LITERATUR REVIEW
LITERATUR REVIEW
LITERATUR REVIEW
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program
Pendidikan D-III Keperawatan di Program Studi D-III Keperawatan Lawang Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
LITERATUR REVIEW
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Tanggal :
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Literatur Review oleh Lilian Oktavin Indyasari NIM. P17220181004 dengan
judul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Pasca Operasi
ini telah disetujui pada tanggal 2020
Oleh:
Pembimbing Utama
Ketua Penguji
Kasiati,S.Kep.Ns,M Kep
NIP. 196611151986032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Lawang
Karya Tulis Ilmiah literatur review ini telah diuji dan dinilai:
Oleh panitia penguji pada
Program Studi D-III Keperawatan Lawang
Poltekkes Kemenkes Malang
Pada tanggal…………………….
Oleh:
Pembimbing Utama
Ketua Penguji
Kasiati,S.Kep.Ns,M Kep
NIP. 196611151986032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Lawang
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas kasih-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik. Proposal ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi Mata Ajar Karya Tulis Ilmiah dan sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Ujian Akhir di Program Studi D-III Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan
1. Budi Susatia, S.Kp., M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
2. Imam Subekti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
3. Bapak Budiono, S.Kep, M.Kes., selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan dan
4. Sumirah Budi Pertami S.Kp, M.Kep., selaku Pembimbing Utama yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dalam menyusun skripsi
ini dan telah memberikan bimbingan dengan sabar, tekun, bijaksana, dan sangat cermat
saya dan memberikan kritik dan saran maupun penjelasannya kepada saya.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Kampus II Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Program Studi D-III Keperawatan Lawang yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan penelitian.
7. Ayah, Ibu, Adek, Fira , Dini , Beliana , Karin , Nina , Ella , Ajeng , Cila , Zen , Indri ,
Mila dan Keluarga saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis secara terus menerus. Tidak lelah mengingatkan untuk
semangat belajar dan segera menyelesaikan tugas akhir. Mendengarkan setiap keluhan
dan tangisan penulis. Membangun semangat serta menjadikan acuan bagi penulis untuk
8. Krisna Yosabat yang tidak pernah lelah mengarahkan, memberi masukan dan
9. Rekan-rekan seperjuangan D-III Keperawatan Lawang Angkatan 2018 dan semua pihak
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Semoga
amal ibadah dan budi baik bapak ibu, orang tua serta rekan-rekan mendapat rahmat yang
berlimpah dari Allah SWT. Penulis berharap karya tulis ilmuah ini dapat menambah
Penulis
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN
PASCA OPERASI
Abstrak
Latar Belakang:
Metode : Studi ini menggunakan keywords (((Therapy music[MesH Terms])) AND (Pain[MeSH
Ter - PubMed Mengambil dari PubMed 1 jurnal dengan judul “Music as an aid for postoperative
recovery in adults:a systematic review and meta-analysis”.
Hasil :
Kesimpulan :
Abstract
Introduction :
Methods :
Result :
Conclution :
Keywords:
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN....................................................................................................i
SAMPUL DALAM..................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL..............................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN v
LEMBAR PENGESAHAN vi
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
DAFTAR GAMBAR xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3.2Tujuan Khusus
1.4.1Secara Praktis
1.4.2 Secara Teoritis
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.
Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah
bagian yang akan ditangani ditampilkan, selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri
dengan penutupan dan penjahitan luka. Setiap pembedahan selalu berhubungan dengan
insisi yang merupakan trauma bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan
gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri (Bangun & Nur’aeni,
2013)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Luka & Operasi, 2006). Operasi atau
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan dilakukan tindakan
Selain itu terapi musik juga merupakan salah satu tindakan mandiri perawat
dalam manajemen nyeri, berbagai penelitian menunjukkan bahwa jenis musik yang
efektif dalam manajemen nyeri adalah musik klasik. Hal ini dikarenkan musik klasik
memiliki tempo yang berkisar antara 60-80 beats per menit selaras dengan detak jantung
menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan
sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit dan
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian terapi musik untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien
pasca operasi
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh pemberian musik terhadap tingkat nyeri pasien pasca operasi.
2. Tujuan Khusus
Menjelaskan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi sebelum dan sesudah diberikan
terapi musik
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
al., 2008) Pasca Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang
dapat menimbulkan nyeri. Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama
2013)
bedah ke unit pasca operasi dan berakhir dengan pulangnya pasien. Fokus
pasien seoptimal dan secepat mungkin .Tahap post operatif merupakan tahap
lanjutan dari perawatan preoperatif dan intra operatif yang dimulai ketika klien
diterima di ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada
tubuh dan terdiri dari tiga fase yaitu praoperatif, intraoperatif, dan pasca
operatif. Fase pasca operatif dimulai saat klien masuk ke ruang pasca anastesi
dan berakhir ketika luka telah benar-benar sembuh. Selama fase pasca operatif,
klien mencapai status kesehatan yang paling optimal. Peran perawat selama
fase pasca operatif sangat penting terutama untuk pemulihan klien. Anastesi
1. Mayor
2. Minor
2008)
pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase pasca operatif. Untuk
klien yang menjalani bedah sehari, pemulihan normalnnya terjadi hanya dalam 1
sampai 2 jam. Dan penyembuhan dilakukan dirumah. Untuk klien yang dirawat
berlangsung selama satu hari atau lebih bergantung pada luasnya pembedahan dan
a. Penyuluhan pasien/keluarga
bila perlu. Perawat perlu menerangkan kepada pasien dan keluaganya mengenai
obat yang diteruskan dirumah, perawatan luka bedah, tanda dan gejala
obstruksi jalan napas parsial atau total. Apabila sekresi mengumpul pada
napas bawah, sekresi harus dikeluarkan melalui latihan seperti batuk yang
napas dalam, batuk yang efektif, menguap, posisi tubuh yang membantu,
c. Pemeliharaan sirkulasi
untk mencegah kelebihan beban cairan. Cairan per oral bisa dimulai
apabila sudah ada gerakan peristaltis (ada flatus) dan refleks muntah
serta batuk.
dialami setiap individu dan berbeda persepsi antara satu orang dengan yang lain
fenomena yang subyektif dimana respon yang dialami setiap individu akan
berbeda untuk menunjukkan adanya masalah atau perasaan yang tidak nyaman
(Oliver, 2018)
International Association for The Study of Pain atau IASP mendefinisikan
nyeri sebagai “suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
Operasi, 2006)
lama tinggal di rumah sakit, serta berpotensi untuk berkembang menjadi nyeri
trauma dan proses inflamasi, terutama bersifat nosiseptif, pada waktu istirahat dan
seringkali bertambah pada waktu bergerak. Nyeri operasi dibedakan dari nyeri
tipe lain yang biasanya nyeri operasi ini bersifat sementara, dengan perbaikan
yang cukup progresif dalam jangka waktu pendek. Komponen afektif biasanya
masih berada pada tingkat anxietas, dan dalam hal ini pemberian terapi analgesik
nyeri operasi akut tergantung dari letak bagian yang di operasi, usia, jenis
a. Budaya
sebagai faktor faktor yang mempengaruhi reaksi nyeri dan ekspresi nyeri
tersebut. Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah sebuah bagian dari
proses sosialisasi.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan antara laki laki dengan perempuan tidak hanya dalam faktor
nyeri) Jenis kelamin dengan respon nyeri laki- laki dan perempuan
berbeda. Hal ini terjadi karena laki-laki lebih siap untuk menerima efek,
dan menangis
c. Usia
(Oliver, 2018)
Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal ini
menjadi salah satu keluhan yang paling ditakuti oleh klien setelah pembedahan.
Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran klien kembali penuh, dan semakin
2013)
Nyeri akut terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang akut dan
lesi sudah sembuh. Ada yang memakai batas waktu 3 bulan sebagai nyeri
yang cukup besar. Nyeri yang menyertai operasi abdomen dan thoraks
Imobilisasi atau tirah baring menyebabkan nyeri pada sisi perifer yang
juga secara tidak langsung berefek pada fungsi respirasi begitu juga fungsi
berefek pada setiap fungsi organ dan bisa berakibat meningkatnya resiko
bergerak. Nyeri operasi dibedakan dari nyeri tipe lain yang biasanya nyeri
pada tingkat anxietas, dan dalam hal ini pemberian terapi analgesik tidak
boleh ditunda. Nyeri kronis adalah nyeri yang persisten, sering dengan
Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik (Ii & Pustaka, n.d.)
bersalah , frustasi
Toleransi nyeri Terkendali Kurang terkendali
harapan
mencarinya manajemen
intensitas nyeri yang dinilai dengan Visual Analog Scale (VAS) adalah
angka 0 berarti tidak nyeri dan angka 10 berarti intensitas nyeri paling
berat
kerusakan neural pada saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang
opioid.
berdenyut
Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,
struktur dalam berbeda. Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi
c. Nyeri visera
reseptor nyeri somatik dan terletak di dinding otot polos organ - organ
dan peradangan.
d. Nyeri Alih
Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu
segmen medula spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut.
dewasa.
e. Nyeri Neuropati
merugikan dari sistem saraf tepi (SST) ke sistem saraf pusat (SSP)
saraf tepi (SST) atau sistem saraf pusat (SSP) dapat menyebabkan
oleh stres emosi atau fisik (dingin, kelelahan) dan mereda oleh
relaksasi.
tajam. Contoh penyebab dari nyeri ini adalah jarum suntik, luka potong
Nyeri dapat terasa tajam, tumpul, atau unik tergantung organ yang
terlibat. Contoh penyebab dari nyeri viseral dalam adalah sensasi pukul
ulkus lambung.
c. Nyeri alih
banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri. Jalan masuk neuron sensori
neuron dari tempat asal nyeri dirasakan. Persepsi nyeri pada daerah
yang tidak terkena. Nyeri terasa di bagian tubuh yang terpisah dari
penyebab dari nyeri alih adalah nyeri akibat infark miokard yang
menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, dan bahu kiri. Batu
d. Radiasi
yang lain. Nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau
ruptur disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai dari iritasi saraf
skiatik.
2.3 Konsep Terapi Musik
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat
untuk kesehatan fisik dan mental. Terapi musik adalah terapi yang universal dan
bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang
berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima
bagian otak yang memproses emosi (sistem limbik). Pengaruh musik sangat besar
alunan musik (meskipun tanpa lagu), maka seketika orang tersebut bisa merasakan
efek dari musik tersebut. Ada musik yang membuat seseorang gembira, sedih,
2013)
diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, harga
terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping . Terapi musik adalah suatu terapi
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai
Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”. Kata
“terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau
menolong orang lain. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah
fisik atau mental. Kata “musik” dalam terapi musik digunakan untuk menjelaskan
media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi. Musik adalah terapi
yang dihadapi. Seorang terapis musik akan menggunakan musik dan aktivitas musik
untuk memfasilitasi proses terapi dalam membantu kliennya (Ii, Terapi, et al., 2014)
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad
ke-20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat
mengemukakan tentang efek alat music (khusus untuk pasien dengan kendala
Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
orang karena tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi
alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran dan
bangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Terapi musik juga dijelaskan sebagai
sebuah proses intervensi sistematis dengan terapis yang membantu klien untuk
kesunyian, ruang, dan waktu.Musik harus didengarkan minimal 15 menit agar dapat
dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca
sejak jaman dahulu kala . Musik dikenal sejak kehadiran manusia homo sapien
sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu . Arkeolog menemukan bahwa
musik telah digunakan oleh manusia primitif sebagai cara untuk berdoa pada para
dewa. Pada abad ke-6 ahli filosofi Geometri dari Yunani, Phytagoras menemukan
bahwa terapi musik memiliki kontribusi yang besar dan mengikuti ritme tubuh dan
Musik sebagai terapi telah dikenal sejak 550 tahun sebelum Masehi, dan
New York di Buffal, sejak mereka menggunakan terapi musik kebutuhan akan obat
penenang pun turun drastis hingga 50%. Menurut Greer (2006), terapi musik adalah
fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung, dan tekanan darah. Musik juga
perasaan senang yang berperan dalam penurunan nyeri sehingga musik dapat
Pada zaman Arab kuno sekitar 5.000 SM, para penyembuh menunjuk
terapi musik sebagai obat jiwa dan nyanyian terapeutik yang menjadi bagian dari
khusus yang mampu melampaui pikiran, emosi dan kesehatan fisik. Pada akhir abad
namun dengan meningkatnya teknologi medis musik dialihkan ke kasus khusus dan
suara angin dan air mengalir. Banyak laporan tentang meningkatnya aktivitas terapi
musik diparuh abad ke-20, tapi terapi musik belum diterima sepenuhnya sebagai
profesi oleh komunitas medis. Baru pada era 1940-an, penggunaan musik sebagai
terapi bagi penderita gangguan psikiatrik mulai meluas. Karl Menninger, salah satu
program-program terapi dengan media seni tetapi belum ada penjelasan yang
Musik adalah kesatuan dari kumpulan suara melodi, ritme, dan harmoni
yang dapat membangkitkan emosi. Musik bisa membuat suasana hati menjadi
bahagia atau bahkan menguras air mata. Musik juga bisa mengajak seseorang untuk
turut bernyanyi dan menari atau mengantar pada suasana santai dan rileks. Terapi
mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif pada suasana hati, dan
koordinasi tubuh
kanker, stroke, dimensia, penyakit jantung, nyeri, gangguan belajar, dan sebagai
seseorang juga dapat meringankan dari rasa sakit, perasaan‐perasaan dan pikiran
Perubahan tekanan darah baik pada pasien koma maupun pasien sadar
sangat dipengaruhi oleh adanya stimulus. Stimulus tersebut dapat berasal dari
dalam diri sebagai manifestasi perubahan fisiologi tubuh akibat penyakit yang
kesadaran dan potensi rehabilitasi pada pasien koma. Kegiatan stimulasi dapat
berupa rangsangan pada sensori penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,
Seseorang yang mendengarkan musik yang sesuai maka denyut nadi dan
pernapasan melambat, dan otot- otot menjadi rileks. Kemper dan Danhauer (2005)
kecemasan dan meningkatkan perasaan positif pada pasien- pasien medikal dan
bedah. Musik berpengaruh terhadap mekanisme kerja sistem syaraf otonom dan
dengan cara distraksi, relaksasi serta menciptakan rasa nyaman. Musik mampu
nyeri akutdan kronis. Musik mengalihkan pasien dari rasa nyeri, memecah siklus
perhatian pada sensasi yang menyenangkan. Hal ini didukung oleh pelepasan
Mekanisme kerja musik untuk rileksasi rangsangan atau unsur irama dan
diolah di dalam sistem saraf tubuh dan kelenjar otak yang selanjutnya
berlangsung dengan lebih baik. Dengan metabolisme yang lebih baik, tubuh akan
mampu membangun sistem kekebalan yang lebih baik, dan dengan sistem
kekebalan yang lebih baik menjadi lebih tangguh terhadap kemungkinan serangan
Tabel 2.2
2. Fidia Andri Terapi Musik Sebagai Metode Dari sejumlah 7 artikel hasil
Muhammad,Frastiqa Nyeri Pasien Post Operasi tabel diatas, semua mendapati hasil
Hs.,maslin rundulemo,2018),
(Mappagerang ,rostini .2017),
(Indrawati, rina.2010)
(Villela, 2013)
METODE PENELITIAN
OR OR OR
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICO , yang terdiri
dari:
masyarakat atau paparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang
intervensi atau paparan pada karya ilmiah yang akan ditulis (jika ada atau
dibutuhkan).
4. Outcome yaitu luaran atau hasil yang ingin diperolah pada studi terdahulu sesuai
musik
Berdasarkan hasil pencarian literatur di satu database dan menggunakan kata kunci
yang disesuaikan dengan MeSH, peneliti mendapatkan 225 artikel yang sesuai dengan kata
kunci. Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, tidak
ditemukan artikel yang sama. Peneliti kemudian melakukan skrining terhadap artikel yang
hanya memuat judul dan abstrak saja, ditemukan 75 artikel dan tersisa 150 artikel fulltext.
Dari 150 artikel fulltext kemudian peneliti juga memeriksa fulltext yang tidak lengkap dan
tidak sesuai dengan PICO serta tidak sesuai kriteria inklusi, ditemukan 47 yang kemudian
dikeluarkan. Tersisa 20 artikel (n=20) included study dan 3 artikel yang akan dilakukan
analisis. Hasil seleksi studi dapat digambarkan pada PRISMA flowchart berikut ini
PRISMA 2009 Flow Diagram
Screening
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=5) dengan checklist critical
kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi checklist “YA” atau “TIDAK” atau
artikel yang mencapai skor 50% yang siap dilakukan analisis data untuk kemudian
dilakukan review.
DAFTAR PUSTAKA
(6 2.1.1, n.d.; Bahrudin, 2018; Freeman, 2013; Hasyim et al., 2012; Ii et al., 2008;
Ii, Musik, et al., 2014; Ii, Terapi, et al., 2014; Ii & Pustaka, n.d.; Luka &
https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
Djamal, R., Rompas, S., & Bawotong, J. (2015). Pengaruh Terapi Musik Terhadap
Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Irina a Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou
https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.27193
Hasyim, D., Samodro, R., Sasongko, H., & Leksana, E. (2012). Jurnal
Ii, B. A. B., Musik, A. T., Terapi, D., & Klasik, M. (2014). Perbedaan Efektifitas
Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015. 16–44.
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (n.d.). Internastional Assosiation for the Study of Pain).
Ii, B. A. B., Terapi, P., & Klasik, M. (2014). No Title. 2012, 6–28.
Pada pasien Pasca Operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Abdul
Larasati, D. M., & Prihatanta, H. (2019). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat
Kecemasan Sebelum Bertanding Pada Atlet Futsal Putri. Medikora, 16(1), 17–
29. https://doi.org/10.21831/medikora.v16i1.23476
Liviana, Handayani, T. N., Mubin, M. F., Istibsyaroh, I., & Ruhimat, A. (2017).
Efektifitas terapi musik pada nyeri persalinan kala i fase laten. Jurnal Ners
Luka, A. N., & Operasi, P. (2006). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka
https://doi.org/10.22216/jit.2016.v10i3.526
Nyeri Pada Pasien Post Operasi. Pustaka Katulistiwa: Karya Tulis …, 1(1),
http://journal.stik-ij.ac.id/Keperawatan/article/view/30
Oliver, J. (2018). Tanda dan Gejala Nyeri. Journal of Chemical Information and
Rihiantoro, T., Nurachmah, E., & Hariyati, R. T. S. (2008). Pengaruh terapi Musik
https://doi.org/10.7454/jki.v12i2.209
Terapi, E., Musik, T., Kecemasan, T., Pra, P., & Faradisi, F. (2012). Terapi Musik
Villela, lucia maria aversa. (2013). 済無No Title No Title. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
Djamal, R., Rompas, S., & Bawotong, J. (2015). Pengaruh Terapi Musik Terhadap
Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Irina a Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou
https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.27193
Hasyim, D., Samodro, R., Sasongko, H., & Leksana, E. (2012). Jurnal
http://janesti.com/uploads/default/files/1.2-full_.pdf
Ii, B. A. B., Musik, A. T., Terapi, D., & Klasik, M. (2014). Perbedaan Efektifitas
Terapi..., Lintiya Devi Yulinda, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015. 16–44.
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (n.d.). Internastional Assosiation for the Study of Pain).
Ii, B. A. B., Terapi, P., & Klasik, M. (2014). No Title. 2012, 6–28.
Pada pasien Pasca Operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Abdul
Larasati, D. M., & Prihatanta, H. (2019). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat
Kecemasan Sebelum Bertanding Pada Atlet Futsal Putri. Medikora, 16(1), 17–
29. https://doi.org/10.21831/medikora.v16i1.23476
Liviana, Handayani, T. N., Mubin, M. F., Istibsyaroh, I., & Ruhimat, A. (2017).
Efektifitas terapi musik pada nyeri persalinan kala i fase laten. Jurnal Ners
Luka, A. N., & Operasi, P. (2006). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri Luka
Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi. Jurnal Iptek Terapan, 10(3).
https://doi.org/10.22216/jit.2016.v10i3.526
Nyeri Pada Pasien Post Operasi. Pustaka Katulistiwa: Karya Tulis …, 1(1),
http://journal.stik-ij.ac.id/Keperawatan/article/view/30
Oliver, J. (2018). Tanda dan Gejala Nyeri. Journal of Chemical Information and
Rihiantoro, T., Nurachmah, E., & Hariyati, R. T. S. (2008). Pengaruh terapi Musik
https://doi.org/10.7454/jki.v12i2.209
Terapi, E., Musik, T., Kecemasan, T., Pra, P., & Faradisi, F. (2012). Terapi Musik
Villela, lucia maria aversa. (2013). 済無No Title No Title. Journal of Chemical
applicable
defined?
detail?
of the condition?
□ □ □
way?
□ □ □
applicable
defined?
detail?
of the condition?
□ □ □
way?
□ □ □
applicable
defined?
2. Were the study subjects and the setting described in □ □ □
detail?
of the condition?
□ □ □
way?
□ □ □