Anda di halaman 1dari 38

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN SCABIES PADA REMAJA

KARYA TULUS ILMIAH


STUDI LITERATUR

OLEH:
FITRIA UNO
NIM. 18170034

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


JUNI2021

i
ii
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN SCABIES PADA REMAJA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan
Untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian
pendidikan program Diploma III Keperawatan

OLEH :
FITRIA UNO
NIM. 18170034

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


JUNI2021

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir


Judul :Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Scabies Pada Remaja
Nama : FITRIA UNO
Nim :18170034
Telah di terima dan di setujui oleh pembimbing ujian akhir Akademi Keperawatan
Rumkit Tk.III Manado sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan
diploma III.

Telah di setujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Heyni Fitje Kereh,S.Kep.Ns.,M.M, M/Kep Tony.Y.Koontud,Amd.Kep


NIDN. 0904108103

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


JUNI 2021

iv
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini telah diterima dan disetujui oleh timpenguji ujian akhir Akademi
Keperawatan Rumkit Tk. III Manado sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
pendidikan Diploma III.
PimpinanSidang

Ns. DwiYogo Budi Prabowo,S.kep.,M.Kep


NIDN. 0925068803

Ketua Penguji

dr. Bambang Setiawan M.Kes


NUPN. 99099926477

Anggota

Ns. Heyni Fitje Kereh,S.Kep.,M.M, M.Kep Tony Y. Koontud,Amd.Kep


NIDN. 0904108103

Manado, juni 2021


Direktur Akper Rumkit Tk.III Manado

Dr.Bambang Setiawan.,M.Kes
NUPN. 99099926477

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


JUNI2021

v
Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado
Program studi Diploma Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah,2021

ABSTRAK

Fitria Uno
Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada remaja
24 Halaman + 2 Tabel + 3 Gambar

Scabies merupakan penyakit kulit yang menular disebabkan karena tungau


betina Sarcoptus Scabiei var Hominis termasuk dalam kelas Arachnida. Scabies bisa
menyerang siapa saja termasuk pada remaja karena remaja juga bisa mengalami
perubahan penampilan fisik, dan juga perubahan psikologis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian scabies diantaranya pengetahuan, sikap, perilaku personal
hygine, sanitasi lingkungan. Tujuan dari penelitian studi literature ini adalah untuk
mengetahui apakah gambaran factor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada
remaja. Metode yang dilakukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan
studi literatur yang adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat. Adapun teknik yang dilakukan dalam
pengumpulan data melalui data base google scholar. Beberapa kriteria inklusi yang di
pakai dalam 2015 sampai tahun 2021, isi full text, dapat di akses secara bebas dan
sesuai dengan judul karya tulis ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian studi literatur yang
telah melalui screaning dan penilaian kualitas didapatkan tiga artikel. Berdasarkan
ketiga artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, perilaku personal
hygine, sanitasi lingkungan termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
scabies pada remaja.
Kata Kunci : faktor,scabies,remaja
Kepustakaan :2 (2015-2021)

vi
Academi of Nursing Rumkit Tk III Manado
Nursing Diploma study program
Scientific Writing, 2021
ABSTRACT
Fitria Uno
An overview of the factors that influence the incidence of scabies in adolescents
24 Pages + 2 Table + 3 Pictures

Scabies is an infectious skin disease caused by the female mite SarcoptusScabiei


var Hominis belonging to the Arachnida class. Scabies can attack anyone, including
adolescents because adolescents can also experience changes in physical appearance, as
well as psychological changes. Factors that influence the incidence of scabies include
knowledge , attitudes, personal hygiene behavior, environmental sanitation. The
purpose of this literature study is to find out what are the factors that influence the
incidence of scabies in adolescents. The method used in the preparation of this scientific
paper uses literature study which is a series of activities related to the method library
data collection, reading, taking notes. The technique used in data collection is through
the Google Scholar data base. Some of the inclusion criteria used in 2015 to 2021, full
text content, can be accessed freely and according to the title of the scientific paper.
Based on the results of the literature study that has gone through screening and quality
assessment, three articles were obtained.
Keywords: factor, scabies, adolescent
Literature :2 (2015-2021)

vii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fitria Uno
Nim : 18170034
Jurusan : Keperawatan
Program Studi: Diploma III
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang di kutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Apabila dikemudian hari ternyata Karya Tulis Ilmiah merupakan hasil karya
orang lain baik sebagian maupun keseluruhan maka saya bersedia menerima sanksi
berupa pencabutan gelar akademik.

Manado, Juni 2021


Yang Membuat Pernyataan

Fitria Uno

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan untuk tuhan yang maha kuasa karena hanya karena
izinnya semata sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul ‘Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada remaja”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaiakan pendidikan D-III Keperawatan di Akper
Rumkit Tk.III Manado.
Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa diselesaiakan. Maka
dari itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Letkol. Ckm (purn). Budi Setiawan, SH., Amd.Kep, selaku Ketua Yayasan
Wahana Bhakti Karya Husada Perwakilan Sulawesi.
2. Dr.Bambang Setiawan selaku Direktur Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III
Manado yang telah membimbing dan mendidik penulis selama mengikuti
pendidikan.
3. Ns.Heyni Fitje Kereh.,S.Kep.,MM selaku pembimbing I yang sudah
memberikan arahan, pengetahuan serta bimbingan pada penulis dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Tony Y. Koontud.,Amd.Kep selaku pembimbing II yang telah membantu
member petunjuk dan arahan bagi penulis dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Dr.Bambang Setiawan selaku penguji I yang telah memberikan masukan dan
arahan demi penyempurnaan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Keluarga tercinta, mama dan papa serta adik dan kakak tersayang yang tidak
ada hentinya menyemangati, memberikan perhatian, kasih sayang serta
dukungan baik material dan doa untuk penulis selama mengikuti pendidikan
di Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado.
7. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado yang
telah menyumbangkan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti
pendidikan.

ix
8. Almamater angkatan XVII “SOLIDAR17AS” yang saling menyemangati,
menolong, memotivasi, dan mendukung serta menjadi ispirasi penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. BARCIL 17 (kaka terseyang satya ketzia merselya risakotta) yang sudah
berperan penting menjadi penyemangat dan memberikan dukungan motivasi
kepada penulis sehingga bisa sampai di tahap ini.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu , memotivasi, memberikan saran dan semangat pada penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidaklah sempurna
dan tak luput dari berbagai kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang akhirnya dapat membawa kesempurnaan dan perbaikan sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Manado, juni 2021


Penulis

Fitria Uno
NIM. 18170034

x
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................ii
ABSTRAK .........................................................................................................................iii
ABSTRACT ....................................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


A. LatarPelakang .................................................................................................. 1
B. RumusanMasalah ............................................................................................. 2
C. TujuanPenelitian .............................................................................................. 2
D. ManfaatPenelitian ............................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4


A. LandasanTeori .................................................................................................. 4
B. KerangkaTeori ............................................................................................... 10
C. Kerangkakonsep ............................................................................................. 11

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 12


A. StudiLiteratur ................................................................................................. 12
B. TahapanLiteratur Review ............................................................................... 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 16


A. HASIL PENELITIAN ................................................................................... 16
B. Pembahasan ................................................................................................... 18

xi
C. KeterbatasanPenelitian................................................................................... 21

BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 22


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 22
B. Saran ................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23
LAMPIRAN .........................................................................................................................

xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 1.1 PICOST Analisa masalah ................................................................................. 12
Table 2.1 Ringkasan Hasil StudiLiteratur ......................................................................... 18

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 KerangkaTeori………………………………………………………10

Gambar 2.2 Kerangka Konsep…...........................................................................11

Gambar 3.1 Diagram Prisma……………………………………………………..15

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Scabies merupakan penyakit kulit yang menular disebabkan karena tugau
betina Sarcoptus Scabiei var Hominis termasuk dalam kelas yang Arachnida. Di
Negara-Negara tropis penyakit ini paling tinggi terjadi karena merupakan
Negara yang endemic terjadi scabies. Penularan scabies bisa secara langsung
(kontak antar kulit) contohnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui
hubungan seksual. Sedangkan secara tidak langsung (melalui benda) contohnya
pakaian, handuk, sprei, bantal dan selimut yang dipakai secara bersamaan
(Yahmi,2016).
Tungau scabies ini umumya bertempat tinggal dan mudah ditemui pada
sprei, pakaian atau bulu hewan yang menderita scabies. Pada remaja akan
terlihat bentol bentol kecil dan kemerahan dan menimbulkan rasa gatal jika
terinfeksi scabies. Kadang juga ditemukan semacam terowongan berwarna putih
yang berada disekitar bentol terebut. Kulit akan cenderung mengeluarkan nanah
apabila penderita sering menggaruk garuk area yang diserang scabies. Daerah
yang umum sering terkena scabies adalah area kulit dengan lapisan epidermis
tipis dan juga area lipatan kulit, contohnya bokong, selangkangan, ketiak, sela-
sela jari, pergelangan tangan, siku, lutut, pinggang, bahkan pada kemaluan
(Yolanda,2016).
Menurut WHO angka kejadian scabies ditahun (2014) sebanyak 130 jt
orang di dunia. Tahun 2014 menurut Internasional Aliance for the Control of
scabies (IACS) kejadian scabies bervariasi antara mulai dari 0,3% menjadi 46%.
Scabies dapat ditemukan disemua Negara dengan prevelensi yang
bervariasi.Untuk beberapa Negara yang sedang berkembang prevelensi scabies
sekitar 6%-27% populasi umum. Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas)
prevelensi scabies di Indonesia sudah cukup terjadi penurunan dari tahun
sebelumnya ketahun berikutnya dapat dilihat dari data prevelensi ditahun 2008
dengan besar 5,60%-12,96%, prevelensi ditahun 2009 dengan besar 4,9%-12%
dan juga untuk yang data terakhir didapat terdata prevelensi scabies di Indonesia

1
pada tahun 2015 yaitu 3,9-6%. Meskipun adanya penurunan prevelensi namun
dapat di katakana bahwa Indonesia belum bebas pada penyakit scabies sehingga
masih menjadi bagian dari salah satu penyakit menular di Indonesia
(Riskesdas,2016).
Menurut Potter dan Perry dalam jurnal Parman,dkk (2017) faktor yang
berperan dalam tingginya prevelensi scabies yaitu personal hygiene. Kebiasaan
atau perilaku remaja yang berhubungan dengan perawatan diri seperti intensitas
mandi, pemakaian handuk, pakain, alat mandi, dan perlengkapan tidur yang
bersamaan.Hygiene adalah upaya seseorang untuk menjaga dan memelihara
hidup sehat yang meliputi kebersihan pribadi, kehidupan bermasyarakat, dan
kebersihan kerja. Hasil penelitian yang dilakuakan oleh Putri nilai OR sebesar
5.96 artinya responden yang hygiene perorangan baik 6,96 kali tidak terkena
scabies dibandingkan dengan hygiene perorangan yang cukup.
Menurut penelitian Arifuddin dkk (2016) scabies bisa menyerang siapa saja
dengan resiko lebih tinggi pada masyarakat yang hidup pada lingkungan padat
penghuni dan sering melakukan kontak langsung seperti di pesantren, asrama,
dan panti asuhan. Pengetahuan merupakan salah satu juga dalam resiko
penyebab penyebaran penyakit scabies. Kurangnya pendidikan kesehatan
mempunyai resiko tertular 1,358 kali lebih besar dibandingkan dengan yang
sudah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penyakit scabies.
Berdasarkan latar belakang di atas , peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
scabies pada remaja”.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Scabies Pada Remaja?

2
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Scabies Pada
Remaja.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi faktor pengetahuan dihubungkan dengan kejadian
scabies
b. Mengidentifikasi faktor sikap dihubungkan dengan kejadian scabies
c. Mengidentifikasi faktor perilaku personal hygiene dihubungkan dengan
kejadian scabies
d. Mengidentifikasi faktor sanitasi lingkungan dihubungkan dengan
kejadian scabies

D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil temuan studi literature ini dimaksudkan untuk membantu dan
memberikan informasi dengan tujuan untuk kemajuan ilmu dibidang
keperawatan remaja dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian scabies.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi peneliti
Hasil studi literature ini akan penulis gunakan untuk mempelajari lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada
remaja, sehingga peneliti dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan
asuhan keperawatan khususnya pada remaja.
b. Manfaat bagi pendidikan
Dapat digunakan sebagai salah satu acuan penelitian selanjutnya,
digunakan untuk menemukan salah satu upaya preventif dan promotif
dalam menurunkan angka kesakitan penderita scabies serta mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada remaja.

3
c. Manfaat bagi remaja
Hasil temuan studi literature mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian scabies pada remaja ini diharapkan dapat membantu dan
digunakan oleh remaja dalam meningkatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian scabies.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori
1. Konsep Scabies
a. Definisi
Skabies merupakan infestasi suatu tungau yang bernama sarcoptus
scabiei. Meyebabkan bruntus-bruntus kecil yang kemerahan dan juga
rasa gatal yang timbul pada daerah diantara jari-jari, di sekitar putting
payudara perempuan, ketiak, siku, pergelangan tangan dan lain-lain.
Penyakit scabies bersifat menular baik sesame manusia maupun
hewan kepada manusia begitu juga sebaliknya. Penyebaran bakteri
scabies bisa dengan cara langsung maupun cara tidak langsung.
Penularan secara langsung yaitu dengan kontak langsung dengan pasien
scabies dan untuk tidak langsung bisa melalui sprei, baju, handuk, bantal,
alat mandi yang di gunakan bersamaan dengan penderita dan belum
dibersihkan. Tungau scabies menimbulkan rasa gatal pada kulit di
bagian antara jari-jari, siku, selangkangan. Scabies ini sering terjadi
dikarenakan kondisi kebersihan diri yang tidak baik dan faktor
lingkungan yang kurang baik.
(Susanto.R,dkk,2013).

b. Etiologi
Skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Infrestasi tungau
ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui kontak fisik dan sering
menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah tungau ini ukurannya
cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan sering
menular diantara orang-orang yang tidur bersama.
Kadang tungau ditularkan melalui pakaian, sprei dan benda-banda
lainnya yang digunakan secara bersama-sama, masa hidupnya sangat
sebentar dan pencucian biasa bisa menghilangkan tungau ini.Tungau

5
betina membuat terowongan dibawah lapisan kulit paling atas dan
menimpa telurnya dalam lubang. Beberapa hari kemudian akan menetes
tungau muda (larva). Infeksi menyebabkan gatal-gatal hebat, kemudian
merupakan suatu reaksi terhadap tungau.
(Susanto.R,dkk,2013).

c. Patofisiologi
Gejala transien pada manusia disebabkan oleh kutu scabies,
namun penyebab infestasi persisten bukanlah disebabkan kutu
tersebut.Kontak langsung dan dalam jangka waktu yang cukup lama
dengan seorang yang menderita scabies adalah penularan yang
efektif.Pada kulit manusia tungau scabies mampu bertahan selama tiga
hari sehingga suatu penularan yang sering terjadi pada media contohnya
tempat tidur dan pakaian yang di gunakan.
Kutu di lapisan luar kulit manusia mempunyai siklus hidup
selama 30 hari. Tungau jantan mati dan tungau betina akan membuat
liang kedalam dermis dan akan memasukkan total telur sebanyak 60-90
butir pada saat selesainya melakukan kopulasi. Dengan membutuhkan
waktu selama 10 hari untuk proses berubah menjadi larva dan kutu
dewasa. Kutu dewasa dihasilkan kurang lebih 10% dari telur yang di
dapat.
Melalui lapisan epidermis tungau scabies akan bergerak lalu
mengeluarkan protease sehigga terjadi penyusutan pada lapisan terluar
dari epidermis. Pada saat tungau melakukan perjalanan melalui
epidermis mereka akan meninggalkan kotoran, sehingga keadaan klinis
lesi diakui sebagai liang.
Rentan terhadap penyakit scabies terdapat pada populasi pasien
dengan respon imun sekunder yang mengalami penurunan pada terapi
obat dan gizi buruk juga pada pasien dengan gangguan immunodefisiensi
primer. Kerusakan saraf juga termasuk pada kondisi gangguan lainnya
dikarenakan terjadi ketidakmampuan untuk menggaruk dalam merespon

6
gatal sehingga mematikan daya guna menggaruk agar menghilangkan
kutu pada lapisan epidermis dan menghancurkan liang yang dibuat
tungau betina dewasa.
(Muttaqin.A,dkk,2011)
d. Tanda dan gejala
Scabies mempunyai gejala adalah rasa gatal yang hebat dan
biasanya akan semakin memburuk pada saat malam hari. Terowongan
kutu seperti tampak garis yang bergelombang dengan panjang mencapai
2,5 cm, pada ujungnya terkadang terdapat bruntus kecil. Terowongan
kutu yang menimbulkan rasa gatal sering di temui diantara jaringan, siku,
pada daerah putting payudara perempuan, pada daerah pergelangan
tangan, ketiak, disepanjang garis pinggang dan bokong bagian bawah,
juga pada alat kelamin pria.Untuk bagian wajah kurang atau jarang
terjadi infeksi kecuali pada anak dan remaja dimana lesinya timbul
dengan sebagai lepuhan berisikan air. Akibat garukan dalam waktu yang
cukup lama terowongan ini akan sukit dilihat disebabkan tertutup oleh
peradangan yang terjadi.
(Susanto.R,dkk,2013)
e. Pengobatan
Scabies adalah penyakit yang bisa diobati dengan menggukan saleb
yang mengandung permetrin atau larutan lindane. Dua obat itu efektif,
,tetapi lindane dapat menimbulkan iritasi kulit, lebih keras dan dilarang
untuk berikan pada anak-anak. Kadang-kadang digunakan saleb dengan
kandungan corticosteroid (misalnya hydrocortisone) selama beberapa
hari sesudah permetrin atau lindae, untuk mengurangi rasa gatal-gatal
sampai kutu semuamati.
(Susanto.R,dkk,2013)

7
2. Factor-faktor yang mempengaruhikejadian scabies
Factor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies menurut penelitian
Asoly Giovano (2016) yaitu:
a) Pengetahuan
Scabies adalah penyakit yang masih termasuk sulit untuk di
berantas, dikarenakan tingkat pendidikan dan pengetahuan mengenai
penyakit ini masih kurang di pahami sehingga terjadi kesulitan dalam
pengendalian.
b) Sikap
Attitude atau sikap adalah Konsep yang terpenting untuk psikologi
sosial dalam membahas unsure sikap yang baik selaku individu atau
kelompok.
c) Perilaku personal hygiene
Perilaku personal hygiene atau dikenal dengan kebersihan diri
merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi kejadian scabies
karena berkaitan dengan penyebab dari penularan tungau yaitu
kebersihan pakaian yang digunakan dan kebersihan tempat tidur.
Penelitian Soetyowati (2014) menguatkan hasil dengan mengatakan
personal hygiene atau kebersihan diri dihubungkan dengan penderita
yang terkena penyakit kulit 51,9% disebabkan kurangnya pemenuhan
tingkat personal hygiene.
d) Usia
Scabies adalah penyakit dapat menyerang siapa saja dan segala
kelompok usia, tapi yang rentan terserang penyakit ini adalah anak usia
sekolah dan remaja.
e) Sanitasi lingkungan
Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian scabies adalah
dikarenakan scabies yang termasuk dalam penyakit kulit menular.Jika
pada saat terjadi kurangnya air bersih dan alat untuk membersihkan
tubuh juga mengalami kekurangan, asupan makanan bergizi yang

8
kurang, tinggal berdesakan terutama wilayah kumuh yang sangat jelek
sanitasinya.
3. KonsepRemaja
a. Definisi
Menurut WHO, definisi remaja diekspresikan melalui tiga kriteria
yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Jadi dapat dikatakan
bahwa masa remaja adalah masa dimana seseorang berkembang sejak
pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya hingga
mencapai kematangan sosial. Individu yang mengalami perkembangan
psikologis dan pola gejala dari anak-anak hingga dewasa, serta individu
yang mengalami perubahan dari ketergantungan kekeadan yang relative
lebih mandiri (Sarwono,2013).
Remaja juga dapat diartikan melalui beberapa pandanganya itu
remaja adalah individu yang berusia 11-12 tahun sampai dengan 20-21
tahun.Remaja juga bisa mengalami perubahan penampilan fisik, dan juga
perubahan psikologis. Remaja merupakan usia terpenting dalam
perjalanan hidup manusia, remaja merupakan masa kanak-kanak yang
merdeka menuju kedewasaan yang menuntut tanggung jawab
(Kusmiran,2011).
b. Perkembangan remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa, banyak perubahan yang terjadi pada masa ini yaitu perubahan
fisik yang merupakan gejala utama pertumbuhan remaja. Sedangkan
perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan fisik pada
remaja tersebut (Sarwono,2013).
Menurut santrock (2011), perubahan biologis adalah percepatan,
perubahan hormonal, dan kematangan seksual yang muncul seiring
dengan pubertas. Perubahan fisik yang berdampak sangat besar bagi
perkembangan jiwa remaja adalah bertambahnya tinggi badan,
berfungsinya alat reproduksi (ditandai dengan menstruasi pada wanita

9
dan mimpi basah pada pria), dan berkembangnya tanda-tanda seksual
sekunder.
Konsekuensi dari perubahan fisik tersebut dapat menimbulkan
kecanggungan bagi remaja karena harus menyesuaikan diri dengan
perubahan yang dialaminya sehingga berdampak pada perubahan
psikologis remaja tersebut (Sarwono,2013).
Perubahan sosial emosional yang dialami remaja adalah pencarian
jati diri, waktu kebebasan, konflik dengan orang tua, dan keinginan
untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya. Saat
anak-anak memasuki masa remaja, mereka akan mengalami ketertarikan
yang lebih besar pada hubungan dengan lawan jenis. Pada masa remaja
akan terjadi perubahan mood yang cukup besar dibandingkan dengan
masa kanak-kanak sebelumnya. Perkembangan atau perubahan kognitif
yang terjadi pada masa transisi dari anak-
anakkeremajamerupakanpeningkatanpolaberpikirabstrak, idealis, dan
logis. Ketika merekatelahmelakukantransisiini, remaja akan mulai
berpikir lebih egosentris, seringkali merasa berada di atas panggung,
unik, dan tak terkalahkan. Menyikapi perubahan tersebut, orang tua lebih
bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
remaja (santrock,2011).

10
B. Kerangka teori

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


Konsep Remaja
kejadian scabies

Perilaku Personal Sanitasi


Pengetahuan Sikap
Hygiene Lingkungan

a. Memahami a. Ketersediaan
pengertian a. Kebersihan
air bersih
scabies a. Pemahaman kulit
b. kebersihan
b. Memgetahui remaja mengenai b. kebersihan
kamar
penyebab scabiaes tangan dan kuku
c. kelembaban
scabies b. Pemahasan c. kebersihan
d. terdapatnya
c. mengetagui remaja mengenai pakaian
ventilasi
penyebaran Faktor d. kebersihan
e. pencahayaan
scabiaes penyebab acabies handuk, tempat
f. kepadatan
d. mengetahui tidur dan sprei
hunian
gejala-gejala
scabiaes
e. meengetahui
komplikasi
scabies
f. memahami
pengobatan
scabiaes

Kejadian Scabies

11
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini adalah menjadi variable
independenya itu kejadian scabies sedangkan pada variable dependen yaitu
remaja.

Faktor-faktor yang
Kejadian Scabies
mempengaruhi

Keterangan

: Variabel yang berpengaruh

: Variabel yang diteliti


Kejadian scbiaes : Variabel Independen
Faktor-faktor yang :Variabel Dependen
mempengaruhi

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Studi Literatur
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi literatur.Penelitian ini
merupakan sebuah studi literatur yang merangkum beberapa literature yang
relevan dengan tema. Guna kebutuhan penelitian , peneliti mengambil sumber
dari jurnal-jurnal dan referensi yang mendukung. Literatur untuk digunakan
dalam penelitian ini terkait dengan Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian scabies pada remaja.

B. Tahapan Literatur Review


1. Identifikasi Masalah
a. Analisa masalah (PICOST)
Analisa masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
framework PICOST.
Tabel PICOST
Population Remajadengan scabies
Intervention -
Comparison -
Output Diketahuinyafaktor-faktorkejadian
Scabies pada remaja
Study Cross sectional
Time 2015-2021

13
b. Kata kunci dan dataase
Dalam pencarian litertur kata kunci menjadi hal yang terpenting , kata
kunci yang digunakan juga harus spesifik dan jelas. Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian literature ini adalah Gambaran faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian scabies pada remaja.
Database yang digunakan dalam penelusuran artikel yaitu menggunakan
satu database yaitu google scholar.
2. Screaning
a. Kriteria inklusi.
Kriteria insklusi dalam studi literature iniadalah :
1) Diaksesdari database google scholar.
2) Subjek kejadian scabies pada remaja.
3) Naskah full text.
4) Bahasa yang di gunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris.
5) Artikel tahun 2015 sampai 2021.
6) Sesuai dengan topic penelitian.
b. Kriteria eklusi
Kriteria eklusi dalam studi literature iniadalah :
1) Naskah dalam bentuk abstrak atau tidak dapat diakses.
2) Artikel tidak sesuai topic penelitian.
3. Penilaian kualitas/kelayakan (Eligibility)
Peneliti melakukan penilaian kualitas dari literatur yang diperoleh sesuai
dengan penilaian evidence based practice. Dari literatur yang ada terlihat apa
saja yang menjadi upaya kontribusi mengenai topik yang dibahas. Data yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian menjadi tugas penelti untuk mencari dan
menemukan sumbernya. Penilaian kualitas studi juga berdasarkan accuracy
(apakah informasi yang diberikan dapat dipercaya?, apakah sitasi yang ada

14
sudah cukup?, apakah ada kesalahan dalam penulisan?), Purpose (Apakah
penelitian tersebut penelitian independen atau menjual produk) Authority
(Siapa authornya atau penulis apakah credible?) relevance (seberapa penting
informasi yang diberikan tersebut terhadap pernyataan penelitian anda)
currency (apakah penelitian itu cukup bermakna untuk saat ini).
4. Analisa data
a. Seleksi literatur (Diagram Prisma)
Hasil pencarian literature ditampilkan dalam bentuk diagram prisma

Diagram Prisma

Jumlah artikel yang didapat


dari Data Base Google
Scholar

509 Artiel yang diidentifikasi


berdasarkan judul 107 jurnal yang
di eklusi
berdasarkan
judul
402 hasil screening berdasarkan
tahun terbit
(2015-2021)
Jumlah
artikelyang di
eklusi
Jumlah Artkel sesuai penilaian n : 398
kelayakan
n:4

Jumlah artikel
Yang di eklusi
Artikel yang sesui
n:2
Diterima

n:2

b. Analisa data

15
Pada penelitian ini setelah menjalani tahapan screening sampai pada
penelitian kualitasi data maka dapat dilakukan analisa dengan
menggabungkan seluruh data setelah memenuhi kriteria inklusi yang
ditentukan oleh peneliti.Peneliti melakukan analisis dengan
menginterpretasikan literatur yang telah ditemukan dengan
membandingkan temuan dalam literature dengan teori.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil studi literatur


Dalam bab ini akan menyajikan hasil studi literatur yang diperoleh dengan
menggunakan pencarian data base dengan menggunakan google scholer. Artikel
yang teridentifikasi sebanyak artikel dari tahun 2015-2021. Artikel ini kemudian
diseleksi dengan menggunakan diagram Prisma melalui proses identifikasi,
screening, eligibility yang memenuhi kriteria inklusi maka deperoleh sebanyak
tiga artikel yang akan dilakukanan alisis. Ketiga artikel tersebut dibuat dalam
ringkasan pada table berikut yaitu :
Table 2.1 Ringkasan Hasil Studi Literatur Gambaran Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian scabies pada remaja
No Author Judul Metode Populasi Instrumen Hasil
Penelitian Dan
Sampel
1. Ibadurrah Factor-faktor Cross sectional 258 Wawancara, Hasil uji Chi-
miHasna, yang santriterdiri Kuesioner Square
Veronica berpengaruhte darisantrike menunjukkanb
Silvia, rhadapkejadia las 1,2,3 ahwaadahubun
Nugroho npenyaklit Mts ganantarapeng
watiNunu scabies pada etahuan, sikap,
k santri di perilaku, dan
(2016) pondokpesant sanitasilingkun
renqotrun ganterhadapkej
nada adianpenyakit
cipayungdepo scabies di

17
k pondokpesantr
enqotrun nada
cipayung,
Depok.
Hasil uji
multivariate
karakteristik
yang paling
mempengaruhi
kejadian
scabies
adalahperilaku
dan
kepadatanpeng
hunikamarsantr
i.
2. KN Siwi Kebiasaan Deskriptifdenga 30 orang Kuesioner Hasil
Tri, hygiene npendekatanwa terdiridari kuesionermenu
NorlitaW remajamelaku awancaradenga 18 njukkanbahwas
iwik kanpencegaha nibu asrama remajaawal ebagianbesarre
(2018) npenyakit , 9 remaja majamemilikik
scabies di dan 3 ebiasaanhidupb
pesantren Al menengah ersih yang
Fajarkecamata kurangbaikseb
nRumbaiPeka anyak 17
nbaru responden
(56.7 %)
dengan rata-
rata < 12. Dan
remajadengank
ebiasaanhidupb

18
ersihsebanyak
13 responden
(43.33 %)
dengan rata-
rata kurang
>12.

B. Pembahasan
1. Mengidentifikasi faktor pengetahuan dihubungkan dengan kejadian scabies
Dari hasil penelitian (Ibbadurahmi H. dkk 2016 ) mengatakan bahwa faktor
pengetahuan memuliki pengaruh terhadap kejadian scabies karena jumlah
mengenai pengetahuan scabies hanya sebesar 36,4%.Scabies sangat mudah
menyerang atau mengenai penderita yang kurang mengetahui informasi
atau pendidikan mengenai scabies karena ketidakmampuan dalam
mencegah agar tidak terkena penyakit ini. Hal ini disebabkan sebagian
besar dari sampel atau responden adalah anak yang berusia 12-14 tahun dan
masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (Mts) sehingga ilmu
atau pendidikan yang mereka dapatkan belum seberapa dibandingkan
dengan responden usia lebih dari mereka. Scabies adalah penyakit yang
masih termasuk sulit untuk diberantas, dikarenakan tingkat pendidikan dan
pengetahuan mengenai penyakit ini masih kurang dipahami sehingga terjadi
kesulitan dalam pengendalian (AsolyGiovano, 2016).
2. Mengidentifikasi faktor sikap dihubungkan dengan kejadian scabies
Dari hasil penelitian (Ibbadurahmi H. dkk 2016) mengatakan bahwa sikap
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian scabies dengan
jumlah sebesar 40,3%. Yang menjadikan sikap masuk pada salah satu faktor
yang mempengaruhi scabies ini adalah bagaimana cara seseorang dalam
menyikapi agar tidak mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh tungau
sarcoptus scabiei ini Dikarenakan sebagian besar santri di pondok pesantren
Qotrun Nada mempunyai sikap yang kurang tentang kebersihan mengenai
scabies yang berpengaruh juga karena faktor pengetahuan yang ada pada

19
santri masih kurang. Attitude atau sikap adalah Konsep yang terpenting
untuk psikologi sosial dalam membahas unsure sikap yang baik selaku indivi
dua tau kelompok (Asoly Giovano, 2016)
3. Mengidentifikasi faktor perilaku personal hygiene dihubungkan dengan
kejadian scabies; Penelitian Ibbadurahmi H. dkk,(2016) mengatakan bahwa
faktor perilaku personal hygiene sangat memiliki pengaruh terhadap kejadian
scabies di pesantren Qotrun Nada dengan nilai sebesar 37,1%. Perilaku
personal hygiene juga adalah faktor terpenting dalam mempengaruhi
kejadian scabies dikarenakan penyakit ini sangat mudah menyerang
seseorang yang memiliki personal hygiene yang buruk atau kurang baik. Hal
disebabkan perilaku personal hygine misalnya menjaga dan merawat
kebersihan diri pada setiap santri masih kurang baik dikarenakan perilaku
yang ada pada diriseseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap
dari orang tersebut.Penelitian ini sejalan dengan penelitian KN S. dkk(2018)
mengemukakan bahwa setelah diadakan wawancara antara peneliti dengan
responden didapatkan perilaku personal hygiene sebagian besar kurang baik
dengan jumlah 57,7%. Hal yang menyebabkan faktor perilaku personal
hygiene termasuk dalam faktor yang mempengaruhi kejadian scabies di
pesantren Al-Fajar adalah belum adanya pengalaman santri yang mengalami
scabies sehingga masih banyak santri yang kurang memperhatikan personal
hygiene dirisendiri dan juga penyebab lainnya responden yang tidak
memiliki waktu cukup untuk mencari tau informasi mengenai penularan
scabies dan cara pencegahannya dikarenakan responden yang sudah
kelelahan menjalani aktivitas yang padat setiap hari.Perilaku personal
hygiene atau dikenal dengan kebersihan diri merupakan faktor terpenting
dalam mempengaruhi kejadian scabies karena berkaitan dengan penyebab
dari penularan tungau yaitu kebersihan pakaian yang digunakan dan
kebersihan tempat tidur (Asoly Giovano, 2016)

4. Mengidentifikasi faktor sanitasi lingkungan dihubungkan dengan kejadian


scabies

20
Dari hasil penelitian (Ibbadurahmi H. dkk 2016) mengatakan bahwa faktor
sanitasi lingkungan juga berpengaruh terhadap kejadian scabies.santitasi
lingkungan atau keadaan lingkungan sekitar juga berpengaruh juga terhadap
kejadian scabies dikarenakan tungau atau virus akan mudah berkembang
biak pada lingkungan yang kurang bersih dan memiliki kepadata n penduduk
melebihi kapasitas normal. Sanitasi lingkungan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kepadatan penghuni didalam pesantren Qotrun Nada
yang sebagian besar kamar yang ditempati oleh responden tidak proporsional
antara luas kamar dengan jumlah santri di dalamnya sehingga bisa
mempengaruhi kejadian scabies.
Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian scabies adalah dikarenakan
scabies yang termasuk dalam penyakit kulit menular.Jika pada saat terjadi
kurangnya air bersih dan alat untuk membersihkan tubuh juga mengalami
kekurangan, asupan makanan bergizi yang kurang, tinggal berdesakan
terutama wilayah kumuh yang sangat jelek sanitasinya (Asoly Giovano,
2016).

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, penelitian ini
menggunakan metode tahapan studi literature teview dimana penelitian ini
hanya menggunakan berupa jurnal yang menggambil kesimpulan dari peneliti-
peneliti yang sudah dikemukakan sebelumnya dan membandingkan serta menilai
setiap hasil yang sudah ditemukan.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kedua hasil penelitian dalam studi literature ini menyebutkan bahwa
faktor pengetahuan, sikap, perilaku personal hygiene dan sanitasi lingkungan
adalah faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada remaja di pesantren.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa keempat faktor tersebut mempengaruhi
kejadian scabies pada remaja.

B. Saran
1. Penulis
Berdasarkan pengalaman yang di dapat penulis selama menyusun penelitian
ini, diharapkan untuk mengkaji lebih banyak lagi sumber dan referensi yang
terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies pada
remaja, agar proses pembelajaran dan hasil penelitiannya dapat lebih baik
dan lebih lengkap lagi.
2. Instirusi Kesehatan
Diharapkan untuk program kesehatan agar bisa melaksanakan kegiatan
berupa penyuluhan kepada masyarakat terlebih untuk anak usia remaja
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian scabies sehingga angka
kejadian scabies pada remaja dapat di atasi.
3. Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan materi untuk
proses pembelajaran khususnya dalam bidang keperawatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin,dkk dalam jurnal Delfani.R.(2020).Faktor-faktor yang mempengaruhi


kejadian scabies pada remaja.Palembang

Geovani.A. dalam skripsi Yudhanigthias.(2016).Analisis factor-faktor yang


mempengaruhi terjadinya scabies pada santriwati di pondok pesantren salaf
fiahmiftahunurulhuda.Magetan.

Ibadurahmi.A.dkk (2016).faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit


scabies pada santri di pondok pesantren Qotrun Nada.Cipayung Depok

KN S.dkk(2018).Kebiasaan Hygiene remaja merlakukan pencegahan penyakit scabies


di pesantren Al Fajar.RumbaiPekanbaru

Kusmiran dalam skripsi Widya Tranggono Purwanto (2011). Konsep diri anak jalanan
usia remaja.Malang.

Muttaqin.A,dkk.(2011). Asuhan keperawatan system integument.


cetakan.pertama.Jakarta: Selemba.Medika

Riskesdas.dalam skripsi Hakimah Nur Sadidah (2019). faktor-faktor yang


mempengaruhi kejadian penyakit scabies pada santriwati di pondok pesantren
ibnuajhari.bekasi

Potter,dkk dalam jurnal Delfani.R.(2020).Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian


scabies pada remaja.Palembang

Susanto.R. (2013). Penyaklit kulit dan kelamin. cetakan. pertama. Yogyakarta: Nuha.
Medika

Sarwono,dkk dalam skripsi Purwanto .W. (2017) .Konsep diri anak jalanan usia
remaja.Malang.

Santrock.dalam skripsi Purwanto.W.(2017).Konsep diri anak jalanan usia


remaja.malang

Yahmi dalam jurnal Sadidah. H. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian


penyakit kulit scabies pada santri Mts pondok pesantren ibnu ajhari.Bekasi.

Yolanda dalam jurnal Sadidah H.(2019).Faktor-faktor yang memepengaruhi kejadian


penyakit kulit scabies pada santri Mts pondok pesantren ibnu ajhari.Bekasi

23
CURICULLUM VITAE

A. Identitaspribadi
Nama : Fitria Uno
NIM : 18170034
TempatTanggal Lahir : Manado, 23 Desember 2000
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
SukuBangsa : Gorontalo/Indonesia
Alamat : KomoLuarLingkingan 1 KecWenang

B. Riwayat pendidikan
1. Tk Pertiwi MoluoTamatTahun 2006
2. SDN 3 MoluoTamatTahun 2012
3. SMP 2 Manado TamatTahun 2015
4. SMKN 6 Manado TamatTahun 2018
5. AkademiKeperawatanRumkit Tk. III Manado

24

Anda mungkin juga menyukai