Anda di halaman 1dari 20

Satuan Acara Penyuluhan

Tugas ini disusun untuk memenuhi


tugas mata kuliah Praktik Keperawatan Gerontik
Disusun oleh:

Arista Ratna P (SK.321.008)


Azidatun Nasihah (SK.321.010)
Dian Fazira K (SK.321.013)
Fina Khusnul K (SK.321.018)
Ifah Dwi Rahayu (SK.321.022)
Rizky Maulana A (SK.321.040)
Sri Mulyani (SK321.047)
Uswatun Hasanah (SK.321.053)

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2021/2022
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok pembahasan : Hipertensi


Subpokok pembahasan : Pencegahan dan pengendalian hipertensi
Hari/tanggal : Senin, 04 Juli 2022
Waktu : 10.00 – selesai (1x45 menit)
Sasaran : Lansia Dinas Sosial Cepiring
Tempat : Aula
Penyuluh/pengajar : Kelompok 3

A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan
salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang
cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah perkotaan di negara
berkembang, sepertinya halnya di Indonesia (Adib, 2014). Hipertensi atau darah
tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan
tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara
usia dan jenis kelamin (WHO, 2013).
Berdasarkan angka kejadian menurut data Kemenkes RI (2018), di Indonesia
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun
34,1%, sedangakan untuk hipertensi pada usia 31-44 tahun sebanyak 36,1%, umur 45-
55 tahun sebanyak 45,3%, dan untuk usia 55-65 tahun sebanyak 55,2%. Di Jawa
Tengah sendiri kejadian hipertensi mencapai 41.686 penderita hipertensi dengan
diagnosis dokter sebanyak 12,90% dan diagnosis obat sebanyak 8,61%. Di wilayah
Kendal kejadian hipertensi berdasarkan pengukuran yang dilakukan SP3 tahun 2016
didapatkan sejumlah 36.462 penderita hipertansi. Data dari Riskesdas prevelasi
hipertensi yang didiagnosis dokter sebanyak 13,30% sedangkan diagnosis minum obat
sebanyak 7,57%.
Berdasarkan kasus tersebut, maka kami merasakan perlu kiranya memberikan
suatu informasi atau pengetahuan kepada lansia dengan penderita hipertensi mengenai
penyakit hipertensi. Diharapkan dengan adanya informasi yang diberikan lansia
mengerti tentang penyakit Hipertensi dan diet apa yang perlu dilakukan sehingga

2
dapat mengurangi timbulnya penyakit hipertensi serta dapat mencegah meningkatnya
angka kesakitan dari penderita hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian
hipertensi pada lansia di Dinas Sosial Cepiring Kendal selama 1 x 45 menit
diharapkan lansia mampu mengerti dan memahami tentang pencegahan dan
pengendalian hipertensi .
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian
hipertensi pada lansia di Dinas Sosial Cepiring Kendal selama 1 x 45 menit
diharapkan lansia mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan kembali
tentang :
a. Memahami pengertian hipertensi dengan baik.
b. Memahami klasifikasi hipertensi dengan baik
c. Memahami tanda dan gejala hipertensi dengan baik
d. Memahami komplikasi hipertensi dengan baik
e. Memahami penatalaksanaan hipertensi dengan baik

3
C. Capaian Pembelajaran
1. Sikap
a. Lansia mampu memperhatikan dan mendengarkan penyuluh saat penyampaian
pengertian hipertensi dengan baik.
b. Lansia mampu memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat
penyampaian klasifikasi hipertensi dengan baik.
c. Lansia mampu memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat
penyampaian tanda dan gejala hipertensi dengan baik.
d. Lansia mampu memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat
penyampaian komplikasi hipertensi dengan baik.
e. Lansia mampu memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat
penyampaian penatalaksanaan hipertensi dengan baik.
2. Pengetahuan
a. Lansia menjadi tahu pengertian hipertensi. .
b. Lansia menjadi tahu klasifikasi hipertensi.
c. Lansia menjadi tahu tanda dan gejala hipertensi.
d. Lansia menjadi tahu komplikasi hipertensi.
e. Lansia menjadi tahu penatalaksanaan hipertensi.
3. Psikomotor
a. Lansia mampu menjawab kembali pertanyaan tentang pengertian hipertensi
dengan baik.
b. Lansia mampu menjawab kembali pertanyaan tentang klasifikasi hipertensi
dengan baik.
c. Lansia mampu menjawab kembali pertanyaan tentang tanda dan gejala
hipertensi dengan baik.
d. Lansia mampu menjawab kembali pertanyaan tentang komplikasi hipertensi
dengan baik.
e. Lansia mampu menjawab kembali pertanyaan tentang penatalaksanaan dengan
baik.

4
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan Belajar
No Tahap Wakt Kegiatan Metode
u Penyuluhan Audience
1. Pendah 5  Mengucapkan salam  Menjawab Lisan
uluan menit  Memperkenalkan  Memperhatikan
diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Kontrak waktu
 Apersepsi  Menjawab
2. Pelaksa 15 Menjelaskan
naan menit  Pengertian hipertensi  Memperhatikan
 Klasifikasi  Memperhatikan
hipertensi
 Tanda dan gejala  Memperhatikan Ceramah dan
hipertensi diskusi

 Komplikasi  Memperhatikan
hipertensi
 Memperhatikan
 Penatalaksanaan
hipertensi
 Bertanya
 memberi
kesempatan
bertanya
3. Pengev 15  Memberi pertanyaan  Memperhatikan Secara lisan
aluasian menit  Evaluasi  Menjawab

5
4 Penutup 10  Menyimpulkan  Memperhatikan Ceramah
menit  Memberi reward  Memperhatikan
 Memberitahu  Memperhatikan
kontrak waktu
selanjutnya
 Mengucapkan salam  Menjawab

F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

G. Media
1. Power Point
2. Liflet

H. Setting Tempat Duduk dengan jumlah responden 2 orang

v
v

v v v v v

Keterangan :

: Penyuluh

: Audiens

6
I. Evaluasi
1. Evaluasi Standart
a. Rancangan Pendidikan Kesehatan sudah dibuat minimal 2 hari sebelum
penyuluhan.
b. Audiens duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang sudah ditentukan.
c. Power Point disipkan 2 hari sebelum penyuluhan.
d. Proyektor disiapkan 1 hari sebelum penyuluhan.
e. Liflate sudah disiapkan 1 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Lansia memperhatikan dan mendengarkan penyuluh saat penyampaian
pengertian hipertensi dengan cermat.
b. Lansia memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat penyampaian
klasifikasi hipertensi dengan cermat.
c. Lansia memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat penyampaian
tanda dan gejala dengan cermat.
d. Lansia memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat penyampaian
komplikasi dengan cermat.
e. Lansia memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan saat penyampaian
penatalaksanaan dengan cermat.
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu menjawab kembali pengertian hipertensi dengan baik.
b. Lansia mampu menjawab kembali klasifikasi hipertensi dengan baik.
c. Lansia mampu menjawab kembali tandan dan gejala hipertensi dengan
baik.
d. Lansia mampu menjawab kembali komplikasi hipertensi dengan baik.
e. Ny.S dan keluaga mampu menjawab kembali penatalaksanaan hipertensi
dengan baik.

7
J. Pertangaan dan Jawaban
1. Apa pengertian dari Hipertensi ?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (KemenkesRI, 2018). Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit
kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah
normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis
kelamin (WHO, 2013)
2. Apa saja klasifikasi hipertensi?
WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah
mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi,
hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008).
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Diatol
Sistol (mmHg) (mmHg)

Optimal
Normal < 120 < 80
Normal-Tinggi < 130 < 85
130-139 85-89

Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99


Sub-group: perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90


(Isolated systolic hypertension)
Sub-group: perbatasan
140-149 <90

(Sumber: Sani, 2008)

8
3. Apa sajakah tanda gejala pada pasien dengan hipertensi?
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit arteri koroner dengan angina adalah
gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertofi ventrikel kiri terjadi sebagai
respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan
tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan
peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada
ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari)
dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan kretinin). Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik trasien
yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan ketajaman penglihatan.
Gejala dan tanda yang biasa timbul pada penyakit hipertensi adalah
a. Nyeri kepala yang menjalar sampai kekuduk
b. Pandangan kabur
c. Terjadi peningkatan tekanan darah yang nyata
d. Mata berkunang-kunang
e. Jantung berdebar-debar
f. Badan terasa lemah
g. Perubahan emosi (mudah marah)
h. Telinga sering berdenging
i. Rasa pegel di bahu hingga tengkuk

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Garnadi, 2012):

a. Tidak ada gejala


Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.

9
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
4. Apasaja komplikasi yang akan terjadi pada pasien dengan Hipertensi ?
Kondisi hipertensi yang berkepanjangan sangat berpotensi menyebabkan gangguan
pembuluh darah di seluruh organ tubuh. Secara umum kondisi darah tinggi tidak
bisa diprediksi secara dini akan menyerang organ bagian mana, tergantung organ
mana yang terlebih dahulu merespon tekanan yang abnormal. Angka kematian
yang tinggi pada penderita darah tinggi terutama disebabkan oleh gangguan
jantung (Adib, 2014).
a. Organ Jantung
b. Sistem Saraf
c. Sistem Ginjal
5. Penatalaksanaan apa yang bisa dilakukan untuk menangani hipertensi ?
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
a. Terapi Tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
b. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
6) Diet tinggi kalium

10
c. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut
nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
d. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
e. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
f. Terapi Dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD

11
PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
2) Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
a) Dosis obat pertama dinaikan
b) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
c) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker,
Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
3) Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
a) Obat ke-2 diganti
b) Ditambah obat ke-3 jenis lain
4) Step 4 : alternatif pemberian obatnya
a) Ditambah obat ke-3 dan ke-4

12
Daftar Pustaka
Adib, M. (2014). Ragam Penyakit Mematikan. Jogjakarta: Buku Biru.
Garnadi, Y. (2012). Hidup Nyaman Dengan Hipertensi. Jakarta: Agromedia.

KemenkesRI. (2018). Indo Datin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI.

Mariyona, K. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Dengan Pemberian Air
Rebusan Seledri . Maternal and Neonatal Health Journal, Vol. 4, No.1. 1-6.

WHO. (2013). A Global Brief on Hypertension: Silent Killer, Global Public Health Crises.
France: Geneva.

13
Lampiran

Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (KemenkesRI, 2018). Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit
kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah
normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis
kelamin (WHO, 2013)
2. Klasifikasi hipertensi?
WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah
mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi,
hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008).
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Diatol
Sistol (mmHg) (mmHg)

Optimal
Normal < 120 < 80
Normal-Tinggi < 130 < 85
130-139 85-89

Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99


Sub-group: perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90


(Isolated systolic hypertension)
Sub-group: perbatasan
140-149 <90

(Sumber: Sani, 2008)

14
3. Tanda gejala pada pasien dengan hipertensi
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. penyakit arteri koroner dengan angina adalah
gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertofi ventrikel kiri terjadi sebagai
respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan
tekanan sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan
peningkatan beban kerja maka terjadi gagal jantung kiri. Perubahan patologis pada
ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari)
dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah dan kretinin). Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik trasien
yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan ketajaman penglihatan.
Gejala dan tanda yang biasa timbul pada penyakit hipertensi adalah
a. Nyeri kepala yang menjalar sampai kekuduk
b. Pandangan kabur
c. Terjadi peningkatan tekanan darah yang nyata
d. Mata berkunang-kunang
e. Jantung berdebar-debar
f. Badan terasa lemah
g. Perubahan emosi (mudah marah)
h. Telinga sering berdenging
i. Rasa pegel di bahu hingga tengkuk

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Garnadi, 2012):

a. Tidak ada gejala


Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.

15
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
4. Komplikasi yang akan terjadi pada pasien dengan Hipertensi
Kondisi hipertensi yang berkepanjangan sangat berpotensi menyebabkan gangguan
pembuluh darah di seluruh organ tubuh. Secara umum kondisi darah tinggi tidak
bisa diprediksi secara dini akan menyerang organ bagian mana, tergantung organ
mana yang terlebih dahulu merespon tekanan yang abnormal. Angka kematian
yang tinggi pada penderita darah tinggi terutama disebabkan oleh gangguan
jantung (Adib, 2014).
a. Organ Jantung
b. Sistem Saraf
c. Sistem Ginjal
5. Penatalaksanaan hipertensi
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi :
a. Terapi Tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
b. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok
6) Diet tinggi kalium

16
c. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut
nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
d. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
e. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
f. Terapi Dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD

17
PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
2) Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan
a) Dosis obat pertama dinaikan
b) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
c) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker,
Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
3) Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
a) Obat ke-2 diganti
b) Ditambah obat ke-3 jenis lain
4) Step 4 : alternatif pemberian obatnya
a) Ditambah obat ke-3 dan ke-4

18
Lembar pengesahan

Kendal, 23 Mei 2022

Mengetahui,

Mahasiswa Pengampu

Kelompok 3 Ns. Rina Anggraeni,M.Kep.

19
20

Anda mungkin juga menyukai