Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA NY.

S
DI PANTI WREDA CEPIRING

Disusun Oleh :
Arista Ratna Putri
SK 321008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Amin &
Hardhi 2015).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap
(Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2015)
B. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2016 ).

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain
misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut (Aspiani, 2014) :
a) Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki
riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini
tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan berkembangnya
hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan mengurangi
konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk
mengolah garam akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam
tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah.
Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh
darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam dinding
pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan normal
atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya
peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat dengan
menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok, dengan merokok berkaitan
dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa
putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi
alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan
darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya
hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan
ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan
aliran darah ke ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron
danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal
yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani, 2014).
C. KLASIFIKASI
Menurut (WHO, 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan darah sistolik kurang
dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang yang dikatakan
hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg.
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi stage I 130-139 mmHg 80-90 mmHg
Hipertensi stage II ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi primer dan hipertensi


sekunder (Aspiani, 2014). Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya. Dari 90% kasus hipertensi merupakan hipertensi primer. Beberapa
faktor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis
kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan
darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Dari 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus munculnya
hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, peningkatan volume
intravaskular, luka bakar dan stres (Aspiani, 2014).
D. PATOFISIOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepeneprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap vasokonstriksi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin, yang merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II. Suatu vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon yang menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan
intravaskuler. Semua faktor yang cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (Udjianti, 2017).
E. PATHWAYS

Umur, jenis kelamin, gaya hidup, obesitas

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokonstriksi

Hipertensi

Otak Ginjal Pembuluh Darah

Suplai O2 otak menurun vasokontriksi pembuluh sitemik koroner


darah ginjal
Vasokontriksi iskemia
Risiko perfusi
serebral tidak Blood flow menurun
efektif Afterload meningkat Nyeri
Pelepasan renin
Keluhan lelah saat
aktivitas
Pembentukan angiotensis I
diubah menjadi angiotensin II Nadi meningkat

merangsang sekresi aldosteron Keletihan

restensi natrium
Intoleransi
aktivitas
edema
(Udjianti, 2017)

Risiko
ketidakseimbangan
cairan
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014) menyebutkan gejala umum
yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang,
bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh
penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi mengalami nyeri kepala
sampai tengkuk karena terjadi penyempitan pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi
pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut
akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
a) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin)
b) Blood Unit Nitrogen/kreatinin
c) Glukosa
d) Kalium serum
e) Kalsium serum
f) Kolesterol dan trigliserid serum
g) Pemeriksaan tiroid
h) Kadar aldosteron urin/serum
i) Asam urat
j) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri
ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
k) Foto dada / rontgen
Pemeriksaan lanjutan
a) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter.
b) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c) USG untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.
(Ardiansyah, 2016 )
H. KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah
dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani,
2014)
a) Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi.
b) Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai
cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang bisa
memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi
ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan
perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung,
dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c) Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi, beban
kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya,
disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan
tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal
jantung.
d) Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan
tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
I. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg
dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau
dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-farmakologis,
antara lain:
1) Pengaturan diet
Beberapa studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel
kiri. Beberapa diet yang dianjurkan :
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien dengan
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan
natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas.
Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya
dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan mengurangi
tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume
sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah.
3) Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi efek jangka
panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung. (Aspiani, 2016)
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a) Identitas klien
Nama,umur,tempat tanggal lahir,jenis kelamin,alamat, pekerjaan,suku/bangsa,
agama,status perkawinan,tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor register,dan
diagnose medik.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan
dengan pasien
c) Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain : nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi.
d) Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang menyerta biasanya : sakit
kepala , pusing, penglihatan buram,mual ,detak jantung tak teratur, nyeri dada.
e) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi,penyakit jantung,penyakit ginjal, stroke.
Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masalalu dan
adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
f) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi ,penyakit metabolik,
penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih,dan penyakit menurun
seperti diabetes militus,asma,dan lain-lain
g) Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
h) Sirkulasi
Gejala
1) Riwayat hipertensi, aestroklerosis, penyakit jantung koroner/ katup dan penyakit
serebrovaskuler
2) Episode palpitasi
Tanda :
1) Peningkatan tekanan darah
2) Nadi denyutan jelas dari karotis, ugularis, radialis, takikardi
3) Murmur stenosis vulvular
4) Distensi vena jugularis
5) Kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
6) Pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda
i) Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
Tanda : ketupan suasana hati, hgelisah, penyempitan perhatian, tangisan meledak,
otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara.
j) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit ginjal pada
masa lalu.
k) Makanan / cairan
Gejala :
1) Makanan yang disukai yang mencangkup makanan tinggiu garam, lemak serta
kolestrol
2) Mual, mutah dan perubahan berat badan saat ini (meningkat/turun)
3) Riwayat penggunaan diuretic

Tanda :
1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya edema
3) Glikosuria
4) Neurosensori
l) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Sakit kepala
m) Pernapasan
Gejala : Disnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea. Dyspnea,
Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum, Riwayat merokok
Tanda : distress pernaoasan/ penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas
tambahan (mengi), sianosis
n) Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural (Muttaqin, 2017)
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera seperti :
1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin)
2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin
3) Glukosa
4) Kalium serum
5) Kalsium serum
6) Kolesterol dan trigliserid serum
7) Pemeriksaan tiroid
8) Kadar aldosteron urin/serum
9) Asam urat
10) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi
ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan,
dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
11) Foto dada
b. Pemeriksaan lanjutan
1) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
2) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3) USG untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
(Ardiansyah, 2018)
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama Mahasiswa : Arista Ratna Putri


Pengkajian diambil tanggal : 27 Juni 2022
Jam : 10.00 WIB

Pengkajian Fisik
A. Riwayat Kesehatan
1. Data biografi
a. Nama : Ny.S
b. Alamat : purwokerto
c. Telepon :-
d. Tempat dan tanggal lahir : purwokerto
e. Pendidikan : SD
f. Orang yang paling dekat dan dapat dihubungi : Anak
g. Alamat dan telepon : purwokerto
h. Tanggal masuk panti wreda : 6 Agustus 2015
B. Riwayat keluarga
1. Pasangan :
a. Hidup : Ny. S menagatakan suainya sudah meninggal
b. AKS :-
c. Status kesehatan : Tidak tau
d. Umur :-
e. Jika sudah meninggal kapan meninggalnya : -
f. Penyebab kematian : -
2. Anak-Anak :
a. Jumlah anak : Ny S mengatakan anaknya ada 1
b. Alamat : Ny S mengatakan anaknya tinggal di purwokerto
c. Apakah ada anak yang sudah meninggal: Tidak ada
d. Tahun meninggal :-
e. Penyebab kematian :-
C. Genogram

Keterangan
: Penerima Manfaat (PM)
: Laki-laki
: Perempuan

D. Riwayat lingkungan hidup


1. Tipe tempat tinggal : +/- 15 meter
2. Jumlah kamar : 1 kamar
3. Jumlah orang yang tinggal di wisma: 18 orang
4. Orang terdekat :-
5. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Ny S tidak bisa berjalan jauh karena
mudah lelah.
6. Lain-lain masalah lingkungan tempat tinggal yang beresiko terhadap kondisi kesehatan
klien, sebutkan :
Tidak ada masalah lingkungan tempat tinggal yang mengganggu kesehatan
E. Riwayat rekreasi :
Ny.S mengatakan jarang pergi untuk rekreasi. Waktu luang dihabiskan untuk berbincang-
bincang dengan teman-teman dan mengikuti kegiatan yang ada di panti
F. Sumber / system pendukung yang digunakan :
1. Dokter yang biasa dikunjungi :
Dr. Puskesmas dan Dr.Rumah Sakit
2. Sarana pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi :
Puskesmas dan Rumah Sakit
G. Deskripsi hari khusus
Tidak ada
H. Riwayat kesehatan lalu
1. Keluhan utama
Ny S mengeluh pusing, sakit kepala, lemas serta pandangan kabur, N. S juga
mengatakan BAB cair sudah 1 hari yang lalu
2. Riwayat kesehatan dahulu:
Ny.S mengatakan sudah 3 tahun menderita Hipertensi
I. Tinjauan system (jelaskan system – system dibawah ini yang terdapat pada klien) :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 180/100 mmHg
b. RR : 86 x/menit
c. Nadi : 24 x/menit
d. Suhu : 36,8oC
e. GDS : 155
3. Pemeriksaan Fisik
a. Integumen
1) Inspeksi : Kulit nampak keriput, tidak ada kemerahan, tidak
ada ruam
2) Palpasi : Agak kering, turgor kulit kasar tidak elastis, tidak
ada edema
b. Kepala
1) Inspeksi : Rambut bersih dan beruban
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Mata
1) Inspeksi : Konjungtiva ananemis, seclera non ikterik,
kantung mata nampak menghitam.
2) Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
3) Tes ketajaman : Dapat melihat dengan jelas dan harus melihat
visual tulisan dari jarak dekat
4) Tes lapang : Dapat membaca dengan jarak dekat kurang lebih
pandang sekilan.
d. Telinga
1) Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen,
simetris
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Tes ketajaman : Normal, dapat mendengar dengan jelas detikan
pendengaran suara arloji
e. Hidung dan sinus
1) Inspeksi : Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi,
tidak ada cairan yang kurang
2) Palpasi : Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
3) Tes ketajaman : Baik, dapat membedakan bau yang berbeda
penciuman
f. Mulut dan
tenggorokan
1) Inspeksi : Bersih, bibir tampak kering, tidak ada stomatitis,
jumlah gigi lengkap
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Tes rasa : Baik, dapat membedakan sensasi rasa
g. Leher
1) Inspeksi : Warna sama dengan kulit lain, integritas kulit
menurun, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Auskultasi : Arteri karotis terdengar
4) Tes ROM : Dapat melakukan pergerakan
h. Payudara
1) Inspeksi : Berbentuk simetris, tidak ada lessi, tidak ada
benjolan
2) Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
i. Sistem pernafasan
1) Inspeksi : Simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada
tanda-tanda disstres pernapasan, tidak terdapat
sianosis tidak ada edema
2) Palpasi : Bunyi taktil fremitus sama, dominan kanan
3) Perkusi : Terdengar bunyi resonan
4) Auskultasi : Vesikuler
j. Sistem
kardiovaskuler
1) Inspeksi : Kedua belah dada simetris
2) Palpasi : Terdapat pulsasi cordis teraba
3) Perkusi : Redup (pekak)
4) Auskultasi : S1>S2, murni tidak ada suara tambahan
k. Gastrointestinal
1) Inspeksi : Datar, tidak ada lesi
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Terdengan suara timpani
4) Auskultasi : Bising usus 12x/mnt
l. Perkemihan : Tidak ada gangguan, frekuensi 5-6 kali, warna
kuning bening, bau khas urin
m. Genitalia : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien
menopause
n. Muskoloskeletal : Cukup kuat untuk berjalan serta bekerja, dapat
mengerakan sendi lengan dan tungkai (ROM)
dengan bebas
o. System saraf pusat : Tidak ada gangguan,
p. System endokrin : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening.

Pengkajian Psikososial Dan Spiritual


1. Psikososial
Ny.S dapat bersosialisasi dengan baik pada teman-temannya, sering berbincang-
bincang dengan teman di kamar.
2. Identifikasi masalah emosianoal
Pertanyaan tahap pertama
 Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
PM tidak mengalami kesulitan tidur
 Apakah klien sering mengalami gelisah ?
PM tidak mengalami gelisah
 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?
PM tidak pernah murung dan menangis sendiri
 Apakah klien sering was – was dan khawatir ?
PM tidak pernah was-was dan khawatir
 Lanjutkan ke tahap –tahap yang kedua jika lebih dari atau sama dengan
satu jawaban “ya”
Pertanyaan tahap kedua
 Keluhani 3 bulan lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan ?
 Ada atau banyak pikiran ?
 Ada gangguan atau masalah dengan anggota keluarga lain ?
 Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
 Cenderung mengurung diri ?
 Bila lebih dari atau sama satu jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL (+)
3. Spiritual
 Spiritual : PM selalu berdoa setiap setelah sholat
 Nilai dan keyakinan : Muslim
 Kegiatan ibadah : Sholat semampunya
Pengkajian Fungsional Klien
1. INDEK KATZ
TERMASUK KATEGORI MANAKAH KLIEN ?
Termasuk Kategori Manakah Klien ?
a) Mandiri dalam makan, (BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi (mandiri dalam 6 hal) : Mandiri
b) Mandiri dalam hal makan, (BAK/BAB), menggunakan pakaian, berpindah, dan
mandi (mandiri dalam 5 hal) : Mandiri
c) Mandiri dalam hal makan, (BAK/BAB), berpindah, berpakaian (mandiri dalam 4
hal) : Mandiri
d) Mandiri dalam hal makan, (BAK/BAB), berpakaian. (mandiri dalam 3 hal) :
Mandiri
e) Mndiri dalam hal berpakaian , dan makan (mandiri dalam 2 hal) Mandiri
f) Ketergantungan untuk samua fungsi diatas : Tidak ada ketergantungan fungsi

Keterangan :
Berdasarkan data tersebut Ny.S mempunyai kemandirian dalam beraktifitas sehari-
hari. Dikatakan mandiri karena Ny.S melakukan aktifitas tanpa pengawasan,
pengarahan, bantuan aktiif dari orangn lain, seseorang yang menolak untuk melakukan
sesuatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia diaggap mampu.
2. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS Termasuk manakah klien ?
KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
Makan - 10 Frekuensi 3 kali sehari
Jumlah 1 porsi
Jenis lauk dan sayur
Minum - 10 Frekuensi 8 gelas
Jumlah 1600 cc
Jenis Air putih
Berpindah dari kursi roda - 15 Mandiri bisa berjalan walaupun terbatas
ketempat tidur / sebaliknya
Personal toilet(cuci muka, - 5 Mandiri bisa melakukan semuanya sendiri
menyisir rambut, gosok gigi)
Keluar masuk toilet(mencuci - 10 Frekuensi 4 kali
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
Mandi - 10 2 kali pagi dan sore
Jalan dipermukaan datar - 5 Sering
Naik turun tangga - - Tidak pernah
Mengenakan pakaian - 10 Mandiri
Control bowel(BAB) - 10 Frekuensi 1 kali
Konsistensi padat
Control bladder(BAK) - 10 Frekuensi 9 kali
Warna kuning agak putih
Olah raga/ latihan - - Frekuensi tidak ada
Rekreasi/ pemanfaatan waktu - - Frekuensi tidak ada

Keterangan:
130 : mandiri
65 – 125 : ketergantungan sebagian
60 : ketergantungan total

Keterangan :
Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 95 itu
artinya tingkat mandiri Ny S ketergantungan sebagian.
Pengkajian Status Mental Gerontik
1. Identifikasitingkat intelektual dengan short portable mental status questioner (SPSMQ)
INSTRUKSI :
a. Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
b. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10
pertanyaan

Pertanyaan Benar Salah


1. Tanggal berapakah hari ini ? 
PM menjawab tanggal 28 Desember
2. Hari apa sekarang ? 
PM menjawab hari selasa
3. Apa nama tempat ini ? 
PM menjawab panti lansia
4. Di mana alamat anda ? 
PM menjawab Sampangan Rt 05 Rw
05
5. Berapa umur anda ? 
PM menjawab 66 tahun
6. Kapan anda lahir ?(min.tahun lahir) 
PM menjawab 27 Juli 1955
7. Siapa presiden Indonesia sekarang ? 
PM menjawab pak Jokowi
8. Siapa presiden Indonesia seblumnya? 
PM menjawab pak SBY
9. Siapa nama ibu anda ? 
PM menjawab Ibu Tumini
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap 
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun
PM menjawab 20-3 = 17, 17-3 =15,
15 - 3=12
Jumlah 10
INTERPRESTASI HASIL
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

Keterangan :
Berdasarkan data tersebut Ny.S mempunyai fungsi intelektual utuh. Dikatakan intelektual
utuh karena Ny.S masih bisa mengingat tentang diri sendiri, orang lain, mengingat hari,
tempat dan berhitung.

ASPEK KOGNITIF NILAI NILAI KLIEN KRITERIA


MAKSIMUM
Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Bulan
 Hari
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
 Negara Indonesia
 Propinsi…
 Kota…
 Panti wreda…
 Wisma…
Registrasi 3 3 Sebutkan 3 objek(oleh
pemeriksa)satu detik untuk
mengatakan masing - masing
objek. Kemudian tanyakan
pada klien ke 3 objek tadi untuk
disebutkan.
Perhatian dan kalkulasi 5 4 Minta klien untuk memulai dri
angka 100 kemudian dikurangi
7 sampai 5 kali :
 93
 86
 79
 72
 65
Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi
ke 3 objek tadi pada nomor
2(registrasi)tadi, bila benar
1point untuk masing – masing
objek
Bahasa 9 7 Tunjukan pada klien suatu
benda dan tanyakan namanya
pada klien (misal jam tangan/
pensil)
Minta pada klien untuk
mengulang kata berikut tidak
ada jika, dan, atau, tetapi” .bila
benar nilai 1 point. Pernyatan
benar2 buah tidak, ada, tetapi
Minta klienuntuk mengikuti
perintah berikunt terdiri dari
langkah :”ambil kertas ditangan
anda, lipat dua dan taruh
dilantai”.
 Ambil kertas
 Lipat dua
 Taruh dilantai
Perintah kepada kien
untuk hal berikut(bila aktivitas
sesuai perintah nilai 1point)
 Tutup mata anda
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat
dan menyalin gambar
 Tulis satu
Kalimat
Menyalin gambar

Total 30 26

Interprestasi hasil
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
>18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
>17 : Terdapat kerusakan asfek fungsi mental berat

Keterangan :
Dari hasil penilaian MMSE yaitu menilai tentang aspek kognitif, di dapatkan hasil 26 itu artinya
Ny.S memiliki Aspek kognitif dari fungsi mental baik.
FORMAT ANALISA DATA

Nama Klien : Ny.S


Nama Mahasiswa : Arista Ratna Putri
Alamat :-

NO Data Masalah Keperawatan


1 Ds : Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan
- Ny S mengeluh vaskuler selebral
pusing, sakit kepala
- Ny S mengatakan
sakit seperti tertimpa
benda berat di kepala
bagian bawah, skala
nyeri 3, sakit kepala
timbul kadang-
kadang
Do :
- Saat sakit kepala
tampak
memeganginya
- Tampak menahan
nyeri
- TD : 169/100 mmHg
- Nadi : 89x/menit
2 Ds : Ny S mengatakan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
tidak dapat berjalan jauh
karena mudah lelah serta
pandangan kabur
Do :
- Hasil
penilaian Indeks Barth
el 95 artinya
ketergantungan
sebagian
- Tampak saat jalan
lambat
- TD : 169/100 mmHg
- Nadi : 89x/menit
3 DS : Ny. S mengatakan, Kekurangan volume cairan berhubungan Pengeluaran
diare 4x cair dan lendir berlebih sekunder diare (00027)
warna kuning.
DO :
1. Pasien BAB cair, jumlah
¼ gelas setiap BAB.
2. Mata cekung, ubun-
ubun cekung, bibir kering
3. Tampak lemah
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.S


Nama Mahasiswa : Arista Ratna Putri
Alamat :-

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Implementasi


keperawatan
Nyeri Akut Setelah diberikan Manajemen Nyeri (1400) - Melakukan
berhubungan dengan tindakan - Pantau TTV pengkajian nyeri
peningkatan tekanan keperawatan 2x24 - Lakukan pengkajian secara
vaskuler selebral jam diharapkan nyeri secara kompresensif
tingkat nyeri kompresensif - Mengobservasi
berkurang. - Observasi reaksi reaksi nonverbal
Kriteria Hasil: nonverbal - Memantau TTV
- Melaporkan - Ajarkan teknik non - Mengajarkan
Nyeri berkurang farmakologi seperti teknik non
- Tekanan darah tarik nafas, relaksasi farmakologi seperti
dalam batas otot progresif tarik nafas,
normal - Kolaborasi dalam relaksasi otot
- Tingkat pemberian obat progresif
kenyamanan - Berkolaborasi
meningkat dalam pemberian
obat
Intoleransi aktivitas Setelah diberikan Terapi Aktivitas (4310) - Mengkaji
berhubungan dengan tindakan - Kaji kemampuan kemampuan klien
kelemahan keperawatan 2x24 klien dalam dalam beraktifitas
jam diharapkan beraktivitas - Mengkaji respon
tingkat nyeri - Kaji respon pasien pasien terhadap
berkurang. terhadap aktivitas aktivitas
Kriteria Hasil: - Ajarkan tehnik - Mengajarkan
- Aktifitas penghematan energi teknik
meningkat. - Berikan dorongan penghematan
- Klien tidak untuk melakukan energi
mengalami aktivitas bertahap - Memberikan
kelemahan jika dapat ditoleransi dorongan untuk
- Klien dapat dan berikan bantuan melakukan
melaksanakan sesuai kebutuhan. aktifitas bertahap
ADL dengan jika dapat
mandiri ditoleransi dan
berikan bantuan
sesuai kebutuhan
Kekurangan volume Setelah diberikan Manajemen cairan (3740) - Mengkaji adanya
cairan berhubungan tindakan 1. Monitor status hidrasi tanda- tanda
Pengeluaran berlebih keperawatan (misalnya, membran dehidrasi (ubun-
sekunder diare selama 1x 8 jam mukosa lembab, denyut ubun cekung,
diharapkan tidak nadi adekuat) mata cekung,
terjadi kekurangan 2. Jaga intake/asupan yang turgor
cairan dengan akurat dan catat output lambat,bibir
kriteria hasil : pasien kering, urin
Eliminasi usus 3. Monitor makanan/cairan kurang,
(0800) yang dikonsumsi dan kehausan)
1. Tanda- tanda hitung asupan kalori harian - Memonitor tanda
dehidrasi 4. Kolaborasi pemberian vital
dipertahankan cairan IV - Memonitor
pada banyak 5. Monitor status nutrisi frekuensi BAB
terganggu (2) 6. Timbang berat badan dan konsistensi
ditingkatkan ke setiap hari dan monitor tinja
sedikit terganggu status pasien 7. Monitor
(4) tanda-tanda vital 8. Dorong
2. Denyut nadi keluarga untuk membantu
dipertahankan pasien makan
pada banyak 9. Kaji adanya tanda- tanda
terganggu (2) dehidrasi (ubun-ubun
ditingkatkan ke cekung, mata cekung,
sedikit terganggu turgor lambat,bibir kering,
(4) urin kurang, kehausan)
3. Keseimbangan 10. Monitor masukan dan
intake dan output pengeluaran cairan tubuh
dalam 24 jam 11. Monitor hasil
dipertahankan pemeriksaan elektrolit dan
pada banyak hematokrit
terganggu (2) 12. Anjurkan orang tua
ditingkatkan ke untuk memberikan minum
Tidak terganggu sebanyak- banyaknya
(5)
4. Kelembaban
membran mukosa
dipertahankan
pada banyak
terganggu (2)
ditingkatkan ke
Tidak terganggu
(5). terganggu (2)
ditingkatkan ke
sedikit terganggu
(4)
5. Berat badan
stabil
dipertahankan
pada banyak
terganggu (2)
ditingkatkan ke
tidak terganggu
(5)
6. Turgor kulit
dipertahankan
pada banyak
terganggu (2)
ditingkatkan ke
Tidak terganggu
(5)

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Ny.S
Nama Mahasiswa : Arista Ratna Putri
Alamat :-
Tanggal/Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda
kep. Tangan
Senin, 27 Juni 2022 Dx.1 - Melakukan S : Klien
08.00 pengkajian nyeri mengatakan
secara masih sakit kepala
kompresensif O : Klien Nampak
08.10 - Mengobservasi Meringis, KU
reaksi nonverbal lemah
08.15 - Memantau TTV TTV :
S : 36,8oc
N : 86x/m
TD : 160/100
mmHg
P : 24x/m
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
08.55 Dx.2 - Mengkaji S : -Klien
kemampuan klien mengatakan
dalam belum bisa
beraktifitas beraktivitas
berat, Klien
mengatakan
masih lemas
O : Klien masih
nampak lemah
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Selasa, 28 Juni 2022 Dx.1 - Mengajarkan S : pasien
10.00 teknik non mengatakan rileks
farmakologi O : pasien tampak
seperti tarik mengikuti
nafas, relaksasi instruksi
otot progresif TTV :
10.20 - Memantau TTV TD : 158/90
mmHg
10.30 Dx.2 - Mengajarkan
Nadi : 87x/mnt
teknik
Suhu : 36
penghematan
P : 24xmnt
energi seperti
A : Masalah
membatasai
belum teratasi
aktivitas yang
P : Intervensi
berat
dilanjutkan
Rabu, 29 Juni 2022 Dx.1 - Berkolaborasi S : Pasien
08.00 dalam pemberian mengatakan sakit
obat berkurang
08.10 Dx.2 - Mengevaluasi setelah minum
kemampuan klien obat dan bisa
dalam beraktivitas spt
beraktifitas jalan
O : pasien
tampak
beraktivitas,
berbincang
dengan teman
sekamar
TTV :
TD : 153/90
mmHg
Nadi : 86x/mnt
Suhu : 36,3
P : 24xmnt
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Kamis, 30 Juni 2022 Dx 1 - Monitor TTV S:
pasien
08.00
mengatakan saat
09.00 Dx 2 - Mengkaji respon berjalan atau
beraktivitas hanya
pasien terhadap
berpegangan pada
aktivitas tembok dan
berjalan pelan
O:
- Tampak
berpegang
an saat
berjalan
- Tampak
pelan saat
jalan
- TD :
140/90
- Suhu 36,3
- Nadi : 96
x/menit
- RR :
22x/menit
A : Masalah
teratasi sebagaian
P:
Lanjut intervensi
Jumat, 31 Des 2021 Dx. 1 - Monitor TTV S:
Ny.A mengatakan
11.00 - Berkolaborasi
pusingnya
dalam pemberian berkuranng
O:
obat
- Tampak
nyaman
- TD :
140/100
- Suhu 36,
5
- Nadi : 98
x/menit
- RR :
22x/menit
A : Masalah
teratasi sebagaian
P:
Lanjutkan
intervensi
Rabu 1 Juli 2022 Dx. 2 - Memberikan S : pasien
mengatakan
08.30 dorongan untuk
nyaman
melakukan melakukan
aktivitas ringan
aktifitas bertahap
walaupun pelan-
jika dapat pelan
O:
ditoleransi dan
- Pasien
berikan bantuan tampak
beraktivita
sesuai kebutuhan
s ringan
spt jalan-
jalan
- Tampak
berkumpul
dengan
teman-
teman
lainnya
A : masalah
teratasi sebagian
P : lanjut
intervemnsi
Sabtu, 2 Juli 2022 Dx. 1 dan 2 - Memantau TTV S : pasien
mengatakan sudah
09.00
mendingan
10.00 - Memantau 0:
- Tampak
aktivitas pasien
pasien
mengikuti
kegiatan
yang ada
di panti
- TD :
140/90
- Suhu 36,7
- Nadi : 87
x/menit
- RR :
22x/menit
P : Masalah
teratasi
P : lanjut
intervensi
Senin, 4 Juli 2022 Dx. 2 - Mendampingi S : pasien
mengatakan
09.00 pasien aktivitas
senang bisa
beraktivitas
seperti
sebelumnya
O:
- Tampak
senang
beraktivita
s
- Tampak
antusias
A : masalah
teratasi
P : lanjut
intervensi
Selasa, 5 Juli 2022 Dx. 1 dan 2 - Mendiskusikan S :
Pasien
10.00 tentang
mengatakan akan
perubahan gaya menjaga pola
makannya
hidup
O:
- Tampak
menguran
gi
makanan
asin,
berlemak
- Tampak
olahraga
(jalan-
jalan)
A : Masalah
teratasi
P:
Mengobservasi
keadaan pasien
Rabu, 6 Juli 2022 Dx. 1 dan 2 - Mengobservasi S : pasien
mengatakan sudah
13.00 keadaan pasien
sehat
O:
- Tampak
aktifitas
meningkat.
- Tampak
pasien
dapat
melaksana
kan ADL
dengan
mandiri
A : Masalah
teratasi
P : Lanjut
intervensi
kamis 7 Juli 2022 Dx. 1 dan 2 - Memantau TVV S :
Pasien
08.00 - Mengobservasi
mengatakan sudah
keadaan pasien
tidak nyeri, sudah
enakan, sudah
sering aktivitas
O:
- TD :
130/80
- Suhu 36,6
- Nadi : 86
x/menit
- RR :
22x/menit
A : Masalah
teratasi
P:-
Jumat, 8 Juli 2022 Dx. 1 dan 2 - Mengobservasi S :
Pasien
10.20 keadaan pasien
mengatakan sudah
sehat
O:
- TD :
130/90
- Suhu 36,1
- Nadi : 88
x/menit
- RR :
24x/menit
A : Masalah
teratasi
P:-
Rabu 29 Juni 2022 Dx. 3 - Memonitor S: pasien
mengatakan masih
keadaan umum
diare cair sedikit
tanda vital ampas BAB 5x
sehari
O:
- TD :
170/100
- Suhu 36,1
- Nadi : 88
x/menit
- RR :
24x/menit
A: masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi

Kamis 30 Juni 2022 Dx.3 - Mengkaji S: pasien


mengatakan BAB
adanya tanda-
2x cair sedikit
tanda dehidrasi ampas, 30 cc,
(ubun-ubun lendir kuning
berkurang
cekung, mata
O : Klien masih
cekung, turgor tampak lemah, ,
mata agak
lambat,bibir
cekung, mukosa
kering, urin agak lembab,
denyut nadi :
kurang,
120x /menit Suhu:
kehausan) 36,6o C
Pernapasan : 22x/
-
menit SPO2 : 97%
A : Masalah
kekurangan cairan
belum teratasi
dengan masih
adanya tanda
dehidrasi
P : Lanjutkan
intervensi 1.
Monitor tanda
vital
2. Monitor tanda
dehidrasi
3. Monitor
pemberian cairan
dan berikan cairan
sesuai kebutuhan.
Jumat 31 Juni 2022 Dx.3 - Memonitor S: pasien
mengatakan BAB
frekuensi BAB
1x ampas, 30 cc,
dan konsistensi O : pasien tampak
Beristirahat di
tinja
tempat tidur
denyut nadi :
120x /menit Suhu:
36,6o C
Pernapasan : 22x/
menit SPO2 : 97%
A: masalah
teratasi
P: Hentikan
intrevensi
DAFTAR PUSTAKA

1. Ardiansyah, M. (2017). Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yogyakarta : DIVA press


2. Brunner&Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
3. Fikriana, R. (2018). Sistem Kardiovakuler. Yogyakarta : EGC
4. Gray&Keith. (2010). Lecture notes on Cardiology. Jakarta: Erlangga
5. Muhlisin, A. (2017). Keperawatan Keluarga. Surakarta : Gosyem Publishing
6. Murwani, A. (2017). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyem
Publishing
7. Muttaqin, A. (2017). Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovakuler. Jakarta: Salemba Medika
8. Udjianti, W. (2017). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
9. PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
DiagnostikEdisi1. Jakarta:DPPPPNI
10. PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
TindakanKeperawatan,Edisi1.Jakarta:DPPPPNI
11. PPNI.(2017).StandarLuaranKeperawatanIndonesia:DefinisidanKriteria hasil
Keperawatan,Edisi1.Jakarta:DPPPPNI

Anda mungkin juga menyukai