Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.R DENGAN DIAGNOSA STROKE


DI RUANG UMAR RSI KENDAL

Oleh:
Ifah Dwi Rahayu
SK 321022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan
di otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian. Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah
kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika
Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan.(Batticaca, 2008)
Secara global, penyakit serebrovaskular (stroke) adalah penyebab
utama kedua kematian. Ini adalah penyakit yang dominan terjadi pada
pertengahan usia dan orang dewasa yang lebih tua. WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2005, stroke menyumbang 5,7 juta kematian di seluruh
dunia, setara dengan 9,9 % dari seluruh kematian. Lebih dari 85 % dari
kematian ini akan terjadi pada orang yang hidup di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah dan sepertiga akan pada orang yang
berusia kurang dari 70 tahun. Stroke disebabkan oleh gangguan suplai darah
ke otak, biasanya karena pembuluh darah semburan atau diblokir oleh
gumpalan darah. Ini memotong pasokan oksigen dan nutrisi, menyebabkan
kerusakan pada jaringan otak.(Organization, 2015)
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan
penderita stroke cukup tinggi. Penderitanya melebihi prevalensi stroke di
daerah perkotaan secara nasional. Singkawang merupakan kota di Kalimantan
Barat dengan prevalensi stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan penelitian di lima rumah sakit yang ada di Kota Singkawang
menunjukkan, adanya peningkatan jumlah pasien stroke yang dirawat. Jumlah
tersebut belum termasuk pasien stroke yang dirujuk dan dirawat di rumah
sakit selain di Singkawang serta pasien yang berobat ke puskesmas. Jumlah
kekambuhan stroke juga menunjukkan angka yang tinggi.(Hutapea, 2015)
B. Tujuan
untuk mengetahui serta memahami bagaimana Asuhan keperawatan yang
baik dilakukan pada klien dengan Stroke.
BAB II
KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Merupakan keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah ke otak yang
terjadi secara mendadak, sehingga menimbulkan gangguan neurologist
yang bersifat fokal. (Ignatavicius, 1999).Stroke adalah disfungsi
neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul
secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada
otak yang terganggu. ( WHO, 1984).
Stroke oleh The National Stroke Association di Amerika juga disebut juga
dengan “Brain Attack”, dimana stroke merupakan keadaan yang bersifat
emergency yang terjadi secara mendadak dan harus ditangani secara cepat
untuk mencegah terjadinya gangguan dan kerusakan neurologist yang
permanent. ( Ignatavicius, 1999.)
B. ETIOLOGI
Stroke disebabkan adanya sumbatan di pembuluh darah arteri karena
thrombus atau emboli dan juga disebabkan oleh terjadinya perdarahan
karena hipertensi, aneurisma yang pecah atau AVM ( ArterioVenous
Malformation ). Beberapa faktor resiko yang diientifikasi menjadi
penyebab stroke diantaranya adalah : penyakit cerebrovascular, khususnya
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan atrial fibrilasi
nonvalvular.
Berat ringannya gangguan yang terjadi pada stroke dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu:
1. Cepatnya kejadian
Efek stroke akan terlihat dalam beberapa menit atau beberapa jam
secara tiba-tiba pada seseorang yang tadinya tampak normal menjadi
paralise atau muncul gejala neurologist lain.
2. Daerah otak yang terkena
Manifestasi klinis dari stroke tergantung dari daerah otak yang terkena.
3. Berkaitan dengan suplai darah ke bagian otak tertentu.
Terjadi bila area otak tertentu mengalami gangguan aliran darah.
Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Akibat adanya kerusakan arteri yaitu: usia, hipertensi, DM
b. Penyebab timbulnya trombosis: polycitemia
c. Penyebab emboli: MCI, kelainan katub, heart rate tidak teratur,
penyakit jantung
d. Penyebab hemoragik: tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma arteri,
penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan
antikoagulan)
e. Bukti yang menyatakan kerusakan arteri sebelumnya: PJK seperti
angina, TIA.
Faktor resiko lainnya adalah :
a. Merokok
b. Penggunaan obat-obatan ( Kokain)
c. Obesitas
d. Pola hidup “sedentary”
e. Stress
f. Hiperkolesterol, Hiperlipoprotein, Hiperlipidemia
g. Riwayat Stroke, TIA
h. Peminum alcohol
i. Penghentian obat-obatan antihipertensi secara mendadak

C. PATHOFISIOLOGI
Secara klinis, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Stroke Iskemia, dibagi juga menjadi stroke trombotik, yang disebabkan
oleh thrombus dan stroke embolik, yang disebabkan oleh embolus
2. Stroke Hemoragik, adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah sehingga menyebabakan terjadinya perdarahan di
jaringan otak maupun ruangan otak ( ventrikuler, subdural, subarahnoid
)
Pathofisiologi Stroke Iskemi

Stroke Iskemi

Oklusi

Iskemi

Hipoxia Cerebral

Metabolisme Anaerob

Gangguan Keseimbangan Asam Basa & Elektrolit

Kegagalan pompa Na dan K

Edema serebral

Penurunan perfusi serebral → Defisit Neurologis

Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan


lumen pembuluh darah otak karena thrombus yang makin lama makin
menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancer. Penurunan aliran arah
ini menyebabakan iskemi yang akan berlanjut menjadi infark. Dalam waktu
72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan akan
terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis adalah di
percabangan arteri carotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan
arteri basiler. Onset stroke trombotik biasanya berjalan lambat.
Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari
bagian tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di
pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan
lumen yang menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah atau Middle
Carotid Artery ( MCA ). Dengan adanya sumbatan oleh emboli akan
menyebabkan iskemi

Pathofisiologi Stroke Hemoragik

Stroke Hemoragik

Ruptur pembuluh darah cerebral

Pe ↑ volume / massa cranial

TIK meningkat

Defisit neurologis mendadak

Pada stroke hemoragik, perdarahan disebabkan oleh karena pecahnya


aneurisma, AVM ( ArterioVenous Malformation ) atau yang paling sering
karena hipertensi. Peningkatan tekanan sistolik dan diastolic
menyebabkan perubahan pada dinding arteri sehingga menjadi mudah
pecah. Aneurisma lebih sering ditemukan pada daerah percabangan arteri
cerebral besar, pecahnya aneurisma menyebabkan perdarahan di ruang
subarachnoid atau langsung masuk di dalam ventrikel sehingga
menyebabkan perdarahan intra cerebral, hal ini menyebabkan aliran darah
menjadi berkurang dan selanjutnya akan terjadi iskemi dan keudian
penurunan fungsi neurologist.
D. MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala yang muncul angat tergantung dengan daerah otak yang
terkena
a. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh
sebelah
b. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan
sensasi, gangguan penglihatan
c. Pengaruh terhadap komunikasi: bicara tidak jelas, kehilangan bahasa
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
Hemisfer kiri Hemisfer kanan
 Mengalami hemiparese kanan  Hemiparese sebelah kiri tubuh
 Perilaku lambat dan hati-hati  Penilaian buruk
 Kelainan lapang pandang kanan  Mempunyai kerentanan terhadap
 Disfagia global sisi kontralateral sehingga
 Afasia memungkinkan terjatuh ke sisi
 Mudah frustasi yang berlawanan tersebut

E. KOMPLIKASI
Komplikasi utama pada stroke hemoragik seperti Sub Arahnoid
Hemoragik (SAH) adalah seperti : Vasospasme, Hidrosephalus, dan
Disritmia.
Pasien dengan stroke yang mendapatkan terapi antikoagulan beresiko
untuk terjadinya perdarahan di tempat lain.
Komplikasi lainnya:
1. Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi, tromboplebitis
2. Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi,
deformitas, terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala
4. Hidrosefalus

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
a. Pe ↑ Hb, Ht biasa menyertai pada stroke yang berat
b. Pe ↑ Leukosit menandakan selain adanya infeksi juga stress fisik
ataupun terjadi kematian jaringan
c. PT / PTT untuk melihat fungsi pembekuan darah sebelum pemberian
terapi antikoagulan
d. Lumbal Pungsi dilakukan bila tidak ada peningkatan TIK, untuk
melihat adanya perdarahan subarahnoid, ditandai dengan adanya darah
pada cairan CSF dari lumbal pungsi
Radiografi:
a. CT Scan, untuk melihat adanya edema, hematoma, iskemi dan infark
b. MRI : menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, dan
adanya AVM
c. Angiografi serebral : menentukan penyebab stroke secara spesifik,
seperti perdarahan, oklusi, rupture, obstruksi
d. Rontgen Kepala : menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
daerah yang berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis
interna.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan pada stroke trombotik/emboli didasarkan pada:
a. Mempertahankan perfusi jaringan serebral secara adekuat: misalnya
dengan tirah baring, monitor tekanan darah dan tingkat kesadaran.
b. Melindungi jaringan marginal disekitar infark
c. Merangsang pulihnya fungsi neuron yang mengalami kerusakan
ireversibel
d. Mencegah pembentukan bekuan darah dan gangguan serebral lainnya,
misalnya pemberian antikoagulan seperti Dicumarol, heparin.
Sedangkan tindakan pembedahan dilakukan untuk:
a. Mengeluarkan bekuan darah atau thrombus dari arteri carotid atau
vertebra
b. Merekonstruksi arteri yang sebagian teroklusi
c. Melakukan bypass pada arteri yang tersumbat dengan venous graft.
Penatalaksanaan pada stroke hemoragik bertujuan untuk:
a. Mempertahankan hidup
b. Meminimalkan kecacatan
c. Mencegah kekambuhan
Tindakan yang dilakukan:
a. mengontrol hipertermia
b. Mengontrol kejang: pemberian Dilantin, barbiturate, sedative
c. Mengatasi hipertensi: biasanya diuretic, pembatasan intake Na
d. Pengobatan simptomatik dari delirium dan kelelahan: Clorpromazin
e. Mengurangi sakit kepala atau nyeri leher: pemberian sedative dan
posisi nyaman
f. Mencegah mengedan: batuk, muntah, mengangkat benda berat,
konstipasi
g. Berikan istirahat yang cukup
h. Menurunkan peningkatan TIK: elevasi kepala, pemberian
kortikosteroid
i. Pembedahan untuk mengeluarkan bekuan darah

H. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan perfusi jaringan serebral
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Perubahan sensori-persepsi
5. Defisit perawatan diri
6. Gangguan konsep diri : harga riri rendah
7. Resiko tinggi terjadi gangguan menelan
8. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : Senin, 16 Mei 2022


Jam : 08.00 WIB
Nama Perawat : Ifah Dwi Rahayu
Ruang :Umar
A. IDENTITAS
1. PASIEN
a. Nama :Ny.R
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 65 Tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Menikah
f. Pekerjaan : IRT
g. Pendidikan terakhir : SD
h. Alamat : Rowosari
i. No. Cm : 328884
j. Diagnostic medis : Stroke Nonhemoragik
2. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Nn. L
b. Umur : 30 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Swasta
e. Alamat : Rowosari
f. Hubungan dengan pasien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan utama :
Pasien mengatakan lemas anggota gerak kiri
b. Kronologi penyakit saat ini :
Pasien mengatakan pusing lemas dan sulit digerakkan pada tangan kiri
dan kaki kirinya serta kesulitan berbicara atau cadel, mengeluhkan
pusing dan sakit kepala.
c. Pengaruh penyakit terhadap pasien :
Pasien merasa kesulitan untuk bergerak karena anggota tubuhnya
mengalami kelemahan bagian kiri.
d. Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan :
Pasien berharap tubuhnya dapat digerakkan dengan normal kembali
dan lekas sembuh agar cepat pulang ke rumah.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Penyakit masa anak – anak :
Pasien mengatakan saat masih kecil hanya sakit cacar
b. Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman,
obat maupun cuaca :
c. Pengalaman sakit / dirawat sebelumnya :
Tidak pernah
d. Pengobatan terakhir :
Tidak terkaji
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga?
Pasien tinggal bersama dengan anak-anaknya. Anaknya sedang
bersekolah dan bekerja.
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakitserupa?
Pasien dan keluarga pasien mengatakan ada keluarga yang memiliki
riwayat penyakit seperti pasien yaitu ayahnya menderita stroke dan
sudah meninggal dunia.
c. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menularatau
menurun?
Pasien dan keluarga pasien mengatakan ada keluarga yang memiliki
riwayat penyakit seperti pasien yaitu ayahnya menderita stroke dan
sudah meninggal dunia
d. Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satuanggota
keluarga sakit?
Keluarga merasa khawatir, pasien ingin segera cepat sembuh agar bisa
kembali kerumah.
C. DIMENSI BIOLOGIS
1. Kebutuhan Oksigenasi
1) Respirasi
a. Apakah ada kesulitan dalam bernafas? Bunyi nafas?Dypsnue?
Pasien tidak mengalami sesak nafas
b. Apakah yang dilakukan klien untuk merıgatasi masalah?
Pasien mengatakan hanya bisa berbaring terlentang
c. Apakah klien menggunakan alat bantu penafasan? (Ya,jelaskan apa
jenisnya)
Pasien tidak menggunakan alat bantu penafasan
d. Posisi yang nyaman bagi klien?
Pasien mengatakan nyaman tidur terlentang
e. Apakah kliem terbiasa merokok? Obat – obatan untuk melancarkan
pernafasan?
Tidak ada
f. Apakah ada alergi terhadap debu, obat- obatan dll?
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
g. Apakah klien pernah dirawat dengan gangguan pemafasan?
Tidak pernah
h. Apakah klien pernah punya riwayat gangguan pernafasan dan
mendapat pengobatan? (Ya, apa jenis obat, berapa lama
pemberiannya? Kapan?)
Tidak pernah
2) Kardiovaskuler
a. Apakah klien cepat lelah?
Pasien mengatakan tidak cepat lelah
b. Apakah ada keluhan berdebar - debar? Nyeri dada yang
menyebar? Pusing?Rasa berat didada?
Keluarga pasien mengatakan pasien kerap mengeluh pusing
c. Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?
Tidak ada
d. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan
kardiovaskuler?
Tidak ada
2. Nyeri dan Kenyamanan
a. Keluarga pasien mengatakan nyeri pada lutut pasien penyebabnya
karena memiliki riwayat penyakit Osteo Arthritis
P: Pasien mengatakan nyeri pada lutut
Q: Nyeri yang dirasakan seperti senut-senut
R: Pasien mengatakan nyeri pada lutut kanan dan kiri
S: Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan 2
T: Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
b. Apakah mengganggu aktifitas?
Keluarga pasien mengatakan nyeri dirasakanhilang timbul, pasien
mengatakan dalam beraktivitas dibantu oleh keluarga, pasien
mengatakan sulit untuk menekuk atau meluruskan kakinya
c. Apakah yang dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan nyeri?
Keluarga pasien mengatakan pasien nyaman saat terlentang
d. Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif?
Belum ada pasien tidak mengetahui
e. Apakah ada riwayat pembedahan?
Tidak ada
3. Aktifitas
a. Apakah klien selalu berolah raga? Jenis OR?
Tidak pernah.
b. Apakah klien mengguanakan alat bantu dalam beraktifitas?
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu berjalan tanpa alat
bantu aktivitas
c. Apakah ada gangguan aktifitas?
Keluarga pasien mengatakan pasien kesulitan beraktifitas dan
bermobilitas
d. Berápa lama melakukan kegiatan perhari? Jam berapa mulai kerja?
Keluarga pasien mengatakan pasien pasien tidak beekrja hanya
mengurusi pekerjaan rumah biasa.
e. Apakah klien mampunyai ketrampilan khusuıs?
Tidak ada
f. Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Perlu bantuan?
Pasien mengatakan setelah sakit semua aktivitasnya dibantu oleh
keluarga
4. Istirahat dan Tidur
a. Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Keluarga pasien mengatakan pasien mulai tidur jam 21.00 WIB,
bangun pagi jam 05.00 WIB
b. Apa kegiatan untuk mengisi waktu luang?
Keluarga pasien mengatakan pasien mengisi waktu luangmenonton TV
versama anaknya
c. Apakah klien menyediakan waktu khusus untuk istirahat?
Keluarga pasien mengatakan pasien setiap hari selalu istirahat
d. Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby?
Tidak terkaji
e. Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?
Keluarga pasien mengatakan pasien lebih banyak istirahat daripada
sebelumnya.
f. Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lama, nyenyak/tidak?
Kuantitas tidur : Pasien mengatakan selama di rumah sakit tidur 7-8
jam sehari dengan sering terbangun karena tidak nyaman.
Kualitas tidur : Pasien mengatakan tidur tidak nyenyak
g. Apakah kondisi saat ini menganggu klien?
Pasien mengatakan kondisi saat ini menganggu aktivitas dan istirahat
pasien
h. Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum tidur?
Tidak pernah
i. Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?
Mengobrol dengan anaknya
j. Bagaimana kebiasaan tidur?
Pasien mengatakan setiap tidur harus ditemani
k. Apakah klien sering terjaga saat tidur?
Pasien mengatakan saat sakit sering terbangun karena tidak bisa
berganti posisi sendiri dengan nyaman
l. Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya?
Tidak pernah
m. Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut?
Tidak terkaji
5. Cairan
a. Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?
Pasien mengatakan dalam sehari ia minum sebanyak 7-8 gelas/ hari,
per gelas kurang lebih 250 cc
b. Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Pasien mengatakan setiap pagi selalu minum air putih terkadang juga
minum teh
c. Apakah ada minuman yang disukai/ dipantang?
Tidak ada
d. Apakah klien terbiasa minum alkohol?
Tidak ada
e. Bagaimana pola pemenuhan cairan perhari?
Dalam pemenuhan cairan pasien sangat bagus 2 Liter/hari
f. Ada program pembatasan cairan?
Tidak ada
6. Nutrisi
a. Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Keluarga pasien mengatakan dalam sehari ia makan 3x/hari (Nasi,
sayur dan lauk)
b. Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kali perhari?
Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari 1 porsi habis
c. Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?
Tidak Ada
d. Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?
Tidak Ada
e. Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.
Tidak Ada
f. Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?
Tidak Ada
g. Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?
Tidak Ada
h. Bagaimana kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu?
Kekuatan gigi?
Gigi geraham pasien berlubang 2 tetapi masih mampu mengunyah
makanan
i. Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan
sistem pencernaan?
Tidak Ada
7. Eliminasi
1) Eliminasi feses:
a. Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan
karakteristik feses?
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 2x sehari Padat Kuning Bau Tidak
sakit kecoklatan khas ada
Saat Tidak Ada - - - Tidak
sakit ada

b. Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar?


Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat pencahar
c. Apakah ada kesulitan?
Pasien mengatakan saat sulit BAB dipaksa mengejan
d. Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?
Tidak ada
e. Apakah klien menggunakan alat bantu untuk defeksi?
Tidak ada
2) Eliminasi Urine:
a. Apakah BAK klien teratur?
Pasien mengatakan BAK selalu teratur
b. Bagaimana pola, frekuensi, waktu,karakteristik serta perubahan
yang terjadi dalam miksi?

Frekuensi Warna Bau Keluhan


Sebelum sakit 6-7x sehari Kuning jernih Tidak Tidak ada
berbau keluhan
Saat sakit 4-5x sehari Kuning jernih Tidak Tidak ada
berbau keluhan

c. Bagaimana perubahan pola miksi klien?


Perubahan sebelum sakit pasien bisa BAK dengan normal, saat
sakit pasien harus menggunakan pispot
d. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah menggunakan alat bantu
dalam miksi?
Dengan alat bantu pispot
8. Personal Hygiene
a. Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll?

Mandi Cuci Rambut Gosok Potong


Gigi Kuku
Sebelum sakit 2x/hari 2x/hari 2x/hari 1x/minggu
Saat sakit Hanya di lap Hanya di lap 1x/hari 1x/2
2x/hari 2x/hari minggu

b. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal


hygiene?
Pasien mengatakan memerlukan bantuan saat mandi dibantu oleh
keluarga terkadang dibantu oleh perawat.
9. Sex
a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?
Tidak terkaji
b. Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / menggangggu fungsi
seksual?
Tidak terkaji
c. Jumlah anak?
Pasien mengatakan memiliki anak 2. Laki-laki 1 dan perempuan 1
D. DIMENSI PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Psikologi
a. Status Emosi
1) Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya?
Pasien dapat mengekpresikan saat merasa kesulitan bergerak
2) Bagaimana suasana hati klien?
Pasien mengatakan bahwa tidak menduga bahwa sakitnya akan
separah ini dan mengalami kelumpuhan pada anggota geraknya.
3) Bagaimana perasaan klien saat ini?
Pasien mengatakan tidak nyaman, pasien mengatakan letih, pasien
mengatakan lemah.
4) Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih, marah, gembira?
Pasien mengatakan selalu bercerita anaknya tentang apa yang
dirasakan
b. Konsep diri:
1) Bagaimana klien memandang dirinya?
Sikap terhadap diri sendiri pasien optimis akan sembuh
2) Hal - hal apa yang disukai klien?
Pasien mengatakan suka bercerita dengana anak-anaknya
3) Hal-hal apa yang dapat dilakukan klien saat ini?
Pasien selalu berdoa untuk meminta kesembuhan.
2. Hubungan sosial
a. Apakah klien mempunyai teman dekat?
Keluarga pasien mengatakan pasien hanya punya teman yaitu anaknya
b. Siapa yang dipercaya klien?
Keluarganya
c. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?
Keluarga pasien mengatakan pasien sering ikut kegiatan masyarakat
seperti acara kegiatan yasinan.
d. Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan?
Tidak bekerja
3. Spiritual
a. Apakah klien menganut satu agama?
Pasien menganut agama islam
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan
ibadah?
Pasien hanya bisa beribadah diatas tempat tidur
c. Bagaimana hubungan antara manusia dan Tuhan dalam agama klien?
Pasien dan keluarga mengatakan menjalankan shalat 5 waktu
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran: ComposmentisGCS:E4M6V5
b. Kondisi klien secara umum: Sakit sedang
c. Tanda-tanda vital: TD : 151/100 mmHg Pernafasan : 22 x/menit Nadi
: 80 x/menit Suhu : 38,9°C
d. Pertumbuhan fisik:
TB: 155 cm
BB:60 kg
Postur tubuh: Tegap
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala dan leher
1) Bentuk : Keadaan kepala simetris
2) Keadaan kulit : Tidak ada lesi, warna hitam, kulit kepala
bersih dan rambut tidak berminyak, tidak ada pembengkakan,
3) Pertumbuhan rambut : Tekstur rambut rapuh mudah rontok
sebagian sudah beruban
b. Mata :
1) Pebersihan : Mata simetris mata kiri kanan, simetris
bola mata kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan disekitar mata,
2) Penglihatan : Saat dilakukan pemeriksaan dengan cara
lapang pandang pasien bisa menyebutkan apa yang diperagakan
dengan dilihat sama
3) Pupil : Isokor
4) Reflek : Pupil bereaksi dengan mengecil pada
kondisi cahaya yang terang atau melebar pada kondisi ruangan
gelap
5) Sklera : Sklera normal tidak ada perubahan warna
6) Konjungtiva : Warna kongjungtiva merah muda
c. Telinga:
1) Bentuk : Bentuk dan posisi simetris kiri kanan,
integritas kulit bagus, warna sama dengan kulit lain, tidak ada
tanda-tanda infeksi
2) Kebersihan : Keadaan bersih tidak ada serumen,
3) Fungsi dan nyeri telinga: Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan namun terdapat gangguan pendengaran
d. Hidung
1) Bentuk : Hidung simetris kiri kanan, warna sama dengan warna
kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan dan pendarahan
2) Sekret : Tidak ada secret
3) Polip : Tidak ada polip, penciuman tidak terganggu,
4) Nyeri :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
e. Mulut
1) Kemampuan bicarabicara : Pasien tampak kesulitan berbicara
dan cadel
2) Keadaan bibir : Warna mukosa mulut dan bibir
pucat, kering
3) Selaput mukosa : Kering
4) Warna lidah : Lidah simetris, langit-langit utuh
dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
5) Gigi (letak, kondisi gigi), oropharing (bau nafas, suara parau,
dahak) : gigi kekukingan
6) Bentuk,gerakan, pembesaran thyroid,kelenjar-getah bening, tonsil,
JVP,nyeri, telan? Tidak ada
f. Dada
1. Paru-paru
1) Inspeksi : Simetris kiri kanan, dinding dada tidak ada
benjolan
2) Auskultasi : Bunyi vesikuler
3) Perkusi : Bunyi sonor
4) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus sama kiri dan
kanan
2. Jantung
1) Inspeksi : Simetris kiri kanan, pergerakan jantung normal
2) Auskultasi : Terdengar S1 Lup, S2 Dup
3) Perkusi : Redup dibatas kiri tidak lebih dari 4,7,10 cm ke
arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostal ke 4,5 dan
8.
4) Palpasi : Tidak nyeri tekan
g. Abdomen
1) Inspeksi : Simetris kiri kanan, warna sama dengan warna
kulit lain, tidak ada tonjolan
2) Auskultasi : Bising usus 32x/menit
3) Perkusi : Bunyi tympani
4) Palpasi : Tidak ada pembengkakan, ada nyeri tekan pada
abdomen, nyeri yang dirasakan seperti diiris-iris, skala nyeri 4,
tidak ada massa dan penumpukan cairan.
h. Genetalia, Anus dan rektum
1) Inspeksi : Keadaan bersih, tidak terpasang kateter, warna
urine kuning, jumlah urine dalam urine bag 100 cc saat pengkajian.
i. Ekstremitas
1) Atas :
Inspeksi: Jumlah jari tangan normal ada 10 buah, kuku pasien
nampak bersih, dan tidak panjang. Tidak terdapat luka pada
ekstremitas atas.Terpasang infus RL 20 tpm di metacarpal kiri.
Palpasi : Tidak ada edema, akral hangat, turgor kulit baik, CR < 2
detik, denyut nadi teraba 80 x/menit.
Kekuatan otot: Kekuatan otot klien pada ekstrmitas atas buruk
karena mengalami kelumpuhan, klien mampu menggerakkan
persendian dalam lingkup gerak sedikit, mampu melawan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahan sedikit.
Kekuatan otot:
5 4
5 3
2) Bawah :
Inspeksi: Jumlah jari kaki normal ada 10 buah, kuku pasien
nampak bersih, dan tidak panjang. Tidak terdapat luka pada
ekstremitas bawah.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, akral hangat, turgor kulit baik, CR
< 2 detik.
Kekuatan otot: mengalami kelumpuhan anggota gerak bawah
sehingga tidak dapat digrakan ecara mandiri
Kekuatan otot:
5 4
5 3
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tanggal pemeriksaan: 16-05-2022
a. Hasil pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
Hemoglobin 11,2 g/dl 11,7-15,5 L
Hematokrit 35,2 % 37-43 L
Leukosit 17.230 /mm3 3.8-10.6 H
Trombosit 400.000 /mm3 150.000-
450.000
Eritrosit 5.05 Juta/uL 4.2-5.4
Index Eritrosit
MCV 69.7 fl 80-97 L
MCH 22.2 Pg 26-34 L
MCHC 31.8 g/dL 31-36
RDW 15.3 % 10.0-15.0 H
MPV 9.3 fL 7.0-11.0
Hitung Jenis
(diff)
Eosinofil 0 % 2-4 L
Basofil 0 % 0-1
Limfosit 12 % 20-40 L
Monosit 9 % 2-8 H
Netrofil batang 4 % 3-5
Netrofil segmen 75 % 50-70
IMUNOLOGI
Antigen SARS- Negatif
CoV-2
KIMIA
KLINIK
Glukosa Sewaktu 140 mg/dl 75-200
Ureum 41.5 mg/dl 10-50
Creatinin 1.33 mg/dl 0.5 – 1.2 H
b. Pemeriksaan CT Scan Kepala
Tanggal pemeriksaan: 19-05-2022
Hasilnya : infark pada corona raduata kanan, nukleus letiformis kanan
c. Diagnosa Medis: Stroke
G. TERAPI
a. Ringer Laktat 15 tpm per IV
b. Citicolin 250mg/12 jam
c. Piracetam 1gr/8jam
d. Omeprazole (OMZ) 2x20 mg Setiap 12 jam
e. Ranitidin50mg/ 12 jam per IV
f. Paracetamol 1gr/ jam k/p
g. Cefriaxon 2gr/12 jam
H. ANALISA DATA
Tanggal : 16 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS: Infark Cerebri Perfusi jaringan
1. Keluarga pasien mengatakan pasien serebral tidak efektif
mengalami kelumpuhan anggota gerak bagian (0017)
kanan
2. Keluarga pasien mengatakan pasien bicara pelo
3.
DO:
1. Hasil CT Scan Tanggal pemeriksaan: 19-05-
2022 : infark pada corona raduata kanan,
nukleus letiformis kanan
2. Terlihat kelemahan anggota gerak bagian kiri
3. Terlihat pasien bicara pelo dan tidak jelas
4. Tanda-tanda vital: TD : 151/100 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit Nadi : 80 x/menit
Suhu : 38,9°C
DS: Penurunan Gangguan mobilitas
1. Keluarga pasien mengatakan pasien lemas dan Kekuatan otot fisik (0054)
mengatakan letih
2. Keluarga pasien mengatakan dalam beraktivitas
pasien dibantu keluarga
3. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat
menggerakan tubuh bagian kanannya sendiri
DO:
1. Pasien tampak dibantu dalam beraktivitas
2. Pasien tampak bedrest
3. Pasien tampak lemah
5 4
5 3

I. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b/d Infark cerebri (0017)
2. Gangguan mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot (0054)
J. INTERVENSI
Tanggal : 16 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
Permasalahan Tujuan dan kriteria Hasil Rencana Tindakan
1. Perfusi Setelah dilakukan tindakan asuhan Pemantauan neurologis (6197),
jaringan keperawatan 3x24 jam diharapkan manajemen peningkatan
serebral perfusi jaringan serebral pasien tekanan intracranial (6194)
tidak tidak terganggu dengan kritria 1. Monitor tanda-tanda vital
efektif b/d hasil: 2. Berikan posisi semi fowler
Infark Perfusi cerebral 3. Berikan terapi O2 sesuai
cerebri 1. Tingkat kesadaran meningkat/ indikasi
(0017) compos mentis (4) 4. Jelaskan terkait prosedur
2. Sakit kepala cukup menurun yang diberikan kepada pasien
skala 1 (4) dan keluarga
3. Tekanan darah sistolik dan 5. Kolaborasi pemberian obat
diastolic cukup membaik (4) dengan dokter
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan asuhan Latihan rentang gerak (5177)
mobilitas keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor lokasi
fisik b/d diharapkan pasien dapat ketidaknyamanan atau nyeri
Penurunan beraktivitas secara mandiri baik saat bergerak
kekuatan dengan atau tanpa bantuan alat 2. Lakukan gerakan pasif
otot dengan kriteria hasil: dengan bantuan sesuai
(0054) 1. Kekuatan otot cukup indikasi
meningkat (4) 3. Berikan dukungan positif
5 5 saat melakukan latihan gerak
5 4 sendi
2. Pergerakan ekstremitas cukup 4. Ajarkan rentang gerak aktif
meningkat(4) sesuai dengan program
3. Rentang gerak cukup latihan
meningkat (4) 5. Kolaborasi dengan
4. Kelemahan fisik cukup fisioterapis mengembangkan
menurun (4) program latihan, jika perlu
5. Terlihat pasien melakukan
latihan ROM minimal 1-2 kali
sehari
6. Keluarga terlibat dalam latihan
ROM
K. IMPLEMENTASI HARI KE 1
Tanggal : 16 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
Tanggal / jam Dx Implementasi Respon Hasil TTD
16Mei2022 / 8.30 1 Melakukan pemberian obat S: - Ifah
WIB Citicolin 250mg/12 jam, O :terlihat pasien kooepratif saat
Piracetam 1gr/8jam, diberikan obat
Omeprazole 20 mg Setiap
12 jam, Ranitidin50mg/ 12
jam
16Mei2022 / 9.00 1 Menjelaskan prosedur S:keluarga pasien mengatakan Ifah
WIB tindakan kepada pasien pasien menyetujui tindakan yang
diberikan pada pasien
O:pasien terlihat mengikuti
instruksi perawat
16Mei 2022 / 1 Melakukan pemeriksaan S:- Ifah
09.30WIB tanda-tanda vital O:Tanda-tanda vital: TD : 154/90
mmHg Pernafasan : 30 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,9°C
16 Mei 2022 / 1 Memberikan terapi O2 S:-
10.00 WIB nasal canul 2 lpm O : terlihat terpasang O2 nasal
canul 2 lpm
18 Mei2022 / 1 Memberikan posisi semi S: - Ifah
10.50 WIB fowler O:pasien terlihat tidur dan
beristirahat dengan nyaman
16Mei 2022 / 2 Memonitor lokasi nyeri S: - Ifah
11.20 WIB atau ketidaknyamanan O:Pasien kooperatif
16Mei2022 / 2 Mengajarkan latihan ROM S:keluarga pasien mengatakan Ifah
12.00WIB aktif dan pasif paham cara melakukan rom aktif
dan pasif
O:terlihat pasien dan keluarga
menyimak dan melakukan latihan
16Mei 2022 / 2 Melakukan latihan ROM S:- Ifah
13.30WIB Pasif O : terlihat pasien dan keluarga
kooperatif melakukan latihan
ROM pasif
16Mei 2022 / 2 Memberikan dukungan S : keluarga pasienmengatakan Ifah
14.00 WIB positif dan motivasi kepada akan sering serinh melakukan
pasien latihan dengan pasien saat waktu
senggang atau sehari 2x
O: keluarga dan pasien setuju

L. EVALUASI HARI KE 1
Tanggal : 16 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
Tanggal / Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
16 Mei 2022 Perfusi jaringan S: keluarga pasien mengatakan keluhan Ifah
/ Jam 14.00 serebral tidak pusing dan sakit kepala pasien berkurang
WIB efektif (0017) O: Terlihat terpasang O2 nasal canul 2 lpm.
TD :175/100mmHg, N : 90x/mnt, S :
36,9°C, Rr : 20x/mnt, Kesadaran compos
mentis
A: Perfusi jaringan serebral tidak efektif
teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan terapi O2 sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian obat dengan
dokter
16 Mei 2022 Hambatan S: keluarga pasien mengatakan pasien Ifah
/ Jam 14.00 Mobilitas Fisik masih sulit untuk duduk dan berganti posisi
WIB (0054) O:
1. Pasien melakukan tirah baring dengan
dibantu keluarga
2. Ekspresi wajah pasien tampak rileks
A: Hambatan Mobilitas Fisik teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor lokasi ketidaknyamanan
atau nyeri saat bergerak
- Lakukan gerakan pasif dengan
bantuan sesuai indikasi
- Berikan dukungan positif saat
melakukan latihan gerak sendi
M. IMPLEMENTASI HARI KE 2
Tanggal : 17 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
Tanggal / jam Dx Implementasi Respon Hasil TTD
17 Mei 2022/ 1 Memberikan pasien posisi S: pasien mengatakan yaman Ifah
14.15 WIB semi fowler dengan posisinya
O:Pasien tampak tidur semi
fowler
17 Mei 2022/ 1 Memberikan motivasi dan S:- Ifah
14.50 WIB dukungan positif pada pasien O: pasien tampak setuju dan
mengiyakan
17 Mei 2022/ 1 Memonitor tanda vital S:- Ifah
15.00 WIB O : Tanda-tanda vital:
TD : 173/107mmHg HR : 84
kali/menit RR : 22 kali/menit T
: 36,70C
17 Mei 2022/ 1 Mengajarkan latihan rentang S:keluarga pasien mengatakan Ifah
16.30 WIB gerak pasien kesulitan melakukan
sendiri sehingga harus dibantu
O: Pasien kooperatif, mengikuti
dengan baik
17 Mei 2022/ 1 Melakukan permberian obat S: - Ifah
17.10 WIB injeksi Piracetam 1gr/8jam O:Pasien kooperatif
17 Mei 2022/ 2 Menjelaskan alasan untuk S:Pasien mengatakan akan Ifah
20.00 WIB tirah baring dan posisikan beristirahat.
pasien dengan nyaman O:Pasien diberikanposisi semi
fowler
17 Mei 2022/ 2 Menjelaskan pentingnya S:- Ifah
21.00 WIB tidur cukup selama sakit O: Pentingnya istirahat
mempercepat pemulihan
N. EVALUASI HARI KE 2
Tanggal : 17 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
Tanggal / Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
17 Mei 2022 / Perfusi S:keluarga pasien mengatakan pusing kepala Ifah
Jam 21.00 jaringan pasien berkurang
WIB perifer tidak O : TD : 163/90 mmHg, N : 92x/mnt, S :
efektif 36,6°C, Rr : 20x/mnt
A: Perfusi jaringan perifer tidak efektif
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan terapi O2 sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian obat dengan dokter
17 Mei 2022 / Gangguan S: keluarga pasien mengatakan pasien bisa Ifah
Jam 21.00 mobilitas fisik menggerakan anggota gerak kirinya sedikit
WIB O:
1) Pasien melakukan tirah baring dengan
dibantu keluarga
2) Ekspresi wajah pasien tampak rileks
A: Gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor lokasi ketidaknyamanan atau
nyeri saat bergerak
- Lakukan gerakan pasif dengan
bantuan sesuai indikasi
- Berikan dukungan positif saat
melakukan latihan gerak sendi
O. IMPLEMENTASI HARI KE 3
Tanggal : 18 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar

Tanggal / jam Dx Implementasi Respon Hasil TTD


18 Mei 2022/ 1 Memberikan pasien posisi S: pasien mengatakan yaman Ifah
14.20 WIB semi fowler dengan posisinya
O: Pasien tampak tidur semi
fowler
18 Mei 2022/ 1 Memberikan motivasi dan S:- Ifah
14.50 WIB dukungan positif pada pasien O: pasien tampak setuju dan
mengiyakan
18 Mei 2022/ 1 Memonitor tanda vital S:- Ifah
15.10 WIB O : Tanda-tanda vital:
TD : 154/94mmHg HR : 91
kali/menit RR : 20 kali/menit T :
36,20C
18 Mei 2022/ 2 Mengajarkan latihan rentang S:keluarga pasien mengatakan Ifah
16.30 WIB gerak pasien kesulitan melakukan
sendiri sehingga harus dibantu
O: Pasien kooperatif, mengikuti
dengan baik
18 Mei 2022/ 2 Melakukan permberian obat S: - Ifah
17.30 WIB injeksi Piracetam 1gr/8jam O:Pasien kooperatif
18 Mei 2022/ 2 Menjelaskan alasan untuk S:Pasien mengatakan akan Ifah
20.20 WIB tirah baring dan posisikan beristirahat.
pasien dengan nyaman O:Pasien diberikanposisi semi
fowler
18 Mei 2022/ 2 Menjelaskan pentingnya O: Pentingnya istirahat Ifah
21.00 WIB tidur cukup selama sakit mempercepat pemulihan
P. EVALUASI HARI KE 3
Tanggal : 1 Mei 2022
Nama pasien : Ny. R
Umur : 65 Tahun
Ruang : Umar
Tanggal / Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
18 Mei 2022 / Jam Perfusi jaringan S:keluarga pasien mengatakan Ifah
21.00 WIB perifer tidak pusing kepala pasien berkurang
efektif O : TD : 141/99mmHg, N :
95x/mnt, S :36°C, Rr : 20x/mnt
A: Perfusi jaringan perifer tidak
efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan terapi O2 sesuai
indikasi
- Kolaborasi pemberian obat
dengan dokter
18 Mei 2022 / Jam Gangguan S : keluarga pasien mengatakan Ifah
21.00 WIB mobilitas fisik pasien bisa menggerakan anggota
gerak kirinya sedikit
O:
1. Pasien melakukan tirah
baring dengan dibantu
keluarga
2. Ekspresi wajah pasien
tampak rileks
A : Gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor lokasi
ketidaknyamanan atau
nyeri saat bergerak
- Lakukan gerakan pasif
dengan bantuan sesuai
indikasi
- Berikan dukungan positif
saat melakukan latihan
gerak sendi
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. (2010). Pengkajian Keperawatan Pada Praktik Klinik. . Jakarta: Salemba


Medika.

Batticaca, F. B. (2008). Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Persarafan. Jakarta:


Salemba Medika.

Hutapea, R. (2015). Kalimantan Barat, Penderita Stroke Tertinggi. Depok:


tersedia dalam www.sinarharapan.co/news/read/150513024/kalimantan-barat-
penderita-stroke-tertinggi%20o (diunggah pada tanggal 13 Mei 2015 pukul 14:15
WIB, diakses pada tanggal 23 September 2018.

Mansjoer, A. d. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. . Jakarta: Media


Aesculapius FKUI.

Organization, W. H. (2015). STEPwise approach to stroke surveillance. Geneva:


tersedia dalam www.who.int/chp/steps/stroke/en/ (diakses pada tanggal 23
September 2018, pukul 19.31 WIB).

Santosa, B. (2007). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika.

Smeltzer, d. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai