Anda di halaman 1dari 107

SKRIPSI

GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU ETIK PERAWAT


SESAMA SEJAWAT DI RUANG ICU RUMAH SAKIT
LABUANG BAJI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Sarjana


Keperawatan Pada Universitas Megarezky

HILMA RENWARIN
NIM : 183145105104

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
SKRIPSI
GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU ETIK PERAWAT
SESAMA SEJAWAT DI RUANG ICU RUMAH SAKIT
LABUANG BAJI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Sarjana


Keperawatan Pada Universitas Megarezky

HILMA RENWARIN
NIM : 183145105104

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Dengan Judul:


GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU ETIK PERAWAT SESAMA
SEJAWAT DI RUANG ICU RUMAH SAKIT LABUANG BAJI
Disusun dan diajukan oleh:

HILMA RENWARIN
NIM : 183145105104

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Hasil Penelitian


Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Megarezky

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Imran Pashar, S.Kep.,Ns.,M.Kep Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0901019402 NIDN. 0912059201

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Ns.Sudirman Efendi,S.Kep.,M.Kep
NIDN.0913068603

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Pada hari ini .................... Tanggal .... Bulan .... Tahun ......, bertempat di
ruangan ............................. Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Megarezky, telah dilaksanakan Ujian Skripsi sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Keperawatan
terhadap Mahasiswa atas nama :

Nama : Hilma Renwarin


NIM : 183145105104
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Jenjang : S1
Judul Skripsi : Gambaran Penerapan Perilaku Etik Perawat Sesama
Sejawat Di Ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji

Yang telah disetujui Tim Penguji Skripsi, sebagai berikut :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Imran Pashar, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )

2. Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )

3. Dr. Julia Fitrianingsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep ( )

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program Studi

Dr.Syamsuriyati, S.ST., SKM., K.Keb Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0927047301 NIDN. 0913068603

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul
“Gambaran Penerapan Perilaku Etik Perawat Sesama Sejawat Di Ruang ICU
Rumah Sakit Labuang Baji” dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mengalami banyak tantangan dan
hambatan, namun berkat usaha dan kemauan serta kerjasama yang baik dari
semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan
terima kasih, terkhusus penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta
MUHAMMAD TAHIR RENWARIN dan Ibunda tercinta SELMA
FADIRUBUN, serta seluruh keluarga besar penulis N.AZMI RENWARIN,
SAADIA RENWARIN, RAMBO LASIDEN, M.ISRO RENWARIN, ANNA
RENWARIN, BITTI DAN FATTAH atas segala perhatian, pengorbanan, kasih
sayang, serta doa restu yang luar biasa selama ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian
untuk mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky. Pada kesempatan
ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya pula kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., M.,Kes Selaku Pembina Yayasan
Universitas Megarezky.
2. Ibu Hj. Suryani., HH., Selaku Ketua Yayasan Universitas Megarezky.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya,. Sp.JP selaku Rektor Universitas
Megarezky
4. Ibu Dr. Syamsuriyati.,S.ST.,SKM.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan (FKK) Universitas Megarezky.
5. Bapak Ns.Sudirman Efendi S.Kep.,M.Kep Selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Universitas Megarezky.

v
6. Bapak Imran Pashar, S.Kep.Ns.,M.Kep Selaku Pembimbing 1 Yang Penuh
Kesabaran Dan Keiklasan Untuk Meluangkan Waktu, Tenaga Dan Pikiran
Dalam Mendorong Penyelesaian Proposal Ini.
7. Ibu Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes Selaku Pembimbing 2 Yang Penuh
Kesabaran Dan Keiklasan Untuk Meluangkan Waktu, Tenaga Dan Pikiran
Dalam Mendorong Penyelesaian Proposal Ini.
8. Dr. Julia Fitrianingsi,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep Selaku penguji utama
9. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Universitas Megarezky yang telah banyak
membantu selama proses perkuliahan dan penyusunan proposal ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa program studi pendidikan profesi ners fakultas
keperawatan dan kebidanan angkatan 2018 yang tak dapat penulis sebutkan
satu per satu yang secara langsung telah memberikan dukungan, dorongan
moril dan berbagai bantuan selama perkuliahan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu dengan hati terbuka penulis siap menerima kritik
dan saran dari pihak manapun yang kontruktif dan sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan yang akan datang.

Makassar, April 2022


Peneliti

vi
ABSTRAK

Hilma Renwarin. 183145105104. Gambaran Penerapan Perilaku Etik


Perawat Sesama Sejawat Di Ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji.
(Dibimbing oleh: Imran Pashar dan Sri Wahyuni).

(x+ 87 Halaman + 2 gambar + 11 Tabel + 9 Lampiran)

Perawat membutuhkan kompetensi profesional dan kerangka kerja yang


disediakan oleh kode etik sebagai standar pelayanan dan penilaian yang benar
selama bekerja sesama teman sejawat. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang terjadi. Tujuan dalam penelitian ini
untuk mengetahui gambaran penerapan perilaku etik sesama sejawat di Ruang
ICU Rumah Sakit Labuang Baji. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain penelitian
deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 30 orang sebagai responden. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa
komunikasi perawat dengan perawat lain di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji
sebagian besar responden berkomunikasi perawat dengan perawat lain berada
pada kategori sangat baik sebanyak 17 responden (56,67%), kemudian perlakuan
perawat kepada perawat lain di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji sebagian
besar responden perlakuan perawat dengan perawat lain berada pada kategori
sangat baik sebanyak 15 responden (50,00%), sedangkan tanggung jawab perawat
kepada perawat lain di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji sebagian besar
responden bertanggung jawab perawat kepada perawat lain berada pada kategori
sangat baik sebanyak 19 responden (63,33%). Kesimpulan Perilaku etik perawat
sesama sejawat sebagian besar dalam ketgori sangat baik. Diharapkan penelitian
ini perawat dapat menerapkan perilaku etik sesama sejawat sehingga tercipta
hubungan yang harmonis dan mencegah konflik.

Kata Kunci: Perilaku Etik, Perawat, Sejawat

Daftar Pustaka : 58 (2015-2022)

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xii
DAFTAR LAPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
E. Bidang Ilmu ............................................................................. 8
F. Keaslian Penelitian .................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10
A. Konsep Dasar Keperawatan ................................................... 10
B. Etika Keperawatan ................................................................ 12
C. Ruang Intensive Care Unit ( ICU) ........................................... 28
D. Kerangka Teori ...................................................................... 33
E. Kerangka Konsep .................................................................. 34
F. Variabel penelitian ............................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 35
A. Desain Penelitian .................................................................. 35
B. Populasi dan Sampel .............................................................. 35
C. Definisi Operasional .............................................................. 36
D. Tempat Penelitian ..................................................................... 37
E. Waktu Penelitian .................................................................. 37
F. Etika Penelitian ..................................................................... 37

viii
G. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 39
H. Prosedur pengumpulan data .................................................. 39
I. Rencana Analisis Data ........................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 43
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 44
C. Pembahasan ........................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 61
A. Kesimpulan ........................................................................... 61
B. Saran ..................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 64

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian..................................................................................8


Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................36
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...........................................44
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................44
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan................................45
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja...............................45
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Mengikuti Pelatihan Etik
Keperawatan..........................................................................................46
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi Perawat
Dengan Perawat Lain............................................................................47
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perlakuan Perawat
Kepada Perawat Lain.............................................................................47
Tabel 4.8 Destribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Perawat
Kepada Perawat Lain.............................................................................48

DAFTAR GAMBAR

x
Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................................33
Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................................................34

DAFTAR SINGKATAN

PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia ................................... 1

xi
SOP : Standar Operasional Prosedur................................................. 2
ICU : Intensive Care Unit ............................................................... 4
ANA : American Nurse Association ............................................... 17
ICN : International Council of Nurse ............................................... 17
ITU : Intensive Therapy Unit ........................................................... 29
LPPM : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat .......... 39

DAFTAR LAPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informasi

Lampiran 2 : Lembar Consent

xii
Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Hasil Olah Data

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas dan Uji Relibilitas

Lampiran 7 : Dokumentasi

Lampiran 8 : Surat Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi

Lampiran 10 : Data Riwayat Peneliti

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keperawatan sebagai tenaga kesehatan profesional senantiasa

mendahulukan kepentingan klien, sebagai bentuk pelayanan humanistik,

menggunakan pendekatan secara holistik yang dilaksanakan berdasarkan ilmu

keperawatan dan menggunakan kode etik dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien. Keperawatan sebagai suatu profesi, diikat oleh self

regulation dalam bentuk kode etik keperawatan (Budhiartie et al., 2019).

Perawat yang bekerja dalam satu rumah sakit berasal dari daerah yang

berbeda dan memiliki adat istiadat dan kepercayaan yang berbeda. Adat

istiadat dan kepercayaan akan mempengaruhi perilaku sehari-hari perawat

terutama ketika bekerja. Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya bahwa

etika professional perawat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor-faktor ini berdampak pada perilaku perawat dalam

hubungan dengan pasien, komunikasi yang baik antar pelayan kesehatan.

Kode etik keperawatan merupakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip oleh profesi

keperawatan dalam melaksanakan tugasnya berhubungan dengan pasien,

masyarakat, teman sejawat maupun dengan organisasi profesi dan praktik

keperawatan itu sendiri (Hasanah, 2020).

Organisasi perawat di Indonesia dikenal dengan nama Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu perawat menunaikan kewajibannya

1
2

didalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab sesuai Undang-

Undang RI Nomor 38 tahun 2014 untuk kepastian hukum perawat dalam

bekerja agar tercipta rasa aman sesuai dengan harapan masyarakat terhadap

masalah kesehatan dan keperawatan kepada individu, keluarga, masyarakat

untuk meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,

mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan

yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayanan yang paripurna

(Zainuddin et al., 2019). Peran perawat adalah memberikan pelayanan asuhan

keperawatan di Rumah Sakit ataupun di komunitas (masyarakat). Dalam

praktik asuhan keperawatan perawat harus menjalankannya sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP) dan standar pelayanan profesi

berpedoman pada prinsip etika keperawatan sehingga pasien, perawat

maupun Rumah Sakit tidak dirugikan oleh kesalahan atau kelalaian

(Febriyanti, 2020)

Penerapan etik keperawatan di Indonesia memiliki lima pilar kode etik

keperawatan, yaitu perawat dan klien, perawat dan praktek, perawat dan

masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi (Indonesia,

2016). Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat diantaranya yaitu

perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat

maupun dengan tenaga kesehatan lainnya dan dalam memelihara keserasian

suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga

kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten,


3

tidak etis dan illegal (A. A. Sari, 2017). Teman sejawat adalah teman

seprofesi yang memiliki tugas sama yang saling memiliki kepentingan

bersama, saling ketergantungan dan saling bekerja sama dengan baik agar

kepentingan bersama bisa terpenuhi dalam suatu organisasi besar Rumah

Sakit. Hasil penelitian sebelunya menunjukan bahwa terdapat 56% perawat

yang mempunyai tanggung jawab sedang kepada sesama perawat sedangkan

44% perawat yang memiliki tanggung jawab yang baik kepada sesama

perawat (Nasir & Purnomo, 2019). Penelitian lain menunjukan hasil bahwa di

Rumah Sakit Jiwa banda Aceh didapatkan bahwa mayoritas perawat

pelaksana memiliki pengetahuan tinggi terkait etik keperawatan, yaitu

sebanyak 34 orang (54%) (Nasir & Purnomo, 2019).

Etika dianggap sebagai elemen penting dari semua profesi kesehatan

termasuk keperawatan. Dengan demikian, etika memiliki peran sentral dalam

perilaku moral perawat terhadap pasien, yang sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kesehatan pasien (Dehghani et al., 2015). Media massa secara

luas memberitakan kebutuhan masyarakat terhadap penyedia layanan

kesehatan yang dianggap tidak memberikan layanan profesional. Masyarakat

percaya bahwa perawat profesional dalam bekerja jika memiliki perilaku

moral dan kepedulian terhadap pasien (Bijani et al., 2017). Prinsip etik dalam

keperawatan, merupakan suatu elemen penting, prinsip etik memberikan

peran yang sangat penting, terhadap perilaku etik perawat dalam melakukan

asuhan keperawatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional,

berperilaku memerlukan adanya standar atau pedoman berupa kode etik


4

profesi, agar dalam melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan standar norma

di masyarakat (Nasir & Purnomo, 2019). Salah satu bentuk pelayanan

keperawatan yang ada di rumah sakit yaitu pelayanan di ICU.

Pelayanan keperawatan di ICU merupakan pelayanan yang diberikan

kepada pasien dalam kondisi kritis sehingga pelayanan harus diberikan oleh

tim terlatih dan pengalaman di ruang perawatan intensif. Disamping

memberikan pelayanan yang bersifat khusus karena kondisi pasien yang

kritis, perawat ICU juga sering menghadapi kejadian yang memerlukan

pertimbangan khusus terutama saat menghadapi situasi yang sulit atau bahkan

dilema etik dari pasien yang dirawatnya. Selain itu, tantangan etik utama yang

dihadapi tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 teridentifikasi, yaitu

adanya isolasi sosial, duty of care, dan akses yang adil selama pengobatan.

Selain itu, perlu digali relasi otonomi dan solidaritas terkait isolasi sosial

(Pashar & Dwiantoro, 2020). Untuk memberikan pelayanan yang bermutu

pada pasien rawat intensif, dibutuhkan kerjasama antara profesi dokter,

perawat, apoteker dan staf medis lainya (Febriyanti, 2020).

Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa perilaku etik sesama

sejawat dalam kategori sangat baik sebanyak 45 orang (43,7%), kategori baik

sebanyak 37 orang (35,9%), kategori cukup sebanyak 10 orang (9,7%) dan

kategori kurang sebanyak 11 orang (10,7%), (Yulianti et al., 2017). Hasil

Univariat menunjukkan bahwa seluruh perawat belum pernah mendapatkan

pelatihan etika 91.60%. Sedangkan pasien mempersepsikan etika masih

kurang (65.40%) (Risnawati & Amir, 2022) . Mayoritas kepala ruangan


5

mempersepsikan, memiliki kesulitan sedang dalam penerapan etik sebanyak

11 (57,9%) responden, (Novi Sandra Hasibuan, Hanny Handiyani, Nurhayati,

2022).

Berdasarkan fenomena yang terjadi diruangan keperawatan, para

perawat saling menyalahkan dan kurang saling menghargai sesama perawat,

sehingga peneliti melakukan observasi kepada kepala ruangan ICU Rumah

Sakit Labuang Baji, ditemukan data bahwa sejak awal bekerja, perawat sudah

diorientasikan tentang cara membangun interaksi dan etika kepada sesama

sejawat termasuk dokter, ahli gizi, fisioterapi, dan apoteker. Secara umum

hubungan perawat satu dengan yang lain masih ditemukan beberapa masalah.

Hal ini dikarenakan perilaku dominan perawat satu dengan yang lain, sikap

saling menyalahkan, kurang menghargai, juga ditemukan beberapa perawat

yang belum memberikan hak temannnya secara proporsional. Fenomena di

lapangan yang tidak sesuai dengan etik dapat menimbulkan berbagai dampak

diantaranya yaitu antar perawat menjadi tidak nyaman dalam berkomunikasi.

Hubungan saling percaya antar perawat pun juga berkurang. Suasana dalam

lingkungan kerja menjadi canggung sehingga diskusi untuk perawatan pasien

tidak efektif. Hal ini berakibat pada tujuan pelayanan dan visi misi rumah

sakit sulit dicapai.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran penerapan perilaku etik sesama sejawat di ruang

ICU Rumah Sakit Labuang Baji.


2. Rumusan Masalah

Keperawatan sebagai tenaga kesehatan profesional senantiasa

mendahulukan kepentingan klien, sebagai bentuk pelayanan humanistik,

menggunakan pendekatan secara holistik yang dilaksanakan berdasarkan ilmu

keperawatan dan menggunakan kode etik dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada klien. Penerapan etik keperawatan di Indonesia memiliki

lima pilar kode etik keperawatan, yaitu perawat dan klien, perawat dan

praktek, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan

profesi. Disamping memberikan pelayanan yang bersifat khusus karena

kondisi pasien yang kritis, perawat ICU juga sering menghadapi kejadian

yang memerlukan pertimbangan khusus terutama saat menghadapi situasi

yang sulit atau bahkan dilema etik dari pasien yang dirawatnya. Berdasarkan

pemaparan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana gambaran penerapan perilaku etik perawat sesama

sejawat di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji”?

3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran penerapan perilaku etik sesama sejawat di Ruang

ICU Rumah Sakit Labuang Baji.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik responden perawat di Ruangan ICU Rumah

Sakit Labuang Baji

6
7

b. Diketahuinya komunikasi perawat dengan perawat lain di ruang ICU

Rumah Sakit Labuang Baji

c. Diketahuinya perlakuan perawat kepada perawat lain di ruang ICU

Rumah Sakit Labuang Baji

d. Diketahuinya tanggung jawab perawat kepada perawat lain di ruang

ICU Rumah Sakit Labuang Baji

4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan serta wawasan peneliti mengenai

pentingnya penerapan perilaku etik perawat kepada sejawat.

2. Bagi Perawat

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat untuk

meningkatkan hubungan yang baik dengan sejawat dan dapat menerapkan

etik keperawatan.

3. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahsiswa keperawatan

mengenai penerapan perilaku etik perawat kepada sesama sejawat yang

terjadi di lapangan.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang aspek etik keperawatan

terhadap profesi lain seperti dokter, ahli gizi, farmasi, dan fisioterapis.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya.
8

5. Bidang Ilmu

Bidang Ilmu dalam penelitian ini adalah Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

6. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian


Perbedaan
Penelitian
Judul, Nama & Variable Desain
No Hasil Penelitian Dengan
Tahun Penelitian Penelitian
Penelitian
sebelumnya
1. Gambaran Perilaku Penelitian ini Penelitian Perilaku etik Penelitian ini
Etik Perawat menggunakan survey dengan perawat terhadap dilakukan di
Terhadap Sejawat variabel tunggal menggunakan sejawat dalam Provinsi Papua
Di Rumah Sakit karena tidak metode kategori sangat baik Kota Serui
Umum Daerah masuk dalam penelitian sebanyak 45 orang sedangkan
Serui. variabel kuantitatif. (43,7%), kategori penelitian saat
(Marselina Woria, dependen dan baik sebanyak 37 ini dilakukan di
Lisma Nathalia Br independen orang (35,9%), Provinsi
Sembiring, kategori cukup Sulawesi Selatan
Rustinah, 2021) sebanyak 10 orang Kota Makassar
(9,7%) dan kategori
kurang sebanyak 11
orang (10,7%).
2. Analisis penerapan Penelitian ini Penelitian ini Hasil Univariat Lokasi penelitian
etik keperawatan menggunakan bersifat Cross menunjukkan bahwa dilakukan di
pada perawat variabel tunggal sectional,deng seluruh perawat Rumah Sakit
pelaksana diruang karena tidak an pendekatan belum pernah GPI Depok,
Rawat Inap rumah masuk dalam concurrent mendapatkan sedangkan
sakit GPI Depok variabel mixed pelatihan etika. PP penelitian saat
(Sumijatun, 2014) dependen dan methods,deng mempersepsikan ini dilakukan
independen an bahwa Rumah Sakit
menyatukan kepemimpinan Labuang Baji
data masih perlu
kuantitatif dan ditingkatkan, capaian
kualitatif target 72.00%, Tim
untuk Kerja
memperoleh 67.00% dan etika
analisis 73.00%. Ka Ru
komprehensif, mempersepsikan
strategi yang kepemimpinan
digunakan sebesar 86.40%, Tim
Embedded Kerja 78.85%
Konkuren. dan etika 91.60%.
Sedangkan pasien
mempersepsikan
etika masih kurang
(65.40%).
3. Optimalisasi fungsi Variabel Jenis Mayoritas kepala Responden
manajemen kepala dependen: etika penelitian ruangan dalam penelitian
ruangan terhadap perawat survey dengan mempersepsikan, ini dalah kepala
Perilaku etik Variabel pendekatan Memiliki kepedulian ruangan,
9

perawat dalam Independen : desriptif baik terhadap sedangkan


pelayanan manajemen kuantitatif masalah etik responden pada
keperawatan. kepala ruangan sebanyak 10 (52,7%) penelitian saat
(Novi Sandra responden, ini adalah
Hasibuan, Hanny dengan, mayoritas Perawat di
Handiyani, kepala ruangan Ruangan ICU
Nurhayati, 2022) mempersepsikan,
memiliki kesulitan
sedang dalam
penerapan etik
sebanyak 11 (57,9%)
responden.
Mayoritas kepala
ruangan
mempersepsikan
melakukan
pertimbangan sangat
baik terhadap
masalah etik
sebanyak
11 (57,9%)
Responden. Inovasi
yang disusun dalam
menyelesaikan
masalah perilaku
etik adalah SOP dan
formulir dugaan
kasus etik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan

Ilmu keperawatan mencakup banyak aspek kehidupan, diantaranya

yaitu fisik, psikologis, sehat maupun sakit. Ilmu keperawatan mempelajari

mengenai cara merawat manusia sejak dalam kandungan hingga kematian

seseorang. Ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan, ilmu biomedik,

ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan klinis, ilmu keperawatan

komunitas, dan sintesis dari ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku).

Pengetahuan dalam ilmu keperawatan mencakup ilmu yang mempelajari

mengenai bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia

serta upaya mencapai pemenuhan kebutuhan tersebut (Pangaribuan et al.,

2022).

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio–psiko–sosial dan spiritual yang

komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik

sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.

Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan

intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta

menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai

tingkat kesehatan optimal (Ardiani & Ns, 2020).

10
11

Keperawatan tidak terlepas dari perawat dan klien, perawat dan

praktek, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat. Dalam

penelitian ini mengenai perawat dan teman sejawat. Adapun dapat

dijebarkan sebagai berikut.

2. Perawat

Perawat merupakan profesi yang mulia dan luar biasa. Proses

penyembuhan pasien merupakan proses yang menyeluruh atau holistik

(Nursalam, 2014). Ketika perawat merawat pasien maka perawat tidak

hanya merawat secara fisik namun juga dituntut untuk dapat melakukan

pendekatan, sentuhan, dan perawatan menyeluruh terhadap hati, pikiran/

psikologi, sosial, spiritual, dan jiwa pasien.

Perawat yaitu profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam

situasi yang menyangkut hubungan antarmanusia (Perangin-angin et al.,

2021). Perawat mampu merawat pasien selama 24 jam dengan segala

keterbatasan pasien. Tidak mudah menghadapi pasien yang sakit karena

orang yang sedang sakit lebih mudah tersinggung dan sensitif namun juga

tergantung pada kepribadian individu masing-masing. Hal tersebut

menjadi alasan mengapa profesi keperawatan itu luar biasa karena perawat

mampu menghadapi sekian banyak pasien beserta keluarga dengan semua

kepribadiannya selama 24 jam. Hubungan antarmanusia tersebut meliputi

proses interaksi serta saling mempengaruhi dan dapat berdampak terhadap

individu yang bersangkutan (Nursalam, 2014).


12

3. Sejawat

Hubungan antarmanusia yang perawat lakukan selain perawatan

kepada pasien yaitu dengan sesama perawat, dokter, fisioterapis, ahli gizi,

dan farmasi. Perawat dalam melakukan pekerjaannya tidak sendiri namun

bersama dengan perawat lain yang disebut dengan teman sejawat. Teman

sejawat atau kolega yaitu teman sepekerjaan (Wahya et al., 2013). Teman

sejawat yang dimaksud yaitu sesama perawat. Satu perawat dengan

perawat lain berada dalam suatu hubungan kerjasama dan interaksi dalam

melakukan perawatan kepada pasien. Interaksi dilakukan selama 24 jam

atau selama jam kerja perawat. Interaksi dan tindakan yang perawat

lakukan berdasarkan etika yang ada (Nursalam, 2014).

4. Etika Keperawatan

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, yang

berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan

dengan perkataan moral yang merupakan bahasa latin yaitu mos (jamak:

mores) yang berarti juga kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan

berbuat baik (kesusuilaan), dan menghindari hal yang buruk (Robert

Rihardjo, 2019). Etika dan moral memiliki arti yang sama namun dalam

kegiatan sehari-hari memiliki perbedaan. Moral dalam kehidupan sehari-

hari digunakan untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika

untuk pengkajian sistem nilai yang berlaku.


13

Istilah lain yang identik dengan etika yaitu (Wahyu, 2017):

a. Susila (Sanskerta), menunjukkan dasar-dasar, prinsip, aturan hidup

(sila) yang lebih baik (su).

b. Akhlak (Arab), yang merupakan moral dan etika berarti ilmu akhlak.

Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau

etis sama seperti membahas moral (mores). Terdapat dua macam etika

yaitu:

1) Etika Deskriptif

Etika mengkaji secara kritis dan rasional mengenai sikap dan

perilaku manusia serta apa yang menjadi tujuannya. Etika

deskriptif membahas mengenai fakta secara apa adanya, yakni

tentang nilai dan perilaku manusia sesuai fakta yang berkaitan

dengan situasi dan realita.

2) Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku ideal yang

seharusnya dimiliki dan dijalankan oleh manusia dimana tindakan

itu bernilai dalam hidupnya. Jadi etika normatif merupakan suatu

norma yang menuntun agar manusia bertindak secara baik dan juga

menghindari hal buruk, sesuai norma yang disepakati di kelompok

tersebut.

Tujuan mempelajari etika yaitu mendapatkan pengetahuan yang

sama bagi seluruh manusia mengenai penilaian baik dan buruk, dimana

saja dan kapan saja. Ukuran baik dan buruk yang berbeda menjadi
14

hambatan dalam mempelajari etika. Keadaan suatu daerah dan suasana

suatu masa mempengaruhi ukuran baik dan buruk menurut seseorang

(Murya & Sucipto, 2019). Etika sangat menentukan ukuran perbuatan

manusia. Etika mengandung ilmu pengetahuan normatif dan norma

tentang baik dan buruk, namun tidak sama dengan norma dalam logika

tentang benar dan salah (Murya & Sucipto, 2019).

Etika menjadi pondasi terpenting bagi perawat dalam membangun

hubungan dengan berbagai pihak seperti profesi lain, pasien, keluarga, dan

seluruh lapisan masyarakat. Tenaga kesehatan yang tidak beretika dapat

digulirkan pada profesi keperawatan apabila perawat salah dalam

berperilaku. Etika merujuk tentang bagaimana perawat bertingkah laku

(Perangin-angin et al., 2021).

Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan

menuntun perawat dalam praktik sehari-hari. Etika keperawatan

mengidentifikasi, mengorganisasi, memeriksa, dan membenarkan

tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip

tertentu. Etika keperawatan menegaskan tentang kewajiban-kewajiban

yang secara sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi

mengenai dampak keputusan perawat (Darwin, 2015).

1. Etik keperawatan

Etik keperawatan merupakan kesadaran dan pedoman yang

mengatur nilai-nilai moral dalam melaksanakan kegiatan profesi

keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan dapat


15

terjaga. Etik keperawatan mengandung unsur pengorbanan, dedikasi,

pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat

perawat, maupun diri sendiri. perilaku etik dapat dibagi menjadi (Mubarak

et al., 2022):

a. Etik yang berorientasi pada kewajiban

Pedoman yang digunakan untuk melaksanakan etik berorientasi pada

kewajiban adalah apa yang seharusnya dan wajib dilakukan oleh

seseorang untuk mencapai kebaikan dan kebajikan

b. Etik yang berorientasi pada larangan

Pedoman yang digunakan untuk melaksanakannya yaitu apa yang

dilarang dan tidak boleh dilakukan untuk mencapai suatu kebaikan dan

kebajikan.

2. Kode etik keperawatan

a. Pengertian Kode etik keperawatan

Kode etik merupakan norma atau asas yang diterima dan

dilaksanakan oleh suatu kelompok kemudian digunakan sebagai

landasan atau pijakan dasar. Kode etik dapat pula bebarti sebagai

serangkaian ketentuan dan peraturan yang disepakati bersama untuk

mengatur perilaku anggota dalam sebuah profesi (Rifai et al., 2021).

b. Fungsi kode etik keperawatan

Fungsi kode etik menurut Hipocrates:

1) Menghindari ketegangan antar-manusia

2) Memperbaiki status kepribadian


16

3) Menopang pertmbuhan dan perkembangan kehidupan

c. Tujuan kode etik keperawatan

Terdapat empat tujuan adanya kode etik keperawatan,

diantaranya yaitu (Robert Rihardjo, 2019):

1) Kode etik keperawatan merupakan aturan dasar mengenai hubungan

antara perawat, pasien, tenaga kesehatan, masyarakat, dan profesi.

2) Kode etik keperawatan merupakan standar dasar untuk

mengeluarkan perawat yang tidak taat pada peraturan.

3) Kode etik keperawatan digunakan untuk melindungi perawat yang

menjadi pihak tertuduh secara tidak adil.

4) Kode etik keperawatan digunakan sebagai dasar pengembangan

kurikulum pendidikan keperawatan dan untuk mengorientasikan

lulusan baru pendidikan keperawatan dalam memasuki jajaran

praktik keperawatan professional.

5) Kode etik keperawatan bermanfaat untuk membantu masyarakat

dalam memahami perilaku keperawatan professional.

d. Pentingnya Kode Etik

Terdapat dua hal penting dalam etik keperawatan yaitu etik

dalam kemampuan penampilan kerja dan etik dalam hal perilaku

manusiawi. Etik yang berkaitan dengan penampilan kerja merupakan

respons terhadap profesi lain, dimana sesuatu yang dilakukan oleh

perawat telah memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh

keperawatan sendiri (Panggabean, 2020). Etik berkaitan dengan


17

perilaku manusiawi merupakan reaksi terhadap tekanan dari luar seperti

individu atau masyarakat yang dilayani.

Pentingnya kode etik dalam sistem pelayanan kesehatan dan

praktik keperawatan yaitu (Panggabean, 2020):

1) Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan

keperawatan. Standar ini akan melindungi perawat dan pasien.

2) Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik professional,

memperbaiki, dan memelihara standar tersebut.

3) Kode etik merupakan pedoman resmi pada tindakan professional,

ditaati oleh anggota profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi

bagi anggotanya yang professional.

4) Kode etik memberikan kerangka pikir kepada anggota profesi untuk

membuat keputusan dalam situasi keperawatan.

e. Kode etik perawat menurut lembaga

Kode etik perawat di atur oleh beberapa lembaga diantaranya

yaitu ICN, ANA, dan PPNI. Terdapat 5 kode etik perawat menurut

PPNI. Salah satu kode etik menurut PPNI yaitu menjelaskan mengenai

kode etik perawat dengan teman sejawat. Kode etik tersebut adalah

perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat

maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara

keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Kedua yaitu perawat bertindak

melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan


18

kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal (Fadhillah et al.,

2022).

Kode etik perawat menurut ICN yang mengatur tentang

hubungan perawat dengan teman sejawat yaitu perawat mampu

menopang hubungan kerja sama dengan sesama perawat dan bidang

lainnya (Blackwood & Chiarella, 2020). Kedua yaitu perawat

mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi individu ketika

mereka terancam oleh rekan kerja atau orang lain (Zahedi et al., 2013).

Kode etik perawat mengenai hubungan perawat dengan teman

sejawat selanjutnya yaitu menurut ANA. Pertama yaitu Perawat

berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain dan masyarakat untuk

melindungi hak asasi manusia, mempromosikan diplomasi kesehatan,

dan mengurangi kesenjangan kesehatan. Perawat (secara individu

maupun kelompok) menetapkan, mempertahankan, dan memperbaiki

lingkungan etik pada pengaturan kerja dan kondisi pekerjaan yang

kondusif, aman, dan perawatan yang berkualitas (Association, 2019).

3. Prinsip Etik Keperawatan

Prinsip etik keperawatan merupakan suatu fundamental yang

dijadikan sebagai suatu pedoman untuk berperilaku secara etik terutama

kepada teman sejawatnya. Prinsip etika keperawatan yang dijadikan

pedoman meliputi (Perangin-angin et al., 2021):

a. Prinsip menghormati otonomi (Autonomy)


19

Perawat bebas dan berhak memutuskan apa yang akan dilakukan

terhadapnya setelah mendapatkan informasi yang memadai selama

tidak melanggar kesepakatan. Seorang perawat berhak untuk dihormati

dan didengarkan pendapatnya oleh perawat lain. Perawat tidak boleh

memaksakan kehendaknya pada perawat lain supaya bersikap dan

bertindak sesuai kehendaknya.

b. Prinsip tidak merugikan (non-maleficence)

Perawat dalam bertindak dan bersikap sebisa mungkin tidak

merugikan perawat lain. Hal ini diharapkan berdampak baik yaitu

tercipta kenyamanan dalam bekerja. Risiko secara fisik, psikologis,

maupun sosial akibat tindakan dan perilaku yang dilakukan perawat

satu dengan perawat lain dapat dilakukan seminimal mungkin.

c. Prinsip berbuat baik (beneficence)

Perawat yang bekerja secara tim akan sering berkomunikasi dan

berdiskusi. Perawat diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat lain. Hal

ini sejalan dengan prinsip tidak merugikan perawat lain. Diharapkan

dari semua tindakan perawat dapat bermanfaat bagi perawat lain.

Perawat dalam bekerja sudah seharusnya untuk berbuat baik kepada

sejawat demi tercapainya tujuan pelayanan keperawatan dan juga visi

misi rumah sakit. Selain kedua hal tersebut yang paling penting yaitu

melaksanakan landasan perawat yaitu kode etik keperawatan.


20

d. Prinsip keadilan (justice)

Perawat harus berlaku adil dan tidak berat sebelah. Adil dalam

bersikap, berperilaku, maupun memberikan bantuan kepada perawat

lain. Perawat sebaiknya tidak membeda-bedakan status sosial perawat

lain.

e. Prinsip kejujuran (veracity)

Perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa yang

akan dilakukan. Menasihati perawat lain yang melakukan kesalahan

secara sopan dan sesuai fakta sehingga konflik kelompok dapat

dihindari. Tidak adanya konflik akan berdampak pada tercapainya

tujuan pelayanan kesehatan.

f. Prinsip rahasia (confidentiality)

Perawat harus menghormati privasi (privacy) dan kerahasiaan

perawat lain. Meskipun dalam satu tim antara perawat satu dengan

perawat lain sudah terbiasa bekerja bersama namun sebaiknya tidak

melanggar privasi dan rahasia perawat lain demi tercipta lingkungan

kerja yang kondusif.

g. Prinip menepati janji (fidelity)

Dalam prinsip ini apabila perawat memiliki janji terutama dengan

perawat lain diharapkan dapat menepati janjinya. Misalkan datang tepat

waktu sesuai kesepakatan.

h. Prinsip tanggung jawab (accountability)


21

Prinsip ini menuntut perawat supaya bertanggung jawab atas

tindakan dan sikapnya terhadap perawat lain. Dengan bertanggung

jawab maka perawat dapat dikatakan professional atas perilakunya.

4. Perilaku etik keperawatan

Perawat dalam menjalankan tugasnya harus dapat membina

hubungan baik dengan semua perawat yang berada di lingkungan

kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus

terdapat rasa saling menghargai dan tenggang rasa yang tinggi agar

tidak terjebak dalam sikap saling curiga dan benci. Hubungan perawat

sesama sejawat meliputi (Utami et al., 2016).

a. Komunikasi perawat dengan perawat lain.

Komunikasi perawat dengan perawat lain yang diharapkan saling

membimbing, menasihati, menghormati, dan mengingatkan bila

sejawat melakukan kesalahan atau kekeliruan.

b. Perlakuan perawat kepada perawat lain.

Perlakuan perawat kepada perawat lain merupakan setiap perawat

dalam menjalankan tugasnya diharapkan saling menghargai satu

sama lain, saling kasih mengasihi sebagai anggota profesi, saling

bertenggang rasa dan bertoleransi yang tinggi sehingga tidak

terpengaruh oleh hasutan yang dapat membuat sikap saling curiga

dan benci.
22

c. Tanggung jawab perawat kepada perawat lain

Tanggung jawab perawat kepada perawat lain merupakan perawat

bertanggung jawab atas tindakan dan sikapnya terhadap perawat lain,

dengan bertanggung jawab maka perawat dapat dikatakan

professional atas perilakunya.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Etik Perawat

Penerapan etik oleh perawat terutama kepada teman sejawat

perawat dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut (Johns &

Freshwater, 2009):

a. Faktor internal

1) Kepercayaan atau keimanan seseorang

Kepercayaan dan keimanan seseorang yang ditanamkan sejak

dini akan selalu melekat pada diri orang tersebut. Kepercayaan dan

keimanan akan menjadi landasan dalam berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari. Terkadang kepercayaan dan keimanan satu

orang dengan orang lain berbeda sehingga menghasilkan perbedaan

pandangan dan pendapat.

Setiap agama dan kepercayaan tertentu memiliki landasan moral

tertentu untuk membenarkan ajarannya, di dalam mengatur

pergaulan hidup manusia. Misalnya peraturan dalam suatu lembaga

mengharuskan pegawainya untuk istirahat jam dua siang namun

dikarenakan ada pegawai yang beragama islam maka pada jam dua

belas ijin sholat sehingga terlihat tidak menaati peraturan pada


23

lembaga tersebut walaupun menurut kepercayaan yang dianutnya hal

itu dibenarkan.

2) Pendidikan

Dasar pendidikan sangat menentukan pandangan dan perilaku

seseorang. Semakin sedikit referensi pengetahuan dan tingkat

pendidikan seseorang maka semakin sedikit pula kemampuan

seseorang dalam memecahkan masalah berdasarkan teori atau

ilmiah. Tingkat pendidikan memang memiliki andil yang besar

dalam berperilaku dan memecahkan suatu masalah. Selain tingkat

pendidikan terdapat pengaruh lain yang mempengaruhi perilaku

seseorang yaitu landasan pendidikan yang disampaikan dalam

sekolah dasar seorang anak. Madrasah pertama seseorang yaitu yang

disampaikan oleh orang tuanya. Landasan pendidikan pertama yang

diberikan sejak dini akan melekat pada diri seseorang sehingga hal

itulah yang akan memiliki pengaruh besar dalm fase kehidupan

selanjutnya. Cara mendidik orag tua terhadap anaknya pasti akan

berbeda antara satu dengan yang lain sehingga berdampak pada

perbedaan perilaku. Misalkan merokok ditempat umum menurut si A

tidak diperbolehkan dikarenakan mengganggu hak orang lain namun

menurut si B hal itu akan mengganggu kesehatan baik orang yang

merokok maupun yang disekitarnya. Pendapat mereka sama-sama

membenarkan tidak dibolehkannya merokok ditempat umum namun

memiliki alasan yang berbeda.


24

3) Kepribadian dan aspek psikologis

Selain pendidikan, struktur kepribadian juga sangat mennetukan

perilaku, pengambilan keputusan, dan pandangan seseorang.

Terdapat 3 struktur kepribadian seseorang yaitu:

a) Id atau kecondong-condongan manusia ang meliputi segala

sesuatu yang bersifat impersonal, tidak disengaja atau disadari

dalam kekuatan mendasar yang menguasai kehidupan psikis

manusia.

b) Ego personalitas dalam diri manusia yang mampu merasakan,

mengerti, mengambil sikap, menghendaki, dan bertindak, atau

dengan kata lain merupakan pusat keinginan seseorang.

c) Superego merupakan perasaan bersalah yang otomatis dan tidak

didasarkan atas pertimbangan terlebih dahulu (Zainuddin et al.,

2019). fungsi superego yaitu menegur ego apabila terjadi

pelanggaran, sehingga memunculkan rasa bersalah dalam diri

seseorang. Selain itu superego juga menjadi control terhadap

segala aspek yang berhubungan dengan tindakan baik yang sudah

dilakukan maupun yang sedang direncanakan. Aspek tersebut

meliputi pikiran, perasaan, dorongan, dan keinginan setiap

individu. Perasaan spontan akan muncul ketika melihat seuatu

yang secara “moral” dianggap salah. Anggapan ini berlandaskan

nilai yang sudah tertanam sejak kecil. Oleh karena itu terdapat
25

keterkaitan antara keyakinan, pendidikan, perkembangan moral

dan perkembangan superego.

Semakin kuat suatu prinsip ditanamkan pada diri individu maka

semakin kuat pula superegonya. Hal ini dapat dilihat dalam

perkembangan kehidupan seseorang anak dimana pada awalnya

tidka mengetahui benar dan salah, kotor dan bersih, baik dan buruk

sampai orang tuanya memberikan pengertian secara berulang dan

terus menerus. Hal yang ditanamkan secara terus menerus akan

terbawa hingga alam bawah sadarnya.

b. Faktor eksternal

1) Situasi dan kondisi yang dialami

Keputusan seseorang dalam menghadapi kasus yang sama

mungkin dapat berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh situasi dan kondisi

yang berbeda.

2) Aspek politik

Situasi politik terkadang menjadi pertimbangan yang sangat

penting dalam memutuskan suatu permasalahan etik. misalnya

3) Aspek ekonomi

Ekonomi biasanya menjadi permasalahan yang dilematis dalam

setiap pertimbangan etika. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya

bidang kesehatan merupakan salah satu domain sosial kemanusiaan.

Apabila seorang pelayan kesehatan tersebut professional dan dengan

sadar bahwa kewajiban utamanya yaitu menolong pasien, seharusnya


26

pertimbangan ekonomi menjadi pertimbangan terakhir dalam semua

aspek. Namun dalam praktiknya semua berubah karena orientasi

kehidupan manusia dilandaskan pada kepentingan industry dimana

factor ekonomi menjadi penentu setiap kegiatan. Hal ini

mengakibatkan pertimbangan ekonomi menjadi hal yang urgen

dalam pertimbangan etika kesehatan. Misalnya pasien yang akan

dioperasi segera ditindaklanjuti apabila terdapat penjamin biaya.

4) Aspek teknologi dan ilmu pengetahuan

Tekonologi telah melahirkan industry dan ilmu pengetahuan

telah melahirkan penemuan-penemuan baru di segala bidang. Namun

ada satu hal yang perlu diingat bahwa penemuan dalam bidang

kesehatan tidak mendapatkan imbalan dalam bentuk materi ataupun

dipatenkan seperti ilmuan yang lain karena penemuan ini tidak

dimaksudkan untuk kepentingan bisnis namun untuk kemanusiaan.

Hal ini tentu membutuhkan kerelaan dan pertimbangan etis.

5) Aspek hukum dan adat istiadat

Aspek hukum menjadi hal yang tidak kalah penting sebagai

salah satu aspek pemberi pertimbangan di dalam membuat keputusan

etik. Aspek hukum menjadi landasan bagi paramedic supaya tidak

melakukan tindakan kepada pasien yang justru membuat dirinya

sendiri dapat dituntut secara hokum.

6) Aspek sosial
27

Aspek ini tidak jauh berbeda dengan aspek adat istiadat dan

budaya dimana setiap individu yang akan mengambil keputusan

pasti akan dipengaruhi oleh kehidupan sosialnya. Setiap keputusan

yang diambil pasti memiliki dampak dan risiko, oleh karena itu perlu

mempertimbangkan efek sosialnya.

6. Dampak perilaku etik perawat kepada sejawat

Perilaku etik perawat berlandaskan pada kode etik perawat yang

mengatur hubungan antar perawat. Perilaku etik meliputi komunikasi antar

perawat, memperlakukan teman sejawat, dan tanggung jawab yang harus

dipenuhi dengan sejawat. Adapun perilaku etik dipengaruhi oleh beberapa

faktor internal dan eksternal. Perilaku yang baik akan berdampak baik pula

pada lingkungannya (Darwin, 2015).

a. Kenyamanan

Perilaku etik perawat yang sesuai dengan kode etik keperawatan

dapat dijadikan standar dalam memecahkan suatu masalah dengan

sejawat. Kondisi dan suasana lingkungan kerja yang tidak terdapat

konflik maka berdampak pada kenyamanan dari masing-masing

individu sendiri.

b. Kepercayaan

Perilaku baik antarperawat akan berdampak positif pada hubungan

saling percaya perawat dengan sejawat. Perawat menjadi tidak sungkan

dalam menyampaikan pendapat dan kondisi dirinya karena adanya

kepercayaan perawat kepada sejawat.


28

c. Hubungan kooperatif

Landasan dalam hubungan antarperawat di rumah sakit sudah

diatur dalam kode etik keperawatan. Hubungan professional yang

seharusnya yaitu saling menghargai, tidak menyinggung perasaan

perawat lain sehingga tercipta hubungan dan suasana yang kooperatif

dalam merawat pasien di rumah sakit.

d. Tujuan pelayanan kesehatan tercapai

Hubungan yang kooperatif, komunikasi yang efektif akan

berdampak pada pelayanan kesehatan kepada pasien maksimal sehingga

tujuan pelayanan dan visi misi rumah sakit dapat tercapai.

7. Ruang Intensive Care Unit ( ICU)

1. Pengertian ICU

Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang

mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan

perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan

terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit

yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis

dubia (Kemenkes, 2010). ICU menyediakan kemampuan dan sarana,

prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan

menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang

berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut (Kemenkes,

2019).
29

Intensive Care Unit adalah ruang perawatan dan pengobatan pasien

dengan tingkat kekritisan tertentu (Kemenkes, 2012).

1) Fasilitas ini menyediakan keahlian pengobatan klinis lebih intensif,

dengan sumber daya teknologi dan pengobatan yang lebih terkordinasi

terhadap pasien.

2) Profil Infrastruktur, peralatan, staf yang klinis dapat memberikan

perhatian dan intervensi pengobatan secara kompleks termasuk dukungan

secara fisiologi dan psikososial terhadap pasien.

ICU menyediakan kemampuan sarana dan prasarana serta peralatan

khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan

keterampilan staf medik, perawat, dan staf yang berpengalaman dalam

pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. ICU juga dikenal sebagai Intensive

Therapy Unit (I.T.U), dalam menangani beragam tipe penyakit (Stahmeyer et

al., 2017).

2. Zonasi

Zonasi fungsi pada Intensive Care Unit dibagi menjadi (Kemenkes,

2012):

a. Daerah steril yang terdiri dari ruang perawatan ICU/ICCU, nurse

station terutama bagian yang langsung berkaitan dengan keperawatan.

b. Daerah non steril / ruangan umum yang tidak berkaitan langsung

dengan perawatan intensif, terdiri dari fungsi-fungsi penunjang baik

medik maupun nonmedik.


30

3. Fungsi

Fungsi utama ruang ICU (Kemenkes, 2012):

a. Melakukan perawatan pada pasien-pasien gawat darurat dengan potensi

reversible life thretening organ dysfunction.

b. Mendukung organ vital pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi

yang kompleks atau prosedurintervensi dan resiko tinggi.

Komponen spesifik ICU (Kemenkes, 2012):

1) Pasien yang dirawat dalam keadaan kritis

2) Desain ruangan dan sarana yang khusus

3) Peralatan berteknologi tinggi

4) Pelayanan dilakukan oleh staf yang profesional dan berpengalaman

4. Ruang Lingkup Pelayanan ICU

Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU adalah sebagai berikut

(Kemenkes, 2012):

a. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang

mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa

menit sampai beberapa hari.

b. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus

melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar.

c. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi

yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik.

d. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat

tergantung pada alat mesin dan orang lain.


31

5. Persyaratan Bangunan ICU

a. Kebutuhan Ruang (Kemenkes, 2012):

Kebutuhan ruang padaAdaerah rawat pasien, terdiri dari:

1) Ruang administrasi.

2) Ruang untuk tempat tidur pasien.

3) Ruang isolasi pasien.

4) Pos sentral perawat/ ruang stasi perawat

5) Ruang dokter jaga

6) Ruang istirahat petugas.

7) Pantri.

8) Ruang penyimpanan alat medik.

9) Ruang utilitas kotor

10) Ruang Kepala Ruangan ICU.

11) Parkir troli.

12) Ruang Ganti Penunggu Pasien dan Ruang Ganti Petugas

13) Ruang tunggu keluarga pasien (berada di luar wilayah ICU).

14) Koridor untuk kebutuhan pelayanan.

15) Janitor/Ruang Cleaning Service.

16) Toilet petugas medik.

17) Ruang penyimpanan silinder gas medik.

18) Toilet pengunjung/penunggu pasien.

19) Ruang diskusi medis (terutama bagi RS A dan B).

b. Persyaratan Khusus
32

1) Letak bangunan instalasi ICU harus berdekatan dengan instalasi

gawat darurat, laboratorium, instalasi radiologi dan bedah sentral.

2) Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan tahan terhadap

getaran.

3) Gedung harus terletak pada daerah yang tenang.

4) Temperatur ruangan harus terjaga tetap dingin.

5) Aliran listrik tidak boleh terputus.

6) Harus tersedia pengatur kelembaban udara.

7) Disarankan sirkulasi udara yang dikondisikan seluruhnya udara

segar.

8) Perlu disiapkan titik grounding untuk peralatan elektrostatik.

9) Tersedia aliran Gas Medis (O2, udara bertekanan dan suction).

10) Pintu kedap asap & tidak mudah terbakar, terdapat penyedot asap

bila terjadi kebakaran.

11) Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila

letak instalasi ICU tidak pada lantai dasar.

12) Ruang ICU/ICCU sebaiknya kedap api (tidak mudah terbakar baik

dari dalam/dari luar).

13) Pertemuan dinding dengan lantai dan pertemuan dinding dengan

dinding tidak boleh berbentuk sudut/ harus melengkung agar

memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu

dan kotoran.
33

6. Lingkup Sarana Pelayanan

Intensive Care Unit (ICU) merupakan instalasi perawatan pasien dimana

dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat yang memerlukan perawatan

secara intensif, pemantauan ketat dan tindakan segera. ICU juga merupakan

unit pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan pelayanan yang

komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam (Listyorini & Aurista,

2019).

7. Kerangka Teori

Faktor Internal
Kepercayaan atau keimanan
Pendidikan
Kepribadian dan aspek
psikologi Etik perawat sesama
sejawat
Komunikasi perawat
Faktor yang dengan perawat lain
mempengauhi Perlakuan perawat
perilaku etik kepada perawat lain
Tangguang jawab
Faktor Eksternal
perawat dengan perawat
Situasi dan kondisi yang
lain
dialami
spek politik
Aspek ekonomi
Aspek teknologi dan ilmu
pengetahuan
Aspek hukum dan adat istiadat
Aspek sosial

Gambar 2.1 Kerangka Teori


34

8. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Perilaku Etik Keperawatan Sesama Sejawat Di Ruang ICU

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan variabel yang diteliti

9. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2012). Variabel dalam penelitian ini adalah penerapan perilaku

etik perawat sesama sejawat di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif non

eksperimental dengan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

metode penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)

peristiwa-peristiwa penting yang sedang terjadi saat ini. Deskripsi peristiwa

dilakukan secara sistematis dan menekankan data faktual dari pada

penyimpulan. Penelitian deskriptif menyajikan fenomena apa adanya tanpa

manipulasi dan peneliti tidak menganalisis bagaimana dan mengapa

fenomena tersebut terjadi. Penelitian dekriptif tidak memerlukan adanya

hipotesis (Swarjana et al., 2015). Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengambarkan perilaku etik perawat di Ruang ICU.

2. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah secara keseluruhan yang terdiri atas obyek

maupun subjeknya yang memiliki kualitas serta karakteristik yang

tentunya dapat diterapkan dalam penelitian ini yang kemudian dapat

ditarik sebuah kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perawat di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji sebanyak 30

orang.

35
36

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2015). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah Total Sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2015).

Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan perawat di ruang

ICU Rumah Sakit Labuang Baji sebanyak 30 orang sebagai responden.

3. Definisi Operasional

Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,

komunikasi, dan replikasi. Definisi operasional merupakan definisi

berdasarkan karakteristik yang diamati (diukur). Adapun definisi operasional

pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Definisi Alat
Variabel Skor Skala
Operasional Ukur
Komunikasi Komunikasi Kuesioner 1 = Sangat tidak setuju Ordinal
perawat dengan perawat dengan 2 = Tidak setuju
perawat lain perawat lain yang 3 = Setuju
diharapkan saling 4 = Sangat setuju
membimbing, Ketegori:
menasihati, Sangat baik = 46-56
menghormati, dan Baik = 45-35
mengingatkan bila Cukup = 34- 24
sejawat melakukan Kurang = 23-14
kesalahan atau
kekeliruan.
Perlakuan perawat Perlakuan perawat Kuesioner 1 = Sangat tidak setuju Ordinal
kepada perawat kepada perawat lain 2 = Tidak setuju
lain merupakan setiap 3 = Setuju
perawat dalam 4 = Sangat setuju
menjalankan Ketegori:
tugasnya Sangat baik = 37-44
diharapkan saling Baik = 36-29
menghargai satu Cukup = 28 -21
sama lain, saling Kurang = 20-11
kasih mengasihi
sebagai anggota
profesi, saling
37

bertenggang rasa
dan bertoleransi
yang tinggi
sehingga tidak
terpengaruh oleh
hasutan yang dapat
membuat sikap
saling curiga dan
benci.
Tanggung Jawab Tanggung jawab Kuesioner 1 = Sangat tidak setuju Ordinal
Perawat Kepada perawat kepada 2 = Tidak setuju
Perawat Lain perawat lain 3 = Setuju
merupakan perawat 4 = Sangat setuju
bertanggung jawab Ketegori:
atas tindakan dan Sangat baik = 33-40
sikapnya terhadap Baik = 32-25
perawat lain, Cukup = 24-18
dengan Kurang = 17-10
bertanggung jawab
maka perawat dapat
dikatakan
professional atas
perilakunya.

4. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Ruang ICU Rumah Sakit

Labuang Baji.

5. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-

September.

6. Etika Penelitian

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam etika penelitian yaitu

sebagai berikut.

1. Autonomy (Otonomi)

Merupakan prinsip dalam etika penelitian yang berkaitan dengan

kebebasan seseorang dalam menentukan nasibnya sendiri (independen).

Seseorang diberikan hak untuk memilih apakah ia disertakan atau tidak


38

dalam suatu proyek penelitian dengan memberikan persetujuannya atau

tidak memberi persetujuannya dalam inform consent. Lembar persetujuan

(inform consent) diberikan kepada responden sebelum penelitian

dilaksanakan untuk menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, serta

dampak yang mungkin terjadi selama proses pengumpulan data. Semua

perawat yang memenuhi krieria inklusi setuju untuk menjadi responden

dengan menandatangani lembar persetujuan apabila bersedia menjadi

responden, dan apabila tidak bersedia, peneliti harus menghormati hak-hak

responden.

2. Anonomity (Tanpa Nama)

Penelitian ini tidak memberikan identitas responden seperti nama, alamat,

dan identitas lainnya pada lembar kuesioner. Pada penelitian hanya

dituliskan nomor responden.

3. Confidentially (Kerahasiaan)

Informasi yang didapatkan dari responden dijamin kerahasiaanya oleh

peneliti.

4. Veracity (Kejujuran)

Peneliti memberikan penjelasan secara jujur kepada responden mengenai

informasi penelitian yang dilakukan.

5. Justice (Keadilan)

Peneliti memberikan perlakuan yang sama pada setiap responden tanpa

membeda-bedakan satu dengan yang lain.


39

6. Beneficience (Manfaat)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perawat untuk

meningkatkan perilaku etik perawat kepada sejawat yang meliputi delapan

prinsip etik perawat. Peneliti memberikan informasi bagi responden

mengenai etik keperawatan kepada teman sejawat.

7. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner yang berisi pernyataan mengenai perilaku etik perawat sesama

sejawat. Kuisoner dalam penelitian ini di adopsi dari penelitian sebelumnya

Marselina 2021 yang terdiri dari 3 bagian:

1. Komunikasi perawat dengan perawat lain, terdiri dari 14 pernyataan

2. Perlakuan perawat kepada perawat lain, terdiri dari 11 pernyataan

3. Tanggung jawab perawat kepada perawat lain,terdiri dari 10 pernyataan

Kuesioner ini disampaikan langsung kepada perawat yang menjadi

responden untuk mengetahui gambaran perilaku etik perawat sesama sejawat.

8. Prosedur pengumpulan data

1. Mengurus kelengkapan surat pengantar kepada LPPM, dari Prodi S1

Keperwatan ke LPPM Universitas Megarezky Makassar untuk

melaksanakan penelitian.

2. Setelah mendapat persetujuan, peneliti menentukan sampel yang sesuai

3. Menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dalam melaksanakan penelitian.

4. Menjelaskan tentang penelitian dan tujuan penelitian kepada responden.


40

5. Menjelaskan Informed Consent, tentang penelitian dan tujuannya. Bagi

mereka yang setuju diminta menandatangani Informed Consent atau surat

pernyataan persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti.

6. Memberikan kuisoner perilaku etik keprawatan dalam bentuk lembar

kuisoner yang disediakan peneliti.

7. Dokumentasi yakni dengan melakukan pengambilan gambar pada saat

proses pengambilan data.

8. Klasifikasi data

9. Analisi data.

10.Hasil dan kesimpulan

9. Rencana Analisis Data

Rencana analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang peneliti gunakan yaitu sebagai

berikut (Swarjana et al., 2015):

a. Memeriksa (Editing)

Kuesioner yang telah terisi diperiksa oleh peneliti. Komponen yang

diperiksa yaitu kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, dan relevansi

jawaban. Apabila komponen tersebut masih ada kekurangan maka

kuesioner dikembalikan kepada responden yang bersangkutan. Apabila

hal tersebut tidak memungkinkan maka peneliti mencari responden lain

sebagai pengganti responden awal dengan kriteria yang sama.

Responden yang mengisi kuesioner memberikan jawaban yang lengkap.


41

b. Memberi tanda kode (Coding)

Langkah selanjutnya yaitu Coding. Pada tahap Coding bertujuan untuk

mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data dalam bentuk angka,

sehingga dapat mempermudah pada saat analisis data serta

mempercepat entry data. Peneliti meng-coding pertanyaan yang

terdapat di dalam kuesioner dan dimasukkan ke dalam program

komputer. Jawaban “Sangat Setuju” diberi kode “4”, “Setuju” diberi

kode “3”, “Tidak Setuju diberi kode “2”, dan jawaban “Sangat Tidak

Setuju” diberi kode “1”.

c. Penilaian (Scoring)

Pada tahap scoring bertujuan untuk memberi penilaian pada masing-

masing jawaban. Proses scoring pada penelitian ini dikerjakan dengan

Excel Statistic Analysis dan SPSS ( Statistic Package for Social

Science).

d. Memasukkan data (Entry data)

Tahap ini merupakan proses pengolahan data dengan memasukkan data

coding ke dalam tabel yang akan diproses dalam program komputer.

Pertanyaan dalam kuesioner yang telah dijawab oleh responden

dimasukkan ke komputer menggunakan program statistik SPSS.

e. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan atau


42

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini

disebut pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa

univariat. Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan data secara sederhana dari masing-masing variabel yang

diteliti. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu perilaku etik

perawat sesama sejawat yang terdiri dari komunikasi perawat dengan

perawat lain, perlakuan perawat kepada perawat lain, tanggung jawab

perawat kepada perawat lain. Data disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi komunikasi perawat dengan perawat lain, perlakuan perawat

kepada perawat lain, tanggung jawab perawat kepada perawat lain.

Kemudian, distribusi frekuensi jawaban per item pada kuesioner dan

distribusi frekuensi data demografi.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan

terletak di jalan Dr. Ratulangi No. 81 Kota Makassar Provinsi Sulawesi

Selatan dengan luas tanah ± 14.402 m2 (Hasil pengukuran BPN, tanggal 1

Desember 2004 sesuai sertifikat) dan luas bangunan 22.738,1 m 2. Rumah

Sakit Labuang Baji merupakan rumah sakit tipe B dengan Motto “ S I P A K

A B A J I “ Siap Dengan Pelayanan Komunikatif, Bermutu, Aman, Jujur, dan

Ikhlas. Rumah Sakit Labuang Bji terdiri dari beberapa ruang perawatan yakni

: Ruang Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap Interna, Ruang Rawat Inap VIP,

Poliklinik, Ruang perawatan Anak, Ruang Operasi, Ruang Infexius, Ruang

CVCU, Ruang Hemodialisme, Ruang Poli Paru, Ruang ICU.

Ruangan Intensive Care Unit (ICU) RSUD Labuang Baji merupakan

ruang khusus bagi pasien kritis yang perlu perawatan intensif dan

pengawasan terus menerus. ICU menyediakan tindakan medis yang bersifat

kritis dan sistem pendukung fungsi organ tubuh (life support) pada pasien

yang sakit akut. Perawat di ruangan ICU RSUD Labuang Baji sebanyak 30

orang dan tempat tidur pasien sebanyak 11 buah.

43
44

2. Hasil Penelitian

1. Karateristik Responden

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini

adalah diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, lama

kerja dan riwayat mengikuti pelatihan etik keperawatan.

2. Karakteristik Reponden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia akan dapat dilihat

pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Presentase (%)
≥ 21 24 80
≤ 20 6 20
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia yang terbanyak berada pada kategori usia ≥ 21 tahun

sebesar 24 responden (80%), sedangkan usia kurang berada pada

kategori usia ≤ 20 tahun sebesar 6 responden (20%).

3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Presentase jenis kelamin dari responden dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-Laki 3 10,00
Perempuan 27 90,00
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022
45

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin terbanyak yakni perempuan diperoleh hasil

sebesar 27 responden (90%) dan laki-laki sebesar 3 responden (10%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
DIII 7 23,33
S1+Ners 20 66,67
S2 3 10,00
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan pendidikan terbanyak berada pada kategori S1+Ners

sebesar 20 responden (66,67%), sedangkan terendah berada pada

kategori S2 sebesar 3 responden (10%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja

Karakteristik responden berdasarkan lama kerja dapat dilihat

pada tabel 4.4 sebagai berikut

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja


Lama Kerja Frekuensi Presentase (%)
≥ 6 Tahun 27 90,00
≤ 5 Tahun 3 10,00
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa karakteristik responden

berdasarkan lama kerja terbanyak yakni lama kerja ≥ 6 Tahun sebesar


46

27 responden (90%), sedangkan terendah berada pada lama kerja ≤ 5

Tahun sebesar 3 responden (10%).

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Mengikuti

Pelatihan Etik Keperawatan

Karakteristik responden berdasarkan riwayat mengikuti

pelatihan etik keperawatan dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat


Mengikuti Pelatihan Etik Keperawatan
Pelatihan Frekuensi Presentase (%)
Pernah 3 10,00
Tidak Pernah 27 90,00
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan riwayat mengikuti pelatihan etik keperawatan terbanyak

yakni pernah pelatihan etik keperawatan sebesar 27 responden (90%),

sedangkan terendah berada pada tidak pernah pelatihan etik

keperawatan sebesar 3 responden (10%).

7. Analisis Univariat

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa

univariat. Analisis univariat dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil

analisis berupa distribusi frekuensi dan persentase (%) pada tiap variabel.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran penerapan perilaku

etik sesama sejawat di Ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji disajikan

sebagai berikut.
47

a. Komunikasi Perawat Dengan Perawat Lain

Data perilaku etik perawat dalam komunikasi perawat dengan

perawat lain dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Komunikasi Perawat Dengan Perawat Lain
Komunikasi Perawat Dengan Perawat Frekuens
Presentase (%)
Lain i
Baik 9 30
Sangat Baik 17 56,67
Cukup 4 13,33
Kurang 0 0
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa perilaku etik perawat dalam

komunikasi dengan perawat lain diperoleh hasil terbanyak berada pada

kategori sangat baik sebesar 17 responden (56,67%), sedangkan

terendah berada pada kategori cukup sebesar 4 responden (13,33%).

2. Perlakuan perawat kepada perawat lain

Data perilaku etik perawat dalam perlakuan perawat kepada

perawat lain dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perlakuan


Perawat Kepada Perawat Lain
Perlakuan Perawat Kepada Perawat
Frekuensi Presentase (%)
Lain
Baik 9 30,00
Sangat Baik 15 50,00
Cukup 6 20,00
Kurang 0 0
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa perilaku etik perawat dalam

perlakuan perawat kepada perawat lain diperoleh hasil terbanyak berada


48

pada kategori sangat baik sebesar 15 responden (50%), sedangkan

terendah berada pada kategori cukup sebesar 6 responden (20%).

3. Tanggung jawab perawat kepada perawat lain,

Adapun data perilaku etik perawat dalam tanggung jawab

perawat kepada perawat lain dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai

berikut.

Tabel 4.8 Destribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tanggung


Jawab Perawat Kepada Perawat Lain
Tanggung Jawab Perawat Kepada
Frekuensi Presentase (%)
Perawat Lain
Baik 11 36,67
Sangat Baik 19 63,33
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2022

Dari tabel 4.8 diketahui bahwa perilaku etik perawat dalam

tanggung jawab perawat kepada perawat lain diperoleh hasil terbanyak

berada pada kategori sangat baik sebesar 19 responden (63,33%),

sedangkan terendah berada pada kategori baik sebesar 11 responden

(36,67%).

4. Pembahasan

1. Komunikasi Perawat Dengan Perawat Lain

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku etik perawat dalam

komunikasi dengan perawat lain dari 30 responden diperoleh hasil

terbanyak berada pada kategori sangat baik sebesar 17 responden

(56,67%). Dari hasil tersebut komunikasi perawat dengan perawat lain

disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi jenis kelamin dimana


49

perempuan akan memberikan respon fisiologi berupa aktifitas dari

beberapa hormon dan neurotransmitter didalam otak serta hormon

prolaktin perempuan lebih tinggi dibanding laki laki yang meningkatkan

emosional pada perempuan, jenis kelamin akan memberikan dorongan

berkomunikasi perawat dengan perawat lain yang berbeda dalam

melakukan pekerjaan. Selain itu dalam pemberian informasi antara laki –

laki tidak jauh berbeda tergantung dari sikap individu masing-masing,

terletak pada tabel 4.3. Selain itu usia juga berpengaruh pada kategori ≥ 21

tahun, terletak pada tabel 4.1, karena seseorang dengan usia dewasa

pertengahan sudah dapat membedakan konsep salah dan benar, sudah

dapat merencanakan sesuatu dalam kehidupan, serta sudah dapat

mengevaluasi sesuatu yang telah dikerjakan sebelumnya, sedangkan

seseorang dengan usia dewasa akhir (≥ 21 tahun) sudah mampu

mengintropeksi diri dan kemampuannya, dan usia yang ≤ 20 tahun masih

kurang membedakan konsep salah dan benar dalam bekomunikasi.

Kemudian pendidikan juga mempengaruhi komunikasi perawat

dengan perawat lain. Pada penelitian ini mayoritas perawat adalah

berpendidikan terakhir S1+Ners keperawatan, terletak pada tabel 4.3.

Tingginya pendidikan berdampak pada pengetahuan yang dimilikinya

sehingga mempengaruhi pengetahuan dan pemberian informasi yang

disampaikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya

semakin banyak sehingga mempunyai kualitas yang bagus dalam


50

berkomunikasi perawat dengan perawat lain dengan berdasar pendidikan

yang mereka miliki, sedangkan perawat yang memiliki pendidikan DIII

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya

masih kurang sehingga mempunyai kualitas yang kurang bagus dalam

berkomunikasi perawat dengan perawat lain dengan berdasar pendidikan

yang mereka miliki. Selain itu masa kerja berkaitan dengan pengalaman

kerja seseorang, perawat dituntut untuk membuat keputusan yang

terbentuk dari pengalaman sebelumnya untuk meningkatkan pelayanan

terhadap klien dan masa kerja yang lama pad aperawat sleain mendapatkan

pelatihan juga mendapatkan pengalaman yang lebih baik dalam beretika

kepada klien, sejawat maupun organisasi rumah sakit tempat bekerja,

terletak pada tabel 4.4. Komunikasi yang baik antar petugas medis akan

memberikan dampak yang positif terhadap mutu pelayanan kesehatan di

suatu rumah sakit serta dimungkinkan menurunkan kesalah pahaman

apabila terjadi kecelakaan, kelalaian dan atau pun malpraktik.

Perawat harus bersikap terbuka, care pada perawat lain dan pasien,

menjaga komunikasi dan hubungan saling percaya, berperan sebagai

edukator, konselor dan advokator bagi perawat lain dan pasien dan

menghargai hak-hak perawat lain dan pasien. Perawat harus mengetahui

apa saja kebutuhan perawat lain dan pasien, selalu dekat dengan perawat

lain, pasien dan keluarga, serta dapat memfasilitasi semua kebutuhan

pasien dan keluarga (Noviani, 2016).


51

Menurut Bhayangkara (2013) juga mengungkapkan bahwa

komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur

utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk

mencapai hasil yang optimal. Peran komunikasi dalam pelayanan

kesehatan tidak dapat dipisahkan dari setiap pasien yang sedang menjalani

perawatan di rumah sakit karena salah satu faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien adalah komunikasi, dalam hal ini juga termasuk perilaku,

tutur kata, keacuhan, keramahan petugas, serta kemudahan mendapatkan

informasi dan komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam

persepsi kepuasan pasien rumah sakit. Tidak jarang walaupun

pasien/keluarganya merasa outcome tak sesuai dengan harapannya,

pasien/keluarga merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang

menghargai perasaan dan martabatnya.

Komunikasi yang baik antar petugas medis akan memberikan

dampak yang positif terhadap mutu pelayanan kesehatan di suatu rumah

sakit serta dimungkinkan menurunkan kesalah pahaman apabila terjadi

kecelakaan, kelalaian dan atau pun malpraktik. Pelayanan kesehatan yang

bermutu yaitu pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai

jasa pelayanan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah

ditetapkan. Pelayanan perawatan yang sesuai dengan standar memiliki

dampak yang lebih besar terhadap citra pelayanan rumah sakit (Ma’rifah,

2021).
52

Hubungan antara komunikasi perawat dengan tingkat kepuasan

perawat lain dan pasien merupakan elemen penting dalam proses interaksi

antara perawat lain dan pasien. Ketika berinteraksi dengan perawat lain

dan pasien komunikasi yang baik sangat diperlukan baik itu aspek

komunikasi verbal misalnya kejelasan, kecepatan bicara, waktu dan

relevansi dan lainnya, juga aspek komunikasi non verbal misalnya

penampilan personal, vokalik, ekspresi wajah, dan lainnya (Bayangkara,

2013).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Noviani (2016)

bahwa hubungan perawat dengan teman sejawat diwujudkan dalam bentuk

kolaborasi dengan saling melengkapi satu sama lain yang berpusat pada

pasien. Informan beranggapan bahwa perawat harus dapat membina

hubungan yang baik, berkomunikasi yang baik dan menerapkan prinsip

etik. Informan menganggap bahwa perawat harus dapat menghargai,

menjunjung tinggi profesionalisme dan saling berbagi informasi.

2. Perlakuan perawat kepada perawat lain

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku etik perawat dalam

perlakuan perawat kepada perawat lain dari 30 responden diperoleh hasil

terbanyak berada pada kategori sangat baik sebesar 15 responden (50%).

Dari hasil tersebut perlakuan perawat kepada perawat lain disebabkan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin juga patut

diperhitungkan dalam perlakuan dikarenakan perempuan mempunyai sifat

penyayang, penyabar, perhatian dan lebih peka terhadap perasaan orang


53

lain. Perempuan cenderung dilukiskan sebagai simbol kelembutan dan

terampil sehingga mempunyai tindakan perlakuan perawat kepada perawat

lain yang baik, terletak pada tabel 4.2. Selain itu usia seorang perawat

dengan tingkat kematangan psikologisnya seseorang juga akan bersikap

dewasa dalam menjaga sikap dalam beperilaku etik sesama sejawat. usia

mempengaruhi perilaku atau tindakan perawat kepada pasien. Perawat

dengan usia lebih tua akan melakukan tindakan perawat khususnya dalam

perlakuan perawat kepada perawat lain, sedangkan usia seorang perawat

yang masih mudah dengan tingkat kematangan psikologisnya seseorang

juga akan bersikap belum dewasa dalam menjaga sikap dalam beperilaku

etik sesama sejawat. usia mempengaruhi perilaku atau tindakan perawat

kepada pasien, terletak pada tabel 4.1.

Kemudian pendidikan juga mempengaruhi perlakuan perawat

kepada perawat lain yaitu pendidikan terakhir responden, berdasarkan hasil

penelitian pendidikan terakhir responden mayoritas adalah S1+Ners,

semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima dan

pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak sehingga

mempunyai kualitas yang bagus dalam perlakuan perawat kepada perawat

lain dengan berdasar pendidikan yang mereka miliki. perilaku dalam

perkembangan pribadi secara utuh terhadap tingkat kinerja seseorang

dalam hal ini adalah bagaimana perawat dapat menerapkan perilaku etik

baik kepada pasien, sejawat maupun organisasi. Pada penelitian ini

mayoritas perawat adalah berpendidikan terakhir S1+Ners keperawatan


54

sehingga memiliki kualitas yang baik untuk perlakuan perawat kepada

perawat lain, terletak pada tabel 4.3. Selain itu perilaku seseorang

dipengaruhi oleh faktor pengalaman. Perilaku termasuk dalam perilaku

confidentiality. Semakin lama masa kerja perawat akan berpengaruh dalam

perilaku confidentiality karena perawat akan semakin terlatih dengan hal

yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama, banyak pengalaman dan

banyak belajar dari kesalahan. Pada penelitian ini mayoritas lama kerja

adalah ≥ 6 Tahun, sedangkan pengalam seorang perawat ≤ 5 Tahun kurang

terlatih sehingga perilaku pada sesama sejawat masih terdapat kesalahan

yang dilakukan, karena hal yang dilakukan dalam jangka waktu yang

belum lama, terletak pada tabel 4.4. Selain itu faktor yang mempengaruhi

perlakuan perawat kepada perawat lain yaitu riwayat mengikuti pelatihan

etik keperawatan. Pada penelitian ini mayoritas riwayat mengikuti

pelatihan etik keperawatan adalah pernah mengikuti pelatihan etik

keperawatan, terletak pada tabel 4.5. Perawat yang sudah mendapatkan

pelatihan memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, karena pelatihan atau

bimbingan bagian dari faktor yang efektif dalam membentuk perilaku,

meningkatkan pengetahuan, kerangka kerja untuk membahas dan

mengkritik masalah etika, dapat ditegaskan bahwa pengetahuan etis

merupakan masalah penting dalam keperawatan. Dalam penelitian ini

sebagian besar perawat dengan sejawat dapat memperlakukan teman

sejawatnya dengan baik. Namun masih ditemukan adanya perilaku etik

yang kurang terutama pada teman sejawat tidak menyapa dengan nama,
55

berjabat tangan dan tidak berpamitan ketika akan meninggalkan sesama

perawat. Hal ini tentunya akan berdampak pada citra rumah sakit terutama

bila perawat pergi begitu saja meninggalkan ruangan tanpa berpamitan

sehingga menimbulkan persepsi tentang tindakan yang dilakukan perawat

untuk perawat sehingga dapat menimbulkan kesan tidak adanya tanggung

jawab bila menemui adanya masalah pada pasien dari informasi bergantian

saat ganti shift.

Dalam melaksanakan kewajibannya sebagai tenaga medis, maka

harus sesuai dengan kode etik atau etika yang telah ditetapkan. Hal ini

dilakukan agar tenaga medis selalu mengutamakan keselamatan pasien

dengan intensif berkomunikasi dengan perawat lainnya terutama saat

timbang terima tugas saat pergantian shift sesuai dengan standar

operasional prosedur sehingga prinsip ini juga berlaku dalam menjalankan

etik perawat. Perilaku pada perawat profesional secara signifikan

mempengaruhi perawat untuk belajar mengembangkan kepekaan identitas

profesional melalui role model positif dan negatif secara konstruktif

(Woria, 2021).

Lingkungan sosial atau lingkungan kerja dapat mempengaruhi

perilaku individu terhadap suatu pemahaman individu. Beberapa kegiatan

individu seperti perilaku dan kepatuhannya dapat dipengaruhi oleh

lingkungan sosial termasuk di dalamnya lingkungan kerja (Haruna et al.,

n.d, 2021).
56

Menurut Ardiani & Ns, (2020) Perilaku perawat yang menjadi

penilaian dalam ranah perawat dan pasien diantaranya menghormati dan

senantiasa menyayangi teman sejawat, tidak terlibat pertikaian antar

sejawat maupun profesi lain, menghormati atasan langsung (Karu &

Perawat Primer), berani menegur (dengan baik dan sopan) sejawat atau

profesi lain yang melakukan kesalahan/kekeliruan dalam melakukan

asuhan pada pasien, dan senantiasa menciptakan lingkungan yang kondusif

(keharmonisan suasana/ tidak provokatif).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Woria, (2021) di

RSUD Serui menunjukan bahwa perawat di RSUD Serui sebagian besar

memiliki perilaku etik perawat dalam kategori sangat baik sebanyak 45

orang (43,7%). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumijatun

(2019) yang didapatkan penilaian terendah PP dan Karu terhadap tim kerja

sama yakni pada sub komponen kepercayaan masih termasuk kurang

(67%). Akan tetapi ditemukan tidak ada hubungan antara tim kerja dengan

penerapan etika. Meskipun tim kerja tidak berhubungan langsung dengan

penerapan etika, tetapi berdampak pada situasi dan kondisi yang kurang

kondusif dan dipersepsikan dapat memicu stress kerja bagi perawat

(Sumijatun, 2019).

3. Tanggung jawab perawat kepada perawat lain

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku etik perawat dalam

tanggung jawab perawat kepada perawat lain dari 30 responden diperoleh

hasil terbanyak berada pada kategori sangat baik sebesar 19 responden


57

(63,33%). Tanggung jawab perawat kepada perawat lain dapat disebabkan

oleh faktor-faktor yang mempengaruhui yaitu jenis kelamin. Pada

penelitian ini mayoritas jenis kelamin adalah perempuan, terletak pada

tabel 4.2. Perempuan memainkan peranan penting sebagai caregiver

primer sehingga wanita mempunyai sifat yang lebih perhatian dengan

orang sekitar, sehingga dalam tanggung jawab perawat kepada perawat

lain perempuan lebih baik dibanding dengan laki-laki. Selain itu usia juga

mempengaruhui tanggung jawab perawat kepada perawat lain. Pada

penelitian ini mayoritas usia adalah usia ≥ 21 tahun, terletak pada tabel 4.1

termasuk dalam usia dewasa awal sehingga cenderung memiliki

ketrampilan dan kemampuan tanggung jawab perawat kepada perawat lain

dan serta memiliki prestasi kerja yang lebih dibanding usia dibawahnya.

Tingkat kematangan psikologisnya seseorang juga akan bersikap dewasa

dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya dengan tingkat produktivitas

tertinggi yang juga akan berpengaruh besar terhadap kinerja seseorang.

Selain itu faktor yang mempengaruhi tanggung jawab perawat

kepada perawat lain adalah pendidikan. Pada penelitian ini mayoritas

pendidikan adalah pendidikan S1+Ners, terletak pada tabel 4.3. Tingkat

pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola

pikir dalam mempertimbangkan sesuatu termasuk dalam pemberian

informasi kepada pasien. Tingginya pendidikan berdampak pada

pengetahuan yang dimilikinya sehingga mempengaruhi pengetahuan dan

pemberian informasi yang disampaikan. Kemudian pengalaman atau lama


58

kerja juga mempengaruhi tanggung jawab perawat kepada perawat lain.

Pada penelitian ini mayoritas lama kerja adalah lama kerja ≥ 6 Tahun,

terletak pada tabel 4.4. Pengalaman sebelumnya untuk meningkatkan

pelayanan terhadap klien dan masa kerja yang lama pad aperawat sleain

mendapatkan pelatihan juga mendapatkan pengalaman yang lebih baik

dalam beretika kepada klien, sejawat maupun organisasi rumah sakit

tempat bekerja. Selanjutnya riwayat mengikuti pelatihan etik keperawatan

juga mempengaruhi tanggung jawab perawat kepada perawat lain. Dalam

penelitian ini mayoritas riwayat mengikuti pelatihan etik keperawatan

adalah pernah mengikuti pelatihan etik keperawatan, terletak pada tabel

4.5. Perawat yang sudah mengikuti pelatihan etik keperawatan memiliki

tingkat pemahaman karena tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak

pelatihan seseorang semakin tinggi pula mereka menerima informasi dan

pada akhirnya makin banyak pula pemahaman yang dimilikinya.

Sebaliknya jika seseorang tidak atau kurang mengikuti pelatihan, akan

menghambat perkembangan perilaku seseorang terhadap penerimaan

informasi dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan

Perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap

tindakannya khususnya selama melaksanakan tugas baik di rumah sakit,

puskesmas, panti, klinik atau masyarakat. Meskipun tidak dalam rangka

tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat dituntut bertanggung

jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat. Perawat

memiliki peran dan fungsi yang sudah disepakati. Tanggung jawab


59

perawat erat kaitannya dengan tugastugas perawat. Tugas perawat secara

umum adalah memenuhi kebutuhan dasar serta mengutamakan dan

mengoptimalkan keselamatan pasien (Nurhaliza, 2019).

Menurut Kozier (2014), kode etik perawat merupakan tanggung

jawab seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan karena

tanggung jawab selain berhubungan dengan peran perawat sendiri, perawat

juga harus tetap berkompeten dalam pengetahuan, sikap dan bekerja sesuai

kode etik keperawatan sehingga kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan yang relevan dengan disiplin ilmu dapat meningkatkan

tingkat kepercayaan pasien, keyakinan akan asuhan dan kenyamanan

pasien selama menjalani perawatan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa secara

sederhana teman sejawat merupakan teman seprofesi yang memiliki tugas

sama dalam memberikan pelayanan keperawatan. Dalam suatu organisasi

sebesar rumah sakit, perawat dengan sesama profesinya sebagai rekan

kerja teman sejawat akan saling memiliki kepentingan bersama, saling

ketergantungan dan saling bekerjasama dengan baik sehingga kepentingan

bersama dapat terpenuhi (Kusjarwati, 2001).

Penelitian ini sejalan penelitian Huda (2018) bahwa tanggung

jawab perawat kepada sesama perawat sebagain besar dilakukan dengan

baik namun sebanyak 56% lebih memiliki tanggung jawab yang sedang.

Hal ini berarti bahwa perawat tidak sepenuhnya bertanggung jawab

dengan apa yang dikerjakan oleh perawat lain sehingga membebankan


60

masalah semua kepada perawat tersebut tanpa adanya dukungan dari

perawat lain. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian

Woria, (2021) tanggung jawab perawat kepada perawat lain diperoleh

sangat baik sebanyak 40 orang (38,8%) bahwa sebagian besar perawat

dalam melaksanakan perilaku etik profesinya telah bertanggung jawab

dengan sesama perawat namun masih ditemukan adanya perilaku tanggung

jawab etik yang kurang, yaitu teman sejawat tidak berbagi ilmu baru yang

dimiliki dengan sesama perawat serta mencatat pesan secara akurat dari

sesama perawat dari unit lain.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitan dapat disimpulan sebagai

berikut:

1. Karakteristik responden perawat di Ruangan ICU Rumah Sakit Labuang

Baji menunjukan bahwa sebagian besar karakteristik responden dalam

ketegori usia yaitu usia ≥ 21 tahun sebesar 24 responden (80%), jenis

kelamin responden yaitu perempuan sebanyak 27 responden (90%),

pendidikan responden yaitu S1+Ners sebanyak 20 responden (66,67%),

lama kerja responden yaitu S1+Ners sebanyak lama kerja ≥ 6 Tahun

sebesar 27 responden (90%) dan riwayat mengikuti pelatihan etik

keperawatan yaitu pernah pelatihan etik keperawatan sebanyak 27

responden (90%).

2. Komunikasi perawat dengan perawat lain di ruang ICU Rumah Sakit

Labuang Baji menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berkomunikasi perawat dengan perawat lain berada dalam kategori sangat

baik sebanyak 17 responden (56,67%).

3. Perlakuan perawat kepada perawat lain di ruang ICU Rumah Sakit

Labuang Baji menunjukkan bahwa sebagian besar responden perlakuan

perawat dengan perawat lain berada dalam kategori sangat baik sebanyak

15 responden (50%).

61
62

4. Tanggung jawab perawat kepada perawat lain di ruang ICU Rumah Sakit

Labuang Baji menunjukkan bahwa sebagian besar responden bertanggung

jawab perawat kepada perawat lain berada dalam kategori sangat baik

sebanyak 19 responden (63,33%).

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran

yaitu:

1. Bagi Rumah Sakit

Melakukan pelatihan terkait etika dan kode etikolegal, penilaan kinerja

termasuk perilaku etik keperawatan di rumah sakit secara berkala maupuan

secara observasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta

mencegah konflik antara perawat dalam bekerja akibat rendahnya perilaku

etik perawat yang diterapkan oleh masing – maisng individu.

2. Bagi Perawat

Menerapkan perilaku etik sesama teman sejawat, sehingga tercipta

hubungan yag harmonis dan mencegah konflik kerja sehingga berdampak

pada pribadi perawat sendiri, pasien maupun kualitas pelayanan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menerapkan perilaku etik kepada calon mahasiswa sehingga lulusan

keperawatan memiliki perilaku etik yang baik sebelum bekerja di rumah

sakit maupun di pelayanan kesehatan lainnya yang juga berdampak pada

pribadi mahasiswa perawat menjadi pribadi yang baik dalam memberikan

pelayanan sebelum bekerja di pelayanan kesehatan.


63

4. Bagi Peneliti

Selanjutnya menambah metode peneltian yang lebih dalam seperti pada

penelitian kuantitatif untuk mengetahui lebih dalam perilaku etik yang

diterapkan oleh perawat sesama teman sejawat.


64

DAFTAR PUSTAKA

Abrori, F. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan


Tentang Kode Etik Keperawatan Di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Ansory, A. F., & Indrasari, M. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Ardiani, N. D., & Ns, M. K. (2020). Modul Ajar Etika Keperawatan.
Association, A. N. (2001). Code Of Ethics For Nurses With Interpretive
Statements. Nursesbooks. Org.
Bayangkara, N. (2016). Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Dinas Polri.
Bijani, M., Ghodsbin, F., Fard, S. J., Shirazi, F., Sharif, F., & Tehranineshat, B.
(2017). An Evaluation Of Adherence To Ethical Codes Among Nurses And
Nursing Students. Journal Of Medical Ethics And History Of Medicine, 10.
Blackwood, S., & Chiarella, M. (2020). Barriers To Uptake And Use Of Codes Of
Ethics By Nurses. In Collegian. Https://Doi.Org/10.1016/J.Colegn.2019.11.
005
Budhiartie, A., Emirzon, J., & Syaifuddin, M. (2019). Internalisasi Prinsip Etika
Profesi Sebagai Upaya Pengembangan Figur Hukum Keperawatan
Berlandaskan Asas Kesetaraan. Litigasi, 18(2), 276–300.
Campbell-Nelson, J. (2016). Globalization And Religious Identity. Millah: Jurnal
Studi Agama, 23–50.
Cholidah, N. (2020). Peran Bimbingan Keagamaan Dalam Meningkatkan
Perilaku Keberagamaan Warga Jam’iyah An-Nur Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus. Iain Kudus.
Darwin, E. (2015). Etika Profesi Kesehatan. Deepublish.
Dehghani, A., Mosalanejad, L., & Dehghan-Nayeri, N. (2016). Factors Affecting
Professional Ethics In Nursing Practice In Iran: A Qualitative Study. Bmc
Medical Ethics, 16(1), 1–7.
Donsu, J. D. T. (2017). Psikologi Keperawatan; Aspek-Aspek Psikologi.
Elvandi, M. D. (2020). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Pra Operasi Di Rumah Sakit Tingkat Iii Baladhika
Husada Jember. Fakultas Keperawatan.
Fadhillah, H., Mustikasari, M., Sunadi, A., & Hapsari, E. D. (2022). The
Indonesian National Nurses Association: Aims And Achievements. British
Journal Of Nursing, 31(9), 486–487.
Febrina, T., Edward, Z., & Nasution, N. (2020). Hubungan Beban Kerja Dengan
Kinerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Harapan Bunda Kota
Batam. Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana, 3(2), 316–326.
65

Febriyanti, K. D. (2020). Penerapan Prinsip Etik Keperawatan Dalam Tahapan


Pengambilan Keputusan.
Firmansyah, I. (2020). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Kode
Etik Keperawatan Di Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten Jember”.
Fakultas Keperawatan.
Haruna, S. R., Ponseng, N. A., & Rahmadani, S. (N.D.). Analisis Kepatuhan
Masyarakat Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 Di Kelurahan Antang Kota
Makassar. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 8(2).
Hasanah, R. (2020). Proses Perumusan Masalah Dan Pengambilan Keputusan Di
Dalam Asuhan Keperawatan.
Hasibuan, N. S., Handiyani, H., & Nurhayati, N. (2022). Optimalisasi Fungsi
Manajemen Kepala Ruangan Terhadap Perilaku Etik Perawat Dalam
Pelayanan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Silampari, 5(2), 1089–1095.
Huda, C. (2017). Pengetahuan Perawat Pelaksana Dalam Kode Etik Keperawatan
Indonesia Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2(4).
Indonesia, P. P. N. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Ppni.
Johns, C., & Freshwater, D. (2009). Transforming Nursing Through Reflective
Practice. John Wiley & Sons.
June, S., & Siagian, M. (2020). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Lautan Lestari Shipyard.
Jurnal Apresiasi Ekonomi, 8(3), 407–420.
Kemenkes, R. I. (2010). Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care
Unit (Icu) Di Rumah Sakit. Keputusan Menteri Kesehatan Ri Nomor 1778.
Menkes/Sk/Xii.
Kemenkes, R. I. (2012). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 51–83.
Listyorini, P. I., & Aurista, V. L. (2019). Trend Indikator Pelayanan Intensive
Care Unit Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014-2018. Infokes: Jurnal Ilmiah
Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 9(2), 53–62.
Ma’rifah, N. N. (2021). Hubungan Pemahaman Kode Etik Keperawatan Dengan
Perilaku Confidentiality Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat
Iii Baladhika Husada Jember. Universitas Muhammadiyah Jember.
Mubarak, M., Maisyarah, M., Handayani, R., Mardona, Y., Putri, N. T., Argaheni,
N. B., Rahayu, D. Y. S., Saputra, B. A., Pratiwi, R. D., & Pangaribuan, S. M.
(2022). Teori Keperawatan Komunitas. Yayasan Kita Menulis.
Murya, A., & Sucipto, U. (2019). Etika Dan Tanggung Jawab Profesi.
Deepublish.
Na, L. (2015). Puri, Tanwar K. Gender Differences In Spiritual Personality.
66

International Journal Of Multidisciplinary And Current Research, 3, 719–


722.
Nasir, A., & Purnomo, E. (2019). Pengaruh Penerapan Kode Etik Keperawatan
Terhadap Pelayanan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah
Stikes Kendal, 9(4), 335–342.
Ningrum, A. W. (2014). Gambaran Spiritualitas Pada Pasien Diabetes Mellitus
Di Puskesmas Kampung Baru Medan. Skripsi. Medan: Fakultas
Keperawatan Usu.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Pt Rineka
Cipta. Profil Sma, 2.
Noviani, W. (2016). Persepsi Mahasiswa Profesi Ners Tentang Kode Etik
Keperawatan Indonesia Di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Ijnp (Indonesian Journal Of Nursing
Practices), 1(1), 30–39.
Nurhaliza, S. (2019). Peran Perawat Dalam Menerapkan Keselamatan Pasien Di
Rumah Sakit.
Nursalam, D. (2014). Manajemen Keperawatan" Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Salemba Medika.
Pangaribuan, S. M., Kurniawati, K., Amir, N., Hariyanto, S., Antoro, B.,
Mukhoirotin, M., Purnamasari, N., Sumantrie, P., Nompo, R. S., & Tinah, T.
(2022). Konsep Dasar Praktik Keperawatan Profesional. Yayasan Kita
Menulis.
Panggabean, H. (2020). Buku Ajar Etika Dan Hukum Kesehatan.
Pashar, I., & Dwiantoro, L. (2020). Pengaruh Empowerment Terhadap
Pengambilan Keputusan Perawat: Kajian Literature Review. Journal Of
Holistic Nursing Science, 7(2), 124–132.
Perangin-Angin, M. A., Oktaviani, N. P. W., Sihombing, R. M., Sitanggang, Y.
F., Haro, M., Tahulending, P. S., Siregar, D., Trisnadewi, N. W., &
Tambunan, E. H. (2021). Etika Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.
Rifai, A., Afandi, A. T., & Firmansyah, I. (2021). Pengetahuan Dan Sikap
Perawat Tentang Kode Etik Keperawatan. The Journal Of Nursing
Management Issues, 1(1), 10–17.
Robert Rihardjo, R. (2019). Pengantar Etika Keperawatan (100). Stikes Perintis.
Sari, A. A. (2017). Dasar-Dasar Public Relations Teori Dan Praktik. Deepublish.
Sari, D. W. P. (2018). Budaya Organisasi Rumah Sakit Dengan Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual Pasien Di Rumah Sakit. Unissula Nursing Conference
Call For Paper & National Conference, 1(1), 196–202.
Stahmeyer, J. T., Lutze, B., Von Lengerke, T., Chaberny, I. F., & Krauth, C.
(2017). Hand Hygiene In Intensive Care Units: A Matter Of Time? Journal
Of Hospital Infection, 95(4), 338–343.
67

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &


D.Bandung:Alfabeta. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &
D.Bandung:Alfabeta. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian. Metode Penelitian.
Sukasih, N. K., Maliga, I., & Kesuma, E. G. (2020). Analisis Faktor Non Medis
Yang Mempengaruhi Persalinan Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Umum
Daerah Sumbawa. Jurnal Kesehatan Dan Sains, 4(1), 93–105.
Susihar, H. R. T. S., & Afifah, E. (2011). Pengaruh Pelatihan Perilaku Caring
Terhadap Motivasi Perawat Dan Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Royal Progress Jakarta. Universitas Indonesia.
Swarjana, I. K., Skm, M. P. H., & Bali, S. (2015). Metodologi Penelitian
Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian
Untuk Mahasiswa Keparawatan, Kebidanan, Dan Profesi Bidang Kesehatan
Lainnya. Penerbit Andi.
Utami, N. W., Uly Agustine, U., & Ros Endah Happy P, R. (2016). Etika
Keperawatan Dan Keperawatan Profesional. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Wahya, M. N., Suzana, S. S., & Ernawati Waridah, S. S. (2013). Kamus Bahasa
Indonesia; Untuk Pelajar, Mahasiswa & Umum. Ruang Kata.
Wahyu, R. (2017). Sosiologi Dalam Keperawatan. Pustaka Baru Press.
Woria, M. (2021). Gambaran Perilaku Etik Perawat Terhadap Sejawat Di Rumah
Sakit Umum Daerah Serui. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
Zahedi, F., Sanjari, M., Aala, M., Peymani, M., Aramesh, K., Parsapour, A.,
Maddah, S. S. B., Cheraghi, M. A., Mirzabeigi, G. H., & Larijani, B. (2013).
The Code Of Ethics For Nurses. Iranian Journal Of Public Health,
42(Supple1), 1.
Zainuddin, S., Saleh, A., & Kadar, K. S. (2019). Gambaran Perilaku Etik Perawat
Berdasarkan Penjabaran Kode Etik Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 4(2).
68

LAMPIRAN
69

Lampiran 1. Lembar Informasi


Permohonan Menjadi Responden

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Hilma Renwarin
NIM : 183145105104
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat :
Yang bermaksud akan melaksanakan penelitia tentang penerapan perilaku
etik perawat sesama sejawat di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan perilaku etik perawat sesama
sejawat di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji, manfaat dari peelitian ini adalah
untuk memberikan pengetahuan tentang penerapan perilaku etik perawat sesama
sejawat, prosedur penelitian ini membutuhkan waktu 15-30 menit untuk pengisian
kuesioner.
Penenlitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang dapat merugikan anda
sebagai responden kerasian semua informasi akan terjaga dengan dipergunakan
untuk kepentingan penelitian apabila anda tidak bersediah menjadi responden
maka tidak ada ancaman bagi anda maupun keluarga. Apabila anda bersediah
menjadi responden, maka saya moho kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan yang saya lampirkan dan menjawab pertanyaan yang saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima kasih

Makassar……….2022

Hilma Renwarin
NIM. 183145105104
70

Lampiran 2. Lembar Informed Consent


Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : …………………………………………

Usia : …………………………………………

Alamat : ………………………………………...

Menyatakan bersediah menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar,

jujur, dan tidak ada paksaan dalam penelitian dari:

Nama : Hilma Renwarin

Nim : 183145105104

Judul : Analisis Penerapan Perilaku Etik Perawat Sesama Sejawat Di

Ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan perilaku etik

perawat sesama sejawat di ruang ICU Rumah Sakit Labuang Baji. Prosedur

penelitian ini tidak menimbulkan dampak resiko apapun pada subjek penelitian.

Kerahasiaan akan dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Saya telah menerima

penjelasan terkait lah tersebut diatas dan saya diberikan kesempatan untuk

bertanya terkait hal-hal yang belum dimengerti dan telah mendaptkan jawaban

yang jelas dan tepat.

Makassar ,……….2022

(………………………………..)
71

Data Demografi Responden

Penunjuk pengisian

1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap bagian pernyataan dalam kuesioner

ini.

2. Isilah titik-titik yang tersediah dengan jawaban yang benar

3. Pililah salah satu jawaban menurut bapak/ibu paling sesuai dengan kondisi

yang dialami oleh bapak/ibu dengan memberikan tanda cek (√) pada

pilihan jawaban yang dipilih.

A. Karakteristik Demografi Responden

1. Nama (Inisial) : ……………………

2. Agama : ……………………

3. Umur : ………tahun …………

4. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

5. Pendidikan : ...................................................

6. Lama Kerja :

7. Riwayat Mengikuti Pelatihan Etik Keperawatan:


72

Lampiran 3. Lembar Kuesioner

KUESIONER

GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU ETIK PERAWAT SESAMA SEJAWAT


DI RUANG ICU RUMAH SAKIT LABUANG BAJI

Petunjuk.
1. Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan kondisi yang
dialami sehari hari. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
2. Pilihlah salah satu jawaba yang paling sesuai dengan diri anda dengan memberi tanda
(√) pada kolom jawaban yang telah disediakan dalam hal ini tidak ada jawaban yang
salah.
3. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar jiwa sesuai dengan pendapat anda
atau kondisi yang anda alami
Keterangan
Sangat Setuju : SS
Setuju :S
Tidak Setuju : ST
Sangat Tidak Setuju : STS
No
Pernyataan SS S ST STS
.
Komunikasi perawat dengan perawat lain

Saya berbicara dengan


1.
intonasi rendah dengan sesama perawat
Saya berbicara jujur
2.
dengan sesama perawat
Saya berbicara dengan
3.
bahasa sopan dengan sesama perawat
Saya berbicara dengan
4.
bahasa santun dengan sesama perawat
Saya ketika berbicara
5.
sambil tersenyum
Saya tetap rileks ketika
6.
berbicara
Saya menanggapi
7.
pembicaraan dengan antusias
8. Saya mau berdiskusi
dengan sesama perawat demi tercapianya
73

No
Pernyataan SS S ST STS
.
tujuan pelayanan keperawatan
Saya mau bertanya tentang
9. ilmu atau tindakan yang tidak dimengerti
kepada sesama perawat
aya merasa tersinggung
10.
dengan perkataan sesama perawat
Saya mengeluh stres di
11. tempat kerja karena respon dalam
berbicara dengan sesama perawat
Saya ketika berbicara
12.
menatap wajah lawan bicaranya
Saya ketika berbicara
13. memiliki kontak mata dengan lawan
bicaranya
Saya ketika berbicara
14.
sambil berhadapan
Perlakuan perawat kepada perawat lain
Saya memilih-milih
1
pekerjaan yang ringan- ringan saja
Saya mengucapkan salam
2
ketika berpapasan
Saya menyapa dengan
3
nama ketika bertemu
Saya berjabat tangan
4
ketika bertemu
Saya berpamitan ketika
5
akan meninggalkan sesama perawat
Saya mencari-cari
6
kesalahan sesama sejawat
saya menasihati sesama
7
perawat yang tindakannya kurang tepat
Saya dengan senang hati
mengambil alih tugas sesama perawat
8 yang sedang berhalangan setelah dimintai
tolong apabila pekerjaan utamanya telah
selesai
Saya menghormati sesama
9
perawat
saya dapat menjaga
10
privasi sendiri maupun sesama perawat
11 Saya memberikan
74

No
Pernyataan SS S ST STS
.
penghargaan sesuai tindakan yang
dilakukan
Tanggung Jawab Perawat Kepada Perawat Lain
Saya merasa sudah
1 diberikan tugas dan hak sesuai
kemampuannya
Saya membuat laporan
2 keperawatan sesuai standar sehingga
tidak mengalihkan kepada perawat lain
Saya berbagi ilmu baru
3
yang dimiliki dengan sesama perawat
Saya memberikan saran/
4 masukan kepada perawat lain yang
melakukan tindakan kurang tepat
Saya mencatat pesan
5 secara akurat dari sesama perawat dari
unit lain
Saya mengkomunikasikan
6
pesan yang dicatat kepada perawat lain
Saya mau bekerja sama
dengan sesama sejawat satu tim (dalam
7
satu ruangan) demi tercapainya tujuan
pelayanan kesehatan
Saya mau bekerja sama
dengan sesama sejawat dalam tim lain
8
(dalam satu ruangan) demi tercapainya
tujuan pelayanan kesehatan
Saya bersedia dipindahkan
9 ke tempat kerja lain (ruangan lain) yang
membutuhkan
Saya membantu sesama
10
perawat yang kesulitan
75

Lampiran 4. Karakteristik Responden


Hasil Olah Data
Agama

Agama Frekuensi Presentase (%)


Islam 27 90,00
Kristen 3 10,00
Total 30 100

Usia

Usia Frekuensi Presentase (%)


> 60 2 6,67
41 - 60 5 16,67
21 - 40 17 56,67
≤ 20 6 20,00
Total 30 100

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


Laki-Laki 3 10,00
Perempuan 27 90,00
Total 30 100

Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)


DIII 7 23,33
S1+Ners 20 66,67
S2 3 10,00
Total 30 100

Lama Kerja

Lama Kerja Frekuensi Presentase (%)


≥ 6 Tahun 27 90,00
≤ 5 Tahun 3 10,00
Total 30 100
76

Riwayat Mengikuti Pelatihan Etik Keperawatan

Pelatihan Frekuensi Presentase (%)


Pernah 3 10,00
Tidak Pernah 27 90,00
Total 30 100
77

Lampiran 5.
Master Tabel

Komunikasi Dengan Perawat Lain


Skor Per-Item Jumla
No Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 h
1 4 3 4 3 2 3 2 2 4 4 3 4 1 2 41 Baik
2 2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 40 Baik
3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 33 Tidak Baik
4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 3 47 Sangat Baik
5 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 34 Tidak Baik
6 2 2 3 2 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 42 Baik
7 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 52 Sangat Baik
8 2 4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 2 3 2 41 Baik
9 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 53 Sangat Baik
10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 Sangat Baik
11 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 38 Baik
12 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 48 Sangat Baik
13 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 50 Sangat Baik
14 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 45 Baik
15 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 52 Sangat Baik
16 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 46 Sangat Baik
17 2 3 3 2 2 1 2 2 4 2 3 2 2 2 32 Tidak Baik
18 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 52 Sangat Baik
19 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 53 Sangat Baik
20 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 54 Sangat Baik
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 Sangat Baik
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 Sangat Baik
23 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 53 Sangat Baik
24 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 32 Tidak Baik
25 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 43 Baik
26 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 4 38 Baik
27 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 46 Sangat Baik
28 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 51 Sangat Baik
29 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 53 Sangat Baik
30 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 45 Baik
78

Perlakuan Perawat Kepada Perawat Lain


Skor Per-Item
No Jumlah Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43 Sangat Baik
2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2 31 Baik
3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 38 Sangat Baik
4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 41 Sangat Baik
5 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 35 Baik
6 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 41 Sangat Baik
7 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 38 Sangat Baik
8 2 3 3 2 2 1 2 2 4 2 3 26 Tidak Baik
9 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 41 Sangat Baik
10 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 42 Sangat Baik
11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 42 Sangat Baik
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 Sangat Baik
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 Sangat Baik
14 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 41 Sangat Baik
15 2 2 4 2 3 4 4 4 2 2 3 32 Baik
16 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 34 Baik
17 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 2 29 Baik
18 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 37 Sangat Baik
19 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 40 Sangat Baik
20 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 41 Sangat Baik
21 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 36 Baik
22 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 25 Tidak Baik
23 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 38 Sangat Baik
24 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 28 Tidak Baik
25 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 25 Tidak Baik
26 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 27 Tidak Baik
27 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 29 Baik
28 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 36 Baik
29 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 27 Tidak Baik
30 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 36 Baik
79

Tanggung Jawab Perawat Kepada Perawat Lain

Skor Per-Item
No Jumlah Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 26 Baik
2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 Sangat Baik
3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 34 Sangat Baik
4 4 3 3 4 4 1 2 4 4 3 32 Baik
5 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 34 Sangat Baik
6 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 38 Sangat Baik
7 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38 Sangat Baik
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Sangat Baik
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Sangat Baik
10 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37 Sangat Baik
11 4 4 3 4 3 4 2 3 2 4 33 Sangat Baik
12 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 35 Sangat Baik
13 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 35 Sangat Baik
14 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 29 Baik
15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28 Baik
16 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 37 Sangat Baik
17 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 33 Sangat Baik
18 3 4 4 2 2 3 4 4 3 4 33 Sangat Baik
19 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 35 Sangat Baik
20 4 2 3 2 4 2 4 3 4 4 32 Baik
21 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 31 Baik
22 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 32 Baik
23 2 4 2 4 2 3 2 2 4 2 27 Baik
24 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 34 Sangat Baik
25 3 3 2 3 3 2 2 4 2 2 26 Baik
26 2 2 2 2 2 4 4 3 2 2 25 Baik
27 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 34 Sangat Baik
28 2 2 2 3 2 2 3 2 4 3 25 Baik
29 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 33 Sangat Baik
30 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 37 Sangat Baik
Lampiran 6.
Hasil Uji Validitas dan Uji Relibilitas

Komunikasi Dengan Perawat Lain

Correlations

VAR1 VAR2 VAR3 VAR4 VAR5 VAR6 VAR7 VAR8 VAR9 VAR10 VAR11 VAR12 VAR13 VAR14 VAR15

VAR01 Pearson Correlation 1 ,467**


,605 **
,567**
,107 ,498 **
,362 *
,398 *
,465 **
,186 ,505** ,727** ,309 ,481** ,705**

Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,001 ,572 ,005 ,050 ,029 ,010 ,326 ,004 ,000 ,097 ,007 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR02 Pearson Correlation ,467 **
1 ,414 *
,487**
,299 ,353 ,467 **
,184 ,441 *
,487
**
,424 *
,370 *
,214 ,141 ,591**
Sig. (2-tailed) ,009 ,023 ,006 ,108 ,055 ,009 ,329 ,015 ,006 ,019 ,044 ,255 ,459 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR03 Pearson Correlation ,605 **
,414 *
1 ,463**
,312 ,550 **
,325 ,189 ,437 *
,234 ,587 **
,684 **
,437 *
,194 ,675**
Sig. (2-tailed) ,000 ,023 ,010 ,094 ,002 ,080 ,316 ,016 ,214 ,001 ,000 ,016 ,303 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR04 Pearson Correlation ,567 **
,487**
,463 **
1 ,249 ,381 *
,349 ,545**
,493 **
,160 ,529 **
,399 *
,349 ,318 ,658**
Sig. (2-tailed) ,001 ,006 ,010 ,185 ,038 ,059 ,002 ,006 ,397 ,003 ,029 ,059 ,087 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR05 Pearson Correlation ,107 ,299 ,312 ,249 1 ,421* ,525** ,554** ,065 ,371* ,389* ,442* ,525** ,441* ,597**
Sig. (2-tailed) ,572 ,108 ,094 ,185 ,020 ,003 ,001 ,735 ,044 ,033 ,015 ,003 ,015 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR06 Pearson Correlation ,498 **
,353 ,550 **
,381 *
,421 *
1 ,694 **
,332 ,367 *
,581
**
,648 **
,766 **
,547 **
,518**
,814**

80
81

Sig. (2-tailed) ,005 ,055 ,002 ,038 ,020 ,000 ,073 ,046 ,001 ,000 ,000 ,002 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR03 Pearson Correlation ,362 *
,467
**
,325 ,349 ,525 **
,694**
1 ,556
**
,346 ,458
*
,558 **
,625 **
,521 **
,481**
,767**
Sig. (2-tailed) ,050 ,009 ,080 ,059 ,003 ,000 ,001 ,061 ,011 ,001 ,000 ,003 ,007 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR08 Pearson Correlation ,398 *
,184 ,189 ,545**
,554 **
,332 ,556 **
1 ,260 ,115 ,425 *
,499 **
,346 ,621**
,638**
Sig. (2-tailed) ,029 ,329 ,316 ,002 ,001 ,073 ,001 ,165 ,546 ,019 ,005 ,061 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR09 Pearson Correlation ,465** ,441* ,437* ,493** ,065 ,367* ,346 ,260 1 ,310 ,566** ,499** ,227 ,207 ,591**
Sig. (2-tailed) ,010 ,015 ,016 ,006 ,735 ,046 ,061 ,165 ,096 ,001 ,005 ,229 ,272 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR10 Pearson Correlation ,186 ,487
**
,234 ,160 ,371 *
,581**
,458 *
,115 ,310 1 ,313 ,452 *
,076 ,211 ,518**
Sig. (2-tailed) ,326 ,006 ,214 ,397 ,044 ,001 ,011 ,546 ,096 ,092 ,012 ,688 ,263 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR11 Pearson Correlation ,505 **
,424 *
,587 **
,529**
,389 *
,648**
,558 **
,425 *
,566 **
,313 1 ,729 **
,400 *
,538**
,803**
Sig. (2-tailed) ,004 ,019 ,001 ,003 ,033 ,000 ,001 ,019 ,001 ,092 ,000 ,029 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR12 Pearson Correlation ,727 **
,370 *
,684 **
,399 *
,442 *
,766**
,625 **
,499
**
,499 **
,452
*
,729 **
1 ,317 ,543**
,853**
Sig. (2-tailed) ,000 ,044 ,000 ,029 ,015 ,000 ,000 ,005 ,005 ,012 ,000 ,087 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR13 Pearson Correlation ,309 ,214 ,437* ,349 ,525** ,547** ,521** ,346 ,227 ,076 ,400* ,317 1 ,533** ,614**
Sig. (2-tailed) ,097 ,255 ,016 ,059 ,003 ,002 ,003 ,061 ,229 ,688 ,029 ,087 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
82

VAR14 Pearson Correlation ,481** ,141 ,194 ,318 ,441* ,518** ,481** ,621** ,207 ,211 ,538** ,543** ,533** 1 ,665**
Sig. (2-tailed) ,007 ,459 ,303 ,087 ,015 ,003 ,007 ,000 ,272 ,263 ,002 ,002 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR15 Pearson Correlation ,705 **
,591**
,675 **
,658**
,597 **
,814**
,767 **
,638 **
,591 **
,518
**
,803 **
,853 **
,614 **
,665 **
1

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Perlakuan Perawat Kepada Perawat Lain

Correlations

VAR1 VAR2 VAR3 VAR4 VAR5 VAR6 VAR7 VAR8 VAR9 VAR10 VAR11 VAR12

VAR01 Pearson Correlation 1 ,669** ,430* ,479** ,562** ,384* ,365* ,328 ,345 ,253 ,484** ,677**

Sig. (2-tailed) ,000 ,018 ,007 ,001 ,036 ,047 ,077 ,062 ,177 ,007 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR02 Pearson Correlation ,669 **
1 ,632 **
,494**
,642 **
,316 ,394*
,229 ,329 ,472
**
,487 **
,729**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,006 ,000 ,089 ,031 ,223 ,076 ,009 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR03 Pearson Correlation ,430* ,632** 1 ,386* ,706** ,518** ,592** ,260 ,179 ,279 ,456* ,710**
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,035 ,000 ,003 ,001 ,166 ,345 ,135 ,011 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
83

VAR04 Pearson Correlation ,479** ,494** ,386* 1 ,451* ,339 ,340 ,447* ,354 ,327 ,422* ,643**
Sig. (2-tailed) ,007 ,006 ,035 ,012 ,067 ,066 ,013 ,055 ,078 ,020 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR05 Pearson Correlation ,562 **
,642**
,706
**
,451*
1 ,575**
,507**
,425 *
,289 ,436 *
,511 **
,792**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,012 ,001 ,004 ,019 ,121 ,016 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR06 Pearson Correlation ,384 *
,316 ,518
**
,339 ,575 **
1 ,748**
,518 **
,250 ,646
**
,584 **
,777**
Sig. (2-tailed) ,036 ,089 ,003 ,067 ,001 ,000 ,003 ,183 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR07 Pearson Correlation ,365 *
,394 *
,592
**
,340 ,507 **
,748**
1 ,564 **
,267 ,435 *
,583 **
,763**
Sig. (2-tailed) ,047 ,031 ,001 ,066 ,004 ,000 ,001 ,153 ,016 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR08 Pearson Correlation ,328 ,229 ,260 ,447* ,425* ,518** ,564** 1 ,266 ,215 ,491** ,613**
Sig. (2-tailed) ,077 ,223 ,166 ,013 ,019 ,003 ,001 ,155 ,254 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR09 Pearson Correlation ,345 ,329 ,179 ,354 ,289 ,250 ,267 ,266 1 ,352 ,717 **
,554**
Sig. (2-tailed) ,062 ,076 ,345 ,055 ,121 ,183 ,153 ,155 ,056 ,000 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR10 Pearson Correlation ,253 ,472**
,279 ,327 ,436 *
,646**
,435 *
,215 ,352 1 ,457 *
,643**
Sig. (2-tailed) ,177 ,009 ,135 ,078 ,016 ,000 ,016 ,254 ,056 ,011 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR11 Pearson Correlation ,484 **
,487**
,456 *
,422*
,511 **
,584**
,583**
,491 **
,717 **
,457 *
1 ,801**
Sig. (2-tailed) ,007 ,006 ,011 ,020 ,004 ,001 ,001 ,006 ,000 ,011 ,000
84

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR12 Pearson Correlation ,677 **
,729 **
,710 **
,643 **
,792 **
,777 **
,763**
,613 **
,554 **
,643 **
,801 **
1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tanggung Jawab Perawat Kepada Perawat Lain


Correlations

VAR01 VAR02 VAR03 VAR04 VAR05 VAR06 VAR07 VAR08 VAR09 VAR010 VAR011

VAR01 Pearson Correlation 1 ,228 ,427 *


,435 *
,627 **
,090 ,107 ,596 **
,107 ,549 **
,694**

Sig. (2-tailed) ,226 ,019 ,016 ,000 ,636 ,574 ,001 ,574 ,002 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR02 Pearson Correlation ,228 1 ,494** ,364* ,309 ,333 ,107 ,281 ,107 ,468** ,635**
Sig. (2-tailed) ,226 ,005 ,048 ,097 ,073 ,575 ,132 ,575 ,009 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR03 Pearson Correlation ,427 *
,494 **
1 ,074 ,505 **
,407 *
,271 ,514 **
,142 ,490 **
,738**
Sig. (2-tailed) ,019 ,005 ,696 ,004 ,026 ,148 ,004 ,454 ,006 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR04 Pearson Correlation ,435 *
,364 *
,074 1 ,306 ,151 -,343 ,128 ,206 ,173 ,408*
Sig. (2-tailed) ,016 ,048 ,696 ,100 ,427 ,064 ,500 ,276 ,359 ,025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR05 Pearson Correlation ,627** ,309 ,505** ,306 1 ,119 ,147 ,449* ,392* ,426* ,723**
85

Sig. (2-tailed) ,000 ,097 ,004 ,100 ,531 ,438 ,013 ,032 ,019 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR06 Pearson Correlation ,090 ,333 ,407 *
,151 ,119 1 ,381
*
,203 -,067 ,124 ,482**
Sig. (2-tailed) ,636 ,073 ,026 ,427 ,531 ,038 ,282 ,724 ,514 ,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR07 Pearson Correlation ,107 ,107 ,271 -,343 ,147 ,381 *
1 ,227 ,226 ,395 *
,451*
Sig. (2-tailed) ,574 ,575 ,148 ,064 ,438 ,038 ,228 ,229 ,031 ,012
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR08 Pearson Correlation ,596** ,281 ,514** ,128 ,449* ,203 ,227 1 -,107 ,232 ,585**
Sig. (2-tailed) ,001 ,132 ,004 ,500 ,013 ,282 ,228 ,574 ,217 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR09 Pearson Correlation ,107 ,107 ,142 ,206 ,392 *
-,067 ,226 -,107 1 ,339 ,409*
Sig. (2-tailed) ,574 ,575 ,454 ,276 ,032 ,724 ,229 ,574 ,067 ,025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR10 Pearson Correlation ,549 **
,468 **
,490 **
,173 ,426 *
,124 ,395
*
,232 ,339 1 ,726**
Sig. (2-tailed) ,002 ,009 ,006 ,359 ,019 ,514 ,031 ,217 ,067 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR11 Pearson Correlation ,694 **
,635 **
,738 **
,408 *
,723 **
,482**
,451
*
,585 **
,409 *
,726
**
1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,025 ,000 ,007 ,012 ,001 ,025 ,000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Relibilitas

Komunikasi Dengan Perawat Lain

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,911 14

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00030 42,83 48,695 ,644 ,904


VAR00031 42,60 51,007 ,528 ,908
VAR00032 42,67 49,402 ,614 ,905
VAR00033 42,77 49,426 ,593 ,906
VAR00034 42,67 50,644 ,531 ,908
VAR00035 42,73 46,616 ,768 ,898
VAR00036 42,83 47,937 ,718 ,901
VAR00037 42,80 49,407 ,567 ,907
VAR00038 42,67 50,713 ,523 ,908
VAR00039 42,77 51,082 ,436 ,911
VAR00040 42,63 47,413 ,759 ,899
VAR00041 42,73 46,547 ,818 ,897
VAR00042 42,83 49,799 ,540 ,908
VAR00043 42,90 49,059 ,597 ,905

Perlakuan Perawat Kepada Perawat Lain

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,897 11

86
87

tem-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 32,50 32,603 ,604 ,889


VAR00002 32,27 31,720 ,660 ,886
VAR00003 32,33 31,747 ,634 ,887
VAR00004 32,40 32,869 ,564 ,891
VAR00005 32,30 31,183 ,736 ,881
VAR00006 32,30 30,355 ,708 ,883
VAR00007 32,43 30,875 ,694 ,883
VAR00008 32,23 33,082 ,527 ,893
VAR00009 32,30 33,734 ,462 ,896
VAR00010 32,37 32,240 ,551 ,892
VAR00011 32,23 30,944 ,747 ,881

Tanggung Jawab Perawat Kepada Perawat Lain

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,785 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00012 29,80 14,924 ,597 ,750


VAR00013 29,67 14,920 ,510 ,759
VAR00014 29,73 14,547 ,649 ,742
VAR00015 29,70 16,631 ,269 ,787
VAR00016 29,77 14,461 ,624 ,744
VAR00017 29,67 15,816 ,318 ,785
VAR00018 29,83 16,144 ,293 ,786
VAR00019 29,60 15,559 ,466 ,765
VAR00020 29,83 16,420 ,246 ,792
VAR00021 29,70 14,148 ,617 ,744
88

Lampiran 7.
Dokumentasi
89

Lampiran 8.
Surat Penelitian
90
91

Lampiran 9.
Lembar Konsultasi
92
93
94

Anda mungkin juga menyukai