Anda di halaman 1dari 78

GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

YANG MENGIKUTI PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP


SEHAT
(Studi Kasus)

KARYA TULIS ILMIAH

ANANDA SILVI
P17210173041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
2020
GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
YANG MENGIKUTI PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT
(Studi Kasus)

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Malang
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

ANANDA SILVI
P17210173041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ananda Silvi


NIM : P17210173041
Program Studi : DIII Keperawatan Malang
Jurusan : Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuataan tersebut.

Malang,

ANANDA SILVI

NIM.P172101743041

Mengetahui,

Pembimbing

BUDI SUSATIA, S.Kp. M.Kes

NIP.196503181988031002

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus “Gambaran Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi yang Mengikuti Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”, oleh
Ananda Silvi (NIM. P17210173041), telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang,

Pembimbing

Budi Susatia, S.Kp. M.Kes

NIP.196503181988031002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus dengan judul “Gambaran Tekanan Darah

pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti Program Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat” oleh Ananda Silvi (NIM P17210173041) telah dipertahankan di depan

penguji pada tanggal :

Penguji I Penguji II

Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kes Budi Susatia, S.Kp, M.Kes


NIP. 196211221988031002 NIP.196503181988031002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Malang

Imam Subekti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom


NIP. 196512051989121001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Tekanan Darah pada Penderita

Hipertensi yang Mengikuti Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sebagai

Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang Jurusan Keperawatan Malang.

Dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak lepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Budi Susatia, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Imam Subekti, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah

memfasilitasi peneliti selama menjalani pendidikan di Jurusan Keperawatan

Malang.

3. Ibu Dr. Atti Yudiernawati, S.Kp, M.Pd, selaku Ketua Program Studi D-III

Keperawatan Malang yang telah membimbing, mengarahkan, serta

memfasilitasi peneliti selama mengikuti proses belajar mengajar di prodi D

III Keperawatan Malang.

iv
4. Bapak Budi Susatia, S.Kp, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan, dukungan, motivasi serta saran kepada

penulis dalam melakukan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Joko Pitoyo, S.Kp, M.Kep, selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan serta saran dalam melakukan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

6. Puskesmas Janti yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian, dan

responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

7. Keluarga yang selalu memberikan motivasi, dukungan, serta doa.

8. Sahabat DASSAR yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman 3B D-III Keperawatan Malang yang telah memberikan

semangat, dorongan dan bantuannya selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

10. Teman-teman HMP D-III Keperawatan Malang dan CDNC yang telah

memberikan semangat dan dukungan selama penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Malang,

Penulis

v
ABSTRAK

Ananda Silvi (2020). Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi yang

Mengikuti Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Karya Tulis Ilmiah Studi

Kasus, Program Studi DIII Keperawatan Malang. Pembimbing Budi Susatia S. Kp,

M. Kes.

Meningkatnya angka kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular salah

satunya adalah penyakit hipertensi. Oleh karena itu GERMAS menjadi sebuah

pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat lebih baik. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi

yang mengikuti program GERMAS yaitu meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi

buah dan sayur, serta cek kesehatan rutin. Penelitian ini adalah deskriptif studi kasus

dengan 2 subyek penelitian dan dilakukan pada 26 Desember 2019-1 Januari 2020.

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Data disajikan

dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden sudah

baik dalam penerapan program GERMAS, seperti dalam aktifitas fisik kedua

responden rutin melakukan olahraga, selain itu setiap hari kedua responden juga

mengkonsumsi buah dan sayur, kedua responden juga rutin melakukan

pemeriksaan kesehatan setiap bulan. Tetapi dilihat dari hasil pengukuran tekanan

darah selama satu minggu pada kedua responden didapatkan hasil yang tidak stabil

dikarenakan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Rekomendasi

untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pemeriksaan tekanan darah di

waktu yang bersamaan dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan darah di setiap observasi.

Kata Kunci: Tekanan Darah, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ………….................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ……................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….4
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………...4
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tekanan Darah…………………………………………...6


2.1.1 Pengertian Tekanan Darah……………………………….6
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah……..6
2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah……………………………....7
2.2 Konsep Hipertensi…………………………………………………7
2.2.1 Pengertian Hipertensi……………………………………..7
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi……………………………………..8
2.2.3 Etiologi Hipertensi………………………………………...9
2.2.4 Patofisiologi Hipertensi…………………………………..10
2.2.5 Tanda dan Gejala Hipertensi……………………………..11
2.2.6 Komplikasi Hipertensi……………………………………12
2.3 Konsep GERMAS…………………………………………………13
2.3.1 Pengertian Program GERMAS…………………………...13
2.3.2 Tujuan Program GERMAS……………………………….13
2.3.3 Pelaku Program GERMAS………………………………..13
2.3.4 Pelaksanaan Program GERMAS………………………….14
2.3.5 Komponen Kegiatan Program GERMAS…………………14
2.4 Penatalaksanaan Hipertensi dalam Program GERMAS…………...15
2.5 Kerangka Konsep…………………………………………………..20

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian……………………………………………………..21


3.2 Subjek Penelitian……………………………………………………..22
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………...22
3.4 Fokus Studi……………………………………………………………23
3.5 Definisi Operasional…………………………………………………..23
3.6 Metode Pengumpulan Data……………………………………….......24
3.7 Prosedur Pengumpulan Data………………………………………….25
3.8 Analisa Data dan Penyajian Data……………………………………..26
3.8.1 Analisa Data…………………………………………………..26
3.8.2 Penyajian Data………………………………………………...27
3.9 Etika Penelitian………………………………………………………..27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus……………………………………………………..29


4.1.1 Gambaran Umum Tempat Studi Kasus……………………….29
4.1.2 Gambaran Umum Subjek Peneliti ………………………..…..30
4.1.2.1 Responden 1 (Ny. SM) ……………………….…..…..30
4.1.2.2 Responden 2 (Ny. S) ……………………………..…...31
4.1.3 Hasil Fokus Studi Kasus ………………………..…………….32
4.1.3.1 Gambaran Tekanan Darah pada Responden 1 yang
Mengikuti Program GERMAS ………………………..32
4.1.3.2 Gambaran Tekanan Darah pada Responden 2 yang
Mengikuti Program GERMAS………………………..34
4.2 Pembahasan ………………...………………………………………...36
4.3 Keterbatasan…………………………………………………...……...39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………...40


5.2 Saran ……………………………………………………………..…...40

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..43

LAMPIRAN

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Plan of Action

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 4 Surat Keterangan

Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 SOP Mengukur Tekanan Darah

Lampiran 7 Lembar Instrumen Observasi

Lampiran 8 Kisi-Kisi Lembar Wawancara

Lampiran 9 Pedoman Wawancara

Lampiran 10 Formulir Aktivitas Sehari-Hari

Lampiran 11 Food Diary (Food Records)

Lampiran 12 Lembar Konsultasi

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah……………………………………………9

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………..24

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam upaya pembangunan kesehatan Indonesia melalui perbaikan

lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu dilakukan secara

sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa, untuk itu pada bulan

November 2016 bertepatan dengan hari kesehatan nasional menteri kesehatan

menetapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi sebuah pilihan

dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik (Kemenkes,

2016).

Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat, menyatakan bahwa Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan

berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui peningkatan aktivitas

fisik, mengkonsumsi buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,

memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan

jamban (Kemenkes, 2017)

Saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering

disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan

kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes,

hipertensi dan lain-lain (Kemenkes, 2016)

1
2

Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang tergolong penyakit yang

sangat berbahaya (silent killer) adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan

darah tinggi atau yang disebut dengan hipertensi merupakan kondisi dimana

tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolic

lebih tinggi dari 90 mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada

proses menua. Apabila penyakit tersebut tidak cepat ditangani bisa menyebabkan

gangguan pada jantung, ginjal, dan pembuluh darah (Wahyunita & Fitrah, 2010).

Berdasarkan Riskesdas (2018) prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan

Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi

pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-

64 tahun (55,2%).

Data dari dinas kesehatan Kota Malang pada tahun 2018, dari 436.375 orang

yang dilakukan pengukuran tekanan darah di pelayanan kesehatan, didapat 9,53%

atau 41.591 orang dikategorikan dalam hipertensi/ tekanan darah tinggi. Dari

jumlah tersebut, mayoritas adalah perempuan yang mencapai 26.271 orang,

sedangkan laki-laki mencapai 15.320 orang.

Fokus tahun 2016-2017 hanya tiga pilar, yaitu melakukan aktivitas fisik 30

menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara

rutin. Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan

saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar (Kemenkes, 2017). Kegiatan

tersebut selain dapat dilakukan dalam rangka mendukung Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat juga sebagai upaya penatalaksanaan hipertensi yang bertujuan untuk

menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah komplikasi dari hipertensi.

2
3

Penelitian Kartika, dkk (2016), dikatakan bahwa aktivitas fisik yang kurang

sangat mempengaruhi terjadinya kejadian hipertensi. Hubungan yang signifikan

tersebut sangat beresiko terhadap usia ≥ 45 tahun, sebanyak 3,37 kali lebih berisiko

untuk mengalami hipertensi.

Asupan makanan dapat mempengaruhi tekanan darah. Konsumsi makanan

yang tinggi serat dan mineral (kalium, magnesium, dan kalsium) bermanfaat untuk

menurunkan tekanan darah. Kalium dapat mengatur keseimbangan jumlah natrium

dalam sel. Kalsium dan magnesium membantu mengendalikan hipertensi. darah.

Oleh karena itu, penderita hipertensi disarankan melakukan diet DASH (dietary

approaches to stop hypertension) dengan salah satu prinsipnya yaitu mengkonsumsi

buah dan sayur 4-5 sajian/hari (Sutomo, 2008).

Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan secara rutin bagi penderita

hipertensi atau orang dengan riwayat keluarga hipertensi untuk lebih waspada.

Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan sebulan sekali atau pemeriksaan

sewaktu-waktu jika terjadi gejala hipertensi seperti pusing dan gejala lainnya. Hasil

tes tersebut tentunya dapat menjadi dasar panduan dalam mengatur pola makan dan

gaya hidup (Sari, 2017).

Data dari dinas kesehatan Kota Malang pada tahun 2018, dari 30.094 orang

yang dilakukan pengukuran tekanan darah di wilayah Puskesmas Janti, didapat

3196 orang dikategorikan dalam hipertensi/ tekanan darah tinggi. Dari jumlah

tersebut, mayoritas adalah perempuan yang mencapai 2.528 orang, sedangkan laki-

laki 1.388 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Janti, tahun

2019 pada bulan Januari-Oktober, terdapat 3.452 diantaranya 1.228 laki-laki, dan
4

2.224 perempuan yang menderita hipertensi. Setiap RW di wilayah kerja

Puskesmas Janti sudah dilakukan sosialisasi GERMAS.

Dari fenomena diatas maka peneliti perlu untuk meneliti gambaran tekanan

darah pada penderita hipertensi yang mengikuti program Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat yang terdiri dari 3 fokus kegiatan yaitu meningkatkan aktivitas fisik,

konsumsi buah dan sayur, serta cek kesehatan secara rutin. Selain dalam rangka

mendukung program pemerintah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, juga untuk

mencegah salah satu komplikasi dari penyakit hipertensi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi yang mengikuti

program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah

pada penderita hipertensi yang mengikuti program Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat yang terdiri dari 3 fokus kegiatan yaitu meningkatkan aktivitas fisik,

konsumsi buah dan sayur, serta cek kesehatan secara rutin.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi yang

mengikuti program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang terdiri dari 3


5

fokus kegiatan yaitu meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur,

serta cek kesehatan secara rutin.

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Manfaat yang bisa diperoleh bagi institusi pendidikan adalah sebagai

sumber referensi pengembangan ilmu keperawatan.

1.4.3 Manfaat bagi instansi pelayanan kesehatan

Manfaat yang bisa diperoleh bagi instansi kesehatan adalah data dan hasil

yang diperoleh dapat dijadikan sumber referensi dalam mensosialisasikan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat terkait dengan penatalaksanaan

hipertensi.

1.4.4 Manfaat bagi masyarakat

Manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat adalah menambah informasi,

pengetahuan, dan implementasi dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

terkait dengan penatalaksanaan hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tekanan Darah

2.1.1 Pengertian Tekanan Darah

Menurut Gunawan (2007) dalam Suri (2017) istilah “tekanan darah”

berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam

tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik dan

tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika

menguncup (kontraksi) sedangkan, tekanan darah diastolik adalah tekanan

darah ketika mengendor kembali (rileksasi).

Tekanan darah sendiri diartikan sebagai suatu kekuatan untuk

menekan darah pada pada dinding arteri. Tekanan itu dipengaruhi oleh

jumlah darah yang dipompa, laju dan kekentalan darah, serta fleksibilitas

arteri (Lammasiri, 2015)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut Kozier et al (2009) dalam Firdaussani (2018), ada beberapa hal

yang dapat mempengaruhi tekanan darah, diantaranya adalah:

a. Umur

b. Jenis Kelamin

c. Stres

d. Medikasi

6
7

2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah pada umumnya diukur dengan menggunakan alat

yang disebut sphygmomanometer atau biasa dikenal dengan tensimeter.

Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan,

dan sebuah manset. Alat ini mengukur tekanan darah dalam satuan yang

disebut milimeter air raksa (mmHg). Manset dipasang mengelilingi lengan

atas kemudian lengan diletakkan di samping badan. Stetoskop kemudian

diletakkan diatas arteri brankialis pada lipat siku, dibawah manset. Dipompa

dengan sebuah pompa udara sampai kira-kira diatas 30 mmHg diatas nilai

pulsasi radialis (tekanan menghalangi aliran darah di pembuluh darah utama

(brachial artery) yang 12 berjalan melalui lengan) yang ditandai dengan

tidak adanya denyut. Kemudian tekanan dari manset pada lengan dilepaskan

secara perlahan-lahan. Denyutan pertama kali pada arteri adalah tekanan

sistolik (angka yang diatas). Ketika tekanan manset berkurang lebih jauh,

tekanan pada denyutan akhirnya berhenti adalah tekanan diastolic (angka

yang dibawah) (Pudiastuti, 2015)

2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah

tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas

batas normal atau optimal yaitu 140 mmHg, untuk sistolik dan 90 mmHg

untuk diastolik. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena

penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum


8

memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam jangka

waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal

jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo,

2009).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan

kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding

pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja

lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh

darah (Sari, 2017).

2.2.2 Klasifikasi Hipertensi

Menurut Sutanto (2010), secara umum, berdasarkan penyebab

pembentuknya hipertensi terbagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Hipertensi primer (esensial)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi

seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,

system renin angiotensin, efek dari ekskresi Na, obesitas, merokok, dan

stress. Hingga saat ini, penyebab spesifik hipertensi primer belum

diketahui.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder disebabkan adanya penyakit lain, misalnya pada

gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama ginjal, tumor

tertentu, atau gangguan hormone. Gangguan tersebut mengakibatkan


9

gangguan aliran darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras

sehingga tekanan darah meningkat.

Dalam Firdaussani (2017) WHO dan ISHWG (International Society Of

Hypertension Working Group) mengelompokkan hipertensi (Tabel 2.1) ke

dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan,

hipertensi sedang, dan hipertensi berat.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO dan ISHWG

Kategori Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Optimal <120 <80


Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99


Sub-grup: perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥180 ≥110

Hipertensi systole terisolasi ≥140 <90


Sub grup: perbatasan 140-149 <90

2.2.3 Etiologi Hipertensi

Menurut Sutanto (2010), penyebab hipertensi belum diketahui

dengan pasti. Hipertensi bisa terjadi karena volume darah yang dipompa

jantung meningkat sehingga mengakibatkan bertambahnya volume darah di

pembuluh arteri. Pada sebagian penderita penyakit ini, peningkatan tekanan

darah diakibatkan oleh penyakit ginjal. Pada umumnya, hipertensi tidak


10

mempunyai penyebab yang spesifik. Diperkirakan sekitar 90% pasien

hipertensi termasuk dalam kategori hipertensi primer.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetika (keturunan)

2. Obesitas

3. Stress lingkungan

4. Jenis kelamin (gender)

5. Pertambahan usia

6. Asupan garam berlebih

7. Gaya hidup yang kurang sehat

8. Obat-obatan

9. Akibat penyakit lain

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi

Pengaturan primer tekanan arteri dipengaruhi oleh baroreseptor

pada sinus karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls ke

pusat saraf simpatis di medula oblongata. Impuls tersebut akan menghambat

stimulasi saraf simpatis. Bila tekanan arteri meningkat, maka ujung-ujung

baroreseptor akan teregang dan memberikan respons terhadap penghambat

pusat simpatis, dengan respon terjadinya pusat akselerasi gerak jantung

dihambat. Sebaliknya hal ini akn menstimulasi pusat penghambat

penggerak jantung yang bermanifestasi pada penurunan curah antung. Hal

ini dari pengaruh stimulasi baroreseptor adalah dihambatnya pusat

vasomotor sehingga terjadi vasodilatasi. Gabungan vasodilatasi dan


11

penurunan curah jantung akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan

darah. sebaliknya, pada saat tekanan darah turun, maka respon reaksi cepat

untuk melakukan proses homeostasis tekanan darah supaya berada dalam

kisaran normal (Muttaqin, 2014).

2.2.5 Tanda dan Gejala Hipertensi

Gejala-gejala yang dirasakan penderita hipertensi menurut Sutanto (2010)

antara lain sebagai berikut:

1. Pusing

2. Mudah marah

3. Telinga berdengung

4. Sukar tidur

5. Sesak napas

6. Rasa berat di tengkuk

7. Mudah lelah

8. Mata berkunang-kunang

9. Mimisan (jarang di laporkan)

10. Muka pucat

11. Suhu tubuh rendah


12

2.2.6 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi ini menurut Ridwan (2017)

antara lain:

1) Stroke

Penderita stroke dapat juga disebabkan oleh tekanan darah tinggi

(hipertensi) yang sering mengakibatkan munculnya pendarahan di

otak yang disebabkan pecahnya pembuluh darah.

2) Serangan Jantung dan Gagal Jantung

Dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak dapat

menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk

trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah

tersebut. Maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat

terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark

3) Kerusakan ginjal

Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada

kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya glomerulus,

darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan

terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan

rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin

sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, sehingga

menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.


13

2.3 Konsep GERMAS

2.3.1 Pengertian Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah sebuah

gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta

meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup

bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis

masyarakat (Kemenkes, 2017)

2.3.2 Tujuan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Menurut buku panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(GERMAS), tujuan umum dari program GERMAS adalah meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku sehat

dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Sedang tujuan khusus dari

program GERMAS adalah, meningkatkan partisipasi dan peran masyarakat

untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan

mengurangi beban biaya kesehatan (Kemenkes, 2016)

2.3.3 Pelaku Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Menurut buku panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, GERMAS

dilaksanakan oleh semua komponen bangsa

1. Pemerintah baik pusat maupun daerah

2. Dunia pendidikan

3. Swasta dan dunia usaha


14

4. Organisasi kemasyarakatan

5. Individu, keluarga dan masyarakat

2.3.4 Pelaksanaan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Menurut buku panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS),

Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Germas adalah :

1. Peningkatan aktivitas Fisik

2. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi

4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit

5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan

6. Peningkatan edukasi hidup sehat

2.3.5 Komponen kegiatan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

GERMAS terdiri dari 7 komponen , yaitu:

1. Melakukan aktivitas fisik

2. Mengonsumsi sayur dan buah

3. Tidak merokok

4. Tidak mengonsumsi alkohol

5. Memeriksa kesehatan secara rutin

6. Membersihkan lingkungan

7. Menggunakan jamban

Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus

pada tiga kegiatan, yaitu, melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari,
15

mengonsumsi buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.

Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga,

dilakukan saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar (Depkes

RI, 2016)

2.4 Penatalaksanaan Hipertensi dalam Program GERMAS

Penatalaksanaan hipertensi dalam program Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat, antara lain:

1. Tingkatkan aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka yang memerlukan pengeluaran energy ( WHO, 2010).

Menurut buku panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

aktivitas fisik bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan

dan kebugaran masyarakat.

Menurut Kemenkes (2018), Aktivitas fisik adalah setiap gerakan

tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi.Ada 3

komponen utama dalam aktivitas fisik yaitu aktivitas/kegiatan sehari-

hari, latihan fisik dan olahraga.

Menurut Sari (2017), penderita hipertensi dianjurkan untuk

melakukan olahraga rutin sesuai dengan kemampuan tubuhnya.

Olahraga seperti jalan santai, jogging, bersepeda, atau aerobic yang

dilakukan 3-4 kali dalam seminggu dengan durasi 30-45 menit secara

teratur dapat menurunkan tekanaan darah tinggi.


16

Menurut Nurmalina (2011) dalam Astikasari (2018), aktivitas fisik

dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan , sebagai berikut:

a. Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya

tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan

(endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci

baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah,

les di luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV, aktivitas main play

station, main komputer, belajar di rumah, nongkrong.

b. Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus,

gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh:

berlari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan

peliharaan, bersepeda, bermain musik, jalan cepat.

c. Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan

membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh :

berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri ( misal karate,

taekwondo, pencak silat ) dan outbond.

2. Konsumsi buah dan sayur

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi konsumsi buah

dan sayur yang kurang pada penduduk yakni sebesar 95,5% .Salah

satu fokus kegiatan yang dilakukan dalam rangka Germas adalah

Konsumsi Sayur dan Buah, yang bertujuan meningkatkan kesadaran

berperilaku hidup sehat melalui mengkonsumsi buah dan sayur bagi

seluruh lapisan masyarakat. Berbagai kajian menunjukkan bahwa

konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam


17

menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolestrol darah,

serta pencegahan penyakit tidak menular kronik (Kemenkes, 2016).

Menurut Sari (2017), penderita hipertensi dianjurkan untuk

mengkonsumsi makanan tinggi serat, kalium, magnesium, dan kalsium

yang banyak terkandung dalam buah dan sayur untuk menurunkan

hipertensi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Konsumsi makanan tinggi serat

Asupan serat berhubungan dengan terjadinya tekanan darah

tinggi karena asupan serat dapat membantu meningkatkan

pengeluaran kolesterol melalui feses dengan jalan meningkatkan

waktu transit bahan makanan melalui usus. Mengkonsumsi serat

sangat menguntungkan karena dapat mengurangi pemasukan energi

dan obesitas yang pada akhirnya menurunkan risiko penyakit

tekanan darah tinggi (Baliwati dkk, 2004).

Sayur-sayuran seperti tomat, kentang, wortel, sawi, brokoli,

bayam, buncis labu, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah dan

kuaci, serta buah-buahan seperti pisang, jeruk, anggur, mangga,

semangka dan nanas, ketiga jenis makanan tersebut baik dikonsumsi

bagi penderita hipertensi karena mengandung tinggi serat dan

mineral (Anisah dan Soleha, 2014).

b. Konsumsi makanan yang mengandung kalium

Kalium berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan asam

basa dalam tubuh. Beberapa makanan yang mengandung kalium

cukup tinggi antara lain kentang, daun papaya muda, peterseli,


18

bayam dan sayuran hijau lain, kacang-kacangan, pisang, belimbing,

dan apel (Sari, 2017)

c. Konsumsi makanan yang mengandung magnesium

Mineral lain yang dibutuhkan penderita hipertensi adalah

magnesium. Selain berfungsi menjaga tulang agar tetap sehat dan

kuat, magnesium juga berfungsi melembutkan dan melenturkan

pembuluh darah sehingga baik untuk mengurangi tekanan darah

tinggi. Magnesium dapat diperoleh dari kentang, kacang-kacangan,

bayam, dan sayuran hijau lainnya (Sari, 2017)

d. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium

Kandungan kalsium dipercaya dapat menurunkan tekanan darah

tinggi dan risiko keguguran janin akibat hipertensi akut pada ibu

hamil (preeclampsia). Beberapa makanan tinggi kalsium antara lain

buah melinjo segar, begitu pula daun mudanya, sedangkan kulit

buahnya kaya β karoten. Kombinasi ini baik untuk mengendalikan

tekanan darah yang meningkat. Sumber kalsium lain adalah sayur-

sayuran hijau (sawi, bayam pokcoi, brokoli, daun papaya, daun

singkong dan lain-lain). (Sari, 2017)

3. Periksa kesehatan (tekanan darah) secara rutin

Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan secara rutin bagi

penderita hipertensi atau orang dengan riwayat keluarga hipertensi

untuk lebih waspada. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan

sebulan sekali atau pemeriksaan sewaktu-waktu jika terjadi gejala

hipertensi seperti pusing dan gejala lainnya. Hasil tes tersebut tentunya
19

dapat menjadi dasar panduan dalam mengatur pola makan dan gaya

hidup (Sari, 2017).


20

2.5 Kerangka Konsep

HIPERTENSI PERILAKU GERMAS

1. Melakukan aktivitas fisik

2. Konsumsi buah dan sayur

3. Memeriksa kesehatan secara rutin

4. Tidak merokok

5. Tidak mengonsumsi alkohol

6. Membersihkan Lingkungan

7. Menggunakan Jamban

TEKANAN DARAH

Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam

penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan

sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

penelitian deskriptif studi kasus. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode

penilitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Sibagariang dkk, 2010). Studi

kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit

penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok atau institusi.

Meskipun jumlah subyek cenderung sedikit namun jumlah variabel yang diteliti

sangat luas (Nursalam, 2008).

Peneliti menggunakan metode studi kasus karena peneliti ingin meneliti

secara intensif mengenai gambaran tekanan darah pada pasien hipertensi yang

mengikuti program gerakan masyarakat hidup sehat.

21
22

3.2 Subjek penelitian

Subyek penelitian adalah subyek yang ditunjuk peneliti untuk diteliti. Pada

penelitian ini, penulis mengambil dua orang subyek penelitian yang sesuai

dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sampel

(Notoatmodjo, 2010)

Pada studi kasus ini subjek penelitian yang diambil sesuai dengan kriteria

inklusi sebagai berikut:

1. 2 penderita hipertensi dengan minimal 3x dan masih aktif mengikuti

program GERMAS di prolanis wilayah kerja Puskesmas Janti

2. Umur 46-55 tahun

3. Bersedia menjadi responden atau subjek penelitian

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengalami sakit berat

2. Penderita hipertensi yang mengikuti program GERMAS kurang dari 3x dan

tidak aktif di prolanis wilayah kerja Puskesmas Janti

3. Penderita hipertensi yang tidak mengikuti program GERMAS

3.3 Tempat dan waktu penelitian

Pengambilan data studi kasus ini akan di laksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Janti. Penelitian dilakukan selama 1 minggu.


23

3.4 Fokus studi

Fokus studi kasus adalah kajian utama dari suatu permasalahan yang

dijadikan sebagai titik acuan dalam penelitian. Fokus studi identik dengan

variabel penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikunto, 2006). Fokus studi kasus adalah ciri, sifat ukuran yang dimiliki atau

didapatkan oleh suatu peneliti tentang konsep pengertian tertentu (Notoadmojo,

2010).

Fokus studi kasus ini adalah gambaran tekanan darah pada penderita

hipertensi yang mengikuti program gerakan masyarakat hidup sehat yang terdiri

dari 3 fokus kegiatan yaitu meningkatkan aktivitas fisik, konsumsi buah dan

sayur, serta cek kesehatan secara rutin.

3.5 Definisi operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. Pada definisi

operasional akan dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang

meliputi bagaimana caranya menentukan variable dan mengukur suatu variable

(Setiadi, 2013).
24

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Parameter Alat ukur

Tekanan Suatu hasil pengukuran tekanan pada - Sistole : 1. Sphygmomanometer


Darah pembuluh nadi dari peredaran darah >140 mmHg kompas
sistemik yang terdiri dari sistole dan 2. Lembar SOP
- Diastole :
diastole, pada penderita hipertensi yang 3. Lembar Observasi
mengikuti program gerakan masyarakat >90 mmHg. 4. Lembar Wawancara
hidup sehat yang terdiri dari 3 fokus
kegiatan yaitu meningkatkan aktivitas
fisik, konsumsi buah dan sayur, serta cek
kesehatan secara rutin, yang dinyatakan
dalam satuan mmHg.

3.6 Metode pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjekdan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan

penelitian dan teknik instrument yang digunakan (Nursalam, 2008). Adapun

metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan

observasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

seseorang sasaran penelitian (responden), berhadapan muka dengan orang

tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010). Wawancara yang digunakan adalah

wawancara bebas terpimpin.


25

b. Observasi

Pengamatan/observasi adalah suatu prosedur berencana, yang antara lain

meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu

atau situasi tertentu yang ada hubunganya dengan masalah yang dietliti

(Notoatmodjo, 2010)

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan surat ijin penelitian ke Jurusan Keperawatan untuk

mendapatkan surat pengantar.

2. Mengurus surat izin dari institusi untuk penelitian yang ditujukan pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

3. Memberikan surat ijin penelitian ke Puskesmas Janti

4. Peneliti menentukan wilayah dan pasien yang dapat bertanggung jawab.

5. Memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud, tujuan, dan

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara dan mengisi

kuisioner. Oleh karena itu diharapkan agar keluarga bersedia menjadi

responden sepenuh hati.

6. Meminta persetujuan dengan informed consent (lembar persetujuan)

yang telah ditandatangani kepada responden pada tanggal.

7. Menciptakan suasana yang akrab dengan responden.

8. Peneliti melakukan wawancara secara bebas terpimpin yaitu memberikan

beberapa butir pertanyaan dan dijawab oleh responden.


26

9. Peneliti melakukan observasi tekanan darah, konsumsi buah dan sayur,

dan aktivitas fisik pada pasien hipertensi yang mengikuti program

GERMAS.

10. Peneliti menyimpulkan gambaran tekanan darah pada penderita

hipertensi yang mengikuti program gerakan masyarakat hidup sehat dari

hasil wawancara, dan observasi.

3.8 Analisis Data dan Penyajian Data

3.8.1 Analisis Data

Analisis data pada studi kasus ini menggunakan teknik analisis

kualitatif. Dalam teknik analisis data kualitatif digunakan proses berpikir

induktif, proses berpikir induktif dimulai dari keputusan-keputusan khusus

(data yang terkumpul) kemudian diambil kesimpulan secara umum

(Sibagariang dkk, 2010) . Dalam Sibagariang dkk (2010) Marshal dan

Rossman menyebutkan bahwa dalam menganalisa penelitian kualitatif

terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakuakan diantaranya:

1. Mengorganisasikan data

2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban

3. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data

4. Mencari alternative penjelasan bagi data

5. Menulis hasil penelitian


27

3.8.2 Penyajian Data

Dalam studi kasus ini menggunakan penyajian data dalam bentuk teks

(textular). Penyajian cara textular adalah penyajian data data hasil penelitian

dalam bentuk uraian kalimat, penyajian secara textular biasanya digunakan

untuk penelitian kualitatif, penyajian tabel digunakan untuk data yang sudah

diklasifikasikan (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini data disajikan

secara narasi dan tabel untuk menggambarkan hasil tekanan darah subyek

penelitian yang sudah melalui proses pengolahan data.

3.9 Etika penelitian

Prinsip etik dalam penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 3

bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip

keadilan (Nursalam, 2008).

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan Penelitian harus dilaksanakan tanpa

mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya jika

menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi Partisipasi subjek dalam penelitian, harus

dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus

diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang

telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apa pun.


28

c. Risiko (benefits ratio) Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko

dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempuyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,

tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure) Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara

rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada

subjek.

c. Informed consent Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap

tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak

untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

3. Prinsip keadilan (Right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy) Subjek mempunyai hak

untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu

perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality).


29
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab 4 ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan studi kasus

tentang gambaran tekanan darah pada penderita hipertensi yang mengikuti program

gerakan masyarakat hidup sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Janti yang telah

dilaksanakan pada bulan Desember 2019. Proses pengambilan data dilakukan

melalui kerjasama yang telah diketahui oleh pihak Puskesmas Janti, di daerah Janti

yaitu di rumah Ny. SM dan Ny. S. Proses pengambilan data ini melalui wawancara

dan observasi. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menjelaskan tujuan

wawancara dan observasi dan meminta kesediaan sebagai responden. Berikut ini

disajikan berturut-turut tentang gambaran umum tempat studi kasus, gambaran

fokus studi, dan pembahasan.

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Studi Kasus

Puskesmas Janti merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota

Malang yang terletak di Jalan Janti Barat No. 88, Kecamatan Sukun,

Kota Malang. UPT Puskesmas Janti memiliki luas wilayah 7,49 km²

(749,36 ha) yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Bandungrejo,

Tanjungrejo, dan Sukun. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Janti

yaitu:

Sebelah utara : Kelurahan Pisang Candi, Bareng, dan Kasin

Sebelah timur : Kelurahan Kasin, Ciptomulyo, dan Gadang

Sebelah selatan : Kelurahan Kebonsari

29
30

Sebelah barat : Kelurahan Bandulan, Mulyorejo, Bakalan Krajan

Puskesmas Janti memilik 10 ruangan yang digunakan sebagai ruang

pelayanan kesehatan dan 3 ruangan yang digunakan sebagai kantor.

Ruangan pelayanan kesehatan tersebut meliputi loket pendaftaran, poli

umum, poli gigi, poli ibu dan anak (KIA), poli penyakit dalam, poli

psikologi, poli gizi, ruang farmasi (penyimpanan obat), apotek, dan

laboratorium. Sedangkan ruang kantor meliputi ruang kepala

puskesmas, ruang karyawan, ruang tata usaha (TU). Puskesmas Janti

memberikan pelayanan untuk penyakit tidak menular (PTM), seperti

penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus, yang disebut dengan

program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS). Program tersebut

dilaksanakan satu bulan dua kali yaitu pada hari sabtu minggu ke dua

dan hari sabtu minggu ke empat. Kegiatan yang dilaksanakan di

PROLANIS Puskesmas Janti yaitu penyuluhan kesehatan, senam, dan

pemeriksaan kesehatan.

4.1.2 Gambaran Umum Subjek Peneliti

4.1.2.1 Responden 1 (Ny. SM)

Responden merupakan seorang perempuan berusia 54 tahun dengan

riwayat pendidikan yaitu SD dan sekarang bekerja sebagai ibu rumah

tangga.

Responden sekarang bertempat tinggal di Jl. Kemantren 3,

Bandungrejosari, Kota Malang. Situasi didaerah ini merupakan

perumahan padat penduduk. Tingkat sosial ekonomi responden


31

termasuk dalam kategori menengah, dalam satu rumah di huni 4

anggota keluarga, yaitu Ny. Sm (responden), suami, dan kedua orang

anaknya. Responden mengatakan mengikuti program Prolanis yang ada

di Puskesmas Janti sejak tahun 2017, dan rutin mengikuti program

prolanis 2x dalam 1 bulan yaitu pada minggu ke-2 dan minggu ke-4.

Responden mengatakan menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)

sekitar 4-5 tahun yang lalu, tekanan darah responden terakhir 150/90

mmHg, responden juga mengatakan ibu responden juga mengidap

penyakit yang sama yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi). Responden

rutin minum obat amlodipine 1 kali sehari untuk hipertensi.

Pemeriksaan gula darah terakhir 110 mg/dl yang dilakukan di

PROLANIS Puskesmas Janti pada minggu ke-3 di bulan Desember

2019.

4.1.2.2 Responden 2 (Ny. S)

Responden merupakan seorang perempuan berusia 52 tahun dengan

riwayat pendidikan yaitu SMP dan sekarang bekerja sebagai penjahit.

Responden sekarang bertempat tinggal di Jl. I.R. Rais gang 14 no.

7G kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Situsi

didaerah ini merupakan perumahan padat penduduk. Tingkat sosial

ekonomi responden termasuk dalam kategori menengah, dalam satu

rumah di huni 4 anggota keluarga, yaitu Ny. S (responden), suami dan

kedua orang anaknya. Responden mengatakan mengikuti program

Prolanis yang ada di Puskesmas Janti sejak tahun 2017, dan rutin
32

mengikuti program prolanis 2x dalam 1 bulan yaitu pada minggu ke-2

dan minggu ke-4.

Responden mengatakan menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)

sekitar 3-4 tahun yang lalu, tekanan darah responden terakhir 140/90

mmHg, responden juga mengatakan ibu dan kakak kedua responden

juga mengidap penyakit yang sama yaitu tekanan darah tinggi

(hipertensi). Responden rutin minum obat amlodipine 1 kali sehari

untuk hipertensi. Pemeriksaan gula darah terakhir 120 mg/dl yang

dilakukan di PROLANIS Puskesmas Janti pada minggu ke-3 di bulan

Desember 2019.

4.1.3 Hasil Fokus Studi Kasus

4.1.3.1 Gambaran Tekanan Darah pada Responden 1 yang Mengikuti Program

GERMAS

Pengetahuan GERMAS pada Responden 1 cukup baik. Informasi

tentang GERMAS didapatkan dari program PROLANIS. Selain itu,

sebagian besar Responden 1 juga sudah tahu fokus kegiatan yang ada

di GERMAS. Sedangkan untuk manfaat dari GERMAS, Responden 1

mengatakan manfaat GERMAS yaitu menyehatkan badan.

Responden 1 mengatakan bahwa dalam 1 bulan melakukan 1kali

pemeriksaan kesehatan secara rutin yang dilakukan di program

PROLANIS. Jenis pemeriksaan yang dilakukan responden adalah

pemeriksaan tekanan darah, dan gula darah. Setelah dilakukan


33

pemeriksaan biasanya juga diberikan obat untuk menurunkan hipertensi

yang biasanya diminum 1x sehari.

Hasil penelitian didapatkan bahwa Ny. SM melakukan olah raga

rutin yaitu senam mandiri pada pagi hari kurang lebih 30 menit. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil wawancara, Ny.SM mengatakan “…biasanya

setiap habis subuh saya melakukan senam sendiri mbak, kurang lebih

30 menit.” Selain melakukan olahraga Ny.SM juga rutin melakukan

aktivitas sehari-hari. Saat dilakukan observasi langsung pada pagi hari

Ny. SM sedang melakukan aktivitas memasak, pada observasi siang

hari Ny. SM sedang melakukan aktivitas mengurus suami yang sedang

sakit, saat dilakukan observasi pada sore hari Ny. SM sedang

beristirahat di ruang tamu.

Pada pertemuan ke-1 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 150/100 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada

pertemuan ke-1 adalah buah pisang dan sayur sawi.

Pada pertemuan ke-2 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 140/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada

pertemuan ke-2 adalah buah rambutan dan sayur manisah.

Pada pertemuan ke-3 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 130/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada

pertemuan ke-3 adalah buah apel dan sayur bayam.

Pada pertemuan ke-4 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 130/80 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada


34

pertemuan ke-4 adalah buah semangka, melon dan sayur sawi, kacang

panjang.

Pada pertemuan ke-5 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 140/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada

pertemuan ke-5 adalah buah pisang dan sayur wortel, kubis, kentang.

Pada pertemuan ke-6 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 150/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada

pertemuan ke-6 adalah buah semangka dan sayur kacang panjang.

Pada pertemuan ke-7 tekanan darah responden 1 yaitu Ny.SM

didapat 140/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada

pertemuan ke-7 adalah buah jeruk dan sayur manisah, tomat, kacang

panjang, jagung.

4.1.3.2 Gambaran Tekanan Darah pada Responden 2 yang Mengikuti Program

GERMAS.

Pengetahuan GERMAS pada Responden 2 cukup baik. Sama

dengan Responden 1 informasi tentang GERMAS didapatkan dari

program PROLANIS. Selain itu, sebagian besar Responden 2 juga

sudah tahu fokus kegiatan yang ada di GERMAS. Sedangkan untuk

manfaat dari GERMAS, Responden 2 hanya mengetahui manfaat

GERMAS secara umum yaitu untuk meningkatkan kesehatan.

Sama dengan Responden 1, Responden 2 juga melakukan

pemeriksaan kesehatan rutin 1 kali dalam 1 bulan yang dilakukan di

program PROLANIS. Jenis pemeriksaan yang dilakukan responden


35

adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan laboratorium

lengkap. Setelah dilakukan pemeriksaan biasanya juga diberikan obat

untuk menurunkan hipertensi yang biasanya diminum 1x sehari.

Hasil penelitian didapatkan bahwa Ny. S melakukan olah raga rutin

yaitu jalan-jalan dan lari-lari kecil pada pagi hari kurang lebih 30 menit.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara, Ny.S mengatakan “…iya

mbak, setiap habis subuh saya olahraga jalan-jalan dan lari-lari disekitar

rumah, tidak lama kurang lebih 30 menit mbak.” Selain melakukan

olahraga Ny.S juga rutin melakukan aktivitas sehari-hari. Saat

dilakukan observasi langsung pada pagi hari Ny. S sedang melakukan

aktivitas menyapu, pada observasi siang hari Ny. S sedang melakukan

aktivitas menjahit, saat dilakukan observasi pada sore hari Ny. SM

sedang menyetrika pakaian.

Pada pertemuan ke-1 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

140/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-1

adalah buah jambu dan sayur jamur, kemangi, kacang panjang.

Pada pertemuan ke-2 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

140/80 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-2

adalah buah pir dan sayur bayam.

Pada pertemuan ke-3 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

130/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-3

adalah buah pisang dan sayur wortel, kubis, kentang.


36

Pada pertemuan ke-4 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

130/80 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-4

adalah buah semangka dan sayur kacang panjang.

Pada pertemuan ke-5 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

150/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-5

adalah buah pisang dan sawi.

Pada pertemuan ke-6 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

140/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-6

adalah buah pir dan sayur sawi, kecambah.

Pada pertemuan ke-7 tekanan darah responden 2 yaitu Ny.S didapat

140/90 mmHg. Buah dan sayur yang dikonsumsi pada pertemuan ke-7

adalah buah pisang dan sayur bayam.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil studi kasus yang sudah dilakukan kepada Ny. SM

(150/90) dan Ny. S (140/90) selaku subyek studi, masuk dalam kategori

tekanan darah tinggi ringan, dimana dalam stadium ini tekanan darah 140-159

mmHg untuk sistolik dan 90-99 mmHg untuk diastolik.

Kedua responden mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti

diabetes mellitus, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal. Pemeriksaan gula

darah terakhir Ny.S 110 mg/dl dan pemeriksaan gula darah terakhir Ny.S 120

mg/dl yang dilakukan di PROLANIS Puskesmas Janti pada minggu ke-3 di

bulan Desember 2019. Ny. SM mengidap tekanan darah tinggi sekitar 4-5

tahun yang lalu dan Ny. S mengidap tekanan darah tinggi sekitar 3-4 tahun
37

yang lalu. Kedua responden mempunyai faktor keturunan orang tua yaitu ibu,

tetapi kakak Ny. S juga menderita hipertensi yang mengidap tekanan darah

tinggi. Berdasarkan hasil dari observasi tekanan darah pada kedua responden

selama 1 minggu didapatkan hasil tekanan darah yang mengalami naik turun

dikarenakan adanya banyak faktor yang mempengaruhi. Menurut Kowalak

(2011), beberapa faktor yang mempengaruhi darah tinggi adalah riwayat

keluarga, usia yang bertmbah lanjut, obesitas, kebiasaan merokok, asupan

natrium dalam jumlah besar, asupan lemak jenuh dalam jumlah besar,

konsumsi alcohol secara berlebihan, gaya hidup, stress, renin berlebihan,

defisiensi mineral (kalsium, kalium, magnesium), diabetes mellitus.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa responden 1 maupun

responden 2 sebagian besar tahu tentang GERMAS. Pengetahuan tentang

GERMAS didapatkan dari program PROLANIS yang ada di Puskesmas Janti.

Pengetahuan akan sangat berpengaruh pada perilaku untuk menerapkan suatu

perilaku dalam hal ini GERMAS. Karena semakin tinggi pengetahuan yang

dimiliki maka semakin tinggi pula kesadaran/keinginan untuk menerapkan

gerakan masyarakat hidup sehat. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo

(2014) menjelaskan pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.

Penelitian terkait penerapan GERMAS pada penderita hipertensi yang

dilakukan oleh Mayasari, dkk (2018) didapatkan hasil ada hubungan aktifitas

fisik, konsumsi buah dan sayur, merokok dengan hipertensi, Meskipun dari

hasil penelitian cek kesehatan tidak berhubungan pada hipertensi akan tetapi

cek kesehatan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi kelainan yang ada
38

pada tubuh sejak awal sehingga kita pun bisa melakukan pencegahan atau

pengobatan sejak dini terutama pada penyakit hipertensi.

Aktivitas olahraga yang dilakukan Ny. SM yaitu senam mandiri rutin

kurang lebih 30 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Baross, dkk. (2013) menyatakan bahwa latihan isometrik seperti peregangan

otot dapat menurunkan tekanan darah.

Aktivitas olahraga yang dilakukan Ny. S yaitu jalan-jalan/lari-lari kecil pada

pagi hari kurang lebih 30 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Surbakti (2014), bahwa melakukan olahraga jalan-jalan/lari-lari

kecil selama 30 menit memberikan pengaruh terhadap penurunan tekanan

darah.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa Ny. SM dan Ny. S memiliki

aktivitas yang rutin dilakukan setiap hari. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan

masing-masing individu. Penelitian Kartika, dkk (2016), dikatakan bahwa

aktivitas fisik yang kurang sangat mempengaruhi terjadinya kejadian

hipertensi.

Perilaku konsumsi buah dan sayur pada Ny. SM dan Ny. S sudah baik

dengan setiap hari mengonsumsi buah dan sayur, responden mengatakan

bahwa manfaat buah dan sayur sangat banyak untuk kesehatan salah satunya

adalah untuk hipertensi. Menurut Kemenkes RI (2016) konsumsi buah dan

sayur dianjurkan sebanyak 2 porsi setiap hari, dalam satu kali makan

mengandung 1/3 untuk makanan pokok, 1/3 untuk sayuran, dan 1/3 untuk lauk

dan buah akan membantu mencegah penyakit tidak menular kronik seperti

kangker usus.
39

Perilaku Ny. SM dan Ny. S dalam melakukan pemeriksaan kesehatan rutin

salah satunya adalah cek tekanan darah secara berkala sudah baik yaitu secara

teratur setiap bulan cek tekanan darah di Puskesmas Janti dalam program

PROLANIS. Menurut Kemenkes RI (2016) pemeriksaan kesehatan secara

rutin bertujuan untuk mendeteksi berbagai penyakit dalam tubuh, dan

membantu mencegah berkembangnya penyakit dalam tubuh, pemeriksaan

kesehatan secara rutin yaitu dilakukan sebanyak 6 bulan sekali dilakukan oleh

individu >15 tahun pemeriksaannya meliputi cek tekanan darah, gula darah,

kolesterol, darah lengkap, lingkar perut dan IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat).

4.3 Keterbatasan

1. Peneliti tidak melakukan observasi tekanan darah dalam waktu yang sama

pada kedua responden, sehingga perbedaan waktu seperti pagi dan siang

dapat mempengaruhi tekanan darah.

2. Peneliti tidak melakukan observasi mengenai faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi tekanan darah disetiap kunjungan seperti penggunaan

garam, stress.

3. Kemungkinan adanya penurunan tekanan darah dikarenakan responden

juga rutin meminum obat hipertensi.


BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian tentang “Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi yang

Mengikuti Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan studi kasus gambaran

tekanan darah pada penderita hipertensi yang mengikuti program gerakan

masyarakat hidup sehat dapat disimpulkan bahwa responden 1 maupun

responden 2 sudah baik dalam penerapan program GERMAS terkait

dengan penatalaksanaan hipertensi seperti dalam aktifitas fisik kedua

responden rutin melakukan olahraga kurang lebih 30 menit dalam sehari,

selain itu setiap hari kedua responden juga mengkonsumsi buah dan sayur,

kedua responden juga rutin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan

yang ada dalam program Prolanis di Puskesmas Janti. Tetapi dilihat dari

hasil pengukuran tekanan darah selama satu minggu pada kedua responden

didapatkan hasil yang tidak stabil dikarenakan ada faktor lain yang dapat

mempengaruhi tekanan darah seperti riwayat keluarga, usia yang bertmbah

lanjut, asupan natrium dalam jumlah besar, asupan lemak jenuh dalam

jumlah besar, gaya hidup, stress, renin berlebihan, defisiensi mineral

(kalsium, kalium, magnesium), diabetes mellitus.

43
44

5.2 Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan meningkatkan kebiasaan baik seperti rutin mengkonsumsi

buah dan sayur, aktivitas, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin

serta minum obat hipertensi teratur, sebagai upaya dalam mengontrol

tekanan darah dan mencegah komplikasi dari hipertensi.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Untuk selalu meningkatkan program kesehatan yang sudah berjalan

seperti gencar mensosialisasikan program GERMAS ke masyarakat

dengan rutin mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan GERMAS.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan melakukan pemeriksaan tekanan darah di waktu yang

bersamaan dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan darah di setiap observasi.


45

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Gramedia..

Anisah, C., Soleha, U. 2014. Gambaran pola makan pada penderita hipertensi yang
menjalani rawat inap di IRNA F RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu
Kabupaten Bangkalan Madura. Journal of Health sciences.7 (1)

Anwar, R. 2014. Konsumsi Buah Dan Sayur Serta Konsumsi Susu Sebagai Faktor
Risiko Terjadinya Hipertensi DI Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin.
Jurnal Skala Kesehatan. 05(01).

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Astikasari, Ratna Dwi. 2018. Gambaran Aktivitas Fisik Keluarga dalam Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat Di Kelurahan Cepokomulyo Kecamatan Kepanjen
(KTI). Malang (ID): Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Baliwati, Y.F., Khomsan, A., Dwiriani, C.M. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.
Jakarta: Penebar Swadaya

Bappenas. 2017. Salinan Peraturan Menteri PPN 11 Tahun 2017, (Online),


(http://jdih.bappenas.go.id/data/data_permen/Salinan-Peraturan-Menteri-
PPN-11-Tahun-2017.pdf), diakses pada tanggal 11 Oktober 2019.

Baross, A. W., Willes, J. D., & Swaine, I. L. (2013). Double-Leg Isometric Exercise
Training In Older Men. Journal Of Sport Medicine.

DEPKES RI. 2016. GERMAS Wujudkan Indonesia Sehat, (Online),


(http://www.depkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-
indonesia-sehat.html), diakses pada tanggal 10 Oktober 2019.

Depkes. 2019. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat, (Online),


(http://www.depkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-
paling-banyak-diidap-masyarakat.html), diakses pada tanggal 09 Oktober
2019

Endang, T. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Jakarta: Grammedia.

Faza, PAT. 2018. Gambaran Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada Anak Usia
Sekolah dalam Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Sebelum dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di SD Kristen Brawijaya 3
Kedungkandang (KTI). Malang (ID): Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang.
46

Firdaussani, Aisy Afita. 2018. Gambaran Tekanan Darah Klien yang Mengalami
Hipertensi Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Ergonomik Di Wilayah
Kerja Puskesmas Arjuno Kota Malang (KTI). Malang (ID): Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang

Kartika, dkk. 2016. Asupan Lemak dan Aktivitas Fisik serta Hubungannya dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia. 04 (03): 139-146

Kemenkes. 2016. Buku Panduan Germas. Jakarta: Kemenkes RI

Kemenkes. 2017. GERMAS-Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, (Online),


(http://promkes.kemkes.go.id/germas), diakses pada tanggal 10 Oktober
2019.

Kemenkes. 2018. Dukung GERMAS dengan Aktivitas Fisik Aman dan Nyaman,
(Online), (http://www.yankes.kemkes.go.id/read-dukung-germas-dengan-
aktifitas-fisik-aman-dan-nyaman-5944.html), diakses pada tanggal 13
Oktober 2019

Kharie, dkk. 2009. Rahasia Sehat dengan Jus Buah dan Sayuran. Jakarta: Demedia
Pustaka.

Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC.

Kowalski, RE. 2010. Terapi hipertensi program 8 minggu. Bandung: qanita

Lammasiri, Erlysita. 2015. Handbook Klinik Keperawatan dan Kebidanan.


Yogyakarta: Bhafana Publishing

Mairiyah. 2018. Asuhan Keperawatan Klien Hipertensi dengan Masalah


Kurangnya Pengetahuan Pencegahan Stroke di Puskesma Kedungkandang
(KTI). Malang (ID): Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

Mayasari, Farich A, Sary L. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian


hipertensi pada kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) di
Puskesmas Rawat Inap Kedaton kota Bandar Lampung. Jurnal Kesmas
(Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa.

Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. RINEKA


CIPTA

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Pudiastuti, RD. 2015. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.


47

Purba, TS., & Gambir, J. 2018. Pemanfaatan Flip Chart Remind Terhadap
Pengetahuan dan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Perumnas I Pontianak. Pontianak Nutrition
Journal (PNJ). 01(02): 52-55.

Purnomo, H., 2009, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Yang Paling


Mematikan. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Ridwan, Muhamad. 2017. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer,


“HIPERTENSI”. Yogyakarta: Romawi Press.

Sari, Yanita NI. 2017. Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta: Bumi Medika.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Shanty, Meita. 2011. Silent Killer Disease. Yogyakarta: Java Litera

Sibagariang, dkk. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma


Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media

Surbakti, Sabar. 2014. Pengaruh Latihan Jalan Kaki 30 Menit Terhadap


Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Penderita Hipertensi Di Rumah
Sakit Umum Kabanjahe. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 20 (77)

Suri, Atika. (2017). Efektivitas Senam Tai Chi Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lanjut Usia Dengan Riwayat Hipertensi Di Puskesmas Junrejo Kota
Batu. Naskah Publikasi.

Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern (Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolesterol, dan Diabetes). Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sutomo, B. 2008. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta : De Media.

Wahyunita, VD., & Fitrah. 2010. Memahami Kesehatan pada Lansia. Jakarta:
Trans Info Media.
48

Lampiran 1

PLAN OF ACTION
(AGUSTUS 2019-APRIL 2020)

Nama : Ananda Silvi

NIM : P17210173041
49

LAMPIRAN 2
50
51

LAMPIRAN 3

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan serta mengetahui manfaat dan tujuan penelitian yang berjudul
“Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti Program Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat”, menyatakan (bersedia / tidak bersedia)* diikut sertakan dalam
penelitian dengan catatan apabila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini, saya percaya informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaannya.

Malang, .................................... 2019

Peneliti Responden

.....................................

(Ananda Silvi) Nama Terang

NIM. P17210173041

*) Coret yang tidak perlu


52

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di tempat

Sehubungan dengan penelitian saya dengan judul “Gambaran Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi yang Mengikuti Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”, saya mohon
kesediaan anda untuk meberikan informasi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyesuaikan Tugas Akhir dari Program Studi D-III
Keperawatan. Identitas Anda akan saya jamin kerahasiaannya.

Demikian permihinan dari saya, atas bantuan dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.

Malang, .................................... 2019

Hormat Saya

Ananda Silvi

NIM. P17210173041
53
54

LAMPIRAN 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENGUKUR TEKANAN DARAH

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tekanan darah.

Indikasi 1. Semua pasien baru


2. Pasien yang memiliki penyakit hipertensi, jantung, dan
penyakit kronis lainnya
Tujuan Mengetahui tekanan darah

Persiapan Pasien 1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Atur posisi pasin dalam keadaan rileks berbaring atau duduk.
Persiapan 1. Mengatur pencahayaan
Lingkungan 2. Tutup pintu dan jendela
3. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/ tidak berisik)
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Memberi tahu pasien bahwa tindakan segera dilaksanakan
3. Letakkan tensi meter disamping atas lengan yang akan
dipasang manset pada titik paralax.
4. Meminta / membantu pasien untuk membuka / menggulung
lengan baju sebatas bahu
5. Pasang manset pada lengan bagian atas sekitar 3 cm di atas
fossa cubiti dengan pipa karet di lengan atas
6. Memakai stetoskop pada telinga
7. Meraba arteri brakhialis dengan jari tengah dan telunjuk
8. Meletakkan stetoskop bagian bell di atas arteri brakhialis
9. Mengunci skrup balon karet
10. Pengunci air raksa dibuka
11. Balon dipompa lagi sehingga terlihat air raksa di dalam pipa
naik ( 30 mmHg) sampai denyut arteri tidak terdengar
12. Membuka skrup balon dan menurunkan tekanan perlahan kira-
kira 2 mmHg/detik
13. Mendengar dengan teliti dan membaca skala air raksa sejajar
dengan mata, pada skala berapa mulai terdengar bunyi denyut
pertama sampai suara denyut terakir terdengar lambat dan
menghilang
14. Mencatat denyut pertama sebagai tekanan sistolik dan denyut
terakir sebagai tekanan diastolik
15. Pengunci air raksa ditutup kembali
16. Melepas stetoskop dari telinga
17. Melepas manset dan digulung dengan rapi dan dimasukkan
dalam kotak kemudian ditutup
18. Merapikan pasien dan mengatur kembali posisi seperti semula
19. Memberi tahu pasien bahwa tindakan telah selesai
dilaksanakan
20. Alat-alat dirapikan dan disampaikan pada tempatnya
21. Mencuci tangan
55

Sikap Sikap Selama Pelaksanaan

1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah


2. Menjamin privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mekanism
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan

Sumber
Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik.
Jakarta: Salemba Medika.

Riyadi, Sujono & Harmoko. 2012. Standart Operating Procedure


dalam Praktik Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses dan Praktik: Jakarta: EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan


Dasar. Jakarta:Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2011. Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada


Praktik Klinik.Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Vaughans, Bennita W. 2013. Keperawatan Dasar. Yogyakarta:
Rapha Publishing.
LAMPIRAN 6

Lembar Instrumen Observasi

Gambaran Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Nama : Ny. SM

Umur : 54 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Tanggal
(mmHg) (mmHg)

26 Desember 2019 150 100

27 Desember 2019 140 90

28 Desember 2019 130 90

29 Desember 2019 130 80

30 Desember 2019 140 90

31 Desember 2019 150 90

1 Januari 2020 140 90

43
44

LAMPIRAN 6

Lembar Instrumen Observasi

Gambaran Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Nama : Ny. S

Umur : 52 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Tanggal
(mmHg) (mmHg)

26 Desember 2019 140 90

27 Desember 2019 140 80

28 Desember 2019 130 90

29 Desember 2019 130 80

30 Desember 2019 150 90

31 Desember 2019 140 90

1 Januari 2020 140 90


45

LAMPIRAN 7

KISI-KISI LEMBAR WAWANCARA

Gambaran Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Definisi Operasional Indikator No. Pertanyaan

Gambaran Tekanan 1. Pengetahuan tentang C.1-4


Darah Pada Penderita GERMAS
D.5-7
Hipertensi yang 2. Pemeriksaan kesehatan rutin
Mengikuti Program
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
46

LAMPIRAN 8

HASIL WAWANCARA

Gambaran Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Tanggal wawancara : 26 Desember 2019

Peneliti : Ananda Silvi

A. Identitas Responden
1. Nama : Ny. SM
2. Umur : 54 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan terakhir : SD
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
B. Data Penunjang
1. Riwayat penyakit dahulu
Jawab: “Saya dari dulu sudah punya penyakit hipertensi mbak sekitar
4-5 tahun yang lalu.”
2. Riwayat penyakit keluarga
Jawab: “Dulu ibu saya juga menderita hipertensi.”
3. Riwayat penggunaan obat
Jawab: “Saya biasanya 1 kali sehari mbak minum obat, biasanya
sebelum tidur saya minum obat, nama obatnya amlodipine.”
4. Apakah anda merokok?
Jawab: “Tidak mbak.”
5. Apakah anda mengonsumsi alkohol?
Jawab: “Tidak mbak.”
47

C. Pengetahuan tentang GERMAS


1. Apakah anda mengerti tentang GERMAS?
Jawab: “Iya saya pernah mendengarnya mbak, singkatanya gerakan
apa gitu lo mbak saya lupa.”
2. Darimana anda mengetahui informasi mengenai GERMAS?
Jawab: “Saya tahu GERMAS itu ya dari PROLANIS itu mbak.”
3. Apa saja kegiatan yang ada di dalam GERMAS?
Jawab: “Kegiatanya itu ya seperti pemeriksaan kesehatan terus olah
raga sama makan sayur.”
4. Apa saja manfaat dari GERMAS?
Jawab: “Manfaatnya itu ya biar badannya tambah sehat mbak”

D. Pertanyaan pemeriksaan kesehatan secara rutin


5. Berapa kali dalam sebulan Anda melakukan pemeriksaan kesehatan
untuk mencegah hipertensi menjadi berat?

Jawab: “Di PROLANIS biasanya kan dan pemeriksaan kesehatan mbak,


nah itu biasanya dalam sebulan hanya 1kali mbak”

6. Apakah jenis pemeriksaan kesehatan yang Anda lakukan di pelayanan


kesehatan?

Jawab: “Biasanya itu tensi sama cek gula darah.”

7. Apakah Anda diberikan obat setelah melakukan pemeriksaan ksehatan


untuk menurunkan hipertensi?
Jawab: “Iya mbak setelah diperiksa itu biasanya nanti diberi obat untuk
hipertensinya.”
48

LAMPIRAN 8

HASIL WAWANCARA

Gambaran Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi yang Mengikuti

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Tanggal wawancara : 26 Desember 2019

Peneliti : Ananda Silvi

A. Identitas Responden
7. Nama : Ny. S
8. Umur : 52 tahun
9. Agama : Islam
10. Pendidikan terakhir : SMP
11. Pekerjaan : Penjahit
12. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
B. Data Penunjang
6. Riwayat penyakit dahulu
Jawab: “Saya punya penyakit tekanan darah tinggi ini sekitar 3-4 tahun
yang lalu mbak.”
7. Riwayat penyakit keluarga
Jawab: “Ibu dan kakak saya juga mempunyai penyakit hipertensi
mbak.”
8. Riwayat penggunaan obat
Jawab: “saya minum obat amlodipine 1 kali sehari mbak rutin.”
9. Apakah anda merokok?
Jawab: “Tidak mbak.”
10. Apakah anda mengonsumsi alkohol?
Jawab: “Tidak mbak.”
49

C. Pengetahuan tentang GERMAS


8. Apakah anda mengerti tentang GERMAS?
Jawab: “iya saya tahu mbak, pernah diberikan penyuluhan tentang itu.”
9. Darimana anda mengetahui informasi mengenai GERMAS?
Jawab: “Saya tahu GERMAS itu dari PROLANIS mbak.”
10. Apa saja kegiatan yang ada di dalam GERMAS?
Jawab: “makan sehat, olah raga, sama periksa kesehatan rutin mbak.”
11. Apa saja manfaat dari GERMAS?
Jawab: “Manfaatnya untuk meningkatkan kesehatan mbak”

D. Pertanyaan pemeriksaan kesehatan secara rutin


12. Berapa kali dalam sebulan Anda melakukan pemeriksaan kesehatan
untuk mencegah hipertensi menjadi berat?

Jawab: “Kalau secara rutin 1 kali dalam sebulan mbak, di PROLANIS


itu”

13. Apakah jenis pemeriksaan kesehatan yang Anda lakukan di pelayanan


kesehatan?

Jawab: “cek tekanan darah sama gula darah.”

14. Apakah Anda diberikan obat setelah melakukan pemeriksaan ksehatan


untuk menurunkan hipertensi?
Jawab: “iya mbak setelah di periksa ya di beri obat sama dokternya.”
50

FORMULIR AKTIVITAS SEHARI-HARI/OLAHRAGA

Nama Responden: Ny. SM

Hari Tanggal Waktu Aktivitas


ke- (jam/menit)

1 26 Desember 2019 30 menit Senam mandiri

2 27 Desember 2019 30 menit Senam mandiri

3 28 Desember 2019 30 menit Senam mandiri

4 29 Desember 2019 60 menit Senam bersama di kampong

5 30 Desember 2019 - -

6 31 Desember 2019 30 menit Senam mandiri

7 1 Januari 2020 30 menit Senam mandiri


51

FORMULIR AKTIVITAS SEHARI-HARI/OLAHRAGA

Nama Responden : Ny. S

Hari Tanggal Waktu Aktivitas


ke- (jam/menit)

1 26 Desember 2019 30 menit Jalan-jalan/lari kecil

2 27 Desember 2019 30 menit Jalan-jalan/lari kecil

3 28 Desember 2019 30 menit Jalan-jalan/lari kecil

4 29 Desember 2019 30 menit Jalan-jalan/lari kecil

5 30 Desember 2019 30 menit Jalan-jalan/lari kecil

6 31 Desember 2019 30 menit Jalan-jalan/lari kecil

7 1 Januari 2020 - -
52

LAMPIRAN 10

FOOD DIARY (FOOD RECORDS)

No Sample :1

Nama Responden : Ny. SM

Petunjuk penulisan food diary (food records):


1. Peneliti / enumerator menuliskan lembar Food Diary mulai dari hari pertama sampai hari ke 7 dengan jadwal yang disepakati bersama.
2. Kolom “Sayur dan Buah yang Dikonsumsi” diisi dengan olahan sayuran dan buahan yang dikonsumsi responden dalam 24 jam.
3. Kolom “Jam Konsumsi” diisi dengan waktu (jam) saat responden mengonsumsi olahan sayuran dan buah-buahan tersebut.
4. Kolom “Porsi (URT)” diisi dengan jumlah porsi olahan sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi responden dalam URT (Ukuran
Rumah Tangga) seperti 1 piring, 1 mangkok, 1 gelas kecil, 1 potong, dan lain-lain.
5. Jika dalam satu hari 24 jam responden tidak mengonsumsi olahan sayuran dan buah-buahan dalam bentuk apapun, kolom hanya perlu
diisi “tidak makan buah atau sayur” sesuai dengan hari tersebut.
6. Pastikan untuk menuliskan Food Diary setiap harinya untuk mengetahui frekuensi konsumsi sayur dan buah pada responden selama 1
minggu.
7. Food Diary akan dikumpulkan kembali ke peneliti setelah program penelitian berakhir.
8. Contoh pengisian Lembar Food Records

Hari Ke- Tanggal Buah dan Sayur yang Dikonsumsi Jam Konsumsi Porsi (URT)
1 1 November 2019 1. Buah apel 08.00 1 buah
2. Sayur sop (wortel, kubis, kacang) 12.00 1 mangkok kecil
3. Es buah (semangka, nanas, papaya, buah naga 16.00 1 gelas
53

Hari Ke- Tanggal Buah dan Sayur yang Dikonsumsi Jam Konsumsi Porsi (URT)

1 26 Desember 2019 1. Pisang 10.00 1 buah


2. Oseng sawi 08.00, 12.30 5 sdm

2 27 Desember 2019 1. Rambutan 14.00 5 buah


2. Sayur manisah 11.00 1 mangkok kecil

3 28 Desember 2019 1. Apel 16.00 1 buah


2. Sayur bening bayam 10.30, 17.15 1 mangkok kecil

4 29 Desember 2019 1. Es campur (semangka, melon) 11.00 1 gelas


2. Urap-urap (kacang panjang, sawi) 08.00, 16.30 6 sdm

5 30 Desember 2019 1. Pisang 10.00 1 buah


2. Sayur sop (wortel, kubis, kentang) 12.30, 17.30 1 mangkok kecil

6 31 Desember 2019 1. Semangka 15.30 1 iris


2. Oseng kacang panjang 08.45, 17.15 3 sdm

7 1 Januari 2020 1. Jeruk 08.30 1 buah


2. Sayur asem (jagung, kacang panjang, tomat, 12.30, 17.30 1 mangkok kecil
manisah)
54

LAMPIRAN 10

FOOD DIARY (FOOD RECORDS)

No Sample :2

Nama Responden : Ny. S

Petunjuk penulisan food diary (food records):


1. Peneliti / enumerator menuliskan lembar Food Diary mulai dari hari pertama sampai hari ke 7 dengan jadwal yang disepakati bersama.
2. Kolom “Sayur dan Buah yang Dikonsumsi” diisi dengan olahan sayuran dan buahan yang dikonsumsi responden dalam 24 jam.
3. Kolom “Jam Konsumsi” diisi dengan waktu (jam) saat responden mengonsumsi olahan sayuran dan buah-buahan tersebut.
4. Kolom “Porsi (URT)” diisi dengan jumlah porsi olahan sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi responden dalam URT (Ukuran
Rumah Tangga) seperti 1 piring, 1 mangkok, 1 gelas kecil, 1 potong, dan lain-lain.
5. Jika dalam satu hari 24 jam responden tidak mengonsumsi olahan sayuran dan buah-buahan dalam bentuk apapun, kolom hanya perlu
diisi “tidak makan buah atau sayur” sesuai dengan hari tersebut.
6. Pastikan untuk menuliskan Food Diary setiap harinya untuk mengetahui frekuensi konsumsi sayur dan buah pada responden selama 1
minggu.
7. Food Diary akan dikumpulkan kembali ke peneliti setelah program penelitian berakhir.
8. Contoh pengisian Lembar Food Records

Hari Ke- Tanggal Buah dan Sayur yang Dikonsumsi Jam Konsumsi Porsi (URT)
1 1 November 2019 4. Buah apel 08.00 1 buah
5. Sayur sop (wortel, kubis, kacang) 12.00 1 mangkok kecil
6. Es buah (semangka, nanas, papaya, buah naga 16.00 1 gelas
Hari Ke- Tanggal Buah dan Sayur yang Dikonsumsi Jam Konsumsi Porsi (URT)

1 26 Desember 2019 3. Jus jambu 12.30 1 gelas


4. Sayur botok (jamur, kemangi) 10.00 5 sdm
5. Sayur bening kacang panjang 18.30 1 mangkok kecil

2 27 Desember 2019 3. Buah pir 11.00 1 buah


4. Sayur bening bayam 13.00 1 mangkok kecil

3 28 Desember 2019 3. Pisang 10.00 1 buah


4. Sayur sop (wortel, kubis, kentang) 08.30, 18.30 1 mangkok kecil

4 29 Desember 2019 3. Semangka 13.00 1 iris


4. Sayur bening kacang panjang 07.00, 16.30 1 mangkok kecil

5 30 Desember 2019 3. Pisang 09.00 2 buah


4. Oseng sawi 11.00, 17.00 5 sdm

6 31 Desember 2019 3. Buah pir 18.00 1 buah


4. Urap urap (sawi, kecambah) 06.30, 11.00 6 sdm

7 1 Januari 2020 3. Pisang 08.30 1 buah


4. Sayur bening bayam 07.00, 16.00 1 mangkok kecil

Anda mungkin juga menyukai