Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN HASIL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN CITRA TUBUH DENGAN KANKER YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD
SUMBERGLAGAH KABUPATEN
MOJOKERTO

OLEH :
CICI RUSDIANA DEWI
NIM : 201804043

PROGRAM STUDI DIII ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021
LAPORAN HASIL STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN CITRA TUBUH DENGAN KANKER YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD
SUMBERGLAGAH KABUPATEN
MOJOKERTO

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan


(Amd.Kep) Pada Program Study DIII Keperawatan STIKes
Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto

Oleh:
CICI RUSDIANA DEWI
NIM : 201804043

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021

i
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa KTI desain studi kasus ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari

berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun, dan apabila terbukti

ada unsur plagiarisme saya siap untuk dibatalkan kelulusannya.

Mojokerto, 25 Februari 2021

Yang menyatakan

CICI RUSDIANA DEWI

NIM : 201804043

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan kasus ini telah disetujui untuk diajukan dalam ujian akhir program

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Citra

Tubuh Dengan Kanker Yang Menjali Kemoterapi.

Nama : Cici Rusdiana Dewi

NIM : 201804043

Pada tanggal : Pembimbing I : 17 Februari 2021

Pembimbing II : 28 Februari 2021

Oleh:

Pembimbing I : DR. Imam Zainuri S.Kep.Ns., M.Kes


NIK. 162 601 022

Pembimbing II : Enny Virda Yuniarti,S.Kep.Ns.,M.Kes


NIK. 162 601 095

iii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmia densai

studi kasus dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami

Gangguan Citra Tubuh Dengan Kanker Yang Menjali Kemoterapi ”. Selesainya

penulisan karya tulis ilmiah desain Studi Kasus ini adalah berkat bantuan dan

dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus

kepada :

1. DR.M.Sajidin S.Kep,M.Kes selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI

Kabupaten Mojokerto yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

menempuh pendidikan di Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

2. Hj. Ima Rahmawati, S.Kep.Ns.M.Si selaku Ka.Prodi DIII Keperawatan

STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

3. DR. Imam Zainuri S.Kep.Ns., M.Kes selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Enny Virda Yuniarti,S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan kepada penulis.

5. DR. M.Sajidin S.Kep,M.Kes selaku penguji utama studi kasus yang saya

buat ini, yang rela meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk

menguji saya sehingga studi kasus ini dapat terselesaikan pada waktunya.

iv
6. Staff dosen dan karyawan Stikes Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto

yang telah membantu terselesaikannya pembelajaran di Stikes Bina Sehat

PPNI Kabupaten Mojokerto.

7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moral

maupun material serta do’a yang selalu menyertai penulis.

Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan kasus dengan desain

studi kasus ini masih jauh dari sempurna, karenanya mengharap kritik dan

saran yang sifatnya membangun yang diharapkan akan menyempurnakan

laporan kasus ini.

Mojokerto, 25 Februari 2021

Cici Rusdiana Dewi

v
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN CITRA TUBUH DENGAN KANKER YANG MENJALANI
KEMOTERAPI DI RSUD SUMBERGLAGAH KABUPATEN
MOJOKERTO
Oleh : Cici Rusdiana Dewi

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel


jaringan tubuh yang tidak normal. Salah satu terapi yang digunakan pada pasien
kanker adalah dengan cara kemoterapi. Akibat dari pemberian kemoterapi dapat
menyebabkan perubahan fisik pada pasien kanker yang akan berpengaruh pada
citra tubuh. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan
dengan gangguan citra tubuh pada kanker ca mammae yang menjalani
kemoterapi di RSUD sumbergalagah mojokerto. Dengan metode yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam pendekatan
studi kasus. Asuhan keperawatan dilakukan selama 2 minggu pada klien 1 dari
tanggal 13 april 2021 sampai 26 april 2021, dan klien 2 dari tanggal 8 juni 2021
sampai 21 juni 2021. hasil penelitian didapatkan setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x selama 2 minggu diharapkan masalah gangguan citra tubuh
dapat teratasi, klien dapat membina hubungan saling percaya dan mau bercerita
apa yang dialami. Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal khususnya pada pasien ca mammae.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan Gangguan Citra Tubuh, Kanker,
Kemoterapi

vi
ABSTRACT
NURSING CARE FOR PATIENTS WHO HAVE DISTURBED BODY
IMAGE WITH CANCER THAT IS TAKING CHEMOTHERAPY IN
SUMBERGLAGAH Hospital, MOJOKERTO REGENCY
By: Cici Rusdiana Dewi

Cancer is a disease caused by abnormal growth of body tissue cells. One


of the therapies used in cancer patients is chemotherapy. The consequences of
giving chemotherapy can cause physical changes in cancer patients that will affect
body image. undergoing chemotherapy at Sumbergalagah Hospital, Mojokerto.
The method used in this research is descriptive method in a case study approach.
Nursing care is carried out for 2 weeks on client 1 from April 13, 2021 to April
26, 2021, and client 2 from June 8, 2021 to June 21, 2021. the results of the study
were obtained after nursing care 3x for 2 weeks it was hoped that the problem of
body image disorders could be resolved, the client could build a trusting
relationship and want to tell what was experienced. It is expected that the hospital
can provide optimal health services, especially for breast cancer patients.

Keywords: Nursing care for body image disorders, Cancer, Chemotherapy

vii
MOTTO

Terlambat bukan berarti gagal

Dan akhirnya slalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai .

viii
PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan


karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus dengan judul
“asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan citra tubuh dengan
kanker yang menjalani kemoterapi di rsud sumberglagah kabupaten mojokerto”.
Selesainya penulisan studi kasus ini adalah berkat bantuan dan dukungan serta
bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus kepada :

1. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung dan mendoakan saya sepanjang
waktu, dan yang telah memberi semangat disaat saya putus asa.
2. Bapak DR. M. SAJIDIN, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku penguji utama Karya Tulis
Ilmiah.
3. Kepada DR. IMAM ZAINURI S.Kep.Ns.,M.Kes dan Enny Virda Yuniarti
S.Kep.Ns.,M.Kes pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu serta
memberikan bimbingan kepada penulis.
4. Staff Dosen dan karyawan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah
membantu terselesainya pembelajaran di Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
5. Semua teman-teman STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto baik kakak tingkat
maupun teman satu angkatan khususnya D3 Keperawatan kelas B.
6. Untuk sahabat-sahabatku Monik, Fitri, Faris, Ghupron, Farid dan teman satu
dosen pembimbing yang telah membantu dan memberi support dalam
mengerjakan Laporan Studi Kasus ini.
7. my bestie venna arzika humaidah atas segala bantuan dan dukungannya
selama perjuangan ini.
8. Dan untuk semua pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian karya tulis
ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Mojokerto, Juni 2021

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN.......................................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM......................................................................................i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
ABSTRACT....................................................................................................................vii
MOTTO.........................................................................................................................viii
PERSEMBAHAN...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI.....................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah..............................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................4
1.4.1 Tujuan Umum..........................................................................................4
1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5
1.5 Manfaat Karya Penelitian...............................................................................5
1.5.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................5
1.5.2 Manfaat praktis........................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Kanker......................................................................................7
2.1.1. Definisi Kanker.........................................................................................7
2.1.2. Etiologi......................................................................................................7
2.1.3. Patofisiologi...............................................................................................8
2.1.4 Pathway.....................................................................................................9
2.1.5 Jenis atau Lokasi Kanker......................................................................10
2.1.6 Manifestasi Klinik..................................................................................13
2.1.7 Pengobatan Kanker................................................................................13
2.2 Kemoterapi.....................................................................................................14

x
2.2.1 Macam-macam Kemoterapi..................................................................14
2.2.2 Cara pemberian Kemoterapi.................................................................17
2.2.3 Persiapan dan syarat kemoterapi..........................................................18
2.2.4 Efek samping kemoterapi......................................................................19
2.3 Konsep Gangguan Citra Tubuh....................................................................23
2.3.1 Definisi.....................................................................................................23
2.3.2 Etiologi....................................................................................................24
2.3.3 Tanda dan Gejala...................................................................................25
2.3.4 Batasan karaktristik...............................................................................26
2.3.5 Proses terjadinya gangguan citra tubuh...............................................27
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................28
A. Pengkajian......................................................................................................28
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................34
C. NCP (Rencana keperawatan)........................................................................35
D. Implementasi..................................................................................................39
E. Evaluasi...........................................................................................................40
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................42
3.1. Desain Penelitian............................................................................................42
3.2. Batasan Istilah................................................................................................42
3.3 Partisipan.......................................................................................................43
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................44
3.5 Pengumpulan Data.........................................................................................44
3.6 Uji Keabsahan data........................................................................................45
3.8 Etik Penelitian................................................................................................48
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................50
4.1 Hasil.......................................................................................................................50
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian............................................................................50
4.1.2 Pengkajian.........................................................................................................50
4.1.3 Analisa Data........................................................................................................54
4.1.4 Diagnosa Keperawatan........................................................................................55
4.1.5 Perencanaan Tindakan.........................................................................................56
4.2 Pembahasan............................................................................................................70
4.2.1 Pengkajian.......................................................................................................71

xi
4.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................73
4.2.3 Perencanaan.....................................................................................................74
4.2.4 Implementasi...................................................................................................75
4.2.5 Evaluasi...........................................................................................................77
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................80
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................80
5.2 Saran....................................................................................................................81
5.2.1 Bagi Partisipan.......................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................83
LAMPIRAN....................................................................................................................85

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway Kanker

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisa Data


Tabel 2.2 NCP (Rencana Keperawatan)

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization atau WHO (2014) kanker

merupakan suatu istilah umum yang menggambarkan penyakit pada

manusia berupa munculnya sel-sel abnormal dalam tubuh yang melampaui

batas. Sel-sel tersebut dapat menyerang bagian tubuh lain. Kanker adalah

suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh

yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak

terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan

sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan

menyerang organorgan penting serta syaraf tulang belakang (Arief

Yudissanta, 2012). Masalah yang sering muncul pada penderita kanker yang

menjalani kemoterapi yaitu gangguan citra tubuh. Gangguan citra tubuh

adalah perubahan persepsi tentang penampilan, struktur, dan fungsi fisik

individu (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

Cancer (IARC) diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus

baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia, dengan

70% kematian akibat kanker berada di negara miskin dan berkembang

(Desi,2016). Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di

seluruh dunia sekitar 8,8 juta dinyatakan meninggal dunia akibat kanker

1
(WHO, 2015). Jenis kanker yang banyak menyebabkan kematian

diantaranya, kanker paru-paru (1,69 juta kasus) , kanker hati (788.000 ribu

kasus), kanker perut (754.000 ribu kasus), kanker kolorektal (774.000 ribu

kasus), kanker payudara (571.000 ribu kasus), dan kanker lainnya. Insiden

kanker di Indonesia sendiri diperkirakan 180 per 100.000 penduduk

(Handayani & Udani, 2016). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013 jumlah penderita kanker menjadi 1,4% atau

diperkirakan sekitar 347.792 (Riskesdas, 2013). Penderita kanker terbanyak

berada pada Provinsi Jawa tengah dengan penderita kanker sebanyak 68.638

orang dan Provinsi Jawa Timur dengan penderita kanker sebanyak 61.230

orang (Kemenkes, 2013). Berdasarkan data riskesdas di jawa timur yang

menderita kanker pada tahun sebanyak 98.566 jiwa (Riskesdas, 2019).

Berdasarkan data hasil studi pendahuluan di RS Sumberglagah pada tanggal

25 Februari 2021, data rekam medik pasien kanker yang melakukan

kemoterapi dari bulan (Oktober 2020 – januari 2021 ) jumlah pasien kanker

yang menjalani kemoterapi sebanyak 516 pasien, pasien kanker mamae

sebanyak 80%, berdasarkan hasil wawancara didapatkan 10 pasien memiliki

efek perubahan fisik dan psikologis yang menyebabkan gangguan citra

tubuh.

Salah satu terapi yang digunakan pada pasien kanker adalah dengan

cara kemoterapi. Akibat dari pemberian kemoterapi dapat menyebabkan

perubahan fisik pada pasien kanker yang akan berpengaruh pada citra tubuh

yang menunjukkan gambaran diri seseorang yang pada akhirnya akan

2
mempengaruhi harga diri. Ancaman terhadap citra tubuh dan juga harga diri

membuat pasien merasa malu dan tidak puas terhadap struktur, bentuk dan

fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Sriwahyuningsih,

Darianis, & Askar 2012). Dampak psikologis dari kemoterapi berupa

ancaman terhadap body image, seksualitas, intimasi dari hubungan, dan

konflik dalam pengambilan keputusan terkait pilihan pengobatan yang akan

dipilih . Body image merupakan persepsi seseorang mengenai penampilan

fisik dirinya sendiri. Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar

seseorang mampu mendapatkan status kesehatan yang baik dan

mempertahankan fungsi atau kemampuan fisik seoptimal mungkin.

Seseorang yang memiliki kualitas hidup yang baik maka akan memiliki

keinginan kuat untuk sembuh dan dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

Sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun, maka keinginan untuk sembuh

juga menurun (Fitri Haryati, 2015).

Dalam hal ini manajemen psikologis penting dilakukan untuk

memberikan dorongan, motivasi, dan rasa percaya diri agar dapat mencapai

kembali rasa makna-diri. Untuk mengontrol konsep psikologis pasien

dengan gangguan citra diri perlu adanya perhatian atau monitoring, evaluasi,

dan dari aspek pemberian asuhan keperawatan yang tepat. Oleh karena itu

maka peran perawat sangat penting dalam mengembalikan rasa percaya diri.

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien

dengan masalah gangguan citra tubuh adalah sebagai pendengar, pendidik,

dan konselor yang baik bagi pasien dan keluarga. Segala perasaan negatif

3
yang pasien miliki tentang ancaman terhadap citra tubuh harus

diekspresikan dan diungkapkan. Selama fase ini, perawat mendorong pasien

dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka dalam suasana saling

percaya dan mendukung. Dukungan keluarga memiliki peran penting bagi

individu dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari termasuk pada

pasien. Adapun faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga yaitu faktor

internal yang terdiri dari tahap perkembangan, pendidikan/tingkat

pengetahuan, emosional, spiritual dan faktor eksternal yang terdiri dari

praktik keluarga, sosial ekonomi, latar belakang budaya (indotang, 2015).

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah tersebut, masalah studi kasus ini dibatasi pada

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Citra Tubuh

Dengan Kanker Yang Menjalani Kemoterapi”

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami

Gangguan Citra Tubuh Dengan Kanker Yang Menjalani Kemoterapi.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang

Mengalami Gangguan Citra Tubuh Dengan Kanker Yang Menjalani

Kemoterapi.

4
1.4.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada klien kanker dengan masalah

gangguan citra tubuh.

b. Merumuskan diagnose keperawatan pada klien kanker dengan

maslah gangguan citra tubuh.

c. Menyusun intervensi keperawatan pada klien kanker dengan

maslah gangguan citra tubuh.

d. Menuliskan implementasi pada klien kanker dengan maslah

gangguan citra tubuh.

e. Melakukan evaluasi pada kanker dengan maslah gangguan

citra tubuh.

1.5 Manfaat Karya Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penulisan studi kasus ini diharapakan dapat memberikan

informasi dan pemecahan masalah keperawatan jiwa tentang

kanker dengan maslah gangguan citra tubuh.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi Perawat

Menambah pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami kanker dengan masalah

5
gangguan citra tubuh diharapkan dapat memberikan perawatan

dan penanganan secara optimal dan mengacu fokus pada

permasalahan yang tepat.

2. Bagi Rumah Sakit

Memberikan standart pelayanan keperawatan pada klien kanker

dengan masalah gangguan citra tubuh proses keperawatan yang

berbasis pada konsep bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, dan

meningkatkan kualitas data dan mutu pelayanan keperawatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi atau informasi dalam

pengembangan serta peningkatan mutu dan kualitas pendidikan

tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami kanker

dengan masalah gangguan citra tubuh.

4. Bagi Klien

Dapat digunakan sebagai informasi mengenai penyakit kanker

dengan masalah gangguan citra tubuh.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa konsep dasar,

meliputi 1) konsep dasar Kanker, 2) konsep dasar Gangguan Citra Tubuh, 3)

Konsep asuhan keperawatan Gangguan Citra Tubuh.

2.1 Konsep Dasar Kanker

2.1.1. Definisi Kanker

Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat

pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi

sel kanker dalam perkembangannya (Lubis, 2009). Kanker adalah penyakit

yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak

normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan terus membelah diri

(Indah, 2010).

Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel

jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan

hiperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan

berproliferasi secara tidak normal dan invasif, dysplasia yaitu kondisi sel

yang tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada

nucleus (inti sel), hyperplasia merupakan kondisi sel normal pada jaringan

mengalami pertumbuhan berlebihan (Ariani, 2015).

2.1.2. Etiologi

a. Lingkungan, sosial

b. Fisik: radiasi, perlukaan/lecet

7
c. Kimia: makanan, industri, farmasi, rokok

d. Genetik: payudara, uterus

e. Virus: umumnya pada binatang (Padila, 2013)

2.1.3. Patofisiologi

Neoplasma merupakan pertumbuhan baru. Menurut seorang

ankolog dari inggris menamakan neoplasma sebagai massa jaringan yang

abnormal, tumbuhan berlebih, dan tidak terkoordinasi dengan jaringan yang

normal, dan selalu tumbuh meskipun rangsangan yang menimbulkan sudah

hilang. Poliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma sehingga

menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh, sehingga

terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan oleh

sembaban jaringan atau perdarahan. Tumor dibedakan menjadi dua yaitu

jinak dan ganas. Jika tumor ganas dinamakan kanker (Padila, 2013).

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai

berproliferasi secara abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhan

dilingkungan sekitarnya sel. Sel mendapatkan karakteristik invasif sehingga

terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasi jaringan dan

memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang membawa sel kearea

tubuh yang lain. Kejadian ini dinamakan metastasis (kanker menyebar

kebagian tubuh yang lain). Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas/maligna

dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat jaringan yang

tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk

menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat tersebut menyebabkan

8
sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan menggunakan

imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan dalam

karsinomagenesis (transformasi maligna) mencakup virus dan bakteri, agens

fisik, agens kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens

hormonal (Suddarth, 2016).

2.1.4 Pathway

Kanker Kemoterapi

Faktor predisposisi Mual Muntah


dan resiko tinggi
hiperplasi
Kerontokan
Rambut

Mendesak Jaringan Mendesak sel syaraf


Sekitar

Interupsi sel syaraf


Menekan Jaringan

Peningkatan Nyeri
Konsistensi

Ukuran bagian
tubuh abnormal

Gangguan
citra tubuh

Gambar 2.1 Pathway Kanker


Sumber: Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan NANDA
NIC-NOC (Amin Huda Nurarif, 2015)

9
2.1.5 Jenis atau Lokasi Kanker

1. Kanker Payudara

Merupakan gangguan patologis yang dimulai karena adanya

perubahan gangguan genetik pada sel tunggal dan membutuhkan waktu

beberapa tahun untuk dapat dipalpasi. Faktor resiko yang

mempengaruhi terjadinya kanker payudara yaitu gender (wanita) dan

usia lanjut, adanya kanker payudara sebelumnya, riwayat keluarga:

memiliki kerabat yang memiliki derajat satu yang menderita kanker

payudara (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) (Suddarth, 2016).

2. Kanker Kolon rektum

Merupakan neoplasma viseral terbanyak kedua. Faktor risiko yang

mempengaruhi usia lebih dari 40 tahun, makanan (lemak hewani

berlebihan, terutama sapi, dan serat rendah), penyakit lain disaluran

pencernaan (Wilkins, 2011).

3. Kanker Laring

Tumor berada di pita suara sejati dan cenderung tidak menyebar

karena jaringan ikat yang mendasari kekurangan nodus limfe, yang

ditandai dengan suara parau yang berlangsung lebih dari 3 hari

(Wilkins, 2011).

4. Kanker Paru

Kanker ini biasanya berkembang didinding atau epitelium pohon

bronkial. Yang ditandai pada stadium awal tidak ada, sedangkan pada

10
stadium lanjut berupa nyeri dada, batuk, demam, suara parau, nyeri

bahu, berat badan menurun, bunyi menciut (Wilkins, 2011).

5. Kanker Leukimia

Merupakan poliferasi ganas prekursor sel darah putih (white blood

cell (WBC)) disumsum tulang dan akumulasi didarah perifer, sumsum

tulang, dan jaringan tubuh (Wilkins, 2011).

6. Kanker Pankreas

Merupakan gangguan gastrointestinal yang mematikan yang

berkembang secara cepat. Yang disebabkan karena merokok dan faktor

risiko yang mempengaruhi yaitu diabetes mellitus, pangkreatitis akut,

penyalahgunaan alkohol (Wilkins, 2011).

7. Kanker Prostat

Merupakan neoplasma terbanyak kedua yang ditemukan pada pria

berusia 50 tahun keatas. Kebanyakan sarkoma berasal dari kelenjar

prostat posterior, sedangkan yang lainnya dari ureter, yang ditandai

dengan kesulitan berkemih, hematuria, anuria, retensi urine (Wilkins,

2011).

8. Kanker Gaster

Terjadi umunya pada pria yang berusia lebih dari 40 tahun. Yang

disebabkan karena gastritis, inflamasi lambung kronis, ulser gastritis,

atrofi gastrik. Dan ditandai dengan distensi abdominal,

ketidaknyamanan gastrik kronis, disfagia, darah ditinja, muntah berat,

11
berat badan turun, anoreksia, merasa penuh setelah makan, anemia dan

letih (Wilkins, 2011).

9. Kanker Ovarium

Merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi.

Faktor resiko yang mempengaruhi yaitu riwayat kanker payudara,

riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium, usia lanjut, peritas

rendah dan obesitas. Yang ditandai dengan peningkatan lingkar

abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi, nyeri

abdomen, urgensi kemih, peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai,

dan nyeri panggul (Suddarth, 2016).

10. Kanker Serviks

Merupakan kanker yang paling umum ketiga disistem reproduksi

wanita dan diklasifikasikan sebagai preinvasif atau invasif, yang

ditandai pada stadium awal yaitu kemungkinan perdarahan vaginal

abnormal, keluaran persisten dari vagina dan nyeri pada stadium lanjut

terjadi nyeri pelvis, kebocoran vaginal berupa urine dan tinja dari

fistula, anoreksia, berat badan turun dan anemia (Wilkins, 2011).

11. Kanker Kandung kemih

Terjadi pada penderita yang berusia lebih dari 55 tahun yang

banyak dialami oleh pria. Biasanya muncul didasar kandung kemih dan

mengenai lubang ureter serta leher kandung kemih. Yang ditandai

hematuria dan tidak nyeri, terjadi infeksi saluran kemih dan

12
urgensi/desakan berkemih, perubahan urine, nyeri panggul atau

punggung karena adanya metastase (Suddarth, 2016).

2.1.6 Manifestasi Klinik

a. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ atau bagian tubuh yang lain

melalui invasi dan bermetastase. Sehingga manifestasinya sesuai organ

atau tubuh yang terkena.

b. Kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berat badan

(disfagia (kesulitan menelan), anoreksia, sumbatan), dan nyeri

(seringkali distadium akhir).

c. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh

jaringan kanker nonfungsional atau jaringan yang sangat produktif

(misalnya gangguan sumsum tulang dan anemia atau kelebihan

produksi streroid adrenal), tekanan pada struktur sekitar, peningkatan

kebutuhan metabolik, dan gangguan produksi sel-sel darah (Suddarth,

2016).

2.1.7 Pengobatan Kanker

a. Pembedahan

Sangat efektif bila dilakukan pada penderita kanker stadium awal

sehingga mempunyai peluang sembuh.

b. Kombinasi

13
Pengobatan kombinasi memadukan antara kemoterapi radioterapi

dan pembedahan

c. Radiasi

Penyinaran bertujuan untuk menghancurkan jaringan yang terkena

kanker

d. Kemoterapi

Pengobatan kemoterapi bertujuan menjangkau sel-sel kanker yang

menyebar ke bagian tubuh lain dengan cara menghambat dan

mengontrol pertumbuhan sel kanker (Ariani, 2015).

2.2 Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi yang melibatkan penggunaan zat

kimia ataupun obat-obatan dalam penggunaan kanker. Kemoterapi

konvensional bekerja dengan cara menghancurkan struktur atau

metabolisme dari sel-sel kanker (Ariani, 2015).

2.2.1 Macam-macam Kemoterapi

Dalam melakukan kemoterapi, secara klinis harus

dipertimbangkan hal-hal berikut ini yaitu:

a. Tentukan tujuan terapi

Kemoterapi memiliki beberapa tujuan berbeda, yaitu

kemoterapi kuratif, kemoterapi adjuvant, kemoterapi

neoadjuvant, kemoterapi investigatif

b. Penggunaan obat secara rasional

14
Dalam keadaan biasa, kemoterapi sistemik menggunakan

jalur intravena, intensitas dosis obat merupakan faktor

terpenting efektivitas obat, peningkatan intensitas dosis selain

meningkatkan efektivitas juga membawa efek toksik lebih

besar (seperti: mual muntah hebat, demam dan perdarahan)

c. Mengatasi resistensi obat

Resistensi obat merupakan sebab utama kegagalan

kemoterapi, penyebab timbulnya resistensi obat bervariasi,

obat berbeda memiliki mekanisme yang berbeda pula (Hidayat,

2013).

Macam-macam Kemoterapi seperti:

1. Terapi adjuvant adalah kemoterapi yang diberikan setelah

operasi dapat sendiri atau bersama radiasi dan bertujuan untuk

membunuh sel yang telah bermetastase dan meningkatkan

kontrol lokal. Indikasi pemberian terapi adjuvant yaitu bila

setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal, ternyata:

a) Kanker masih ada, dimana biopsi masih positif

b) Kemungkinan besar kanker masih ada, meskipun tidak ada

bukti secara makroskopis

c) Pada tumor dengan derajat keganasan tinggi

2. Terapi neoadjuvan yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum

operasi atau radioterapi, tujuannya untuk mengecilkan massa

tumor sehingga setelah tumor mengecil akan lebih mudah

15
ditangani dengan radiasi. Pemberian terapi neoadjuvan

dilakukan dalam 2-3 siklus yang diberikan setiap 3 minggu

dengan syarat bila adanya respon terhadap kemoterapi.

3. Kemoterapi primer digunakan sendiri dalam penatalaksanaan

tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi

digunakan untuk mengontrol gejalanya

4. Kemoterapi investigative merupakan uji klinis dengan regimen

kemoterapi baru, untuk menemukan obat atau regimen baru

dengan efektivitas tinggi, toksisitas rendah (Hidayat, 2013)

5. Kemoterapi kombinasi menggunakan dua atau lebih agen

kemoterapi

6. Kemoterapi sebagai terapi paliatif yaitu hanya bersifat

mengendalikan pertumbuhan tumor dan bukan untuk

menyembuhkan atau memberantas habis sel kankernya. Terapi

ini biasanya dilakukan pada pasien stadium lanjut dimana

kanker sudah menyebar ke organ lain dalam tubuh (Ariani,

2015). Kemoterapi paliatif diberikan pada pasien kanker dalam

stadium lanjut, dan hanya dapat berperan mengurangi gejala,

memperpanjang waktu survival. Dalam hal ini dokter harus

mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang dibawa

kemoterapi pada diri pasien, menghindari kemoterapi yang

terlalu kuat hingga kualitas hidup pasien menurun atau

memperparah perkembangan penyakitnya (Hidayat, 2013).

16
7. Kemoterapi kuratif diberikan terhadap pasien tumor sensitif

yang kurabel (seperti: leukemia limfostik akut, limfoma

maligna, kanker testis, karsinoma sel kecil paru), kemoterapi

kuratif harus memakai formula kemoterapi kombinasi yang

terdiri atas obat dengan mekanisme kerja berbeda, efek toksik

berbeda dan masing-masing efektif bila digunakan secara

tersendiri, diberikan dengan banyak siklus untuk setiap obat

dalam formula tersebut diupayakan memakai dosis maksimum

yang bisa ditoleransi tubuh. Masa interval sedapat mungkin

diperpendek agar tercapai pembasmian total sel kanker dalam

tubuh (Hidayat, 2013).

2.2.2 Cara pemberian Kemoterapi

a. Pemberian peroral

Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian

peroral dintaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VT-16)

b. Pemberian secara intramusculus

Pemberian dengan cara ini relative lebih mudah dan sebaiknya

suntikan tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan

pemberian 2-3× berturut-turut. Yang dapat diberikan secara

intramusculus antara lain bleomicin dan methotreaxate

c. Pemberian secara intravena

17
Dapat diberikan secara bolus perlahan-lahan atau diberikan

secara infus/drip. Cara ini merupakan cara pemberian

kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan

d. Pemberian secara intraarteri

Pemberian ini jarang dilakukan karena butuh sarana yang cukup

banyak, antara lain: alat radiologi diagnostic, mesin, atau alat

filter serta ketrampilan sendiri

e. Pemberian secara intraperitonial

Cara ini jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus atau

kateter intraperitoneal serta kelengkapan kamar operasi karena

pemasangan perlu narkose. Kemoterapi biasanya diberikan

dalam siklus dalam interval 3-4 minggu dalam periode 4-6 bulan

(Ariani, 2015).

2.2.3 Persiapan dan syarat kemoterapi

a. Persiapan kemoterapi

1) Pemeriksaan darah tepi: Hb, leukosit, hitung jenis,

trombosit

2) Fungsi hepar: bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase

3) Fungsi ginjal: ureum, kreatinin, dan creatinin clearance test

(bila serum kreatinin meningkat)

4) Audiogram (terutama pemberian cis-platinum)

5) EKG (terutama pemberian Adriamycin, epirubicin)

18
b. Syarat kemoterapi

1) Keadaan umum cukup baik

2) Penderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui efek

samping yang akan terjadi

3) Faal ginjal dan hati baik

4) Diagnosis hispatologik

5) Jenis kanker diketahui cukup sensitive terhadap kemoterapi

6) Riwayat pengobatan (radioterapi atau kemoterapi

sebelumnya)

7) Pemeriksaan laboratorium menunjukkan, Hb>10g%,

leukosit>5000/mm3, trombosit>150.000mm3 (Rasjidi,

2007)

2.2.4 Efek samping kemoterapi

Efek samping kemoterapi secara fisik dan psikologis, meliputi:

1) Dampak kemoterapi secara fisik:

a) Mual dan muntah

Faktor pemicu mual dan muntah dapat dipicu oleh

selera, bau, pikiran dan kecemasan terkait dengan

kemoterapi

b) Konstipasi

Konstipasi terjadi kurang lebih selama satu minggu.

Faktor penyebabnya yaitu penggunaan analgesik opoid,

berkurangnya intake makanan dan minuman, mobilitas

19
yang berkurang, usia lanjut terkait kondisi keganasan

kanker itu sendiri

c) Neuropati perifer

Neuropati perifer adalah gejala yang disebabkan

oleh kerusakan saraf yang lebih jauh dari otak dan sum-

sum tulang belakang. Neuropati perifer terjadi setiap saat

setelah pengobatan dimulai dan semakin parah seiring

berjalannya pengobatan. Faktor yang mempengaruhi

diantaranya usia, intensitas kemoterapi, dosis obat, durasi

pemberian kemoterapi

d) Toksisitas kulit

Efek samping pemberian obat kemoterapi tertentu

dapat menggelapkan warna kulit sepanjang vena, dapat

juga berupa eritema atau garis hiperpigmentasi yang

menyebar di sepanjang vena superfisial. Toksisitas kulit

tidak mengancam kehidupan tetapi memperburuk kualitas

hidup pasien

e) Alopecia (kerontokan rambut)

Kerontokan rambut mulai terjadi 2 hingga 4 minggu

dan akan selesai 1 sampai 2 bulan setelah kerontokan,

kerontokan bisa terjadi sebagian atau lengkap. Bagian

tubuh lain yang mengalami kerontokan yaitu bagian

ketiak, alis dan kemaluan

20
f) Penurunan berat badan

Penurunan berat badan terjadi karena beberapa

faktor diantaranya adalah penurunan nafsu makan, mual

dan muntah, dan mukositis. Sebagian besar pasien

kemoterapi mengalami penurunan sebanyak 5% dari berat

badan sebelum menjalani kemoterapi

g) Penurunan nafsu makan

Penurunan nafsu makan terkait kanker dapat terjadi

karena sinyal rasa lapar yang berasal dari hipotalamus

berkurang dan sinyal kenyang yang dihasilkan oleh

melacortins diperkuat. Pada pasien kemoterapi penurunan

nafsu makan juga dipengaruhi oleh rasa mual dan

perubahan sensasi rasa.

h) Fetigue (kelelahan)

Rasa lelah terjadi selama 1 sampai 2 minggu setelah

pemberian kemoterapi, kelelahan dapat terjadi karena

kebutuhan nutrisi yang kurang sehingga kebutuhan energi

didalam tubuh tidak tercukupi, pada pasien kemoterapi

terjadi penurunan nafsu makan sehingga kebutuhan energi

dalam tubuh tidak dapat tercukupi

i) Perubahan rasa

Pada pasien kemoterapi sering mengeluh perubahan

daam persepsi rasa, dan banyak dikeluhkan rasa pahit atau

21
rasa metal. Kualitas rasa juga berkurang yang

dideskripsikan sebagai rasa tidak enak dimulut atau mual.

Faktor yang berpengaruh karena kurangnya perawatan

mulut, infeksi, gastrointestinal reflux

j) Nyeri

Rasa nyeri timbul dibagian perut bawah dan

punggung, terjadi secara hilang timbul, dapat diperberat

oleh aktifitas fisik yang berat, setelah kemoterapi selesai

nyeri akan berkurang (Ambarwati, 2013).

2) Dampak psikologis kemoterapi, diantaranya:

a) Cemas

Kecemasan pada pasien kemoterapi dipengaruhi

oleh beberapa faktor, bisa karena faktor internal maupun

eksternal

1. Faktor internal diantaranya: kemampuan beradaptasi,

keyakinan akan kemampuan mengontrol situasi, jenis

kelamin dan kepribadian, pengalaman individu

dengan situasi yang dialami, pengetahuan pasien

mengenai berbagai hal tentang kanker dan prosedur

pengobatan

2. Faktor eksternal diantaranya: adanya ancaman fisik

dan harga diri dan tingkat keparahan penyakit

(Oetami, 2014).

22
b) Merasa ketidakberdayaan

Pada pasien kemoterapi ketidakberdayaan dapat

berupa gangguan emosi, misalnya menangis karena

teringat akan penyakit yang dideritanya (Oetami, 2014).

c) Harga diri rendah

Pada pasien kemoterapi dampak psikologis harga

diri berupa rasa malu dan rasa pesimis dalam menjalani

kehidupan dikarenakan efek kemoterapi yang merubah

kondisi fisiologis tubuhnya (Oetami, 2014).

d) Stress dan amarah

Stress dan marah pada pasien kemoterapi timbul

karena adanya rasa tidak suka terhadap efek pengobatan

yang dirasakannya (Oetami, 2014).

2.3 Konsep Gangguan Citra Tubuh

2.3.1 Definisi

Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar
seseorang terhadap tubuh sendiri (Stuart, 2013). Gangguan citra
tubuh adalah persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran,bentuk, struktur, fungsi, keterbatasaan, makna
dan obyek yang sering kontak dengan tubuh (Lilik Ma'rifatul
Azizah, 2016). Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan dalam
penerimaan diri akibat adanya persepsi yang negatif terhadap
tubuhnya secara fisik (Muhith, 2015).
Pada pasien yang mengalami ganggguan citra tubuh, ia
akan mempersepsikan tubuhnya tersebut memiliki kekurangan dan

23
ia tidak dapat menjaga integritas tubuhnya sehingga ketika
berhubungan dengan lingkungan sosial ia akan merasa rendah diri.
Misalnya pada pasien yang dirawat dirumah sakit umum,
perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi karena terjadinya
perubahan struktur tubuh karena tindakan invasif, penyuntikan,
pemasangan alat kesehatan dan lainnya (Muhith, 2015).

2.3.2 Etiologi

a. Faktor Predisposisi
1) Biologi Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
yang tidak tercapai karena dirawat atau sakit. Stresor
fisik atau jasmani yang lain seperti suhu dingin atau
panas, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik, lingkungan
yang tidak memadai.
2) Psikolog Penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Stressor
lainnya adalah konflik, tekanan, krisis dan kegagalan.
3) Sosio kultural
Faktor sosio kultural yang mempengaruhi seperti
peran, gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur
sosial.
4) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh.
5) Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap
struktur maupun
fungsi tubuh.
6) Prosedur pengobatan seperi radiasi, transplantasi,
kemoterapi

24
7) Faktor predisposisi gangguan harga diri
8) Penolakan dari orang lain.
9) Kurang penghargaan.
10) Pola asuh yang salah
11) Kesalahan dan kegagalan yang berulang.
12) Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan (Stuart,
2013).

b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau
faktor dari
luar individu terdiri dari :
1) Operasi seperti mastektomi, amputasi, luka operasi
2) Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu
merasa tidak adekuat melakukan peran atau melakukan
peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa
cocok dalam melakukan perannya.
3) Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh.
4) Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang
normal.
5) Prosedur medis dan perawatan (Stuart, 2013).

2.3.3 Tanda dan Gejala (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016).

1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah


2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Persepsi negative pada tubuh
5. Preakupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusan

25
7. Mengungkapkan ketakutan

2.3.4 Batasan karaktristik

a. Gejala dan tanda mayor


Subjektif :
1. Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
Objektif :

1. Kehilangan bagian tubuh


2. Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian
tubuh
2. Mengungkapkan perasaan negatife tentang perubahan
tubuh
3. Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang
lain
4. Mengungkapkan perubahan gaya hidup
Objektif :

1. Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara


berlebihan
2. Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh
3. Fokus berlebihan pada perubahan tubuh
4. Respon nonvarebel pada perubahan dan persepsi tubuh
5. Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu
6. Hubungan social berubah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016)

26
2.3.5 Proses terjadinya gangguan citra tubuh

Salah satu terapi yang digunakan pada pasien kanker adalah

dengan cara kemoterapi. Akibat dari pemberian kemoterapi dapat

menyebabkan perubahan fisik pada pasien kanker yang akan

berpengaruh pada citra tubuh yang menunjukkan gambaran diri

seseorang yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga diri. Ancaman

terhadap citra tubuh dan juga harga diri membuat pasien merasa malu

dan tidak puas terhadap struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak

sesuai dengan yang diinginkan (Sriwahyuningsih, Darianis, & Askar

2012). Dampak psikologis dari kemoterapi berupa ancaman terhadap

body image, seksualitas, intimasi dari hubungan, dan konflik dalam

pengambilan keputusan terkait pilihan pengobatan yang akan dipilih .

Body image merupakan persepsi seseorang mengenai penampilan fisik

dirinya sendiri. Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar

seseorang mampu mendapatkan status kesehatan yang baik dan

mempertahankan fungsi atau kemampuan fisik seoptimal mungkin.

Seseorang yang memiliki kualitas hidup yang baik maka akan memiliki

keinginan kuat untuk sembuh dan dapat meningkatkan derajat

kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun, maka

keinginan untuk sembuh juga menurun (Fitri Haryati, 2015).

27
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)

A. Pengkajian

1. Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang:
nama mahasiswa, nama panggilan, nama klien, nama panggilan klien,
tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
Tanyakan dan catat usia klien dan No. RM, tanggal pengkajian dan
sumber data yang didapat.
2. Alasan Masuk
Umumnya klien dan keluarga yang mengalami gangguan
citra tubuh (body image) menyebabkan datang, atau dirawat di rumah
sakit, biasanya berupa penolakan terhadap perubuahan pada tubuh,
menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi kurang, berdiam
diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain, tidak melakukan
kegiatan sehari – hari, dependen, perasaan kesepian yang dialami
klien. Apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
3. Faktor Predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa,
bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan
atau mengalami kehilangan, perpisahan, penolakan akan perubahan
pada bentuk tubuh.
Faktor predisposisi terjadinya gangguan citra tubuh adalah
ketidakpuasan tubuh adalah ukuran dan bentuk tubuh yang hilang,
oleh keadaan depresi, rendah diri, dan ketidak-sempurnaan yang
dirasakan seseorang, tekanan lingkungan sosial berpengaruh terhadap
pandangan individu tentang citra tubuh
4. Faktor Precipitasi
Stresor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan
yang penuh stress seperti kehilangan. Pada pasien gangguan citra

28
tubuh sangat berpengaruh pada pikiran orang itu sendiri dibanding
pikiran orang lain terhadap dirinya. Selain itu juga dipengaruhi oleh
keyakinan dan sikapnya terhadap tubuh sebagaimana gambaran ideal
dalam masyarakat.
5. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
6. Psikososial
1) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat
dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai.
b. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum dirawat kepuasan klien
terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki
atau perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelaminnya dan posisinya. Klien dengan citra tubuh banyak
menunduk, kurang percaya diri, dan tidak berani menatap lawan
bicara dan menolak berinteraksi dengan orang.
c. Fungsi peran
Pada klien dengan gangguan citra tubuh bisa berubah atau
berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan
dirawat.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya:
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.

29
e. Harga diri
Adanya gangguan harga diri rendah karena perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan merasa
gagal mencapai tujuan.
3) Hubungan sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien,
tanyakan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan
kelompok saja yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau
peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam berinteraksi
dengan orang lain. Dalam hal ini orang yang mengalami gangguan
citra tubuh cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya dan
klien merasa malu.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan
keyakinan, kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
7. Status Mental
a. Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung
kaki apakah ada yang tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai,
cara berpakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti
biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak
ketidakmampuan berpenampilan baik atau bepakaian terhadap
status psikologi klien. Pada klien dengan gangguan citra tubuh
menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
b. Pembicaraan
Klien dengan harga diri rendah bicaranya cenderung gagap,
sering terhenti / blocking, lambat, membisu, menghindar,
menolak, dan tidak mampu memulai pembicaraan.
c. Aktivitas motorik

30
Pada klien dengan gangguan citra tubuh sering merunduk
dan menolak berbicara, tidak berani menatap lawan bicara, dan
merasa malu.
d. Afek dan emosi
Klien cenderung datar (tidak ada perubahan roman muka
pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan).
e. Interaksi selama wawancara
Pada klien dengan gangguan citra tubuh klien kontak
kurang (tidak mau menatap lawan bicara)
f. Proses pikir
1. Arus pikir
Klien dengan gangguan citra tubuh cenderung
blocking (pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
dari luar kemudian dilanjutkan kembali)
2. Bentuk pikir
Autistik : bentuk pikiran yang berupa fantasi atau
lamunan untuk memuaskan keinginan yang tidak dapat
dicapainya.
3. Isi pikir
a) Pikiran rendah diri : selalu merasa bersalah pada
dirinya sendiri dan penolakan terhadap kemempuan
diri. Klien menyalakan, menghina dirinya, terhadap
hal-hal yang pernah dilakukan ataupun belum pernah
dilakukan.
b) Rasa bersalah : pengungkapan diri negatif
c) Pesimis : berpandangan bahwa masa depan dirinya
yang suram tentang banyak hal yang hilang didalam
kehidupannya.
g. Tingkat kesadaran
Klien dengan gangguan citra tubuh tingkat kesadarnnya
composmentis, namun ada gangguan orientasi terhadap orang lain.

31
h. Memori
Klien dengan gangguan citra tubuh mampu mengingat
memori dalam jangka panjang maupun pendek.
i. Tingkat konsentrasi
Tingkat konsentrasi klien gangguan citra tubuh menurun
karena pemikiran dirinya sendiri merasa tidak mampu dan tidak
berguna.
j. Kemampuan penilaian atau pengambilan keputusan
Klien dengan gangguan citra tubuh menentukan tujuan dan
mengambil keputusan karena selalu terbayang ketidakmampuan
untuk dirinya sendiri.
k. Daya titik
Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari
gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan
merasa tidak perlu minta pertolongan atau klien menyangkal
keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang
penyakitnya. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan
orang lain atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyaki
tatau masalah sekarang.
7. Kebutuhan perencanaan pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
b. Kegiatan hidup sehari-hari
8. Mekanisme koping
Bagaimana dan jelaskan reaksi klien bila menghadapi suatu
permasalahan, apakah menggunakan cara-cara yang adatif seperti
bicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, teknik
relaksasi, aktivitas konstruktif, olahraga, beristighfar dan berdoa
ataukah menggunakan cara-cara mal adaptif seperti minum alkohol,
merokok, reaksi lambat atau berlebihan, menghindar, mencederai diri
atau yang lainnya.

32
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu dikaji adalah

No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif


Masalah utama : 4. Klien mengungkapkan 8. Klien nampak
gangguan konsep tidak ingin memiliki lesu, lemas dan
diri : Gangguan Citra anggota tubuh yang tidak
Tubuh tidak berfungsi bersemangat
5. Klien merasa sedih 9. Klien tampak
dengan kondisi dirinya malu
6. Klien mengatakan takut 10. Klien tampak
jika tidak bisa sembuh sedih saat melihat
seperti semula anggota tubuhnya
7. Klien mengatakan yang sakit
pasrah terhadap sakitnya
Masalah  mengungkapkan enggan  ekspresi wajah
keperawatan : bicara dengan orang lain kosong tidak ada
menarik diri: isolasi klien mengatakan malu kontak mata
sosial bertemu dan berhadapan ketika diajak
dengan orang lain bicara suara
pelan dan
tidak jelas
hanya
memberi
jawaban
singkat
(ya/tidak)
menghindar
ketika
didekati
Masalah  Klien  Klien tampak
keperawatan : koping mengungkapkan ketergantunga

33
individu tidak efektif ketidakmampuan dan n terhadap
meminta bantuan orang lain
orang lain  Klien tampak
 Klien engungkapkan sedih dan
malu dan tidak bisa tidak
ketika diajak melakukan
melakukan sesuatu aktivitas yang
 mengungkapkan tidak seharusnya
berdaya dan tidak dapat
ingin hidup lagi dilakukan
 wajah tampak
murung
Tabel 2.1 Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : gangguan citra tubuh
2. Isolasi Sosial : menarik diri
3. Koping individu tidak efektif (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016)
Pohon masalah

Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah (akibat)

Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh (Core problem)

Tidak efektifnnya koping individu (causa/penyebab)

34
C. NCP (Rencana keperawatan)
Klien dengan gangguan konsep diri : gangguan citra tubuh

Diagnosa perencanaan Intervensi rasional


keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi
Gangguan Tujuan khusus I : Kriteria evaluasi : 1.1 Bina hubungan
konsep diri : Klien dapat  Klien dapat saling percaya. Hubungan
Gangguan membina hubungan mengungkapkan a) Sapa klien saling percaya
Citra Tubuh saling percaya. perasaannya dengan ramah, akan
 Ekspresi wajah baik verbal menimbulkan
bersahabat. maupun non kepercayaan
 Ada kontak verbal klien pada
mata b) Perkenalkan diri perawat
 Menunjukan dengan sopan. sehingga akan
rasa senang. c) Tanya nama memudahkan
 Mau berjabat lengkap klien dalam
tangan. dan nama pelaksanaan
 Mau menjawab panggilan yang tindakan
salam. di sukai klien. selanjutnya
 Klien mau d) Jelaskan tujuan
duduk pertemuan, jujur
berdampingan dan menempati
 Klien mau janji.
mengidentifikas e) Tunjukan sikap
i citra tubuhnya empati dan
menerima klien
apa adannya.
f) Beri perhatian
pada klien.

35
1.2 beri kesempatan
untuk mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakit yang di
deritannya.

1.3 sediakan waktu


untuk mendengarkan
klien.

1.4 katakan pada klien


bahwa ia adalah
seorang yang berharga
dan bertanggung jawab
serta mampu menolong
dirinnya sendiri.

Tujuan khusus 2 : Kriteria evaluasi : 2.1 diskusikan


kemampuan dan aspek
Klien dapat  Klien mampu positif yang di miliki
mengidentifikasi mempertahan klien dan beri pujian /
kemampuan dan kan aspek reinforcement. Atas
Pujian akan
aspek positif. yang positif. kemampuan
meningkatkan
mengungkapkan
harga diri klien.
perasaannya.

2.2 saat bertemu klien,


hindarkan pemberian
nilai negative.
Utamakan pemberian

36
pujian yang realistis.

Tujuan khusus 3 : Kriteria evaluasi :


3.1 diskusikan
Klien dapat menilai  Kebutuhan kemampuan klien yang
kemampuan yang klien masih dapat di gunakan Peningkatan

dapat di gunakan. terpenuhi. saat sakit. kemampuan

 Klien dapat mendorong

melakukan 3.2 diskusikan juga klien untuk

aktivitas kemampuan yang dapat mandiri.

terarah. di lanjutkan
penggunaan di rumah
sakit dan di rumah
nanti.

Tujuan khusus 4 : Kriteria evaluasi :


4.1 rencanakan
Klien dapat  Klien mampu bersama klien aktifitas Pelaksanaan
menempatkan dan beraktifitas yang dapat di lakukan kegiatan secara
merencanakan sesuai setiap hari sesuai mandiri modal
kegiatan sesuai kemampuan. kemampuan : awal untuk
dengan  Klien meningkatkan
kemampuan yang mengikuti Kegiatan mandiri , harga diri.
dimiliki klien terapi kegiatan dengan
aktifitas bantuan minimal ,
kelompok. kegiatan dengan
bantuan total .

4.2 tingkatkan kegiatan


sesuai dengan toleransi
kegiatan klien.

37
4.3 beri contoh cara
pelakssanaan kegiatan
yang boleh dilakukan
(sering klien takut
melaksanakannya).
Tujuan khusus 5 : Kriteria evaluasi :

Klien dapat  Klien mampu 5.1 beri kesempatan


melakukan beraktifitas klien untuk mencoba
kegiatan sesuai sesuai kegiatn yang di
kondisi sakit dan kemampuan. rencanakan. Dengan aktifitas

kemapuannnya. klien akan

5.2 berikan pujian atas mengetahui

keberhasilan klien. kemampuannya.

5.3 diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di rumah.

Tujuan khusus 6 : Kriteria evaluasi :

klien dapat  Klien mau 6.1 berikan pendidikan Perhatian


memanfaatkan memberikan kesehatan pada kelurga dan
system pendukung dukungan. keluarga tentang cara pengertian
yang ada  Klien mampu merawat klien keluarga akan
melakukan gangguan citra tubuh dapat membnat
apa yang di meningkatkan
ajarkan. 6.2 bantu keluarga citra tubuh diri
 Klien mau memberi dukungan klien.
selama klien di rawat.

38
memberikan
dukungan. 6.3 bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
di rumah.
Tabel 2.2 NCP (Rencana Keperawatan)
D. Implementasi
1. SP 1 pasien :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien.
2) Menilai kemampuan yang dapat dilakukan sekarang.
3) Memilih kemampuan yang akan dilatih
4) Memilih kemampuan pertama yang di pilih.
5) Memasukan dalam jadwal kegiatan klien,
2. SP 2 pasien :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (SP 1)
2) Melatih kemampuan kedua yang di miliki klien.
3) Melatih kemampuan yang dipilih
4) Memasukan kedalam jadwal kegiatan harian
3. SP 3 pasien :
1) Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
2) Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
3) Melatih kemampuan yang dipilih.
4) Memasukan kedalam jadwal klien.
4. SP 1 keluarga :
1) Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga dalam
merawat klien.
2) Menjelaskan pengertian , tanda dan gejala gangguan citra
tubuh serta proses terjadinnya.
3) Menjelaskan cara merawat klien dengan gangguan citra
tubuh.

39
4) Bermain peran dalam dalam merawat pasien gangguan
citra tubuh.
5) Menyusun RTL, keluarga atau jadwal keluarga untuk
merawat klien.
5. SP 2 keluarga :
1) Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2) Melatih keluarga merawat langsung klien dengan gangguan
citra tubuh
3) Menyusun RTL keluarga atau jadwal keluarga untuk merawat
klien.
6. SP 3 keluarga :
1) Evaluasi kemampauaan keluarga (SP 1)
2) Evaluasi kemampuan klien
3) Rencana tindak lanjut kelurga dengan follow up dan rujukan.

E. Evaluasi
Adapun hal-hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan
konsep diri gangguan citra tubuh antara lain :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampan yang dapat dilakikan di rumah sakit.
4. Klien dapat membuat jadwal kegian sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.
6. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
7. Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
8. Klien dapat menerima realita perubahsn struktur, bentuk atau fungsi
tubuh.

40
9. Klien dapat menyusun rencana cara menyelesaikan masalah yang di
hadapi.
10. Klien dapat melakukan tindakan penampilan integritas tubuh.

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang pendekatan yang digunakan dalam

menyelenggarakan studi kasus. Pada bab ini akan disajikan 1. Desain Penelitian,

41
2. Batasan istilah, 3. Partisipan, 4. Lokasi dan waktu penelitian, 5. Pengumpulan

Data, 6. Uji keabsahan Data, 7. Analisa Data, 8. Etik Penelitian.

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Metode

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian

deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara

yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk

tentang hubungan kegiatan, sikap, pandang-pandangan, serta proses-proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena (Iwan, 2019)

Penelitian Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorsi masalah

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Citra Tubuh

Dengan Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di Rumah Sakit Sumber

Glagah kota Mojokerto.

3.2. Batasan Istilah

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Citra

Tubuh Dengan Kanker Yang Menjalani Kemoterapi. Kanker adalah suatu

penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang

tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak

terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan

sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan

menyerang organorgan penting serta syaraf tulang belakang (Arief

Yudissanta, 2012).

42
Gangguan citra tubuh adalah persepsi tentang tubuh yang diakibatkan

oleh perubahan ukuran,bentuk, struktur, fungsi, keterbatasaan, makna dan

obyek yang sering kontak dengan tubuh (Lilik Ma'rifatul Azizah, 2016).

Dengan menggunakan Asuhan keperawatan jiwa yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, Intervensi, implementasi dan evaluasi dengan

menggunakan format pengkajian keperawatan jiwa. Rencana keperawatan

jiwa mengajarkan klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

orang lain, klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri, klien dapat

menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian

tidak berhubungan dengan orang lain, klien dapat melaksanakan hubungan

sosial secara bertahap, klien dapat mengungkapkan perasannya setelah

berhubungan dengan orang lain.

3.3 Partisipan

Pada sub-bab ini dideskripsikan tentang karakteristik partisipan yang akan

diteliti. partisipan dalam keperawatan umumnya adalah klien dan atau

keluarganya. Subyek yang digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga (2

kasus) dengan masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama,

dengan kriteria :

1. Klien bersedia menjadi partisipan

2. Partisipan 1 dan 2 umurnya tidak terpaut jauh (dalam usia

produktif dan maksimal 10 tahun)

3. Pasien yang menjalani kemoterapi pada kanker mamae grade 3-4

43
4. Jenis kelamin perempuan

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi studi kasus ini di RS Sumber Glagah Mojokerto klien yang

mengalami kanker dan menjalani kemoterapi dengan masalah

Gangguan Citra Tubuh.

2. Waktu studi kasus dilaksanakan pada Oktober 2020- Juni 2021

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standart untuk

memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode

mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan

(Nazir, 2013).

Pengumpulan data respondennya adalah keluarga dengan klien yang

pada penelitian dengan mengalami gangguan isolasi sosial, study kasus ini

menggunakan pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara,

observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara dalam studi kasus ini yaitu dengan cara tanya jawab

langsung, baik kepada pasien maupun keluarga pasien untuk

mendapatkan data yang subyektif maupun obyektif dengan

menggunakan format pengkajian keperawatan. Pertanyaan yang diajukan

peneliti terhadap perawat dengan klien yang mengalami isolasi sosial

meliputi identitas klien: pengkajian mengenai biodata klien, umur, jenis

44
kelamin, Keluhan utama mengenai isolasi sosial dan tugas perawat

dalam menangani klien isolasi sosial

2. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan dan

pengamatan langsung kepada pasien untuk mendapat data serta infomasi

mengenai perasaan, keadaan, reaksi, sikap dan perilaku subyek peneliti

menggunakan format pengkajian keperawatan jiwa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi penelitian ini adalah berupa hasil dari pemeriksaan

diagnosis dari data pengkajian berdasarkan format pengkajian jiwa

3.6 Uji Keabsahan data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data

informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas

tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peniliti menjadi instrumen

utama), uji keabsahan data dilakukan dengan :

1. Membuat kriteria partisipan, mencari pasien, melakukan validasi

data bersama pembimbing, mengkaji kasus sampai tahap evaluasi.

2. Trianulasi data merupakan metode yang dilakukan penelitian pada

saat mengumpulkan dan menganalisa data dengan memanfaatkan

pihak lain untuk memperjelas data atau informasi yang telah

diperoleh dari pihak responden, adapun pihak lain dalam studi

kasus ini yaitu perawat, melalui rekam medis, serta observasi pada

pasien dan bantuan informasi keluarga terkait kondisi pasien.

45
3.7 Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam suatu kategori, menjabarkan

ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisa data

dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data sampai

dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang

digunakan dengan menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil

interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan

studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk

memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis

adalah:

1. Pengumpulan data.

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumen). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

46
disalin dalam bentuk transkrip (laporan pengkajian).

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan

menjadi data subyektif dan obyektif pada asuhan keperawatan jiwa,

dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian

dibandingkan nilat normal.

3. Penyajian data.

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dan klien. Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan

dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis

dengan perilaku kesehatan.

4. Simpulan

Dari data yang dihasilkan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

Data yng dikumpulkan terkait dengan pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO serta mengajukan permohonan

47
untuk mendapatkan persetujuan dilakukan penelitian. Setelah membuat

persetujuan selanjutya penelitian dilakukan dengan menekankan etika

penelitian. Menurut (Arikunto, 2010) etika yang harus diperhatikan adalah

sebagai berikut:

a. Informed Consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan merupakan cara persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan, sehingga responden dapat memutuskan apakah

bersedia atau tidak diikutkan dalam penelitian.

b. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden. Peneliti

tidak memberikan nama responden pada lembar kuesioner dan

hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Untuk menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3.9 Keterbatasan Masalah

Strategi pelaksanaan yang tidak terlaksana, dikarenakan kedua klien tidak

ingin orang lain selain keluarganya mengetahui penyakitnya sehingga

strategi pelaksanaan keluaraga tidak dapat terlaksana.

48
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitan studi kasus ini mengambil kasus gangguan citra tubuh,


penelitian ini dilaksanakan di RSUD sumberglagah Dsn. Sumberglagah , Ds.

49
Tanjung kenongo, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto , jenis pelayanan seperti IGD
24jam, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, farmasi, rekam medis, ruang
operasi, KIA, radiologi, ruang kemoterapi, laboratorium dan gizi. Partisipan studi
kasus ini adalah klien dengan masalah gangguan citra tubuh pada pasien kanker
yang mejalani kemoterapi.
4.1.2 Pengkajian

1. Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien


Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Nn. Y Ny. M
Umur 23 Tahun 29 Tahun
Jenis Kelamin perempuan perempuan
Suku/Bangsa Indonesia / Jawa Indonesia / Jawa
Agama Islam Islam
Pendidikan SMK SMA
Pekerjaan Swasta Ibu rumah tangga
Status Perkawinan Belum menikah Menikah
Alamat Dsn. kayen Dsn. Cerogo
Ds. Kayen Ds. Janti
RT 07 RW 01 Kec. jogoroto
Kec. Bandar gedung mulyo Kab. Jombang
Kab. Jombang.
Ca mammae Ca mammae
Diagnosa Medis
09 70 24 201 30882
Nomor Register
Tn. A Tn. I
Penanggung Jawab

2. Alasan Masuk
Tabel 4.2 Tabel Alasan Masuk
Klien 1 Klien 2
Klien mengatakan bahwa, ± 1 tahun yang lalu Klien mengatakan bahwa 1 tahun yang lalu
klien menemukan benjolan dimammae sinistra klien menemukan benjolan di mammae
yang semakin lama semakin membesar sinistra tetapi klien takut untuk periksa dan
sehingga klien membawanya ke RS lama-kelamaan semakin membesar lalu klien
jombang ,kemudian setelah dari rumah sakit coba browsing diinternet tentang masalah
didapatkan hasil kalau kanker ganas sehingga yang dihadapi. Akhirnya setelah hari raya

50
harus dirujuk dan dioperasi ke RSUD 2020 klien periksa ke dokter bedah dan
SUMBERGLAGAH dan menjalakan didiagnosa fam mammae dan termasuk ganas
kemotrapi pasca operasi . akhirnya klien dirujuk ke RS
SUMBERGLAGAH dan harus dilakukan
operasi. Dan sampai sekarang klien masih
menjalani kemoterapi di RSUD
SUMBERGLAGAH.

3. Faktor Predisposisi
Tabel 4.3 Tabel Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi Klien 1 Klien 2

1. pernah mengalami Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak pernah
gangguan jiwa di masa mengalami gangguan jiwa mengalami gangguan jiwa
lalu? dimasa lalu. dimasa lalu.
2.Pengobatan Pengobatan sebelumnya ke RS Pengobatan sebelumnya klien ke
sebelumnya jombang. pukesmas dan RS jombang

3. riwayat trauma Klien mengatakan merasa Klien mengatakan merasa malu


minder kepada teman seusianya dan takut apabila penykitnya
diketauhi oleh tetangganya.
4. Anggota keluarga Klien mengatakan bahwa Klien mengatakan bahwa
yang mengalami keluarga klien tidak ada yang keluarga klien tidak ada yang
gangguan jiwa pernah mengalami gangguan pernah mengalami gangguan
jiwa. jiwa.

5. riwayat penyakit Klien mengatakan bahwa Klien mengatakan kalo


keluarga keluarganya ada yang memiliki keluarganya tidak ada yang
riwayat penyakit yang sama mengalami penyakit menular
atau yang diturunkan.

4. Pemeriksaan fisik

Tabel 4.4 Tabel Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik Klien 1 Klien 2
Kesadarn Umum Cukup Cukup
Kesadaran Composmentis Composmentis
Tekanan Darah 110/80 mmHg 130/80 mmHg
Suhu 36,7°C 36,9°C
Nadi 90x/menit 92x/menit
RR 20x/menit 19x/menit

51
5. Masalah psikososial dan lingkungan
Tabel 4.5 Tabel Psikososial
Psikososial Klien 1 Klien 2
1. Genogram

2. konsep diri: Klien mengatakan menyukai Klien mengatakan menyukai anggota


a. Gambaran diri anggota tubuhnya. tubuhnya..
b. Identitas Klien bernama Nn. Y, tinggal di Klien bernama Ny. M, bertempat
Kec. Bandar gedung mulyo Kab, tinggal di Kec. Jogoroto, Kab.
Jombang, pendidikan terkhir SMK, jombang, pendidikan terakhir SMA,
belum menikah , swasta , usia 23 ibu rumah tangga , usia 29 tahun,
tahun, klien mengatakan minder klien mengatakan malu dan takut
dengan temannya. penyakitnya diketahui tetangganya.
c. Peran Peran klien didalam rumah yaitu Peran klien didalam rumah yaitu
sebagai anak , tulang punggung sebagai ibu, klien tidak bekerja, klien
keluarga, Namun saat ini peran klien merasa malu dengan tetangganya
sudah tidak berjalan dengan baik karena penyakit yang dialaminya.
lagi, klien tidak bekerja karna cuti,
malu karena merasa minder dengan
masalah penyakitnya .
d. ideal diri Klien mengatakan harapannya ingin Klien mengatakan harapannya ingin
bisa sembuh dan menjalani hidup bisa sembuh dan menjalani hidup
tanpa adanya pengobatan apapun.. tanpa adanya pengobatan apapun dan
merawat anaknya lebih baik lagi.
e. Harga diri Klien mengatakan minder jika Klien mengatakan malu jika berbaur
berbaur dengan orang luar termasuk dengan orang luar termasuk
temannya dan mengatakan bahwa tetangganya dan klien mengatakan
dirinya tidak sempurna sebagai peran sebagai istri dan orang tua
seorang wanita. sangat berkurang karna kehilangan
Masalah Keperawatan : sala satu payudaranya.
Gangguan Citra tubuh Masalah Keperawatan : Gangguan
Citra tubuh
3.Hubungan Klien mengatakan orang terdekat Klien mengatakan orang terdekat dan
sosial dan berarti dalam hidupnya adalah berarti dalam hidupnya adalah
keluarganya yaitu kakak. klien keluarganya yaitu suami dan
mengatakan memiliki beberapa anaknya. klien mengatakan memiliki
teman namun tidak pernah beberapa teman namun tidak pernah
berinteraksi dengan teman- berinteraksi dengan tetangganya
temannya karena klien minder karena klien malu untuk bercerita dan
untuk bercerita. tidak ingin penyakitnya diketahui
tetangganya.

52
4. Spiritual klien mengatakan agamanya adalah klien mengatakan agamanya adalah
islam, dan klien menjalankan sholat islam, dan klien menjalankan sholat 5
5 waktu. waktu.

6. Status Mental
Tabel 4.6 Tabel Status Mental
Status mental Klien 1 Klien 2
1. Penampilan Penampilan klien terlihat Penampilan klien terlihat lumayan
lumayan rapi , kuku pasien rapi , kuku pasien pendek dan
pendek dan bersih, klien bersih, klien berkrudung.
berkrudung.
2. Pembicaraan Klien dapat memulai Klien dapat memulai pembicaraan.
pembicaraan.
3. Aktivitas motoric Klien nampak sedikit lesu dan Klien nampak lesu dan kurang
kurang semangat. bersemangat.
4. Alam perasaan Klien merasa khawatir jika Klien merasa khawatir jika kondisi
kondisi penyakitnya diketahui penyakitnya diketahui oleh
oleh teman sebayanya. tetangganya.
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
gangguan citra tubuh gangguan citra tubuh
5. Afek Datar Datar
6. Interaksi selama Kooperatif Kooperatif
wawancara
7. Persepsi sensori Klien mampu mengenal dan Klien mampu mengenal dan
mengetahui apa yang dialami, mengetahui apa yang dialami,
tidak ada gangguan dalam tidak ada gangguan dalam persepsi
persepsi sensori. sensori.

8. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaraan baik. Tingkat kesadaraan baik.


9. Memori Tidak ada gangguan daya ingat Tidak ada gangguan daya ingat
pada klien. pada klien.
10. mekanisme koping Adaptif Adaptif

7. Terapi
Tabel 4.8 Terapi Obat
Terapi Klien 1 Klien 2
1. Oral 1. ranitidine HCI : 2x1 tablet 1. Tamofen 10 mg : 2x1 tablet
2. Ondansentron : 3x1 tablet 2. Cefixime trihydrate : 3x1
3. Analsik : 2x1 tablet tablet
1. Tablet tambah darah neo : 3. Paracetamol : 3x1 tablet

53
2x1 Tablet
2. Dexamethasone 0,5 mg : 3x1
diminum setelah kemo 3 hari
3. Cobazim cap 100 mg : ditelan
1x1 tablet
2. Injeksi Tidak ada Tidak ada

4.1.3 Analisa Data


Tabel 4.9 Analisa Data
Klien DATA ETIOLOGI MASALAH
Klien 1 DS: Post Operatif Ca Gangguan citra tubuh
- Klien mengatakan Mammae
merasa minder
dengan kondisi
payudaranya dan
takut dibicarakan Mengalami cacat
temannya dibagian payudara kiri
- Klien mengatakan
bahwa dirinya tidak
sempurna sebagai
seorang wanita
-
DO: Merasa bersalah pada
diri sendiri
- Mengalami cacat
didaerah payudara
karena adanya bekas
operasi.
Respon adaptif
- Tiba-tiba merasa
mual ketika diajak
bicara karna efek
kemoterapi.
- TTV
Gangguan citra tubuh
TD : 110/80mmHg
N : 36,7°C
RR : 90 x/menit
S : 20 x/menit

54
Klien 2 DS: Gangguan citra tubuh
- Klien mengatakan Post Operatif Ca
merasa malu dengan Mammae
kondisi payudaranya
dan takut dibicarakan
tetangganya.
- klien mengatakan Mengalami cacat
peran sebagai istri dibagian payudara kiri
dan orang tua sangat
berkurang karna
kehilangan sala satu
payudaranya

DO: Merasa bersalah pada


diri sendiri
- Mengalami cacat
didaerah payudara
karena adanya bekas
operasi.
- TTV Respon adaptif
TD :130/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 19 x/menit
S : 36,9°C
Gangguan citra tubuh

4.1.4 Diagnosa Keperawatan


Tabel 4.10 Tabel Diagnosa Keperawatan
Klien Problem Masalah

Klien 1 Gangguan citra tubuh b/d efek tindakan/perubahan kemoterapi) ditandai dengan
Klien mengatakan minder jika berbaur dengan orang luar termasuk temannya
dan mengatakan bahwa dirinya tidak sempurna sebagai seorang wanita.
Klien 2 Gangguan citra tubuh b/d efek tindakan/perubahan kemoterapi) ditandai dengan
Klien mengatakan malu jika berbaur dengan orang luar termasuk tetangganya
dan klien mengatakan peran sebagai istri dan orang tua sangat berkurang karna
kehilangan sala satu payudaranya.

55
4.1.5 Perencanaan Tindakan
Tabel 4.11 Perencanaan Tindakan

Diagnosa Perencanaan Intervensi rasional


keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi
Gangguan Tujuan khusus I : Kriteria evaluasi : 1.2 Bina hubungan
konsep diri : Klien dapat  Klien dapat saling percaya. Hubungan
Gangguan membina hubungan mengungkapkan g) Sapa klien saling percaya
Citra Tubuh saling percaya. perasaannya dengan ramah, akan
 Ekspresi wajah baik verbal menimbulkan
bersahabat. maupun non kepercayaan
 Ada kontak verbal klien pada
mata h) Perkenalkan diri perawat
 Menunjukan dengan sopan. sehingga akan
rasa senang. i) Tanya nama memudahkan
 Mau berjabat lengkap klien dalam
tangan. dan nama pelaksanaan
 Mau menjawab panggilan yang tindakan
salam. di sukai klien. selanjutnya
 Klien mau j) Jelaskan tujuan
duduk pertemuan, jujur
berdampingan dan menempati
 Klien mau janji.
mengidentifikas k) Tunjukan sikap
i citra tubuhnya empati dan
menerima klien
apa adannya.
l) Beri perhatian
pada klien.

56
1.2 beri kesempatan
untuk mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakit yang di
deritannya.

1.3 sediakan waktu


untuk mendengarkan
klien.

1.4 katakan pada klien


bahwa ia adalah
seorang yang berharga
dan bertanggung jawab
serta mampu menolong
dirinnya sendiri.

Tujuan khusus 2 : Kriteria evaluasi : 2.1 diskusikan


kemampuan dan aspek
Klien dapat  Klien mampu positif yang di miliki
mengidentifikasi mempertahan klien dan beri pujian /
kemampuan dan kan aspek reinforcement. Atas
Pujian akan
aspek positif. yang positif. kemampuan
meningkatkan
mengungkapkan
harga diri klien.
perasaannya.

2.2 saat bertemu klien,


hindarkan pemberian
nilai negative.
Utamakan pemberian
pujian yang realistis.

57
Tujuan khusus 3 : Kriteria evaluasi :
3.1 diskusikan
Klien dapat menilai  Kebutuhan kemampuan klien yang
kemampuan yang klien masih dapat di gunakan Peningkatan

dapat di gunakan. terpenuhi. saat sakit. kemampuan

 Klien dapat mendorong

melakukan 3.2 diskusikan juga klien untuk

aktivitas kemampuan yang dapat mandiri.

terarah. di lanjutkan
penggunaan di rumah
sakit dan di rumah
nanti.

Tujuan khusus 4 : Kriteria evaluasi :


4.1 rencanakan
Klien dapat  Klien mampu bersama klien aktifitas Pelaksanaan
menempatkan dan beraktifitas yang dapat di lakukan kegiatan secara
merencanakan sesuai setiap hari sesuai mandiri modal
kegiatan sesuai kemampuan. kemampuan : awal untuk
dengan  Klien meningkatkan
kemampuan yang mengikuti Kegiatan mandiri , harga diri.
dimiliki klien terapi kegiatan dengan
aktifitas bantuan minimal ,
kelompok. kegiatan dengan
bantuan total .

4.2 tingkatkan kegiatan


sesuai dengan toleransi
kegiatan klien.

4.3 beri contoh cara

58
pelakssanaan kegiatan
yang boleh dilakukan
(sering klien takut
melaksanakannya).
Tujuan khusus 5 : Kriteria evaluasi :

Klien dapat  Klien mampu 5.1 beri kesempatan


melakukan beraktifitas klien untuk mencoba
kegiatan sesuai sesuai kegiatn yang di
kondisi sakit dan kemampuan. rencanakan. Dengan aktifitas

kemapuannnya. klien akan

5.2 berikan pujian atas mengetahui

keberhasilan klien. kemampuannya.

5.3 diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di rumah.

Tujuan khusus 6 : Kriteria evaluasi :

klien dapat  Klien mau 6.1 berikan pendidikan Perhatian


memanfaatkan memberikan kesehatan pada kelurga dan
system pendukung dukungan. keluarga tentang cara pengertian
yang ada  Klien mampu merawat klien keluarga akan
melakukan gangguan citra tubuh dapat membnat
apa yang di meningkatkan
ajarkan. 6.2 bantu keluarga citra tubuh diri
 Klien mau memberi dukungan klien.
memberikan selama klien di rawat.

dukungan.

59
6.3 bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
di rumah.

1.1.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Klien 1

Tanggal
Diagnosa
/ Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Jam
Selasa, Gangguan 1) Mimbina hubungan saling S: Klien mengatakan sedikit plong
13 April Citra Tubuh percaya dengan klien: karena bisa mengungkapkan masalah
2021 - Menyapa klien dengan ramah, yang ia alami selama ini, seperti minder
baik verbal maupun non dengan bentuk tubuhnya, sedih karena
10:00 verbal gagal menjadi seorang wanita yang
WIB Hasil: sempurna, khawatir akan diejek
Klien menjawab salam dan seseorang yang mengetahui masalah
mau menjawab pertanyaan yang ia alami.
yang diajukan perawat O:
- Memperkenalkan diri dengan - Klien dapat membina hubungan
sopan saling percaya dengan perawat hal
Hasil : klien mendengarkan ini dibuktikan dengan klien yang
dengan baik mau menjawab salam, terdapat
- Menanyakan nama lengkap kontak mata
klien dan nama panggilan - Klien kooperatif saat diberikan
yang disukai klien tindakan keperawatan
Hasil : klien menjawab - Klien mau mengungkapkan perasaan
pertanyaan dengan baik dan masalah yang ia hadapi saat ini
- Menjelaskan tujuan - Klien mengungkapkan aspek positif
pertemuan dan membuat yang ada pada dirinya
kontak waktu, topik dan A:

60
tempat SP 1 Pasien tercapai
Hasil: P:
Klien menyetujui akan  Pertahankan hubungan saling
kontrak topik, waktu dan percaya dengan klien
tempat yang akan dilakukan  Intervensi dilanjutkan SP 2 pasien
2) Memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaannya
tentang penyakit yang dideritanya
Hasil : Klien mengatakan minder
dengan keadaan tubuhnya saat
ini, karena penyakit yang
dideritanya membuat payudara
kiri klien harus diambil sehingga
klien merasa gagal menjadi
seorang wanita yang sempurna.
3) Menyediakan waktu untuk
mendengarkan klien
Hasil:
Pada mulanya klien berbicara
dengan pelan karena khawatir jika
dirinya akan diejek jika
mengungkapkan masalah yang ia
hadapi, namun klien kemudian
lebih terbuka dalam menceritakan
masalah yang ia alami.
4) Menanyakan aspek positif yang
ada pada klien
Hasil:
Klien mengatakan klien mandiri
dan meskipun sakit tidak

61
merepotkan orang lain.
5) Mengatakan pada klien bahwa ia
adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri
Hasil:
Klien kooperatif dan mau
mengatasi masalah yang ia hadapi

Sabtu, Gangguan 1) Mengevaluasi keberhasilan SP 1 S: Klien mengatakan dengan adanya


17 April Citra Tubuh Hasil: diskusi pada hari ini klien dapat
2021 mengerti tentang perubahan citra tubuh
Klien mampu mengingat dan
yang ada pada dirinya dan dampak jika
menjelaskan inti kegiatan yang
10:00 dirinya tidak bisa menerima penampilan
dilakukan di hari sebelumnya
WIB fisiknya, klien juga mengatakan sadar
2) Mendiskusikan perbedaan jika dirinya tidak hanya memiliki
penampilan fisik terhadap harga kekurangan saja tetapi juga kelebihan
diri yang belum tentu dimiliki oleh orang
Hasil: lain.

Klien tampak antusias dalam


diskusi hal ini terbukti dengan O:
klien yang dapat menjelaskan  Klien kooperatif saat dilakukan
dampak penampilan fisik tindakan keperawatan

terhadap harga dirinya dan klien  Klien tampak lebih antusias saat
juga bertanya ke perawat jika berdiskusi

tidak menerima penampilan fisik  Klien mulai belajar menerima


pada dirinya. perubahan fisik yang ada pada
dirinya
3) Memberikan pujian/reinformance
A:
positif atas kemampuan
SP 2 Tercapai
mengungkapkan perasaan.
P:

62
Hasil: Intervensi dilanjutkan SP 3 Pasien

Klien mampu mengungkapkan


perasaannya sehingga perawat
memberikan pujian positif dan
klien tampak senang.

4) Mengobservasi ekspresi klien


pada saat berbicara.
Hasil:

Klien sangat antusias saat


berdiskusi tentang masalah yang
ia hadapi. Pembicaraan yang
dilontarkan dengan bahasa yang
halus dan dengan nada sedang
(tidak keras dan tidak lirih).

5) Menganjurkan klien memasukkan


kedalam jadwal kegiatan harian
Hasil:

Klien tampak kooperatif

Rabu, Gangguan 1) Mengevaluasi kemampuan klien S: Klien mengatakan plong karena dari
21 April Citra Tubuh Hasil: hari pertama hingga hari ketiga dapat
2021 Klien mampu menjelaskan berdiskusi dalam menyelesaikan
perbedaan penampilan fisik masalah yang sering ia hadapi dengan
08:50 terhadap harga diri dan akibat demikian klien dapat menumbuhkan
WIB perubahan pubertas sembali semangat positif terutama
2) Meningkatkan kegiatan klien dalam menerima bentuk tubuhnya.
sesuai toleransi kondisi klien O:
Hasil:  Klien tampak antusias berdiskusi
Klien antusias dalam  Respon verbal mengenai perubahan
meningkatkan kegiatan positif tubuhnya sudah berkurang daripada

63
3) Memberi reinforcement positif hari pertama
Hasil:  Klien sudah tidak malu lagi
Klien tampak senang mengungkapkan perasaannya
4) Mendiskusikan mengenai jadwal kepada perawat
harian yang akan dilakukan untuk  Klien mau menerima saran dari
meningkatkan kemampuan untuk perawat tentang cara yang dapat
mengurangi rasa sedih dan digunakan akibat dari perubahan
gelisah yang dihadapi klien pada tubuhnya
Hasil:  Klien mau belajar mempraktekkan
Klien tampak antusias dalam cara yang disarankan oleh perawat
berdiskusi dan sering bertanya  Klien tampak semangat dalam
5) Memberi motivasi klien untuk mengikuti tindakan keperawatan
melakukan kegiatan sesuai jadwal hari ini daripada hari sebelumnya
yang telah dibuat. A:
Hasil : SP 3 Tercapai
Klien kooperatif P: memotivasi klien agar tetap percaya
6) Mendiskusikan cara-cara yang diri dengan keadaan yang dialaminya
dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak perubahan
struktur, bentuk atau fungsi tubuh
Hasil:
Klien antusias dan aktif dalam
mendiskusikan cara-cara yang
dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak perubahan
bentuk tubuhnya.

7) Menganjurkan klien memasukkan


kedalam jadwal kegiatan
hariannya.
Hasil:

64
Klien kooperatif

Klien 2

Tanggal
Diagnosa
/ Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Jam
Selasa, Gangguan 1) Mimbina hubungan saling S: Klien mengatakan masih merasa
8 Juni Citra Tubuh percaya dengan klien: ragu dan takut untuk mengungkapkan
2021 - Menyapa klien dengan ramah, masalah yang ia alami selama ini,
baik verbal maupun non seperti malu dengan penyakitnya, sedih
08:00 verbal karena gagal menjadi seorang istri dan
WIB Hasil: orang tua untuk anaknya, khawatir akan
Klien menjawab salam dan diejek tetangga yang mengetahui
mau menyapa klien dengan masalah yang ia alami.
ramah O:
- Memperkenalkan diri dengan - Klien masih ragu untuk membina
sopan hubungan saling percaya dengan
Hasil : klien mendengarkan perawat hal ini dibuktikan dengan
dengan baik klien yang mau menjawab salam,
- Menanyakan nama lengkap ragu untuk menceritakan
klien dan nama panggilan keadaannya.
yang disukai klien - Klien kooperatif saat diberikan
Hasil : klien menjawab tindakan keperawatan
pertanyaan dengan baik - Klien mau mengungkapkan perasaan
- Menjelaskan tujuan dan masalah yang ia hadapi saat ini
pertemuan dan membuat tetapi tidak semua
kontak waktu, topik dan - Klien mengungkapkan aspek positif
tempat yang ada pada dirinya
Hasil: A:
Klien menyetujui akan SP 1 Pasien tercapai sebagian

65
kontrak topik, waktu dan P:
tempat yang akan dilakukan  Pertahankan hubungan saling
2) Memberikan kesempatan untuk percaya dengan klien
mengungkapkan perasaannya  Lanjutkan intervensi SP 1 pasien
tentang penyakit yang dideritanya
Hasil : Klien mengatakan malu
dengan keadaan tubuhnya saat
ini, karena penyakit yang
dideritanya membuat payudara
kiri klien harus diambil sehingga
klien merasa gagal menjadi
seorang ibu yang sempurna untuk
anaknya. Takut kalau sampai
orang lain atau tetangganya
mengetahui penyakitnya.
3) Menyediakan waktu untuk
mendengarkan klien
Hasil:
Pada mulanya klien berbicara
dengan pelan karena khawatir jika
dirinya akan diejek jika
mengungkapkan masalah yang ia
hadapi, sehingga klien masih ragu
untuk bercerita.
4) Menanyakan aspek positif yang
ada pada klien
Hasil:
Klien mengatakan klien mandiri
dan meskipun sakit tidak
merepotkan orang lain.
5) Mengatakan pada klien bahwa ia

66
adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri
Hasil:
Klien kooperatif dan ragu
mengatasi masalah yang ia hadapi

Sabtu, Gangguan 1) Mimbina hubungan saling S: Klien mengatakan sudah merasa


12 Juni Citra Tubuh percaya dengan klien: tidak ragu dan takut untuk
2021 - Menyapa klien dengan ramah, mengungkapkan masalah yang ia alami
baik verbal maupun non selama ini, seperti malu dengan
08:00 verbal penyakitnya, sedih karena gagal
WIB Hasil: menjadi seorang istri dan orang tua
Klien menjawab salam dan untuk anaknya, khawatir akan diejek
mau menyapa perawat dengan tetangga yang mengetahui masalah
ramah. yang ia alami.
- Memperkenalkan diri dengan O:
sopan - Klien dapat membina hubungan
Hasil : klien mendengarkan saling percaya dengan perawat hal
dengan baik ini dibuktikan dengan klien yang
- Menanyakan nama lengkap mau menjawab salam dan
klien dan nama panggilan menceritakan keadaannya, ada
yang disukai klien kontak mata.
Hasil : klien menjawab - Klien kooperatif saat diberikan
pertanyaan dengan baik tindakan keperawatan
- Menjelaskan tujuan - Klien mau mengungkapkan perasaan
pertemuan dan membuat dan masalah yang ia hadapi saat ini
kontak waktu, topik dan - Klien mengungkapkan aspek positif
tempat yang ada pada dirinya
Hasil: A:
Klien menyetujui akan SP 1 Pasien tercapai

67
kontrak topik, waktu dan P:
tempat yang akan dilakukan  Pertahankan hubungan saling
2) Memberikan kesempatan untuk percaya dengan klien
mengungkapkan perasaannya  Intervensi lanjutkan SP 2 pasien
tentang penyakit yang dideritanya
Hasil : Klien mengatakan malu
dengan keadaan tubuhnya saat
ini, karena penyakit yang
dideritanya membuat payudara
kiri klien harus diambil sehingga
klien merasa gagal menjadi
seorang ibu yang sempurna untuk
anaknya. Takut kalau sampai
orang lain atau tetangganya
mengetahui penyakitnya.
3) Menyediakan waktu untuk
mendengarkan klien
Hasil:
Pada mulanya klien berbicara
dengan pelan karena khawatir jika
dirinya akan diejek jika
mengungkapkan masalah yang ia
hadapi, namun klien kemudian
lebih terbuka dalam menceritakan
masalah yang ia alami.
4) Menanyakan aspek positif yang
ada pada klien
Hasil:
Klien mengatakan klien mandiri
dan meskipun sakit tidak

68
merepotkan orang lain.
5) Mengatakan pada klien bahwa ia
adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya sendiri
Hasil:
Klien kooperatif dan ragu
mengatasi masalah yang ia hadapi

Rabu, Gangguan 1) Mengevaluasi keberhasilan SP 1 S: Klien mengatakan dengan adanya


16 Juni Citra Tubuh Hasil: diskusi pada hari ini klien dapat
2021 mengerti tentang perubahan citra tubuh
Klien mampu mengingat dan
yang ada pada dirinya dan dampak jika
menjelaskan inti kegiatan yang
08:50 dirinya tidak bisa menerima penampilan
dilakukan di hari sebelumnya
WIB fisiknya, klien juga mengatakan sadar
2) Mendiskusikan perbedaan jika dirinya tidak hanya memiliki
penampilan fisik terhadap harga kekurangan saja tetapi juga kelebihan
diri yang belum tentu dimiliki oleh orang
Hasil: lain.

Klien tampak antusias dalam


diskusi hal ini terbukti dengan O:
klien yang dapat menjelaskan  Klien kooperatif saat dilakukan
dampak penampilan fisik tindakan keperawatan

terhadap harga dirinya dan klien  Klien tampak lebih antusias saat
juga bertanya ke perawat jika berdiskusi

tidak menerima penampilan fisik  Klien mulai belajar menerima


pada dirinya. perubahan fisik yang ada pada
dirinya
3) Memberikan pujian/reinformance
A:
positif atas kemampuan
SP 2 Tercapai
mengungkapkan perasaan.
P: memotivasi klien agar tetap percaya

69
Hasil: diri dengan keadaan yang dialaminya

Klien mampu mengungkapkan


perasaannya sehingga perawat
memberikan pujian positif dan
klien tampak senang.

4) Mengobservasi ekspresi klien


pada saat berbicara.
Hasil:

Klien sangat antusias saat


berdiskusi tentang masalah yang
ia hadapi. Pembicaraan yang
dilontarkan dengan bahasa yang
halus dan dengan nada sedang
(tidak keras dan tidak lirih).

5) Menganjurkan klien memasukkan


kedalam jadwal kegiatan harian
Hasil:

Klien tampak kooperatif

4.2 Pembahasan

Berisi tentang pembahasan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,

diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dengan maksud memperjelas

karena tidak semua yang ada pada teori dapat diterapkan dengan mudah pada kaus

nyata. Berisi tentang perbandingan antara klien 1 dan klien 2, antara kasus nyata

dengan teori.

70
4.2.1 Pengkajian

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang

dilakukan pada klien dengan masalah Gangguan Citra Tubuh pada klien

yang mengalami kanker mammae. Menunjukkan bahwa klien 1 Nn.Y

berusia 23 tahun, status perkawinan belum menikah dan diagnosa medis

ca mammae dan klien 2 Ny. M berusia 2 9 tahun, status perkawinan

sudah menikah dan diagnosa medis ca mammae . Kedua klien tersebut

tergolong usia produktif, kedua klien berjenis kelamin perempuan.

Pengkajian pada klien 1 Nn. Y mengatakan bahwa, Klien mengatakan

bahwa, ± 1 tahun yang lalu klien menemukan benjolan dimammae

sinistra yang semakin lama semakin membesar sehingga klien

membawanya ke RS jombang, kemudian setelah dari rumah sakit

didapatkan hasil kalau kanker ganas sehingga harus dirujuk dan

dioperasi ke RSUD SUMBERGLAGAH dan menjalakan kemotrapi

pasca operasi. Klien mengatakan minder jika berbaur dengan orang luar

termasuk temannya dan mengatakan bahwa dirinya tidak sempurna

sebagai seorang wanita. Sedangkan pengkajian pada klien kedua Ny. M

mengatakan bahwa, Klien mengatakan bahwa 1 tahun yang lalu klien

menemukan benjolan di mammae sinistra tetapi klien takut untuk periksa

dan lama-kelamaan semakin membesar lalu klien coba browsing

diinternet tentang masalah yang dihadapi. Akhirnya setelah hari raya

2020 klien periksa ke dokter bedah dan didiagnosa fam mammae dan

termasuk ganas akhirnya klien dirujuk ke RS SUMBERGLAGAH dan

71
harus dilakukan operasi. Dan sampai sekarang klien masih menjalani

kemoterapi di RSUD SUMBERGLAGAH. Klien mengatakan malu jika

berbaur dengan orang luar termasuk tetangganya dan klien mengatakan

peran sebagai istri dan orang tua sangat berkurang karna kehilangan

salah satu payudaranya.

Menurut teori dari buku (Azizah, Lilik Ma’rifatul Zainuri, Imam

Akbar & Teori, 2016) Gangguan citra tubuh adalah persepsi tentang

tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran,bentuk, struktur, fungsi,

keterbatasaan, makna dan obyek yang sering kontak dengan tubuh. Pada

pengkajian alasan masuk klien biasanya berupa penolakan terhadap

perubahan pada tubuh, menyendiri (menghindar dari orang lain),

komunikasi kurang, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan

orang lain.

Menurut peneliti selama proses pengkajian pada klien 1 dan 2

merasakan adanya factor pendukung dan penghambat, faktor pendukung

adalah klien yang masih kooperatif sehingga dapat menggali informasi

atau masalah yang dihadapi klien, sedangkan faktor penghambat dalam

melakukan pengkajian yaitu kurangnya kepercayaan klien dengan

perawat dalam memberikan informasi tentang masalah yang sedang

dihadapi dan mengakibatkan terhambatnya dalam menggali data masalah

yang dihadapi klien. Sehingga menurut peneliti tidak ada kesenjangan

antara fakta, teori dan opini dibuktikan dengan Klien 1 mengatakan

minder jika berbaur dengan orang luar termasuk temannya dan

72
mengatakan bahwa dirinya tidak sempurna sebagai seorang wanita dan

klien 2 mengatakan malu jika berbaur dengan orang luar termasuk

tetangganya dan klien mengatakan peran sebagai istri dan orang tua

sangat berkurang karna kehilangan salah satu payudaranya.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang disusun pada asuhan keperawatan ini

yaitu pada klien 1 Gangguan citra tubuh b/d efek tindakan/perubahan

kemoterapi ditandai dengan Klien mengatakan minder jika berbaur

dengan orang luar termasuk temannya dan mengatakan bahwa dirinya

tidak sempurna sebagai seorang wanita. Dan pada klien 2 Gangguan

citra tubuh b/d efek tindakan/perubahan kemoterapi ditandai dengan

Klien mengatakan malu jika berbaur dengan orang luar termasuk

tetangganya dan klien mengatakan peran sebagai istri dan orang tua

sangat berkurang karna kehilangan sala satu payudaranya.

Menurut teori (Azizah, Lilik Ma’rifatul Zainuri, Imam Akbar &

Teori, 2016) Gangguan citra tubuh adalah persepsi tentang tubuh yang

diakibatkan oleh perubahan ukuran,bentuk, struktur, fungsi,

keterbatasaan, makna dan obyek yang sering kontak dengan tubuh.

Diagnosa keperawatan pada klien adalah Gangguan citra tubuh di mana

menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) adalah perubahan persepsi

tentang penampilan, struktur, dan fungsi fisik individu.

Menurut peneliti tanda dan gejala pasien dengan Gangguan citra

tubuh sudah sesuai dengan teori dan fakta yang ada yaitu kedua

73
pastisipan merasa malu karena sakit yang dideritanya sehingga diagnosa

keperawatan yang muncul yaitu Gangguan citra tubuh b/d efek

tindakan/perubahan kemoterapi.

4.2.3 Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah berikutnya dalam proses

keperawatan setelah melakukan diagnosa. Pada langkah ini perawat

menentukan tujuan dan kreteria hasil bagi pasien untuk acuan yang

digunakan pada saat melakukan evaluasi dan merencankan tindakan

yang akan dilakukan pada pasien. Perencanaan keperawatan terdiri dari

tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan

keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah (P)

secara umum yaitu diharapkan klien dapat menerima kondisi bentuk

tubuhnya yang sekarang. Tujuan khusus merupakan rumusan

kemampuan yang perlu dicapai atau dimiliki klien. Umumnya,

kemampuan klien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga aspek

yaitu kemampaun kognitif, psikomotor dan kemampuan afektif yang

perlu dimiliki agar klien percaya pada kemampuan menyelesaikan

masalah.

Rencana tindakan keperawatan sesuai dengan teori meliputi tujuan

umum, tujuan khusus, dan kriteria hasil. Dalam tujuan umum diharapkan

pasien dapat menerima kondisi bentuk tubuhnya yang sekarang,

sedangkan dalam tujuan khusus ada 6 tujuan khusus yaitu tujuan khusus

74
yang pertama klien dapat membina hubungan saling percaya, tujuan

khusus yang kedua yaitu klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif, tujuan khusus yang ketiga yaitu klien dapat menilai

kemampuan yang dapat digunakan, tujuan khusus yang ke empat yaitu

pasien dapat menempatkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki klien, tujuan khusus yang kelima yaitu pasien

dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya, dan

Tujuan khusus ke enam yaitu pasien dapat memanfaatkan system

pendukung yang ada. Rencana keperawatan sudah sesuai dengan

diagnosa keperawatan yang muncul pada klien (Azizah, Lilik Ma’rifatul

Zainuri, Imam Akbar & Teori, 2016).

Menurut peneliti semua intervensi yang terkait dengan Gangguan

citra tubuh b/d efek tindakan/perubahan kemoterapi harus dilakukan

untuk melatih pasien dapat menerima kondisi bentuk tubuhnya yang

sekarang sehingga masalah Gangguan citra tubuh b/d efek

tindakan/perubahan kemoterapi dapat teratasi.

4.2.4 Implementasi

Tahap ini merupakan tahapan lanjutan setelah tahap

perencanaan dari masalah keperawatan yang muncul. Tindakan secara

umum dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya, Implementasi yang dilakukan di sesuaikan dengan rencana

keperawatan serta strategi pelaksanaan yang telah di buat diantaranya

75
melakukan tujuan umum khusus yang telah di tetapkan yaitu Membina

hubungan saling percaya, klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif, klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan,

klien dapat menempatkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki klien, klien dapat melakukan kegiatan sesuai

kondisi sakit dan kemampuannya, dan klien dapat memanfaatkan system

pendukung yang ada. Pada kegiatan implementasi peneliti melakukan

kontrak waktu sebelumnya, yaitu kapan dilaksakan, berapa lama waktu

pelaksanaan, materi atau topik apa yang akan didiskusikan, memberikan

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang

dideritanya, menanyakan aspek positif yang ada pada klien, mengatakan

pada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung

jawab serta mampu menolong dirinya sendiri agar kedua partisipan dapat

menerima kondisi bentuk tubuhnya yang sekarang. Perencanaan

keperawatan serta tindakan keperawatan dilaksanankan bertujuan agar

masalah keperawatan yang dialami klien 1 dan klien 2 dapat teratasi.

Dari jangka waktu yang telah ditentukan selama 3 hari dalam 2 minggu

diharapkan gangguan citra tubuh dapat teratasi.

Menurut (indotang, 2015) Peran perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien dengan masalah gangguan citra tubuh

adalah sebagai pendengar, pendidik, dan konselor yang baik bagi pasien

dan keluarga. Segala perasaan negatif yang pasien miliki tentang

ancaman terhadap citra tubuh harus diekspresikan dan diungkapkan.

76
Selama fase ini, perawat mendorong pasien dan keluarga untuk

mengungkapkan perasaan mereka dalam suasana saling percaya dan

mendukung. Setelah dapat membina hubungan saling percaya dengan

baik implementasi yang di lakukan selanjutnya akan dapat terlaksanan

sesuai rencana.

Menurut peneliti Implementasi yang dilaksanakan sudah sesuai

dengan yang sudah di rencanakan oleh peneliti serta sudah di sesuaikan

dengan kondisi klien. Semua intervensi sudah dilaksanakan ke kedua

klien sudah tercapai semua dengan hasil klien 1 dapat membina

hubungan saling percaya dengan perawat dan mau bercerita secara

terbuka tentang masalah yang sedang dialami dan klien 2 juga sudah

dapat membina hubungan saling percaya dan mau bercerita secara

terbuka tentang masalah yang sedang dialami walaupun awalnya masih

ragu kepada perawat. Sehingga klien 2 pada pertemuan kedua masih

dilakukan SP 1 karena masih kurangnya kepercayaan klien kepada

perawat dalam membina hubungan saling percaya. Pada kedua klien juga

tidak dilaksanakan SP keluarga karena pada klien 1 alasannya yaitu

karena tidak memiliki keluarga terdekat karena orang tua sudah

meninggal dan tempat tinggal saudara-saudaranya yang jauh dan hanya

tinggal dengan adik ponakannya. Dan pada klien 2 alasannya yaitu klien

sudah rumah sendiri dan karena suami bekerja diluar kota dan hanya

tinggal dengan anaknya

77
4.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,

proses yang dilakukan dalam menilai keberhasilan dan suatu tindakan

keperawatan serta menentukan sejauh mana tujuan tercapai. Evaluasi

yang dilakukan pada kedua klien yaitu 3 hari selama 2 minggu dengan

hasil didapatkan dari klien 1 yaitu Klien mengatakan plong karena dari

hari pertama hingga hari ketiga dapat berdiskusi dalam menyelesaikan

masalah yang sering ia hadapi dengan demikian klien dapat

menumbuhkan kembali semangat positif terutama dalam menerima

bentuk tubuhnya. Dan pada klien 2 yaitu Klien mengatakan dengan

adanya diskusi pada hari ini klien dapat mengerti tentang perubahan citra

tubuh yang ada pada dirinya dan dampak jika dirinya tidak bisa

menerima penampilan fisiknya, klien juga mengatakan sadar jika dirinya

tidak hanya memiliki kekurangan saja tetapi juga kelebihan yang belum

tentu dimiliki oleh orang lain.

Menurut teori evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana

keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan pada klien dengan

gangguan citra tubuh dengan kriteria evaluasi adalah membina hubungan

saling percaya, klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif, klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan, klien

dapat menempatkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki klien, klien dapat melakukan kegiatan sesuai

kondisi sakit dan kemampuannya, dan klien dapat memanfaatkan system

78
pendukung yang ada (Azizah, Lilik Ma’rifatul Zainuri, Imam Akbar &

Teori, 2016).

Menurut peneliti hasil evaluasi menunjukkan bahwa evaluasi

yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan teori yaitu pada kedua klien

dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif, klien mampu mengutarakan masalahnya

tentang sakit yang dideritanya walaupun pada klien 2 awalnya masih

ragu untuk terbuka kepada perawat tentang masalah yang dialaminya.

79
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB 4 pada pasien

Nn. Y dan Ny. M antara teori dan kasus nyata dengan Gangguan citra tubuh

pada pasien yang mengalami kanker mammae di RS SUMBERGLAGAH.

Maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian klinis pada pasien gangguan citra tubuh di dapat keluhan

bahwa pasien merasa malu terhadap masalah penyakit dan kondisi tubuh

yang sedang dialami.

2. Diagnosa keperawatan pada kedua pasien adalah sama yaitu Gangguan

citra tubuh b/d efek tindakan/perubahan kemoterapi.

3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu bertujuan agar

klien dapat menerima kondisi bentuk tubuhnya yang sekarang. Dan tujuan

khusus yaitu klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat

mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif, klien dapat menilai

kemampuan yang dapat digunakan, klien dapat menempatkan dan

merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki klien,

klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya,

dan klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.

4. Implementasi keperawatan pada klien dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan selama dua minggu. Keberhasilan perawatan pasien tergantung

dari respon klien. Dan jika klien sudah dinyatakan sembuh anjurkan pada

80
keluarga dan lingkungan disekitar rumah untuk tetap mendukung klien dan

memberi support kepada pasien agar klien tidak kembali lagi dalam

keadaan gangguan citra tubuh dan menerima kondisi tubuhnya. Semua

intervensi sudah dilaksanakan ke kedua klien sudah tercapai semua dengan

hasil klien 1 dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan

mau bercerita secara terbuka tentang masalah yang sedang dialami dan

klien 2 juga sudah dapat membina hubungan saling percaya dan mau

bercerita secara terbuka tentang masalah yang sedang dialami walaupun

awalnya masih ragu kepada perawat. Sehingga klien 2 pada pertemuan

kedua masih dilakukan SP 1 karena masih kurangnya kepercayaan klien

kepada perawat dalam membina hubungan saling percaya.

5. Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 masalah teratasi dalam waktu 3 hari

dengan tujuan umum klien dapat membina hubungan saling percaya. Pada

klien 1 tujuan sudah tercapai klien dapat membina hubungan saling

percaya dengan perawat, sedangkan pada klien ke 2 tujuan sudah tercapai

walaupun awalnya klien masi ragu untuk menceritakan kondisinya lebih

dalam.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Partisipan

Diharapkan klien dapat melakukan control atau pemeriksaan

dengan lebih teratur, sehingga koping mekanisme klien dapar lebih

teratasi dengan segera.

81
5.2.2 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penanganan yang

cepat dan tepat pada pasien kanker mammae dengan masalah

Gangguan citra tubuh agar dapat menunjukkan mekanisme koping

yang adaptif.

5.2.3 Bagi institusi kesehatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi

bagi instansi kesehatan dalam memutuskan kebijakan untuk

peningkatan pelayanan kesehatan terutama pada pasien kanker

mammae dengan masalah Gangguan citra tubuh.

5.2.4 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penulis atau peneliti lain dapat selalu berusaha

memberikan asuhan keperawatan yang terbaik bagi klien dalam upaya

meningkatkan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah

Gangguan citra tubuh menuju perawatan yang terbaik dan

professional.

82
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W. &. (2013). Efek Samping Kemoterapi Secara Fisik Pasien


Penderita Kanker Seviks .

Ariani, S. (2015). STOP! KANKER. Yogyakarta: Istana Media .

Arief Yudissanta. (2012). Analisis Pemakaian Kemoterapi pada Kasus Kanker


Dengan Metode Regresi Logistik Multinomial. Jurnal sains dan seni, 112-
117.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Dwi Wahyuni. (2015). Pengalaman Pasien Kanker Stadium Lanjut Yang


Menjalani Kemoterapi. JOM Vol 2 No 2, 1041-1047.

Edition, F. (2015). Nursing Theories and Nursing Practice. United States of


America: Joanne Patzek DaCunha, RN, MSN; Susan Rhyner.

Fitoni C, A. M. (2013). Pengaruh Pemanasan Filtrat Rimpang Kunyit terhadap


Pertumbuhan Bakteri Coliform. Jurnal Lantera Bio , 217-221.

Fitri Haryati, D. N. (2015). Hubungan body image dengan kualitas hidup pada
pasien kanker payudara. Health Sciences and Pharmacy Journal, 55.

Hidayat, F. C. (2013). Pengaruh Pemanasan Filtrat Rimpang Kunyit terhadap


Pertumbuhan Bakteri Coliform. Jurnal Lantera Bio, 217-221.

Indah, Y. (2010). Stop Kanker: Panduan deteksi dini & pengobatan menyeluruh
berbagai jenis kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka.

indotang, f. e. (2015). hubungan antara dukungan keluarga dengan mekanisme


koping pada pasien CA MAMMAE. 56.

Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Buku Ajar Keperawatan Sehat Jiwa.


Yogyakarta: Indomedia pustaka.

Lubis, N. L. (2009). Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker, Perlukah? Medan:


USUpress.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta: Andi.

Nurafif, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta:

83
MediAction.

Oetami, F. (2014). Analisis Dampak Psikologis Pengobatan Kanker Payudara di


RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktek Sehari-hari .


Jakarta : CV. Sagung Seto.

Ratna Devi, P. Z. (2019). Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus


yang mengalami masalah kerusakan Integritas Kulit dengan Penerapan
Keperawatan Luka Modern Dressing . Jurnal Ilmiah Kedokteran , 60.

Rima Ulfa Fahra, N. W. (2017). Hubungan peran perawat sebagai edukator


dengan perawatan diri pasien Diabetes Mellitus tipe 2 . NurseLine Journal
, 70.

Riskesdas. (2019). Laporan Provinsi Jawa Timur Riskesdas 2018. Jakarta: LPB.

Stuart, G. (2013). Prinsip dan Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Ed 1.


St Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

Suddarth, B. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Riskesdas 2018. (2019). Laporan Provinsi Jawa Timur 2018. Jakarta:
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Wilkins, W. &. (2011). Nursing:Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit.


Jakarta: PT Indeks .

Lampiran 1 : Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian

84
Lampiran 2 : Surat Balasan Studi Pendahuluan dan Penelitian

85
Lampiran 3 : Lembar Responden

86
87
88
Lampiran 4 : lembar konsultasi

Yayasan KesejahteraanWarga Perawatan

89
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
Jl.Raya Jabon Km 6 Mojokerto, Telp/Fax.(0321)390203
Email : stikes_ppni@telkom.net

LEMBAR KONSULTASI KTI

NAMA : CICI RUSDIANA DEWI


NIM : 201804043
JUDUL : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami
Gangguan Citra Tubuh Dengan Kanker Yang Menjalani
Kemoterapi.
PEMBIMBING I : Dr. Imam Zainuri, S.Kep.Ns., M.Kes

NO TANGGAL URAIAN PARAF


Konsultasi :
27 Oktober Judul ACC
1.
2020

25 November Konsultasi :
2.
2020 BAB 1

Revisi Bab 1 :
02 Desember 1. Tambahkan data yang mengenai
3.
2020
variable tersebut dari jurnal.

26 Januari Konsultasi : Bab 1 dan Bab 2


4.
2021

08 Februari ACC Bab 1 dan Bab 2 dan melanjutkan


5.
2021 ke Bab 3

90
13 februari Konsultasi :
6.
2021 Bab 3

17 februari ACC Bab 3


7.
2021
1. Gunakan data umum untuk
pembahasan
07 juli 2. Tambahkan opini dan saran
8.
2021 bersifat aplikatif.
3. Lengkapi lampiran
4. Lanjutkan pada tahap berikutnya
08 juli 1. Acc ujian
9.
2021 2. Lengkapi lampirannya

91
Yayasan KesejahteraanWarga Perawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
Jl.Raya Jabon Km 6 Mojokerto, Telp/Fax.(0321)390203
Email : stikes_ppni@telkom.net

LEMBAR KONSULTASI KTI

NAMA : CICI RUSDIANA DEWI


NIM : 201804043
JUDUL : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami
Gangguan Citra Tubuh Dengan Kanker Yang Menjalani
Kemoterapi.
PEMBIMBING II : Enny Virda Yuniarti,S.Kep.Ns.,M.Kes

NO TANGGAL URAIAN PARAF


Bimbingan pembuatan KTI via meet
22 Oktober
1.
2020

ACC judul dan lanjut ke Bab 1


27 Oktober
2.
2020

Bimbingan pembuatan Bab 1 via meet


11 November
3.
2020

1 Desember Konsultasi :
4.
2020 Bab 1
5. 1 Desember Revisi :
2020 1. Judul diperbaiki

92
2. Latar belakang introduction
tambahkan 1 kalimat penghubung
3. Cari data terbaru
4. Tambahkan data terkait gangguan
citra tubuh
Konsultasi dan Revisi :
26 Januari
7. Revisi bab 1 dan konsultasi Bab 2
2021

Revisi :
1. Pada justifikasi tambahkan data
dari jurnal penelitian terkait,
hasilnya seperti apa. Apa terjadi
gangguan citra tubuh?
2. Konsep kemoterapi berdiri
sendiri, termasuk di dalamnya ada
dampak atau efek kemoterapi
3. Pathway gangguan citra tubuh
kurang Krn etiologi nya tdk hanya
07 Februari
8. Karena kanker nya tapi efek
2021
kemoterapi juga. Lebih detail lagi
4. Pada pengkajian ada proses yg di
tabel itu belum ada literatur.
Tambahkan data mayor minor
gangguan citra tubuh dr SDKI
5. Diagnosis belum ada literatur juga
6. Pelajari penulisan, penomoran,
spasi baris, ketukan, dll. Masih
belum tepat
7. Lanjut bab 3

93
Konsultasi dan Revisi :
15 Februari
9. Bab 3 dan Revisi Bab 1 dan 2
2021

10. 24 Februari Revisi :


2021 1. Data studi pendahuluan harus ada
2. Penulisan pada batasan istilah di
cek
3. Pada bab 3 kriteria partisipan
harus jelas. Secara teori atau
berdasarkan hasil jurnal pasien
kanker rata" umur berapa, itu
menjadi dasar. Kemudian cari tau
data di RS sumberglagah rata"
usia berapa, jenis kelamin apa
sehingga anda bisa menentukan.
Jadi kriteria partisipan nya adalah
pasien kanker (ambil kasus yang
jelas misal kanker mammae) yang
menjalani kemoterapi dengan
kriteria: 1. Usia sekian 2. Bersedia
3. Stadium berapa
4. Untuk waktu penelitian tidak bisa
kalo hanya 3 hr Karena anda
punya 6 tuk paling tidak ya 1
minggu dan itu bukan di RS tapi
kunjungan rumah. Perjelas
prosedur penelitian nya di poin
3.5 pengumpulan data. Perjelas
apa yg akan dilaksanakan
5. Lengkapi lampiran, lampiran
depan lengkap dg TTD. Lampiran

94
belakang lengkap dengan surat"
dan format. Ada halaman dan
keterangan lampiran
6. 1 kali lg bisa ujian proposal
28 Februari Acc Ujian Proposal KTI
10.
2021
11. 07 juli 2021 1. Bab 3 dikonsulkan juga dengan
mengubah bahasa proposal menjadi
bahasa laporan semua mulai disain
sampai etika prosedur sesuaikan
dengan kenyataan yang dijalani
2. Akhir bab 3 tambahkan keterbatasan
penelitian
3. Pada keterangan indentitas ada data
awal yang menunjukkan perbedaan
karakteristik yang berhubungan
dengan gangguan citra tubuh
seseorang misal : sudah menikah dan
belum menikah, usia, dll. Semua itu
harus msuk dalam data pembahasan
pengkajian
4. Pembahasan mulai pengkajian sampai
dengan evaluasi harus memuat FTO:
fakta, teori, opini. Jadi data awal
dimunculkan tambahkan teori jika ada
data penelitian terkait bisa masuk, beri
opini atau analisis dari peneliti. Semua
dibahas detail pada pembahasan
implementasi intervensi apa yang
tidak terlaksana, kenapa. Perbedaan
responnya bagaimana opini anda

95
kurang kuat pada masing-masing
poin, opini mmenunjukkan analisis
anda, kedalaman, pembahasan tampak
pada opini
5. Pada evaluasi ketercapaian TUK
apakah waktu yang dibutuhkan sama?
Kenapa ada perbedaan respon?
6. Bab 5 simpulan bukan kesimpulan,
untuk lebih operasional saran untuk
peneliti selanjutnya merujuk pada
keterbatasan.
12. 08 juli 2021 1. Cover betulkan penulisan. Judul di
bold
2. Lampiran depan sesuaikan dengan
buku panduan. Yang tidak masuk
pada daftar isi hapus saja, exp surat
persetujuan menguji yang
kolom;kolom surat ACC pengajuan
judul, dst.
3. Abstrak, 1. Terlalu panjang, max 250
kata. Introduction kurangi. Meliputi
IMRAD introduction, metode, result,
analyze, disscuss. Kata kunci kurang.
Asuhan keperawatan gangguan citra
tubuh, kemoterpi, kanker. Urutkan
abjad.
4. Data hasil pengkajian yang
berhunungan dengan faktor yang
mempengaruhi gangguan citr harus
dibahas. Opnin penting untuk lebih
detail dan dalam. Opini merupakan

96
bentuk analisis pneliti. Opini nda
kurang tunjang teori, bisa
ditambahkan jurnal penelitian terkait.
5. Pembahasan implimentasi kurang.
Opini lebih luas,bukan masalah
seduah selesai atau tidak. Termasuk
pada evaluasi ketercapaian
penanganan masalah kenapa beda,
mana yang tidaktercapai, kenapa.
6. Simpulan seharusnya menunjukkan
hal khusus yangmenujukkan hasil
penelitian, bukan sesuai atau tidak.
7. Saran lebih lanjut , bisa dilaksanakan.

97
98
99
Lampiran 5 : format asuhan keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat : ……………….. tanggal dirawat/MRS : …………………………..

I. Identitas Klien

Nama : ………… ( L/P )

Umur : …. Tahun

Nomor CM : …………

II. Alasan Masuk

…………………………………………………………………………………
……..…………………………………………………………………………

III. Faktor Predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?

Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya :

Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil

3. Trauma :

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya fisik Tahun

Aniaya seksual Tahun

Penolakan Tahun

100
Kekerasan dalam Tahun

keluarga

Tindakan kriminal Tahun

Lain – lain Tahun

Jelaskan No 1, 2, 3 : ………………………………………........................

Dignosa keperawatan
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Sindroma trauma perkosaan
Beduka antisipasi
Resiko tinggi kekerasan
Berduka disfungsional
Respon pasca trauma
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ya Tidak
Bila ada : Hubungan keluarga : ……………………………………………...

Gejala : ……………………………………………………………………….....

Riwayat Pengobatan : …………………………………………………………...

Diagnosa Keperawatan :

Koping keluarga tidak efektif ketidakmampuan


Koping keluarga tidak efektif : Kompromi
Lain – lain, jelaskan

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

…………………………………………………………………………………

101
…………………………………………………………………………………

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka disfungsional
Berduka antisipasi
Respon pasca trauma

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD/mmHg :........ N : …. x/mnt S : ….ͦ C P : …. x/mnt


2. Ukuran : Berat Badan (BB) : ………. Kg Tinggi Badan (TB) : …….. cm
3. Keluhan fisik : Tidak ada ada, jelaskan……..

Jelaskan:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Diagnosa Keperawatan :

Resiko tinggi perubahan suhu tubuh.


Defisit Volume cairan
Perubahan Volume cairan
Nyeri
Perubahan nutrisi < kebutuhan tubuh.
Perubahan nutrisi > kebutuhan tubuh
Perubahan perlindungan
Kerusakan integritas jaringan
. Perubahan memberan mukosa
Kerusakan integritas kulit
Perubahan pola eliminasi uri

102
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri :
………………………………………………………………...................
b. Identitas diri :
………………………………………………………………...................
c. Peran :
……………………………………………………………………………
d. Ideal diri :
………………………………………………………………...................
e. Harga diri :
………………………………………………………………...................
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas diri
Harga diri rendah situasi
Harga diri rendah kronik
Lain – lain, jelaskan …………….

103
3. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti : ....................................................................
2. Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat : …………………………..
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : ……………………
Diangnosa Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Kerusakan interaksi sosial
Isolasi sosial
Dan lain – lain, jelaskan ……………………………………………

4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : ……………………………….............................
b. Kegiatan ibadah : ………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan :
Distress spiritual
Lain – lain. Jelaskan…………………………………………………

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan :
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Lain – lain, jelaskan ………………………………
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, mkan,
toilet trining dan pemakaian sarana prasarana atau instrumentasi dalam
mendukung penampilan,
Diagnosa Keperawatan :

104
Sindroma defisit perawatan diri ( makan, mansi toiler training,
instrumentasi)
dan lain-lain jelaskan……………………………………………

2. Pembicaraan :
Cepat Keras Gagap Inkoherensi
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
pembicaraan
Lain – lain, jelaskan
…………………………………..................................................................
Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan Komunikasi
Kerusakan Komunikasi Verbal
Lain – lain, jelaskan :.
……………………………………..
3. Aktivitas Motorik  
Lesu Tegang Gelisah
Agitasi TIK Grimas Tremor
Kompulsif Lain – lain, jelaskan .....................................
Jelaskan : .…….…….
…………………………………………………………………………...
................................................................................................
Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi cidera
Kerusakan mobilitas fisik
Defisit aktivitas deversional
Intoleransi aktifitas
4. Afek dan Emosi
a. Afek :
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

105
Lain–lain,jelaskan..……………………
…………………………………
b. Alam perasaan ( emosi ) :
Sedih Ketakutan Putus asa Kuatir
Gembira Lain – lain, jelaskan……………………………..
Dignosa Keperawatan :
Risiko tinggi cidera Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan komunikasi Kerusakan interaksi sosial
Ansietas Ketidakberdayaan

5. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Lain– lain, jelaskan : ……………………………………..
Diagnosa Keperawatan :
Risiko tinggi cidera
Resiko tinggi kekerasan
Kerusakan komunikasi
Kerusakan interaksi sosial
Isolasi sosial
6. Persepsi Sensori
Apakah ada gangguan :
Ada Tidak ada
Halusinasi :
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Ilusi :
Ada Tidak ada
Lain-lain, jelaskan…………………………………………………………..
Diagnosa Keperawatan :

106
Perubahan Persepsi Sensori ( pendengaran, penglihatan, perabaan,
pengecapan, penghidu )
Lain – lain, jelaskan : ......................................................................

7. Proses Pikir
a. Proses Pikir ( Arus dan Bentuk Pikir ) :
Sirkumtasial Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Flight of idea
Pengulangan pembicaraan / perseverasi
Lain – lain, jelaskan
………………………………………………………………………
b. Isi Pikir :
Obsesi Hipokondria Depersonalisasi
Pikiran Magis Ide terkait
Waham :
Agama Somatik Kebesaran
Curiga Nihilistik Sisip pikir
Star pikir Kontrol Pikir Lain-lain, jelaskan…
Jelaskan : …………………………………………………………
Diagnosa keperawatan :
Perubahan proses pikir, jelaskan :
………………………………………………………………………
8. Tingkat Kesadaran :
Bingung Sedasi Strupor Lain-lain, jelaskan:………….
Adakah gangguan orientasi (disorientasi) :
Waktu Orang Tempat
Jelaskan :
…………………………………………………………………………...
Diagnosa Keperawatan:
Risiko tinggi cidera

107
Perubahan proses fikir, jelaskan…………………………………….
Dan lain-lain, jelaskan………………………………………………
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Koafabulasi
Lain-lain, jelaskan…………………………………………………..
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan proses fikir, jelaskan ……………………………………
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Lain – lain,
jelaskan……………………………………………………………...
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan proses pikir, jelaskan ……………………………..

11. Kemampuan Penilaian :


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Lain – lain, jelaskan …………………………………….
Diagnosa Keperawatan:
Perubahan proses fikir, jelaskan…………………………………….

12. Daya tilik diri :


Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal- hal di luar dirinya
Lain – lain, jelaskan ………………………………………………
Diagnosa Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanan regiment terapeutik
Perubahan proses fikir, jelaskan…………………………………

108
Dan lain-lain, jelaskan………………………………………………

109
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak

Makanan

Keamanan

Perawatan kesehatan

Pakaian

Transportasi

Tempat tinggal

Keuangan

Lain – lain

Jelaskan :

……………………………………………………………………….

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan

Perilaku mencari bantuan kesehatan

Lain – lain, jelaskan :...............................................................

110
2. Kegiatan Hidup Sehari – hari ( ADL )

a. Perawatan Diri :

Bantuan
Kegiatan hidup sehari - hari Bantuan Total
Minimal

Kebersihan

Mandi

Makan

Buang air kecil / BAK

Buang air besar / BAB

Ganti pakaian

Jelaskan :

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan :

Perubahan pemeliharaan kesehatan.

Sindroma defisit perawatan diri

dan Lain – lain Jelaskan : .


………………………………………………………………………............
......................................................................................................................

b. Nutrisi

• Apakah anda puas dengan pola makan Anda ?

Puas Tidak puas

111
Bila tidak puas jelaskan:…………………………………………

• Apakah anda makan memisahkan diri ?

Ya Tidak

Bila ya, jelaskan:………………………………………………………

• Frekuensi makan sehari : …. x

• Nafsu makan :

Meningkat Menurun

Berlebihan Sedikit – sedikit

• Berat Badan :

Meningkat Menurun

BB saat ini : …. Kg, BB terendah : ….. Kg,

BB tertinggi : …. Kg

Jelaskan : ……………………………………………………………

Diagnosa Keperwatan :

Perubahan Nutrisi : < kebutuhan tubuh

Perubahan Nutrisi : > kebutuhan tubuh

Lain – lain, jelaskan:………………………………………………..

c. Tidur

• Apakah ada masalah tidur ?

Tidak ada Ada, jelaskan

• Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?

Segar Tidak segar, jelaskan


• Apakah ada kebiasaan tidur siang ?

112
Ya, lamanya : …. Jam Tidak

• Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ?

Ada, jelaskan : ……… Tidak ada

• Tidur malam jam : . Bangun jam : … rata- rata tidur malam : …


jam

• Apakah ada gangguan tidur ?

Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi

Samnambulisme Terbangun saat tidur

Gelisah saat tidur Berbicara saat tidur

Lain – lain, jelaskan …………………………………….

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan pola tidur, Spesifiknya……………………………………

3. Kemampuan klien dalam hal- hal berikut ini :

- Mengantisipasi kehidupan sehari-hari :


Ya Tidak
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :
Ya Tidak
- Mengatur penggunaan obat:
Ya Tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan:
Ya Tidak

Jelaskan:……………………………
………………………………………………

113
Diagnosa Keperawatan :

Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

Konflik pengambilan keputusan

Ketidakpatuhan

Dan lain-lain,jelaskan:………………………………………………

4. Klien memiliki system pendukung :

- Keluarga :
Ya Tidak
- Teman sejawad:
Ya Tidak
- Terapis :
Ya Tidak
- Kelompok sosial:
Ya Tidak
Jelaskan :…………………… ……………………………………………………..
Diagnosa Keperawatan :

Perilaku mencari bantuan kesehatan

Lain-lain jelaskan…………………………………………………..

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?

Ya, menikmati Tidak menikmati, jelaskan………………….

Diagnosa Keperawatan :

Koping individu tidak efektif (defensif)

Koping individu penyesuaian

Dan lain-lain, jelaskan………………………………………………

114
VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Mal adaptif


Bicara dengan orang lain Minuman alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olahrga Menciderai diri
Lain-lain Lain-lain

Diagnosa Keperawatan
Koping individu tidak efektif
Koping individu penyesuaian
Dan lain-;ain, jelaskan………………………………………………

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya ………………………..
………………………………………………………………………………………

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya ………..................

……………………………………………………………………………...............

Masalah dengan pendidikan, spesifiknya …………………………………

……………………………………………………………………………………..

Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya ……………………………………

………………………………………………………………………………………

Masalah dengan perumahan, spesifiknya ………………………………......

………………………………………………………………………………………

Masalah dengan ekonomi, spesifiknya……………………………………..

115
………………………………………………………………………………………

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya………………………...

………………………………………………………………………………………
Masalah lain, spesifiknya ………………………………………………….

………………………………………………………………………………………

Diagnosa Keperawatan :

Perubahan pemeliharaan kesehatan

Perubahan pada eliminasi urin

Perilaku mencari bantuan

Gangguan konsep diri (gg. Harga diri)

Gangguan konsep diri (gg. Identitas diri)

Enuresis manurasi

Ketidakberdayaan

Keputusan

Perubahan kinerja peran

Sindroma stress relokasi

Lain – lain, jelaskan………………………………………………...

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang


kurang tentang suatu hal ?

O Penyakit / gangguan jiwa O Sistem pendukung

O Faktor presipitasi O Koping

116
O Penyakit fisik O Obat – obatan
O Lain – lain, jelaskan

Diagnosa Keperawatan :

Ketidakefektifan penatalaksanaan regimnt terapeutik

Perilaku mencari bantuan kesehatan

Ketidakpatuhan

Kurang pengetahuan (spesifiknya)………………………………………….

XI. ASPEK MEDIS

Diagnostik medik :………………………………………………

Terapi medik : ……………………………………………………………

Masalah Keperawatan :

Efek terapi obat – obatan

Efek terapi anti spikotik

Masalah kolaboratif / potensial komplikasi : multisistem, spesifiknya

………..……………………………………………………………………

XII. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

Subjektif :......................................................
1.
Objektif : ......................................................

2. Subjektif :......................................................

Objektif : :......................................................

117
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. ………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………….
3. …………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………
XIV. POHON MASALAH

Efek

Core Problem

Sebab

XV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. ……………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………
6. .......................................................................................................
7. .......................................................................................................
8. .......................................................................................................

118
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : ............................................ Ruangan : ....................................

Nomor RM : ..................................... Diagnosa Medis : .........................

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnos
Kriteria Tindakan
a Tujuan Rasional
Evaluasi Keperawatan

DX KEP TUM :

1 TUK :

119
TUM :

TUK :

DX KEP

TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

(Catatan Tindakan/Perkembangan Keperawatan)

120
Nama : .............................................. Ruangan : .......................................

Nomor RM : ..............................................

Hari Paraf
Dx Kep Tindakan Evaluasi
/ Tgl dan
Tujuan Keperawatan Keperawatan
Jam Nama

121
122

Anda mungkin juga menyukai