Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA


YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI PADA MASA PANDEMI
COVID 19 DI STIKES MAJAPAHIT
MOJOKERTO

BAGUS GUNAWAN
NIM. 2024201044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2022
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA
YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI PADA MASA PANDEMI
COVID 19 DI STIKES MAJAPAHIT
MOJOKERTO

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.)
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit

BAGUS GUNAWAN
NIM. 2024201044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2022

i
PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi


Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep.)
pada tanggal ………………..

Mengesahkan

Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Ika Suhartanti, S. Kep. Ns., M. Kep.


NIK. 220 250 086

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit

Dr. Henry Sudiyanto, S. Kp., M.Kes.


NIK. 220 250 001

ii
PENETAPAN TIM PENGUJI

Telah diuji
Pada tanggal …………

TIM PENGUJI

Ketua : Atikah Fatmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )


NIK. 220 250 155

Anggota : 1. Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp.,M.Kes. ( )


NIK. 220 250 001

2. Dian Irawati, M.Kes. ( )


NIK.

iii
PERSETUJUAN

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep.)
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit

Oleh :

BAGUS GUNAWAN
NIM. 2024201044

Menyetujui,
Mojokerto,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp.,M.Kes. Dian Irawati, M.Kes

iv
HALAMAN PERNYATAAN TENTANG ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Bagus Gunawan


NIM : 2024201044
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Minat Studi : Keperawatan
Angkatan : 2020
Jenjang : S1 Alih Jenjang

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah saya yang berjudul “Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES
Majapahit Mojokerto“. Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan
plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Mojokerto, 11 April 2022

Bagus Gunawan
NIM. 2024201044

v
MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”

PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, motivasi dan mengiringi langkah serta doaku :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-
Nya untuk kemudahan pembuatan skripsi ini
2. Kedua orang tuaku Bapak Khadis dan Ibu Nunuk Suhartini yang telah
memberikan dukungan materi dan spiritual, serta motivasi dan doa terbaik
3. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp.,M.Kes. dan Ibu Dian
Irawati, M.Kes. yang telah membeikan bekal ilmu dan waktu untuk
membimbing saya adalam pengerjaan skripsi ini
4. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu menemani perjalanan hidupku,
terimakasih atas semangat, motivasi dan doanya dalam menyelesaikan Skripsi
ini;
5. Teman-teman S1 Keperawatan Alih Jenjang Angkatan 2020 yang telah
memberikan dukungan, doa dan bantuan
6. Responden yang bersedia meluangkan waktu dalam proses penelitian

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Karunia, Rahmat serta
HidayahNya penyusunan proposal skripsi dengan judul “ Hubungan Kecemasan
dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi
Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto ” ini dapat terselesaikan. Proposal Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan di Stikes Majapahit Mojokerto Tahun Akademik
2021/2022.
Proposal Skripsi ini berisikan mengenai analisis analsis hubungan strategi
koping dengan kesiapan self direct learning pada mahasiwa, dan hasil temuan
dapat membantu para peneliti untuk melakukan pengembangan kualitas penelitian
sebelumnya.
Dalam penyusunan proposal skripsi tidak lepas dari bimbingan serta
arahan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh rasa hormat,
penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Dr. Henry Sudiyanto, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua STIKES Majapahit
Mojokerto dan Pembimbing 1 yang telah memberikan ijin penelitian
2. Ika Suhartanti, S.Kep.,Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKES Majapahit Mojokerto
3. Atikah Fatmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua penguji yang penuh
kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga proposal
skripsi ini dapat dituntaskan dengan baik
4. Dian Irawati, M.Kes. selaku pembimbing 2 yang bersedia meluangkan
waktu untuk membina dan membimbing serta memberi arahan dan
motivasi sehingga skripsi ini dapat dikerjakan dengan baik
5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan materi dan spiritual,
serta motivasi dan doa terbaik
6. Semua teman dan pihak yang mendukung pengerjaan skripsi ini.
7. Responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu.

vii
Demikian, semoga skripsi ini bisa memberi manfaat bagi diri kami sendiri dan
pihak lain yang menggunakan.

Mojokerto, 11 April 2022


Penulis

viii
ABSTRAK

Masa akhir studi merupakan masa kritis pada mahasiswa, karena pada
masa ini penuh dengan proses yang menuntut mahasiswa menyelesaikan
pendidikan tepat waktu. Kecemasan saat menghadapi pembuatan tugas akhir
sering ditemui di kalangan mahasiswa tingkat akhir. Kondisi tersebut
menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan sehingga menyebabkan
gangguan kualitas tidur pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi pada masa pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 57 responden.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 responden, diambil dengan
Proportionate Stratified Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner kecemasan (Beck Anxiety Inventory/ BAI) dan instrumen kualitas tidur
(Pittsburgh Sleep Quality Index/ PSQI). Uji statistik menggunakan uji Korelasi
Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang sedang menyusun
skripsi pada masa pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto memiliki
rerata skor kecemasan 34,36 yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki
kecemasan yang sedang. Sedangkan kualitas tidur mahasiswa memiliki rerata skor
16,14 yang menunjukkan bahwa responden memiliki kualitas tidur yang buruk.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai significancy 0.000 yang menunjukkan
bahwa ada Hubungan hubungan kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa yang
sedang menyusun skripsi pada masa pandemic Covid 19 di STIKES Majapahit
Mojokerto, dengan nilai korelasi sebesar 0,640 yang artinya kekuatan korelasinya
kuat dan arah korelasi positif yang berarti bahwa semakin tinggi skor kecemasan
maka semakin tinggi pula skor kualitas tidurnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapakan program studi dapat
memberikan solusi atau pentalaksanaan yang tepat untuk mengatasi kecemasan
mahasiswa sehingga kualitas tidur menjadi baik dan tidak menghambat proses
penyusunan skripsi.

Kata kunci: Kecemasan, kualitas tidur, mahasiswa, skripsi.

ix
ABSTRACT

The final period of study is a critical period for students, because this
period is full of processes that require students to complete their education on
time. Anxiety when facing the making of the final project is often found among
final year students. This condition causes students to experience anxiety, causing
sleep quality disturbances in students. This study aims to determine the
relationship between anxiety and sleep quality of students who are writing a thesis
during the Covid 19 pandemic at STIKES Majapahit Mojokerto.
This study uses a correlational research design with a cross sectional. The
population in this study were 57 respondents. The sample in this study amounted
to 50 respondents, taken by Proportionate Stratified Random Sampling. The
instruments used were an anxiety questionnaire (Beck Anxiety Inventory/ BAI) and
a sleep quality instrument (Pittsburgh Sleep Quality Index / PSQI). Statistical test
using the Spearman Correlation Test.
The results showed that students who were writing their thesis during the
Covid 19 pandemic at STIKES Majapahit Mojokerto had an average anxiety
score. 34.36 which shows that students have anxiety which is being. While the
sleep quality of students has an average score of 16.14 which indicates that
respondents have poor sleep quality.
The results of the statistical test show a significance of 0.000 which
indicates that there is a relationship between anxiety with the sleep quality of
students who are compiling their thesis during the Covid 19 pandemic at STIKES
Majapahit Mojokerto, with a correlation value of 0.640 which means the strength
of the correlation is strong and the direction of the correlation is positive, which
means that the higher the anxiety score the higher the sleep quality score.
Based on the results of this study, it is hoped that the study program can
provide the right solution or management to overcome student anxiety so that the
quality of sleep becomes good and does not hinder the thesis preparation process.

Keywords: Anxiety, sleep quality, students, thesis.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
PENGESAHAN............................................................................................ii
PENETAPAN TIM PENGUJI...................................................................iii
PERSETUJUAN..........................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN TENTANG ORIGINALITAS..................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................vii
ABSTRAK...................................................................................................ix
ABSTRACT..................................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................xiiiiii
DAFTAR TABEL....................................................................................xivv
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Pembatasan dan Rumusan Masalah.......................................................5
C.Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1. Tujuan Umum............................................................................................5
2. Tujuan Khusus...........................................................................................5
D.Manfaat Penelitian...................................................................................6
1. Bagi Peneliti..............................................................................................6
2. Bagi Praktis...............................................................................................6
3. Bagi Teoritis..............................................................................................6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................7
1. Konsep Kecemasan...................................................................................7
2. Konsep Kualitas Tidur.............................................................................18
3. Konsep Pandemi Covid 19.....................................................................27
4. Kerangka Konsep.....................................................................................39
BAB 3

xi
METODE PENELITIAN..........................................................................41
A.Jenis dan Rancang Bangun Penelitian.................................................41
B.Frame Work............................................................................................42
C.Hipotesis Penelitian................................................................................43
D.Variabel dan Jenis Penelitian................................................................43
1. Jenis Variabel..........................................................................................43
2. Definisi Operasional................................................................................44
E.Populasi....................................................................................................44
F.Sampel dan Teknik Sampling................................................................44
G.Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................45
H.Teknik dan Instrumen Penelitian.........................................................46
1. Instrumen Pengumpulan Data.................................................................46
2. Teknik Pengumpulan Data......................................................................47
I. Teknik Analisis Data..............................................................................48
J.Etika Penelitian.......................................................................................50
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................52
A. Hasil Penelitian......................................................................................52
1. Gambaran Lokasi Penelitian....................................................................52
2. Data Umum..............................................................................................53
3. Data Khusus.............................................................................................55
B. Pembahasan...........................................................................................57
1. Kecemasan Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa
Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.............................57
2. Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada
Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto..................58
3. Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang
sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES
Majapahit Mojokerto.................................................................................60
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN........................................................................63
1. Simpulan.................................................................................................63
2. Saran........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................65

xii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman


Gamba Kerangka Konseptual Hubungan Kecemasan
r 2.1 dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang
Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di
STIKES Majapahit Mojokerto 39

Tabel Frame Work Hubungan Kecemasan dengan


3.1 Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun
Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES
Majapahit Mojokerto 42
………………………………………

DAFTAR TABEL

xiii
No Judul Tabel Halaman

Tabel Definisi Operasional Variabel Independen dan


3.2 Dependen…………………………………………….... 44
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan
4.1 Usia.............................................................................. 55
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
4.2 Kelamin......................................................................... 56
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber
4.3 Pembiayaan Kuliah....................................................... 56
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Konsumsi Obat
4.4 Tidur........................................................................... 56
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Kesulitan yang
4.5 Dihadapi Saat Menyusun Skripsi.................................. 57
Tabel Kecemasan Mahasiswa yang sedang Menyusun
4.6 Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES
Majapahit Mojokerto..................................................... 57
Tabel Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun
4.7 Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES
Majapahit Mojokerto.................................................... 58
Tabel Uji korelasi Kecemasan dengan Kualitas Tidur
4.8 Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa
Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit
Mojokerto.................................................................... 58

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa akhir studi merupakan masa kritis pada mahasiswa, karena

pada masa ini penuh dengan proses yang menuntut mahasiswa

menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Tuntutan akademik maupun non

akademik yang dihadapi mahasiswa menjadi titik stresor bagi mahasiswa.

Kecemasan saat menghadapi pembuatan tugas akhir sering ditemui di

kalangan mahasiswa tingkat akhir. Kondisi tersebut menyebabkan

mahasiswa mengalami kecemasan sehingga menyebabkan gangguan

kualitas tidur pada mahasiswa (E. Dewi, 2020).

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa keperawatan yang

sedang menyusun skripsi di kota Kupang pada 171 responden, didapatkan

97 (56,7%) mahasiswa mengalami kecemasan sedang, dan 74 (43,3%)

mahasiswa mengalami kecemasan ringan (Febriyanti & Mellu, 2020).

Demikian pula penelitian yang dilakukan pada 190 mahasiswa Akademi

Keperawatan Dharma Wacana didapatkan 79 (41,58%) mahasiswa

mengalami kecemasan ringan, dan 32 (16,84%) mahasiswa mengalami

kecemasan sedang (Hasanah et al., 2020). Dan penelitian yang dilakukan di

Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 530 mahasiswa didapatkan

26% mahasiswa merasakan kecemasan dengan kategori sedang dan 7 %

merasakan kecemasan dengan kategori berat (Ilahi et al., 2021).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 14

Februari 2022 pada 6 mahasiswa STIKES Majapahit semester VIII yang


2

sedang
2

menghadapi penyusunan skripsi, 4 dari 6 mahasiswa (66,7%) mengalami

cemas berat dan 2 mahasiswa lainnya mengalami cemas sedang.

Mahasiswa mengatakan bahwa mereka merasa cemas dalam menghadapi

penyusunan skripsi di tambah lagi di masa pandemi Covid-19 ini mereka

bingung mencari permasalahan dan lahan penelitian selain rumah sakit dan

klinik.

Gangguan kecemasan selama masa pandemi Covid-19 bisa

disebabkan oleh ketakutan terhadap wabah, cemas akan kebutuhan hidup

dan sedikitnya informasi dan juga fakta mengenai pandemi COVID – 19

(Febriyanti & Mellu, 2020). Kecemasan juga dapat menyebabkan insomnia

dan semakin sedikit waktu tidur mahasiswa maka akan semakin besar

tingkat kecemasannya (Fitria & Ifdil, 2020).

Mahasiswa sering mengalami kecemasan karena faktor psikososial,

dimana mahasiswa tidak dapat merespons suatu stresor dengan baik,

kecemasan ini muncul akibat respons terhadap kondisi stres dimana

mahasiswa mengalami perubahan kondisi atau situasi lingkungan yang baru

di dalam hidupnya. Selain itu penyebab lain yang memicu munculnya

masalah kecemasan pada mahasiswa dikarenakan beban tugas pembelajaran

yang berat, situasi lingkungan sekitar, kesiapan mahasiswa untuk belajar

dan waktu untuk belajar(E. Dewi, 2020).

Menurut Notoatmodjo (2018) bahwa ada 2 faktor yang

mempengaruhi mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir maupun skripsi

yakni faktor internal yakni berupa dukungan dapat berupa kondisi kesehatan

psikis atau emosional, perlu adanya konsultasi dengan dosen pembimbing


3

agar meningkatkan ketertarikan mahasiswa pada penelitian, sehingga

mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menyusun skripsi. Sedangkan

faktor eksternal dapat berupa manajemen waktu dalam penyusunan skripsi

agar mampu menyelesaikan tepat waktu saat proses revisi yang berulang-

ulang.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Hubungan Kecemasan dengan Kualitas

Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi

Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada

Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang

Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit

Mojokerto”.

C. Tujuan Penelitan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kecemasan

dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada

Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi kecemasan mahasiswa yang sedang menyusun

skripsi pada masa pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit


4

Mojokerto.

b) Mengidentifikasi kualitas tidur mahasiswa yang sedang menyusun

skripsi pada masa pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit

Mojokerto.

c) Menganalisis hubungan kecemasan dengan kualitas tidur

mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada masa pandemi

Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya

sebagai data dasar maupun mengembangkan faktor lain yang

mempengaruhi kecemasan yang berdampak pada terganggunya

kulitas tidur.

2. Praktis

Hasil penelitian ini sebagai referensi bagi pihak kampus STIKES

Majapahit dalam penanganan pada mahasiswa yang mengalami

kecemasan dalam menyusun skripsi, sehingga mahasiswa lulus tepat

waktu dengan nilai IPK yang memuaskan

3. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai teori tentang salah satu

faktor yang mempengaruhi kualitas tidur yaitu kecemasan.


BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Kecemasan

a. Definisi Kecemasan

Pada dasarnya, kecemasan adalah keadaan mental individu

yang dipenuhi rasa khawatir dan takut akan sesuatu yang

dipertanyakan dan belum pasti akan terjadi (Muyasaroh, 2020).

Kecemasan juga dapat diartikan sebagai penyesuaian terhadap keadaan

yang dirasakan oleh individu yang dapat menimbulkan kekhawatiran,

ketegangan, ketakutan karena ancaman yang berasal dari dalam

maupun dari luar dirinya. Kecemasan bisa menyerang siapa saja,

kecemasan yang tidak wajar bisa membuat mahasiswa mengalami

gejala psikosomatik, jika dapat mengontrol diri dari rasa cemas dengan

baik maka kecemasannya dapat diatasi, namun jika kecemasan tersebut

tidak bisa dikontrol maka akan menghambat aktivitas sehari – hari

(Anissa et al., 2018).

b. Faktor Penyebab Kecemasan

Faktor penyebab kecemasan saat pandemic covid-19 itu akibat

ketidaktahuan dalam menghadapi sesuatu yang baru dalam virus

corona. Covid-19 menimbulkan berbagai macam reaksi bersamaan

dengan kemunculan, karena banyak hal baru yang sebenarnya tidak

pernah terfikirkan dan itu menimbulkan kecemasan tersendiri.

Menurut Savitri Ramaiah (2003) ada beberapa faktor yang

menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :

52
7

1) Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir

individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan

karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu

dengan keluarga sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga

individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan

jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal

ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam

jangka waktu yang sangat lama.

3) Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi

seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari

suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-

perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan.

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010) mengemukakan

beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :

1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang

mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut

karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran.


8

2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan

hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-gejala gangguan

mental, yang kadang- kadang terlihat dalam bentuk yang umum.

3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa

bentuk. Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang

berlebihan. Selain itu, keduanya mampu hadir karena lingkungan

yang menyertainya,baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun

penyebabnya.

Musfir Az-Zahrani (2005) menyebutkan faktor yang

memepengaruhi adanya kecemasan yaitu :

1) Lingkungan keluarga

Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau

penuh dengan kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orang tua

terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta

kecemasan pada anak saat berada didalam rumah

2) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kecemasan individu. Jika individu tersebut berada

pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan

suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai

penilaian buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan

munculnya kecemasan.

Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang


9

tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya

penolakan dari masyarakat menyebabkan kecemasan berada di

lingkungan yang baru dihadapi (Patotisuro Lumban Gaol, 2004).

Sedangkan menurut Page dalam Artanty Mellu (2020)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

adalah :

1) Faktor fisik

Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga

memudahkan timbulnya kecemasan.

2) Trauma atau konflik

Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi

individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional

atau konflik mental yang terjadi pada individu akan memudahkan

timbulnya gejala-gejala kecemasan.

3) Lingkungan awal yang tidak baik.

Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi

kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan

menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-

gejala kecemasan.

Menurut Adikusumo, dalan Monica Ade Sandra, 2017, Faktor

yang mempengaruhi kecemasan yaitu:

1) Faktor Internal

a) Usia
10

Permintaan bantuan dari sekeliling menurun dengan bertambahnya

usia.

b) Pengalaman

Individu yang mempunyai modal kemampuan pengalaman

menghadapi stress.Setiap pengalaman merupakan sesuatu yang

berharga dan belajar dari pengalaman dapat mengelola tingkat

kecemasan.

c) Fisik

Orang dengan fisik yang besar, kuat dan garang akan menggunakan

asset ini untuk mengatasi stress atau kecemasan yang berlebihan

yang datang mengganggu.

2) Faktor Eksternal

a) Pengetahuan

Seseorang dengan tingkat pengetahuan yang tinggi dapat

meringankan tingkat kecemasan, semakin rendah pendidikan

seseorang, maka semakin tinggi kecemasan yang dihadapi.

b) Pendidikan

Peningkatan pendidikan dapat pula mengurangi tingkat kecemasan

seseorang, sehingga mampu menghadapi stres. Sebaliknya jika

pendidikan seseorang yang dimiliki kurang makan pemahaman

menghadapi cemas akan kurang.

c) Financial Materi

Harta yang melimpah tidak akan menyebabkan individu tersebut

mengalami kecemasan berupa financial.


11

d) Keluarga

Keluarga merupakan salah satu orang terdekat sebagai support

untuk mengelola tingkat kecemasan yang dihadapi setiap individu.

Dengan adanya keluarga maka individu dapat memecahkan masalah

nya.

e) Sosial Budaya atau Support

Dukungan sosial serta sumber masyarakat serta lingkungan

sekitar indivu bakan sangat membantu seseorang dalam

menghadapi kecemasan yang dihadapi, pemecahan masalah

dengan bertukar pikiran dapat meringankan beban pikiran yang

ada. Sehingga kecemasan individu dapat berkurang dengan

adanya support dari masyarakat.

c. Faktor Penyebab Kecemasan Mahasiswa yang Menyusun Skripsi

Semua mahasiswa keperawatan yang sedang menyusun Skripsi mengalami

kecemasan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Etika dkk pada tahun 2015

menyebutkan bahwa penyebab kecemasan anatara lain:

1) Faktor internal yaitu kurangnya pengetahuan mahasiswa menyusun

skripsi dan memahami uji statistik serta kurangnya motivasi dari diri

mahasiswa.

2) Faktor eksternal yaitu kurangnya kerjasama antara dosen pembimbing

dan mahasiswa dan dukungan sosial yang kurang. Dampak kecemasan

pada mahasiswa yaitu dampak simtom suasana hati seperti gangguan

pola tidur dan perubahan emosi dan simtom kognitif seperti selalu

kepikiran tentang Skripsi.

Menurut Notoatmojo (2018) faktor stres/ kecemasan dapat


12

di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal :

1) Faktor Internal

Dapat berupa kondisi kesehatan psikis atau emosional,

kurangnya ketertarikan mahasiswa pada penelitian, tidak

mempunyai kemampuan dalam tulis-menulis, sistem sosial

ekonomi atau dana yang terbatas, kesulitan dalam mencari judul,

dan sebagainya

2) Faktor Eksternal

Dapat berupa adanya perubahan lingkungan, kondisi alam,

manajemen waktu dalam penyusunan tugas akhir, kurangnya

fasilitas dalam mencari literatur dan referensi yang sesuai dengan

judul, proses revisi yang berulang-ulang, dosen pembimbing yang

sibuk dan sulit di temui, kurangnya konsultasi dengan dosen

pembimbing.

d. Jenis Kecemasan

Menurut (Muyasaroh, 2020) terdapat beberapa kriteria gangguan

kecemasan dan indikatornya yaitu :

1) Kecemasan umum, yang ditandai dengan gemetar dan keringat

dingin, ketegangan otot, cepat emosional, pusing, berkemih terus

menerus, susah tertidur, jantung berdebar-debar dengan cepat,

kelelahan, keinginan untuk makan berkurang dan kesulitan

berkonsentrasi.
13

2) Kecemasan gangguan panik, yang digambarkan dengan jantung

berdebar – debar, mudah untuk keringat, sesak dada, takut, dan

wajah pucat.

3) Kecemasan sosial, yaitu ketakutan yang tidak biasa terhadap keadaan

sosial.

4) Kecemasan obsesif, indikator paranoid sehingga selalu merasa

gugup, khawatir dan takut.

e. Tanda dan Gejala Kecemasan

Menurut Rinaldi (2020) gejala dan tanda – tanda kecemasan yaitu :

1) Gejala fisik : tubuh gemetaran, merasa nyeri pada perut juga

dada, mudah keringat, tangan basah oleh keringat, sakit pada

bagian kepala, mual, mulut menjadi kering, nafas tersengal –

sengal, detak jantung menjadi cepat, tubuh dan juga jari – jari

terasa dingin.

2) Gejala perilaku : berperilaku menghindar dan selalu gelisah.

3) Gejala kognitif : khawatir juga gelisah mengenai keadaan yang

belum tentu akan terjadi, berpikir berlebihan terhadap perasaan

yang datang dari dalam diri, takut tidak dapat mengontrol diri,

memikirkan hal yang secara terus – menurus mengganggu dan

sulit memfokuskan pikiran atau berkonsentrasi.

f. Tingkatan Kecemasan

Menurut (Muyasaroh, 2020) tingkat kecemasan ada 4 yaitu :

1) Kecemasan ringan

Kecemasan yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Diri akan


14

semakin waspada dan fokus semakin meningkat sehingga dapat

mengelola masalah dengan baik. Perubahan fisiologisnya

berupa mengalami kesulitan saat hendak tidur karena gelisah

dan sangat sensitif terhadap bunyi atau suara.

2) Kecemasan sedang

Individu yang mengalami kecemasan ini menjadikan pikirannya

terpusat akan sesuatu hal dan mengabaikan yang lainnya, dan

juga bisa melakukan sesuatu menjadi lebih terarah. Perubahan

fisiologisnya, sulit untuk bernafas, tekanan darah dan juga

denyut nadi tinggi mulut menjadi kering dan juga merasa

gelisah

3) Kecemasan berat

Kecemasan yang berpengaruh terhadap pikiran individu, lebih

fokus akan sesuatu hal secara spesifik, detail dan tidak bisa

memikirkan hal lain. Kecemasan berat dirasakan oleh

mahasiswa karena belum dapat menyesuaikan diri pada

perubahan budaya dan kondisi yang baru atau disebut dengan

culture shock (Nur cita & Susantiningsih, 2020) Hal ini dapat

ditandai dengan mahasiswa fokus terhadap hal detail saja,

persepsi menjadi berkurang, perhatian juga menjadi terbatas,

tidak bisa berkonsentrasi dalam mengatasi masalah, tidak bisa

belajar dengan baik, kepala menjadi sakit, mual, badan

gemetar, susah untuk tidur, takikardi, mengalami diare,

menjadi lebih emosional dan hanya fokus pada dirinya sendiri.


15

4) Panik.

Kecemasan pada tingkatan ini berkaitan akan perasaan takut dan

terror yang menyebabkan individu kehilangan kontrol dan tidak

bisa mengerjakan sesuatu meskipun sudah diarahkan. Panik

menyebabkan aktivitas motoric meningkat, penurunan

kemampuan interaksi sosial, persepsi menjadi salah, berpikir

sudah tidak rasional lagi dan jika terus berlangsung bisa

menyebabkan terjadinya kelelahan dan berujung pada

kematian.

g. Tatalaksana Kecemasan

Cara yang terbaik untuk menghilangkan kecemasan ialah dengan

jalan menghilangkan sebeb-sebabnya. Menurut Zakiah Daradjat

1988. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan, antara lain:

1) Pembelaan

Usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan yang masuk akal

bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk akal, dinamakan

pembelaan. Pembelaan ini tidak dimaksudkan agar tindakan yang

tidak masuk akal itu dijadikan masuk akal, akan tetapi

membelanya, sehingga terlihat masuk akal. Pembelaan ini tidak

dimaksudkan untuk membujuk atau membohongi orang lain,

akan tetapi membujuk dirinya sendiri, supaya tindakan yang

tidak bisa diterima itu masih tetap dalam batas-batas yang

diingini oleh dirinya.


16

2) Proyeksi

Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya

kepada orang lain, terutama tindakan, fikiran atau dorongan-

dorongan yang tidak masuk akal sehingga dapat diterima dan

kelihatannya masuk akal.

3) Identifikasi

Identifikasi adalah kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut

merasakan sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai oleh

orang lain. Apabila ia melihat orang berhasil dalam usahanya ia

gembira seolah-olah ia yang sukses dan apabila ia melihat orang

kecewa ia juga ikut merasa sedih.

4) Hilang hubungan (disasosiasi)

Seharusnya perbuatan, fikiran dan perasaan orang berhubungan

satu sama lain. Apabila orang merasa bahwa ada seseorang

yang dengan sengaja menyinggung perasaannya, maka ia akan

marah dan menghadapinya dengan balasan yang sama. Dalam

hal ini perasaan, fikiran dan tindakannya adalah saling

berhubungan dengan harmonis. Akan tetapi keharmonisan

mungkin hilang akibat pengalaman-pengalaman pahit yang

dilalui waktu kecil.

5) Represi

Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal, dan keinginan-

keinginan yang tidak disetujui oleh hati nuraninya. Semacam

usaha untuk memelihara diri supaya jangan terasa dorongan-


17

dorongan yang tidak sesuai dengan hatinya. Proses itu terjadi

secara tidak disadari.

6) Subsitusi

Substitusi adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara

cara-cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesukaran.

Dalam substitusi orang melakukan sesuatu, karena tujuan-tujuan

yang baik, yang berbeda sama sekali dari tujuan asli yang

mudah dapat diterima, dan berusaha mencapai sukses dalam hal

itu.

h. Alat Ukur Kecemasan

Beck Anxiety Inventory (BAI) merupakan alat ukur kecemasan untuk

dewasa dan remaja yang dapat digunakan untuk keperluan klinis dan

penelitian. BAI dibuat oleh Aaron T. Beck, MD dan rekannya berisi 21 item

berfokus pada gejala somatik kecemasan yang mengukur keparahan dari

kecemasan dan sebagai alat ukur untuk membedakan kecemasan dan depresi.

Setiap item pada BAI merupakan gambaran dari gejala kecemasan dalam

empat aspek yaitu subjektif, neurofisiologis, otonom, dan yang berhubungan

dengan panik (Hayat, A., 2014).

BAI dapat diselesaikan dalam waktu 5 – 10 menit menggunakan

metode kertas dan pensil. Responden diminta melaporkan keluhan dari setiap

gejala selama satu minggu terakhir. Respon dari tiap item diukur

menggunakan skala likert dengan skor: tidak pernah (0), hampir tidak pernah

(1), kadang-kadang (2), dan Sering (3). Total skor BAI berjumlah 0 – 63

dengan interpretasi skor: 0 – 21, kecemasan ringan; 22– 35, kecemasan

sedang; lebih dari 35, kecemasan berat (Hayat, A., 2014).


18

BAI dapat digunakan untuk menilai dan menetapkan basis tingkat

kecemasan, sebagai alat bantu diagnostik, untuk mendeteksi efektivitas dari

terapi, dan sebagai alat ukur hasil setelah terapi. BAI juga mempunyai

beberapa kelebihan yaitu cepat dan mudah dikerjakan, dapat diulang, dapat

membedakan gejala kecemasan dan depresi, telah digunakan dalam berbagai

bahasa, kultur, dan usia (Hayat, A., 2014).

2. Konsep Kualitas Tidur

a. Definisi Tidur

Tidur sangat penting bagi individu dan merupakan kebutuhan dasar

yang tidak bisa hilangkan, dengan tidur tubuh mampu untuk

membangun keseimbangan organ tubuh, dengan mengistirahatkan

tubuh juga otak bagian serebral korteks, fungsinya memikirkan

serta membayangkan dan menilai atau memberikan alasan atau

tujuan dibalik sesuatu (Setyawan, 2017). Manusia menghabiskan

satu pertiga dari kehidupannya untuk tidur (Widiyanto, 2016).

Tidur juga dapat menyeimbangkan fungsi emosional dan juga

mental manusia (Prabowo et al., 2020). Tidur mempunyai fungsi

yang sangat banyak dalam menjaga imunitas tubuh, sistem

metabolisme, dan juga memori. Individu yang waktu tidurnya

terpenuhi dan juga memiliki kualitas tidur yang baik maka dapat

mempengaruhi kegiatan atau aktivitas, dan jika kuantitas tidur

tidak cukup dan kualitas yang tidak optimal maka akan

menyebabkan fokus menjadi berkurang, menjadi cepat lelah dan

memiliki pikir yang buruk (Alfi & Yuliwar, 2018).

b. Tahapan Tidur
19

Tidur memiliki dua fase yaitu Non – Rapid Eye Movement (NREM)

dan Rapid Eye Movement (REM), NREM adalah tidur pada tahap

awal atau quite sleep yang dapat memperbaiki organ – organ tubuh,

selanjutnya tahap REM, yaitu active sleep yang mempengaruhi

perkembangan otak, normalnya fase NREM terjadi secara bergantian

dengan fase REM (Martini et al., 2018). Selama tahap NREM aktivitas

para simpatik mengalami kenaikan dan aktivitas simpatik menjadi

menurun, sedangkan pada tahap REM adalah kebalikannya dimana

aktivitas para simpatik semakin meningkat dan sebaliknya aktivitas

simpatik mengalami penurunan (Reza et al., 2019).

1) Tidur NREM

Waktu tidur NREM sekitar 75-80% dari total tidur secara

keseluruhan, tahap tidur NREM sangat tenang dan dimulai

dengan penurunan tonus pembuluh darah tepi dan fungsi organ

tubuh, tahap NREM juga dapat dikatakan tahap tidur dengan

tidak ada mimpi, namun sebenarnya dalam tahap ini biasanya

muncul mimpi buruk.

1) Tahap 1

Tahap ini merupakan tahap yang sangat ringan, selama tahap

ini kedua mata akan tertutup dan disebut sebagai tahap

perpindahan dari terjaga menuju tidur, pada tahap ini

biasanya kaki ataupun otot tiba – tiba bergerak seperti

tersentak dan dapat merasakan sensasi seperti terjatuh.

Secara fisiologis nafas menjadi dangkal, denyut nadi juga


20

teratur, tekanan darah menurun, dan menunjukkan sedikit

gerakan tubuh. Individu dapat menolak bahwa dirinya telah

tidur dan sangat mudah terbangun

2) Tahap 2

Tahap ini berhubungan dengan penurunan fisiologis tubuh,

tekanan darah juga menurun, penurunan aktivitas otak,

penurunan sekresi gastrointestinal, dan penurunan aktivitas

jantung.

3) Tahap 3 dan 4

Pada tahap ini individu akan tidur lebih dalam dan lebih teratur,

sulit untuk dibangunkan. Jika terbangun saat fase ini maka

anda akan mengalami sakit kepala untuk beberapa saat.

2) REM

Tahap REM biasanya terjadi selama 90 – 120 menit setelah jangka

waktu NREM. Jangka waktu tahap REM pertama lebih pendek,

lalu akan diteruskan untuk jangka waktu REM yang

selanjutnya lebih progresif, lebih mendalam dan juga lebih

lama. Untuk usia dewasa tahap REM itu satu pertiga dari tidur

normal dan akan mengalami peningkatan menjelang malam.

Sepanjang tidur tahap REM berlangsung selama 5 sampai 30

menit. Lebih mudah untuk mengingat mimpi REM daripada

mimpi NREM

c. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur

Menurut (Reza et al., 2019) faktor – faktor yang dapat


21

mempengaruhi tidur yaitu:

1) Usia dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur

seseorang.

2) Penyakit yang menimbulkan rasa nyeri, rasa tidak nyaman,

sulit bernafas, rasa cemas yang berlebihan, depresi dan stres

yang mengacaukan tidur sehingga menyebabkan masalah tidur.

3) Kelelahan akibat aktivitas fisik yang dilakukan dengan

kuantitas tinggi memerlukan waktu istirahat yang lebih banyak.

Seseorang yang kelelahan cenderung lebih cepat untuk tertidur

dan rasa lelah yang berlebihan dengan tingkat kecemasan yang

tinggi cenderung membuat sulit tidur

4) Masalah psikologis seperti cemas dan juga stress menimbulkan

perasaan gelisah berlebihan yang menyebabkan individu sulit

tidur. Mahasiswa yang biasanya melakukan aktivitas sehari –

hari menjadi berubah selama masa pandemi COVID – 19

karena mahasiswa harus melakukan karantina di rumah.

Perubahan – perubahan ini dapat mengganggu kualitas tidur

mahasiswa (Haryanti, 2020)

5) Mengonsumsi jenis obat tertentu dapat menyebabkan susah

tidur. Orang yang mengonsumsi obat diuretic akan mengalami

gangguan tidur dan dapat menimbulkan terjadi insomnia, obat

golongan diuretik dapat menyebabkan individu menjadi sering

berkemih dimalam hari


22

6) Faktor lingkungan seperti pencahayaan dan suasana tempat

tidur dapat mempengaruhi kualitas dan juga kuantitas tidur.

d. Pola Tidur

Tidur dengan pola teratur ternyata lebih penting jika

dibandingkan dengan jumlah jam tidur itu sendiri. Pada

beberapa orang mereka merasa cukup dengan tidur selama 7-8

jam pada tiap malamnya (Kozier, 2010). Secara umum

menurut Asmadi (2008) durasi atau waktu lama tidur

mengikuti pola sesuai dengan tahap tumbuh kembang atau usia

manusia.

1) Pada bayi baru lahir membutuhkan tidur selama 14 – 18


jam sehari.

2) Kebutuhan tidur pada tuddler menurun menjadi 10-12


sehari.

3) Pada usia preschool memerlukan waktu tidur 11-12 jam


semalam.

4) Anak usia sekolah tidur antara 8-12 jam semalam tanpa


tidur siang

5) Kebanyakan remaja memerlukan waktu tidur sekitar 8-10

jam semalam

6) Pada masa dewasa awal umumnya mereka sangat aktif

dan membutuhkan waktu tidur antara 7-8 jam dalam

semalam. Kurang lebih 20 % tidur mereka adalah tidur

REM.

7) Pada masa dewasa tengah mereka akan mengalami

insomnia atau sulit tidur, mungkin disebabkan oleh


23

stres, mereka biasanya tidur selama kurang dari 6-8 jam

dalam semalam.

8) Lansia tidur sekitar 6 jam setiap malamnya dan 20-25

% adalah tidur REM. Terdapat penurunan yang

progresif. Lansia leih sering terbangun pada malam hari

dan membutuhkan waktu yang sulit untuk memulai

tidurnya.

Menurut Aman (2005), untuk itu diperlukan pola tidur yang

sehat ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai hal

tersebut yaitu :

1. Disiplin waktu. sebaiknya tentukanlah kapan kita harus tidur

dan kapan harus terbangun. Ritme dan dan jadwal tidur yang

tetap serta teratur akan memberikan kontribusi yang positif

terhadap tidur yang sehat.

2. Lakukan olah raga secara teratur, olah raga diyakini sebagai

obat yang ampuh untuk menetralisir ketegangan fisik dan

pikiran. Waktu yang ideal adalah pagi hari atau sore hari.

3. Perhatikan kondisi ruang tubuh, suasana yang nyaman dalam

kamar akan sangat menentukan kualitas pola tidur maka

jagalah suasana kamar agar selalu nyaman.

e. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap

tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan

perasaan lelah, mudah terangsang gelisah, lesu, apatis,

kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengka, konjungtiva


24

merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan

sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas

tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan

dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur,

kualitas tidur seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu

tidur dan keluhan- keluhan ataupun sehabis bangun tidur

(Potter dan Perry, 2005). Kualitas tidur adalah kemampuan

individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan sejumlah tidur

REM dan NREM yang pas (Kozier, 2010).

Menurut Asmadi (2008) kualitas tidur dapat dilihat

melalui tujuh komponen, yaitu :

1. Kualitas tidur subjektif

Penilaian subjektif diri sendiri terhadap kualitas tidur

yang dimiliki, adanya perasaan terganggu dan tidak

nyaman pada diri sendiri berperan terhadap penilaian

kualitas tidur.

2. Latensi tidur

Beberapa waktu yang dibutuhkan sehingga seseorang bisa

tertidur, ini berhubungan dengan gelombang tidur

seseorang.

3. Efisiensi tidur

Didapatkan melalui presentase kebutuhan tidur manusia,

dengan menilai jam tidur seseorang dan durasi tidur

seseorang, durasi tidur sehingga dapat disimpulkan apakah


25

sudah tercukupi atau tidak.

4. Penggunaan obat tidur

Obat tidur dapat menandakan seberapa berat gangguan

tidur yang dialami, karena penggunaan obat tidur di

indikasikan apabila orang tersebut sudah sangat terganggu

pola tidurnya dan obat tidur dianggap perlu untuk

membantu tidur.

5. Gangguan tidur

Seperti adanya menngorok, gangguan pergerakan sering

terganggu dan mimpi buruk dapat mempengaruhi proses

tidur seseorang.

6. Durasi tidur

Dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun,

waktu tidur yang tidak terpenuhi akan menyebabkan

kualitas tidur buruk.

7. Daytime disfunction atau adanya gangguan pada kegiatan

sehari-hari diakibatkan oleh perasaan.

f. Alat ukur Kualitas Tidur

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah instrument

efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola

tidur orang dewasa. PSQI dikembangkan untuk mengukur dan

membedakan individu dengan kualitas tidur yang baik dan

kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur merupakan fenomena

yang kompleks dan melibatkan beberapa dimensi yang


26

seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI.Dimensi tersebut antara

lain kualitas tidur subjektif, sleep latensi, durasi tidur,

gangguan tidur, efesiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat

tidur , dan disfungsi tidur pada siang hari. Dimensi tersebut

dinilai dalam bentuk pertanyaan dan memiliki bobot penialaian

masing-masing sesuai dengan standar baku.

Validitas penelitian PSQI sudah teruji. Instrumen ini

menghasilkan 7 skor yang sesuai dengan domain atau area

yang disebutkan sebelumnya. Tiap domain nilainya berkisar

antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai

setiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global

antara 0-21.Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan

menjadi skor global antara 0-21. Skor ≤5 = baik, >5-21 =

buruk. PSQI memiliki konsistensi internal dan koefisien

reliabilitas (Cronbach‟s Alpha) 0,83 untuk 7 komponen

tersebut, dalam skala sebagai berikut (Muhibin Syah, 2006):

Pola tidur baik :0

Pola tidur cukup baik : 1 - 7

Pola tidur tidak baik : 8 - 14

Pola sangat tidak baik : 15 - 21

3. Konsep Pandemi Covid 19

a. Definisi

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat, virus RNA dengan ukuran
27

partikel 120-160 nm. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang

diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala

berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease

2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia, penyebab COVID-19 ini

dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan

antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS

ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan

MERS dari unta ke manusia.

COVID-19 merupakan jenis penyakit menular disebabkan oleh

virus SARS-CoV-2 atau sebelumnya dikenal dengan 2019-nCoV.

Pada awalnya COVID-19 muncul sebagai wabah pneumonia yang

terjadi di Wuhan, RRC. Kemudian wabah saat ini sudah menyebar

ke berbagai penjuru dunia sejak 20 Januari 2020 oleh WHO

dideklarasikan sebagai public health emergency of international

concern. (Adityo Susilo 2020).

b. Etiologi

Faktor penyebab munculnya SARS-CoV-2 jenis coronavirus

dari kluster β. Virus ini merupakan virus zoonotic yang artinya

berasal dari virus coronavirus yang menginfeksi binatang seperti

halnya SARS-CoV dan MERS-CoV. Infeksi ditularkan mungkin

sebagai agen zoonosis (dari hewan untuk manusia), kemungkinan

infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia. Pada 22 Januari


28

2020, novel CoV telah dinyatakan berasal dari kelelawar liar dan

berasal dari dari beta-coronavirus yang mengandung Pernafasan

Akut Parah Sindrom Associated Coronavirus (SARS-CoV). (Sahin

AR,dkk 2020)

Agen penyakit COVID-19 telah terisolasi dan termasuk

dalam golongan virus RNA positif berantai tunggal. Coronavirus

yang kemudian dikenal CoVs memiliki bentuk bulat dengan

permukaan diselimuti seperti jarum pentul. Nama corona

digunakan berdasarkan struktur tubuh virus yang menyerupai

mahkota. Virus ini tidak memiliki segmen dalam tubuhnya dan

mengandung materi genetik RNA sepanjang 26-32 kilobase,

terpanjang diantara semua virus yang terindentifikasi. Sampai saat

ini, telah teridentifikasi hampir 30 jenis CoVs yang dapat

menginfeksi manusia, unggas, dan hewan lainya. Umumnya

manusia terinfeksi oleh α– dan β ‐ CoVs. (Li, 2020).

Beberapa jenis Coronavirus zoonosis telah teridentifikasi

seperti SARS-CoV dan MERS-CoV yang telah menyerang

manusia sebelumnya, virus penyebab Covid-19 yang mewabah

sampai saat ini menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang

lebih parah. Mamalia yang dapat terinfeksi Coronavirus sebelum

manusia adalah kelelawar dan pada awal penelitian menunjukkan

hasil bahwa ada hubungan kerabat antara virus COVID-19 dengan

Coronavirus kelelawar. (Lu, 2020).

Virus ini telah melintasi beberapa spesies sehingga


29

sekarang dapat menginfeksi manusia. Hal ini semakin dipermudah

dengan virus penyebab COVID-19 merupakan virus RNA

polimerase sehingga mudah untuk bermutasi sampai berkembang

dengan baik di saluran pernapasan manusia. (Perlman, 2020)

c. Gejala

COVID-19 memiliki gejala yang umum pada setiap

terjadinya infeksi tubuh. Berdasarkan observasi dari Fengxiang

Song, dkk. (2020), semua pasien menunjukkan gejala demam,

diikuti batuk, dan myalgia atau kelelahan. Wabah COVID-19 dapat

menyerang orang orang lanjut usia (lansia) rata-rata manusia

berusia 49 tahun dengan rentang usia pasien dari umur 16 hingga

76 tahun. Diantara pasien yang diobservasi, terdapat pasien yang

memiliki kondisi medis lain seperti diabetes, hipertensi, penyakit

hati kronis, penyakit paru-paru, dan jantung yang dapat

memperparah kondisi kesehatan pasien.

Gejala parah COVID-19 dikaitkan dengan peningkatan

jumlah dan tingkat kematian. Pasien yang terinfeksi COVID-19

menunjukkan jumlah leukosit yang lebih tinggi, temuan

pernapasan abnormal, dan peningkatan kadar pro plasma dalam

sitokin yang mudah terbakar. Salah satu laporan kasus COVID-19

menunjukkan pasien pada 5 hari demam disajikan dengan batuk,

napas kasar suara kedua paru-paru, dan suhu tubuh 39,0°C. Pasien

dahak menunjukkan hasil reaksi rantai polimerase real-time positif

yang mengkonfirmasi infeksi COVID-19.Studi laboratorium


30

menunjukkan leukopenia dengan jumlah leukosit 2,91 × 10 ^ 9

sel / L di antaranya 70,0% adalah neutrofil. Selain itu, nilai 16,16

mg / L darah Protein C-reaktif tercatat berada di atas kisaran

normal (0–10 mg/ L). (Hussin, dkk 2020)

Gejala klinis spesifik yang muncul pada pasien COVID-19

seperti infeksi saluran pernapasan bagian bawah, terjadi

peradangan (inflamasi) pada pembuluh darah paru-paru, dan

respon imunitas tubuh di luar kendali (Li, 2020). Sebelum virus

CoVs dapat dapat menimbulkan gejala, virus ini memerlukan masa

inkubasi antara 2-14 hari setelah menginfeksi manusia yang baru

(Worldometers, 2020).

Beberapa teori yang mengatakan bahwa gejala infeksi

COVID-19 muncul setelah inkubasi periode sekitar 5-2 hari.

Periode sejak awal COVID-19 gejala kematian berkisar antara 6

hingga 41 hari dengan median 14 hari. Periode ini tergantung pada

usia pasien dan status sistem kekebalan tubuh pasien. Itu lebih

pendek di antara pasien > 70 tahun dibandingkan dengan mereka

yang berusia di bawah 70 tahun, gejala paling umum awal penyakit

COVID-19 adalah demam, batuk, dan kelelahan, sementara gejala

lainnya termasuk produksi dahak, kepala sakit, hemoptisis, diare,

dyspnoea, dan limfopenia. Namun, COVID-19 menunjukkan

beberapa fitur klinis unik termasuk penargetan jalan napas bawah

seperti yang dibuktikan oleh tingkat atas gejala saluran spiratory

seperti rhinorrhoea, bersin, dan sakit tenggorokan. (Hussin, dkk


31

2020)

Menurut (WHO, 2020). Virus corona bisa menimbulkan

beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini

bergantung pada jenis virus corona yang menyerang dan seberapa

serius infeksi yang terjadi. Beberapa gejala awal virus corona bisa

berupa gejala flu, seperti demam pilek,batuk kering, sakit

tenggorokan,sakit kepala,setelah itu gejala bisa memberat sehingga

pasien bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak, bahkan

berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada. Gejala gejala tersebut

muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona. Namun secara

umum ada 3 gejala seseorang menandakan terinfeksi COVID-19

yaitu:

1) Demam (suhu tubuh diatas 38 derajat celcius)

2) Batuk

3) Sesak nafas

d. Klasifikasi

Klasifikasi coronavirus yang pernah ada didunia menurut

penelitian Yi Fan dkk, 2019 yaitu:

1) Alphacoronavirus HCoV-229E. Virus ini muncul pertama kali

1960-an. Virus ini dapat menginfeksi manusia. Menurut laporan

gejala terkena firus ini sama seperto flu biasa.virus ini lebih

rentan menyerang anak anak dan usia lanjut.

2) Alphacoronavirus HCoV-NL63. Virus ini pertama kali terinfeksi

di Amsterdam, bukan usia dewasa maupun lanjut orang yang


32

pertama kali terkena adalah seorang bayi berusia 7 bulan,

gejalanya mirip dengan bronchitis .

3) Betacoronavirus HCoV-OC43. Virus ini bisa menyebabkan flu,

penyakit saluran pernapasan bagian bawah,dan dapat

mengakibatkan keparahan usia anak-anak.

4) Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini berasal

dari hewan yang diduga keleawar lalu mnyebar ke hewan lain

(luwak) hingga terkena manusia.

5) Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV).

Suatu penyakit pernafasan yang disebakan oleh virus

corona,beberapa kasus menyebutkan pasien tidak menunjukkan

gejala klinis. Namun mereka terbukti positif terinfeksi MERS

CoV. Gejalanya demam, batuk, sesak napas,diare, pneumonia

munkin bisa terjadi teapi jarang ada.

6) 2019 Novel Coronavirus (COVID-19). Virus ini menyebar dan

sudah menginfeksi banyak orang,virus ini dapat menyebabkan

penyakit pada burung dan mamalia termasuk manusia ,pada

manusia menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang

umumnya ringan, seperti pilek.

e. Panularan

Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke

manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran

menjadi lebih agresif. Menurut WHO, 2020. Transmisi SARS-

CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang


33

keluar saat batuk atau bersin. COVID-19 dapat menyebar dari

orang ke orang melalui :

1) Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk

pengidap COVID-19

2) Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi

3) Menyentuh mata, hidung,atau mulut, setelah memegang barang

yang terkena percikan air liur pengidap COVID-19 Tinja atau

feses (jarang terjadi)

4) Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misal

bersentuhan atau berjabat tangan.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih

berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanut usia

(lansia), ibu hamil, orang yang sedang sakit yang system imun

tubuh menurun

f. Komplikasi

Menurut penelitian dari China CDC Weekley,2020. Pada

kasus yang parah, infeksi virus corona bisa menyebabkan beberapa

komplikasi serius yaitu :

1) Pneumonia

2) Infeksi sekunder pada organ lain

3) Gagal ginjal

4) Acute cardiac injury

5) Acute respiratory distress syndrome.

6) Kematian
34

g. Pencegahan

Menurut (KEMENKES, 2020).Berdasarkan bukti yang

tersedia, tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci

penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-

langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:

1) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika

tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika

tangan terlihat kotor

2) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut

3) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan

mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah

tisu ke tempat sampah

4) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan

melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker

5) Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala

gangguan pernapasan.

Beberapa pencegahan sesuai kondisi dan tempat:

a. Pencegahan tranmisi di pasar hewan yaitu ;

a) Hindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa

perlindungan

b) Gunakan masker

c) Etika batuk dan bersin: tutup hidung dengan tissue atau siku

ketika batuk dan bersin, buang tissue ke tempat sampah tertutup.


35

d) Setelah batuk atau bersin, cuci tangan dengan sabun dan air atau

hand-sanitizer alcohol-based

e) Cuci tangan setelah pulang ke rumah

f) Jika memiliki gejala saluran napas terutama demam yang

persisten, datang ke Rumah Sakit

b. Pencegahan transmisi di rumah yaitu ;

a) Pola hidup sehat (meningkatkan sistem imun tubuh)

b) Personal higienitas yang baik

c) Etika batuk dan bersin

d) Cuci tangan, jangan menyentuh mata, hidung, mulut dengan

tangan kotor

e) Ventilasi ruangan yang baik, jaga tetap bersih

f) Hindari kontak dekat dengan orang dengan gejala sistem

respirasi

g) Hindari tempat ramai, jika perlu, gunakan masker

h) Hindari kontak dengan hewan liar, unggas dan ternak

i) Makanan yang aman, dan dimasak dengan matang

j) Hindari makan makanan yang mentah

k) Perhatikan tanda dan gejala infeksi saluran napas

c. Pencegahan transmisi di bioskop yaitu ;

a) Selama epidemi penyakit menular hindari tempat publik dengan

padat penduduk dan sirkulasi udara yang buruk, terutama anak-

anak, orang tua dan orang dengan imunitas rendah.

b) Etika batuk dan bersin


36

d. Pencegahan transmisi di fasilitas publik (bus, busway, kapal,

kereta, pesawat dan tempat ramai lainnya) yaitu ;

a) Gunakan masker

b) Terapkan etika batuk dan bersin

c) Sering mencuci tangan menggunakan alkohol atau sabun dengan

air

Menurut World Health Organization 2020, strategi Program

pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) untuk mencegah atau

membatasi penularan di tempat layanan kesehatan meliputi :

1) Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua

pasien

Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas

pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

aman bagi semua pasien, dan mengurangi risiko infeksi lebih

lanjut. Kewaspadaan standar meliputi :

a) Kebersihan tangan dan pernapasan;

Petugas kesehatan harus menerapkan ”5 momen kebersihan

tangan”, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan

prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan

cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah

bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan

atau barang-barang yang tercemar. Kebersihan tangan

mencakup:
37

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan

antiseptik berbasis alcohol

2. Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor

3. Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan

terutama ketika melepas APD.

b) Penggunaan APD sesuai risiko

Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan

tangan akan membantu mengurangi penyebaran infeksi.

c) Jarum suntik

d) Pengelolaan limbah yang aman

1) Pengelolaan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin

2) Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan

perawatan pasien.

3) Membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air

dan deterjen serta memakai disinfektan yang biasa digunakan

(seperti hipoklorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan

prosedur yang efektif dan memadai.

e) Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber

Penggunaan triase klinis di fasilitas layanan kesehatan untuk tujuan

identifikasi dini pasien yang mengalami infeksi pernapasan akut

(ARI) untuk mencegah transmisi patogen ke tenaga kesehatan

dan pasien lain.

f) Menerapkan pengendalian administrative

Kegiatan ini merupakan prioritas pertama dari strategi PPI, meliputi


38

penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam

mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama

perawatan kesehatan.

g) Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa

Kegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan

kesehatan dasar dan di rumah tangga yang merawat pasien

dengan gejala ringan dan tidak membutuhkan perawatan di RS.


39

B. Kerangka Konseptual
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kecemasan mahsiswa
yang menyusun skripsi:
1. Internal: kondisi fisik dan Faktor-faktor yang
psikis, kurangnya mempengaruhi kualitas tidur :
kemampuan,kesulitan 1. Usia
mencari judul, kurangnya 2. Penyakit
ketertarikan dalam menliti, 3. Kecemasan Kualitas tidur
sosial ekonomi.
2. Eksternal: kondisi pandemi 4. Obat-obatan
covid 19, keterbatasan 5. Faktor lingkungan
tempat penelitian,
kurangnya fasilitas dalam
mencari literatur, revisi
berulang-ulang, dosen
pembimbing sibuk dan sulit
ditemui.

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Sumber: Notoatmojo, 2018; Reza et.al., 2019; Haryanti, 2020.

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Hubungan Kecemasan dengan kualitas tidur


mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada masa pandemi Covid 19 di
STIKES Majapahit Mojokerto.

Kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor

internal dan eksternal. Faktor internal meliputi : kondisi fisik dan psikis,

kurangnya kemampuan, kesulitan mencari judul, kurangnya ketertarikan dalam

menliti, sosial ekonomi. Sedangkan faktor eksternal meliputi: kondisi pandemi

covid 19, keterbatasan tempat penelitian, kurangnya fasilitas dalam mencari

literatur, revisi berulang-ulang, dosen pembimbing sibuk dan sulit ditemui.

Faktor-faktor tersebut tidak diteliti oleh peneliti. Sedangkan faktor yang


40

mempengaruhi kualitas tidur ada faktor usia, kecemasan, obat-obatan dan faktor

lingkungan. Yang dilakukan penelitian adalah faktor kecemasan dihubungkan

kualitas tidur.
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan metode

pendekatan cross sectional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang

bertujuan mengkaji hubungan antar variabel. Pendekatan cross sectional

adalah penelitian dimana peneliti mengukur atau mengobservasi data variabel

independen dan dependen hanya sekali pada satu waktu (Nursalam, 2016).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kecemasan dengan

Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa

Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.

41
42

B. Frame Work

Kerangka kerja merupakan sesuatu desain alur penelitian sehingga

dapat dilihat jelas gambaran tentang proses dan jalannya penelitian

(Nursalam, 2016). Kerangka kerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar berikut ini.


Populasi
Semua mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di
STIKES Majapahit Mojokertoyang berjumlah 57

Teknik sampling
Proportionate Stratified Random Sampling

Sampel
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di STIKES Majapahit
Mojokertoyang berjumlah

Variabel Independen Variabel Dependen


Kecemasan Kualitas tidur

Prosedur Pengumpulan Data


Menggunakan kuesioner BAI untuk mengukur kecemasan
dan PSQIuntuk mengukur kualitas tidur

Analisis Data
Editing, coding, scoring, tabulating

Kesimpulan

Gambar 3.1 : Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur


Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid
19 di STIKES Majapahit Mojokerto.
43

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara penelitian,

patokan dugaan, atau dalil. Sementara yang kebenaranya akan dibuktikan

dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian

tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini

dapat diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti maka hipotesis

tersebut menjadi tesis (Notoadmojo, 2012).

H1 = Ada Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur

Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa

Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.

D. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (Nursalam, 2016). Variabel dalam penelitian ada dua

yaitu:

a. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya yang menentukan variabel

lainnya (Nursalam, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah kecemasan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.

b. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain,

variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-

variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian


44

ini adalah kualitas tidur mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2016).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Kecemasan dengan Kualitas


Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi
Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.

Variabel Definisi Operasional Kriteria Skala


Independen: Hasil pengukuran kondisi psikis Kecemasan: Interval
Kecemasan dan fisiologis mahasiswa yang skor 0-63
Mahasiswa yang mengalami tekanan pada saat
sedang menusun menyusun skripsi di masa
skripsi Pandemi Covid-19, yang diukur
menggunakan kuesioner Beck
Anxiety Inventory (BAI)
Variabel kemampuan mahasiswa untuk Kualitas tidur: Interval
dependen: tetap tertidur dan mendapatkan skor 0-21
kualitas tidur sejumlah tidur REM dan NREM
mahasiswa yang yang pas pada saat menyusun
sedang menusun skripsi di masa Pandemi Covid-
skripsi 19, yang diukur menggunakan
kuesioner Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI)

E. Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang mememuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi penelitian ini adalah semua

mahasiswa yang menjalani skripsi di STIKES Majapahit Mojokerto yang

berjumlah 57 responden.

F. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2016). Peneliti

menggunakan teknik Proportionate Stratified random sampling dimana setiap


45

kelas dalam populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel. Sampel

dalam peneliti ini adalah sebagian mahasiswa yang menjalani skripsi di

STIKES Majapahit Mojokerto. Besar sampel dalam penelitian ini menurut

slovin dapat di tentukan dengan rumus.

Besar sampel dalam penelitian ini adalah :

n= N
1+ N (d) 2

Keterangan :

n: Besar sampel

N : Besar populasi

d : Tingkat signifikasi (0,05) (Notoadmojo,

2018)

Maka :

n= N
1 + N (d) 2

n= 57
1+ 57 (0,05) 2

n= 57
1 + 57 (0,0025)

n= 57
1 + 0,14

n = 50
Jadi Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden.

Jumlah sampel setiap kelas/ angkatan dibagi sebagai berikut:

N = n1 x n2
S
Keterangan:
46

N : jumlah sampel tiap kelas/ angkatan

n1 : jumlah populasi tiap kelas/ angkatan

S : jumlah populasi

n2: Jumlah sampel keseluruhan

Sampel yang didapatkan dari masing-masing kelas/ angkatan adalah sebagai

berikut:

Kelas Reguler S1 Keperawatan : 28 x 50 = 24,5 = 25 responden


57

Kelas Reguler S1 Kesehatan Masyarakat : 9 x 50 = 7,8 = 8 responden


57

Kelas Alih jenjang S1 Kesmas: 20 x 50 = 17,5 = 17 responden


57
Total sampel adalah 50 responden.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di STIKES Majapahit Mojokerto.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada rentang Maret – April 2022.

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2016).

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Proses pengambilan data pada penelitian ini dimulai dari peneliti

melayangkan surat ijin penelitian kepada Ketua STIKES Majapahit

Mojokerto, untuk meminta persetujuan melakukan penelitian di


47

STIKES Majapahit.

b. Peneliti menentukan responden yaitu mahasiswa tingkat akhir yang

sedang menyusun skripsi secara acak untuk dijadikan sampel dalam

penelitian

c. Peneliti membentuk grup wa dan mengundang respondenyang

terpilih serta meminta persetujuan untuk menjadi responden dan

menjelaskan tujuan penelitian. Jika responden setuju maka mereka

akan tetap berada di dalam grup.

d. Peneliti melakukan proses pengumpulan data tentang kecemasan dan

kualitas tidur dengan cara menyebarkan link google form di grup wa

yang sudah dibentuk serta memandu cara pengisian kuesioner. Link

sebagai berikut: https://bit.ly/KuesionerPenelitian_Bagus

e. Proses pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti tanpa

dibantu oleh enumerator.

f. Setelah prosedur pengisian kuesioner selesai dan data sudah

terkumpul semuanya, kemudian peneliti akan melakukan

pemeriksaan kelengkapan data yang diperoleh dari responden.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan

seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang

menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama

Beck Anxiety Inventory (BAI). Pengisian kueusioner BAI dapat

diselesaikan dalam waktu 5 – 10 menit menggunakan google form.


48

Responden diminta melaporkan keluhan dari setiap gejala selama

satu minggu terakhir. Respon dari tiap item diukur menggunakan

skala likert dengan skor: tidak pernah (0), hampir tidak pernah (1),

kadang-kadang (2), dan Sering (3). Total skor BAI berjumlah 0 –

63 dengan interpretasi skor: 0 – 21, kecemasan ringan; 22 – 35,

kecemasan sedang; lebih dari 35, kecemasan berat (Hayat, A.,

2014).

b. Instrumen Kualitas tidur

Untuk mengumpulkan data te ntang kualitas tidur, peneliti

menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Validitas penelitian PSQI sudah teruji. Instrumen ini

menghasilkan 7 skor yang sesuai dengan domain atau area yang

disebutkan sebelumnya. Tiap domain nilainya berkisar antara 0

(tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai setiap

komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-

21.Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor

global antara 0-21. Skor ≤5 = baik, >5 = buruk. PSQI memiliki

konsistensi internal dan koefisien reliabilitas (Cronbach‟s Alpha)

0,83 untuk 7 komponen tersebut, dalam skala sebagai berikut

(Muhibin Syah, 2006).

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan


49

tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali semua data

yang diperoleh atau dilakukan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data setelah data terkumpul. Dari 34 responden

semuanya mengisi dan menjawab kuesioner dengan lengkap.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan yang mengubah data dalam bentuk

yang lebih ringkas dengan menggunakan kode - kode yang

dirumuskan untuk mempermudah dalam melaksanakan tabulasi dan

analisa data.

Jenis kelamin:

Laki-laki kode 1

Perempuan kode 2

Sumber Pembiayaan kuliah:

Mandiri kode 1

Beasiswa kode 2

Konsumsi Obat tidur:

Mengkonsumsi kode 1

Tidak mengkonsumsi kode 2

c. Scoring

Scoring adalah kegiatan yang dilakukan untuk memiliki atau

mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi

data) sesuai dengan variabel yang diteliti.


50

d. Tabulating

Tabulasi data adalah upaya mengelompokkan data ke dalam

suatu tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisis sesuai dengan

pendapat (Muhith, 2011) antara lain sebagai berikut :

1) 0% = Tak satupun

2) 1-25 % = Sebagian kecil

3) 26-49 % = Hampir setengahnya

4) 50 % = Setengahnya

5) 51-75 % = Sebagian besar

6) 76-99 % = Hampir seluruhnya

7) 100 % = Seluruhnya

2. Analisis Bivariat

Analisa dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Untuk menganalisis hubungan

anatar kecemasan dengan kualitas tidur menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment. Uji statistik ini digunakan agar mengetahui

derajat keeratan hubungan antara dua variabel yang berskala inerval atau

rasio, dan memiliki distribusi data yang normal. Uji ini akan

menghasilkan nilai koefisien korelasi yang nilainya berkisar antara -1, 0

dan 1. Nilai -1 artinya terdapat korelasinegatif yang sempurna, 0 artinya

tidak ada korelasi, dan nilai 1 berarti ada korelasi yang positif sempurna.

Hasil analisis distribusi data kecemasan diperoleh sebaran data

tidak normal dengan nilai Kolmogorov-Smirnov 0,003 < 0,05 (ρ < α).

Sedangkan distribusi data kualitas tidur diperoleh sebaran data tidak


51

normal dengan nilai Kolmogorov-Smirnov 0,022 < 0,05 (ρ < α).

Sehingga analisis bivariat untuk mengetahui korelasi kedua variabel

dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Spearman.

J. Etika Penelitian

Setiap penelitian yang menggunakan subyek manusia harus tidak

bertentangan dengan etika (Nursalam, 2016).

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti dan

peneliti menjelaskan maksud serta tujuan riset yang dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.

Responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut dan

apabila responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan

memaksakan dan tetap menghormati hak-haknya.

2. Anonuimity (Tanpa Nama)

Kerahasiaan terhadap responden yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini menjadi prioritas dengan cara tidak menuliskan nama responden pada

lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan

pengambilan data di STIKES Majapahit yang dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 7

April 2022.

Hasil penelitian ini akan menampilkan data umum dan data khusus dalam

bentuk data numerik dan katagorik. Kelompok data numerik meliputi umur,

kecemasan dan kualitas tidur, sedangkan kelompok data kategorik meliputi jenis

kelamin, pembiayaan kuliah dan konsumsi obat tidur. Selain itu juga ditampilkan

data khusus dalam bentuk analisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui

hubungan kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa yang sedang menyusun

skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit (STIKES Majapahit)

merupakan institusi yang didirikan oleh Yayasan Kesejahteraan Warga

Kesehatan (YKWK) di Mojokerto, yang terletak di Jalan Raya Jabon-

Gayaman Km. 02 Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. STIKES

Majapahit memiliki 6 program studi yaitu S1 Ilmu Keperawatan, Profesi

Ners, S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Kebidanan, Profesi Bidan dan S2

Kesehatan Masyarakat.

Batas wilayah STIKES Majapahit adalah sebagai berikut:


53

a. Sebelah Barat: berbatasan dengan perumahan Graha Majapahit

b. Sebelah Timur: berbatasan dengan kampus Universitas Islam Majapahit

(UNIM)

c. Sebelah Utara: berbatasan dengan desa Gayaman

d. Sebelah Selatan: berbatasan dengan jalan raya Jabon-Gayaman

Tempat penelitian khususnya dalam penelitian adalah pada Program

Studi S1 Ilmu Keperawatan dan S1 Kesehatan Masyarakat. Dimana jumlah

mahasiswa yang sedang menjalani skripsi pada Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan kelas reguler sebanyak 28 mahasiswa dan Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat kelas regular sebanyak 9 mahasiswa dan kelas alih

jenjang sebanyak 20 mahasiswa.

2. Data Umum

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia responden,

jenis kelamin, pembiayaan kuliah dan konsumsi obat tidur. Hasil ulasan

deskriptif data umum responden berupa tabel sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia di


STIKES Majapahit Mojokerto
Variabel N Mean Median SD Min-maks
Usia 50 21 22 0,614 21-23

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa rerata responden berusia 22

tahun yang berarti responden berada dalam masa remaja akhir, dengan

usia minimum adalah 21 tahun dan usia maksimum adalah 23 tahun.


54

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


di STIKES Majapahit Mojokerto
Jenis kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)
laki-laki 8 16
Perempuan 42 84
Total 50 100

Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan data bahwa hampir seluruh

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 42 responden (84 %).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Pembiayaan Kuliah

Tabel 4.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan sumber


pembiayaan kuliah di STIKES Majapahit Mojokerto
Sumber Pembiayaan
Frekuensi (f) Prosentase (%)
Kuliah
Mandiri 48 96
Beasiswa 2 4
Total 50 100

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan data bahwa hampir seluruh

responden sumber pembiayaan kuliahnya mandiri yaitu sebanyak 48

responden (96 %).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Konsumsi Obat Tidur

Tabel 4.4 Distribusi karakteristik responden konsumsi obat tidur di


STIKES Majapahit Mojokerto
Konsumsi Obat Tidur Frekuensi (f) Prosentase (%)
Konsumsi 0 0
Tidak konsumsi 50 100
Total 50 100

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan data bahwa seluruh responden

tidak mengkonsumsi obat tidur selama menyusun skripsi yaitu sebanyak

50 responden (100 %).


55

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Kesulitan yang Dihadapi

Saat Menyusun Skripsi

Tabel 4.5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan kesulitan


yang dihadapi saat menyusun skripsi di STIKES Majapahit
Mojokerto
Kesulitan yang dihadapi Frekuensi (f) Prosentase (%)
Kurang pemahaman dalam
28 56
menyusun skripsi
Revisi berkali-kali 10 20
Dosen Pembimbing 12 24
Total 50 100

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan data bahwa sebagian besar

responden mengatakan kurang pemahaman dalam menyusun skripsi

yaitu sebanyak 28 responden (56 %).

3. Data Khusus

a. Kecemasan Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa

Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto

Tabel 4.6 Distribusi Kecemasan Mahasiswa yang sedang Menyusun


Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit
Mojokerto
Variabel N Mean Median SD Min-maks
Kecemasan 50 34,36 35,50 11,021 16-51

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa responden memiliki rerata

skor kecemasan 34,36 yang menunjukkan bahwa responden memiliki

kecemasan yang sedang.


56

b. Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada

Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto

Tabel 4.7 Distribusi Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun


Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit
Mojokerto
Variabel N Mean Median SD Min-maks
Kualitas tidur 50 16,14 16,50 4,121 8-24

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden memiliki rerata

skor kualitas tidur 16,14 yang menunjukkan bahwa responden memiliki

kualitas tidur yang buruk.

c. Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang

sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES

Majapahit Mojokerto

Tabel 4.8 Uji korelasiKecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang


sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di
STIKES Majapahit Mojokerto
Variabel Kualitas Tidur
Kecemasan r = 0,640
p = 0,000
n = 50

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui nilai significancy 0.000 yang

menunjukkan bahwa korelasi antara kecemasan dengan kualitas tidur

responden adalah bermakna, yaitu ada hubungan kecemasan dengan

kualitas tidur mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada masa

pandemic Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto. Hasil uji statistik

menunjukkan nilai korelasi Spearman sebesar 0,640 yang artinya

kekuatan korelasinya kuat dan arah korelasi positif yang berarti bahwa

semakin tinggi kecemasan responden maka semakin buruk kualitas


57

tidurnya.

B. Pembahasan

1. Kecemasan Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa

Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa responden memiliki rerata

skor kecemasan 34,36 yang menunjukkan bahwa responden memiliki

kecemasan yang sedang.

Hasil studi ini sesuai dengan hasil penelitian Febriyanti & Mellu

(2020) yang menyebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi memiliki kecemasan yang sedang. Menurut Notoatmodjo

(2018) bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam

penyusunan tugas akhir maupun skripsi yakni faktor internal yakni dapat

berupa kondisi kesehatan psikis atau emosional, kurangnya ketertarikan

mahasiswa pada penelitian, tidak mempunyai kemampuan dalam tulis-

menulis, sistem sosial ekonomi atau dana yang terbatas, kesulitan dalam

mencari judul, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa

adanya perubahan lingkungan, kondisi alam, manajemen waktu dalam

penyusunan tugas akhir, kurangnya fasilitas dalam mencari literatur dan

referensi yang sesuai dengan judul, proses revisi yang berulang-ulang,

dosen pembimbing yang sibuk dan sulit di temui, kurangnya konsultasi

dengan dosen pembimbing.

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan data bahwa sebagian besar

responden mengatakan kurang pemahaman dalam menyusun skripsi


58

yaitu sebanyak 28 responden (56 %). Sisanya sebesar 10 responden

(20%) mengatakan kesulitannya karena harus revisi berkali-kali dan 12

responden (24%) mengatakan kesulitannya karena dosen pembimbing.

Selain itu, berdasarkan tabel 4.1 responden memiliki usia dalam reantang

21 sampai dengan 23 tahun yang masih termasuk dalam kategori usia

remaja. Berdasarkan Tabel 4.3 juga didapatkan data bahwa hampir

seluruh responden sumber pembiayaan kuliahnya mandiri yaitu sebanyak

48 responden (96 %), sisanya 2 responden (4%) beasiswa.

Peneliti berpendapat bahwa adanya kesulitan saat menyusun skripsi

tersebut menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan, dimana

didapatkan 56 % responden mengatakan kurang pemahaman dalam

menyusun skripsi. Selain itu, faktor kematangan usia juga mempengaruhi

pola pikir seseorang dalam memecahkan masalah, dimana usia semua

responden (100%) tergolong usia remaja yaitu pada rentang usia 21-23

tahun. Pola pikir orang dewasa dianggap lebih matang dalam

menghadapi stresor atau masalah dibandingkan dengan usia remaja.

Faktor biaya kuliah juga bisa menjadi penyebab kecemasan pada

responden, dimana mahasiswa yang kuliah dengan biaya sendiri

memiliki rerata skor kecemasan 35. Sedangkan responden yang

medapatkan beasiswa memiliki rerata skor kecemasan 29. Hal ini

mungkin disebabakan karena responden yang kuliah biaya sendiri merasa

cemas jika skripsi tidak selesai atau molor, maka responden harus

membayar biaya kuliah lagi.

Semua faktor tersebut menyebabkan responden merasa cemas dalam


59

menyusun skripsi. Mahasiswa tingkat akhir yang tidak mampu menghadapi

berbagai kesulitan tersebut akan rentan mengalami kecemasan. Skripsi

mempunyai kesulitan yang berbeda dalam setiap tahap pengerjaanya,

kurangnya pemahaman dalam menyususn skripsi, revisi berkali-kali

maupun karakteristik dosen pembimbing akan menyebabkan mahasiswa

merasa cemas dan dapat menghambat proses penyusunan skripsi.

2. Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa

Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden memiliki rerata skor

kualitas tidur 16,14 yang menunjukkan bahwa responden memiliki kualitas tidur

yang buruk.

Hasil studi ini sesuai dengan hasil penelitian Muhammad Iqbal (2018)

menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

memiliki kualitas tidur yang buruk, hal ini disebabkan karena mahasiswa yang

sering begadang untuk mengerjakan skripsinya. Selain itu kelelahan fisik juga

dapat menyebabkan kualitas tidur terganggu. Mahasiswa kesehatan umumnya

yang mempunyai jadwal kuliah yang cukup padat dapat beresiko mengalami

kualitas tidur yang buruk. Menurut Alfi & Yuliwar (2018) jika kuantitas tidur

tidak cukup dan kualitas yang tidak optimal maka akan menyebabkan fokus

menjadi berkurang, menjadi cepat lelah dan memiliki pikir yang buruk.

Menurut Reza et al (2019) faktor – faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas tidur yaitu: usia responden, penyakit yang diderita responden sehingga

menimbulkan rasa nyeri, rasa tidak nyaman, sulit bernafas, rasa cemas yang

berlebihan, depresi dan stres yang mengacaukan tidur sehingga menyebabkan

masalah tidur. Selain kecemasan, faktor lain yang mempengaruhi kualitas


60

tidur yaitu seperti gaya hidup, gadget, game, serta berbagai aktifitas yang

menyenangkan untuk dilakukan di malam hari sehingga jadwal tidur

normalnya terganggu. Terganggunya waktu tidur normal yang berlangsung

lama akan menjadi kebiasaan dan membentuk pola tidur yang baru serta

sulit untuk diperbaiki kembali.

Peneliti berpendapat bahwa kualitas tidur yang buruk pada responden

dalam penelitian ini disebabkan karena hampir seluruh responden

mengalami kecemasan sedang dan berat yaitu sebanyak 40 responden

(80%), dimana responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang dan

berat tersebut memiliki skor kualitas tidur diatas 10. Kualitas tidur yang

buruk pada responden akan mengakibatkan masalah tersendiri bagi fisik

dan psikologis, salah satu dampaknya adalah lamanya waktu penyusunan

skripsi dari jadwal yang telah ditetapkan.

3. Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang

Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES

Majapahit Mojokerto

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji statistik menunjukkan nilai significancy

0.000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara kecemasan dengan kualitas

tidur responden adalah bermakna, yaitu ada hubungan kecemasan dengan

kualitas tidur mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada masa

pandemic Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto. Hasil uji statistik

menunjukkan nilai korelasi Spearman sebesar 0,640 yang artinya kekuatan

korelasinya kuat dan arah korelasi positif yang berarti bahwa semakin tinggi

kecemasan responden maka semakin buruk kualitas tidurnya.


61

Hasil studi ini sesuai dengan pendapat Reza et al (2019) bahwa salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur adalah kecemasan. Kecemasan

dapat terjadi pada mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir atau

skripsi. Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa terganggu waktu tidur

normalnya, karena mahasiswa harus begadang untuk menyusun skripsinya.

Hasil studi ini juga sesuai dengan pendapat Kozier (2010) yang menyatakan

bahwa seseorang yang mengalami kecemasan yang tinggi akan meningkatkan

kadar hormon norepinefrin dimana akan mempengaruhi sistem saraf pusat yang

mengatur tidur seseorang sehingga akan menyebabkan waktu tidur seseorang akan

terganggu. Kualitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor stres, depresi

dan ansietas (kecemasan) tentang masalah pribadi. Stresor yang timbul dalam

proses penyusunan skripsi dapat menyebabkan pelepasan efinefrin dari adrenal

malalui mekanisme seperti ancaman yang dipresepsikan oleh panca indera dan

diteruskan ke korteks serebri dan kemudian ke sistem limbic dan RAS (Reticular

Activating System) lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian kelenjar adrenal

mensekresikan katekolamin dan menstimulasi saraf otonom. Hiperaktivitas sistem

saraf otonom akan mempengaruhi berbagai sistem organ. Neurotransmiter utama

yang berhubungan langung dengan kecemasan yaitu norefinefrin, serotonin dan

GABA

Hasil tabulasi data menyebutkan bahwa dari 50 responden, sebanyak

40 responden mengalami kecemasan sedang dan berat yaitu (80%), dimana

responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang dan berat tersebut

memiliki skor kualitas tidur diatas 10. Sisanya sebanyak 10 responden

dengan kecemasan ringan dan memiliki skor kualitas tidur kurang dari 10

sebanyak 3 responden, sisanya sebanyak 7 responden yang memilki skor

kualitas tidur lebih dari 10.


62

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti berpendapat bahwa semakin

tinggi skor kecemasan maka semakin tinggi pula skor kualitas tidur, yang

artinya semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin buruk kualitas

tidurnya. Akan tetapi didapatkan juga responden dengan kecemasan ringan

tetapi memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dikarenakan responden

sebelum menyusun skripsi pun memang memiliki kebiasaan begadang atau

tidurnya menjelang pagi karena kebiasaan ngopi dan bermain game ataupun

gadget. Kualitas tidur yang buruk pada responden akan mengakibatkan

masalah tersendiri bagi fisik dan psikologis, salah satu dampaknya adalah

lamanya waktu penyusunan skripsi dari jadwal yang telah ditetapkan.

Peneliti juga berpendapat bahwa tekanan mental dan kecemasan yang

dirasakan pada saat pembuatan skripsi dapat mempengaruhi tidur mahasiswa.

Untuk memasuki fase tidur, seseorang mahasiswa membutuhkan ketenangan,

sehingga ketika mahasiswa cemas memikirkan skripsinya karena takut tidak

selesai, tidak memahami apa yang harus ditulisnya, harus revisi berulang kali,

maupun karakteristik dosen pembimbing yang berbeda-beda akan membuat

mahaiswa merasa tertekan dan cemas. Hal ini menyebabkan mahasiswa merasa

tidak tenang dan akan sulit tertidur. Kesulitan untuk memulai tidur maupun sering

terbanguan saat tidur dapat menyebabkan kualitas tidur mahassiswa menjadi

buruk. Kualitas tidur yang buruk akan menimbulkan masalah pada kesehatan fisik

dan psikologis mahasiswa. Selain itu kurangnya kualitas tidur akan menyebabkan

prestasi akademik menurun sehingga pengerjaan skripsi menjadi kurang

maksimal.
BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada masa pandemi Covid 19 di

STIKES Majapahit Mojokerto memiliki rerata skor kecemasan 34,36 yang

menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kecemasan yang sedang.

2. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada masa pandemi Covid 19 di

STIKES Majapahit Mojokerto memiliki rerata skor kualitas tidur 16,14 yang

menunjukkan bahwa responden memiliki kualitas tidur yang buruk.

3. Ada Hubungan hubungan kecemasan dengan kualitas tidur mahasiswa

yang sedang menyusun skripsi pada masa pandemic Covid 19 di STIKES

Majapahit Mojokerto.

B. SARAN

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melanjutkan penelitian tentang

penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi kecemasan dan kualitas tidur

bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, misalnya menerapkan

teknik hipnosis, teknik relaksasi, dan lain-lain.

2. Program Studi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk

program studi bahwa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

mengalami kecemasan dari tingkat ringan sampai dengan berat, sehingga

63
64

diharapkan program studi dapat memberikan solusi atau pentalaksanaan

yang tepat untuk mengurangi kecemasan mahasiswa dengan cara

memberikan pembekalan diawal sebelum mahasiswa memulai menyusun

skripsi.

3. Responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bahwa

mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengalami kecemasan dari

tingkat ringan sampai dengan berat dan dapat menyebabkan kualitas tidur

yang buruk, untuk itu perlu dilakukan cara-cara seperti teknik relaksasi,

distraksi, hipnosis dan lain-lain yang dapat membantu menurunkan stres

mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Albar. (2014). Hubungan antara Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa


Selama Penyusunan Skripsi di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Naskah
Publikasi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Alfi, W. N., & Yuliwar, R. (2018). The Relationship between Sleep Quality and
Blood Pressure in Patients with Hypertension. Jurnal Berkala Epidemiologi;
Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Berkala EpidemiologiDO -
10.20473/Jbe.V6I12018.18-26.
https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/view/9481

Aman, 2005. Kesehatan Masyarakat; Ilmu dan seni, Jakarta; Renka Cipta

Anissa, L. M., Suryani, S., & Mirwanti, R. (2018). Tingkat kecemasan mahasiswa
keperawatan dalam menghadapi ujian berbasis computer based test.
Medisains, 16(2), 67. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2522

Artanty Mellu (2020).Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Universitas


Citra Bangsa Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19.Di Kota Kupang

Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan; Jakarta. EGC

Dahlan, M. S. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam


Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Salemba Medika.

Dewi, A. P. (2015). Hubungan antara kualitas tidur dan kuantitas tidur dengan
prestasi belajar mahasiswa. Riau University.

Dewi, E. (2020). PENGARUH KECEMASAN SAAT PEMBELAJARAN


DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA STIKES WILLIAM SURABAYA. Jurnal
Keperawatan, 9(1 SE-Articles). https://doi.org/10.47560/kep.v9i1.210

Febriyanti, E. dan, & Mellu, A. (2020). Tingkat Kecemasan Mahasiswa


Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Kota Kupang.
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931
e-ISSN : 2623-2871, 11(3), 1–6. https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/index

Fitria, L., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid-19.
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(1), 1–4.

Grant, M. M. (1990). Beck Anxiety Inventory. Myrtle Beach: Coastal Center for
Cognitive Therapy, PA.

Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & PH, L. (2020). Gambaran Psikologis

65
66

Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. Jurnal


Keperawatan Jiwa, 8(3), 299–306.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5941

Hayat, A. (2014). Kecemasan dan Metode Pengendaliannya. Khazanah. 12, 52-62

Hidayat, 2007. Methode Penelitian Kesehatan: paradikma kuantitatif, surbaya:


health book publishing

Ilahi, A. D. W., Rachma, V., Janastri, W., & Karyani, U. (2021). The Level of
Anxiety of Students during the Covid-19 Pandemic. Proceding of
InterIslamic University Conference on Psychology, 1(1), 1–6

Iqbal, M D. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Mahasiswa


Perantau di Yogyakarta. Skripsi. 1-11

Kozier, 2010. Fundamental nursing: concepts, process, and practice 7* Ed New


Jerse; Pearson Educations, Inc.

Li, G. (2020). Coronavirus infections and immune responses. Medical Virology,


24–432

Lubis & Nurlaila, 2010. Mengapa tingkat stress pelajar makin tinggi, Style sheet,
www.vivanews.com/news/read/120642

Mauliku, N. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


GANGGUAN POLA TIDUR PADA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT
INAP BAGIAN D3 RSUD CIBABAT TAHUN 2014. Jurnal Ilmu
Kesehatan Immanuel, 14, 34. https://doi.org/10.36051/jiki.v14i1.118

Muyasaroh, H. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam 61


menghadapi Pandemi Covid 19. 3

Monica Ade Sandra (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan


Wanita Menghadapi Menopause Di Desa Duwet Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan.Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (3rd ed.). PT RINEKA


CIPTA

Nursalam. (2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika


Salemba.

Organization, W. H. (2020). Mental health and psychosocial considerations


during the. World Health Organization 2020. Some rights reserved. This
work is available under the CC BY-NC-SA.
67

Potter, PA & Perry, AG, 2005. Buku Ajar fundamental keperawatan. Jakarta;
Graha Pustaka

Prabowo, I. A., Remawati, D., & Wardana, A. P. W. (2020). Klasifikasi Tingkat


Gangguan Tidur Menggunakan Algoritma Naïve Bayes. Jurnal Teknologi
Informasi Dan Komunikasi (TIKomSiN), 8(2).
https://doi.org/10.30646/tikomsin.v8i2.519

Reza, R. R., Berawi, K., Karima, N., & Budiarto, A. (2019). Fungsi Tidur dalam
Manajemen Kesehatan. Medical Journal Of Lampung University, 8(2), 247–
253. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2479

Robothan, 2008. Abnormal Phychology in a changing 7th.Ed new Jersey: Pearson


Education.Inc

Rinaldi, M. R. (2020). KECEMASAN PADA MASYARAKAT SAAT MASA


PANDEMI COVID- 19 DI INDONESIA. In D. H. Santoso (Ed.), COVID-
19 Dalam Ragam Tinjauan Perspektif (pp. 137–150). MBridge Press.
http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/ BUKU
RAPID- RESEARCH -COVID-UPDATE -1. Pdf

Setyawan, A. (2017). HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN


KUALITAS TIDUR PASIEN PREOPERASI DI RUANG ANGSOKA
RUMAH SAKIT ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. Jurnal
Ilmiah Sehat Bebaya, 1, 110–116

Stanley Perlman, M. P. (2020). Another Decade, Another Coronavirus. The new


england journal of medicine, 760-762

Susilo, A.(2020). Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Coronavirus Disease 2019.


Vol. 7 No. 1

Weekly, C. C. (2020). The Epidemiological Characteristics of an Outbreak of


2019 Novel. The Novel Coronavirus Pneumonia Emergency Response
Epidemiology Team, CCDC Weekly / Vol. 2 / No. 8.

Widiyanto, A. H. S. (2016). Perbedaan Pola Tidur Antara Kelompok Terlatih Dan


Tidak Terlatih. Medikora, 15(1), 85–95.
https://doi.org/10.21831/medikora.v15i1.10073

Yusuf Hasan Baharudin dkk.(2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat


Cilacap Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Universitas Nahdatul
Ulama Al-Gazali (UNUGHA)

Zhu, N. (2020). A Novel Coronavirus from Patients. The new england journal of
medicine, 727-733.
Lampiran 1
Lampiran 3
Lampiran 4

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

1. Saya Bagus Gunawan berasal dari mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto dengan ini meminta saudara/i
untuk ikut berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul
Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun
Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Hubungan Kecemasan
dengan Kualitas Tidur Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa
Pandemi Covid 19 di STIKES Majapahit Mojokerto.
3. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan cara responden mengisi
kuesioner selama 20-25 menit. Apabila saudara/i bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini, Bapak/Ibu diminta untuk menandatangani surat
persetujuan (Informed Consent). Prosedur selanjutnya yang akan saudara/i
lakukan yaitu:
a. Peneliti mengirimkan tautan kuesioner kecemasan
b. Peneliti mengirimkan tautan kuesioner kualitas tidur
4. Penelitian ini tidak banyak memberi manfaat langsung kepada saudara/i,
namun hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan. Manfaat langsung yang bisa saudara/i dapatkan yaitu
menambah pengetahuan saudara/i tentang hubungan kecemasan dengan
kualitas tidur saat menjalani skripsi.

5. Bahaya Potensial
Tidak ada bahaya potensial secara langsung yang dapat dialami oleh
saudara/i responden karena tidak ada intervensi melainkan hanya mengisi
kuesioner. Dalam kondisi ini mungkin saudara/i akan mengalami kebosanan
saat mengisi kuesioner ini dan mungkin saudara/i akan memiliki
perasaan tidak enak (sungkan) pada peneliti karena berdinas di ruangan
yang sama dengan peneliti.
6. Kerahasiaan
Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan
nama, alamat dan nomer telepon atau identitas lainnya yang dianggap
rahasia. Oleh karena itu kerahasiaan responden akan sangat dijaga dalam
penelitian ini.
7. Hak untuk mengundurkan diri
Keikutsertaan sebagai responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan
berhak untuk mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa ada konsekuensi
ataupun sanksi yang merugikan.
8. Narahubung peneliti.
Apabila terdapat hal-hal yang membutuhkan penjelasan, Bapak / Ibu
dapat menghubungi peneliti : Bagus Gunawan (081334091770)
Peneliti
Bagus
Gunawan
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah mendapat penjelasan secara
terperinci mengenai:
1. Penelitian yang berjudul Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi pada Masa Pandemi Covid 19
di STIKES Majapahit Mojokerto
2. Tujuan penelitian
3. Perlakuan yang diterapkan pada responden dan kewajiban
responden untuk mentaati peraturan selama penelitian
4. Manfaat bagi responden
5. Bahaya potensial yang mungkin akan dialami oleh responden
6. Kerahasiaan
7. Hak untuk mengundurkan diri
8. Contact person peneliti

Saya telah diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai


segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini. Oleh karena itu
saya (bersedia / tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek
penelitian dengan penuh kesadaran serta.
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa dengan sebenarnya tanpa tekanan
dari pihak manapun.

(Coret salah satu*)


Mojokerto, ………………2022
Peneliti Responden

Bagus Gunawan (……………………………….)


Saksi

(…………………………………….)
Lampiran 6
KUISIONER
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWAYANG
SEDANG MENYUSUN SKRIPSI PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI STIKES
MAJAPAHIT MOJOKERTO

Bagian 1
Data Demografi
1. No. Responden :......... (diisi peneliti)
2. Usia :........... Tahun
3. Jenis Kelamin :
o Laki-laki
o Perempuan

4. Sumber Pembiayaan : Mandiri / Beasiswa


Kuliah

5. Kesulitan yang :..............................................


dihadapi saat ................................................
menjalani skripsi ................................................
...
6. Konsumsi obat tidur : ya/ tidak

Bagian 2 Kuesioner Kecemasan menggunakan Beck Anxiety Inventory (BAI)

PETUNJUK
Pada tabel di bawah ini terdapat tanda-tanda yang terjadi pada diri anda akhir-akhir ini
(seminggu terakhir). Anda dipersilahkan untuk memilih salah satu dari ke empat pilihan
jawaban pada masing-masing tanda sesuai dengan keadaan yang anda alami. Berilah
tanda silang (X) pada jawaban anda.
Hampir
Tidak Kadang-
No. Aspek tidak Sering
pernah kadang
Pernah
1. Jantung berdebar
2. Tubuh terasa panas/dingin
3. Mudah tegang
4. Merasa khawatir
5. Otot tegang
6. Keringat panas/dingin
7. Sakit kepala
8. Sesak napas
9. Merasa bimbang
10. Mulut kering
11. Mudah gugup
12. Sulit konsentrasi
13. Limbung (Kurang dapat
menjaga keseimbangan)
14. Gangguan tidur
15. Kaki lemas
16. Penglihatan kabur
17. Mudah lupa
18. Dada sakit
19. Mual
20. Mudah gelisah
21. Sakit perut
18. Dada sakit
19. Mual
20. Mudah gelisah
21. Sakit perut

Bagian 3 Kuisioner Kualitas Tidur


Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tanda (x) pada kotak yang tersedia.
Pada jawaban isian jawablah yang menurut anda sesuai dengan keadaan anda.
1. Jam berapa anda biasanya tidur malam ?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam ?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi ?
4. Berapa lama anda tidur di malam hari ?

5 Seberapa sering masalah-masalah Tidak pernah 1x 2x ≥ 3x


dibawah ini mengganggu tidur anda seminggu seminggu seminggu
?
a Tidak mampu tertidur selama 30
menit sejak berbaring
b Terbangun di tengah malam atau
terlalu dini
c Terbangun untuk ke kamar mandi
d Tidak mampu bernafas dengan
Leluasa
e Batuk atau mengorok
f Kedinginan di malam hari
g Kepanasan di malam hari
h Mimpi buruk
i Terasa nyeri
j Alasan lain ……….
6 Seberapa sering anda menggunakan
obat tidur
7 Seberapa sering anda mengantuk
ketika melakukan aktifitas di siang
Hari

Tidak antusias Kecil Sedang Besar


8 Seberapa besar antusias anda ingin
menyelesaikan masalah yang anda
hadapi
Sangat baik Baik Kurang Sangat
kurang
9 Bagaimana kualitas tidur anda
selama sebulan yang lalu

Keterangan Cara Skoring


Komponen :
1. Kualitas tidur subyektif → Dilihat dari pertanyaan nomer 9
0 = sangat baik
1 = baik

2 = kurang
3 = sangat kurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) → total skor dari pertanyaan
nomer 2 dan 5a
Pertanyaan nomer 2 :
≤ 15 menit = 0
16–30 menit = 1
31-60 menit = 2
>60 menit = 3
Pertanyaan nomer 5a :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini :
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
3. Lama tidur malam → Dilihat dari pertanyaan nomer 4
>7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
<5 jam = 3
4. Efisiensi tidur → Pertanyaan nomer 1, 3, 4
Efisiensi tidur = (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%
# lama tidur ± pertanyaan nomer 4
# lama di tempat tidur ± kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3
Jika di dapat hasil berikut, maka skornya :
>85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
<65 % = 3
5. Gangguan ketika tidur malam → Pertanyaan nomer 5b sampai 5i
Nomer 5b sampai 5i dinilai dengan skor dibawah ini :
Tidak
pernah =
0 Sekali
seminggu
= 1 2 kali
seminggu
=2
>3 kali seminggu = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5i, dengan skor
dibawah
ini :
Skor 0 = 0
Skor 1-9 = 1
Skor 10-18 = 2
Skor 19-27 = 3
6. Menggunakan obat-obat tidur →
Pertanyaan nomer 6 Tidak pernah = 0
Sekali
seminggu
= 1 2 kali
seminggu
=2
>3 kali seminggu = 3
7. Terganggunya aktifitas di siang hari → Pertanyaan
nomer 7 dan 8 Pertanyaan nomer 7 :
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3
Pertanyaan nomer 8 :
Tidak antusias = 0
Kecil = 1
Sedang = 2
Besar = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor dibawah ini :
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
Skor akhir : jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 - 7
Lampiran 7
Lampiran 7

Tabulasi Hasil Penelitian


Kesulitan
Usia yang
(dala dihadapi Kecemasa Kualitas
m Jenis Pembiayaa konsum saat n Tidur
tahun kelami n si obat menyusu
) n perkuliahan tidur n skripsi
22 1 1 2 1 25 13
22 2 1 2 3 17 17
21 2 1 2 1 28 12
22 2 1 2 1 33 18
22 2 1 2 1 51 16
23 2 1 2 1 42 20
21 1 1 2 3 35 19
21 2 1 2 3 50 20
22 2 1 2 1 42 14
22 2 1 2 1 16 8
21 2 1 2 1 44 20
22 2 1 2 1 32 24
23 2 2 2 1 16 12
21 2 1 2 2 42 22
21 1 1 2 1 36 13
21 2 1 2 1 25 14
22 2 1 2 1 44 19
22 2 1 2 1 23 8
21 1 1 2 3 33 18
21 2 1 2 2 42 20
22 2 1 2 3 35 19
22 2 1 2 1 50 20
21 2 1 2 1 42 14
22 2 1 2 1 16 8
23 2 2 2 1 42 22
21 2 1 2 1 36 13
21 1 1 2 1 25 14
21 2 1 2 2 44 19
22 2 1 2 2 17 17
22 2 1 2 2 28 12
22 1 1 2 3 33 18
22 2 1 2 1 51 16
21 2 1 2 1 16 12
22 2 1 2 1 42 22
22 2 1 2 2 36 13
23 2 1 2 2 25 14
22 2 1 2 3 44 19
22 2 1 2 1 42 20
21 2 1 2 1 35 19
22 2 1 2 1 50 20
21 2 1 2 3 42 14
21 1 1 2 2 16 8
21 2 1 2 3 44 20
22 2 1 2 3 51 16
22 2 1 2 1 16 12
22 1 1 2 1 42 22
22 2 1 2 2 36 13
21 2 1 2 3 25 14
22 2 1 2 3 28 12
22 2 1 2 2 33 18
Statistics
usia kecemasan kualitas tidur
N Valid 50 50 50
Missing 0 0 0
Mean 21.70 34.36 16.14
Median 22.00 35.50 16.50
Mode 22 42 20
Std. Deviation .614 11.021 4.121
Variance .378 121.460 16.980
Skewness .275 -.313 -.270
Std. Error of Skewness .337 .337 .337
Kurtosis -.570 -.988 -.735
Std. Error of Kurtosis .662 .662 .662
Minimum 21 16 8
Maximum 23 51 24

Statistics
pembiayaan konsumsi obat
jenis kelamin kuliah tidur
N Valid 50 50 50
Missing 0 0 0

Frequency Table

jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 8 16.0 16.0 16.0
perempuan 42 84.0 84.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sumber pembiayaan kuliah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mandiri 48 96.0 96.0 96.0
beasiswa 2 4.0 4.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

konsumsi obat tidur


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 50 100.0 100.0 100.0

Kesulitan yang dihadapi saat menyusun skripsi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 28 56.0 56.0 56.0
pemahaman
dalam
menyusun
skripsi
Revisi 10 20.0 20.0 100.0
berkali-kali
Dosen 12 24.0 24.0 100.0
pembimbing
Total 50 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kualitas tidur 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
kecemasan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Descriptives
Statistic Std. Error
kualitas tidur Mean 16.14 .583
95% Confidence Interval for Lower Bound 14.97
Mean Upper Bound 17.31
5% Trimmed Mean 16.22
Median 16.50
Variance 16.980
Std. Deviation 4.121
Minimum 8
Maximum 24
Range 16
Interquartile Range 7
Skewness -.270 .337
Kurtosis -.735 .662
kecemasan Mean 34.36 1.559
95% Confidence Interval for Lower Bound 31.23
Mean Upper Bound 37.49
5% Trimmed Mean 34.46
Median 35.50
Variance 121.460
Std. Deviation 11.021
Minimum 16
Maximum 51
Range 35
Interquartile Range 17
Skewness -.313 .337
Kurtosis -.988 .662

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kualitas tidur .138 50 .018 .945 50 .022
kecemasan .176 50 .001 .924 50 .003

a. Lilliefors Significance Correction

kualitas tidur

Correlations
kecemasan kualitas tidur
Spearman's rho kecemasan Correlation Coefficient 1.000 .640**
Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
**
kualitas tidur Correlation Coefficient .640 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai