LITERATUR REVIEW
YULI KARTIKA
P17220181005
LITERATUR REVIEW
YULI KARTIKA
P17220181005
LITERATUR REVIEW
YULI KARTIKA
P17220181005
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Literatur Revieuw oleh Yuli Kartika NIM. P17220181005
dengan judul “ Pengaruh Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Lansia Penderita Hipertensi ” ini telah disetujui pada tanggal 21 Juni 2021.
Oleh:
Pembimbing Utama
Nurul Hidayah,S.Kep,Ns,M.Kep
NIP.197306151997032001
Mengetahui,
v
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah literatur review ini telah diuji dan dinilai:
Oleh panitia penguji pada
Program Studi D-III Keperawatan Lawang
Poltekkes Kemenkes Malang
Pada tanggal…………………….
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
vi
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
“Pengaruh Senam Yoga Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia” sebagai salah
5. Kasiati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji yang memberikan arahan dalam
vii
7. Untuk orang tua , Mama Suti dan Ayah Misrupi dan seluruh keluarga yang
8. Untuk teman saya, Dea Rahmatika S, Amalia Rizki dan Faulya terimakasih
atas masukan atas pengerjaan karya ilmiah dan semangat untuk memotivasi
9. Sahabat – sahabat saya diluar sana terimakasih sudah menemani saya dalam
pengerjaan tugas akhir ini, menjadikan saya lebih giat dan semangat untuk
mengerjakan.
2018 dan semua pihak yang telah memberikan dukungan selama penyusunan
11. Kakak tingkat yang tidak pernah lelah mengarahkan, memberi masukan dan
maka dari itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
Penulis
viii
ABSTRAK
Latar Belakang : Lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit
degenerative. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah
hipertensi yang dapat membuat aliran darah menjadi terganggu, hal ini tentunya
dapat mengganggu aktivitas. Salah satu pengobatan nonfarmakologi yang dapat
melancarkan aliran oksigen dalam darah adalah senam yoga.
Metode : Studi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian senam yoga
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Dengan
menggunakan keyword (((Yoga) AND (Hypertension) AND Elderly) pada database
google scholar dan portal garuda. Dilakukan seleksi terhadap 6 artikel
menggunakan JBI Critical Appraisal tools. Artikel diambil dari data base
bereputasi yaitu 1 artikel diambil dari data base Portal garuda, sedangkan 5
artikel diambil dari data base Google Schoolar. Penyeleksian diambil dengan
memperhatikan PICO framework.
Hasil : Adanya perbedaan terhadap tekanan darah sebelum dan sesudah di
lakukan senam yoga terhadap lansia hipertensi dengan nilai (p value = 0,000) <
dari standart significan (α = 0,05).
Kesimpulan : Pemberian terapi senam yoga disarankan untuk dilakukan pada
lansia penderita hipertensi karena terjadi penurunan setelah dilakukan tindakan,
tetapi dari beberapa penelitian terdapat perbedaan pendapat antara peneliti satu
dengan peneliti lain mengenai hasil senam yoga terhadap hipertensi yang
membahas senam yoga tidak efektif untuk menurunkan tekanan darah pada
hipertensi. Sehingga pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan pemberian
pengobatan pada hipertensi secara non farmakologis untuk menurunkan tekanan
darah dengan alternatif lain untuk digabungkan, seperti menggunakan kombinasi
terapi lain agar lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah pada hipertensi.
ix
ABSTRAK
Intruduction :The elderly are at high risk for degenerative diseases. One of the
diseases that are often experienced by the elderly is hypertension which can
disrupt blood flow, this of course can interfere with activities. One of the non-
pharmacological treatments that can improve the flow of oxygen in the blood is
yoga. This study was conducted to determine the effect of giving yoga exercise to
lowering blood pressure in the elderly with hypertension.
Methods : By using the keywords ((Yoga) AND (Hypertension) AND Elderly) in
the google scholar and portal garuda databases. 6 articles were selected using JBI
Critical Appraisal tools. Articles were taken from a reputable database, i.e. 1
article was taken from the garuda portal data base, while 5 articles were taken
from the Google Schoolar data base. The selection was taken by taking into
account the PICO framework, article 6 Test Wilcoxon Test.
Result : There is a difference in blood pressure before and after doing yoga
exercises for the elderly with hypertension with a value (p value = 0.000) < from
the standard significant (α = 0.05).
Conclution : Giving yoga exercise therapy is recommended to be done in elderly
people with hypertension because there is a decrease after the action, but from
several studies there are differences of opinion between one researcher and other
researchers regarding the results of yoga exercise on hypertension which discuss
yoga exercise is not effective for lowering blood pressure in hypertension. So that
further researchers can develop non-pharmacological treatment for hypertension
to lower blood pressure with other alternatives to be combined, such as using
other combination therapies to be more effective in lowering blood pressure in
hypertension.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN....................................................................................................i
SAMPUL DALAM..................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL..............................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACT...............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
xi
2.1.1 Pegertian Lansia........................................................................6
xii
3.2.1 Menentukan Topik..................................................................33
Chart........................................................................................35
4.3 Pembahasan......................................................................................51
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................67
5.1 Kesimpulan.......................................................................................67
5.2 Saran.................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................69
LAMPIRAN............................................................................................................71
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa (> 18 Tahun) dan Lansia......12
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
muda maupun tua. Penyakit yang sering terjadi atau sering dijumpai pada
lansia yaitu Hipertensi yang biasa ditandai dengan pusing, jantung berdebar-
debar dan sesak nafas, hal ini sangat mengganggu seseorang dalam kegiatan
beraktivitas akibat rasa nyeri yang ditimbulkan (Utami et al., 2020). Banyak
yoga, Tetapi menurut (Of et al., 2018) dalam teknik bernafas senam yoga, jika
kita bernapas dengan cepat dan dangkal akan mengurangi jumlah oksigen
yang tersedia dan otak akan bereaksi terhadap hal ini dengan panik, sehingga
jika kita melakukan terapi senam yoga tidak sesuai dengan prosedur, maka
hasilnya tidak akan baik, malah semakin akan memburuk. Terdapat penelitian
1
hipertensi. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik melakukan
penderita hipertensi.
setiap proses kehidupan termasuk proses penuaan pasti akan dialami oleh
seperti perubahan degeneratif pada kulit yaitu kulit menjadi keriput, pada
jantung, paru-paru, saraf, pembuluh darah, tulang dan jaringan tubuh lainnya.
Sehingga lanjut usia akan rentan terkena penyakit dibanding dengan usia-usia
Hipertensi sering kali juga tidak menimbulkan gejala pada penderita, bukan
berarti hal ini tidak berbahaya(Hendarti et al., n.d.), menurut World Health
andil terjadinya penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab nomor
dari hampir 9,4 juta kematian penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Tetapi
dengan pengobatan yang tepat dan benar maka tekanan darah dapat dikurangi
dan diminimalisir. Penyakit hipertensi ini dapat dialami oleh semua orang dari
usia anak-anak hingga lanjut usia. Oleh karena itu perlu perhatian lebih untuk
penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab kecacatan dan kematian
2
meningkatkan konsentrasi dan membawa kesadaran diri, menajamkan pikiran,
dan menjauhkan seseorang dari emosi dan pikiran negatif (Dinata, 2015)
dengan melakukan terapi senam yoga yang memadukan teknik relaksasi, dan
sejumlah 893 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada
tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia (Baharuddin, 2017).
(1.003.257 penduduk).
risiko yang tidak diubah, yang terdiri dari faktor umur, jenis kelamin dan
keturunan dan faktor yang dapat diubah yaitu, obesitas, stress merokok, olah
kenaikan tekanan darah pada lansia. Apabila faktor yang mempengaruhi dapat
Banyak sekali metode untuk mengatasi tekanan darah tinggi baik secara
3
farmakologi. Terdapat lima pengobatan secara alami untuk mengendalikan
tekanan darah tinggi pada hipertensi dan juga bisa menurunkan stres dan
Solusi yang dapat dilakukan yaitu menggunakan salah satu metode non
satu suatu mekanisme penyatuan dari tubuh, pikiran dan jiwa yang
peregangan (Of et al., 2018). Senam yoga terbukti dapat meningkatkan kadar
senam yoga maka akan semakin tinggi kadar b-endorphine dan ketika
seseorang melakukan senam yoga maka endorpin akan keluar dan ditangkap
oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbik yang berfugsi untuk
ini terbukti berhubungan erat dengan penurunan pada rasa nyeri , peningkatan
hipertensi. Hal ini sesuai dengan jurnal yang dikemukakan oleh Cramer., et
al., (2014) dengan judul “ Yoga For Hypertension” bahwa pemberian yoga
yang lain juga yaitu menurut (Maulidia et al., 2019) penelitian yang dilakukan
4
Sari & Herawati (2017), Ovianasari (2015), Pangaribuan & Berawi (2011),
Hangins et.al (2013) dan Yasa dkk (2016) bahwa terdapat perbedaan nilai
tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan sebelum dan sesudah
bahwa latihan yoga memiliki efek pada fisik, psikis dan spiritual. Dinata
melalui senam yoga menyimpulkan bahwa setiap bagian dari latihan yoga
memiliki manfaat yang baik untuk tubuh terutama untuk menurunkan tekanan
darah, jadi yoga sangat dianjurkan pada orang dengan tekanan darah tinggi.
senam yoga teratur selama 30-45 menit dan dilakukan 3-4 kali seminggu
terbukti lebih efektif menurunkan tekanan darah ( tekanan darah sistolik turun
4-8 mmhg)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih jauh
mengenai Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Senam Yoga Terhadap
adalah “Bagaimana pengaruh senam yoga terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia hipertensi?”
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menjelaskan
1. Bagi Penulis
Hipertensi .
2. Bagi Masyarakat
6
1.4.2 Manfaat Praktis
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia mengalami perubahan dari segi fisik, mental dan psikososial. Salah
satu perubahan fisik pada lansia yaitu pada sistem kardiovaskuler yang memicu
terjadinya peningkatan tekanan darah pada lansia. Usia lanjut merupoakan suatu
proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh
(rematik) dan kanker. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah
hipertensi. Hipertensi pada lansia dapat dicegah atau diobati antara lain dengan
atau hipnotis), dan melakukan olah raga seperti senam aerobik dan senam yoga.
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
8
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
adalah orang yang berusia 60 tahun keatas. Lansia sangat rentan untuk terkena
penyakit. Beberapa penyakit yang dialami oleh lansia adalah hipertensi, rematik,
9
e. Lansia tidak potensial Lansiayang tidak berdaya mencari mencari
menjadi usia lanjut (60-69) dan usia lanjut usia dengan resiko tinggi
2019).
kemunduran pada lansia adalah factor fisik dan factor psikologis. Dampak
mereka.
10
lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk (Kesehatan,
2019).
2. Tipe mandiri
pada dirinya. Mereka mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru,
Tipe lansia tidak puas adalah lansia yang selalu mengalami konflik lahir
batin.
4. Tipe pasrah
baik, rajin mengikuti kegiatan agama, dan mau melakukan pekerjaan apa
5. Tipe bingung
Lansia tipe ini terbentuk akibat mereka mengalami syok akan perubahan
11
2.1.5 Karakteristik Lansia
1. Jenis kelamin
Dari data Kemenkes RI (2015), lansia lebih didominisi oleh jenis kelamin
2. Status perkawinan
3. Living arrangement
4. Kondisi kesehatan
5. Keadaan ekonomi
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat berkualitas
adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, social, dan mental
12
sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang idup dan tetap berpartisipasi
masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolic kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolic masih
dalam kisaran normal. Hiperetensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan
darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
doastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
13
Hipertensi adalah keadaan dimana berlangsung meningkatnya tekanan
darah yang berkepanjangan atau secara terus- menerus terhadap pada batasan
normal yang menghasilkan tekanan darah sistoliknya bertambah lebih besar dari
140 mmHg serta pada diastoliknya bertambah lebih besar dari 90 mmHg (Putra &
Asep, 2018).
disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti; sampai suatu waktu
terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata, pembuluh darah, atau organ-organ
muda maupun tua, orang kaya maupun miskin. Hipertensi juga salah satu penyakit
mematikan di dunia dan saat ini terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga
2014).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Usia Dewasa (> 18 Tahun) dan Lansia
14
Stadium 3
180-209 Mmhg 110-119 Mmhg
(Hipertensi Berat)
Stadium 4
(Hipertensi ≥210 Mmhg ≥120 Mmhg
Maligna)
*JNC: Joint National Committee on the prevention, detection, evaluation and
treatment of high blood pressure, yang berpusat di Amerika.
terus-menerus melebihi nilai normal yang dapat diterima (saat ini sistolik 139
digunakan batasan yang lebih rendah (sistolik 135 mmHg atau diastolik 85
mmHg).
berkelanjutan pada tekanan darah yang lebih tinggi dari kisaran normal. JNC
ESH-ESC (2007) dan BHS IV (2004) menggunakan kategori optimal, normal, dan
normal tinggi untuk membagi tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan diastolik
dengan tekanan diastolik normal dan umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut.
ketiga (derajat III) untuk orang dengan tekanan darah sistolik di atas 179 mmHg
15
atau tekanan diastolik di atas 109 mmHg. Hipertensi tergolong “resisten” bila obat
penurun tekanan darah tertentu tidak mengurangi tekanan darah (menjadi normal)
1. Berdasarkan penyebab
faktor gaya hid up seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan.
oleh banyak faktor , seperti usia, stress, medikasi, variasi diurnal, dan jenis
kelamin.
16
1. Usia
terutama setelah umur 40 tahun. Hal ini disebabkan oleh kaku dan
pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Penyebab lain
dinding oleh karena itu pada lanjut usia cenderung lebih tinggi tekanan
dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu 4 akan memunculkan stress yang
tinggi yaitu 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60 tahun.
17
dapat meningkatkan resiko hipertensi (Wijaya & Putri, 2013 dalam
Ferdinata (2016)).
2. Stress
cemas, takut, nyeri, dan stres emosi meningkat stimulasi saraf otonom
3. Medikasi
4. Variasi Durial
5. Jenis Kelamin
18
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada pria pada
olah raga seperti senam aerobik dan senam yoga (Namuwali, 2017).
1. Penatalaksanaan Farmakologis
Terdapat banyak jenis obat anti hipertensi yang beredar saat ini.
a. Diuretik
b. Penghambat simpatetik
19
Golongan ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
c. Betabloker
rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua
d. Vasodilator
relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk golongan ini
terjadi dari pemberian obat ini adalah: sakit kepala dan pusing.
darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah kaptopri. Efek
samping yang mungkin timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala
dan lemas.
20
f. Antagonis kalsium
obat ini adalah nifedipin, diltiasem, dan verapamil. Efek samping yang
kepala, pusing, lemas, dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol yang
Salah satu terapi non farmakologi yang saat ini banyak digunakan
adalah terapi senam Yoga. Yoga salah satu mekanisme penyatuan dari
21
ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak
rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita
hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit
dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-
anda. Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah:
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
22
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
mengandunggaram natrium.
makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam
tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamur terutama di kota-kota besar
1. Nyeri kepala (pusing) yang terkadang disertai dengan mual muntah dan
3. Susah tidur dan okturia (sering buang air kecil) dimalam hari.
23
2.2.6 Komplikasi Penyakit Penyakit Hipertensi
arterial.Hipertensi menetap adalah salah satu factor risiko untuk stroke, serangan
jantung, gagal jantung, aneurisma ateri. Tekanan darah tinggi yang menetap juga
merupakan penyebab kedua terbanyak yang memicu gagal ginjal kronis setelah
diabetes mellitus.
1. Stroke
bahwa pasien dengan tekanan darah tinggi beresiko tiga kali lebih besar
untuk terkena stroke. Banyak pasien dengan tekanan darah tinggi tidak
Organ vital tubuh pun kemudian mengalami kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki. Bila anda menderita tekanan darah tinggi, penting sekali untuk
2. Infark Miokard
Infark miokard dapat terjadi jika arteri koroner yang aterosklerosis tidak
tersebut.
3. Gagal ginjal
24
Gagal ginjal dapat terjadi akibat tekanan yang tinggi pada kapiler-kapiler
bekerja lebih keras. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
dan filter pada ginjal anda, sehingga pembuangan zat yang tidak
dibutuhkan lagi oleh tubuh menjadi sulit. Akumulasi cairan tubuh bias
4. Ensefalopati
serta jiwa yang memadukan teknik relaksasi, dan pernapasan serta meditasi,
senam yoga sangat dianjurkan bagi orang- orang yang sedang mengalami tekanan
darah tinggi terutama pada lansia dikarenakan bisa merelaksasi hingga dapat
dengan lancar sehingga dapat menghasilkan tekanan darah yang normal (Putra &
Asep, 2018).
25
mengontrol panca indra dan tubuh secara keseluruhan. Senam yoga bias juga
Yoga sangat baik dalam penurunan tekanan darah pada lansia, hal ini
Indikasi :
5. Spasme otot
Kontra Indikasi :
26
2. Meningkatkan kebugaran dan mobilitas fisik
peregangan, yoga dalam penelitian ini adalah jenis yoga dalam dikhususkan untuk
menurunkan tekanan darah pada lansia. Bernapas adalah suatu tindakan yang
otomatis tanpa harus diperintah untuk melakukannya. Tetapi, jika kita bernapas
dengan cepat dan dangkal akan mengurangi jumlah oksigen yang tersedia dan
otak akan bereaksi terhadap hal ini dengan panik. Bagian dari proses adalah
napas menjadi lebih pelan dan dalam akan membuat peregangan pada otot-otot
tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh dan pikiran menjadi lebih relaks, nyaman dan
bernapas) pada yoga berfungsi untuk menenangkan pikiran dan tubuh yang
membuat detak jantung lebih tenang sehingga tekanan darah dan produksi hormon
1. Pengertian :
gerakan yoga juga dapat memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga
27
2. Indikasi :
Matras
4. Prosedur :
dilakukan
d. Atur posisi
kemudian jari jari di jalin secara longgar didepan badan, hirup napas
sambil mengangkat kedua tangan hingga ke depan mulut lalu buang nafas
kali.
2. Gerakan kedua bidalasan (cat stretch) : Buang napas, tarik otot perut (tak
28
dari 8 kali. Selingi istirahat di antara setiap set, yaitu duduk nyaman, boleh
3. Gerakan ke tiga janu sirsana : Buang napas, bungkuk badan ke depan dan
relaks, otot jangan ditarik masuk. Masing-masing sisi 4 kali. Pada hitungan
kanan di atas perut. Kemudian bawa ke lantai sebelah kiri badan. Diam
dan nikmatilah pose ini sesukanya. Gerakan ini dapat dilakukan selama 1-
29
2 menit. Biarkan napas berlangsung wajar, rasakan dada kanan menjadi
atau bisa juga duduk di kursi yang mantap, dengan telapak kaki menapak
lantai. Tutup lubang hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan, dan
bernapas melalui lubang hidung sebelah kiri. Lalu tutup hidung kiri
dengan jari telunjuk, buka lubang hidung sebelah kanan, dan keluarkan
secara lambat, lembut, rata dan tak bersuara. Diamlah sejenak antara napas
masuk dan keluar, begitu juga antara napas keluar dan masuk. Kerjakan
6. Evaluasi
30
a. Setelah dilakukan terapi pasien catat setiap keluhan masing masing
lansia.
7. Dokumentasi
prosedur.
Latihan yoga memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama untuk
tekanan darah tinggi. Yoga memiliki efek fisiologis pada kekuatan otot,
sistem saraf otonom dan kelenjar endokrin yang mengatur fungsi internal
termasuk detak jantung dan produksi hormone (Pangaribuan & Berawi, 2016).
Banyak sekali manfaat yoga yang bias didapatkan dari yoga, seperti :
lebih baik lagi. Karena tubuh butuh keseimbangan pada tulang punggung
2. Otot menjadi lebih kuat, dimana peran otot yaitu menjaga tubuh dari
penyakit seperti arthritis dan nyeri punggung. Dengan otot yang kuat, kita
fleksibel.
31
4. Mencegah osteoporosis, dengan melakukan pose downward atau upward
facing dog dapat membantu untuk menguatkan tulang lengan yang rentan
terkena osteoporosis.
5. Memperlancar peredaran darah, karena rasa rileks yang didapat dari yoga
dan kaki.
selular.
(Dinata, 2015).
dalam postur duduk yoga untuk berlatih pernafasan (melatih paru-paru dan
32
(Postur Mayat) dan diakhiri dengan kembali dalam Postur Duduk untuk
1. Meditasi Yoga
sendiri. Tahap awalnya adalah dengan menghayati aliran darah pada saat
2. Asana (savasana)
adalah salah satu postur penting dalam latihan yoga. Postur (asana)
rileks secara fisik dan pikiran. Individu yang melakukannya akan terbebas
tenang, bersih dengan sirkulasi udara baik. Waktu latihan yang terbaik
4. Padmasana (siddhasana)
33
latihan menarik nafas dalam-dalam di bawah bimbingan seorang guru
dapat mengikuti instruksi peneliti dengan baik. Sehingga, manfaat pada latihan
yoga dapat menunjukkan hasil yang optimal. Bagian dari proses adalah
napas menjadi lebih pelan dan dalam akan membuat peregangan pada otot-otot
tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh dan pikiran menjadi lebih relaks, nyaman dan
tenang yang membuat penurunan pada tekanan darah (Of et al., 2018).
dengan demikian relaksasi pada yoga berintikan pada pernafasan yang akan
Dampak yang sangat relevan dari senam yoga dengan perubahan yang
didapat dari hasil tekanan darrah lansia yang sedang mengalami atau menderita
tekanan darah tinggi atau bisa disebut penyakit hipertensi. Dalam hal ini juga
adalah termasuk dalam salah satu intervensi non farmakologi yang dapat
dilaksanakan dan dapat dilakukan oleh para tenaga medis seperti perawat terhadap
lansia secara sendiri atau mandiri yakni dalam penurunan tekanan darah tinggi
lansia, yaitu dengan melakukan tindakan senam yoga pada lansia yang mengalami
34
hipertensi atau dalam kondisi tekanan darah tinggi untuk menurunkan tekanan
darah tinggi yang dialami oleh lansia atau responden (Putra & Asep, 2018)
Rutin beryoga akan mengasah fokus mental Anda dan membuang racun
keluar dari dalam tubuh. Anda juga akan meningkatkan fleksibilitas tubuh, yang
tidak hanya bermanfaat untuk kesiapan fisik sebelum berolahraga tapi juga
relaksasi dan pemulihan otot setelah olahraga,meringankan nyeri dan cedera dan
membentuk otot.
Namun dari kelebihan tersebut, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu
bisa menyebabkan berbagai macam keluhan pada tubuh. Yoga juga bisa
memberikan risiko cedera. Karena itu, penting bagi pengguna untuk mengetahui
risiko-risikonya agar Anda terhindar dari efek negatif yoga. Berbagai risiko yang
mungkin terjadi bila Anda tidak berhati-hati saat melakukan yoga yaitu
35
Kerangka Konsep Hipertensi
Hipertensi
Obat
Senam Yoga
Confounding Factor:
1. Perbedaan
36 pendapat antar
peneliti.
2. Lingkungan
3. Terapi
BAB 3
METODE PENELITIAN
37
3.2.1 Menentukan Topik
judul “Pengaruh Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
keinginan dan kemampuan yang diminati. Setelah itu mengisi form peminatan
Karya Tulis Ilmiah dan kemudian pengajuan judul kepada dosen pembimbing.
38
3.2.4 Mencari Literature
dan portal garuda dengan keywords Senam Yoga dan Lansia dan Hipertensi
pencarian ini dilakukan pada bulan September 2020 didapatkan artikel sebanyak
skrining berdasarkan judul full text dipilih 20 jurnal yang sesuai dengan tema
terdiri dari :
review.
4. Outcome yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan
direview.
40
Yoga
Comparison Tekanan darah setelahTekanan darah sebelum
pemberian senam yoga pemberian senam yoga
Outcome Keberhasilan Senam Yoga Tidak dijelaskannya
terhadap penurunan Tekanan keberhasilan Senam Yoga
Darah Lansia Hipertensi terhadap penururan Tekanan
Darah Lansia Hipertensi
Tahun publikasi Rentang waktu penerbitan Rentang waktu penerbitan
jurnal setelah tahun 2015- jurnal setelah tahun 2015-
2020 2020
Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Selain Bahasa Indonesia
Inggris dan Bahasa Inggris
The Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal untuk beberapa jenis
daftar penilaian berdasarkan The JBI Critical Appraisal telah tersedia beberapa
pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai 'ya',
'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak berlaku', dan setiap kriteria dengan skor 'ya' diberi
satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan
dijumlahkan. Risiko bias dalam literature review ini menggunakan asesmen pada
1. Teori : Teori yang sesuai yaitu Ananda Maulidia, Wida Kuswida Bhakti,
Vol. 10 No. 1 – April 2019. Masalah yang sering dialami lansia terhadap
post-test.
41
3. Sample : Jumlah rata-rata sampel yang diambil dalam penelitihan ini di
sampling dan quota sampling dan besar sampel sesuai dengan kaidah
pengambilan sampel.
Alat ukur yang digunakan adalah observasi yang hasilnya dianalisa dengan
test dan uji independent sample t test, artikel 6 menggunakan statistik non
sistematis untuk dikaji sebagai temuan bagi orang lain. Jurnal penelitian yang
ringkasan jurnal yang meliputi nama peneliti, sumber, tahun terbit, tempat
penelitian, judul penelitian, metode dan ringkasan hasil atau temuan. Ringkasan
jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel diurutkan sesuai alphabet dan
42
tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format tersebut di atas. Analisis data dapat
4. Membandingkan (Synthesize)
5. Meringkas (Summarize)
Teknik mereview studi dengan cara menulis kembali topik atau gagasan
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan penyajian data berupa tabel
dan narasi, yang berisi tentang seluruh aspek dari literatur yang meliputi judul,
artikel, sumber artikel (nomor jurnal, nama jurnal, tahun terbit), tujuan penelitian,
43
BAB 4
Terdapat enam jurnal yang di pilih dan sesuai dengan kiteria insklusi
yang diambil dari google scholar dan portal garuda, ke enam jurnal
44
analisis bivariat yaitu uji paired sample t test dan uji independent
atau tekanan darah tinggi. Jumlah rata-rata sampel yang diambil dalam
sama, lalu perbedaan pada enam artikel terletak pada metode yang
45
46
4.1.2. Tabel 1. Hasil Pencarian Literatur
No Metode
Author Nama (Tujuan,Metode,Populasi,Sample,temp Database
Judul Jurnal Hasil
Jurnal,Vol,No,Tahun at dan waktu
penelitian,variabel ,instrumen,Analisis)
Google Scholar
1 Erieska Safitri Hendarti , Pemberian Terapi Senam Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini menunjukkan
Ardiyanti Hidayah, Prosiding Yoga Terhadap Perubahan menganalisis pengaruh senam yoga bahwa terdapat perubahan
Seminar Nasional Uminus Tekanan Darah PadaLansia terhadap perubahan tekanan darah pada tekanan darah setelah
(Volume 1, 2018), e-ISSN: 2654- Yang Mengalami Hipertensi lansia yang mengalami hipertensi di dilakukan senam yoga
3257 Di Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo. selama 4 minggu yaitu 42
p-ISSN: 2654-3168. Metode: Desain penelitian pra- responden (84%) yang
eksperimen menggunakan rancangan mengalami penurunan dan
penelitian pra eksperimen one group pre 8 responden (16%) tetap.
test post test design. Sehingga hasil penelitian
Populasi: Populasi yang digunakan ini menunjukkan ada
dalam penelitian ini adalah semua lansia pengaruh senam yoga
yang mengalami hipertensi di Kabupaten terhadap perubahan tekanan
Sidoarjo darah pada lansia yang
Sampel : 50 lansia mengalami hipertensi di
Tempat dan waktu : Kab.Sidoarjo , Kabupaten Sidoarjo,
dilakukan pada 04 – 27 Juli 2018 selama dengan nilai (p value =
4 minggu dengan frekuensi 1 kali dalam 0,000) < dari standart
47
seminggu. significan (α = 0,05).
48
Sampel: 20 respondent. paharmakologis untuk
Tempat dan waktu : Panti Jompo Budi menurunkan tekanan darah
Bakti yayasan Medan, dilakukan pada tinggi.
tanggal 02-08 Juni Tahun 2020.
Variabel : variabel Independen : senam
yoga dan dependent : perubahan tekanan
darah pada lansia yang mengalami
hipertensi
49
tidak terdapat perbedaan
wilayah kerja Puskesmas Banjar Serasan. rata-rata nilai tekanan darah
Sampel: 32 responden. sebelum dan sesudah
Tempat dan waktu : Puskesmas Banjar diberikan senam yoga pada
Serasan, diberikan intervensi senam yoga kelompok kontrol dengan p
sebanyak 6 kali perlakuan. value (0,233) pada tekanan
Instrumen: Menggunakan alat ukur yaitu darah sistolik dan p value
Sphygmomanometer digital yang sudah (0,144) pada tekanan darah
tervalidasi secara oleh organisasi diastolik. Berdasarkaan uji
independen European Sosiety of Independent sample t test
Hypertention International Protocol menunjukkan hasil bahwa
(ESH). Pengambilan data 32 responden tidak terdapat perbedaan
juga menggunakan atau dengan rata-rata pada kelompok
melakukan wawancara kepada responden intervensi dengan
untuk mendapatkan informasi berupa kelompok kontrol dengan
(nama,usia,jenis kelamin). nilai p value (0,121) pada
Analisis data : Analisis data yang tekanan darah sistolik dan p
digunakan adalah analisis bivariat yaitu value (0,995) pada tekanan
uji paired sample t test dan uji darah diastolik.
independent sample t test.
Kurniati Maya Sari, Netty Pengaruh Senam Yoga Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk Google Scholar
4 Herawati, Vol. XII, No. 3 April Terhadap Penurunan menganalisis terjadinya perubahan
2018, ISSN 1693-2617 LPPM Tekanan Darah Pada Lansia terhadap tekanan darah pada lansia yang
UMSB E-ISSN 2528-7613. Di Kelurahan Kampung Jawa mengalami hipertensi di panti jompo budi
Wilayah Kerja Puskesmas bakti yayasan medan pada tahun 2020.
Tanjung Paku Kta Solok Metode: Metode Penelitian ini
50
Tahun 2017. merupakan penelitian kuantitatif.
Menggunakan desain quasi eksperiment
dengan rancangan penelitian One group
pretest post tests design.
Populasi: Populasi dalam penelitian ini
adalah lansia penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
kota solok.
Sampel: Suatu pertimbangan yang
dilakukan oleh peneliti dalam memilih
responden adalah dengan kriteria tertentu
berdasarkan masalah yang ada dengan
jumlah sampel 13 orang lansia.
Tempat dan Waktu : di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Paku kota solok , 3-4
kali seminggu.
Instrument : Pengambilan data 13
responden menggunakan atau dengan
melakukan wawancara kepada responden
untuk mendapatkan informasi berupa
(nama,usia,jenis kelamin).
Data Analysis: Analisa data yang
dilakukan dengan analisa univariat dan
bivariat.
Mariza Elvira, Malaysian Journal Influence Of Yoga On The Tujuan: The purpose of this study is to The results of statistical Google Scholar
5 of Medical Research | Vol. 2 (3) Blood Preassure Of Elderly determine the effect of yoga exercises on tests showed a significant
51
JULY 2018. With Hypertensio. blood pressure in the elderly who influence between elderly
experienced hypertension in Social House blood pressure before yoga
Trisna Werdha Kasih Sayang Ibu gymnastics and after yoga
Batusangkar. exercises with p value =
0.000 (<0.05). So it can be
Metode: The research method used in concluded that there is a
this research is quantitative method. The relationship of yoga
research design used in this research is the exercises with blood
type of Preexperimental Design research pressure.It is expected to
design using the one group pretest- Trisna Werdha Kasih
posttest research design is a study with no Sayang Ibu at Batusangkar
control group, but it has been done the Social House to be able to
first observation (pretest) that allows make this yoga gymnastics
research can test the change - changes that as one of the main program
occur after an experiment. for elderly.
52
Instrument : The instrument used was
the observation sheet with elderly
respondents who suffered from
hypertension as many as 12 people that
meet the criteria with Total Sampling.
Ruby Susmawati Yuli Isnaeni, Pengaruh Senam Yoga Tujuan: Mengetahui pengaruh senam Tekanan darah sistolik dan Google Scholar
6 School of Nursing Student, Terhadap Tekanan Darah yoga terhadap tekanan darah pada lansiadiastolik sebelum senam
Faculty of Health Sciences, Pada Lansia Penderita penderita hipertensi. yoga memiliki rerata
Aisyiah Univercity Of Hipertensi Di Wilayah Dusun sebesar 155 mmHg dan
Yogyakarta. Kwarasan Nogotirto Sleman Metode: Desain penelitian menggunakan 96,25 mmHg. Sedangkan
Yogyakarta. Pre Exsperiment dengan rancangan one tekanan darah sistolik dan
group pre-test post-test. diastolik setelah senam
yoga memiliki rerata
Populasi: Lansia Penderita Hipertensi.
sebesar 122 mmHg dan
Sampel: 16 responden. 81,25 mmHg. Selisih yang
didapatkan pada sistolik
Tempat dan Waktu : Di Wilayah Dusun mengalami penurunan
53
Kwarasan Nogotirto Sleman Yogyakarta sebesar 33 mmHg dan
selama Senam yoga dilakukan sebanyak 6 diastolik didapatkan
kali dalam dua minggu. penurunan 15 mmHg. Hasil
analisa statistik wilcoxon
Instrument : Pengambilan data menunjukkan hasi p-value
dilakukan dengan cara mengukur tekanan pada tekanan darah sistolik
darah dengan menggunakan sebesar 0,000dan tekanan
shygmomanometer dan pengambilan data darah diastolik sebesar
16 responden menggunakan atau dengan 0.000dengan taraf
melakukan wawancara kepada responden signifikansip <0.05. Ada
untuk mendapatkan informasi berupa pengaruh senam yoga
(nama,usia,jenis kelamin). terhadap tekanan darah
Analisis data yang pada lansia penderita
Data Analysis:
digunakan dalam penelitian ini adalah hipertensi.
statistik non parametric dengan
menggunakan Uji Wilcoxon Test.
54
55
4.1.3 Karakteristik Responden Studi
hidup yang kurang sehat. Dengan intervensi yang digunakan dalam jurnal
adalah terapi dengan senam yoga untuk menurunkan tekanan darah pada
lanjut usia yang ditandai dengan Tekanan Darah Tinggi mulai dari
pada jurnal 1 adalah tekanan darah sistolik 135 mmHg – 210 mmHg dan
tekanan darah sistolik 140 mmHg – 179 mmHg dan diastolik 70 – 100
mmHg, dengan responden 20. Pada jurnal 3 sebesar tekanan darah sistolik
32. Pada jurnal 4 sebesar rata – rata tekanan darah sistolik 153 mmHg dan
Dan untuk pemberian senam yoga pada lansia yang menderita penyakit
darah sesudah melakukan senam yoga, hal ini ditunjukkan pada kelompok
4.1.4.1 Usia
hidup yang kurang sehat dan pada jurnal ketiga, kelima dan keenam rata –
lansia yang usianya berbeda – beda. Pada umunya tekanan darah akan naik
terjadi pengapuran pada dinding oleh karena itu pada lanjut usia cenderung
57
lebih tinggi tekanan darahnya dari pada orang muda. Dengan semakin
cukup tinggi yaitu 40% dengan kematian sekitar 50% diatas umur 60
umur dapat meningkatkan resiko hipertensi (Wijaya & Putri, 2013 dalam
Ferdinata (2016)).
dikarenakan pola hidup yang kurang sehat dan pada jurnal ketiga dan
tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada anak laki-laki
58
yang lebih tinggi, sedangkan setelah menopause wanita cenderung
memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari pada pria pada usia tersebut
(Dinata, 2015).
4.1.4.3 Stress
pada sistem pembuluh darah yang bisa menyebabkan tekanan darah pada
cemas, takut, nyeri, dan stres emosi meningkat stimulasi saraf otonom
59
4.1.4.4 Gaya Hidup
Salah satunya dengan menjalani pola hidup sehat. Beberapa pola hidup
adalah tekanan darah sistolik 135 mmHg – 210 mmHg dan diastolik 80 –
110 mmHg, dengan responden 50. Pada jurnal 2 sebesar tekanan darah
sistolik 140 mmHg – 179 mmHg dan diastolik 70 – 100 mmHg, dengan
responden 20. Pada jurnal 3 sebesar tekanan darah sistolik 130 mmHg –
jurnal 4 sebesar rata – rata tekanan darah sistolik 153 mmHg dan diastolik
60
12. Pada jurnal 6 sebesar rata – rata tekanan darah sistolik 155 mmhg dan
antihipertensi dan senam yoga. Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan gaya hidup sehat. Salah satu gaya hidup sehat yang dapat
tekanan darah sistolik dari rata-rata sebelum melakukan senam yoga nilai
157,25 menjadi 142,13 sesudah melakukan senam yoga dan diastolik dari
rata-rata nilai 95,75 menjadi 85,06 dengan p value (0,000) pada tekanan
darah sistolik maupun diastolik. Hal ini sejalan dengan teori pada jurnal ke
61
darah pada lansia yang sedang mengalami atau sedang dalam kondisi
menderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh ( Pujiastuti, dkk, 2019 dalam Putra &
sebelum secara keseluruhan dan pada tekanan darah setelah diberikan atau
4.2 Pembahasan
berbagai macam faktor yaitu usia, jenis kelamin, stress, gaya hidup,
medikasi, dan variasi durial. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
pemberian senam yoga pada penurunan tekanan darah terapi ini dapat
dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah.
senam yoga terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan 1 jurnal dari
yoga terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Dari keenam jurnal ini
memiliki hasil yang sama yaitu terdapat penurunan tekanan darah setelah
dilakukan intervensi.
62
dengan frekuensi 1 kali dalam seminggu, lama pemberian senam yoga 30
frekuensi 1 kali, lama pemberian senam yoga selama 30 menit. Pada jurnal
selama 30-45 menit dan dilakukan 3-4 kali seminggu terbukti lebih efektif
menit atau paling sedikit 3 hari dan paling lama 4 hari dalam seminggu.
Sedangkan pada jurnal 6 dapat dilakukan sebanyak 6 kali dalam dua minggu
siapapun. Tetapi jika kita melakukan nafas yang cepat dan dangkal, hal ini
akan mengurangi oksigen yang tersedia, maka hal ini akan berdampak buruk
dan menjadi hal yang panik. Bagian dari proses tersebut yaitu mempercepat
nafas dan lebih tenang, maka otot – otot akan menjadi lebih tenang dan
relaks. Hal tersebut akan menjadikan tubuh menjadi lebih relaks, terutama
pada pikiran yang mengalami stress dan tentunya bisa menurunkan tekanan
belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang
63
diproduksi otak yang menyalurkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar
Universtität München, 2018) hal ini dilakukan karena yoga dianjurkan pada
yang baik.
yang negatif.
64
Berdasarkan fakta dan teori, menurut hasil jurnal yang diteliti
peregangan. Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan
tubuh menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan
relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik,
makanan yang tidak sehat atau makanan yang dilarang dalam penyakit
akan sia – sia jika masih menerapkan pola hidup tidak sehat.
senam yoga terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan 1 jurnal
tekanan darah pada lansia. Dari keenam jurnal ini semuanya memiliki hasil
65
bandingkan dengan yang tidak di lakukan senam. Pada hasil penelitian
sesudah melakukan senam yoga dan diastolik dari rata-rata nilai 95,75
menjadi 85,06 dengan p value (0,000) pada tekanan darah sistolik maupun
diastolik. Hal ini sejalan dengan teori pada jurnal ke 2 Shindu (2015),
kontrol rata rata nilai tekanan darah sistolik 160,56 menjadi 158,88 dan
nilai rata-rata diastolik dari 94,50 menjadi 92,50 . Hal ini disebabkan pada
mmhg. Menurut (Maulidia et al., 2019) hal ini disebabkan karena obat
dan sesudah diberikan senam yoga pada kelompok kontrol dengan p value
(0,233) pada tekanan darah sistolik dan p value (0,144) pada tekanan darah
diastolik.
66
karena memposisikan tubuh dalam kondisi tenang yang pada akhirnya
( Susilo, 2018 dalam Putra & Asep, 2018) bahwa pola hidup yang buruk
atau pun pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, meminum-minuman
tinggi dan makanan yang mengandung garam tinggi, faktor usia dan
faktor resiko yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol. Faktor resiko
yang tidak dapat dikontrol yaitu usia, jenis kelamin dan keturunan,
sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol yaitu gaya hidup. Pada
senam yoga, juga dapat menurunkan tekanan darah, tetapi tidak sebagus
yang diberikan intervensi senam yoga, hal ini dikarenakan tekanan darah
tidak akan turun apabila partisipan masih mengonsumsi garam yang tinggi
67
modifikasi gaya hidup (lifestyle) dengan gaya hidup sehat. Salah satu gaya
hidup sehat yang dapat dilakukan yaitu melakukan aktivitas fisik seperti
senam yoga.
( Pujiastuti, dkk, 2019 dalam Putra & Asep, 2018) dengan mengatakan ada
yoga. Menurut hasil jurnal yang diteliti, pada umumnya tensi lansia
mengalami tekanan darah yang tinggi, hal ini dapat berdampak pada lansia
otot pada pembuluh darah. Yang menjadi prioritas utama peneliti dalam
darah pada lansia yang sedang mengalami atau sedang dalam kondisi
yoga. Pemberian senam yoga yang di berikan pada seluruh tubuh dengan
metode olahraga, dengan efek rilex yang di salurkan lebih efektif, dapat
68
mengurangi tekanan darah tinggi dengan cepat, sehingga memperlancar
akhirnya artikel yang didapat berjumlah enam artikel. Selain itu artikel
yang di dapatkan ternyata ada yang heterogen dan homogeny dalam lokasi
waktu lama untuk penulis membaca ulang kenam artikel itu . Pada artikel
69
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara responden yang di lakukan
pengaruh senam yoga terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dan 1
penurunan tekanan darah pada lansia. Pada jurnal 1 terdapat hasil dengan
nilai (p value = 0,000) < dari standart significan (α = 0,05), pada jurnal 2
dengan hasil total nilai p value = 0,000, pada jurnal 3 dengan hasil p value
(0,000) , pada jurnal 4 didapatkan nilai p-value 0,000 < α (0,05), pada
jurnal 5 didapatkan nilai p-value 0,000 < α (0,05), dan yang terakhir pada
merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong
dengan tekanan dari jantung. Tekanan darah dalam sistem arteri tubuh
untuk penyelarasan pikiran, jiwa dan fisik seseorang. Senam yoga adalah
70
sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk
Obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman
tekanan darah tinggi. Gerakan senam yoga akan di paparkan untuk lebih
timbul. Dengan berlatih yoga, otot tubuh akan lebih lentur dan hal ini
membuat peredaran darah lebih lancar dan hasilnya tekanan darah yang
normal. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang dialami oleh
71
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal yang diteliti,
pikiran dan tubuh yang membuat detak jantung lebih tenang sehingga
tekanan darah dan produksi hormon adrenalin menurun. Dan untuk latihan
meditasi pada senam yoga, bertujuan untuk membuat tubuh menjadi relax.
sebuah kondisi pikiran dapat menerima hal apapun yang masuk tanpa
harus dipertimbangkan. Hal ini berarti, kita dapat menarik diri sementara
kondisi yang relaks yang salah satu efeknya dapat menurunkan tekanan
dengan teori pada jurnal ke 4 (Jain dalam Dinata, 2015) bahwa senam
72
sebagai pemenasan, dilanjutkan dengan Savasana (Postur Mayat) dan
pikiran (Meditasi).
oleh otak yang menyalurkan rasa nyaman dan dapat mengurangi tekanan
(Putra & Asep, 2018) berdasarkan penerapan hatta yoga pada tekanan
darah lansia yang menerima dan menjalani senam yoga dengan hasil nilai
relevan dari senam yoga dengan perubahan yang didapat dari hasil tekanan
darrah lansia yang sedang mengalami atau menderita tekanan darah tinggi
73
atau bisa disebut penyakit hipertensi. Dalam hal ini juga adalah termasuk
dalam salah satu intervensi non farmakologi yang dapat dilaksanakan dan
dapat dilakukan oleh para tenaga medis seperti perawat terhadap lansia
secara sendiri atau mandiri yakni dalam penurunan tekanan darah tinggi
lansia, yaitu dengan melakukan tindakan senam yoga pada lansia yang
menurunkan tekanan darah tinggi yang dialami oleh lansia atau responden.
yoga oleh intruktur terlatih dan hanya mengikuti latihan yoga dengan
74
BAB 5
5.1 Kesimpulan
kehidupan sehari – hari terutama bagi lanjut usia yang berguna untuk
– 30 menit. Hal ini akan berdampak baik pada penurunan tekanan darah
75
5.1.2 Tekanan Darah Sesudah Pemberian Senam Yoga.
darah tinggi sebelum dan sesudah diberikan terapi senam yoga yang di
karenakan manfaat dari senam yoga yang dapat memberikan rasa nyaman
dan rilex pada lansia hipertensi. Menurut asumsi peneliti senam yoga yang
tenang dan rilex yang di salurkan dapat mengurangi tekanan darah dengan
berbeda-beda.
76
5.2 Saran
biaya. Dengan melakukan cara tersebut secara rutin dan tepat, subjek
hipertensi.
menggunakan kombinasi dengan senam lain agar lebih efektif lagi dalam
non farmakologi dengan cara menggunakan senam yoga secara rutin dan
77
5.1.4 Bagi Layanan Kesehatan
tentang cara menurunkan tekanan darah dan menjaga pola hidup sehat agar
satunya dengan pemberian senam yoga. Dan menjadikan terapi ini sebagai salah
78
BAB 6
PENUTUP
Hasil penyusunan Karya Ilmiah Studi Literatur ini dengan judul Pengaruh Senam
hasil penelitian yang masih umum. Untuk menyamakan persepsi serta gerak
langka dalam aplikasi yang lebih khusus sesuai dengan kondisi yang ada.
teknisnya untk memperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam dan variatif.
79
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, R. (2017). Pengaruh Senam yoga savasana terhadap tekanan darah pada
klien hipertensi primer. Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra, V.
Dinata, W. (2015). Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansiamelalui Senam Yoga. Jurnal
Olahraga Prestasi, 11(2), 115083. https://doi.org/10.21831/jorpres.v11i2.5730
Hendarti, E., Nasional, A. H.-P. S., & 2018, undefined. (n.d.). Pemberian Terapi Senam
Yoga Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi
Di Kabupaten Sidoarjo. Prosiding.Unimus.Ac.Id. Retrieved December 9, 2020, from
http://prosiding.unimus.ac.id/index.php/semnas/article/view/119
Keerawata, Z. A., Senam, P., Penurunan, Y. T., Darah, T., Lansia, P., Hipertensi, P.,
Rumah, D., Kawal, B., Gunung, K., Kabupaten, K., Provinsi, B., Deni, K., Putra, E.,
& Asep, D. (n.d.). ZONA KEPERAWATAN L E M B A G A P E N E L I T I A N
DANPENGABDIANMASYARAKATUNIVERSITASBAT
A M. Ejurnal.Univbatam.Ac.Id. Retrieved December 9, 2020, from
http://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/zkep
Legi, J., Ariska, A., Emergency, D. S.-J. O. C. and, & 2019, undefined. (n.d.).
PENGARUH SENAM PROLANIS TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI DI POSKES 13.10. 01 MANADO. Unpi.Ac.Id. Retrieved
December 9, 2020, from http://unpi.ac.id/ejournal/index.php/JOCE/article/view/225
Maulidia, A., Bhakti, W. K., Pratama, K., Tinggi, S., Keperawatan, I., & Pontianak, M.
(2019). Efektivitas Senam Yoga Terhadap Tekanan Darah pada Puskesmas Banjar
Serasan Pontianak Timur. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 10(1), 25–34.
80
Jurnal Kesehatan Primer, II(2), 71–80.
http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp%0AYoga
Of, G., Gymnastic, Y., On, T., Pressure, B., In, C., That, E., Hypertension, E., Sidoarjo,
I., & Darah, T. (2018). Pemberian Terapi Senam Yoga Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Kabupaten Sidoarjo.
1, 176–182.
Ovianasari, A., & . W. (2015). Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi Di Dusun Niten Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta Naskah Publikasi. Naskah Publikasi, 1–8.
Prawesti, D., & Sylvia Nurcahyani STIKES Baptis Kediri Jl Mayjend Panjaitan, A. R.
(n.d.). PENGARUH TERAPI YOGA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI THE YOGA THERAPY
DECREASE BLOOD PRESSURE TO ELDERLY WITH HYPERTENTION
BASED HYPERTENSION. In jurnal.stikesbaptis.ac.id. Retrieved December 9,
2020, from http://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/150
Putra, D. E., & Asep, D. (2018). Pengaruh Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Rumah Bahagia Kawal Kecamatan ….
Zona Keperawatan: Program Studi …, 216–220.
http://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/121
Tanjung, P., Kta, P., & Tahun, S. (2018). Vol. XII, No. 3 April 2018. XII(3), 72–79.
81
Utami, S., Gati, N., & Hermawati, H. (2020). SENAM LANSIA AEROBIC LOW IMPACT
TRAINING UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI. http://eprints.aiska-university.ac.id/1404/
Wahyu, Y. dwi. (2015). Pengaruh Modifikasi Senam Jantung dan Yoga Terhadap Kadar
Serum Kolesterol Penderita Hipertensi Stadium 1 Yesiana Dwi Wahyu Werdani,
S.Kep., Ns.M.Kep. 2(September), 2–7.
Wijaya, I., Ekawati, N., COMMUNITY, N. U.-A. O., & 2018, undefined. (n.d.).
PERSEPSI TENTANG MANFAAT SENAM YOGA TERTAWA TERHADAP
KESEHATAN LANSIA DI KOTA DENPASAR. Ocs.Unud.Ac.Id. Retrieved
December 9, 2020, from https://ocs.unud.ac.id/index.php/ach/article/view/59334
82
Lampiran 1 JBI Tools
Year : 2018
Record Number :1
Not
Yes No Unclear
Applicable
1. Were the criteria for inclusion in the
□ □ □
sample clearly defined?
2. Were the study subjects and the setting
□ □ □
described in detail?
3. Was the exposure measured in a valid and
□ □ □
reliable way?
4. Were objective, standard criteria used for
□ □ □
measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified? □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding
□ □ □
factors stated?
7. Were the outcomes measured in a valid
□ □ □
and reliable way?
8. Was appropriate statistical analysis used? □ □ □
83
Lampiran 2 JBI Tools
Year : 2018
Record Number :2
Not
Yes No Unclear
Applicable
1. Were the criteria for inclusion in the
□ □ □
sample clearly defined?
2. Were the study subjects and the
□ □ □
setting described in detail?
3. Was the exposure measured in a
□ □ □
valid and reliable way?
4. Were objective, standard criteria used
□ □ □
for measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified? □ □ □
6. Were strategies to deal with
□ □ □
confounding factors stated?
7. Were the outcomes measured in a
□ □ □
valid and reliable way?
8. Was appropriate statistical analysis
□ □ □
used?
84
Lampiran 3 JBI Tools
Year : 2015
Record Number :3
Not
Yes No Unclear
Applicable
1. Were the criteria for inclusion in the
□ □ □
sample clearly defined?
2. Were the study subjects and the setting
□ □ □
described in detail?
3. Was the exposure measured in a valid
□ □ □
and reliable way?
4. Were objective, standard criteria used
□ □ □
for measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified? □ □ □
6. Were strategies to deal with
□ □ □
confounding factors stated?
7. Were the outcomes measured in a valid
□ □ □
and reliable way?
8. Was appropriate statistical analysis
□ □ □
used?
85
Lampiran 4 JBI Tools
Year : 2018
Record Number :4
Not
Yes No Unclear
Applicable
1. Were the criteria for inclusion in the
□ □ □
sample clearly defined?
2. Were the study subjects and the setting
□ □ □
described in detail?
3. Was the exposure measured in a valid
□ □ □
and reliable way?
4. Were objective, standard criteria used
□ □ □
for measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified?
□ □ □
86
Lampiran 5 JBI Tools
Year : 2019
Record Number :5
Not
Yes No Unclear
Applicable
1. Were the criteria for inclusion in the
□ □ □
sample clearly defined?
2. Were the study subjects and the setting
□ □ □
described in detail?
3. Was the exposure measured in a valid
□ □ □
and reliable way?
4. Were objective, standard criteria used
□ □ □
for measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified?
□ □ □
87
Lampiran 6 JBI Tools
Year : 2019
Record Number :6
Not
Yes No Unclear
Applicable
1. Were the criteria for inclusion in the
□ □ □
sample clearly defined?
2. Were the study subjects and the setting
□ □ □
described in detail?
3. Was the exposure measured in a valid
□ □ □
and reliable way?
4. Were objective, standard criteria used
□ □ □
for measurement of the condition?
5. Were confounding factors identified?
□ □ □
88
LAMPIRAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
- Kampus Utama : Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang, 65112 Telp (0341) 566075, 571388Fax (0341) 556746
- Kampus I : Jl. Srikoyo No. 106 Jember, Telp (0331) 486613
- Kampus II : Jl. A. Yani Sumberporong Lawang Telp. (0341) 427847
- Kampus III : Jl. Dr. Soetomo No. 46 Blitar Telp. (0342) 801043
- Kampus IV : Jl. KH Wakhid Hasyim No. 64B Kediri Telp. (0354) 773095
- Kampus V : Jl. Dr. Soetomo No. 5 Trenggalek Telp (0355) 791293
- Kampus VI : Jl. Dr. Cipto Mangunkusomo No. 82A Ponorogo Telp (0352) 461792
Website : Http ://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
NIM : P17220181005
TANDA TANGAN
NO
TANGGAL URAIAN
. PEMBIMBIN MAHASISW
G A
Konsultasi
Judul &
1 11 September 2020 ACC judul
melalui via
WA
2
Konsultasi
29 September 2020 BAB 1
melalui via
WA
89
BAB 1 ACC
Lanjutkan
BAB 2
3 30 Oktober 2020 melalui via
WA
BAB 2 ACC
Lanjutkan
4 9 Desember 2020 BAB 3
melalui via
WA
BAB 3 edit
5 25 Desember 2020 lagi melalui
via WA
ACC semua
BAB maju
untuk
7 30 Desember 2020
sempro
melalui via
WA
Melakukan
8 14 Januari 2021
Sempro
Konsul hasil
10 revisi
25 Juni 2021 proposal
11 Konsul bab
6 Juli 2021 1-6
12
9 Juli 2022 Acc semhas
90
13 19 Juli 2021 Melakukan
semhas
Mengirim
hasil revisi
14 30 Agustus 2021 ujian semhas
Mengetahui,
Budiono, S.Kp.M.Kes
NIP.196907122002121001
91