menyukai