Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Medikal Bedah

Pembimbing Akademik :

Ns., Triana Arisdiani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.M.B.

Disusun Oleh :

TAMBAH DWI SUPROBO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AJARAN 2022/2023


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Subpokok Bahasan : Diet Hipertensi
Hari/tanggal : jum’at, 3 Februari 2023
Waktu : 09.00 - selesai
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Ruang Umar RSI Kendal
Penyuluh : Tambah Dwi Suprobo

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis ketika
tekanan darah pada dinding arteri meningkat, kondisi ini dikenal sebagai
pembunuh diam-diam karena tidak memiliki gejala yang khas. Satu satunya
cara untuk mengetahui apakah seseorang menderita hipertensi adalah
dengan mengukur tekanan darah.
Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia berdasarkan data riset
kesehatan dasar (2018), hipertensi dan penyakit kardiovaskular cenderung
meningkat dengan jumlah penderita sebanyak 34,1 persen, angka hipertensi
Ini mengalami peningkatan dimana data sebelumnya sebesar 25,8%). angka
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan di Provinsi
Jambi sebesar 24,6%. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia
yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis. Hipertensi yang tidak
mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti Stroke,
Penyakit Jantung Koroner, Diabetes, Gagal Ginjal dan Kebutaan. Stroke
(51%) dan Penyakit Jantung Koroner (45%) yang merupakan penyebab
kematian tertinggi.
Hipertensi berpotensi merugikan negara hingga Rp. 300 triliun dalam
satu tahun. Hal ini diakibatkan banyaknya penyakit turunan yang dihasilkan,
serta dampaknya yang tidak kecil bila dinilai secara ekonomi. Kondisi ini

2
menggambarkan penanganan masalah hipertensi membutuhkan biaya yang
besar yang tentunya menjadi tanggungan negara maupun masyarakat
sendiri. Peningkatan penderita hipertensi seiring dengan meningkatnya gaya
hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya
pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana
penanggulangan hipertensi. Oleh karena itu masalah hipertensi perlu
mendapatkan perhatian dari semua pihak, baik pemerintah maupun
masyarakat, khususnya dalam upaya pengendalian dan pencegahan
komplikasi yang bisa ditimbulkan.
Upaya penurunan komplikasi hipertensi salah satunya adalah
melakukan kepatuhan diet hipertensi. Menurut Setianingsih (2017)
Kepatuhan memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien
yaitu kepatuhan dalam melaksanakan program diet terkait pemahaman
tentang instruksi, tingkat pendidikan dan pengetahuan, kesakitan dalam
pengobatan , keyakinan, sikap dan kepribadian pasien, serta dukungan
keluarga. Dari ke lima faktor tersebut, dukungan keluarga merupakan salah
satu faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dukungan
keluarga merupakan salah satu faktor yang memiliki kontribusi yang cukup
berarti dan sebagai faktor penguat yang mempengaruhi kepatuhan pasien.
Dukungan keluarga sangatlah penting karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat dan sebagai penerima asuhan keperawatan.
Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian dukungan terhadap
anggota keluarga lain yang mengalami permasalahan, yaitu dukungan
pemeliharaan, emosional untuk mencapai kesejahteraan anggota keluarga
dan memenuhi kebutuhan psikososial. Dukungan keluarga inti (ayah, ibu,
dan anak) juga sangat diperlukan pada penderita hipertensi dalam upaya
meningkatkan kepatuhan diet pada penderita hipertensi (Pranata, 2018).
Berdasarkan kasus tersebut, maka kami merasakan perlu kiranya
memberikan suatu informasi atau pengetahuan kepada pasien dan keluarga
dengan penderita hipertensi mengenai penyakit hipertensi. Diharapkan
dengan adanya informasi yang diberikan pasien dan keluarga mengerti

3
tentang penyakit Hipertensi dan diet apa yang perlu dilakukan sehingga
dapat mengurangi timbulnya penyakit hipertensi serta dapat mencegah
meningkatnya angka kesakitan dari penderita hipertensi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan di ruang Umar RSI Kendal selama 1 x
60 menit diharapkan masyarakat mampu mengerti, memahami dan
menjelaskan kembali tentang masalah Diet Hipertesi dengan 90% benar.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan di ruang Aisyah RSI Kendal selama 1
x 60 menit diharapkan masyarakat mampu mengerti, memahami dan
menjelaskan kembali tentang:
- Definisi Hipertensi
- Penyebab Hipertensi
- Tanda Gejala
- Komplikasi Hipertensi
- Diet Hipertensi yang baik

C. Capaian Pembelajaran
1. Sikap
Pasien dan keluarga mampu mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam
mengikuti diskusi.
2. Pengetahuan
Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengerti, memahami, dan
menjelaskan kembali mengenai ruang Umar RSI Kendal
3. Psikomotor
Diharapkan pasien dan keluarga mampu mempraktikan cara membuat
air rebusan seledri dengan benar.

D. Materi

4
Terlampir
E. Proses Kegiatan

No Tahap Wakt Kegiatan Metode


u

Penyuluhan Audience

1. Pembuk 5  Mengucapkan  Menjawab Lisan


aan menit salam  Memperhatik
 Memperkenalk an
an diri  Memperhatik
 Menjelaskan an
tujuan  Memperhatik
 Kontrak waktu an
 Apersepsi  Menjawab
2. Isi 10 Menjelaskan : Ceramah
menit
 Definisi
 Memperhatik
Hipertensi
an
 Penyebab
 Memperhatik
Hipertensi
an
 Tanda
 Memperhatik
Gejala
an
 Komplikasi
 Memperhatik
Hipertensi
an
 Diet
 Memperhatik
Hipertensi
an
yang baik

5
3. Penutup 15  Memberi  Bertanya Ceramah
menit kesempatan  Memperhatik dan
bertanya an Diskusi
 Menjawab  Menjawab
pertanyaan  Memperhatik
 Evaluasi an
 Menyimpulkan  Menjawab
 Memberi  Memperhatik
reward an
 Memberitahu
kontrak waktu
selanjutnya
 Mengucapkan
salam

F. Metode
- Ceramah
- Diskusi
G. Media
- Leaflet
H. Setting Tempat Duduk

Keterangan :

: Penyuluh

: Audiens

6
I. Standart
- Leaflet sudah dicetak minimal 1 hari sebelum penyuluhan.
- Materi sudah diketik rapi minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
- RPK sudah dibuat minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
- Audiens duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang sudah
ditentukan.

J. Proses
- Pasien dan keluarga memperhatikan dan mendengarkan definisi
hipertensi dengan cermat.
- Pasien dan keluarga memperhatikan dan mendengarkan penyebab
hipertensi dengan cermat.
- Pasien dan keluarga memperhatikan dan mendengarkan tanda gejala
dengan cermat.
- Pasien dan keluarga memperhatikan dan mendengarkan komplikasi
hipertensi dengan cermat.
- Pasien dan keluarga memperhatikan dan mendengarkan diet hipertensi
yang baik dengan cermat.

K. Hasil
- Pasien dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan kembali
definisi hipertensi dengan 100% benar.
- Pasien dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan kembali
penyebab hipertensi dengan 80% benar.
- Pasien dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan kembali tanda
gejala hipertensi dengan 80% benar.
- Pasien dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan kembali
komplikasi hipertensi dengan 70% benar.
- Pasien dan keluarga mampu memahami dan menjelaskan kembali diet
hipertensi dengan 80% benar.

7
L. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
2. Hipertensi ditanda dengan?
3. Bagamana diet yang dianjurkan untuk pasien hipertensi?

8
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R., & Kurniawati, I. (2020). Hubungan dukungan keluarga terhadap


kepatuhan diet hipertensi pada penderita hipertensi di kelurahan tapos
depok. Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana, 3(1), 77-90.

Garnadi, Y. (2018). Hidup Nyaman Dengan Hipertensi. Jakarta: Agromedia.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 (Vol.
53). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Laili, N. (2020). Terapi Alternatif Komplementer Herbal pada Pasien Hipertensi


dalam Perspektif Keperawatan (Nabila, Am; A. Y. Wati, Ed.). Yogyakarta:
Deepublish.

Pranata, J (2018). Aku Perawat Komunitas. Yogyakarta: Gava Media.

Riskesdas. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia (2018).

Setianingsih, D. R. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan


Diet Pada Lansia. Program Studi Ilmu keperawatan. STIKes Insan Cendekia
Media Jombang.

World Health Organization(2019). A global brief on hypertension: silent killer,


global public health crisis.

9
Lembar Pengesahan

Kendal, 3 Februari 2023

Mengetahui,

Mahasiswa Pembimbing Klinik,

Tambah Dwi Suprobo (...........................................)

10
Lampiran

MATERI HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kedaaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes
RI, 2020)
Tekanan darah merupakan kekuatan atau tekanan sirkulasi darah yang
diberikan terhadap dinding pembuluh darah utama tubuh yakni arteri.
Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan sirkulaso darah terlalu tinggi
(WHO, 2019)
B. Penyebab Hipertensi
Hipertesni merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masyarakat.
Hipertensi dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. 11Hipertensi Esensial atau primer
Hipetensi Esensial merupakan Hipertensi yang tidak diketauhi
penyebabnya atau ideopatik. Hipertensi esensial tidak bisa diobati tapi
bisa di control (Badi’atul,2018).
- Genetik (keturunan)
- Jenis kelamin
- Usia
- Diet
- Obesitas
- Gaya hidup
2. Hipertensi sekunder

11
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal yang
penyebabnya sudah diketauhi pasti atau hipertensi yang disebabkan
kondisi lainnya (Kaplan, 2010 di dalam Badi’atul 2018).
- Kegunaan kontrasepsi hormonal
- Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal
- Gangguan sistem endokrin
- Coaretation aorta (penyempitan pembuluh darah aorta)
- Kehamilan
- Merokok
C. Tanda gejala Hipertensi
Menurt kemenkes (2020), meskipun pada umumnya penderita
hipertensi tidak menunjukkan gejala atau keluhan tertentu, namun terdapat
keluhan tidak spesifik yang bisa dirasakan oleh penderita hipertensi,
diantaranya adalah :
1. Sakit kepala dan pusing
2. Jantung berdebar-debar
3. Rasa sakit di dada
4. Gelisah
5. Penglihatan kabur
6. Mudah lelah.
D. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak teratasi dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya antara lan :
1. Payah jantung.
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung tidak
mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi
karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
2. Strok.
Hipertensi adalah factor penyebab utama terjadinya strok, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lama menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh

12
darah otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Strok juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah
yang macet di pembuluh yangsudah menyempit.
3. Kerusakan ginjal.
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan
adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membuangnya kembali ke darah.
4. Kerusakan pengeliatan.
Hiperteni dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,
sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau buta.
Pendarahan pada retina mengakibatkan pandangan menjadi kabur,
kerusakan organ mata dengan memeriksa fundus mata untuk
menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi yaitu retinopati
pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagian otak, jantung, ginjal
dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi mengalami
kerusakan organ mata yaitu pandangan menjadi kabur.

Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit hipertensi adalah tekanan


darah tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan
mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya
organ tubu seperti jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar.
Hipertensi adalah factor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (strok,
transient ischemic attack), penyakit arteri coroner (infrak miokard, angina),
gagal ginjal, dementia dan atrial fibrilasi.(Ernawati, 2020).

E. Diet Hipertensi
Diet pada Hipertensi adalah mengelola diet pada Hipertensi dengan cara
melakukan diet makanan dan memperhatikan pola makanan.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup
dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari 1/4 – 1/2

13
sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman
berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi
penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-
25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup
istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta
penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter keluarga anda (Garnadi,2018).
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah :
1. `Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, gajih)
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripik dan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
7. lkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada
makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung
garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamurterutama di
kota-kota besardi Indonesia. Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko
terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan
sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.

14

Anda mungkin juga menyukai