Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Literature Review


1. Karakteristik Studi
Lima artikel yang memenuhi kriteria inklusi semuanya menyajikan tentang
pengaruh kompres hangat serai pada lansia penderita rematik di berbagai
macam wilayah di Indoensia. Dengan desain atau metode yang digunakan yaitu
sebagian quasi eksperimental dan sebagian lagi pre-eksperimental, dengan besar
sampel mayoritas di atas 15 responden. Semua studi dilakukan di luar pulau
jawa. Semua studi menggunakan variabel dependen dan independen, dengan
pengambilan data yaitu mayoritas menggunakan NRS (Numeric Rating Scale)
dan skala nyeri wajah (wong barker), dan untuk analisis data mayoritas
menggunakan uji t-test dan sisanya menggunakan uji wilcoxon.

Tabel 4.1. Hasil Pencarian Literatur

Author,
Nama Metode (Tujuan, Metode, Populasi,
Judul Databa
Jurnal, Sample, Tempat dan waktu penelitian, Hasil
Jurnal se
Vol, No, Variabel, Instrumen, Analisis)
Tahun
Ridha Efektifitas Tujuan : Penelitian ini dilakukan Hasil penelitian Google
Hidayat, Kompres bertujuan untuk mengetahui efektifitas menunjukkan Schoola
Jurnal Serei kompres serai hangat terhadap penurunan bahwa setelah r
Ners Hangat skala nyeri sendi pada lansia penderita pemberian
Universi Terhadap rematik di Desa Naumbai Wilayah Kerja kompres serai
tas Penurunan Puskesmas Kampar. hangat yaitu nilai
Pahlawa Skala Metode : Metode yang digunakan dalam p (0,000) <α
n, (Vol Nyeri penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (0,05), terdapat
4, No. 1, Arthritis dalam satu kelompok ( one group pre perbedaan yang
Tahun Rheumatoi test-pos test design). bermakna antara
2020, d Pada Populasi : Populasi pada penelitian ini tingkat nyeri
ISSN Lansia Di yaitu seluruh pasien rematik di Desa responden.
2580- Desa Naumbai sebanyak 127 orang. Diharapkan
2194) Naumbai Sampel : sampel penelitian ini sebanyak penderita rematik
Wilayah 33 orang yang diambil denggan dan nyeri sendi
Kerja menggunakan teknik purposive sampling. dapat
Puskesmas Tempat dan waktu : Desa Naumbai memberikan
Kampar Wilayah Kerja Puskesmas Kampar, 13-17 kompres serai
Agustus 2019 hangat untuk
Variabel : Dependen dan Independen mengurangi rasa
Instrumen : Instrumen yang digunakan nyeri.
dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi dan Numerical Rating Scale
(NRS) dan Skala nyeri wajah.
Analisis data : Analisa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan bivariate dengan
menggunakan uji T-Dependent.
Yurida Pengaruh Tujuan : Penelitian ini dilakukan Hasil penelitian Google
Olviani, Kompres bertujuan untuk mengetahui pengaruh dapat dilihat dari Schoola
Erna Hangat kompres hangat serai terhadap skala nyeri 30 responden, r
Lidia Rebusan pada lansia penderita rematik di Panti sebelum
Sari, Air Serai Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera pemberian
Dinamik Terhadap Banjarbaru. kompres hangat
a Penurunan Metode : Metode yang dipakai dalam serai pada
Kesehata Nyeri penelitian ini yaitu rancangan pre- kategori sedang
n Jurnal Arthritis eksperimental design dengan one group yang mengeluh
Kebidan Rheumatoi pretestpostest nyeri sebanyak
an dan d Pada Populasi : Populasi pada penelitian ini (83,3%), dan
Keperaw Lansia di yaitu sebanyak 111 lansia yang diambil sebelum
atan Panti dari seluruh lansia di Panti Sosial Tresnapemberian
(Vol 11, Sosial Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru. kompres hangat
No. 1, Tresna Sampel : sampel yang diambil yaitu serai pada
Tahun Werdha sebanyak 30 responden kategori sedang
2020, Budi Tempat dan waktu : di lakukan pada yang mengeluh
ISSN: Sejahtera tahun 2019 di Panti Sosial Tresna nyeri yaitu
2086- Banjarbar Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru sebanyak
3454 u Provinsi Variabel : Dependen dan Independen (83,3%).
EISSN: Kalimanta Instrumen : Pengambilan data dilakukan Berdasarkan
2549- n Selatan menggunakan waslap dan lembar analisis
4058) observasi Numeric Rating Scale (NRS). menggunakan uji
Analisis data : analisia data dilakukan Wilcoxon
menggunakan unvariate dan bivariate didapatkan nilai p
dengan menggunakan uji Wilcoxon 0,000 Nilai ini
signifikan secara
statistik (p <0,05).
Nurfitria Pengaruh Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk Hasil penelitian Google
ni, Tina Kompres mengetahui bagaimana pengaruh terapi yang didapatkan Schoola
Yuli Serai kompres serai hangat terhadap penurunan yaitu intensitas r
Fatmawa Hangat intensitas nyeri sendi pada lansia nyeri sebelum
ti, Jurnal terhadap penderita rematik di Panti Sosial Tresna pengobatan dan
Akademi Intensitas Werdha Budi Luhur Jambi. sesudah
ka Nyeri Metode : metode yang diambil pada pengobatan, rata-
Baiturra Arthrtitis penelitian ini yaitu menggunakan rata nyeri artritis
him Rheumatoi rancangan Pre – Eksperiment dengan One reumatoid pada
Jambi, d pada Group Pre – Post Tes Design. lansia adalah 6,90
(Vol. 9, Lanjut Populasi : populasinya yaitu sebanyak 43 berkurang
No.1, Usia di orang yang diambil dari seluruh lansia menjadi rata-rata
Tahun Panti yang menderita remtik didaerah tersebut. 4,13. Kompres
2020, p Sosial Sampel : Sampel pada penelitian ini hangat serai
ISSN :2 Tresna diambil dari jumlah populasi yang memiliki efek
302- Werdha tersedia dengan menggunakan teknik pada penderita
8416 e- Budi purposive sampling yaitu sebanyak 15 rematik di Panti
ISSN: Luhur orang Sosial Tresna
2654- Tempat dan waktu : Penelitian Werdha yaitu
2552) dilakukan pada bulan desember 2018 s/d mengurangi
Januari 2019 bertempat di Panti Werdha intensitas nyeri
Budi Luhur Jambi pada lansia
Variabel : Dependen dan Independen penderita
Instrumen : instrumen yang digunakan rheumatoid
dalam penelitian ini yaitu menggunakan arthritis dengan
data primer yang diambil dari hasil Nilai p = 0,000.
kuisioner dan lembar observasi sebelum
dan sesudah melakukan tindakan terapi
sedangkan pengambilan data untuk
mengukur skala nyeri yaitu menggunakan
skala numerik 0-10.
Analisis data : Analisa data yang
digunakan yaitu univariate dan bivariate
dengan t- test dependent.
Syaferi Pengaruh Tujuan : Penelitian ini dilakukan dengan Hasil penelitian Google
Anwar, Kompres tujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas nyeri Schoola
Rizka Serei kompres serei hangat terhadap penurunan rematik sebelum r
Ramada Hangat rasa nyeri atau skala nyeri pada lansia dan sesudah
na Terhadap penderita rematik. pemberian
Barus, Pengurang Metode : metode yang digunakan dalam kompres sereh
Jurnal an Rasa penelitian ini yaitu menggunakan desain hangat adalah
Penelitia Nyeri quasi exprimen one group pre test and 5,87 Dan setelah
n pada post test. terapi yaitu 3.33.
Pendidik Penderita Populasi : populasi diambil dari Hasil perbedaan
an, Rematik keseluruhan lansia yang mengalami nyeri intensitas nyeri
Psikolog Di Panti sendi rematik di Panti Jompo Babussalam rematik sebelum
i Dan Jompo Nurul Hikma dan sesudah
Kesehata Babussala Sampel : sampel yang diambil sebanyak kompresi serai
n (J- m Nurul 15 orang hangat yaitu
P3K), HikmaKec Tempat dan waktu : Panti Jompo 2.533.
(Vol. 1, amatan Babussalam Nurul Hikmah Kecamatan
No. 1, Batang Batang Kuis , Tahun 2018.
Tahun Kuis Variabel : Dependen dan Independen
2020, p- Instrumen : Pengambilan data di
ISSN : lakukan dengan menggunakan lembar
2721- observasi.
5393 e- Analisis data : Analisa data dilakukan
ISSN : dalam penelitian ini yaitu dengan
2721- univariat dan bivariat menggunakan Uji
5385) paired t-test
Marlina Pengaruh Tujuan : Penelitian ini dilakukan dengan Hasil dari Google
Andriani Kompres tujuan untuk melihat pengaruh kompres penelitian ini Schoola
, Jurnal Serei serei hangat terhadap penurunan skala yaitu intensitas r
Ipteks Hangat nyeri rematik pada lansia. nyeri rata-rata
Terapan, Terhadap Metode : Metode yang diambil yaitu sebelum kompre
(Vol.10, Penurunan metode eksperimen one-group serai dan setelah
No. 1, Intensitas pretestposttets design kompres serai
Tahun Nyeri Populasi : populaasinya yaitu semua adalah 4,90 dan
2016, Artritis lanjut usia yang menderita artritis setelah kompres
ISSN: Rheumatoi rheumatoid yang yaitu 2.95. Hasil
1979- d Pada Sampel : sampel pada penelitian ini penelitian ini
9292 Lanjut sebanyak 20 orang didapatkan
E-ISSN: Usia Tempat dan waktu : Kelurahan Tarok perbedaan
2460- DipoWilayah Kerja Puskesmas Guguk intensitas nyeri
5611) Panjang Bukittinggi, September 2014. rheumatoid
Variabel : Dependen dan Independen arthritis sebelum
Instrumen : Instrumen pada penelitian dan sesudah
ini yaitu dilakukan melalui wawancara dilakukan terapi.
dan untuk penilaian hasil ukur skala nyeri Hasil uji t-test
menggunakan numeric rantingscale membuktikan
(NRS) dan juga diambi dari hasil nilai t sebesar
observasi dengan penilaian hasil ukur 10,563 dengan
menggunakan skala Wong Barker atau Nilai penting =
skala wajah 0,000
Analisis data : analisa data yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu
dengan uji t-test

2. Karakteristik Responden Studi


Lansia yang mengalami penyakit rematik menurut jurnal 1 Ridha Hidayat
(2019) di Desa Naumbai, Kampar, Provinsi Riau, didapatkan 33 lansia dengan
usia 60-74 thn yaitu 20 orang berjenis kelamin perempuan dan 13 orang berjenis
kelamin laki-laki, ditandai dengan nyeri sendi berskala ringan (1-3) dan sedang
(4-6).
Pada jurnal 2 Yurida Olviani, Erna Lidia Sari (2019) di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru, Kalimantan Selatan, didapatkan 30
lansia yang mengalami penyakit rematik dengan usia 60-74 thn yaitu 19 orang
berjenis kelamin perempuan dan 11 orang berjenis kelamin laki-laki, ditandai
dengan nyeri sendi berskala sedang (4-6) dan berat (7-9).
Pada jurnal 3 Nurfitriani, Tina Yuli Fatmawati (2019) di Panti Werdha
Budi Luhur Jambi, didapatkan 15 lansia yang mengalami penyakit rematik
dengan usia 60-74 thn yaitu 8 orang berjenis kelamin perempuan dan 7 orang
berjenis kelamin laki-laki, ditandai dengan nyeri sendi berskala sedang (4-6)
dan berat (7-9).
Pada jurnal 4 Syaferi Anwar, Rizka Ramadana Barus (2018) di Panti
Jompo Babussalam Nurul Hikmah Kecamatan Batang Kuis, Sumatera Utara,
didapatkan 15 lansia yang mengalami penyakit rematik dengan usia 61-70 thn
yaitu 4 orang berjenis kelamin perempuan dan 11 orang berjenis kelamin laki-
laki, ditandai dengan nyeri sendi berskala ringan (1-3), sedang (4-6) dan berat
(7-9).
Pada jurnal 5 Marlina Andriani (2014) di Kelurahan Tarok DipoWilayah
Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi, Sumatera Barat, didapatkan 20
lansia yang mengalami penyakit rematik yaitu 13 orang berjenis kelamin
perempuan dan 7 orang berjenis kelamin laki-laki, ditandai dengan nyeri sendi
berskala ringan (1-3) dan sedang (4-6).
Dari 5 jurnal yang diteliti rata-rata lansia yang mengalami penyakit
rematik berusia 60-74 tahun. Responden mengalami penyakit rematik ditandai
dengan nyeri sendi berskala ringan, sedang, hingga berat.
Dan untuk pemberian kompres hangat serai pada lansia yang menderita
penyakit rematik yaitu dengan mengkompres bagian sendi yang merasa nyeri
menggunakan kain lap yang sudah diletakkan di air rebusan serai. Dengan
memberikan kompres hangat serai menunjukkan adanya pengaruh terhadap
penurunan skala nyeri, hal ini ditunjukkan pada kelompok intervensi atau
kelompok eksperimen.

B. Pembahasan
Hasil riset pertama pada penelitian yang diambil oleh Ridha Hidayat pada
tahun 2019 yang berjudul “Efektifitas Kompres Serei Hangat Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Naumbai Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar”. Tujuannya dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
efektifitas kompres serai hangat terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia
penderita rematik di Desa Naumbai Wilayah Kerja Puskesmas Kampar. Penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat penurunan skala nyeri rematik pada lansia di Desa
Naumbai wilayah kerja puskesmas Kampar, karena kompres serei hangat bersifat
vasodilatasi, meredakan nyeri dengan merelaksasi otot, menigkatkan aliran darah, dan
meredakan nyeri dengan menghilangkan sumber peradangan yang menimbulkan
nyeri. Menurut Baughman 2000), Athritis Rheumatoid (RA) adalah kelainan
inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya
ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas dan keletihan.
Faktor usia juga sangat berpengaruh terhadap nyeri seseorang, usia merupakan
variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada lanjut usia, individu
lanjut usia memiliki risiko tinggi mengalami situasi – situasi yang membuat mereka
merasakan nyei ( Potter & Perry, 2005 ).
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden adalah
perempuan yaitu sebanyak 20 orang (60,6 %), hal ini dikarenakan responden
perempuan lebih banyak dijumpai daripada responden laki-laki. Sehingga kesempatan
responden perempuan untuk dilakukan penelitian lebih banyak dibandingkan laki-
laki. Pada survey yang dilakukan peneliti Tanggal 10 maret 2019 pada 10 orang
masyarakat yang menderita Arthritis Rheumatoid Di Desa Naumbai Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar, didapatkan 6 dari 10 orang penderita Arthritis Rheumatoid
mengatakan keluhan utama yang dirasakan adalah nyeri pada persendian, 5 dari 10
mengatakan bahwa aktivitasnya sangat terganggu karena adanya nyeri.
Kompres serai hangat merupakan terapi alternatif yang dapat dilakukan secara
mandiri untuk mengurangi rasa nyeri, karena serai mengandung senyawa aktif yang
dapat menurunkan nyeri dan tanaman serai juga memeliki kandungan enzim siklo-
oksigenase yang dapat mengurangi peradangan pada penderita arthritis rheumatoid,
selain itu serai juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa pedas yang bersifat hangat.
Dimana efek panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme otot, karena
terjadi vasodilatasi pembuluh darah (Smeltzer,2001). dapat diketahui dalam penelitian
ini bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai mean sebelum kompres serai hangat
(pretest) sebesar 4,94 dan sesudah kompres serai hangat (postest) sebesar 2,97 dan
nilai P- value sebesar 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara
yang signifikan rata-rata antara skala nyeri sebelum dan sesudah melakukan kompres
serei hangat.
Menurut asumsi peneliti, terjadinya penurunan skala nyeri arthritis rheumatoid
dikarenakan tanaman serai mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi
dan efek farmakologis yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang dan
menghilangkan rasa sakit yang bersifat analgesik serta melancarkan sirkulasi darah
yang diindikasikan untuk menghilangkan nyeri arthritis rheumatoid. Selain itu,
menurut responden yang mendapatkan intervensi kompres serai hangat dapat
meningkatkan rasa nyaman pada area yang di kompres sehingga nyeri berkurang.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan Ermala Sari pada
tahun 2010, yang berjudul “Pengaruh penggunaan kompres hangat dalam
pengurangan nyeri persalinan kala 1 fase aktif di Klinik Hj. Hamidah Nasution Medan
Tahun 2010” dimana penelitian ini mengatakan terdapat adanya pengaruh
penggunaan kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif.
Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Ferawati tahun 2017, dimana hasil
penelitian meyebutkan ada pengaruh kompres serai hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lansia di Desa Mojoranu Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro dikarenakan kompres serai hangat memiliki manfaat
antioksidan yang dapat membantu mencegah kanker, dalam serai terdapat kandungan
anti mikroba dan anti bakteri yang berguna sebagai obat infeksi serta mengandung
senyawa analgetik yang membantu menghilangkan rasa sakit atau nyeri sendi akibat
arthritis rheumatoid atau anti rematik.
Hasil riset kedua pada penelitian yang diambil oleh Yurida Olviani dan Erna
Lidia Sari pada tahun 2019 yang berjudul “Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Air
Serai Terhadap Penurunan Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan”. Tujuannya
dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kompres hangat serai
terhadap skala nyeri pada lansia penderita rematik di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Sejahtera Banjarbaru. Berdasarkan hasil penelitian, nyeri Arthritis Rheumatoid
yang terjadi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
setelah diberikan intervensi kompres hangat rebusan air serai didapatkan data dari 30
responden sebagian besar mengalami penurunan skala nyeri.
Berdasarkan karakteristik pekerjaan pada sampel penelitian ini sebagian besar
adalah IRT sebanyak 13 responden (43,3%). Menurut peneliti angka keterpaparan
penyakit Artritis berhubungan dengan aktivitas seseorang. Ibu rumah tangga
umumnya melakukan banyak kegiatan dirumah yang dapat mengakibatkan banyaknya
pergerakan pada sendi seperti menyetrika, memasak naik turun tangga atau berdiri
dan jongkok pada saat mencuci, berkebun atau melakukan pekerjaan rumah lainnya
dan ketika ditanyakan tidak ada dari mereka yang memiliki asisten rumah tangga
untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut, sehingga mereka terbiasa untuk
melakukan semuanya sendiri. Sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
pekerjaan yang berat berpengaruh terhadap penyakit Arthritis Rheumatoid. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukankan oleh Bawarodi dkk (2017), bahwa Pekerjaan
adalah salah satu dari faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit sendi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Panti
Werdha Tresna Budi Sejahtera Banjarbaru melalui wawancara terhadap 10 orang
lansia yang mengeluh nyeri sendi Arthritis Rheumatoid, 4 orang dari mereka biasanya
menggunakan obat penghilang nyeri yang diberikan petugas panti, 4 orang
menggunakan balsam atau minyak gosok dan 2 orang hanya membiarkan rasa nyeri
tersebut. Sedangkan Salah satu tindakan yang terbukti efektif untuk mengurangi nyeri
secara non-farmakologi adalah dengan menghangatkan persendian yang sakit
(Pratintya, 2012). Kompres adalah suatu metode penggunaan suhu hangat setempat
yang menimbulkan beberapa efek fisiologi. Kompres hangat dapat digunakan pada
pengobatan nyeri dan mereleksasikan otot-otot yang tegang. (Wurangian, 2014).
Dalam penelitian ini, sebelum diberikan kompres hangat rebusan air serai
terdapat responden yang mengalami skala nyeri sedang sebanyak 25 responden
(83,3%), dan skala nyeri berat sebanyak 5 responden (16,7%). Setelah diberikan
kompres hangat rebusan air serai terdapat 25 responden (83,3%) yang mengalami
penurunan skala nyeri sedang ke skala nyeri ringan, sedangkan pada skala nyeri berat
sebanyak 5 responden (16,7 %), tidak mengalami penurunan skala nyeri. Berdasarkan
hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p value 0,000)
hal ini berarti nilai α < 0,05 menunjukan bahwa ada perbedaan antara sebelum dan
setelah diberikan intervensi kompres kompres hangat rebusan air serai terhadap nyeri
Arthritis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi
Sejahtera Banjarbaru.
Menurut peneliti perbedaan antara skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian
kompres hangat ini terjadi karena responden diberikan perlakuan kompres hangat
rebusan air serai dengan cara merebus daun serai setelah itu air rebusan serai di
kompreskan ke bagian yang mengalami nyeri Arthritis Rheumatoid dan responden
dapat mengurangi rasa nyeri tanpa meminum obat karena serai bersifat anti inflamasi
sehingga dapat mengurangi nyeri. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Wurangian (2014), bahwa kompres hangat sendiri mempunyai dampak fisiologis
yaitu dapat melunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan
atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah. Rasa panas yang
ditimbulkan dari kompres hangat dapat mengakibatkan dilatasi dan terjadi perubahan
fisiologis sehingga dapat melancarkan peredaran darah dan meredakan nyeri.
Menurut teori yang dikemukakan oleh lukman dan Ningsih (2011),
penatalaksanaan untuk menghilangkan nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi
sendi dan kemampuan maksimal serta mencegah atau memperbaiki deformitas yang
terjadi pada sendi, salah satu tindakan yang bisa dilakukan yaitu dengan kompres air
hangat.
Hasil riset ketiga pada penelitian yang diambil oleh Nurfitriani dan Tina Yuli
Fatmawati pada tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Kompres Serai Hangat terhadap
Intensitas Nyeri Arthrtitis Rheumatoid pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur”. Tujuannya dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana pengaruh terapi kompres serai hangat terhadap penurunan intensitas nyeri
sendi pada lansia penderita rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Menurut asumsi peneliti, dengan memberikan intervensi kompres serei hangat pada
responden yang menderita Arthritis Rheumatoid, terlihat terjadi penurunan intensitas
nyerinya, ini dikarenakan dalam tanaman serei terkandung suatu enzim, yaitu enzim
siklooksigenase yang dapat mengurangi peradangan yang diserap melalui kulit pada
daerah yang meradang/ bengkak, selain itu serei juga memiliki efek farmokologis
yaitu rasa pedas yang bersifat hangat, efek hangat ini akan meransang sistem effektor
sehingga mengeluarkan signal yang akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi
perifer.
Artritis rheumatoid atau yang sering disebut rematik sering menunjukkan
gejala gejala berikut seperti : Nyeri sendi, terutama pada saat bergerak, umumnya
terjadi sendi penopang beban tubuh, seperti panggul, tulang belakang dan lutut, terjadi
kemerahan, inflamasi nyeri sendi dan dapat terjadi deformitas, rasa sakit bertambah
hebat pada sendi pinggul, utut dan jari jari serat pada saat perpindahan posisi bisa
terdengar suara cracking (Priyatno, dalam Wuarto (wiarto, 2017). Survey yang
dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Provinsi Jambi, pada 5 lansia
putri, 2 diantaranya mengatakan sering mengeluh nyeri pada sendi tangan dan kaki
terutama pada pagi hari. 3 lansia kadang-kadang tidak bisa menggerakkan kakinya
karena nyeri yang timbul mendadak. Apabila nyeri dirasakan terus menerus lansia
mengkonsumsi obatobatan yang didapatkan dari panti (Data panti, 2018).
Nyeri merupakan suatu fenomena yang kompleks. Nyeri merupakan suatu
mekanisme pertahanan tubuh manusia yang dapat mengindikasikan bahwa tubuh
seorang mengalami masalah. Nyeri dapat berasal dari fisik atau psikologis (Tamher &
Heryati, 2008 ). Nyeri yang dirasakan seseorang juga bersifat subyektifitas dan
masing masing orang dapat berbeda beda meskipun kasusnya sama, sehingga perawat
perlu untuk melakukan pendekatan yang berbeda pula. Nyeri kronis yang berlanjut
dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari hubungan social dan menjadi tidak
aktif secara fisik (Rosdahl, 2017). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu dengan kompres serai. Kompres serai hangat sangat
mudah untuk dilakukan karena hanya merebus daun serai setelah itu air rebusan
hangat hangat kuku, dan kompreskan ketempat yang nyeri dengan menggunakan
handuk. Selain itu kompres ini juga praktis dilakukan karena tanpa banyak
mengeluarkan biaya dan aman digunakan. Kompres ini dilakukan selama 15 menit.
Kandungan dalam serai adalah astiri yang dapat menghilangkan rasa sakit, nyeri, dan
anti peradangan.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa skala nyeri Arthrtitis Rheumatoid
responden sebelum dan sesudah diberikan kompres serai hangat, dimana rata-rata
sebelum diberikan kompres serai adalah 6,86 sedangkan sesudah diberikan kompres
hangat serai rata-rata skala nyeri Arthrtitis Rheumatoid adalah 4,13. Hasil uji statistik
paired t-test didapatkan nilai p-value = 0,000 < 0,05 dengan selisih nilai mean 2,73.
Dapat disimpulkan ada Pengaruh pemberian kompres serai hangat terhadap
penurunan Intensitas nyeri Arthrtitis Rheumatoid pada lansia. Penelitian ini juga
didukung oleh penelitian Sarah (2019) berjudul “Pengaruh Kompres Serei Hangat
terhadap Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid pada Lanjut usia di Panti Jompo
Graaha Residen Senior Medan “ dengan hasil ada perbedaan nilai nilai rata rata nyeri
Arthritis Rheumatoid pada responden sebelum dan sesudah intervensi dengan
kompres serei hangat.
Hasil riset keempat pada penelitian yang diambil oleh Syahferi Anwar &
Rizka Ramadana Barus pada tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Kompres Serei
Hangat Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada Penderita Rematik Di Panti Jompo
Babussalam Nurul HikmaKecamatan Batang Kuis”. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh kompres serei hangat terhadap penurunan rasa nyeri atau
skala nyeri pada lansia penderita rematik. Berdasarkan penelitian tersebut di peroleh
nilai mean tingkat rasa nyeri pre test sebesar 5,87, mean tingkat rasa nyeri post test
sebesar 3,33, dan di peroleh nilai median pre test sebesar 6,00, median post test
sebesar 3,00, dengan nilai std. Deviasi rasa nyeri 1,113 di peroleh nilai p-volue
sebesar 0,000 oleh karena p-volue (0,000 < 0,005) maka ho di tolak dan ha diterima
sehingga dapat di katakan ada pengaruh kompres serei hangat terhadap pengurangan
rasa nyeri pada penderita rematik di Panti Jompo Babussalam Nurul Hikmah
Kec.Batang Kuis tahun 2018.
Nyeri berdasarkan tingkatnya terdiri dari nyeri ringan yaitu dengan intensitas
rendah. Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi. Nyeri berat, yaitu nyeri
dengan intensitas yang tinggi. Tidak nyeri = bila skala intensitas nyeri numerik 0,
nyeri ringan = bila skala intensitas nyeri numerik 1-3, nyeri sedang = bila skala
intensitas nyeri numerik 4-6, nyeri berat = bila skala intensitas nyeri numerik 7-9,
sangat berat = bila skala intensitas nyeri numeric 10 (Langganawa, 2014).
Salah satu tindakan untuk menghilangkan nyeri secara non farmakologi yaitu
dengan menghangatkan persendian yang sakit. Mekanisme metode ini samadengan
metode terapi pijat yang menggunakan terapi gate kontrol. Dari survei awal yang
dilakukan penulis bahwa cara mengatasi nyeri rematik yang di lakukan oleh penderita
rematik di Panti Jompo Babussalam Nurul Hikmah Kec. Batang Kuis yaitu dengan
cara memijat bagian yang nyeri dengan menggunakan Balsem. Ada juga cara
pemanasan yaitu kompres hangat dengan handuk, dengan mendekatkan botol ke
kedua sendi yang sakit dan bisa juga dengan berjemur di bawah sinar matahari.
(Potter,Perry, 2013).
Pada buku Herbal Indonesia disebutkan bahwa khasiat tanaman serei
mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu
rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan menghilangkan
rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan sirkulasi darah, yang di
indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot dan nyeri sendi pada penderita
rematik,badan pegalinu dan sakit kepala (Hembing, 2015).
Hasil riset kelima pada penelitian yang diambil oleh Marlina Andriani pada
tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Kompres Serei Hangat Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Artritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia”. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh kompres serei hangat terhadap penurunan skala nyeri rematik pada
lansia. Hasil wawancara dari salah satu petugas posyandu mengatakan umumnya
pasien yang mengalami atritis rheumatoidmengalami keluhan nyeri dan mendapatkan
OAINS yaitu ibuprofen untuk mengurangi nyerinya. Pada posyandu lansia kelurahan
tersebut belum ada program penanggulangan nyeri secara nonfarmokologi yang
diberikan melalui penyuluhan pada penderita artritis rheumatoid.
Dari hasil pengukuran setelah dilakukan kompres serei hangat didapatkan
hasil bahwa keseluruhan responden mengalami penurunan intensitas nyeri dengan
rata-rata penurunan intensitas nyeri sebesar 2,95 (nyeri ringan), ini dikarenakan lanjut
usia yang menjadi sampel sangat kooperatif dan aktif dalam mengikuti petunjuk atau
instruksi dari peneliti. secara statistik didapat perbedaan nilai rata-rata intensitas nyeri
sebelum dilakukan kompres serei hangat sebesar 4,90 dan setelah dilakukan kompres
serei hangat terdapat penurunan intensitas nyeri dengan nilai rata-rata 2,95 dengan
rata-rata perbedaan intensitas nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres serei
hangat sebesar 1,95.
Hal ini juga didukung oleh penelitian Syarifah Aini, yang berjudul Pengaruh
Kompres Hangat Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Rematik Di Kelurahan
Koto Panjang Ikur Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah
Padang Tahun 2010, yang didapat rata-rata tingkat nyeri sebelum dilakukan kompres
serei hangat sebesar 4,79 dengan standar deviasi sebesar 1,032. Durasi kompres serei
hangat juga mempengaruhi respon nyeri yang dirasakan, dengan kata lain kompres
serei hangat diberikan jika toleransi respon fisiologis setiap pasien berbeda-beda.
Toleransi yang dapat diberikan pada seseorang dalam pemberian kompres serei
hangat ini yaitu dilakukan selama 20 menit.Berdasarkan hal tersebut, keseluruhan
responden dalam penelitian ini dapat mentoleransi durasi kompres serei hangat
dengan waktu 20 menit dengan 20 responden.
Usia pertengahan cenderung akan mengalami penurunan aktifitas dan
berlanjut sampai tua karena terjadinya penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan
(Smeltzer, 2001). Hasil penelitian ini mendukung penjelasan diatas yang mana
mayoritas lanjut usia yang menjadi responden pada penelitian ini mengalami nyeri
artritis rheumatoid pada daerah lutut yang terdiri dari 12 orang, pada pergelangan kaki
sebanyak 5 orang, dan pada bagian pinggulsebanyak 3 orang, sehingga mereka
merasa terganggu dalam melakukan aktifitas akibat rasa nyeri, kaku pada sendi,
bengkak dan terganggunya fungsi sendi.
Penelitian ini mendukung penelitian dari Isnainil S.Kep, pada tanggal 5 April
sampai 21 Mei 2011 sebagai karya tulis ilmiah, yang berjudul “Pengaruh Kompres
Hangat terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Rematik di Poli Interne RSAM
Bukittinggi tahun 2011, dimana hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh
kompres hangat terhadap perubahan tingkat nyeri rematik. Rata-rata selisih tingkat
nyeri pre-post yaitu 3,50. Dimana kompres hangat sangat berpengaruh untuk
mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan.
Opini Ilmiah

a) Menurut hasil dari jurnal yang diteliti adalah terapi kompres hangat serai
dinilai efektif untuk mengurangi intensitas nyeri pada lansia penderita rematik.
Menurut teori yang dikemukakan oleh Hembing (2007) menyatakan bahwa
tanaman serai memiliki memiliki kandungan enzim siklo-oksigenasi yang
bermanfaat untuk menghilangkan nyeri dan mengurangi peradangan yang
diserap melalui kulit dan didalam serai memiliki rasa pedas sehingga
memberikan rasa hangat pada daerah yang meradang, efek hangat ini akan
merangsang sistem eseptor sehingga mengeluarkan signal yang akan
mengakibatkan terjadi vasodilatasi perifer menyebabkan aliran darah kesetiap
jaringan khususnya yang mengalami radang dan nyeri sehingga mengalami
penurunan pada jaringan yang meradang. Menurut peneliti penurunan skala
intensitas nyeri dikarenakan air hangat bisa menghantarkan panas secara
konduksi pada daerah sendi yang dikompres kemudian ditambah dengan serai
yang memiliki rasa panas dan terkandung enzim siklo-oksigenasi sehingga
lebih efektif untuk menurunkan intensitas nyeri pada bagian kulit yang
dikompres, terjadi perpindahan panas dipersendian yang mengalami nyeri
kemudian terjadi pelebaran pada pembuluh darah sehingga meningkatkan
aliran darah kepersendian khususnya yang mengalami radang maka terjadi
penurunan intensitas nyeri pada jaringan yang meradang dapat meningkatkan
relaksasi dan rasa nyaman, sehingga dengan dengan adanya rasa nyaman dapat
menurunkan respon terhadap nyeri yang semulanya dirasakan.

b) Menurut hasi ulasan dari jurnal yang diteliti adalah lebih banyak lansia berumur
60-74 tahun (elderly) yang menderita penyakit rematik dibanding lansia
golongan middle age, old dan very old.
Penyakit rematik banyak terjadi pada lansia karena seiring bertambahnya usia
ada proses menua dan terjadi banyak perubahan pada tubuh manusia, dan salah
satu perubahan yang terjadi pada lansia yaitu kehilangan elastisitas dan
fleksibilitas persendian, seperti menurut Constantanides (1994) bahwa pada
proses menua atau menjadi tua perlahan-lahan akan terjadi proses hilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normal pada tubuhnya sehingga lansia tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dan pada
penatalaksanaan rematik yang dilakukan pada lansia yaitu menggunakan terapi
komplementer kompres hangat rebusan air serai, selain bahan yang digunakan
mudah didapatkan, terapi ini juga dapat dilakukan secara mandiri dan dapat
meminimalisir risiko terjadinya efek samping, yang juga diungkapkan oleh
Smeltzer (2001) bahwa penatalaksanaan non farmakologi rematik memang
bukan merupakan pengganti untuk obat-obatan, tetapi tindakan tersebut dapat
mempersingkat episode nyeri dan mempunyai risiko lebih rendah. Dan pada
penatalaksaan rematik, jika tidak dilakukan dengan benar selain menimbulkan
rasa nyeri juga dapat menimbulkan perubahan citra diri serta risiko tinggi
terjadinya cedera. Dan Kisworo (2008) juga mengatakan bahwa dampak yang
mungkin akan timbul akibat dari penyakit rematik ini yaitu kematian.
Pada kelima jurnal didapatkan bahwa terapi kompres hangat serai dapat
menurunkan skala nyeri pada nyeri sendi dengan responden yang memiliki skala
nyeri ditingkatan yang berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
Sehingga terapi ini dapat digunakan oleh para lansia, tetapi dari kelima jurnal
yang sudah diulas, tidak ditemukan adanya pemberian tindakan pada responden
yang mengalami nyeri sangat berat, sedangkan tingkatan nyeri menurut para
ahli dibagi menjadi 4 yaitu nyeri ringan 1-3, sedang 4-6, berat 7-9, dan sangat
berat 10-12. Jadi untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan terapi tersebut
pada responden yang menderita penyakit rematik dengan skala nyeri dari semua
tingkatan mulai dari ringan sampai sangat berat, sehingga dapat mengetahui
apakah terapi kompres hangat serai ini dapat meredekan nyeri pada seluruh
tingkatan skala nyeri ataukan hanya dari skala ringan sampai berat saja.

Anda mungkin juga menyukai