Anda di halaman 1dari 103

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BALSEM EKSTRAK


JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR.
RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN
SKALA NYERI HAID PADA SISWI
KELAS IX SMPN 8
MAKASSAR

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.Keb)
Pada Proses Studi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Megarezky

AYU FACHRIANI
NIM: A1 A221 024

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2023
ii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BALSEM EKSTRAK


JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR.
RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN
SKALA NYERI HAID PADA SISWI
KELAS IX SMPN 8
MAKASSAR

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.Keb)
Pada Proses Studi S1 Kebidanan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Megarezky

AYU FACHRIANI
NIM: A1 A221 024

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2023

ii
iii

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi Dengan Judul:

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BALSEM EKSTRAK


JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR.
RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN
SKALA NYERI HAID PADA SISWI
KELAS IX SMPN 8
MAKASSAR

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan


Tim Penguji Proposal
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
Pada hari......................tanggal.............................2023

Pembimbing I Pembimbing II

Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb Dr. Rika Handayani, SKM., M.Kes


NIDN : 09 270 68 04 NIDN : 09 100286 01

Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan

Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb


NIDN : 09 270 68 04

iii
iv

SURAT PERSEYUJUAN WAKTU UJIAN

Dengan ini menyatakan:

Nama : Ayu Fachriani

Nim : A1A221024

Prodi : Program S1 Kebidanan

Setuju untuk melakukan ujian Skripsi dengan judul:

Efektivitas Pemberian Balsam Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Offinale Var.

Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8

Makassar.

Hari :

Jam :

Tempat : Kampus Universitas Megarezky Makassar

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya, terima

kasih.

Pembimbing I Pembimbing II

Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb Dr. Rika Handayani, SKM., M.Kes


NIDN : 09 270 68 04 NIDN : 09 100286 01

Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan

Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb


NIDN : 09 270 68 04

iv
v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh panitia Ujian Akhir dan Tim Penguji

Universitas Megarezky Makassar yang dilaksanakan pada tahun 2023.

Yang telah diuji oleh Tim Penguji Skripsi, sebagai berikut:

TIM PENGUJI :

Tanda Tangan

Penguji 1 : Jumrah, S.ST., M.Keb ( ………………….)

Penguji 2 : Dr. Rika Handayani, SKM., M.Kes ( ………………….)

Penguji 3 : Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb (…………………..)

Mengetahui,
Ketua Program Studi

(Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb)


NIDN : 09 270 68 04

v
vi

BIODATA

A. Identitas Peneliti
Nama : Ayu Fachriani
Nim : A1 A221 024
Tempat / Tanggal lahir : Soppeng, 12 Oktober 1994
Suku : Bugis
Agama : Islam
Alamat : Jl. Datuk Patimang Lorong Pasar Kalukuang
No Tlp / Hp : 0853-9872-9900

B. Identitas Orang Tua


a. Nama Ayah : Muhammad Bahri, S.Pd,.Gr
b. Nama Ibu : Sahriani S.Pd,.Gr
c. Suku Ayah / Ibu : Bugis

C. Riwayat Pendidikan
a. 1999-2001 : TK Raudhatul Athfal
b. 2001-2007 : SDN 172 Mattugengkeng
c. 2007-2010 : SMPN 3 Lilirilau
d. 2010-2013 : SMK Pratidina Makassar
e. 2013-2016 : Akbid Pelamonia Kesdam VII/ Wirabuana
f. 2021-Sekarang : S1 Kebidanan Alih Jenjang Universitas Megarezky

vi
v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Balsem Ekstrak


Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8 Makassar. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimen dengan rancangan Quasy Eksperimental. Design penelitian
eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja SMPN 8 Makassar.
Sampel sebanyak 66 siswa dengan masing-masing 33 di kelompok kontrol dan 33
pada kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data melalui observasi,
dokumentasi dan Kuesioner. Skala yang digunakan yaitu Numeric Rating Scale
(NRS). Teknik analisis data menggunakan Uji T Berpasangan (Paired sampel T-
Test. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemberian balsem ekstrak jahe merah
(zingiber officinale var. rubrum) efektif dalam menurunkan nyeri haid siswa kelas
IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022 dimana hasil analisis menunjukkan nilai p
value 0,000 <0,005 yanga artinya aa perbedaan antara kelompok kontrol dan
eksperimen.

Kata Kunci: Balsem Ekstrak Jahe Merah, Numeric Rating Scale (NRS), Nyeri
Haid.

v
vii

KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmanirrahim
AssalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga proposal yang berjudul “Efektivitas Pemberian

Balsem Dari Eksrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap

Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun

2022”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW sebagai teladan dan pelopor ilmu pengetahuan. Proposal ini

disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Kebidanan di Universitas Megarezky.

Secara khusus, perkenankan penulis dengan setulus hati dan rasa hormat

untuk menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua

tersayang, Ayahanda Muh. Bahri, S.Pd.Gr dan Ibunda Sahriani, S.Pd.Gr yang tak

hentinya memberikan kekuatan, dukungan penuh baik moral dan materi serta doa

tulus yang yang tidak pernah putus untuk penulis dalam menjalani hari di tanah

rantau dan menjadi motivasii terbesar penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

Dalam penyusunan proposal ini, banyak ditemui hambatan dan kesulitan yang

mendasar. Namun semua itu dapat diselesaikan berkat dukungan, bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

perkenangkanlah peneliti untuk menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada :

vii
viii

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, S.H, MH., M. Kn., selaku Pembina Yayasan

Pendidikan Islam Mega Rezky.

2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega

Rezky

3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mapahya selaku Rektor Universitas

Megarezky.

4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky.

5. Ibu Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Prodi Sarjana Kebidanan dan

Praktik Profesi Bidan Universitas Megarezky dan juga selaku pembimbing I

yang begitu banyak memberikan pengarahan dan masukan serta meluangkan

waktunya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.

6. Ibu Dr. Rika Handayani, SKM.., M.Kes, selaku pembimbing II yang begitu

banyak memberikan pengarahan dan masukan serta meluangkan waktunya

untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.

7. Ibu Jumrah, S.ST., M.Keb, selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran, bimbingan, koreksi serta arahan dalam penyelesaian proposal ini.

8. Kepada responden yang telah meluangkan waktunya untuk dibimbing dan

membantu peneliti dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

9. Seluruh dosen dan staf di Universitas Megarezky yang telah memberikan

bimbingan kepada Peneliti selama menjadi mahasiswi.

viii
ix

10. Kepala Sekolah SMPN 8 Makassar beserta seluruh staf yang telah

memberikan izin untuk pengambilan data yang penulis butuhkan. Serta

pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan kepada penulis

dalam pengkajian ini.

11. Kepada semua sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat peneliti sebutkan

satu persatu, yang telah memberikan bantuan, semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan proposal ini.

12. Dan sebelum saya beterima kasih kepada diri saya sendiri, saya ucapkan

terima kasih banyak kepada Doh Kyung Soo beserta member EXO lainnya

yang telah menjadi role model bagi saya yaitu, Kim Min Seok, Kim Jun

Myeon, Zhang Yixing, Byun Baek Hyun, Kim Jong Dae, Park Chan Yeol,

Kim Jong In, Ooh Sehun yang kehadiran dan juga karyanya menemani saya

membuat proposal ini, serta memberikan semangat dan motivasi bagi saya

untuk selalu bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada Peneliti,

senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu” Alaikum. Wr.Wb

Makassar, September 2023

Peneliti

ix
x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

BIODATA........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 17

B. Rumusan Masalah......................................................................... 21

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 21

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja................................................. 24

1. Pengertian Remaja ..............................................................24

2. Tahapan Masa Remaja........................................................... 25

B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Haid (Dismenorea).................... 37

x
xi

1. Pengertian Nyeri Haid (Dismenorea).................................... 37

2. Cara Kerja Dan Kadar Prostaglandin F2α (PGF-2α)

Pada Nyeri Haid (Dismenorea))........................................... 39

3. Klasifikasi Nyeri Haid (Dismenorea))................................... 41

4. Intensitas Nyeri Haid (Dismenorea)...................................... 42

5. Etiologi dan Faktor Resiko Nyeri Haid (Dismenorea).......... 44

6. Penatalaksanaan Nyeri Haid (Dismenorea)........................... 47

C. Tinjauan Umum Tentang Intensitas Nyeri.................................... 48

.................................................................................................

1. Visual Analog Scale (VAS)..................................................... 49

2. Numeric Rating Sacle (NRS).................................................. 49

3. Verbal Rating Scale (VRS)..................................................... 51

4. Face Rating Scale (FRS)........................................................ 51

D. Tinjauan Umum Tentang Jahe Merah........................................... 52

1. Profil Jahe Merah ..............................................................52

2. Deskripsi Jahe Merah............................................................. 53

3. Kandungan Jahe Merah.......................................................... 54

4. Manfaat Jahe Merah ..............................................................55

5. Efek Samping Jahe Merah..................................................... 57

6. Pengaruh Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri

Haid ..............................................................60

7. Jurnal Yang Relevan Dengan Penelitian................................ 57

E. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Gaua Hidup (Life Style)

xi
xii

Dengan Dismenorea...................................................................... 62

1. Aktivitas Fisik ..............................................................63

2. Riwayat Keluarga ..............................................................64

3. Tingkat Stress ..............................................................64

4. Perilaku Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast

Food).. ..............................................................65

F. Kerangka Konsep.......................................................................... 67

G. Kerangka Teori............................................................................. 68

H. Definisi Operasional..................................................................... 69

I. Hipotesis....................................................................................... 69

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................... 71

B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 72

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel..................... 72

D. Pengumpulan Data dan Analisa Data............................................ 77

E. Alur Penelitian.............................................................................. 83

F. Etika Penelitian............................................................................. 84

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 72

B. Pembahasan................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi......................................................................... 28

Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS) ......................................................... 49

Gambar 2.3 Numeric Rating Scale (NRS)....................................................... 49

Gambar 2.4 Verbal Rating Scale (VRS) ......................................................... 51

Gambar 2.5 Face Rating Scale (FRS).............................................................. 51

Gambar 2.6 Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum)........................... 53

xiii
xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian............................................... 67

Bagan 2.2 Skema Kerangka Teori Penelitian.................................................. 68

Bagan 2.3 Alur Penelitian............................................................................... 83

xiv
xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pre-Test dan Post-Test Kontrol Group

Design..............................................................................................71

Tabel 3.1 Komposisi Bahan Formula Balsem.................................................75

xv
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner Penelitian

Lampiran 4 : Surat Permohonan Judul

Lampiran 5 : Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Izin Penelitian

Lampiran 7 : Surat Permohonan Pengantar Penelitian

xvi
17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dismenorea disebut juga kram menstruasi atau nyeri menstruasi. Kram

tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang sangat intens saat

mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim. Kontraksi inilah yang

kemudian menyebabkan otot-otot menegang dan menimbulkan kram atau

rasa sakit atau nyeri. Nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah,

tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul,

paha atas, hingga betis (Sinaga et al., 2017).

Nyeri haid pada umumnya adalah hal yang normal di kalangan wanita

usia subur, dan biasanya mulai dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus

berlangsung hingga 32-48 jam (Sinaga et al., 2017). Dalam ilmu medis

dismenorea dikategorikan menjadi dua macam berdasarkan kelainan

penyertanya. Pertama, dismenorea primer yaitu nyeri pada perut bagian

bawah saat menstruasi tanpa disertai adanya kelainan atau penyakit pada

panggul. Kedua, dismenorea sekunder yaitu nyeri pada perut bagian bawah

saat menstruasi disertai adanya kelainan atau penyakit pada panggul (Faozan

et al., 2021).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 didapatkan

1.769.425 jiwa (90%) wanita mengalami dismenorea berat. Angka kejadian

17
18

dismenorhea di dunia ini sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan

disetiap negara mengalami dismenorea (Oktorika et al., 2020). Di Amerika

Serikat angka kejadian nyeri haid diperkirakan mencapai 45%-90%, di

Swedia melaporkan sekitar 90% perempuan mengalami nyeri haid yang

berusia ≤19 tahun dan 67% perempuan berusia 24 tahun, di Meksiko

mencapai 64%, dan di Mesir sebesar 76.1% yang mengalami nyeri haid

(Betty & Ayamah, 2021). Sedangkan di Indonesia angka kejadian dismenorea

sebesar 107.673 jiwa (64.25%) yang terdiri dari 59.671 jiwa (58.89%)

dismenorea primer dan 9.495 jiwa (9.36%) dismenorea sekunder (Herawati,

2017).

Tidak ada angka yang pasti terhadap prevalensi dismenorea di

Sulawesi Selatan, namun berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2018, angka kejadian dismenorea cukup tinggi yaitu tingkat

nyeri ringan sebesar 57.7%, nyeri sedang 38.5% dan nyeri berat sebesar

3.8%. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya remaja putri yang mengalami

dismenorea (Ruqaiyah, 2021).

Dismenorea sering kali terjadi pada usia remaja. Remaja sering sekali

mengalami dismenorea dikarenakan beberapa faktor resiko. Gaya hidup

seseorang seperti aktivitas fisik, riwayat keluarga, stress dan konsumsi

makanan cepat saji (fast food) merupakan beberapa faktor yang dapat memicu

terjadinya dismenorea primer yang merupakan nyeri pada saat menstruasi

dengan tidak adanya kelainan patologi pada pelvis dan biasa muncul pada

umur 15-25 tahun (Tsamara et al., 2020). Remaja putri yang mengalami

18
19

dismenorea dapat menganggu aktivitas belajar dikarenakan nyeri yang

dirasakan. Oleh karena itu remaja putri sulit untuk berkonsentrasi karena

ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri haid (Nurwana et al., 2017).

Dalam ilmu keperawatan terdapat dua jenis intervensi/penanganan yang

dapat diberikan untuk mengatasi dismenorea yaitu dengan cara farmakologis

dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat dilakukan dengan cara

menkonsumsi obat-obatan analgesik, obat analgesik termasuk obat anti-

inflamasi seperti Asam Mefenamat, Ibuprofen dan Paracetamol. Golongan

obat NSAID (Non Steroid Anti Inflamatori Drugs) dapat meredakan nyeri

dengan cara memblokir prostaglandin yang menyebabkan nyeri. Sedangkan

terapi non farmakologis antara lain teknik relaksasi, olahraga, mendengarkan

musik, kompres hangat dan pemberian ramuan herbal (Rahayu et al., 2019).

Salah satu ramuan herbal yang dapat mengatasi dismenorea adalah

jahe. Jahe yang bisa dimanfaatkan dalam mengatasi nyeri haid yaitu jenis jahe

merah karena mempunyai banyak keunggulan di bandingkan dengan jenis

jahe lainnya. Dalam jahe merah senyawa yang terkandung yaitu zat gingerol,

oleoresin dan minyak atsiri yang tinggi atau lebih banyak di bandingkan

dengan jenis jahe lainnya (Trio, 2019). Jahe merah bermanfaat mengurangi

nyeri dismenorea dikarenakan kandungan yang terdapat dalam jahe dapat

membantu merangsang tubuh mengendalikan rasa nyeri. Kandungan minyak

atsiri yang diterima tubuh dapat meningkatkan kemampuan tubuh seseorang

menetralkan kram terutama saat menstruasi (Mariza & Sunarsih, 2019).

19
20

Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh (Mansur et al., 2017)

tentang formulasi dan manfaat krim minyak jahe merah dan minyak cengkeh

terhadap nyeri haid pada 30 siswi yang memenuhi kriteria sampel. Dari hasil

penelitian ini, didapatkan adanya perbedaan intensitas nyeri haid yang

signifikan pada pemakaian krim jam ke-3 antara nyeri haid sebelum dan

sesudah pemakaian sediaan krim campuran minyak jahe merah dan minyak

cengkeh.

Selain itu, penelitian yang dilakukan (Suparmi & Musriyati, 2017)

dengan judul “Pengaruh ekstrak jahe merah terhadap penurunan dismenorea

pada remaja di Panti Asuhan di Surakarta”. Dan hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa terjadi penurunan skala nyeri haid sesudah diberikan

ekstrak jahe merah pada kelompok perlakuan hari ke-1 sampai pada hari ke-3,

sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan secara

signifikan. Pemberian ekstrak jahe merah selama 5 hari efektif terhadap

penurunan skala nyeri pada dismenorea remaja putri di Panti Asuhan

Surakarta.

Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti pada saat

pengambilan data awal terdapat 216 siswi perempuan di kelas IX SMPN 8

Makassar. Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu kelas

IX yaitu terhadap siswi kelas IX.2 didapatkan nyeri sedang ada 6 siswi, nyeri

berat 3 siswi dan tidak nyeri ada 6 siswi.

Berkaitan dengan uraian di atas tentang manfaat jahe merah yang dapat

mengurangi nyeri haid (dismenorea) dan berfungsi sebagai analgesik, maka

20
21

peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Efektivitas Pemberian Balsem

Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan

Skala Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

dirumusan masalah pada penelitian yaitu:

1. Bagaimana tingkat nyeri haid sebelum pemberian balsem ekstrak jahe

merah (zingiber officinale var. rubrum) terhadap penurunan skala nyeri

haid pada siswi kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022?

2. Bagaimana tingkat nyeri haid sesudah pemberian balsem ekstrak jahe

merah (zingiber officinale var. rubrum) terhadap penurunan skala nyeri

haid pada siswi kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022?

3. Bagaimana perbedaan skala nyeri haid sesudah pemberian balsem

ekstrak jahe merah (zingiber officinale var. rubrum)?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum.

Untuk mengetahui adanya “Efektivitas Pemberian Balsem Ekstrak

Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Skala

Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8 Makassar”.

2. Tujuan Khusus.

a. Menganalisis tingkat nyeri haid sebelum pemberian balsem ekstrak

jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) terhadap penurunan

skala nyeri haid pada siswi kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022?

21
22

b. Menganalisis tingkat nyeri haid sesudah pemberian balsem ekstrak

jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) terhadap penurunan

skala nyeri haid pada siswi kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022?

c. Menganalisis perbedaan skala nyeri haid sesudah pemberian balsem

ekstrak jahe merah (zingiber officinale var. rubrum)?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis.

Sebagai kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

penelitian dan kebidanan selanjuntnya tentang terapi lain untuk

mengurangi nyeri haid menggunakan olahan rempah jahe merah.

2. Manfaat Praktis.

a. Manfaat Institusi.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan

dan memberi informasi serta bermanfaat bagi mahasiswa kebidanan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah nyeri haid atau

dismenorea serta tanaman obat herbal yang bermanfaat mengatasi

nyeri haid.

b. Manfaat Masyarakat.

1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat khususnya bagi remaja putri dan para wanita yang

berada pada usia produktif tentang dismenorea.

22
23

2) Memberikan informasi mengenai manfaat yang terkandung di

dalam tanaman obat-obatan sebagai pereda rasa nyeri.

3) Memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengolah ramuan

rempah yang aman dan tanpa bahan pengawet untuk meringankan

nyeri haid.

c. Manfaat Peneliti.

1) Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman tentang kegunaan tanaman obat sebagai terapi herbal

khususnya jahe merah yang dapat digunakan sebagai ramuan

rempah untuk mengurangi nyeri haid.

2) Hasil penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya terkait terapi herbal dalam mengurangi nyeri haid.

3. Manfaat Ilmiah.

a. Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan dan penelitian

sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan mengenai

faktor risiko kejadian dismenorea pada remaja putri.

b. Sebagai bahan pustaka baik ditingkat program studi, fakultas, maupun

tingkat universitas.

c. Sebagai bahan kajian analisis maupun rujukan perbandingan bagi

peneliti selanjutnya.

23
24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja

1. Pengertian Remaja.

Remaja merupakan masa peralihan dari anak ke masa dewasa,

istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya

kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada

wanita. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis

dan psikososial. Remaja adalah individu usia 10-19 tahun (World Health

Organization) dan belum menikah, peralihan dari anak-anak ke masa

dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis dan

perubahan sosial (Ningsih et al., 2021).

2. Tahapan Masa Remaja.

Menurut Hurlock Suntrock (1997) dalam (Miftahul, 2016) bahwa

masa remaja dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu:

a. Masa pra remaja: usia 12-13 tahun.

Masa pra remaja adalah periode sekitar kurang lebih 2 tahun

sebelum terjadinya pematangan seksual yang sesungguhnya tetapi

sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan

kematangan beberapa kelenjar endokrin.

24
25

b. Masa remaja awal: usia 13 tahun atau 14-17 tahun.

Terjadi perubahan fisik yang sangat cepat dan mencapai

puncaknya. Terjadi juga ketidakseimbangan emosional dan

ketidakstabilan dalam banyak hal. Mencari identitas diri dan

hubungan sosial yang berubah.

c. Masa remaja akhir: usia 17-20 tahun.

Ingin selalu jadi pusat perhatian, ingin menonjolkan diri,

idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai

energi yang besar, ingin memantapkan identitas diri dan ingin

mencapai ketidaktergantungan emosional. Hal ini biasanya hanya

berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Masa ini ditandai oleh

adanya sifat-sifat negatif pada remaja sehingga seringkali masa ini

disebut masa negatif dengan gejala seperti tidak tenang, kurang suka

bekerja, pesimistik dan sebagainya (Octavia, 2020).

B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Haid (Dismenorea)

1. Pengertian Nyeri Haid (Dismenorea).

Dismenorea disebut juga kram mentruasi atau nyeri menstruasi.

Dalam bahasa Inggris, dismenorea sering disebut sebagai “painful

period” atau menstruasi yang menyakitkan. Nyeri menstruasi atau

dismenorea adalah kram perut yang berasal dari kontraksi rahim yang

terjadi pada saat menstruasi. Nyeri tersebut dapat disertai mual, muntah,

sakit kepala, nyeri otot bahkan pingsan. Dismenorea yang terjadi pada

25
26

setiap perempuan yang tidak disebabkan karena kondisi patologis disebut

sebagai dismenorea primer (Pulungan et al., 2020).

Pada wanita lebih tua, dismenorea dapat disebabkan oleh penyakit

tertentu, misalnya fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau

kehamilan ektopik (Sinaga et al., 2017). Asosiasi internasional untuk

penelitian nyeri (International Assosiation for the Studi of Pain)

mendefenisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional

yang bersifat subjektif yang tidak nyaman berkaitan dengan kerusakan

jaringan yang aktual dan potensial. Wanita yang mengalami dismenorea

memiliki kadar prostaglandin 6-18 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

wanita yang tidak mengalami dismenorea (Simarmata, 2020).

Prostaglandin merupakan suatu zat yang berkaitan dengan

rangsangan nyeri pada manusia. Intensitas nyeri yang dirasakan setiap

wanita terkait dengan dismenorea ini berbeda-beda, tergantung toleransi

nyeri masing-masing. Prostaglandin merupakan asam lemak yang

berasal dari asam arakidonat yang disebut dengan prostanoid.

Prostanoid berfungsi sebagai pembawa pesan kimia yang dibuat oleh sel-

sel tubuh, termasuk sel yang berada pada lapisan rahim. Prostaglandin

yang diproduksi pada rahim menyebabkan kontraksi pada otot uterus

yang dapat membantu pelepasan lapisan dinding rahim yang telah

menumpuk selama siklus menstruasi (Simarmata, 2020).

Produksi prostaglandin yang berlebihan dapat menyebabkan

dismenorea yang disertai dengan beberapa gejala lainnya. Umumnya,

26
27

kadar prostaglandin berada pada titik tertinggi pada hari pertama

menstruasi dan akan berkurang hari demi hari menstruasi hingga selesai

(Omidvar et al., 2019). Nyeri menstruasi atau dismenorea ini terbagi

menjadi 2 yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder (Sinaga et

al., 2017).

2. Cara Kerja Dan Kadar Prostaglandin F2α (PGF-2α) Pada Nyeri Haid

(Dismenorea).

Di dunia kedokteran, prostaglandin biasa disingkat dengan “PG”,

prostaglandin terdiri dari beberapa subtipe tergantung dari struktur cincin

yang dimilikinya. PGF-2α dihasilkan saat terjadi luteulisis dan nekrosis

pada sel endometrium pada silkus menstruasi, berperan sebagai

konstriktor miometrium dan pembuluh darah di rahim (Simarmata, 2020).

Prostaglandin (PG) adalah asam lemak yang termodifikasi, yang sering

kali diturunkan dari lipid membran plasma. Prostaglandin dinamai

seperti itu karena pertama kali ditemukan pada komponen semen yang

dihasilkan oleh kelenjar prostat manusia. Prostaglandin pada semen

merangsang kontraksi otot polos dinding uterus, sehingga membantu

mengirimkan sperma ke sel telur (Arma et al., 2015).

Prostaglandin secara langsung dapat menjadi modulator inflamasi

pada jaringan uterus yang berujung pada kejadian iskemia.

Vasokonstriksi pembuluh darah akan meningkatkan rasa nyeri pada

wanita yang mengalami dismenorea, hal ini dikarenakan terhambatnya

suplai oksigen pada jaringan uterus. Reaksi inflamasi yang terus menerus

27
28

akan meningkatkan derajat nyeri pada penderita dismenorea (Rishel &

Basyir, 2018).

Peningkatan kadar prostaglandin penting peranannya sebagai

penyebab terjadinya nyeri haid. Terjadinya spasme endometrium dipacu

oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui

sebagai prostaglandin, kadar zat ini meningkat pada keadaan nyeri haid

dan ditemukan di dalam otot uterus. Prostaglandin menyebabkan

peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabu saraf terminal rangsang

nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan

peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus

sampai 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat

(Rishel & Basyir, 2018).

Prostaglandin (PGF-2α) pada wanita yang dismenorea berbeda-

beda. Pemberian PGF-2α kepada wanita tidak hamil juga menyebabkan

menstruasi, respon ini diperkirakan disebabkan oleh vasokontriksi arteri

spiralis endometrium yang dipicu oleh PGF-2α (Arma et al., 2015).

Pengukuran kadar PGF-2α dari plasma perifer dan jaringan endometrium

pada wanita tidak dismenorea antara 20-33 pg/ml, sedangkan pada

wanita yang dismenorea 32-105 pg/ml, dan lebih tinggi saat hari pertama

dapat mencapai 4 kali lipat yaitu 300-2800 pg/ml (Simarmata, 2020).

Pada dasarnya nyeri haid yang dikarenakan prostaglandin

tergolong dalam dismenorea primer, dimana terjadi peningkatan

kontraksi uterus yang adekuat akibat dari sekresi prostaglandin yang

28
29

berlebihan. Nyeri haid hanya timbul bila uterus berada di bawah

pengaruh hormon progesteron. Kadar progesteron yang rendah akan

menyebabkan terbentuknya prostaglandin dalam jumlah yang banyak.

Kadar progesteron yang rendah akibat regresi korpus luteum

menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga

meningkatkan pelepsasn enzim fosfolipase-A2 yang berperan sebagai

katalisator dalam sintesis prostaglandin melalui perubahan fosfolipid

menjadi asam arakhidonat (Rishel & Basyir, 2018).

3. Klasifikasi Nyeri Haid (Dismenorea).

Menurut (Nurwana et al., 2017) dismenorea dikategorikan menjadi

dua macam yaitu sebagai berikut:

a. Dismenorea primer.

Dismenorea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi

tanpa didasari kondisi patologis yang kasat mata. Nyeri ini timbul

sejak menstruasi pertama dan biasanya terjadi dalam 6-12 bulan

pertama setelah menstruasi pertama (menarche). Dismenorea primer

ini dapat pulih seiring dengan berjalannya siklus menstruasi yang

terjadi secara periodik. Umumnya, dismenorea primer tidak lagi

dirasakan oleh perempuan setelah melahirkan anak. Hal ini

disebabkan karena hormon tubuh jauh lebih stabil setelah menikah

dan atau adanya perubahan posisi pada rahim.

29
30

b. Dismenorea sekunder.

Dismenorea sekunder merupakan nyeri menstruasi yang

didasari kondisi patologis yang nyata. Dismenorea terjadi karena

peningkatan prostaglandin (PG) F2- alfa yang merupakan suatu

siklooksigenase (COX-2) yang mengakibatkan hipertonus dan

vasokonstriksi pada myometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri

pada perut bagian bawah. Dismenorea sekunder merupakan tingkat

lanjut dari dismenorea primer, yang dimana terjadi peningkatan

kadar prostaglandin (PG) saat siklus menstruasi namun disertai

dengan kondisi patologis seperti radang kandung kemih, sindrom

ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan ginekology lainnya.

Faktor patogenesis dismenorea sekunder diantaranya

endometriosis, pelvic inflammatory disease, kista atau tumor

ovarium, adenomyosis, fibroid, polip uteri, adanya kelainan

kongenital, pemasangan intrauterine device, transverse vaginal

septum, pelvic congestion syndrome dan allenmasters syndrome.

4. Intensitas Nyeri Haid (Dismenorea).

Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch

and Milson dalam (Larasati, 2016) mengklasifikasikan nyeri dismenorea

sebagai berikut:

a. Dismenorea ringan adalah nyeri haid tanpa adanya

pembatasan aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan

tidak ada keluhan sistemik.

30
31

b. Dismenorea sedang adalah nyeri haid yang mempengaruhi

aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa

sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik.

c. Dismenorea berat adalah nyeri haid dengan dengan keterbatasan

parah pada aktifitas sehari-hari, respon analgetik untuk

menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya keluhan sistemik

seperti muntah, pingsan, dan lain-lainnya.

5. Etiologi dan Faktor Resiko Nyeri Haid (Dismenorea).

Menurut (Pulungan et al., 2020), etiologi dan faktor resiko yang

menyebabkan nyeri pada menstruasi dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Etiologi dismenorea primer.

Dismenorea primer disebabkan oleh endometrium dalam fase

sekresi kadar prostaglandin (PG) F2-alfa berlebih. Kadar

prostaglandin menyebabkan peningkatan tonus uteri dan kontraksi

dinding rahim sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada dismenorea

primer yang dirasakan antara lain rasa nyeri di perut bagian bawah,

menjalar hingga ke pinggang dan paha. Selain itu kadang juga dapat

disertai dengan rasa mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi

yang lebih yang diakibatkan oleh adanya dismenorea. Beberapa

faktor yang berhubungan dengan dismenorea primer, yaitu sebagai

berikut:

1) Usia menarche.

Menarche adalah menstruasi pertama yang terjadi pada

31
32

remaja perempuan yang merupakan tanda masuknya fase

pubertas. Usia menarche yang ideal adalah pada saat remaja

berusia 12 sampai 14 tahun. Apabila remaja mengalami

menarche dini dibawah 12 tahun, organ genitalia dianggap

belum siap untuk mengalami perubahan struktural dan kondisi

leher rahim masih terlalu sempit sehingga terjadi peningkatan

intensitas nyeri saat menstruasi (Irfana, 2021).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ery &

Annisa, 2020) yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang

signifikan antara usia menarche dengan nyeri menstruasi.

Penelitian yang dilakukan oleh (Ariana, 2018) pun mengatakan

bahwa adanya hubungan antara dismenorea yang diderita

dengan usia saat menarche.

2) Lama menstruasi.

American Academy of Pediatrics menyebutkan bahwa

secara normal menstruasi terjadi selama 5-7 hari dengan

interval siklus 28 hari setiap bulannya. Menstruasi yang terjadi

lebih dari 7 hari dan dengan volume darah lebih banyak disebut

dengan hipermenorrhea (Omidvar et al., 2019).

Lama menstruasi yang berbeda dari biasanya merupakan

tanda adanya gangguan pada sistem hormon yang

mempengaruhi sistem reproduksi (Omidvar et al., 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Herawati, 2017)

32
33

lama menstruasi mempengaruhi terjadinya dismenorea. Semakin

lama dan panjang terjadinya menstruasi maka dismenorea yang

dirasakan semakin bertambah pula karena hormon

prostaglandin pada rahim diproduksi lebih banyak yang dapat

meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan.

3) Siklus menstruasi.

Siklus menstruasi merupakan jarak antara hari pertama

menstruasi yang sebelumnya dengan menstruasi berikutnya.

Jarak siklus menstruasi yang normal selama 28 hingga 35 hari

dengan durasi menstruasi selama 7 hari (Sunarsih, 2017).

Selama siklus menstruasi terjadi pelepasan hormon follicle

stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) di

dalam darah (Sunarsih, 2017). Siklus menstruasi dapat

dipengaruhi oleh suasana hati, faktor gizi dan aktivitas fisik

(Sunarsih, 2017).

Terganggunya siklus menstruasi merupakan tanda klinis

dari gangguan sistem reproduksi pada wanita. Siklus menstruasi

yang tidak teratur dapat menyebabkan volume darah yang

keluar saat menstruasi sangat banyak dan disertai dengan rasa

nyeri yang cukup hebat (Sinaga et al., 2017).

b. Etiologi dismenorea sekunder.

Dismenorea sekunder umumnya didasari dengan kondisi

patologis yang tidak normal. Ketika menstruasi terjadi peningkatan

33
34

kadar prostaglandin (PG) namun disertai dengan gangguan pada

sistem reproduksi seperti (Rizal, 2021):

1) Endometriosis.

Endometriosis adalah gangguan pada jaringan yang

melapisi rahim atau endometrium yang tumbuh di luar rahim.

Lokasi terjadinya endometriosis yang paling sering ialah pada

pelvis, ovarium, dan peritoneum. Sering juga terjadi pada tuba

fallopi atau diluar rongga rahim. Jaringan tersebut sifatnya sama

dengan endometrium normal yaitu mengalami proses penebalan

dan akan luruh, tetapi karena posisinya berada diluar rahim

sehingga darah yang menebal tersebut tidak dapat keluar dan

akhirnya mengendap.

Darah yang mengendap ini menimbulkan rasa nyeri hebat

ketika waktu menstruasi tiba karena endapan darah tersebut

mengiritasi jaringan disekitarnya yang dapat menyebabkan

timbulnya jaringan parut. Gejala klinis dari endometriosis ini

ialah rasa nyeri hebat ketika sedang menstruasi.

2) Fibroid.

Fibroid ialah pertumbuhan jaringan yang tidak diperlukan

di bagian luar rahim, bagian dalam rahim, dan atau pada dinding

rahim. Pada beberapa kasus, perempuan yang memiliki fibroid

tidak merasakan gangguan atau rasa sakit berlebih. Namun

ketika fibroid tumbuh pada dinding rahim dapat menyebabkan

34
35

rasa nyeri yang parah dan sangat mengganggu. Gejala klinis

fibroid ialah volume darah yang keluar saat menstruasi diluar

batas wajar (> 40 ml), durasi atau lama menstruasi lebih dari 7

hari setiap bulannya, sering berkemih, dan rasa nyeri pada

panggul.

3) Adenomiosis.

Adenomiosis adalah timbulnya kelenjar endometrium dan

stoma di dalam miometrium yang berkaitan dengan dismenorea

dan pendarahan tidak normal pada uterus. Adenomiosis biasanya

terjadi pada wanita pasca melahirkan atau di akhir masa

kesuburan.

6. Penatalaksanaan Nyeri Haid (Dismenorea).

Menurut (Pramardika & Firiana, 2019) penanganan dismenorea

dapat dilkukan dengan dua cara, yaitu dengan terapi farmakologis dan

terapi non farmakologis sebagai berikut:.

a. Terapi farmakologis.

Penanganan dismenorea dengan farmakologis biasanya

menggunakan jenis obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri pada

saat menstruasi antara lain analgesik (pereda nyeri) golongan Non

Steroid Anti Inflamasi Drug (NSAID), misalnya paracetamol atau

asetamenofen (sumagesic, panadol, dan lain-lain), ibuprofen

(ribunal, ostarin, dan lain-lain) dan obat- obatan pereda nyeri

lainnya.

35
36

b. Non farmakologis.

Nyeri haid bisa diatasi dengan cara non farmakologis,

diantarannya yaitu istirahat yang cukup, olahraga, yoga, orgasme,

kompres hangat, ditraksi, massage dan relaksasi, bisa juga diatasi

dengan pemberian balsam dari ekstrak jahe merah. Jahe adalah

bumbu dapur yang memiliki stimulant pemulih tenaga (tonikum) dan

pereda rasa nyeri (analgesik). Senyawa gingerol sebagai kandungan

utama adalah suatu antioksidan kuat yang efektif mengatasi radang.

Dewasa ini, jahe merupakan bahan ramuan lebih dari 50% obat

tradisional yang mampu mengatasi kondisi seperti mual, kram perut,

demam, infeksi, dan lain-lain.

C. Tinjauan Umum Tentang Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran derajat nyeri yang dirasakan oleh

setiap orang. Nyeri adalah gambaran pengalaman sensoris yang tidak

menyenangkan dan bersifat mengganggu. Intensitas nyeri diukur secara

individual dan bersifat subjektif. Menurut (Potter et al., 2019) ada beberapa

metode yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas nyeri seseorang,

diantaranya:

1. Visual Analog Scale (VAS).

Visual Analog Scale (VAS) adalah salah satu alat ukur intensitas

nyeri yang umum digunakan. Visual analog scale menggunakan skala

linier 0-100 mm dengan panjang 10 cm dengan klasifikasi tidak nyeri

hingga sangat nyeri. Dalam pengaplikasian VAS ini memerlukan

36
37

koordinasi visual dan motorik serta konsentrasi yang baik. VAS sensitif

digunakan untuk mengukur setiap perubahan intensitas nyeri, mudah

dipahami, dapat digunakan dalam berbagai kondisi klinis. Namun, VAS

tidak dapat digunakan untuk anak dibawah usia 8 tahun dan hasilnya

tergantung dari pemahaman tiap pasien mengenai cara penggunaannya.

Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS)


Sumber : (Yudiyanta, 2015)

2. Numeric Rating Scale (NRS).

Numeric Rating Scale (NRS) adalah skala penilaian rasa nyeri

menggunakan numerik sebagai penerjemah intensitas nyeri yang

dirasakan. NRS terdiri dari skala horizontal dengan rentang angka 0

sampai 10 yang dibagi menjadi 10 segmen. Penggunaan NRS cukup

sederhana karena tidak terlalu membutuhkan koordinasi visual dan

motorik serta mudah dipahami untuk mendeskripsikan nyeri yang sedang

dirasakan, NRS banyak digunakan dalam penelitian intensitas nyeri

karena NRS dianggap lebih spesifik dari VAS untuk menilai rasa nyeri.

37
38

Gambar 2.3 Numeric Rating Scale (NRS). Sumber: (Yudiyanta, 2015)


Keterangan:

a. Score 0: Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tidak berpengaruh.

b. Score 1-3: Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah tetapi

masih dapat ditahan dan beraktivitas serta berkonsentrasi dalam

belajar).

c. Score 4-6: Nyeri sedang (terasa kram pada bagian bawah, nyeri

menyebar kepunggung, kurang nafsu makan, aktivitas terganggu, dan

sulit berkonsentrasi saat belajar).

d. Score 7-9: Nyeri hebat (terasa kram pada perut bagian bawah,

nyeri menyebar kepinggang, paha dan kepunggung, tidak ada nafsu

makan, mual, badan lemas, tidak bisa beraktivitas, dan tidak dapat

berkonsentrasi dalam belajar).

e. Score 10: Nyeri sangat berat (terasa kram pada perut bagian bawah,

nyeri menyebar kepinggang, paha, kaki, dan kepunggung, tidak ada

nafsu makan, mual, muntah, sakit kepala, badan lemas, tidak bisa

berktivitas dan bangun dari tempat tidur, dan kadang sampai pingsan).

3. Verbal Rating Scale (VRS).

Verbal Rating Scale (VRS) adalah skala verbal yang digunakan

untuk mengukur intensitas nyeri dengan ungkapan kata-kata. VRS

umumnya digunakan pada pasien pasca bedah atau dengan luka insisi,

VRS tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan motorik namun

tidak dapat membedakan berbagai jenis nyeri.

38
39

Gambar 2.4 Verbal Rating Scale (VRS)


Sumber : (Yudiyanta dkk., 2015)

4. Face Rating Scale (FRS).

Face Rating Scale (FRS) adalah skala penilaian intensitas nyeri

menggunakan gambar ekspresi wajah yang menunjukkan seberapa nyeri

yang dirasakan. FRS umumnya digunakan untuk mendefenisikan nyeri

pada anak-anak karena dianggap lebih komunikatif dan menyenangkan

digunakan. Wong baker faces scale (WBFS) adalah salah satu dari

beberapa skala wajah yang banyak digunakan di perawatan intensif anak.

WBFS ini dapat digunakan untuk rentang usia 3 tahun hingga 18 tahun.

WBFS terdiri dari ekspresi senyum yang mendefenisikan perasaan netral

hingga ekspresi dahi dikerutkan yang mendefenisikan rasa sakit.

Gambar 2.5. Face Rating Scale (FAS)


Sumber : (Yudiyanta dkk., 2015)

39
40

D. Tinjauan Umum Tentang Jahe Merah

1. Profil Jahe Merah.

Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu

tanaman herbal yang berbatang lunak, tidak berkayu dan banyak

digunakan oleh masyarakat Indoneisa sejak abad ke-13. Tanaman jahe

digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada produk.

Pada kalangan industri obat, jahe digunakan sebagai minyak wangi dan

jamu tradisional. Khasiat mengkonsumsi jahe dalam dalam tubuh sebagai

peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh haid, pencegah

mual, penambah nafsu makan, menghangatkan badan, dan lain-lainnya

(Pujiasmanto, 2021).

Jahe merah merupakan tanaman yang mempunyai banyak khasiat

serta telah dimanfaatkan oleh masyarakat selama bertahun-tahun, salah

satunya adalah digunakan sebagai minuman penghangat tubuh saat cuaca

sedang dingin. Selain itu, jahe merah juga dapat dimanfaatkan sebagai

salah satu herbal yang dapat melegakan tenggorokan dan menghilangkan

masuk angin (Putri, 2020).

Gambar 2.6 Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum).


Sumber: (Putri, 2020).

40
41

2. Deskripsi Jahe Merah.

Dalam ilmu tumbuhan, kedudukan jahe merah dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae.

Divisi : Magnoliophyta.

Super Divisi : Spermatophyta .

Kelas : Liliopsida.

Ordo : Zingiberales.

Famili : Zingiberaceae.

Genus : Zingiber.

Spesies : Zingiber officinale varietas rubrum.

Jahe termasuk terna berbatang semu tegak, memiliki ciri-ciri yaitu

rimpang kecil berlapis berwana jingga muda sampai merah, dengan

ukuran 4,20-4,26 cm, tinggi dan panjangnya 5,26-10,40 dan 12,33-12,60

cm. Warna daun hijau gelap (berselang-seling teratur), warna batang

hijau muda kemerahan berbentuk bulat kecil diselubungi pelepah daun

yang agak keras. Tinggi tanaman ini 68,6-103 cm, aromanya sangat

tajam dan sangat pedas, berserat kasar, kadar minyak atsiri 2,58%-3,50%

dan kadar oleoresin 5,8-6,3% (Putri, 2020).

Jahe merah dipanen setelah berumur tua, cocok untuk bahan obat-

obatan karena kandungan minyak atsirinya yang tinggi. Dapat

dimanfaatkan langsung rimpang segarnya atau diolah menjadi berbagai

41
42

produk, seperti jahe kering, serbuk jahe jahe instan, kopi jahe, sirup jahe

atau ekstrak minya atsirinya (Putri, 2020).

3. Kandungann Jahe Merah.

Jahe merah mempunyai kandungan minyak atsiri serta mempunyai

rasa pedas karena adanya senyawa kimia aktif yang diberi nama

Zingeberon yaitu keton yang baunya harum dan aroma jahe disebabkan

oleh adanya minyak atsiri yang umumnya berwarna kuning sedikit

kental. Kandungan minyak atsiri pada jahe merah lebih tinggi

dibandingkan dengan jahe jenis lainnya. Kandungan minyak atsiri pada

jahe merah sekitar 3,9% sementara jahe emprit mengandung 1,4-3,5%

minyak atsiri, sedangkan pada jahe gajah hanya memiliki kandungan

minyak atsiri sekitar 1,6%. Kandungan senyawa lain pada jahe merah

memengaruhi tingkat kepedasannya (Nurhafidhah et al., 2021).

Minyak atsiri merupakan minyak yang terkandung dalam jahe

yang mudah menguap pada temperatur rendah, minyak yang tidak

menguap disebut oleoresin. Oleoresin merupakan gugusan kimia yang

komplek, berupa minyak berwarna coklat tua sampai hitam. Oleoresin

jahe juga mengandung komponen zingerol, shogaol, zingerone, resin dan

minyak atsiri (Pujiasmanto, 2021).

4. Manfaat Jahe Merah.

Jahe adalah salah satu tanaman herbal yang biasanya digunakan

sebagai bumbu masakan. Namun, jahe bukan hanya bermanfaat sebagai

penyedap masakan, karena juga bisa digunakan sebagai bahan baku obat-

42
43

obatan. Jahe miliki segudang manfaat bagi tubuh. Tanaman jahe dapat

menghangatkan tubuh dan sangat baik untuk dikonsumsi secara teratur.

Jahe adalah salah satu tanaman yang populer di Asia Tenggara, termasuk

Indonesia (Rachmayanti, 2019).

Berdasarkan efek farmakologisnya, jahe merah memiliki manfaat

untuk melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan sistem kekebalan

tubuh, menghangatkan tubuh, anti-radang dan penambah nafsu makan

serta sangat baik apabila dikonsumsi oleh wanita yang sedang dalam

masa menstruasi, jahe merah memiliki efek anti-inflamasi (Studi

Biomfarmaka IPB & Gagas Ulang, 2020).

Berikut ini manfaat jahe untuk kesehatan tubuh, sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya tahan tubuh.

b. Meredakan nyeri haid.

c. Anti penuaan dan kanker.

d. Obat rematik.

e. Menurunkan kolesterol.

f. Mengurangi mual dan muntah.

g. Batuk kering.

5. Efek Samping Jahe Merah.

Jahe memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, jika jahe

dikonsumsi secara berlebihan, justru bisa merugikan dan tidak baik bagi

kesehatan tubuh. Jahe memang banyak manfaatnyaa bagi kesehatan

tubuh. Tapi seperti bahan pangan lainnya, segala yang aslinya baik, tetapi

43
44

jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan pasti akan menimbulkan

reaksi yang kurang baik bagi tubuh. Berikut ini beberapa efek samping

dari jahe, antara lain:

a. Membahayakan kehamilan.

b. Perdarahan saat menstruasi.

c. Menyebabkan diare.

d. Hipoglikemia.

e. Menganggu pencernaan.

f. Menganggu jantung.

g. Iritasi rongga mulut.

6. Pengaruh Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid.

Jahe adalah bumbu dapur yang memiliki stimulant pemulih tenaga

(tonikum) dan pereda rasa nyeri (analgesik). Senyawa gingerol sebagai

kandungan utama adalah suatu anti-oksidan kuat yang efektif mengatasi

radang. Dewasa ini, jahe merupakan bahan ramuan lebih dari 50% obat

tradisional yang mampu mengatasi kondisi seperti mual, kram perut,

demam, infeksi, dan lain-lain. Jahe memiliki kandungan kalsium dan zat

besi yang cukup tinggi, bahkan studi menunjukan bahwa jahe mampu

menghentikan mual dan muntah di pagi hari pada wanita hamil, pasien

pasca bedah, mencegah penyakit pembuluh darah, mengatasi gangguan

pencernaan, infeksi usus, rematik, dan migren (Rahayu et al., 2019).

Rimpang jahe mengandung unsur gizi penting seperti kalsium,

magnesium, zat besi, beta karoten dan vitamin C. Zat besi yang

44
45

terkandung dalam jahe dapat digunakan untuk mencegah anemia pada

saat haid. Sedangkan kalsium dan vitamin C dalam jahe berguna

untuk menenangkan saraf dan mengurangi rasa nyeri. Senyawa

shogaol dan gingerol juga berfungsi sebagai anti mual. Kedua

senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang lebih tinggi daripada

vitamin E (Putri, 2020).

Peradangan tubuh yang terjadi akibat sistem autoimun dalam

mengeluarkan zat yang bernama prostaglandin yang menyebabkan

rasa sakit di daerah peradangan. Obat golongan NSAID dapat

meredakan nyeri ini dengan cara memblok prostaglandin yang

menyebabkan nyeri. Pengobatan dengan menggunakan NSAID

memiliki efek samping yang berbahaya terhadap sistem tubuh lainnya

(nyeri lambung dan resiko kerusakan ginjal). Jahe mengandung

gingerol yang mampu memblokir prostaglandin (Nur et al., 2018).

Jahe memiliki efektivitas yang sama dengan asam mefenamat

dan ibuprofen dalam mengurangi rasa nyeri pada dismenorea primer.

Selain itu tidak ditemukan efek samping yang parah dari jahe. Telah

dijelaskan sebelumnya bahwa jahe memiliki efektivitas yang sama

dengan ibuprofen dalam mengurangi nyeri. Secara umum ibuprofen

dikenal sangat cepat dan efektif diserap setelah pemberian peroral.

Puncak konsentrasi di dalam plasma sangat singkat yaitu antara 15

menit-1 jam. Cara kerja obat ibuprofen pun sama dengan jahe yaitu

dengan menghambat sintesis prostaglandin. Obat-obat/herbal yang

45
46

sejenis dengan ibuprofen sangat mudah di absorbsi oleh sistem

gastrointestinal (Suparmi & Musriyati, 2017).

Penilitian yang dilakukan oleh (Mansur et al., 2017) tentang

“Formulasi dan manfaat krim minyak jahe merah dan minyak cengkeh

terhadap nyeri haid pada siswi SMP” kepada 30 siswi yang memenuhi

kriteria sampel. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa, ada

pengaruh krim yang mengadung campuran minyak jahe merah dan

minyak cengkeh dapat menurunkan intensitas nyeri haid primer pada

siswi SMP. Hal itu terlihat dari terdapatnya perbedaan intensitas nyeri

haid yang signifikan pada pemakaian krim jam ke-3 antara nyeri haid

sebelum dan sesudah pemakaian sediaan krim campuran minyak jahe

merah dan minyak cengkeh pada siswi dibandingkan dengan krim

plasebo sebagai kontrol.

7. Jurnal Yang Relevan Dengan Penelitian.

Tabel 1.1 Jurnal Terkait Penelitian

Nama/Tahun Judul Metode Hasil

Fitriani Annisa Al Formulasi Berdasarkan hasil penelitian


Penelitian ini
Mansur, Joshita Dan Manfaat terhadap krim yang
merupakan
Djajadisastra, Krim Minyak mengandung campuran minyak
penelitian quasi
Endang Hanami / Jahe Merah jahe merah dan minyak
eksperimental
2017 Dan Minyak cengkeh dapat menurunkan
dengan
Cengkeh intensitas nyeri haid primer
menggunakan
Terhadap pada siswi SMP. Hal ini
pre-test-posttest

46
47

Nyeri Haid terlihat dari terdapatnya


control group
perbedaan intensitas nyeri haid
design.
yang signifkan (p= 0,000) pada
Penelitian ini
pemakaian krim jam ke-3
menggunakan
antara nyeri haid sebelum dan
metode uji
sesudah pemakaian sediaan
stabilitas
krim campuran minyak jahe
meliputi
merah dan minyak cengkeh
pengamatan
pada relawan dibandingkan
organoleptis dan
dengan krim placebo sebagai
uji keamanan
kontrol
kepada relawan

menggunakan

metode uji

tempel.

Suparmi, Niken Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian

Musriyati / 2017 Ekstrak Jahe menggunakan terjadi penurunan skala nyeri

Merah metode dismenorea primer setelah

Terhadap penelitian quasi diberikan ekstrak jahe merah

Penurunan experiment pada kelompok perlakuan hari

Dismenore dengan non- ke-1 sampai hari ke-3 (p=0,000

Pada Remaja equivalent < α=0,05) sedangkan pada

Di Panti pretest-postest kelompok control tidak

Asuhan Di with control mengalami penurunan secara

47
48

Surakarta dengan jumlah signifikan (p=1.00 > 0,05).

sampel 60 Pemberian ekstrak jahe merah

responden (30 selama 5 hari efektif terhadap

kontrol dan 30 penurunan skala nyeri pada

intervensi). dismenorea pada remaja.

Nyeri diukur

dengan NRS.

Uji Statistik

dengan

Wilcoxon Sign

Rank Test dan

T-Test.

Diah Andriani Pengaruh Penelitian ini Dari Analisa perubahan nyeri

Kusumastuti, Pemberian menggunakan dismenorea sebelum dan

Dewi Hartinah, Jahe Merah quasy sesudah diberikan jahe merah

Dhita Wulan Terhadap eksperimen didapatkan hasil p=0,000 (p ,

Prabandari / 2021 Perubahan pretest-posttest 0,05). Pemberian jahe merah

Nyeri non equivalent berpengaruh untuk

Dismenorhea control grup menurunkan nyeri dismenorea

design terhadap pada santri di Pondok

32 santri Pesantren Al-Istiqomah Kudus

mengalami tahun 2016.

dismenorea

48
49

berat sampai

ringan. Analisa

statistik

menggunakan

uji Wilxocon

Test.

Kurnia Dini Efektivitas Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan

Rahayu, Lailatul Pemberian adalah bahwa intesitas nyeri sebelum

Nujulah / 2018 Ekstrak Jahe penelitian quasy intervensi hamper seluruh

Terhadap eksperimental responden dengan nyeri berat

Intensitas dengan desain dan sesudah intervensi hamper

Dismenorea penelitian one- seluruhnya dengan nyeri

Pada group pretest- sedang. Hasil analisa

Mahasiswi postest. Sampel didapatkan ada perbedaan

Akademi peneiltian 33 antara intensitas nyeri sebelum

Kebidanan mahasiswi. intervesni dengan sesudah

Sakinah Pengumpulan intervensi (p value 0,000).

Pasuruan data Sehingga ekstrak jahe dapat

menggunakan dijadikan salah satu alternatif

lembar penilaian pilihan pengobatan non

skala nyeri, farmakologi (herbal) untuk

nyeri diukur mengurangi nyeri dismenorea.

menggunakan

49
50

NRS dengan

skala 0-10.

Analisa statistik

diuji

menggunakan

Uji Statistik T-

Test.

E. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Gaya Hidup (Life Style) Dengan

Dismenorea

Masa remaja merupakan salah satu masa peralihan dalam hidup

manusia dari anak-anak menuju dewasa yang sering kita sebut dengan masa

pubertas dimana pada tahap ini remaja mengalami kematangan organ

reproduksi yang ditandai dengan adanya menstruasi pada perempuan.

Beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya dismenorea pada

remaja diantaranya adalah riwayat keluarga, usia <30 tahun, usia menarchea

dini (<12 tahun), siklus menstruasi yang lebih panjang, nulipara, indeks masa

tubuh (IMT) rendah, status sosial ekonomi yang rendah dan gaya hidup

(tingkat aktivitas fisik yang rendah, stress dan mengonsumsi makanan cepat

saji/fast food) (Purwati et al., 2020).

Kejadian dismenorea akan meningkat pada wanita yang kurang

melakukan aktivitas fisik, sehingga wanita mengalami dismenorea. Remaja

sering mengalami permasalahan, remaja mempunyai banyak aitivitas dan

50
51

kesibukan yang membuat mereka rentan terhadap stress. Dari kebiasaan

makanan cepat saji atau fast food juga dapat membuat gangguan ginekology

seperti dismenorea dan haid tidak teratur (Purwati et al., 2020).

1. Aktivitas Fisik.

Dismenorea akan terjadi apabila kurangnya aktivitas fisik pada

saat sebelum atau selama menstruasi dan kurangnya olahraga, hal ini

dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Karena saat ini

banyak remaja yang dimudahkan oleh teknologi dalam memenuhi

kebutuhannya dalam aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik yang cukup

diperlukan untuk mengurangi sekresi hormon prostaglandin, hal ini

disebabkan karena oksigen tidak dapat disalurkan ke pembuluh-

pembuluh darah organ reproduksi yang saat itu terjadi vasokontriksi

sehingga menyebabkan wanita mengeluhkan dismenorea (Purwati et al.,

2020).

Kurangnya aktivitas fisik pada remaja dapat disebabkan oleh

banyak penyebab, penyebabnya antara lain malas, bosan, capek, tidak

punya peralatan olahraga, tidak ada waktu dan sebagainya. Dengan

melakukan aktivitas fisik yang teratur atau melakukan olahraga tubuh

akan menghasilkan endorphin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat

penenang alami yang diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa

nyaman (Purwati et al., 2020).

51
52

2. Riwayat Keluarga.

Riwayat keluarga (ibu atau saudara perempuan kandung) yang

mengalami dismenorea menyebabkan seorang wanita mudah untuk

menderita dismenorea parah, hal ini berhubungan dikarenakan kondisi

anatomis dan fisiologis dari seseorang pada umumnya hampir sama

dengan orang tua dan saudara-saudaranya (Romlah & Agustin, 2020).

3. Tingkat Stress.

Respon terhadap stress yang diberikan setiap individu berbeda-

beda. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor seperti kepribadian,

karakteristik stresor, dan kemampuan adaptasi individu terhadap stress

yang dihadapi. Faktor kepribadian sangat berpengaruh terhadap

bagaimana seseorang mengolah stresor sehingga menimbulkan dampak

stress yang berbeda (Tsamara et al., 2020). Remaja yang mengalami

stress akan terjadi peningkatan sintesis prostaglandin disertai oleh

menurunnya kadar estrogen atau progesterone, kemudian bila terjadi

kontraksi otot uterus, aliran darah uterin, iskemia uetrin sehingga terjadi

nyeri haid atau dismenorea. Tingkat stress tinggi terjadi pada remaja

yang memiliki stress sedang. Reaksi terhadap stress termasuk dalam

reaksi emosi, contohnya marah-marah, cemas, kesal, mudah tersinggung

dan menjadi pesimis. Kondisi ini dipicu karena ketidakstabilan hormon

yang ada dalam tubuh (Purwati et al., 2020).

Saat seseorang mengalami sterss maka akan terjadi respon

neuroendokrin sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing

52
53

Hormone (CRH) yang merupakan regulator hipotalamus utama

menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophin Hormone (ACTH). ACTH

akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut

menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan

Luteneizing Hormone (LH) terhambat sehingga perkembangan folikel

akan terganggu. Hal ini dapat menyebabkan sintesis dan pelepasan

progesteron akan terganggu. Kadar progesteron yang rendah

meningkatkan sintesis prostaglandin F1 dan E2 sehingga menyebabkan

rasa sakit pada saat menstruasi (Purwati et al., 2020).

Stress dapat mempengaruhi terjadi dismenorea karena dapat

menganggu kerja sistem endokrin sehingga dapat menyebabkan

menstruasi tidak teratur dan timbulnya rasa nyeri saat menstruasi. Maka

dari itu, diperlukan pendidikan dan faktor psikis sangatlah berpengaruh

dalam hal ini (Purwati et al., 2020).

4. Perilaku Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food)

Konsumsi fast food merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

dismenorea primer karena mengandung asam lemak jenuh, asam lemak

tak jenuh dan omega-6 yang tinggi, asam lemak omega-3 yang rendah,

dan terlalu banyak natriumnya. Asam lemak omega-6 merupakan awal

dari pelepasan prostaglandin yang merupakan hormon terkait dengan

dismenorea. Semakin tinggi konsumsi fast food maka status gizi akan

semakin meningkat. Hal ini dikarenakan fast food merupakan makanan

53
54

yang siap saji yang banyak mengandung kalori tinggi, tinggi lemak dan

rendah (Tsamara et al., 2020).

Dari kebiasaan mengonsumi makanan cepat saji atau fast food

dapat mempengaruhi gaya hidup dan menyebabkan gangguan ginekology

seperti dismenorea dan haid yang tidak teratur. Salah satu efek yang

dimiliki fast food adalah memiliki kandungan asam lemak trans yang

didapat dari teknik memasaknya. (Purwati et al., 2020).

Remaja mudah sekali terpengaruh untuk mengikuti zaman seperti

mode dan trend yang sedang berkembang di masyarakat khususnya

dalam hal makanan modern. Remaja cenderung untuk memilih makanan

yang disukai yaitu fast food. Kegemarannya akan hal ini disebabkan

karena tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pengolahannya,

mudah didapatkan, harganya ekonomis dan terjangkau. Sehingga banyak

remaja yang lebih menyukai mengonsumsi makanan cepat saji

dibandingkan dengan makanan sehat lainnya (Purwati et al., 2020).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Pamelia, 2018) dampak

mengonsumsi makanan cepat saji bagi kesehatan dalam jangka waktu

yang lama yaitu terjadinya obesitas atau kegemukan, meningkatkan

faktor risiko tekanan darah tinggi (hipertensi), meningkatkan faktor

risiko diabetes, meningkatkan faktor risiko kanker, meningkatkan faktor

risiko penyakit jantung serta meningkatkan faktor risiko stroke.

Menurut (Ayu et al., 2017) pada penelitannya tehadap remaja putri

di SMPN 1 Ponorogo mengemukakan bahwa ada hubungan

54
55

mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) dengan kejadian

dismenorea, makanan cepat saji (fast food) memiliki kandungan gizi

yang tidak seimbang yaitu kalori tinggi, tinggi lemak, tinggi gula dan

rendah serat. Kandungan asam lemak didalam makanan cepat saji (fast

food) menganggu metabolisme progesterone pada fase luteal dan siklus

menstruasi. Akibatnya terjadi peningkatan kadar prostaglandin yang

akan menyebabkan rasa nyeri dismenorea. Hasil tesebut menunjukkan

bahwa tidak ada penumpukan prostaglandin didalam rahim karena

responden jarang mengonsumsi makanan cepat saji (fast food).

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep

memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dan pijakan

untuk melakukan penelitian (Lusiana et al., 2015).

Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

55
56

G. Kerangka Teori

Bagan 2.2 Skema Kerangka Teori Penelitian


Sumber: Modifikasi Teori Mochtar (2018) dan Manuaba (2018)

56
57

H. Definisi Operasional

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan

menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup

variabel. Variabel yang dimaksud adalah variabel kunci atau penting yang

yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggungjawabkan

(Lusiana et al., 2015).

1. Variabel Independen.

Balsem ekstrak jahe merah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pemberian balsem ekstrak yang berbahan dasar jahe merah

(zingiber offinale var. rubrum) yang diberikan pada remaja putri yang

dismenorea pada hari pertama dan kedua menstruasi yang diberikan 2

kali sehari. Caranya yaitu melakukan pengukuran intensitas nyeri haid

sebelum pemberian produk dalam kurung waktu 5 menit. Kemudian

mengukur kembali intensitas nyeri haid setelah pemberian produk dalam

kurung waktu 60 menit lamanya.

2. Variabel Dependen.

Skala nyeri haid adalah rasa sakit yang timbul saat menstruasi

(dismenorea). Yang dimaksud penurunan skala nyeri haid pada remaja

putri yaitu dengan menggunakan numeric rating scale (NRS) pada

remaja putri yang sedang menstruasi dengan skala nyeri haid 0-10.

I. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis artinya sementara

kebenarannya. Thesis artinya pernyataan. Jadi hipotesis dalam suatu

57
58

penelitian adalah pernyataan sementara yang masih diuji kebenarannya atau

pernyataan sementara yang masih membutuhkan pembuktian secara empiris

(Handayani, 2018). Berdasarkan pada masalah, tujuan, tinjauan pustaka dan

kerangka konsep maka hipotesis yang diajukan yakni:

1. Hipotesis Alternatif (Ha):

Pemberian balsem ekstrak jahe merah (zingiber officinale var.

rubrum) efektif terhadap penurunan skala nyeri haid pada siswi kelas IX

SMPN 8 Makassar Tahun 2022.

2. Hipotesis Noll (Ho):

Pemberian balsem ekstrak jahe merah (zingiber officinale var.

rubrum) tidak efektif terhadap penurunan skala nyeri haid pada siswi

kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun 2022.

58
59

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode eksperimen dengan rancangan Quasy Eksperimental.

Design penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh

suatu perlakuan terhadap karakteristik subjek yang diteliti. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian balsem ekstrak jahe merah

terhadap penurunan skala nyeri haid di wilayah kerja SMPN 8 Makassar.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah Two Group Design

(pretest-postest) yaitu sebelum dan setelah dilakukan perlakuan, baik

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Handayani, 2018).

Tabel 3.1
Desain Penelitian pretest dan posttest Two Group Design
Kelompok (R) Pre-Test Perlakuan (X) Post-Test

Kelompok Eksperimen O1 X O2
M

Kelompok Kontrol O3 Y O4
M

Keterangan:

R : Kelompok dipilih secara random

X : Diberikan perlakuan

Y : Tidak diberikan perlakuan

59
60

O1 : Hasil pretest kelas eksperimen

O2 : Hasil pretest kelas kontrol

O3 : Hasil posttest kelas eksperimen

O4 : Hasil pretest kelas kontrol

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian.

Penelitian ini akan di laksanakan di wilayah kerja SMPN 8

Makassar.

2. Waktu Penelitian.

Waktu dalam penelitian ini dimulai dari bulan 23 September 2022 –

31 Desember 2022.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi.

Populasi adalah kumpulan oarang/individu atau kumpulan barang,

tetapi pada penelitian dibidang kesehatan populasi umumnya merupakan

kumpulan orang/individu (Mubarak et al., 2022). Populasi yang di

maksud dalam penelitian ini adalah semua remaja putri kelas IX di SMPN

8 Makassar yaitu sebanyak 216 remaja putri.

2. Sampel.

Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari

suatu populasi (Mubarak et al., 2022). Sampel dalam penelitian ini yaitu

bagian dari populasi remaja putri yang dismenorea di wilayah kerja kelas

IX SMPN 8 Makassar. Untuk menentukan besar sampel dalam penelitian


61

ini menggunakan rumus dengan metode purposive sampling (Stanley et

al., 1997).

n= Z2α/2 * p ( 1-p ) N
d2 (N-1) + Z2α/2 * p ( 1-p )

Keterangan:

n : Besar Sampel
Z2α/2 : Nilai Z pada derajat kepercayaan 1 – α/2 (1,96)
p : Proporsi hal yang diteliti (0,55)
d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan (0,1)
N : Jumlah Populasi (120)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel adalah:

n= 1,962 * 0,55 ( 1-0,55 ) 216


0,1 (120-1) + 1,962 * 0,55 ( 1-0,55)
2

n= 3,84 * 53,46
2,15 + 3,84 * 0,25

n= 205,28
3,11

n = 66 Responden

Berdasarkan perkiraan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak

66 responden yang akan dibagi 2 menjadi sampel Intervesni dan Kontrol

sebanyak 33 : 33.

3. Teknik Pengambilan Sampel.

Di dalam pengambilan sampel secara tidak acak, tidak semua unsur

di dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik sebagai

sampel. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. (Handayani, 2017).


62

Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel

yang dapat dimasukkan atau layak diteliti.

a. Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:

1) Remaja putri yang sedang mengalami nyeri haid di SMP kelas IX

yang sudah menarche dan belum menikah.

2) Bersedia menjadi responden penelitan.

3) Tidak mengkonsumsi obat pereda nyeri atau jamu-jamuan.

4) Remaja putri yang mengalami siklus haid teratur.

5) Siswa yang mengalami dismenorea primer yang berlangsung

sejak 24-48 jam.

b. Adapun kriteria eksklusi sebagai berikut:

1) Remaja putri yang tidak mengalami penyakit ginekology lainnya.

2) Remaja putri dalam keadaan sakit baik fisik maupun kejiwaan.

D. Pengumpulan Data dan Analisa Data

1. Pengumpulan Data.

a. Jenis Data.

1) Data Primer.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian dengan mengenakan alat ukur atau alat

pengambilan data langsung kepada subjek sebagai sumber

informasi yang dicari. Data primer diperoleh dari responden

secara langsung melalui observasi dan tindakan pemberian


63

balsem ekstrak jahe merah yang dilakukan oleh peneliti di

wilayah kerja SMPN 8 Makassar pada bulan April - selesai.

2) Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain

yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek

penelitiannya. Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui

Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) . Data ini merupakan data

penunjang kelengkapan data primer.

b. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian adalah cara atau alat yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data dalam pekerjaan penelitian.

Instrumen yang dipilih haruslah yang sesuai dengan macam dan

tujuan penelitian yang akan dilakukan. Suatu instrumen penelitian

yang baik harus memenuhi beberapa syarat pokok, yakni mudah,

cepat serta tepat (Handayani, 2018).

Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan peneliti

menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi sebagai

instrumen pengumpulan data yang dikembangkan oleh peneliti

menurut variabel yang akan diteliti dan berdasarkan tinjauan

literatur. Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa lembar

informed consent dan lembar kuesioner penilaiaan skala nyeri

Numeric Rating Scale (NRS) dengan rentang nilai 0-10 dimana

0=Tidak nyeri, 1-3=Nyeri ringan, 4-6=Nyeri sedang, 7-10=Nyeri


64

berat.

c. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan

dengan pendekatan interview berdasarkan lembar observasi yang

telah disiapkan sebelumnya serta melakukan observasi langsung

terhadap sampel penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data

primer yang diperoleh dari pasien dengan menggunakan lembar

observasi yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.

d. Cara Pengolahan Data.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara

komputerisasi yaitu dengan menggunakan Program IBM SPSS

Statistics 25 dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Penyunting Data (Editing).

Editing data adalah kegiatan penyusunan data yang telah

terkumpul dan melakukan pengecekan kelengkapan data untuk

mengoreksi kesalahan. Tujuannya adalah untuk mengurangi

kesalahan.

2) Pengkodean (Coding).

Proses coding dilakukan untuk memudahkan pengolahan

data, semua jawaban atau data disederhanakan dengan simbol

tertentu.
65

3) Entry Data.

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dengan

membuat tabel kontigensi.

4) Menyususn Data (Tabulasi).

Menyusun data dilakukan untuk memudahkan dalam

pengolahan data ke dalam suatu table. Pengolahannya dilakukan

dengan sistem komputerisasi dengan menggunakan program

software statistic computer yaitu IBM SPSS Statistics 25.

5) Cleaning Data.

Cleaning data adalah pembersihan data untuk mencegah

kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Analisa Data.

Semua data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan

program software statistic computer yaitu IBM SPSS Statistics 25.

Analisa data dilakukan secara sistematik antara lain:

a. Analisa Univariat.

Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran

distribusi frekuensi. Berdasarkan tabel tersebut variable-variable

yang diteliti kemudian dianalisis secara deskriptif dengan

menguraikannya secara rinci dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:
66

f
Rumus: P= x 100 %
n

Keterangan:

P : Presentase yang dicari

f : Frekuensi variabel yang diteliti

n : Jumlah populasi

b. Analisa Bivariat.

Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-

variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel

terikat. Analisa bivariat digunakan untuk melihat pengaruh antara

variabel independent “pemberian balsem ekstrak jahe merah“ dan

variabel dependent “penurunan skala nyeri haid pada remaja putri”.

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Paired sampel T-Test jika data terdistribusi normal oleh karena itu

dilakukan uji normalitas (p= > 0.05). Jika data tidak terdistribusi

normal maka uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon (p= < 0.05).

1) Uji independensi t test

Uji Independensi t test digunakan untuk membandingkan

dua kelompok yang berbeda dalam hal ini hasil post test

kelompok kontrol dan eksperimen.

2) Uji T Berpasangan (Paired sampel T-Test).

Uji Paired sampel T-Test digunakan untuk menguji antara

2 pengamatan yang digunakan pada subjek yang diuji pada

situasi sebelum dan sesudah melakukan tindakan, untuk


67

mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan pemberian

balsem ekstrak jahe merah terhadap penurunan skala nyeri pada

remaja putri.

Rumus Uji T Paired sampel T-Test

X 1−X 2
t=

√ ( )( √ )
2 2
s 1 s2 s s2
+ −2r 1
n1 n2 √ n1 n2

Keterangan:

X 1 : Rata- rata pra perlakuan

X2 : Rata-rata post perlakuan

S1 : Standar deviasi pra perlakuan

S2 : Standar deviasi pra perlakuan

n1 : Sampel pra perlakuan

n2 : Sampel pra perlakuan

3) Uji Normalitas.

Uji normalitas data sangat diperlukan untuk membuktikan

apakah variabel dari data yang diperoleh sudah normal apa

belum. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

statistik parametrik, maka dalam penelitian ini data pada setiap

variabel harus terlebih dahulu di uji normalitasnya.

Dalam uji normalitas data, jika sampel yang didapatkan

lebih dari 50 maka uji yang digunakan adalah uji normalitas

dengan rumus Kolmogrov-Smirnov, dan jika sampel di dapatkan

kurang dari 50 maka uji yang digunakan adalah uji normalitas


68

dengan Shapiro-Wilk, dengan taraf signifikan 0,05.

Untuk pengambilan keputusan dengan pedoman:

a) Apabila nilai Sig (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05

maka data terdistribusi normal.

b) Apabila nilai Sig (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05

maka data tidak terdistribusi normal.

E. Alur Penelitian
69

Bagan 2.3 Alur Penelitian

F. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini melibatkan manusia sebagai objek

yang diteliti di satu sisi, dan sisi lain manusia sebagai peneliti atau yang

melakukan penelitian. Oleh sebab itu sesuai dengan prinsip etika atau moral

dalam penelitian ini harus diperhatikan hubungan antara kedua belah pihak.

Pada saat pengambilan data penelitian, responden terlebih dahulu diberi

informasi tentang kegiatan penelitian kemudian diminta kesediaannya untuk

menandatangani lembar persetujuan responden dalam penelitian ini.

Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada beberapa

prinsip yang harus dipegang teguh (Milton, 1999 dalam Notoatmodjo, 2014)

sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity).

Peniliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi).

Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat

dan martabat subjek penelitian yaitu: peneliti mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (informed consent), peneliti menjelaskan tujuan dan

manfaat dari penelitian, peneliti menjelaskan tentang pengunduran diri


70

responden untuk yang tidak siap dijadikan objek penelitian, peneliti

memberikan formulir lembar persetujuan dengan jaminan kerahasiaan

(anonimitas). Pada saat penelitian jika ada responden yang keberatan

untuk dilakukan penelitian maka peneliti mengganti dengan responden

lain.

2. Menghormati privasi dam kerahasiaan subjek penelitian (Respect for

privacy and confidentiality).

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang

lain. Oleh sesab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas dan kerahasiaan subjek. Peenliti cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (Respect for justice and

inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan hari-hati. Untuk itu, lingkungan penelitian

perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni

dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin

bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan

yang sama, tanpa membedakan jender, agama dan etis.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing

harms and benefits).


71

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus

dapat mencegah atu paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres

maupun kematian subjek penelitian dan mempertimbangkan kondisi dari

responden.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja SMPN 8 Makassar. Sampel

sebanyak 66 siswi dengan masing-masing 33 di kelompok kontrol dan 33 pada

kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam mengukur nyeri haid

yaitu Numeric Rating Scale (NRS).

1. Karakteristik Responden

Berikut ini distribusi frekuensi berdasarkan usia siswi SMPN 8

Makassa:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Responden


Kelompok Eksperimen n %
13 1 3
14 20 6

15 10 3
16 2
6
Kelompok 33
Kontrol
14 21 6
15 11
16 1 3

3,

Total 33 1

Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan

usia menunjukkan pada kelompok eksperimen usia 13 tahun sebanyak 1

72
73

siswa dan usia 13 tahun sebanyak 20 (60,6%), usia 15 tahun sebanyak 10

(30,4%) dan usia 15 sebanyak 2 (6%) siswa. Sedangkan pada pada

kelompok kontrol usia 14 tahun sebanyak 21 (63,63%) siswa dan usia 15

sebanyak sebanyak 11 (60,6%), usia 16 tahun sebanyak 1 (3,4%).

2. Analisa Univariat

Data univariat adalah representasi data yang menjelaskan hasil

yang diperoleh dari suatu penelitian. Dalam data univariat, fokus utama

adalah pada analisis dan deskripsi variabel tunggal tersebut, seperti

distribusi frekuensi. Dalam data univariat ini, akan diuraikan distribusi

frekuensi skala nyeri oleh siswa SMPN 8 Makassar sebelum dan setelah

pemberian Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum).

Dengan menggunakan data univariat ini, peneliti dapat menganalisis dan

membandingkan efek dari Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var.Rubrum) pada kelompok eksperimen.

a. Kelompok Eksperimen

1) Pre test kelompok eksperimen

Berikut ini distribusi frekuensi skala nyeri siswa SMPN 8

Makassar Kelas IX kelompok eksperimen sebelum diberikan Balsem

Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswa Sebelum Perlakuan
Kelompok Eksperimen
Skala Nyeri n Persentase
Tidak Nyeri 0 0
Ringan 11 33,3
Sedang 14 42,4
Berat 8 24,2
74

Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.2 pada kelas eksperimen sebelum diberikan

Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum), terlihat

siswa yang mengalami nyeri ringan sebanyak 11 (33,3%), siswa yang

nyeri sedang 14 (42,4%), dan siswa yang mengalami nyeri berat sebanyak

8 (24,2%). Sehingga disimpulkan sebelum perlakuan lebih banyak siswa

yang menglami nyeri kategori sedang.

2) Post test kelompok eksperimen

Berikut ini distribusi frekuensi skala nyeri siswa SMPN 8

Makassar Kelas IX kelompok eksperimen setelah diberikan Balsem

Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum):

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswa Setelah Perlakuan
Kelompok Eksperimen
Skala Nyeri n Persentase
Tidak Nyeri 10 30,3
Ringan 12 36,4
Sedang 10 30,3
Berat 1 3,0
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.3 pada kelas eksperimen setelah diberikan

Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum), terlihat

siswa yang mengalami nyeri ringan sebanyak 10 (30,3%), siswa yang

nyeri sedang 12 (36,4%), dan siswa yang mengalami nyeri berat sebanyak

1 (24,2%). Sehingga disimpulkan setelah perlakuan lebih banyak siswa

yang menglami nyeri kategori ringan. Berbeda dengan saat pre test yang
75

mayoritas kategori sedang. Hal ini menunjukkan pada kelas eksperimen

terjadi penurunan nyeri setelah diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah

(Zingiber Officinale Var.Rubrum).

b. Kelompok Kontrol

1) Pre test kelompok Kontrol

Berikut ini distribusi frekuensi pada kelompok eksperimen

sebelum diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var.Rubrum)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswa Pre-test Kelompok
Kontrol
Skala Nyeri n Persentase
Tidak Nyeri 0 0
Ringan 10 30,3
Sedang 15 45,5
Berat 8 24,2
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023
Berdasarkan tabel 4.4 pada kelas kontrol saat melakukan pre test,

terlihat siswa yang mengalami nyeri ringan sebanyak 10 (30,3%), siswa

yang nyeri sedang 15 (45,5%), dan siswa yang mengalami nyeri berat

sebanyak 8 (24,2%). Sehingga disimpulkan sebelum perlakuan lebih

banyak siswa yang menglami nyeri kategori sedang.

2) Post test kelompok Kontrol

Berikut ini distribusi frekuensi pada kelompok kontrol saat

dilakukan post test:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid Siswa Post Test
76

Kelompok Kontrol
Skala Nyeri n Persentase
Tidak Nyeri 0 0
Ringan 10 30,3
Sedang 18 54,5
Berat 5 15,2
Total 33 10
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 4.4 pada kelas kontrol saat melakukan pre test,

terlihat siswa yang mengalami nyeri ringan masih sebanyak 10 (30,3%),

siswa yang nyeri sedang 18 (54,5%), dan siswa yang mengalami nyeri

berat sebanyak 5 (15,2%). Sehingga disimpulkan saat post test secara

kategori tidak ada perubahan pada kelas kontrol.

3. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dapat digunakan untuk memeriksa hubungan

antara variabel eksperimental dan variabel respons. Tujuan dari analisis

bivariat dalam penelitian eksperimen adalah untuk mengevaluasi apakah

perlakuan atau intervensi yang diberikan pada kelompok eksperimen

memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel respons dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

1. Uji Normalitas

Berikut hasil uji normalitas pada kelompok kontrol dan

eksperimen:

Tabel 4.6 Uji Normalitas

Tests of Normality
77

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Variabel
Faktor Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Eksperimen 1,00 ,138 33 ,113 ,950 33 ,129
Kontrol 2,00 ,135 33 ,132 ,950 33 ,133
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil uji normalitas pada kedua kelompok dengan

menggunakan uji Shapiro Wilk, didapatkan data yang berdistribusi normal

atau > 0,05 yaitu 0,549 dan 0,326 sehingga data hasil penelitian dianalisis

menggunakan uji parametrik yaitu menggunakan uji Independent t-test dan

Paired t-test

2. Perbedaan Skala Nyeri Haid pada Kelompok Eksperimen Sebelum

dan Setelah Perlakuan.

Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri siswa pada kelas

eksperimen sebelum dan setelah diberikan Balsem Ekstrak Jahe Merah

(Zingiber Officinale Var.Rubrum) dilakukan uji paired t-test didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Paired t Test Kelompok Eksperimen

Eksperimen n Mean+SD 95%CI t P


Value
Balsem Ekstrak 33 2,878+1,980 2,176- 8,350 0,000
Jahe Merah 3,581

Sumber: Olah data, 2023

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil uji paired t test di

kelompok eksperimen diketahui nilai p value sebesar 0,000<0,05 atau nilai

t hitung (8,350) >t tabel (2.034). Hal ini dapat disimpulkan pada kelas
78

eksperimen ada perbedaan signifikan sebelum dan setelah menerapkan

Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.Rubrum)

3. Perbedaan Skala Nyeri Haid pada Kelompok Kontrol Sebelum dan

Setelah Perlakuan.

Untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri siswa pada kelas

kontrol sebelum dan setelah perlakuan dilakukan uji paired t-test

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji Paired t Test Kelompok Kontrol

Eksperimen n Mean+SD t P
Value
Balsem Ekstrak 33 0,545+1,563 2,005 0,054
Jahe Merah

Sumber: Olah data, 2023

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil uji paired t test di

kelompok eksperimen diketahui nilai p value sebesar 0,054>0,05 atau nilai

t hitung (2,005) <t tabel (2.034). Hal ini dapat disimpulkan pada kelas

kontrol tidak ada perbedaan signifikan sebelum dan setelah perlakuan.

4. Perbedaan Intensitas Nyeri Setelah Perlakuan pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah didapatkan hasil pengukuran intensitas nyeri haid siswa

SMPN 8 Makassar Kelas IX pada kedua kelompok (eksperimen dan

kontrol) maka dilakukan uji perbedaan intensitas nyeri haid dengan


79

menggunakan uji independen t-test, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji independen t test

Kelompok n t P Value
Eksperimen- Kontrol 33 3,886 0,000

Sumber: Olah data, 2023

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan hasil independen t test pada

kedua kelompok diketahui nilai p value sebesar 0,000<0,05 atau nilai t

hitung (3,886) >t tabel (2.034). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan skala nyeri haid antara kelas eksperimen dan kontrol. Sehingga

disimpulkan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale

Var.Rubrum) dapat menurunkan skala nyeri haid siswa SMPN 8 Makassar

Kelas IX,

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan ada ada perbedaan rata-rata

sebelum dan setelah penerapan Balsem Ekstrak Jahe Merah (Zingiber

Officinale Var.Rubrum). Dimana setelah diberi perlakuan nyeri haid

siswa menurun dibuktikan dengan nilai rata-rata dan kategori yang

sebelumnya didominasi kategori sedang menjadi kategori ringan pada

kelompok eksperimen. Hasil nilai p value juga menunjukkan <0,000

artinya ada perbedaan sebelum dan stelah perlakuan ataupun ada


80

perbedaan nilai antara kelompok kontrol dan eksperimen setelah

perlakuan.

Jahe merah memiliki sifat antiinflamasi, analgesik, dan

relaksan otot yang diyakini dapat membantu mengurangi nyeri haid.

Ekstrak jahe merah dapat diolah menjadi balsem atau krim yang

dioleskan pada daerah perut atau punggung bagian bawah selama

periode nyeri haid.

Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil positif terkait

penggunaan balsem ekstrak jahe merah dalam mengurangi nyeri haid.

Misalnya, sebuah studi yang dilakukan Rahayu (2018) yang yang

berjudul ffectiveness of Red Ginger (Zingiber Officinale Var.Rubrum)

Extract Balm to Reduce Primary Dysmenorrhea Pain dimana

melibatkan partisipan wanita yang mengalami nyeri haid. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan balsem ekstrak jahe

merah secara signifikan mengurangi intensitas nyeri haid

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu penelitian ini juga

didukung oleh penelitian Karomah (2022) yang berjudul Efektivitas

Pemberian Air Jahe Merah Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Dismenorea Pada Remaja Putri dimana dalam penelitian ini

menemukan bahwa terdapat efektivitas antara air jahe merah dengan

dismenorea. Selain itu didukung oleh penelitian Rahnama (2021)

yang berjudul Effect of Zingiber officinale R. rhizomes (ginger) on

pain relief in primary dysmenorrhea: a placebo randomized trial


81

bahwa jahe dapat menjadi terapi yang efektif dan aman untuk

menghilangkan nyeri pada wanita dengan dismenore primer jika

diberikan pada awal atau selama 3  hari sebelum menstruasi.

Selanjutnya studi dengan jumlah pasien yang lebih besar mengenai.

Berdasarkan hasil observasi tidak semua siswa pada

kelompok eksperimen berhasil terjadi penurunan nyeri haid, sebab

diakibatkan beberap faktor. Seperti sensitivitas kulit. Beberapa remaja

mungkin memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap bahan-bahan

tertentu. Sehingga tidak maksimal dalam pelaksanaannya ataupun

terdapat siswa melakukan tidak sesuai prosedur, yang juga

menyebabkan hasil yang tidak begitu maksimal.

C. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kurangnya semangat

beberapa siswa untuk berkontribusi dalam penelitian, seingga peneliti

harus mengingatkan setiap kesempatan agar siswa menggunakan

balsemnya. Selain itu siswa yang beberapa terlambat datang bulan,

sehingga peneliti harus menunggu hingga siswa datang bulan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat nyeri haid sebelum pemberian balsem ekstrak jahe merah

(zingiber officinale var. rubrum) pada siswi kelas IX SMPN 8 Makassar

Tahun 2022 yaitu mayoritas berskala nyeri sedang.

2. Tingkat nyeri haid setelah pemberian balsem ekstrak jahe merah

(zingiber officinale var. rubrum) pada siswi kelas IX SMPN 8 Makassar

Tahun 2022 yaitu mayoritas berskala ringan.

3. Balsem ekstrak jahe merah (zingiber officinale var. rubrum) efektif

menurunkan skala nyeri haid, dimana nilai p value 0,000 <0,005.

B. Saran

1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian jangka panjang dengan

melibatkan jumlah partisipan yang lebih besar dapat memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang efek jangka panjang balsem ekstrak

jahe merah terhadap penurunan nyeri haid. Studi jangka panjang juga

dapat membantu dalam mengevaluasi keamanan jangka panjang dan

dampak jangka panjang penggunaan balsem tersebut.

2. Dinas kesehatan setempat dapat melakukan penyuluhan terkait manfaat

dan teknik penggunaan balsem ekstrak jahe merah (zingiber officinale

var. rubrum).

81
DAFTAR PUSTAKA

Ariana, M. (2018). Hubungan Usia Menarche Drengan Kejadian Dismenorea


Primer Pada Remaja Putri Kelas VIII Di SMP Negeri 9 Banjarmasin.
Kampus STIKes YPIB Majalengka, Volume VII(No. 14), Hal: 81-88.

Arma, N., Karlinah, N., & Yanti, E. (2015). Bahan Ajar Obstetri Fisiologi (Ed.1).
CV Budi Utama.

Ayu, N. I., Elmie, M., & Dian, L. P. (2017). Hubungan Mengonsumsi Makanan
Cepat Saji (Fast Food) Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di
Smp N 1 Ponorogo. Indonesia Journal for Health Sciences, Volume 1(No.
02), Hal: 7-13. https://doi.org/http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/

Betty, & Ayamah. (2021). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Merah
Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Mahasiswi Semester 8 Stikes Widya
Dharma Husada Tanggerang. Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat,
Volume 5 N, Hal: 61-76.

Ery, F., & Annisa, H. A. (2020). Hubungan Menarche dan Riwayat Keluarga
Dengan Dismenorea (Nyeri Haid). Jurnal Kesehatan Madani Medika,
Volume 11, Hal: 12-20.

Faozan, A., Pribadi, S., Ramadhan, R. S., Ferdiana, L., Firdus, M. F., &
Abedillah, H. (2021). Dag-Dig-Dug Estafet Pesantren:Majalah Tebuireng
Edisi 72. Hal: 88.

Handayani, R. (2017). Biostatistik Dalam Kebidanan (1st ed.). CV. Cahaya


Bintang Cemerlang.

Handayani, R. (2018). Metode Penelitian dan Statistik (M. Yunus (ed.); Cetakan
Pe). CV. Cahaya Bintang Cemerlang.

Herawati, R. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Haid


(Dismenorea) Pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian.
Kebidanan, Vo;. 5(No. 1), Hal: 193.

Hillary, O. C., Jacqueline, A. M., Gregory, M. A., & Alistair, R. W. (2020).


Physiology of the Endometrium and Regulation of Menstruation. Volume
100(Edisi 3), Hal: 1149-1179. https://doi.org/10.1152/physrev.00031.2019

Irfana. (2021). Faktor Determinan Kejadian Menopause. Media Sains Indonesia.

Karomah, Putri. (2022. Efektivitas Pemberian Air Jahe Merah Terhadap

59
Penurunan Intensitas Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, Vol 11 (2)

Larasati, T. (2016). Dismenorea Primer dan Faktor Risiko Dismenorea Primer


Pada Remaja. Volume 5(No. 3), Hal: 79-84.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/
1040/835

Lusiana, N., Andriyani, R., & Megasari, M. (2015). Buku Ajar Metodologi
Penelitian Kebidanan. CV Budi Utama.

Mansur, F. A. Al, Djajadisastra, J., & Hanani, E. (2017). Formulasi Dan Manfaat
Krim Minyak Jahe Merah Dan Minyak Cengkeh Terhadap Nyeri Haid.
Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol: 20(No: 3), Hal: 139-147.
https://doi.org/10.7454/jki.v20i3.340

Mariza, A., & Sunarsih. (2019). Manfaat Minuman Jahe Merah Dalam
Mengurangi Dismenorea Primer. Jurnal Kebidanan, Vol. 5(No. 1), 39–42.

Miftahul, J. (2016). Remaja dan Tugas-tugas Perkembangannya Dalam Islam.


Jounal Psikoislamedia, Volume 1(No. 1), Hal: 243-356.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i1.1493

Mubarak, Maisyarah, Handayani, R., Madona, Y., Tri, P. N., Niken, B., Dian, Y.,
Bima, A., Rizqi, D., Santa, M., Mustar, & Hera, H. (2022). Teori
Keperawatan Komunitas (Ronal Watrianthos (ed.); Cetakan I,). Yayasan
Kita Menulis.

Muharram, R., Kusumawardani, E., Prabowo, K. A., Harahap, J. S., & Sihandaru,
S. T. (2020). Kupas Tuntas PCOS. DEEPUBLISH CV BUDI UTAMA.

Ningsih, E. S., Susila, I., & Safitrii, O. D. (2021). Kesehatan Reproduksi Remaja.
Media sains Indonesia.

Nur, A., Agung, R., Dewi, R., & Jaka, F. (2018). Studi Pemberian Minuman
Rempah Jahe Merah (Zingiber Officinale VAR Rubrum Rhizoma) Dan
Kunyit (Curcuma Domestica VAL) Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Dismenorea. Journal Kesehatan, 246–243.
https://doi.org/https://doi.org/10.25026/mpc.v8il.330

Nurhafidhah, Hasby, Septiani, Atmaja, T. H. W., & Utami, K. (2021). Sehat


Alami Dengan Rimpang-Rimpangan (I). Lakeisha.

Nurwana, Sabilu, Y., & Fachlevy, A. F. (2017). Analisis Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMA
Negeri 8 Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, Volume 2(No.6), Hal: 1-14.

Octavia, S. A. (2020). Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja. CV Budi


Utama.
Oktorika, P., Indrawati, & Sudiarti, P. E. (2020). Hubungan Index Masa Tubuh
(IMT) Dengan Skala Nyeri Haid Dismenorea Pada Remaja Putri
Di SMA
Negeri 2 Kampar. NERS, Vol. 4(No. 2), 122–129.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

Omidvar, S., Amiri, F. N., Firouzbakht, M., Bakhtiari, A., & Begum, K. (2019).
Association Between Physical Activity, Menstrual Cycle Characterisric, and
Body Weight in Young South Indian Females. International Jurnal of
Women’s Helath an Reproduction Sciences, Vol. 7(No. 2), 281–286.
https://doi.org/10.15296/ijwhr.2019.47

Pamelia, I. (2018). Perilaku Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada Remaja Dan
Dampaknya Bagi Kesehatan. Jurnal IKESMA, Vol.14(No. 2), 144–153.

Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., Hall, A., & Novieastari, E. (2019).
Fundamentals of Nursing Vol 2-9th Indomesia Edition. Elsevier Health
Sciences.

Pramardika, D. D., & Firiana. (2019). Panduan Penanganan Dismenorea.


DEEPUBLISH.

Pujiasmanto, B. (2021). Sepintas jahe Merah Dan Hasil Riset Peran Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan Jahe Merah Di Polybag. Yayasan Kita
Menulis.

Pulungan, P. W., Sitorus, S., Amalia, R., Ingrit, B. L., Hutabarat, J., Anggraini, S.
D. D., Pakpahan, M., Wahyuni, F. N. A., Apriza, & Saei, M. H. N. (2020).
Ilmu Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.

Purwati, A. E., Srinayanti, Y., Rosmiati, & Badriah, L. S. A. (2020). Gaya Hidup
dan Kejadian Dysmenorrheaa pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Nurul
Huda Bantacaringin Ciharalang Kabupaten Ciamis. Tunas-Tunas Riset
Kesehatan, Vol. 10(No. 1), Hal: 59-66.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33846/2trik10112

Putri, M. (2020). Khasiat Dan Manfaat Jahe Merah. Alprin.

Rachmayanti, N. (2019). 20 Manfaat Jahe Bagi Tubuh Beserta Efek Sampingnya


Yang Perlu Diwaspadai. Bola.Com.
https://m.bola.com/ragam/read/4086461/20-manfaat-jahe-bagi-tubuh-beserta-
efek-sampingnya-yang-perlu-diwaspadai?page=3
Rahayu, R., Fatimah, S., & Rohmatin, E. (2019). Pengaruh Minuman Jahe Merah
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenorea Primer Pada Siswi Kelas VIII
Di SMPN 10 Tasikmalaya Tahun 2018. Jurnal Bidan “Midwife Journal,”
Vol. 5(No. 2), Hal: 26-345.
Rahayu RP, Pramono S, Handayani S, Rahayu NS. Effectiveness of Red Ginger
(Zingiber Officinale Var.Rubrum) Extract Balm to Reduce Primary
Dysmenorrhea Pain. Journal of Alternative and Complementary Medicine.
2018;24(5):459-463. doi:10.1089/acm.2017.0311

Rahnama P, Montazeri A, Huseini HF, Kianbakht S, Naseri M. Effect of Zingiber


officinale R. rhizomes (ginger) on pain relief in primary dysmenorrhea: a
placebo randomized trial. BMC Complement Altern Med. 2012 Jul 10;12:92.
doi: 10.1186/1472-6882-12-92. PMID: 22781186; PMCID: PMC3518208.

Rishel, R. A., & Basyir, V. (2018). Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap


Kadar Prostaglandin (PGF-2a) Dan TNF A Pada Penderita Dismenorea.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, Vol.9(No.2), Hal: 57-64.

Rizal, D. M. (2021). Fisiologi Sistem Reproduksi Pria. Gadjah Mada Universitas


Press Anggota IKAPI dan APPTI.

Romlah, S. N., & Agustin, M. M. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Dismenorea Pada Siswa Kelas XI Jurusan Keperawatan Di
SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat 2020, Vol. 1(No. 1), Hal: 384-
392.

Ruqaiyah. (2021). Hubungan Pengetahuan Terhadap Kejadian Dismenorea Pada


Mahasiswa Baru Akbid Pelamonia Makassar Tahun 2020. Jurnal Kesehatan
Delima Pelamonia, Vol. 4(No. 2), Hal: 62-66.
https://doi.org/https://doi.org./10.37337/jkdp.v4i2.170

Simarmata, M. (2020). Kadar Prostaglandin F2a (FGF2a) Pada Mahasiswi


Dismenorea Primer Akper dan Akbid Harapan Mama Tahun 2017. Exellent
Midwifery Journal, Vol. 3(No. 2), Hal: 36-40.

Sinaga, E., Saribanon, N., Sa’adah, S. N., Salamah, U., Murti, Y. A., Trisnamiati,
A., & Lorita, S. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Universitas
Nasional, IWWASH, Global One.

Stanley, L., David, W Hosmer, J., Janelle, K., & Stephen, K. L. (1997). Besar
sampel Dalam Penelitian Kesehatan (Direktur Jendral WHO (ed.); 1st ed.).
Gadjah Mada University Press.

Studi Biomfarmaka IPB & Gagas Ulang. (2020). 40 resep Wedang Empon Empon
Penangkal Virus, Penambah Imun (I. Hardiman (ed.)). PT Gramedia Pustaka
Utama.

Sunarsih. (2017). Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik Terhadap Keteraturan
Siklus Menstruasi Mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas
Malahayati Tahun 2017. Jurnal Kebidanan, Vol. 3(No. 4), Hal: 190-195.

Suparmi, & Musriyati, N. (2017). Pengaruh Ekstrak Jahe Merah Terhadap


Penurunan Dismenorea Pada Remaja Di Panti Asuhan Di Surakarta. Jurnal
Kebidanan Dan Ilmu Kesehatan, Vol. 2(No. 2), Hal: 65-70.

Trio, G. R. (2019). Rebusan Buah Asam Dan Jahe Sebagai Upaya Mengurangi
Dimenorea. Health Journal, Volume 6, Hal: 11-15. www.journal.lppm-
stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ

Tsamara, G., Raharjo, W., & Putri, E. A. (2020). Hubungan Gaya Hidup Dengan
Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas, Vol. 2(No. 3), Hal: 130-140.
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan Alih Jenjang
Universitas Megarezky, bermaksud melaksanakan penelitian mengenai
“Efektivitas Pemberian Balsem Eksrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var.
Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8
Makassar Tahun 2022”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan
dalam mengambil data untuk menyelesaikan tugas akhir S1 Kebidanan Alih
Jenjang Universitas Megarezky.
Untuk keperluan tersebut, mohon kiranya kesediaan saudari untuk menjadi
responden subjek dalam penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaan dan segala
bentuk informasi yang saudari berikan dan apabila ada hal-hal yang ingin
ditanyakan, saya memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk meminta
penjelasan dari peneliti.
Demikian penjelasan dari saya, atas segala perhatian dan kerjasamanya
saya ucapkan terima kasih.
Makassar, 2022
Peneliti

(AYU FACHRIANI)

Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Kelas :

Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang “Efektivitas Pemberian


Balsem Eksrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Haid Pada Siswi Kelas IX SMPN 8 Makassar Tahun
2022”. yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa program studi S1 Kebidanan Alih
Jenjang Universitas Megarezky.
Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang terjadi dengan
keikutsertaan saya sebagai subjek/responden dalam penelitian ini.
Dan saya memahami bahwa catatan dalam penelitian ini akan
dirahasiakan, semua berkas yang mencantumkan identitas saya akan
dijaga kerahasiaanya.
Demikian hal ini saya perbuat, dengan ini saya menyatakan
kesediaan saya secara sukarela dan bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.

Makassar, 2022
Responden

(.......................................)

Lampiran 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KERJA


PEMBERIAN BALSEM EKSTRAK JAHE MERAH
(Zingiber Officinale Var. Rubrum)

Pengertian Jahe memiliki stimulant pemulih tenaga (tonikum) dan


pereda rasa nyeri (analgesik). Jahe mengandung unsur gizi
penting contohnya kalsium dan vitamin C yang berguna
untuk menenangkan saraf dan mengurangi rasa nyeri. Jahe
merah bermanfaat mengurangi nyeri dismenorea
dikarenakan kandungan yang terdapat dalam jahhe (minyak
atsiri) dapat membantu merangsang tubuh mengendalikan
rasa nyeri atau kram saat menstruasi.
Tujuan Untuk menurunkan skala nyeri haid dan menjadi alternatif
pengobatan komplementer.

1. Meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Meredakan nyeri haid.

3. Anti penuaan dan kanker.

4. Obat rematik.
5. Menurunkan kolesterol.

6. Mengurangi mual dan muntah.

7. Batuk kering
Petugas Peneliti
Persiapan Alat
1. Responden.
dan Bahan
2. Lembar kuesioner.

3. Pulpen.

4. Balsem ekstrak jahe merah.


Pelaksanaan
1. Sapa dan beri salam kepada reponden.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Melakukan pengukuran intensitas nyeri haid sebelum


pemberian produk dalam kurung waktu 5 menit.

4. Selanjutnya, oleskan balsam ekstrak jahe merah pada


area perut bawah (± 10 cm di bawah pusar) dengan
panjang krim yang dioleskan ± 4 cm (± 0,75 gr).

5. Oleskan ketika terasa nyeri.

6. Setelah diratakan, pijat perut bagian bawah dengan


gerakan berputar berkekuatan normal hingga balsem
ekstrak jahe merah terasa meresap ke dalam kulit.

7. Kemudian ukur kembali intensitas nyeri haid setelah


pemberian produk dalam kurung waktu 60 menit
lamanya.
Pendokumentasia
1. Dokumentasikan semua hasil yang diperoleh pada
n
lembar observasi.

2. Jelaskan pada responden hasil yang diperoleh.


LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN
PENGUKURAN INTENSITAS NYERI HAID DENGAN MENGGUNAKAN
NRS (Numerik Rating Scale)

A. Identitas Responden

Nomor Responden :

Nama :

Umur :

Alamat :

Agama :

Suku :

B. Pemberian Balsem Ekstrak Jahe Merah

Ya

Tidak

C. Petunjuk Pengisian

Petunjuk: Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom nilai berikut ini

yang menurut anda dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang anda

rasakan saat ini sebelum diberikan terapi perlakuan.


Skala Nyeri Nilai
Deskripsi Nyeri
0-10 Pre-Test Post-Test
Tanpa rasa nyeri dan aktivitas
Score 0
sehari-hari tidak berpengaruh.
Nyeri ringan (terasa kram pada
perut bagian bawah tetapi masih
Score 1-3
dapat ditahan dan beraktivitas serta
berkonsentrasi dalam belajar).
Nyeri sedang (terasa kram pada
bagian bawah, nyeri menyebar
Score 4-6 kepunggung, kurang nafsu makan,
aktivitas terganggu, dan sulit
berkonsentrasi saat belajar).
Nyeri hebat (terasa kram pada
perut bagian bawah, nyeri
menyebar kepinggang, paha dan
Score 7-9 kepunggung, tidak ada nafsu
makan, mual, badan lemas, tidak
bisa beraktivitas, dan tidak dapat
berkonsentrasi dalam belajar).
Score 10 Nyeri sangat berat (terasa kram
pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar kepinggang, paha, kaki,
dan kepunggung, tidak ada nafsu
makan, mual, muntah, sakit kepala,
badan lemas, tidak bisa berktivitas
dan bangun dari tempat tidur, dan
kadang sampai pingsan).
Lampiran 6
MASTER TABEL

Identitas NRS (Numerik Rating Scale)


No Inisial Kelompok Umur Kode Pre Ket. Kode Post Ket. Kode
1 A Kontrol 14 2 9 Berat 2 1 Ringan 2
2 A Kontrol 14 2 4 Sedang 3 4 Sedang 3
3 A Kontrol 14 2 4 Sedang 3 3 Ringan 2
4 A Kontrol 14 2 1 Ringan 2 1 Ringan 2
5 H Kontrol 14 2 3 Ringan 2 4 Sedang 3
6 F Kontrol 14 2 8 Berat 4 7 Berat 4
7 F Kontrol 14 2 2 Ringan 2 1 Ringan 2
8 E Kontrol 14 2 3 Ringan 2 3 Ringan 2
9 R Kontrol 15 2 3 Ringan 2 3 Ringan 2
10 E Kontrol 15 3 1 Ringan 2 1 Ringan 2
11 R Kontrol 15 3 8 Berat 4 7 Berat 4
12 A Kontrol 14 2 4 Sedang 3 5 Sedang 3
13 A Kontrol 15 3 4 Sedang 3 4 Sedang 3
14 E Kontrol 14 2 5 Sedang 3 5 Sedang 3
15 R Kontrol 15 3 3 Ringan 2 4 Sedang 3
16 R Kontrol 14 2 5 Sedang 3 4 Sedang 3
17 T Kontrol 15 2 1 Ringan 2 1 Ringan 2
18 T Kontrol 14 2 4 Sedang 3 4 Sedang 3
19 I Kontrol 14 2 4 Sedang 3 3 Ringan 2

59
20 P Kontrol 15 3 8 Berat 4 6 Sedang 3
21 L Kontrol 14 2 7 Berat 4 5 Sedang 3
22 L Kontrol 14 2 4 Sedang 3 4 Sedang 3
23 N Kontrol 14 2 4 Sedang 3 4 Sedang 3
24 Y Kontrol 14 2 1 Ringan 2 1 Ringan 2
25 T Kontrol 14 2 7 Berat 4 8 Berat 4
26 A Kontrol 14 2 5 Sedang 3 5 Sedang 3
27 A Kontrol 14 2 7 Berat 4 7 Berat 4
28 M Kontrol 14 2 6 Sedang 3 6 Sedang 3
29 G Kontrol 15 3 5 Sedang 3 4 Sedang 3
30 N Kontrol 15 3 7 Berat 4 5 Sedang 3
31 A Kontrol 16 4 6 Sedang 3 5 Sedang 3
32 A Kontrol 15 2 5 Sedang 3 5 Sedang 3
33 S Kontrol 15 3 7 Berat 4 7 Berat 4
34 S Eksperimen 14 2 2 Ringan 2 0 Tidak nyeri 1
35 A Eksperimen 14 2 2 Ringan 2 0 Tidak nyeri 1
36 N Eksperimen 14 2 5 Sedang 3 1 Sedang 3
37 N Eksperimen 13 1 2 Ringan 2 1 Ringan 2
38 T Eksperimen 15 3 4 Sedang 2 2 Ringan 2
39 C Eksperimen 15 3 5 Sedang 4 3 Ringan 2
40 M Eksperimen 16 4 5 Sedang 2 3 Ringan 2
41 A Eksperimen 16 4 4 Sedang 2 2 Ringan 2
42 A Eksperimen 15 3 2 Ringan 2 1 Ringan 2
43 A Eksperimen 14 2 5 Sedang 2 2 Ringan 3
44 E Eksperimen 14 2 8 Berat 4 5 Sedang 3
45 R Eksperimen 14 2 8 Berat 3 5 Sedang 3
46 T Eksperimen 14 2 5 Sedang 3 0 Tidak nyeri 1
47 I Eksperimen 15 3 6 Sedang 3 0 Tidak nyeri 1
48 U Eksperimen 14 2 6 Sedang 2 4 Sedang 3
49 L Eksperimen 14 2 2 Ringan 3 0 Sedang 3
50 K Eksperimen 14 2 3 Ringan 2 3 Ringan 1
51 A Eksperimen 15 3 5 Sedang 3 5 Sedang 3
52 A Eksperimen 14 2 4 Sedang 3 3 Ringan 2
53 M Eksperimen 15 3 8 Berat 4 2 Ringan 2
54 V Eksperimen 14 2 7 Berat 4 1 Ringan 2
55 I Eksperimen 15 3 7 Berat 3 1 Ringan 2
56 O Eksperimen 15 3 7 Berat 3 0 Tidak nyeri 1
57 M Eksperimen 14 2 10 Berat 2 5 Sedang 3
58 N Eksperimen 14 2 7 Berat 4 2 Ringan 2
59 N Eksperimen 15 3 4 Sedang 3 0 Tidak nyeri 1
60 R Eksperimen 14 2 1 Ringan 4 0 Tidak nyeri 1
61 R Eksperimen 15 3 7 Berat 3 4 Sedang 3
62 E Eksperimen 14 2 9 Berat 3 5 Sedang 3
63 W Eksperimen 14 2 7 Berat 4 7 Berat 4
64 A Eksperimen 14 2 1 Ringan 3 0 Tidak nyeri 1
65 A Eksperimen 14 2 1 Ringan 3 0 Tidak nyeri 1
66 A Eksperimen 14 2 9 Berat 4 6 Sedang 3
Lampiran 7

HASIL ANALISIS SPSS

Statistics
Post Test
Pre test Kontrol Kontrol Pre test Eks Post Test Eks
N Valid 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Faktor Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Balsem Ekstrak Jahe Merah 1,00 ,138 33 ,113 ,950 33 ,129
2,00 ,135 33 ,132 ,950 33 ,133
a. Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre test Eks 5,0909 33 2,56617 ,44671
Post Test Eks 2,2121 33 2,10294 ,36607

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Pre test Eks & Post Test Eks 33 ,656 ,000

59
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre test Kontrol 4,6970 33 2,22886 ,38799
Post Test Kontrol 4,1515 33 1,97043 ,34301

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Pre test Kontrol & Post Test 33 ,729 ,000
Kontrol
Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai