Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA


DENGAN HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH


STUDI LITERATUR

OLEH:
WIJI ANGGORO
NIM. 17160042

AKADEMI KEPERAWATAN TK III MANADO


JUNI 2020
PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA
DENGAN HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH


STUDI LITERATUR

Diajukan
Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Pendidikan program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH:
WIJI ANGGORO
NIM . 17160042

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


JUNI 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diajukan oleh :


Nama : Wiji Anggoro
Nim : 17160042
Judul : Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi.
Telah diterima dan disetujui oleh tim pembimbing Karya Tulis Ilmiah Akademi
Keperawatan Rumkit TK III Manado sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
pendidikan Diploma III

Telah di setujui oleh :


Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Yogo Budi P, S.Kep.,Ns.,M.kep Stendy Ali,S.Kom


NIDN. 0925068803 NUPN…

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


JUNI 2020

LEMBAR PENGESAHAN

ii
Karya Tulis Ilmiah Akhir ini telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Ujian
Akhir Akademi Keperawatan Rumkit Tk. III Manado sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan pendidikan Diploma III

Ketua Penguji

Ns.Vonny Y.Mewo,S.Kep
NIDK

Anggota Penguji

Dwi Yogo Budi P, S.Kep.,Ns.,M.kep Stendy Ali,S.Kom


NIDN. 0925068803 NUPN

Mengetahui:
Direktur Akper Rumkit Tk. III Manado

dr. Bambang Setiawan


Penata Tk. I III/d NIP 197801302009121001

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


JUNI 2020

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
hanya dengan Rahmat dan Kasih-Nyalah sehinggah penulis dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-
IIIkeperawatan diAkper Rumkit Tk. III Manado.Adapun judul Karya Tulis Ilmiah
Studi Literatur ini adalah ” Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi “
Dalam penyusunan penulisan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak kesulitan
dan hambatan yang penulis hadapi, Tapi Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa
penulis bisa menyelesaikan karena bimbingan dari para pembimbing dan arahan dari
berbagai pihak. Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis perlu adanya masukan atau sarana dari semua pihak serta pembaca
sekalian, demi kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ini. Karena itu kesempatan ini penulis
mengucapkan Terima Kasih Kepada :
1. Ketua Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada Sulut Ibu Tinneke
Tandipajung.,S.Kep.,M.M yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Rumkit Tk III Manado.
2. Direktur Akper Rumkit Tk III Manado, dr. Bambang Setiawan sekaligus
Ketua Sidang yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan,
arahan dan petunjuk penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Pembimbing I Ns. Dwi Yogo Budi Prabowo M.Kep yang telah meluangkan
waktu dan memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Pembimbing II Stedly Ali, S.Kom yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini.

iv
5. Penguji Ns.Vonny Y.Mewo,S.Kep yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Pembimbing Akademik saya Ns.Heyne F.Kereh,S.Kep.,M.M yang selalu
membimbing dan memberikan motivasi selama kuliah.
7. Seluruh dosen dan staf Akper Rumkit Tk III Manado yang telah memberikan
arahan dan bimbingan bagi penulis selama mengikuti pendidikan.
8. Ayah (Nyoman Kartana), Ibu (Sulastri Damopolii), Kakak saya Wayan aulia
arsita rahman, Adik Nyoman salsabilah rahman yang sangat banyak
memberikan bantuan moril, materil, arahan dan selalu mendoakan
keberhasilan dan keselamatan selama menempuh pendidikan.
9. Almamater angkatan XVI ‘Grenlass” Akademi Keperawatan Rumkit Tk III
Manado yang berjuang bersama-sama kuliah dan saling memotifasi.
10. Semua pihak yang telah membantu, memotivasi, serta memberikan semangat
pada penulis kiranya Allah SWT yang akan membalas semua kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan sehingga
penulis perlu adanya masukan atau saran yang membangun dari semua pihak serta
pembaca sekalian, demi kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ini.

Manado, Juni 2020


Penulis

Wiji Anggoro
NIM. 17160042

v
Akademi Keperawatan Rumkit Tk. III Manado
Program Studi Diploma Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah, 2020

ABSTRAK

Wiji Anggoro
Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
dengan Hipertensi
33 Halaman + 1 Tabel + 3 Gambar + 3 Lampiran
WHO (World Health Organization) memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia
di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus meningkat hingga 2
miliar orang di tahun 2050. Hipertensi adalah penyakit yang paling banyak derita oleh
lansia di Indonesia dibuktikan dengan hasil Risekesdas 2013 tentang 10 masalah
kesehatan lansia yang tercantum di Infodatin lansia bahwa penyakit hipertensi
menempati urutan nomor satu sebagai penyakit lansia. Terapi non farmakologis
menjadi hal yang penting dilakukan pada penderita hipertensi, salah satu terapi yang
dapat dilakukan adalah terapi relaksasi otot progresif. Tujuan dalam studi literatur ini
untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi. Metode yang digunakan studi literatur.Studi
literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan
yang ditemukan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengunakan studi literature. Teknik”pengumpulan data”dalam”penelitian ini yaitu
mengggunakan penelitian kepustakaan. Peneliti melakukan analisis dengan
menginteretasikan literatur yang telah ditemukan dengan membandingkan temuan
dalam literature dengan teori. Berdasarkan hasil penelitian studi literature di atas
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
Kata Kunci : relaksasi otot progresif, hipertensi, lansia
Kepustakaan : 21 (2015-2020)

vi
Academy Rumkit Nursing III Manado
Nursing Diploma Study Programs
Scientific Papers, 2020

ABSTRACT

Made Putrayasa Rahman


Relationship of Family Functions Against Adolescent Smoking Behavior
33 Pages + 1 Tables + 3 Pictures + 3 Appendices
WHO (World Health Organization) estimates that by 2025 the number of
elderly people worldwide will reach 1.2 billion people which will continue to increase
to 2 billion people in 2050. Hypertension is the most common disease suffered by the
elderly in Indonesia as evidenced by the results of the 2013 Risekesdas 10 health
problems for the elderly are listed in the elderly Infodatin that hypertension is the
number one disease of the elderly. Non-pharmacological therapy is important for
people with hypertension, one of the therapies that can be done is progressive muscle
relaxation therapy. The aim of this literature study was to determine the effect of
progressive muscle relaxation on blood pressure reduction in the elderly with
hypertension. The method used is literature study. Literature study is looking for
theoretical references that are relevant to the cases or problems found. This type of
research used in this research is to use literature study. The technique of "data
collection" in "this study is to use literature research. The researcher conducted an
analysis by interpreting the literature that had been found by comparing the findings
in the literature with the theory. Based on the results of the literature study above, it
can be concluded that there is an effect of progressive muscle relaxation on lowering
blood pressure in elderly people with hypertension

Keywords: progressive muscle relaxation, hypertension, the elderly


Literature: 21 (2015-2020)

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
ABSTRAK..................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................3
D. Manfaat...................................................................................................3
BAB II TINJUAN PUSTAKA.....................................................................................5
A. Landasan Teori........................................................................................5
B. Kerangka Teori......................................................................................16
C. Kerangka Konsep..................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................18
A. Studi Literatur.......................................................................................18
B. Pengumpulan Data................................................................................18
C. Tahapan Literatur Review.....................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................21
A. Hasil Penelitian.....................................................................................21
B. Pembahasan...........................................................................................29
BAB V PENUTUP ....................................................................................................31
A. Kesimpulan...........................................................................................31
B. Saran......................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................32
CURICULUM VITAE...............................................................................................33
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori..........................................................................................17
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian.....................................................................18

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Kerangka Teori.............................................................................................23

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah bagian dari proses pertumbuhan. Danmanusia tidak secara
tiba – tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnya menjadi tua. Dalam hal ini adalah kondisi normal, dengan perubahan
fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada
saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Dalam setiap
proses kehidupan pasti akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Di keadaan ini seseorang akan
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap.(1)
Lansia termasuk tahap lanjut darisuatu proses kehidupan yang ditandai
dengan berkurangnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan.Penurunan kemampuanberbagai organ tubuh, fungsi dan sistem tubuh
bersifat alamiah atau fisiologis.(2)Lansia beresiko tinggi terhadap penyakit-
penyakit degeneratif, contohnyaPenyakit Jantung Koroner ( 32% ), hipertensi
(31,7%), diabetes mellitus (14,4%), stroke (15,4%), kanker (12,2%) dan cedera
(7,5%) (Menkes, 2012). Salah satu penyakit yang sering di diderita oleh lansia
adalah hipertensi, karena tidak memperhatikan pola hidup serta diet tinggi garam
atau kandungan lemak sehingga dapat berkembangnya penyakit hipertensi(3)
WHO (World Health Organization) memperkirakan tahun 2025 jumlah
lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus meningkat
hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Dari data WHO juga memprediksi 75%
populasi lansia di dunia pada tahun 2025 berada di negara berkembang.Menurut
Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization) mencatat pada tahun
2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus hipertensi, kemungkinan menjadi 1,15
milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29 % dari total penduduk dunia dan sekitar
80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi khususnya di negara-negara berkembang.(4)

1
Hipertensi adalah penyakit yang paling banyak derita oleh lansia di
Indonesia dibuktikan dengan hasil Risekesdas 2013 tentang 10 masalah kesehatan
lansia yang tercantum di Infodatin lansia bahwa penyakit hipertensi menempati
urutan nomor satu sebagai penyakit lansia yaitu dengan prevalensi usia 55-64
tahun sebanyak 45,9%, usia 65-74 tahun sebanyak 57,6% dan usia 75 tahun
keatas sebanyak 63,8% dan di Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi pada lansia
meningkat, usia 55-64 tahun menjadi 55,2%, usia 65-74 tahun menjadi 63,2% dan
usia 75 tahun keatas menjadi 69,5%.
Hipertensi merupakan suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan
darah naik di atas tekanan darah yang disepakati normal. Nilai sistolik >140
mmHg,nilai sistolik >90 mmHg. Tekanan darah tinggi termasuk dalam pembunuh
gelap/silent killer karena salah satu penyakit paling mematikan di dunia dan
kebanyakan penderita hipertensi bertahun-tahun tidak merasakan sesuatu
gangguan atau gejala.(2)(5)(6)
Pengobatan hipertensi terbagi 2 terapi yaitu terapi farmakologis dan
nonfarmakologis. Terapi non farmakologis menjadi hal yang penting dilakukan
pada penderita hipertensi, salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi
relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif adalah teknik sistematis untuk
mencapai keadaan relaksasi yang dikembangkan oleh Edmund Jacobson.(7)Teknik
relaksasi otot progresif adalah dengan cara memusatkan perhatian pada suatu
aktifitas otot dalam tubuh, dengan mengidentifikasi otot di dalam tubuh yang
tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi
untuk mendapakan perasaan relaks.(2)
Menurut penelitian menunjukkan adanya pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap turunnya tekanan darah pada pasien hipertensi dengan mengunakan uji
Mann Whitney.(8)Dari penelitian yang lainnya menyebutkan adanya perbedaaan
tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi primer setelah dilakukan latihan
relaksasi otot progresif, namun pada tekanan diastolik tidak terjadi perbedaan
tekanan darah yang signifikan setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif.
Tekanan darah diastolik tidak mengalami penurunan yang signifikan karena

2
tekanan darah diastolik bersifat stabil dan sedikit menurun seiring bertambahnya
usia.(9)Berdasarkan hal tersebut peneliti sangat tertarik untuk melakukan studi
literatur tentang pengaruh relaksasi otot progresif dengan penurunan tekanan
darah pada Lansia dengan Hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini


apakah ada pengaruh antara relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi

C. Tujuan

Tujuan dalam studi literature ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot
progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam keperawatan tentang tindakan
mandiri keperawatan yaitu terapi relaksasi progresif dapat digunakan dalam
menurunkan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi
2. Manfaat Praktis
a. Lansia
Diharapkan lansia yang mengalami hipertensi dapat melakukan Relaksasi
otot progresif sesusai dengan kemampuan sehingga dapat membantu
dalam menurunkan tekanan darah.

b. Institusi Pendidikan

3
Sebagai bahan literatur dalam kegiatan proses belajar mengajar mengenai
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi
c. Peneliti selamnjutnya
Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada objek yang berbeda
atau variable yang berbeda misal pada hipertensi kehamilan ataupun
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kecemasan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Lanjut Usia


a. Definisi
1) Berdasarkan definisi secara umum, seseorang disebut lansia apabila
masuk dalam golongan usia 60 tahun ke atas,baik pria maupun wanita.
(10)

2) Departeman kesehatan RI menyebutkan berusia lanjut usia yaitu


dimulai dari usia 55 tahun keatas.(11)
3) Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan seseorang
dikatakan usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun
b. Batasan Umur Lanjut Usia
Batasan-batasan umur lanjut usia mencakup :(10)
1) Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab I pasal 1
ayat II yang berbunyi “yang dimaksut lanjut usia yaitu seseorang yang
mencapai usia 60 tahun keatas”
2) Menurut WHO:
a) Usia pertengahan : 45- 59 tahun
b) Lanjut usia : 60- 74 tahun
c) Lanjut usia tua : 75- 90 tahun
d) Usia sangat tua : diatas 90 tahun
c. Perubahan yang terjadi pada lansia
Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya adalah
perubahan fisik,intelektual, dan keagamaan(12)
1) Perubahan Fisik
a) Sel
Saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
berubah, seperti berkurangnya proposi protein di otak, otot, ginjal,

5
darah dan hati ,jumlahnya sel yang menurun ,ukuran lebih besar
sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu
b) Sistem persyarafan
Perubahan keadaan sytem persyarafan pada lansia seperti
mengecilnya syaraf pada panca indra
c) Sistem gastrointestinal
Pada sistem ini lansia akan menurun produksi air liur
(Saliva),menurunnya selera makan ,gerak paristaltic usus juga
menurun dan seringnya terjadi konstipasi
d) Sistem genitourinaria
Pada sistem ini pengecilan pada ginjal dan menyebabkan
menurunnya aliran darah ke ginjal.
e) Sistem musculoskeletal
Pada sistem ini keadaan tulang akan lebih pendek, kehilangan
cairan, makin rapuh, tendon mengerut dan persendian kaku.
f) Sistem Kardiovaskuler
Pada sistem ini keadaan lansia akan menurun denyut jantungnya,
katup jantung akan kaku akibat dari akumulasi lipid dan lebih
tebal, mengalami pompa darah yang menurun dan ukuran jantung
secara keseluruhan menurun.
2) Perubahan Intelektual
proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak
seperti perubahan intelegenita Quantion (IQ) yaitu fungsi otak kanan
mengalami penurunan sehingga lansia akan mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi nonverbal, pemecehan masalah, konsentrasi dan
kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan yang lain adalah
perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka seorang
lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikan
kepadanya sehingga kemampuan untuk mengingat pada lansia juga
menurun.(12)

6
3) Perubahan Keagamaan
Menurut Maslow dalam Mujahidin (2012),Dalam keadaan lansia
bertambahnya usia menjadi lansia akan meninggalkan dunia ,dan pada
umumnya dalam keadaan ini akan semakin rajin, teratur dalam
kehidupan keagamaannya.(12)

2. Hipertesi pada lansia


Hipertensi juga disebut peyakit tekanan darah tinggi yaitu kondisi terdapat
terhambat suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan dikarenakan ada gangguan pada
pembuluh darah. Sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit
kardiovaskular, gagal jantung dan infeksi. TDD (tekanan darah diastolik)
terjadi peningkatan seiring dengan TDS sampai usia sekitar 55 tahun, dan
TDS (tekanan darah sistolik) terjadi peningkatan sesuai dengan peningkatan
usia.(13)
a. Klasifikasi Hipertensi
1) Hipertensi Essensial/Primer
Hipertensi esensial yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan tapi
dapat dikontrol ,penyebabnya tidak jelas dan termasuk 90%
dialamipleh pengidap penyakit hipertensi di seluruh dunia, dan
munculnya penyakit ini karena interaksi antara faktor-faktor resiko
tertentu atau di sebut penyakit multifaktoral.
Gaya hidup modern menjadi penyebab utama hipertensi, situasi penuh
tekanan dan stress menjadi penyebab di gaya hidup modern dan dalam
keadaan tertekan , terjadi peningkatan darah disebabkan adrenalin dan
kortisol dilepaskan ke aliran darah . K urangnya olahraga dan
berusaha mengatasi dengan merokok, pola makan yang salah dan berat
baadan yang berlebihan merupakan gaya hidup yang dapat munculnya
resiko hipertensi.(14)

2) Hipertensi Sekunder

7
Hipertensi ini sebab atau gejalanya dapat diketahui, diabetes, jantung
koroner, kelainan sistem saraf pusat. Dan sekitar 5% pasien hipertensi
mengalami hipertensi sekunder ini. (14)
b. Gejala Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak memperlihatkan gejala. Dan
sering terjadi kesalahan pemikiran pada masyarakat bahwa penderita
hipertensi merasakan adanya gejala penyakit. Sakit kepala, nafas pendek,
nyeri dada, pusing, epistaksis, dan palpitasi adalah gejala yang sering
muncul saat menderita hipertensi. Jika diabaikan gejala itu akan berakibat
bahaya, tapi bukan sebagai tolak ukur keparahan dari penyakit hipertensi.
(14)

c. Faktor Resiko Hipertensi


Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu(15)
1) Tidak dapat diubah:
a. Keturunan
Faktor keturunan termasuk dalam faktor yang tidak dapat diubah.
Karena dalam suatu keluarga, orang tua mengidap penyakit
hipertensi kemungkinan besar keturnan/anak-anaknya akan
mengidap hipertesi juga. Dan pada sebuah penelitian mendapati
ada suatu gen yang menurunkan masalah tekanan darah tingi.
b. Usia
Faktor usia juga termasuk dalam golongan faktor yang tidak dapat
diubah. Tekanan darah tinggi juga disebabkan oleh bertambahnya
usia dan regulasi hormon yang berbeda.
2) Dapat diubah
a. Konsumsi garam
Tubuh dapat menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah
disebabkan terlalu banyak garam (sodium).

b. Kolesterol

8
Keadaan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, dan
menyebabkan penyempitan pembuluh darah, pada akhirnya terjadi
tekanan darah tinggi karena disebabkan kandungan lemak yang
berlebihan dalam darah.
c. Kafein
Pada setiap cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, dan
kafein terbukti meningkatkan tekanan darah dari 5-10 mmHg.
d. Alkohol
Meningkatnya tekanan darah dapat disebabkan alkohol karena
dapat merusak jantung dan pembuluh darah.
e. Obesitas
Dalam keadaan berat badan diatas ideal sampai 30%, dapat
menjadi penyebab sakit hipertensi.
f. Kurang olahraga
Kurangnya kesadaran untuk melakukan olahraga dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat.
g. Stress
Stress yaitu dalam kondisi emosi tidak stabil , yang menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Dalam kondisi stress telah stabil
maka tekanan darah akan kembali stabil.
h. Kebiasaan merokok
Kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan pelepasan katekolamin,
yang mengakibatkan iritabilitas miokardial, vasokontriksi dapat
meningkatkan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung.
i. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Dalam penggunaannya dengan mekanisme renin-aldosteron-
mediate volume expansion, dan menghentikan penggunaannya
dapat menurunkan tekanan darah kembali ke stabil

d. Patofisiologi

9
Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa rerjadi melalui beberapa
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturanya
dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya
dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut,
dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat
pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola) untuk
sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon
didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari
dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.(4)
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari
sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui
beberapa cara: jika tekanan darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan
garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan
mengembalikan tekanan darah normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal
akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah
bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ
peting dalam mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit

10
dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan
cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekwensinya ,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume secukupnya),
mengakibatkan penurunan curah jantunng dan meningkatkan tahanan
perifer(4)
e. Komplikasi
Komplikasi hipertensi dapat menyebabkan sebaga berikut(4) :
1) Stroke
Penyakit ini dapat timbul dikarenakan pendarahan tekanan tinggi pada
otak, pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi disebabkan
embolus yang terlepas. Saat aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang disebabkan oleh arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal. Saat arteri
otak megalami anterosklerosis dapat menjadi lemah, sakit kepala
secara tiba-tiba, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan, tidak sadarkan diri secara mendadak dan seperti orang
bingung atau bertingkah laku seperti orang mabuk.

2) Infrak miokard

11
Dapat terjadi apabila terbentuk trombus yang dapat menghambat aliran
darah melalui pembuluh darah tersebut, atau arteri koroner yang
arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium.
Proses kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi
dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infrak yang
terjadi pada hipertesi kronik dan hipertensi vertikal.
3) Gagal ginjal
Gagal ginjal ini dapat terjadi jika terdapat kerusakan progesif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, nefron akan terganggu,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal diakibatkan adanya
kerusakan pada glomerolus. Gangguan ini dapat menyebabkan
kematian ke pasien yang mengalami sakit. Akibat kerusakan pada
glomerolus dapat juga menyebabkan protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, dan edema yang
sering dijumpai pada hipertensi kronik.
4) Edema adalah keadaan dimana ketidakmampuan jantug dalam
memompa darah yang kembalinya ke jantung dengan cepat dengan
mengakibatkan cairan akan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain,
timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak, dan cairan di
paru-paru menyebabkan sesak napas. Peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke dalam ruangan intersentrum di seluruh saraf
pusat disebabkan tekanan yang tinggi. Neuronneuron disekelilingnya
akan kolap dan terjadi koma.

f. Penatalaksanaan

12
Penatalaksanaan hipertensi berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3
bagian, sebagai berikut:(16)
1) Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan dengan terapi non-farmakologi yaitu dengan tekhnik
tanpa obat-obatan yang di terapkan pada hipertensi. Dan menggunakan
cara kebiasan pola hidup,seperti :
a) Pembatasan natrium dan asupan garam.
b) Menjaga berat badan tetap ideal.
c) Membiasakan olahraga secara teratur/rutin.
d) Menghindari minum-minuman beralkohol.
e) Berusaha mengurangi kebiasaan merokok.
f) Berfikir tenang akan terhindar dari stres.
g) Melakukan latihan Relaksasi
2) Terapi farmakologi (terapi dengan obat)
Terapi ini yang dilaksanakan dengan obat-obatan menjadi hal yang
penting. Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain obat-obatan
golongan betabloker, penghambat konfersi enzim angiotensi, diuretik
dan antagonis klasium.
a) Diuretik
Termasuk obat anti hipertensi yang dapat merangsang keluarnya
garam dan air. Dengan mengkonsumsi obat ini akan terjadi proses
pengurangan jumlah cairan yang terdapat di pembuluh darah dan
dapat menurunkan tekanan di dinding pembuluh darah.
b) Beta bloker
Berfungsi mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dan mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah.

c) ACE-inhibitor

13
Berfungsi mencegah proses penyempitan dinding pembuluh darah
agar bisa mengurangi tekanan di pembuluh darah dan dapat
menurunkan tekanan darah.
d) Ca bloker
Berfungsi merelaksasikan pembuluh darah dan mengurangi
kecepatan jantung.
3. Terapi Relaksasi Otot Progresif
a. Definisi
Relaksasi otot progesif (Progesive Muscle Relaxtation) yaitu proses
mengurangi tekanan darah tinggi dengan penanganan non medis, dengan
cara melemaskan otot-otot dan gerakan mengencangkan pada satu bagian
tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik
dan dilakukan secara berturut-turut pada bagian lokasi otot yang tegang,
agar kita merasakan hilangnya ketegangan bagian dari respon kecemasan
dengan benar.(17)
b. Tujuan Relaksasi Otot Progresif
Tujuan dari teknik ini adalah.(18) :
1) Dapat memperbaiki proses kemampuan untuk mengatasi stres.
2) Dapat meningkatkan gelombang alfa pada otak yang terjadi pada klien
yang tidak memfokuskan perhatian seperti relaks dan klien sadar.
3) Dapat membangun emosi positif dari keadaan emosi negatif.
4) Dapat menurunkan ketegangan nyeri leher, otot, kecemasan dan
punggung, frekuensi jantung, laju metabolic dan tekanan darah tinggi.
5) Dapat mengurangi distritmia jantung,kebutuhan oksigen.
6) Dapat meningkatkan konsentrasi dan kebugaran.
7) Dapat mengatasi depresi, spasme otot, insomnia, gagap ringan dan
kelelahan.

c. Mekanisme Kerja Relaksasi otot progresif

14
Mekanisme kerja ini dapat menurunkan tekanan darah pasien yang
mengidap hipertensi, karena kecemasan yang mengakibatkan ketegangan
otot yang mengirimkan stimulus ke otak dan membuatb jalur bolak-balik.
Dan saat kecemasan terjadi akan menutup jalur umpan balik antara otot-
otot dan pikiran. Relaksasi ini dapat menghambat dengan cara
mengaktivasi kerja sistem saraf parasimpatis untuk memperkuat sikap
positif sehingga rangsangan stres terhadap hipotalamus berkurang.(19)
d. Manfaat Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi otot progesif termasuk dalam intervensi keperawatan untuk
meningkatkan kenyamanan fisik. Relaksasi adalah bentuk mind-body
theraphy yang termasuk terapi alternatif dan komplementer
(Complementary and Alternative Theraphy) (CAM). Terapi komplementer
termasuk pengobatan tradisional yang terbukti dan dapat digunakan
sebagai pendamping terapi konvensional/medis, bisa juga dilaksankan
bersamaan dengan terapi medis sekaligus. Terapi otot progesif sangat
berguna untuk hipertensi primer karena dapat menurunkan tekanan darah
sistolik, menurunkan denyut nadi, kecemasan pada pasien hipertensi
primer. Dalam pelaksanaannya relak sasi otot progesif selama 30 menit
bisa menurunkan rata-rata nadi 2.35 x/menit, pada tekanan darah sistolik
5.54 mmHg dan tekanan darah diastolic sebesar 3.48 mmHg.(18)
Dalam beberapa penelitian yang menggunakan PMR pada beberapa
populasi dengan pengaruh fisiologi yang menguntungkan, daspat
menurunkan denyut nadi, tekanan diastolik, sistolik, sakit kepala,
frekuensi pernafasan, frekuensi serangan kejang (pada pasien epilepsi),
meningkatkan sekresi saliva immunoglobulin A pada pasien yang
merasakan nyeri orafacial,menurunkan depresi dan kecemasan dengan
meningkatkan kontrol diri. PMR dapat bekerja dengan memperbaiki
feelings of control pada asma dan mengatasi gangguan perilaku dan
masalah psikiatrik yang disebabkan oleh penyakit Azlzheimer.(18)

15
B. Kerangka Teori

Faktor Penyebab
Hipertensi
Tidak dapat
diubah
Keturunan Penatalaksanaan
Usia Farmakologi : Obat-
Dapat diubah Hipertensi obatan
Merokok Non Farmakologi
Stressss Pembatasan asupan
Kolestrol garam dan natrium
Konsumsi garam Menurunkan berat
Alcohol badan sampai batas
Obesitas ideal
Kurang Olahraga Olahraga secara
teratur
Mengurangi / tidak
minum-minuman
beralkohol
Mengurangi/ tidak
merokok
menghindari stresss
menghindari
obesitas
Latihan Relaksasi

Relaksasi otot Progresif

Penurunan Tekanan Darah


Gambar 1. Kerangka Teori

16
C. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep menyatakan bahwa kerangka konsep akan menghubungkan


secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara variabel independen
dengan variabel dependen(20). Variabel independent dalam penelitian ini adalah
relaksasi otot progresif dan variable dependent dalam penelitan ini adalah tekanan
darah

Variabel Confounding Faktor Penyebab


Hipertensi
a. Tidak dapat
diubah
1) Keturunan
2) Usia
b. Dapat diubah
1) Merokok
2) Stressss
3) Kolestrol
4) Konsumsi
garam
5) Alcohol
6) Obesitas
7) Kurang
Olahraga

Variabel independent Variabel dependent

Relaksasi Otot Tekanan Darah pada lansia


Progresif dengan hipertensi

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

17
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Studi Literatur

Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku
dokumentasi, internet dan pustaka.Penelitian ini merupakan sebuah studi literatur
yang merangkum beberapa literatur yang relevan dengan tema. Penelitian ini
mengambil sumber dari jurnal – jurnal dan segala referensi yang mendukung guna
kebutuhan penelitian. Literatur yang akan digunakan dalam penelitian ini terkait
dengan pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi.

B. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang ditetapkan.(20)Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu mengggunakan penelitian kepustakaan. Penelitian dilakukan
untuk memperoleh data berupa teori-teori yang dibutuhkan peneliti dalam
melakukan penelitian. Data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian dan jurnal penelitian terdahulu sebagai media
pendukung yang diperlukan dalam penelitian ini. Data base yang digunakan
dalam pencarian jurnal penelitian yaitu google scholar

18
C. Tahapan Literatur Review

1. Identifikasi Masalah
Peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian dengan menentukan
permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini. Permsalahan dalam
penelitian ini terkait dengan pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.. Untuk itu dalam
penelitan ini peneliti menggunakan kata kunci dalam pencarian literature yaitu
relaksasi otot progresif,hipertensi, lansia.
2. Screening
Peneliti melakukan screening dari hasil identifikasi artikel yang diperoleh
dengan
Kriteria inklusi yang digunakan yaitu
a. Jurnal terbit tahun 2015-2020
b. Dapat diakses secara bebas
c. Full teks
Kriteria Eklsusi yang digunakan yaitu
Hanya berupa abstrak
3. Eligibility (Kelayakan)
Peneliti melakukan penilaian kualitas dari literature yang diperoleh dengan
menentukan bahwa literature yang telah diperoleh sesuai dengan kebutuhan
peneliti.
Kriteria inklusi yang digunakan oleh peneliti yaitu
a. Sesuai dengan judul penelitian yaitu pengaruh relaksasi progresif terhadap
peurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
b. Data peneletian tersebut merupakan data kuantitatif
Kriteria Ekslusi
a. Merupakan literature review
b. Literatur merupakan opini ataupun hanya ulasan teori

19
4. Analisa Data
Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai dengan
penilaian kualitasi data maka analisa dapat dilakukan dengan menggabungkan
semua data yang telah memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan oleh
peneliti. Penekiti melakuakn analisis dengan menginteretasikan literatur yang
telah ditemukan dengan membandingkan temuan dalam literatur dengan teori.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pencarian literature menggunakan data base google scholar dan
menggunakan kata kunci relaksasi otot progresif, tekanan darah ,hipertensi lansia
didapapatkan 3 artikel penelitian. Adapun hasil pencarian literature menggunakan
metode prisma tergambar dibawah ini.

Google Schoolar
Kriteria Inklusi
Jurnal terbit tahun 2015-2020
Dapat diakses secara bebas
Full teks
Artikel yang terientifikasi
Kriteria Eksklusi yang digunakan
n =1270
yaitu Hanya berupa abstrak
n = 291

Hasil Screening Kriteria Inklusi


n =979 Merupakan literature review
Literatur merupakan opini ataupun
hanya ulasan teori
Kriteria Ekslusi
Sesuai dengan judul penelitian yaitu
pengaruh terapi murottal terhadap
Hasil Penilaian Kelayakan kecemasan pasien pre operasi
n =21 Data penelitian tersebut merupakan
data kuantitatif
n=958

Kriteria Eklusi
Sesuai Kriteria Pasien halusinasi
n =3 n = 18

Gambar 3 Alur Pencarian Literatur

21
Tabel 1 Ekstraksi Data
No Author Judul Penelitian Metode Populasi dan Instrument Hasil
Penelitian sampel
1 Abdul Muhith,Arief Hubungan perilaku Desain Populasi sejumlah Kuesioner hasil uji Korelasi
Fardiansyah,Nurul kekerasan pasien penelitian 40 orang dengan Spearman
Mawaddah,Mulyatin dengan stress cross sampel sebanyak didapatkan hasil r =
2018 perawat di instalasi sectional. 28 orang. Teknik 0,738 p = 0,000 (p <
IPCU pengambilan 0,05), maka dapat
RSJ.DR.Radjiman sampel simple diperoleh hasil
Wedodiningrat random sampling bahwa ada
Lawang hubungan yang
bermakna antara
Perilaku Kekerasan
Pasien dengan Stres
pada perawat di
Intensive Psychiatry
Care Unit
(IPCU) RS
Dr.Radjiman
Wediodiningrat

23
Lawang.
Berdasarkan hasil
penelitian bahwa
Perilaku kekerasan
pasien di Intensive
Psychiatry Care
Unit (IPCU) RS
Dr.Radjiman
Wediodiningrat
Lawang sebagian
besar
dalam kategori
tinggi, sedangkan
sebagian besar
Perawat mengalami
stress yang sedang

2 Rauzia Azalia, Hubungan Perilaku Jenis pengambilan Kuisioner Hasil uji statistik
Juwita Saragih, Agresif Pasien penelitian ini sampel Chi Square pada

24
Ratna Idayati,2017 dengan Stres adalah menggunakan interval kepercayaan
Perawat penelitian teknik probability 95%
Rumah Sakit Jiwa analitik sampling dengan dengan nilai α =
Aceh observasional responden 0,05 menunjukkan p
dengan desain berjumlah 111 value 0,020
cross orang sehingga hipotesis
sectional penelitian diterima
yang berarti bahwa
terdapat hubungan
signifikan antara
perilaku agresif
pasien dengan stres
perawat di Rumah
Sakit Jiwa Aceh.
3 Arief Widodo, Hubungan Perilaku Jenis Pengambilan Pengumpulan Hasil penelitian
Djoko Priyono, Agresif Pasien penelitian ini sampel data menunjukan bahwa
Herman,2016 gangguan jiwa adalah menggunakan menggunakan semua responden
dengan Stres Kerja penelitian teknik purposive dua buah pernah mendapatkan
Perawat DI Ruang kuantitatif sampling kuesioner yaitu perilaku agresif
Rawat Inap Rumah observasional dengan jumlah kuesioner dari pasien dengan

25
Sakit Jiwa Provinsi analitik responden (POPAS) dan intensitas jarang
Kalimantan Barat dengan sebanyak 120 (PNJSS) sebanyak 53
pendekatan perawat responden (44,2%)
cross dan dengan
sectional intensitas sering
sebanyak 67
responden (55,8%).
Perawat yang
mengalami stres
kerja ringan
sebanyak 28
responden (23,3%),
stres kerja sedang
sebanyak 66
responden (55%)
dan stres kerja berat
sebanyak 26
responden (21,7).
Hasil analisis
statistik bivariat

26
menggunakan uji
Chi-Square pada
interval kepercayaan
95% dengan nilai α
= 0,05 menunjukan
p value 0,003
sehingga hipotesis
penelitian diterima
yang berarti terdapat
hubungan antara
perilaku agresif
pasien gangguan
jiwa
dengan tingkat stres
kerja perawat di
ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Kalimantan
Barat.

27
28
B. Pembahasan
Berdasarkah hasil analisa data yan dilakukan pada 3 jurnal penelitian yang
telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa hubungan antara perilaku kekerasan
pasien skizofrenia dengan stress perawat di rumah sakit jiwa. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Muhith,dkk (2018) yang
menyatakan bahwa terdapat terdapat hubungan yang bermakna antara Perilaku
Kekerasan Pasien dengan Stres pada perawat di Intensive Psychiatry Care
Unit (IPCU) RS Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, artinya perilaku
kekerasan yang dilakukan oleh pasien di Intensive Psychiatry Care Unit
(IPCU) RS Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang berpengaruh terhadap
tingkat stres perawat (6)
Menurut Muhith ada empat faktor penyebab stres perawat yaitu aktivitas
dalam merawat pasien, peran atasan, hubungan interpersonal, dan masalah
yang berhubungan dengan organisasi. Dari ke empat faktor tersebut, aktivitas
dalam merawat pasien dan masalah yang berhubungan dengan organisasi
menjadi penyebab stressmperawat. Aktivitas dalam merawat pasien menjadi
penyebab stres pada perawat adalah perilaku kekerasan fisik yang dilakukan
oleh pasien terhadap perawat (6)\
Penelitian Rauzia Azalia (2017) juga menyatakan bahwa bahwa terdapat
hubungan signifikan antara perilaku agresif pasien dengan stres perawat di
Rumah Sakit Jiwa Aceh. Perilaku agresif merupakan suatu ancaman baik bagi
kesehatan fisik dan psikologis perawat. Perawat cenderung menjadi korban
dalam perilaku kekerasan pasien. Perawat harus menghadapi kekerasan baik
verbal maupun fisik yang terjadi hampir setiap hari. dampak yang dirasakan
oleh perawat setelah menangani pasien dengan perilaku agresif dapat berupa
dampak negatif sehingga diperlukan keterampilan profesional dalam
mengelola pasien dengan perilaku agresif. Tingginya angka kekerasan pasien
dianggap sebagai penyebab tingginya tingkat stres perawat. Hal ini sesuai
dengan temuan Taylor dan Baring dalam Elita, dalam sebuah penelitian
kualitatif menyatakan salah satu sumber stres bagi perawat jiwa terjadi karena
ketidaknyamanan lingkungan pekerjaan dan tingginya beban kerja.(6)Hasil
penelitian Dawkins et al dalam Olatunde and Odusanya yang melakukan

29
penelitian di rumah sakit jiwa menyatakan bahwa ancaman kekerasan fisik
merupakan situasi yang menyebabkan stres bagi perawat. Hal senada juga
disampaikan oleh Grath et al yang mengatakan bahwa salah satu kondisi yang
menyebabkan stres pada perawat adalah merawat pasien dengan perilaku
kekerasan dan menyerang (5)
Penelitian oleh Arief Widodo (2016) menunjukan hasil hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara perilaku agresif pasien
gangguan jiwa dengan tingkat stres kerja perawat, hal ini dimungkinkan
karena perilaku agresif dari pasien gangguan jiwa merupakan salah satu
penyebab stress kerja (stressor) pada perawat seperti yang dikemukakan oleh
Yada et al (2016) yang menyatakan bahwa stressor yang dapat membuat stress
pada perawat jiwa terbagi atas 4 penilaian yaitu kemampuan dari perawat,
sikap pasien, sikap atasan, serta komunikasi. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan stres pada perawat jiwa yaitu sikap dari pasien kepada perawat
itu sendiri (27)

30
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian studi literatur terdapat 3 jurnal penelitian tentang
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi yang menyatakan bahwa ada pengaruh relaksasi otot
progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi

B. Saran
1. Lansia
Penelitian ini dapat digubakan untuk lansia yang mengalami hipertensi
dapat melakukan Relaksasi otot progresif sesusai dengan kemampuan
sehingga dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah.
2. Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literatur dalam kegiatan
proses belajar mengajar mengenai pengaruh relaksasi otot progresif
terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
C. Peneliti selamnjutnya
Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada objek yang berbeda
atau variable yang berbeda misal pada hipertensi kehamilan ataupun
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kecemasan

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah ML. Ilmu Keperawatan Lanjut Usia. Ilmu Graha; 2011.

2. R. PD. Penyakit Penyakit yang Mematikan. Purwanto, editor. Yogyakarta:


Nuha Medika; 2013.

3. Muhammad dan N. Tanya-Jawab Kesehatan Harian Untuk Lansia.


Yogyakarta: Tunas Publishing; 2012.

4. Triyanto E. Pelayanan keperawatan bagi penderita hipertensi secara


terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014.

5. Kowalski RE. Terapi Hipertensi program 8 minggu. Bandung: Qonita;


2010.

6. Ardiansyah M. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press;


2012.

7. Suprihatin. Modul Progressive Muscle Relaxation (PMR) Perilaku


Kekerasan. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 2011.

8. Khasanah. D.A. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Wanita Lanjut Usia Dengan Hipertensi
Primer Di Posyandu Lansia Peduli Insani Mendungan. FIK Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2017.

9. Azizah SNUR. Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer Di Dusun
Gondang. FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015.

10. Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:


Salemba Medika; 2010.

11. Indriana Y. Gerentologi dan Progeria. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2012.

12. Khalid M. Keperawatn Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2012.

13. Suoth M, Bidjuni H, Malara RT, Studi P, Keperawatan I, Kedokteran F, et


al. Hubungan Gaya Hidup dengan kejadian hipertensi di Puskesmas
Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa. 2014;2.

14. Weber MA, Schiffrin EL, White WB, Mann S, Lindholm LH, Kenerson
JG, et al. Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension
in the Community: A Statement by the American Society of Hypertension
and the International Society of Hypertension Clinical Practice Guidelines
for the Management of Hypertension in the Community: A Statement by
the American Society of Hypertension and the International Society of

32
Hypertension Weber et al. J Clin Hypertens. 2014;16(1):14–26.

15. Fauzi I. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat,
Diabetes & Hipertensi. Yogyakarta: Araska; 2014.

16. Junaedi, Edi., Sufrida Y., dan Gusti, Mira R. Hepertensi Kandas Berkat
Herbal. Jakarta: F.Media; 2013.

17. Rochmawati DH. Teknik relaksasi progresif untuk menurunkan kecemasan.


2012;

18. Chen WC, Chu H, Lu RB, Chou YH, Chen CH, Chang YC, et al. Efficacy
of progressive muscle relaxation training in reducing anxiety in patients
with acute schizophrenia. J Clin Nurs. 2009;18(15):2187–96.

19. Varvogli L, Darviri C. Stressss management techniques: Evidence-based


procedures that reduce stressss and promote health. Heal Sci J.
2011;5(2):74–89.

20. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2014.

21. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta;


2010.

33
CURICULUM VITAE

A. BIODATA

Nama : Lesly Paula Sepang

Nim : 18010044

Ttl : Langowan, 29 April 1973

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/Bangsa : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Tounelet Kecamatan Langowan Barat

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamat Sekolah Dasar Negri Langowan, Tamat tahun 1985

2. Tamat Sekolah Menengah Pertama Negri 2, Tamat tahun 1988

3. Tamat SPK Depkes tahun 1991

4. Tamat dari Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado pada tahun 2019

34

Anda mungkin juga menyukai