Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

TENTANG PENYAKIT CEREBROVASKULAR ACCIDENT INTRACELEBRAL


HEMORRHAGE ( STROKE HEMORAGIK)

YOVANA SHINTA AYU O

P17220181020
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Stroke adalah disfungsi neurologis yang umum dan timbul secara
mendadak sebagai akibat dari adanya gangguan suplai darah ke otak dengan tanda
dan gejala sesuai dengan daerah otak yang terganggu (WHO, 1989). Stroke atau
penyakit serebrovaskular mengacu pada setiap gangguan neurologik mendadak
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai
arteri otak ( Sylvia A. Price, 2006 )
Stroke merupakan penyakit peredarah darah otak yang diakibatkan oleh
tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smltzer & Bare, 2005).
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan
bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh
arteri, vena dan kapiler" (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994)
Stroke hemoragik yaitu suatu kerusakan pembuluh darah otak sehingga
menyebabkan perdarahan pada area tersebut" hal ini menyebabkan gangguan
fungsi saraf (Haryono, 2002)
Stroke hemoragik terjadi karena salah satu pembuluh darah di otak (aneurisma,
mikroaneurisma, kelainan pembuluh darah kongenital! pecah atau robek" $eadan
penderita stroke hemoragik umumnya lebih parah, kesadaran umumnya
menurun mereka berada dalam keadaan somnolen, osmnolen, spoor, atau koma
pada fase akut. Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan
bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh
arteri, vena dan kapiler (widjaja, 1994)
Stroke perdarahan intraserebral atau perdarahan intraserebral primer
adalah suatu sindroma yang ditandai adanya perdarahan spontan ke dalam
substansi otak (Gilroy, 2000).
b. Etiologi
 Perdarahan selebri
Stroke PIS (perdarahan intra serebri) biasanya terjadi pada saat seseorang sedang
aktif bekerja. PIS dapat mengganggu fungsi motorik volunter karena
perdarahannya biasanya terjadi di arteri dalam (arteri cerebri) yang berdekatan
dengan ganglia basalis dan kapsula interna. Gangguan yang terjadi pada PIS
biasanya adalah paralisis dan kerusakan korteks motorik.
Beberapa penyebab perdarahaan intra Serebrum (PIS) :
1) Perdarahan intracerebrum hipertensif
2) Perdarahan subaraknoid (PIS)
- Ruptura aneorisma sakular (berry)
- Ruptura malformasi arteriovena (MAV)
- Trauma
Pardarahan Subarakhnoid (PSA) memiliki dua kausa utama : ruptur suatu
aneurisma vaskular dan trauma kepala. karena perdarahan dapat masif
dan ekstravasi darah ke dalam ruang subaraknoid lapisan meningen dapat
berlangsung cepat. Penyebab tingginya angka kematian ini adalah bahwa
empat penyulit dapat menyebabkan iskemia otak serta morbiditas dan
mortalitas; “tipe lambat” yang dapat terjadi lama setelah perdarahan
terkendali. Penyulit-penyulit tersebut adalah.
 vasopasme reaktif disertai infark
Sekitar 3 sampai 2 hari setelah pendarahan itu, arteri di otak dapat kontrak
(kejang), membatasi aliran darah ke otak. kemudian jaringan otak tidak
mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati seperti pada stroke
iskemik. vasospasm dapat menyebabkan gejala mirip dengan stroke
iskemik, seperti kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu sisi tubuh,
kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, vertigo, dan koordinasi
terganggu.
 ruptur ulang
Bagi pasien yang bertahan hidup setelah perdarahan awal, ruptur ulang
atau perdarahan ulang adalah penyulit paling berbahaya pada masa pasca
perdarahan dini.
• Hiponatremia
• Hidrosefalus
Dalam Waktu 24 jam, darah dari perdarahan subarachnoid dapat
membeku. Darah beku ini dapat mengganggu aliran cairan serebrospinal
yang terletak di sekitar otak. Akibatnya, darah terakumulasi dalam otak,
peningkatan tekanan dalam tengkorak. Hydrocephalus akan menyebabkan
gejala seperti sakit kepala, mengantuk, kebingungan, mual, dan muntah-
muntah dan dapat meningkatkan risiko koma dan kematian (Sylvia A.
Price dan Wilion,2006).
3) Penyalahgunaan kokain, amfetamin
4) Perdarahan akibat tumor otak
5) Infark hemoragik
6) Perdarahan sistemik termasuk terapi antigulan.

 Pecahnya Aneurisma
Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah
maka penderita biasanya masih muda dan 20% mempunyai lebih dari satu
aneurisme. Dan salah satu dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan
mengalami perdarahan ulang (Sylvia A. Price, 1995).
 Ateroklerosis (Trombosis)
40% kaitannya dengan kerusakan lokal dinding akibat
anterosklerosis. proses aterosklerosis ditandai dengan plak berlemak pada
lapisan intima arteri besar. Bagian intima arteri serebri menjadi tipis dan
berserabut, sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lumina elastika interna
robek dan berjumbal sehingga lumen pembuluh sebagian berisi oleh
materi sklerotik tersebut.
 Embolisme
Embolisme serebri termasuk urutan kedua dari penyebab utama
stroke. kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam
jantung, sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan
perwujudan penyakit jantung, jarang terjadi berasal dari plak ateromatosa
sinus carotikus (carotisintema). Setiap batang otak dapat mengalami
embolisme tetapi biasanya embolus akan menyumbat bagian-bagian yang
sempit.
 Penyebab Lain (dapat menimbulkan infark atau pendarahan)
- trombosis sinus dura
- Diseksi arteri karotis atau vertebralis
- Vaskulitis sistem saraf pusat
- Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif)
- Kondisi hyperkoagulasi
- Penyalahgunaan obat (kokain dan amfetamin!
- Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia atau leukemia!
- Miksoma atrium.

 Faktor resiko stroke yang dapat dimodifikasi adalah :

Faktor Resiko Keterangan


Hipertensi Hipertensi merupakan faktor resiko utama
yang menyebabkan pengerasan dan
penyumbatan arteri. Penderita hipertensi
memiliki faktor resiko 4 sampai 6 kali
lipat dibandingkan dengan orang yang
bebas hipertensi. Secara medis TD 140/90
tergolong dalam hipertensi.
Penyakit pembuluh darah Karena dapat menyebabkan robeknya
perifer pembuluh darah.
Infeksi Infeksi meningeal dapat mengakibatkan
infark serebral melalui pengembangan
perubahan inflamasi dalam dinding
pembuluh darah. Sifilis meningovaskular
dan mycosis dapat menyebabkan arteritis
otak dan infark.
Homosistinemia atau Predisposisi trombosis arteri atau vena di
homosistinuria otak. Estimasi risiko stroke di usia muda
adalah 10-16%
stress Jika depresi berkombinasi dengan faktor
risiko lain (misalnya, aterosklerosis berat,
penyakit  jantung atau hipertensi! dapat
memicu terjadinya stroke. Depresi
meningkatkan risiko terkena stroke sebesar
2 kali.

c. Klasifikasi
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu
a. Stroke Haemorhagi merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan
subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun
bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b. Stroke Gon Haemorhagic
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi
saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulka hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder, Kesadaran umummnya baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya
a. TIA ( Trans Iskemik Attack)
Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit sampai
beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilangdengan spontan dan
sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau
beberapa hari.
c. Stroke komplit
Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan
istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.

 Stroke Hemoragik dibagi menjadi 2 :


1. Pendarahan intrasebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisme) terutama karena hypertensi
mengakibatkan darah masuk kedalam jaringan otak.
2. Perdarahan subarachnoid
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Pecahnya
arteri dan kelurnya ke ruang Sub arachnoid menyebabkan TIK meningkat
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasospasma pembuluh
darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala,
penurunankesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan hemi sensorik,
afasia,dll)

d. Patofisiologi

Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus,


emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum
(Hypoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung
sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak
arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah
akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi
pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan
kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi
serebral terhambat, dapat berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh
anoksia serebral dapat revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan
irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebtal dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest

e. Pathway
f. Tanda dan Gejala
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi
lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi otak
yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.
1. Kehilangan motorik Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan
kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik.
2. Kehilangan komunikasi Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah
bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi
bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab
untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang
terutama ekspresif atau reseptif.
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha
untuk menyisir rambutnya.
3. Gangguan persepsi Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi.
Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam
hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik Disfungsi ini dapat ditunjukkan
dengan kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, yang
menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program
rehabilitasi mereka.
5. Disfungsi kandung kemih Setelah stroke pasien mungkin mengalami
inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan
urinal/bedpan.
G. pemeriksaan penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan secara spesifik letak oedema, posisi hematoma, adanya jaringan
otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti. CT Scan merupakan
pemeriksaan paling sensitif untuk PIS dalam beberapa jam pertama setelah
perdarahan. CT Scan dapat diulang dalam 24 jam untuk menilai stabilitas.
3. Fungsi lumbal
tekanan yang meningkat dan di sertai dengan bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya haemoragia pada sub arachnoid atau perdarahan pada
intracranial. Peningkatan jumlah protein menunjukan adanya proses inflamasi.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Dengan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi serta besarI
luas terjadinya perdarahan otak.
5. USG Dokter
untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis).

 Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah Lengkap
Untuk mengetahui adanya trombositopenia, dan leukositosis yang dapat
menjadi faktor resiko stroke hemoragik
b. Pemeriksaan Glukosa Darah
Untuk mengetahui kadar glukosa darah sebagai sumber bahan bakar untuk
metabolisme sel otak.
c. EKG
Adalah merekam signal elektrolit yang berkaitan dengan aktifitas jantung.

H. Penatalaksanaan

Menurut American Hearth Association (AHA), algorithm CVA sebagai berikut :

untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan factor-faktor kritis sebagai berikut :
1. Berusaha menstabilkan tandatanda vital dengan :

a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir  yang
sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.

b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha


memperbaiki hipotensi dan hipertensi.

2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.

3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.


4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.

AS

Anda mungkin juga menyukai