TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Hipertensi adalah sebagai peingkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 Mmhg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1% yang
minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang
minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5%(Kemenkes RI,2013).
dimana pembuluhdarah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140
mmHg atau tekanan darahdiastolik ≥90 mmHg) yang menetap. Tekanan darah adalah
kekuatan darah untuk melawantekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa
oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini
B. Etiologi
2. Hipertensi sekunder
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmhg dan
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmhg
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adaah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1) Elastisitasdinding aorta menurun
4) kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
(mmHg)
4 Hipertensi
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
b. Lemas,kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. kesadaran menurun
D. PATHWAY
Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, Beban kerja jantung meningkat
stress, kurang olahraga, genetic, alcohol, obesitas Aliran darah makin cepat
keseluruh tubuh sedangkan nutrisi
dalam sel sudah mencukupi
Tekanan sistemik darah
Kerusakan vaskuler pembuluh HIPERTENSI kebutuhan
meningkat
darah
berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke
sensitif terhadap meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi .Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada
pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi
hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan
F. Penatalaksanaan
4. Melaksanakan olahraga
2. pengobatan farmakologis
1. Diuretik
3. Betabloker
4. Vasodilator
6. Antagonis kalsium
atau perlindungan yang diberikan oleh seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan-
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2009 : 1). Proses
keperawatan terdiri dari lima tahap yang saling berhubungan, yaitu pengkajian,
A. Pengkajian
1. Pengkajian
kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai
dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan
terapeutik menguragi mengenaik teknik yang mendorong klien atau keluarga untuk
berbagi pandangan dan perasaan secara terbuka. Teknik termasuk keterampilan verbal
tertutup, menggali jawaban, dan menvalidasi respons, teknik non verbal termasuk
mendengar secara aktif dan menggunakan tekenangan, rabaan, dan kontak mata.
manusia, perawat harus melihat data yang spesifik, mengetahui apa yang menunjang
atau apa penyebab suautu masalah yang utama memungkinkan perawat untuk mencari
ciri sampai merupakan potongan – potongan. Tujuan dari perawat adalah menjadikan
dan memberikan informasi penting pada profesi lainnya. Setelah data dikumpul dan di
ketentuan dengan fungsional klien dari masing – masing bagian (fungsi positif,
perubahan fungsi, atau pada resiko perubahan fungsi). Selama pengkajian perawat
mendapatkan data yang menggambarkan pola fungsional klien masa lalu dan masa
dilakukan secara sistematik untuk menentukan keadaan kesehatan klien sekarang dan
masa lalu. Data dapat diperoleh dengan cara yaitu wawancara, pemeriksaan fisik,
observasi, menelaah catatan dan laporan diagnostic serta berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain. Untuk mewujudkan pengkajian yang akurat, perawat harus dapat
berkomunikasi scara efektif, mengobservasi secara sistematik dan menginterpretasikan
a. Wawancara
1) Biodata
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Heryanto,
2010)
pusing,
Ada beberapa macam hipertensi yang biasanya dikeluhkan oleh klien, antara
lain:
Pada klien dengan Hipertensibiasayanya terjadi nyeri kepala, rasa lelah dan
kebiasaan diet. Pada klien dengan hipertensi penyakit yang pada umunya pernah
1) Penyakit hipertensi
2) Trauma
Riwayat penyakit yang bersifat keturunan atau penyakit yang bersifat genetic.
Misalnya :
1) Hipertensi
2) Diabetes
3) Jantung
e) Riwayat psikososial
Factor yang mempengaruhi kondisi stabilitas emosi dan pikiran klien. (Harsono,
2006).
1. Riwayat Keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada : waktu tidur,
mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar saat
c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur,apakah
3. Pemeriksaan fisik
pasien.
b. Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan
konjungtivamerah.
kurang koordinasi.
a. Aktifitas/Istirahat
b. Sarkulasi
c. Eliminasi
e. Neorosensori
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Grjala : sakit kepala oksipital berat seperti yang ernah terjadi sebelumnya
g. Pernapasan
B. Analisa Data
analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa
data dari diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dibagi menjadi data subjektif
dan data objektif antara lain: a. Data subjektif Bangun lebih awal atau lebih
lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur, keluhan verbal tentang kesulitan
untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan tidak dapatistirahat dengan baik. b.
proporsi tidur tahap 3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap
gangguan dorongan diri untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur,
awitan tidur lebih dari 30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Tindakan
Kriteria hasil : RR dalam batas normal 16-20x/mnt, dan tidak terpasang alat bantu
oksigen
Intervensi :
1. Pantau TTV
Diagnosa 2 : Nyeri akut berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard
nyeri berkurang
Intervensi :
1. Pantau TTV
Rasional : Dapat mengurangi rasa nyeri dan dapat membuat retraksi dinding
Kriteria hasil : mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat, status respirasi:
Intervensi :
1. Pantau TTV
Kriteria hasil : TD normal (sistol 120-139 mmHg, diastol 80-89 mmHg), tidak
Intervensi :
1. Pantau TTV
tekanan darah
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
JAYAPURA
PENGKAJIAN
Ruangan/bangsal : Cendrawasih 6
A. IDENTITAS
1. Identitas klien
Nama : Tn.D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur/tanggal lahir : 19 tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : APO
2. Identitas Penanggung
Nama : Ny.A
Jeniskelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 42 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Ibu dari klien
Alamat : APO
B. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama saat MRS
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan kepala terasa pusing
2. Keluhan Utama saat pengkajian
Klien mengatakan kepala terasa pusing
Ket :
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
Tinggal serumah :
Meninggal :X
2. Polanutrisi – metabolisme
3. Polaeliminasi
a. BAB
b. BAK
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
FREKWENSI ±4x sehari ±5x sehari
JUMLAH 250ml 200ml
WARNA KuningBening KuningPekat
BAU Amoniak Amoniak
MASALAH YANG Tidakada Tidakada
DIRASAKAN
TOTAL ±1.000cc/hari ±1000-2.0000cc/hari
PRODUKSI URINE
PENGGUNAAN Tidakada Tidakada
ALAT BANTU
4. Pola aktivitas
8. Pola hubungan-peran
Klienmengatakantinggalbersama orang tua.
- Hubungandengankeluarga : Harmonis
- Hubungandengantenagakesehatan : Baik
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaanumum : Lemas
Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantatif : GCS 15
Eye 4 : Dapat membuka mata spontan
Verbal 5 : Berorientasi dengan baik
Motorik 6 : Dapat melakukan gerakan sesuai perintah
BB sebelum sakit : 70 kg TB : 172 cm
BB saat ini : 70 kg
BB ideal : 65 kg
Status gizi : 23,6 (Normal)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah :160/120mmhg
Suhu badan : 36,5°C
Nadi : 80 x/m
Respirasi : 22 x/m
2. Kepala
a. Inspeksi
Kepala normo sephalus.
Warna rambut hitam merata.
Tidak ada lesi dan ketombe.
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
Tidak ada pembengkakan atau massa.
3. Mata
a. Inspeksi
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
Pupil : Anisokor
Reflek pupil : Miosis
Pengelihatan : Visus 4/4
b. Palpasi
Tekanan bola mata : Tidak ada tekanan intraokuler (TIO)
4. Hidung
a. Inspeksi
Keadaan septum : Tidak ada
Secret/cairan : Tampak
Radang/tidak : Tidak ada
Membran mukosa : Tampak kemerahan
b. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
5. Telinga
a. Inspeksi
Lubang telinga : Bersih
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
b. Palpasi
Nyeri tekan/ tidak : Tidak ada
Pendengaran : Normal
6. Mulut
a. Inspeksi
1) Gigi
Keadaan gigi : Tampak bersih
Karanggigi/karies : Tidak ada
Pemakaian gigi palsu : Tidak ada
2) Gusi : Tidak radang
3) Lidah : Bersih
4) Bibir
Cianis/pucat/tidak : Tidak
Basah/kering/pecah : Basah
Mulut berbau/tidak : Tidak
7. Leher
a. Inspeksi
Kelenjar tyroid : Tidak terlihat
b. Palpasi
Kelenjar tyroid : Tidak teraba
Kelenjar limfe : Tidak membesar
8. Thorax danpernafasan
a. Inspeksi
Bentuk dada : Normal chest
Frekuensi pernafasan : 22 x/m
Sifat pernafasan : Dada
Irama pernafasan : Kusmaul
Penggunaan alat bantu : Tidak ada
Suara batuk : Tidak ada
b. Palpasi
Vocal fremitus : Simetris dextra dan sinistra
Massa/nyeri : Tidak ada
c. Auskultasi
Suara nafas : Vesikuler (tidak ada suara tambahan)
d. Perkusi
Suara perkusi : Sonor
9. Jantung
a. Inspeksi
Bentuk dada : Simetris
b. Palpasi
Denyut apeks : Teraba
c. Perkusi
Pembesaran jantung : Tidak terdapat
Batas jantung kanan :
ICS II Linea sternalis dextra
ICS VI Linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri :
ICS II Linea para sternalis sinistra
ICS VI linea Media klavikularis sinistra
d. Auskultasi
Bunyi Jantung : Bj 1“katub mitral terdengar bunyi LUB pada linea
klafikularisics 4,katup trikuspidalis terdengar bunyi LUB
pada media klavikularis.
10. Abdomen
a. Inspeksi
Simetris : Simetris,tidak terdapat luka dan asites
b. Auskultasi
Peristaltik : 18 x/m
c. Palpasi
Hepar : Teraba
Lien : Teraba
Nyeri tekan : Tidak ada
d. Perkusi
Bunyi perkusi : Tymphanni
11. Ekremitas
Ekremitasatas
a. Motoric
Kekuatan otot kanan/kiri : 5/5
Terpasang infus“ RL 20 Tpm “ pada tangan kiri
b. Clubing off finger : Tidak ada
c. Capillary refill time : Kurang dari 2 detik (Normal)
d. Reflekspatalogis : Normal
Ekremitasbawah
a. Motoric
Gaya berjalan : Pasien dapat berjalan
Kekuatan kanan/kiri : 5/5
b. Clubing off finger : Tidak ada
c. Capillary refill time : Kurang dari 2 detik (Normal)
d. Reflekspatalogis : Normal
19.Genetaliadan anus
Laki-Laki
Inspeksi
a. Kebersihan daerah genetalia : Tampak bersih
b. Tidak adanya pendarahan
c. Tidak ada luka robek atau trauma
Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
d. N.V (Trigeminus)
• Sensibilitas/Sensori : Normal
• Reflekdagu : Normal
• Reflekcornea :Spontanmengedipkanmatasaat di
berirangsangmenyentuhmata.
e. N.VII (Facialis)
• GerakanMimik : Klientampaklemas.
• Pengecapan 2/3 lidahbagiandepan : Normal
f. N.VIII (Acusticus) :
Fungsipendengaran :Klienmampumendengardanmengulangi kata yang di
bisikkanperawatpadajarak 3 meter.
g. N. IX, X (GlosofaringeusdanVagus)
• ReflekMenelan :Klienmampumenelandenganbaik.
• ReflekMuntah :Klientidakada reflex muntah.
• Pengecapan 1/3 lidahbagianbelakang : Normal
h. N.XI (Assesorius)
•Memalingkankepalakekiridankekanan :Klienmampu
• Mengangkatbahu :Klienmampu
i. N.XII (Hypoglosus) :
Pergerakanlidah :Klienmampumenggerakandenganbaik
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. PemeriksaanLaboratorium
Dilakukanpadatanggal 24 September 2019 pukul 11.00 WIT
NO JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. HEMOGLOBIN 15,4 gr% 11 – 16 gr%
2. LEUKOSIT 6,250 /ul 3,5-10,00/ul
3. HEMATOKRIT 42,1% 35-45%
4. TROMBOSIT 433/ul 150-500/ul
b. Radiologi/USG/DLL
Tidakada
J. TERAPI MEDIS
NO NAMA OBAT METODE DOSIS JAM
PEMBERIAN PEMBERIAN
KlienMengatakan : KlienTampak :
1. DS :
Penyumbatan pembuluh darah Gangguan pola
Kepala terasa pusing
↓ tidur
Leher terasa tegang dan Otak
↓
kaku. Resistensi pembuluh darah otak
Klien mengatakan meningkat
↓
sebelumnya pernah Gangguan pola tidur
masuk di RS, dengan
penyakit yang sama dan
di rawat selama 4 hari
pada akhir tahun 2018.
Klien mengatakan
kemungkinan besar
penyakitnya di
sebabkan karena sering
mengkomsumsi
makanan yang tidak
DO :
Keadaanumum : Lemas
Tanda-tanda vital
TD : 160/120 mmhg
SB : 36,5°C
N : 80 x/m
RR : 22 x/m
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan pembuluh darah
otak.
Nama : Tn.D Tanggal Masuk Rumah Sakit : 23
September 2019/ 08.00 WIT
RENCANA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
N TGL/J IMPLEME EVAL
DIAGNOSA
O TUJU INTERV AM NTASI UASI
RASIONAL
AN ENSI
1. Gangguan Pola Rasa 1. teliti -meneliti
tidur:Kepala Pusing keluhan kekuhan
pusing kepala klien pasien
berhubungan berkura 2. -
dengan ng pertahank meminimalkan
peningkatan setelah an tirah stimulus/meni
pembuluh darah di baring ngkatkan
otak Di tandai lakukan 3.istrahat relaksasi
dgn tindaka yg cukup -aktivitas yang
DS : n 4minimal dapat
kepera kan meningkatkan
Kepala watan aktivitas vasokontrksi
terasa selama vasokontr menyebabkan
2 x 24 iksi yang sakit kepala
pusing jam dapat pada adanya
Leher dengan meningka peningkatan
KH : t kan tekanan
terasa -pasien sakit vaskuler
tegang mengat kepala sentral
akan - -
dan Kepala kolaboras Menghilangka
kaku. pusing i n rasa pusing
berkura pemberia Pada kepala
Klien ng n nalgetik
mengata -
ekspresi
kan wajah
klien
sebelumn
rileks.
ya
pernah
masuk di
RS,
dengan
penyakit
yang
sama dan
di rawat
selama 4
hari pada
akhir
tahun
2018.
Klien
mengata
kan
kemungk
inan
besar
penyakit
nya di
sebabkan
karena
sering
mengko
msumsi
makanan
yang
tidak
Sehat
DO :
Keadaan
umum :
Lemas
Tanda-
tanda
vital
TD :
160/120
mmhg
SB :
36,5°C
N : 80
x/m
RR : 22
x/