Anda di halaman 1dari 199

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “P” MULAI

MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI

PUSKESMAS BONTOMARANNU KAB. GOWA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi


Diploma III Kebidanan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Universitas Megarezky

CHANTIKA LILIS MIENTARSY

17 3145 106 021

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2020
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “P” MULAI

MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI

PUSKESMAS BONTOMARANNU KAB. GOWA

“Laporan Tugas Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Megarezky”

CHANTIKA LILIS MIENTARSY

17 3145 106 021

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2020

ii
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “P” MULAI

MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI

PUSKESMAS BONTOMARANNU KAB. GOWA

NAMA : CHANTIKA LILIS MIENTARSY

NIM : 17 3145 106 021

“Laporan Tugas Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Megarezky”

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Marliah, S.ST.,M.Keb Drs. Abdul Rahman, Spd.I.,M.si.,M.Pd


NIDN : 09 241287 03 NIDN : 09 050667 01

Ketua Prodi DIII Kebidanan

Misrawati, S.ST.M.Keb
NIDN : 09 05 0686 08

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN KTI

Yang bertanda tangan di bawah ini, tim pembimbing dan penguji menyetujui
waktu ujian proposal/LTA mahasiswa.

Nama : Chantika Lilis Mientarsy

NIM : 17 3145 106 021

Prodi : DIII Kebidanan

Judul Proposal/LTA : Asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari masa


kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu

Yang di selengarakan pada :

Hari :

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Demikian lembar pernyataan persetujuan ini di buat untuk di gunakan


seperlunya.

Penguji I : Sumarni, S.ST.,M.Keb ( )

Penguji II : Drs. Abdul Rahman, Spd.I.,M.si.,M.Pd ( )

Penguji III : Marliah, S.ST.,M.Keb ( )

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan

Misrawati, S.ST.M.Keb
NIDN : 09 05 0686 08

iv
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “P” MULAI


MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI
PUSKESMAS BONTOMARANNU

CHANTIKA LILIS MIENTARSY


17 3145 106 021

Proposal / LTA Ini Telah Di Terima Dan Disahkan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan Dan
Kebidanan UNiversitas Megarezky
Disahkan oleh :
Penguji I

Sumarni, S.ST.,M.Keb
NIDN : 09 170387
Penguji II Penguji III

Drs. Abdul Rahman, Spd.I.,M.si.,M.Pd Marliah, S.ST.,M.Keb


NIDN : 09 050667 01 NIDN : 09 241287 03

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan

Misrawati, S.ST.M.Keb
NIDN : 09 05 0686 08

BIODATA PENULIS

v
Nama : Chantika Lilis Mientarsy

Nim : 17 3145 106 021

TTL : Bula, 19 juli 2000

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Unjung bori lama

Email : Lilismientarsy19@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

SD Negeri 4 Bula : Dari Tahun 2005 Sampai Dengan 2011

SMP Negeri 1 Bula : Dari Tahun 2011 Sampai Dengan 2014

SMA Negeri 1 Bula : Dari Tahun 2014 Sampai Dengan 2017

DIII Kebidanan Universitas Megarezky : Dari Tahun 2017 Sampai Dengan


Sekarang 2020

KATA PENGANTAR

vi
Assaalamu‘ alaikumwarahmatulahiwabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny “P” Mulai

Masa Kehamilan Sampai Dengan Masa KB Di Puskesmas Bontomarannu”.

Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini yaitu :

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH.,MH.,M.Kn selaku Pembina Yayasan

pendidikan Islam Mega Rezky Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani, SH.,MH, selaku Ketua Yayasan pendidikan Islam Mega

Rezky Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp. PD., Sp. JP(K) selaku Rektor

Universitas Megarezky.

4. Ibu Dr. syamsuriyati, S.ST.,SKM.,M.Kes selaku ketua Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky.

5. Ibu Misrawati, S.ST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Universitas Megarezky.

6. Ibu Marliah, S.ST.,M.Keb,selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyempurnakan Karya Tulis

Ilmiah ini.

vii
7. Bapak Drs. Abd. Rahman, S.Pd.I.,M.Si.,M.Pd selaku pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah.

8. Ibu Sumarni, S.ST.,M.Keb selaku penguji yang bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam.

9. Seluruh Staf dan Dosen Universitas Megarezky jurusan Diploma III

Kebidanan yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu.

10. Kepala Puskesmas Bontomarannu beserta Staf atas izin dan kesempatan

yang diberikan pada penulis dalam pengambilan data Karya Tulis Ilmiah.

11. Teristimewah yang tak terhingga penulis ucapkan kepada orang tua tercinta

ayahanda Budi Sukmana dan ibunda Nasbiah Rumaday, karena dengan

do’a, cinta, dan kasih sayang yang berlimpah, serta segenap keluarga yang

tidak dapat penulis sebut satu-persatu atas do’a, nasehat, dan motivasi pada

penulis selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

12. Kepada semua keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang telah memberikan

bantuan, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penilis harapkan demi

menyempurnakan laporan tugas akhir ini agar menjadi jauh lebih baik lagi.

Makassar, 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN........................................................................................ i

HALAMAN SAMPUL................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU LTA.......................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN LTA.................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI LTA............................................ v

BIODATA PENULIS................................................................................ vi

KATA PENGANTAR................................................................................. vii

DAFTAR ISI................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Tujuan Pengkajian............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Berkelanjutan................................ 6

1. Pengertian asuhan berkelanjutan................................................. 6

2. Tujuan Asuhan Berkelanjutan...................................................... 6

3. Manfaat Asuhan Berkelanjutan.................................................... 6

a. Manfaat Bagi Pengkaji............................................................. 6

b, Manfaat Bagi Klien.................................................................... 6

c. Manfaat Bagi Bidan.................................................................. 6

ix
d. Manfaat Bagi Institusi............................................................... 7

e. Manfaat Bagi rumah sakit atau puskesmas.............................. 7

4. Peran Bidan Dalam Pelayanan Asuhan Berkelanjutan................. 7

B. Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan.................................................... 7

1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan............................................ 7

2. Tinjauan Umum Tentang Persalinan.......................................... 49

3. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas......................................... 60

4. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir................................... 69

5. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana........................... 80

C. Tinjauan Umum Manajemen Kebidanan.................................... 84

BAB III METODE PENGKAJIAN

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan Berkelanjutan......................... 93

B. Desain Pengkajian........................................................................... 94

C. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 94

D. Objek Pengkajian............................................................................ 94

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 94

F. Metode Pengumpulan Data............................................................. 95

G. Etika Pengkajian ............................................................................. 96

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Pengkajian............................................... 98

B. Tinjauan Kasus................................................................................. 99

C. Pembahasan................................................................................... 169

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................... 183

B. Saran.............................................................................................. 183

x
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 2.1 Perbedaan Uterus Umum Dan Uterus Hamil............................... 9
Tabel. 2.2 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri.................... 9
Tabel. 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid .......................... 28
Tabel. 2.4 Ketidaknyamanan pada Trimester III......................................... 41
Tabel. 2.5 Rincian Kunjungan ANC............................................................ 45
Tabel. 2.6 Pengukuran TFU....................................................................... 46
Tabel. 2.7 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT.................................. 47
Tabel. 2.8 Involusio Uteri........................................................................... 61
Tabel. 2.9 Jenis-jenis Lochea.................................................................... 62
Tabel. 2.10 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas............................................ 63
Tabel. 2.11 Penilaian Umum BBL Berdasarkan APGAR Skor................... 72
Tabel. 2.12 Kunjungan BBL Normal........................................................... 78
Tabel. 4.1 Kunjungan Ibu Hamil I............................................................. 117
Tabel. 4.2 Kunjungan Ibu Hamil II........................................................... 120
Tabel. 4.3 Kunjungan Ibu Hamil III........................................................... 123
Tabel. 4.4 Persalinan Kala I..................................................................... 127
Tabel. 4.5 Persalinan Kala II.................................................................... 131
Tabel. 4.6 Persalinan Kala III................................................................... 137
Tabel. 4.7 Persalinan Kala IV................................................................... 140
Tabel. 4.8 Kunjungan nifas I.................................................................... 143
Tabel. 4.9 Kunjungan Nifas II................................................................... 147
Tabel. 4.10 Kunjungan Nifas III................................................................ 149
Tabel. 4.11 Kunjungan Bayi Baru lahir I.................................................... 151
Tabel. 4.12 Kunjungan Bayi Baru Lahir II.................................................. 156
Tabel. 4.13 Kunjungan Bayi Baru Lahir III................................................ 158
Tabel. 4.14 Kunjungan KB I...................................................................... 160
Tabel. 4.15 Kunjungan KB II.................................................................... 165

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Vaksin Tetanus Toxoid............................................................... 27
Gambar 2.2 Tanda Bahaya Kehamilan.......................................................... 41
Gambar 2.3 Dilatasi Serviks........................................................................... 51
Gambar 2.4 Kala II Persalinan....................................................................... 53
Gambar 2.5 Kala III Pengeluaran Plasenta.................................................... 54
Gambar 2.6 Patograf..................................................................................... 57
Gambar 2.7 Vit K........................................................................................... 74
Gambar 2.8 Salep Mata................................................................................. 75
Gambar 2.9 Vaksin Hepatitis B...................................................................... 76
Gambar 2.10 teknik menyusui....................................................................... 77
Gambar 2.11 KB Implant............................................................................... 81

DAFTAR BAGAN

xiii
Halaman
Bagan 2.1 Metode Pendokumentasian Asuhan Kebidanan........................... 91
Bagan 2.2 kerangka konsep Asuhan Berkelanjutan..................................... 92
Bagan 2.3 Alur Asuhan Kegiatan Kebidanan Berkelanjutan......................... 97

DAFTAR LAMPIRAN

xiv
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden (informed consent)
Lampiran 2 Lembar Pengkajian
Lampiran 3 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 Rekomedasi pengkajian
Lampiran 5 Pendokumentasian

DAFTAR SINGKATAN

xv
WHO : Word Healt Organization
AKI : Angka Kematian Ibu
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
SDGs : Sustainable Development Goals
ANC : Antenatal Care
KN : Kunjungan Neonatal
KF : Kunjuungan Nifas
PN : Persalinan Normal
AKB : Angka Kematian Bayi
HCG : Hormone Corionic Gonaditoropic
HPL : Hormone Placenta Lagtogene
PAP : Pintu Atas Panggul
MSH : Melanophore Stimulating Hormone
TT : Tetanus Toxoid
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
KIA : Kesehatan IBU dan Anak
VDRL : Veneral Desease Research Laboratory
IMD : Inisiasi Menyususi Dini
HB : Haemoglobin
DM : Diabetes Melitus
KB : Keluarga Berancana
BAK : Buang Air Kecil
BAB : Buang Air Besar
SC : Secpion Caesarea
BBL : Bayi Baru Lahir
BCG : Bacille Calmette-Guerin
PUS : Pasangan Usia Subur

xvi
IM : Intaramusculer
IUD : Intra Uterine Device
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
ACNM : American College Of Nurse Midwife
UK : Umur Kehamilan

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan Berkelanjutan merupakan Asuhan kehamilan mengutamakan

kesinambungan, sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan

pelayanan dari seorang profesional. Dengan demikian, maka perkembangan

kondisi ibu hamil akan terpantau dengan baik dan juga lebih percaya dan

terbuka karena merasa sudah mengenal pemberi asuhan (Dartiwen, 2019).

Perlu adanya pemahaman tentang pentingnya asuhan berkelanjutan

agar dapat menerapkan asuhan tersebut kepada ibu hamil TM III, bersalin,

nifas, neonatus, dan keluarga berencana secara berkelanjutan, komprehensif

dan berkualitas. Untuk menunjang kemampuan dalam memberikan asuhan

secara continuity of care, maka perlu dipelajari konsep dan teori yang terkait

meliputi asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan nifas, asuhan

neonatus, dan asuhan KB, menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

yang mengacu pada standart asuhan kebidanan yang tertuang dalam

KEMENKES RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007.

Tujuan umum asuhan kehamilan yang berkesinambungan yaitu

memantau kemajuan kehamilan, meningkatkan dan mempertahankan

kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, menegenal secara dini

adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil

termasuk riwayat penyakit secara umum (Saifuddin, 2019).

Menurut WHO (Word Health Organization) komplikasi yang terjadi

pada kehamilan yang sering timbul pada ibu hamil yaitu : anemia

1
2

kehamilan,hiperemesis grafidarum,abortus atau keguguran, kehamilan

ektopik,preklamsi dan eklamsia.(WHO, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk mengukur status kesehatan suatu negara. AKI adalah jumlah

kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan

oleh kehamilan, persalinan dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000

kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian

ibu per 100.000 kelahiran hidup, Peringatan AKI yang signifikan yaitu menjadi

359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, AKI kembali menunjukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Profil

Kesehatan Indonesia, 2016).

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs (Sustainable Development

Goals) 2015-2030, diharapkan pada tahun 2030, mengurangi resiko AKI

hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, dengan seluruh Negara

berusaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per

1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per kelahiran hidup

(Paduan SDGs, 2016).

Pada tahun 2017 di Provinsi Sulawesi Selatan kunjungan ANC

cakupan K1 sebesar 166,973 atau 99,28%, cakupan K4 sebesar 152,169

atau 91,13%, Cakupan persalinan oleh Tenaga kesehatan sebesar 149,562

atau 94,05%, cakupan KF sebesar 145,483 atau 91,48%, jumlah kasus

kematian ibu di Propinsi Sulawesi selatan sebesar 159 jiwa, jumlah kasus

kematian bayi baru lahir di Propinsi Sulawesi selatan sebesar 1.183 jiwa,
3

jumlah peserta KB Aktif sebesar 150,433 atau 14,50% (Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi selatan, 2017).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa pada tahun

2018 cakupan K1 kabupaten gowa sebesar sebesar 7.399 jiwa atau sama

dengan 53,67% dari yang ditargekan 100%, dengan jumlah sasaran sebesar

13.186 ibu hamil. Untuk cakupan K4 Kabupaten Gowa sebesar 6.750 jiwa

atau sama dengan 48,96% dari target yang ditentukan dengan jumlah sasaran

sebesar 1.176 ibu hamil. Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan

Kabupaten Gowa sebesar 6.456 jiwa atau sama dengan 48,96% dari jumlah

sasaran sebesar 1.161 jiwa ibu bersalin. Cakupan kunjungan nifas KF

Kabupaten Gowa sebesar 6.362 jiwa atau setara dengan 48,27% dari jumlah

sasaran yang ditentukan. Cakupan kunjungan Neonatus pertama (KN1)

Kabupaten Gowa 2018 sebesar 6.467, atau sama dengan 94,57% dari target

yang di tentukan 95%, jumlah sasaran sebesar 1.161 bayi. Cakupan

Kunjungan Neonatus lengkap (KN lengkap) pada tahun 2018 sebesar 6.241,

atau sama dengan 96,51% dari target yang ditentukan 95%, jumlah sasaran

sebesar 1.112 bayi. Jumlah kematian ibu hamil sebanyak 4 orang 100%

(Dinas kesehatan kabupaten gowa, 2018)

Data yang didapatkan dari Puskesmas Bontomarannu yaitu jumlah K1

Puskesmas Bontomarannu yaitu sebanyak 768 jiwa atau 101,30% dari yang

di targetkan 100%, dengan jumlah sasaran sebesar 835 ibu hamil. Untuk

cakupan jumlah K4 Puskesmas Bontomarannu sebanyak 809 jiwa atau 97%

dari target yang ditentukan dengan jumlah sasaran 86 ibu hamil. Cakupan

persalinan (PN) yang ditolong oleh tenaga kesehatan Puskesmas

Botomarannu sebanyak 665 jiwa atau 96,27%. Cakupan kunjungan nifas (KF)
4

Lengkap Puskesmas Botomarannu sebesar 773 jiwa atau 98,20%. Cakupan

kunjungan neonatus 1 (KN) sebanyak 773 atau 98,22% dari jumlah sasaran

sebesar 787 bayi. Cakupan KN lengkap sebesar 773 bayi atau 96,22%

dengan jumlah sasaran 722 bayi. Cakupan KB aktif di Puskesmas

Bontomarannu yaitu kondom sebesar 0 jiwa atau 0%, suntik sebesar 331 jiwa

atau 7,00%, pil sebesar 363 jiwa atau 7,70%, IUD sebesar 525 jiwa atau

11,11%, implant sebesar 363 jiwa atau 35,70%, MOP sebesar 0 jiwa atau 0%,

MOW sebesar 0 jiwa atau 0% (Puskesmas Bontomarannu, 2018).

Berdasarkan data di atas yaitu masih tingginya AKI dan AKB sehingga

bidan mempunyai peran yang sangat penting dengan memberikan asuhan

kebidanan yang berfokus pada perempuan maka peneliti tertarik melakukan

asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas,

perawatan bayi baru lahir serta keluarga berencana dan melakukan

pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir serta pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang

didokumentasikan dalam bentuk Asuhan kebidanan berdasarkan

Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/Vlll/2007.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data dasar pada Ny “P” mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu.

b. Menginterprestasikan data / masalah aktual Ny “P” mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu.


5

c. Menganalisa dan mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial

Ny “P” mulai dari masa kehamilan sampai dengan masa KB di

Puskesmas Bontomarannu

d. Mengidentifikasikan dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

tindakan segera / kolaborasi asuhan kebidanan Ny “P” mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu.

e. Melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan Ny “P” mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu.

f. Mengimplementasikan asuhan kebidanan Ny “P” mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu.

g. Mengevaluasi asuhan kebidanan Ny “P” mulai dari masa kehamilan

sampai dengan masa KB di Puskesmas Bontomarannu.

h. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan Ny “P” mulai dari

masa kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas

Bontomarannu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Berkelanjutan

1. Pengertian Asuhan Berkelanjutan

Asuhan kebidanan berkelanjutan yaitu pemberian asuhan kebidanan

sejak kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, hingga memutuskan

menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu

memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi

yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu

meggunakan KB (Ningsih, 2017)

2. Tujuan Asuhan Berkelanjutan

Mampu melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan mulai dari

masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga

berencana (KB) yang di dokumentasikan dalam bentuk asuhan kebidanan

berdasarkan Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/Vlll/2007.

3. Manfaat Asuhan Berkelanjutan

a. Manfaat bagi peneliti

Dapat diperoleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang

penelitian khususnya yang terkait dengan asuhan berkelanjutan.

b. Manfaat Klien dan keluarga

Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secra komprehensif yang

sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

c. Manfaat bagi bidan

Meningkatkan kualifikasi bidan tersebut dengan menerapkan model

asuhan kebidanan yang berkelanjutan.

6
7

d. Manfaat bagi institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi diharapkan dapat menjadi bahan

pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul

penelitian di atas.

e. Manfaat bagi tempat penelitian

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi pegawai/bidan di Puskesmas Bontomarannu untuk

lebih meningkatkan pelayanan tentang asuhan berkelanjutan.

4. Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Berkelanjutan

Bidan sebagai pengelola dan pelaksana memberikan asuhan kebidanan

pada perempuan sesuai dengan kewenangannya selama siklus

reproduksi, dan bidan sebagai pendidik mempunyai tugas untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada perempuan dan masyarakat

agar pengetahuan, sikap dan perilaku yang tidak sehat bisa berubah.

Selain itu juga bidan harus mampu untuk memberikan bimbingan pada

kader sebagai mitra kerjanya. (Handayani Fatiah, 2017).

B. Ruang Lingkup Asuhan Berkelanjutan

1. Tinjauan Umum Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Menurut Federesi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan


8

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester

kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu 27), dan trimester

ketiga 13 minggu ( minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawihardjo, 2016).

1) Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologi Pada Trimester III

a) Sistem Reproduksi

(1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena

terpengaruh estrogen dan progesterone yang meningkat.

Pada kehamilan 8 mingu uterus membesar. Minggu

pertama istmus rahim bertambah panjang dan hipertropi

sehingga terasa lebih longgar ( tanda hegar). Pada

kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan

ketuban, dinding rahim tipis sehingga bagian-bagian anak

dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk segmen atas

rahim dan segmen bawah rahim.

Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan ante atau

retrofleksi, akhir bulan kedua terus teraba 1-2 jari di atas

simpisis pubis. Uterus berkontraksi tanpa nyeri, konsistensi

lunak, kontraksi ini disebut Braxton hiks. Kontraksi ini

merupakan tanda kemungkinan hamil dan kontraksi

sampai akhir kehamilan menjadi his (Dartiwen, Yati, 2019)


9

Tabel 2.1 Perbedaan uterus normal dan uterus hamil

Uterus Normal Uterus hamil

Berat : 30 gr Berat : pada 40 minggu


menjadi 1000 gr
Ukuran : 7-7,5 cm x Ukuran : 20 cm x 5,2 cm x 2,5
5,2 diatas cm x 2,5 cm
cm
Bentuk : alfokat Bentuk : 4 bln => bulat akhir
hamil => lonjong telur
Besar : telur ayam Besar : 8 minggu => telur
bebek
12 minggu : telur angsa (FUT
teraba diatas simfisis) tanda
hegar : ismus panjang dan
lebih lunak
16 minggu : sebesar kepala
bayi atau tinju orang dewasa
(sumber : Dartiwen dan Yati, 2019).

Tabel 2.2 Tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan

1/3
di atas simfisis 12 minggu
½
antara simfisis- 16 minggu

pusat
2/3
di atas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
1/3
di atas pusat 28 minggu
½
antara pusat- 32 minggu

prosesus xifoideus
Setinggi prosesus 36 minggu
10

xifoideus
2 jari (4 cm) dibawah 40 minggu

prosesus xifoideus

(Sumber : Dartiwen dan Yati, 2019)

(2) Serviks Uteri

Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan

sehingga serviks menjadi lunak dan berwarna biru.

Perubahan serviks terutama terdiri atas jaringan fibrosa.

Galandula servikalis mensekresikan lebih banyak plak

mucus yang akan menutup kanalis servikalsi dan untuk

memperkecil risiko infeksi genital yang meluas keatas.

Menjelang akhir kehamilan kadar hormone relaksin

memberikan pengaruh perlunakan kandungan kolagen

pada serviks (Dartiwen dan Yati, 2019).

Dalam persiapan persalinan, estrogen dan hormon

plasenta relaksin membuat serviks lunak. Sumbat mucus

yang disebut operculum terbentuk dari sekresi kelenjar

serviks pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat mucus tetap

berada dalam serviks sampai persalinan dimulai dan pada

saat itu dilatasi serviks menyebabkan sumbat tersebut

terlepas. Mucus serviks merupakan salah satu tanda awal

persalinan ( Dartiwen dan Yati 2019).

(3) Segmen bawah uterus

Semen bawah uterus berkembang dari bagian atas

kanalis servikalis setinggi ostium interna bersama-sama

istmus uteri. Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen


11

atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu

terakhir selama minggu terakhir kehamilan sehingga

memungkinkan segmen tersebut menampung presenting

part janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan

menegang setelah persalinan terjadi (Yuliani, dkk, 2017).

(4) Vagina dan Vulva

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan (livide)

disebut tanda Chadwick. Vagina membiru karena

pelebaran pembuluh darah, pH 3,5-6 merupakan akibat

meningkatnya produksi asam laktat karena kerja

edematous, hypertrophy, lebih sensitive meningkat seksual

terutama triwulan III, warna kebiruan disebabkan oleh

dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesterone

(Dartiwen, Yati, 2019).

(5) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta pada kehamilan

16 minggu, ditemukan pada awal ovulasi hormone relaxing

suatu immunoreaktif inhibin dalam sirkulasi maternal.

Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga

ertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm (Dartiwen,

Yati, 2019).

(6) Payudara
12

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomatropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan

terbentuk lemak sehingga payudara menjadi lebih besar,

areola mengalami hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12

minggu ketas dari putting susu dapat keluar cairan

berwarna putih jernih disebut colostrum.

Perubahan pada payudara yang membawa pada

fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar

estrogen, progesterone, laktogen plasenta dan prolaktin.

Stimulasi hormonal ini menimbulkan proliferasi jaringan

dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada

payudara. Payudara terus tumbuh ada sepanjang

kehamilan dan ukuran beratnya meningkat hinga mencapai

500 gram untuk masing-masing payudara (Yuliani, dkk,

2019).

b) Sistem Endokrin

(1) HCG (Hormone Corionic Gonaditropic)

Gonadotropin kronik manusia (HCG) yang disekresi oleh

sel trofoblas dari plasma untuk memepertahankan

kehamilan. HCG meningkat 8 hari setelah ovulasi (9 hari

setelah puncak LH pertengahan siklus). Selama 6-8


13

minggu kehamilan HCG mempertahankan korpus luteum

untuk memproduksi estrogen dan progesteron dan

selanjutnya akan diambil alih oleh plasenta (Irianti, dkk,

2018).

(2) HPL (Hormone Placenta Lagtogene)

Lactogen plasenta manusia (HPL) dihasilkan oleh

plasenta. Pada kehamilan cukup bulan HPL meningkat

10% dari produksi protein plasenta. HPL bersifat

diabetogenik, sehingga kebutuhan indulin wanita hamil

naik (Irianti, dkk, 2019).

(3) Prolaktin

Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respon

tahap meningkatnya etrogen. Fungsi prolaktin adalah

perangsang produksi susu. Pada trimester II prolaktin yang

disekresi oleh hipofisis janin merupakan perangsang

pertumbuhan adrenal janin yang penting (Irianti, dkk,

2018).

(4) Estrogen

Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan paling banyak

dalam kehamilan manusia. Menyebabkan pertumbuhan,

baik ukuran maupun jumlah sel. Menyebabkan penebalan

endometrium sehingga ovum yang tertahan dapat

tertanam. Sampai minggu ke-6 dan ke-7 kehamilan


14

sumber utamanya adalah ovarium, setelah itu plasenta

memainkan peran utama. Fungsi progesteron adalah

mencegah abortus spontan, mencegah kontraksi rahim,

menginduksi beberapa kekebalan tubuh untuk hasil

konsepsi (Irianti, dkk, 2019).

(5) Progesteron

Peningkatan sekresi, mengendurkan otot-otot halus.

Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum

yang dibuahi dapat tertanam. Menjaga peningkatan suhu

basal ibu. Merangsang perkembangan sistem olveolar

payaudara. Fungsi prgesteron adalah mencegah abortus

spontan, mencegah kontraksi rahim, menginduksi

beberapa kekebalan tubuh untuk hasil konsepsi (Irianti,

dkk, 2019)

c) Sistem kekebalan

Imunisasi sebagai salah satu presentif untuk mencegah

penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus

diberikan secara terus-menerus, menyeluh dan dilaksakan

sesuai standar sehinga mampu memberikan perlindungan

kesehatan dan memutus mata rantai penularan. Pada

hakikatnya , kekebalan tubuh dapat memiliki secara aktif

maupun pasif. Keduanya dapat diperoleh secara alami

maupun buatan. Kekebalan pasif yang didapatkan secara

alami adalah kekebalan yang didapatkan secara

transplasenta, yaitu antibody diberikan ibu kandungnya secara


15

pasif melalui plasenta kepada janin yang di kandungannya.

Semua bayi yang dilahirkan memiliki sedikit atau banyak

antibody dari ibu kandungnya. Kekebalan apsif buatan adalah

pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan dimasukkan ke

dalam tubuh anak. Seperti pada bayi baru lahir dari ibu yang

mempunyai HbsAg (Dartiwen dan Yati, 2019).

d) Sistem Perkemihan

Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot

polos menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan

penekukan ureter. Penumpukan urine terjadi dalam ureter

bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih yang tidak

tuntas sehingga terjadi pielonefritis.

Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran urine,

khususnya akibat desakan yang ditimbulkan oleh peningkatan

tekanan intra abdomen dapat terjadi menjelang akhir

kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan otot pada

adasra panggul (akibat progesteron) dan peningkatan tekanan

akibat penambahan isi uterus. akibat perubahan ini pada

bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh

uterus yang mulai mebesar sehingga timbul sering kencing.

Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus

gravidus keluar dari rongga panggul.

Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke

PAP, keluhan sering kencing akan timbul kembali karena

kandung kemih mulai tertekan. Di samping sering kencing,


16

terdapat poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya

peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga

filtrasi di glomelurus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi

di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat

dikeluarkan urea, asam urik, glukosa, asam amino, asam folik

dalam kehamilan (Yuliani, dkk, 2017).

e) Sistem Pencernaan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat kehamilan

perasaan enek (nausea) sebagai akibat hormone estrogen

yang meningkat dan peningkatan kadar HCG dalam darah,

tonus otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas juga

berkurang yang merupakan akibat dari jumlah progesteron

yang besar dan menurunnya kadar motalin. Makanan lebih

lama dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama

berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi akan tetapi

menimbulkan obstipasi yang memang merupakan salah satu

keluhan utama wanita hamil, dijumpai pada bulan-bulan

pertama kehamilan gejala muntah (emesis), yang biasanya

terjadi di pagi hari dikenal dengan morning sicknes.

Nausa (mual) atau vornitus (muntah) yang terjaid pada

awal bulan kehamilan sering dijumpai dan biasanya ringan.

Penyebab yang pasti belum diketahui tetapi kemungkinan

besar keadaan ini merupakan reaksi terhadap peningkatan

kadar hormon. Jika berlangsung melebihi 14 minggu atau bila


17

terjadi hiperemesis, maka morning sicknes ini dianggap

sebagai keadaan abnormal dan memerlukan tindakan aktif.

Pada bagian mulut terjadi hiperemi pada gusi berongga

dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena

pengaruh dari kadar estrogen yang meningkat yang

menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan

proliferasi jaringan ikat. Tidak ada peningkatan saliva namun

wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva). Perasaan ini

diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat

mual. Pembengkakan gusi fokal dan sangat vaskuler yang

disebut epulis kehamilan.

Hemoroid cukup sering pada kehamilan, kelainan ini

sebagian besar disebabkan oleh konstipasi dan naiknya

tekanan vena dibawah uterus. Refleks asam lambung

(heartburn) disebabkan oleh regurgitasi isi lambung

esophagus bagian bawah. Progesteron menyebabkan

relaksasi sfingter kardiak pada lambung dan mengurangi

motilitas lambung sehingga memperlambat pengosongan

lambung. Heartburn biasanya hanya terjadi pada satu atau

dua bulan terakhir kehamilan (Dartiwen, dan Yati, 2019).

f) Sistem Muskuloskeletal

Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada

kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior

uterus membesar, lordosis mengeser pusat gravitasi ke

belakang pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka,


18

sakro coksigeal dan sendi pubis bertambah besar dan karena

itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada pungung bagian

bawah, khususnya pada akhir kehamilan. Berat uterus dan

isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya tarik

bumi dan gatis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan

berubah bentuk untuk mengimbangi pembesaran abdomen

dan menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang

memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis). Demikian

juga jaringan ikat pada persendian panggul akan melunak

dalam mempersiapkan persalinan (Dartiwen, Yati, 2019).

g) Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh

adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan

pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae

dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam

kehanilan. Volume plasma maternal mulai meningkat pada

saat usia kehaamian 10 minggu. Perubahan rata-rata volume

plasma maternal berkisar antara 20%-100%, selain itu pada

minggu ke-5 kardiac output akan meningkat dan perubahan ini

terjadi peningkatan preload. Pada akhir trimester I terjadi

palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya

cardiac output.

Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai terjadi proses

hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi

sedikit naik kembali sebelum aterm. Perubahan auskultasi


19

mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung. Peningkatan

volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan

hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat, yaitu

berkisar tentang antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya

pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000.

Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respons yang

sama di ketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan

yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami

perubahan. Pada trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah

granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan

monosit (Yuliani, dkk, 2017).

h) Sistem integument

Perubahan keseimbangan hormon dan pereganagan

mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam

sistem integument selama masa kehamilan. Perubahan yang

umum terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak

sub dermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku,

percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,

peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan elastis kulit

mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum).

Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan

progesteron, kadar MSH pun meningkat, terjadi perbahan

deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh MSH

dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi


20

pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae,

papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum),

setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.

Pada multipara selain striae, kemerahan itu sering kali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan

sikatrik dan striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan

kulit di garis pertengahan perut akan berubah menjadi hitam

kecokelatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang

muncul dalam ukuran yang variasi, pada wajah dan leher yang

disebut dengan chloasma atau melsma gravidarum. Selain itu,

di areola dan daerah genetalia juga akan terlihat

hiperpigmentasi yang berlebihan, pigmentasi yang berlebihan

biasanya akan hilang setelah persalinan (Dartiwen dan Yati,

2019).

i) Metabolisme

Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan

perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi di dalam tubuh

untuk pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya

kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan

mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberi ASI.

Pada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat

hingga 15%-20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir.

BMR kembali setelah hari ke-5 atau ke-6 post partum.

Peningkatan BMR mencerminkan kebutuhan oksigen pada


21

janin, plasenta, uterus serta meningkatkan komsumsi oksigen

akibat peningkatan kerja jantung ibu. Pada kehamilan tahap

awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah

melakukan aktivitas ringan. Dengan terjadinya kehamilan,

metabolisme mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberi ASI (Dartiwen, Yati, 2019).

j) Berat badan dan indeks masa tubuh

Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar

6,5-16,5 kg. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh janin,

uri, air ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah,

protein dan retensi urine (Yuliani, dkk, 2019)

k) Darah dan pembekuan darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian.

Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan

didalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah.

Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55%

adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah.

Susunan darah terdiri dari air 91, protein 8% dan mineral

0,9%.

Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan

berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan

darah dan sebagaimana telah diterangkan. Trombin adalah

alat dalam mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Trombin tidak

ada dalam darah normal yang masih ada dalam pembuluh.


22

Akan tetapi yang ada adalah zat pendahulunya, protombin

yang kemudian diubah menjadi zat aktif thrombin oleh kerja

trombokinase. Trombokinase atau tromboplastin adalah zat

penggerak yang dilepaskan ke darah ditempat yang luka.

Diduga terutama tromboplastin terbentuk karena terjadi

kerusakan pada trombosit, yang selama ada garam kalsium

dalam darah, akan mengubah protombin menjadi trombin

sehingga terjadi pembekuan darah (Mandang, dkk, 2019).

l) Sistem Pernapasan

Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respoms

terhadap percepatan laju metabolic dan peningkatan

kebutuhan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon

dioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan

ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi

roga dada meningkat. Wanita hamil bernapas lebih dalam

tetapi frekuensi napasnya hanya sedikit meningkat.

Peningkatan pernapasan yang berhubungan dengan frekuensi

napas normal menyebabkan peningkatan volume napas satu

menit sekitar 26%. Peningkatan volume napas satu menit

disebut hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan

konsentrasi karbon dioksida di alveoli menurun. Selain itu

pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk

dapat memenuhi kebutuhan O2, disamping itu terjadi desakan

rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu

sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhn 02


23

yang meningkat. Karena adanya penurunan tekanan CO2

seorang wanita hamil mengeluhkan sesak napas sehingga

meningkatkan usaha bernapas. Pada 32 minggu keatas

karena usus-usus tertekan uterus yang membesar kearah

diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak

bergerak mengakibatkan wanita hamil kesulitan bernapas

(Dartiwen dan Yati, 2019).

2) Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan

a) Perubahan psikologis dan adaptasi psiologis pada kehamilan

Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan

penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai

menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah

sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada

perasaan cemas mengingat bayinya dapat lahir kapanpun. Hal

ini membuatnya berjaga-jaga sementara memperhatikan dan

menunggu tanda dan gejala persalinan muncul (Dartiwen dan

Yati, 2019).

3) Kebutuhan fisik ibu hamil

a) Oksigen

Kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat kira-kira 20%,

sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, ibu hamil harus

bernapas lebih dalam dan bagian bawah thoraxnya juga

melebar ke sisi. Pada kehamilan 32 minggu ke atas, usus-

usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diagfragma,


24

sehingga sulit bergerak dan tidak jarang ibu hamil mengeluh

sesak nafas dan napas pendek (Dartiwen dan Yati, 2019).

Untuk mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi

kebutuhan oksigen sebaiknya yang harus diperhatikan dan

dilakukan ibu hamil untuk mengurangi perubahan sistem

respirasi tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Tidur dengan posisi miring

(2) Latihan pernapasan dengan senam hamil

(3) Tidur dengan bantal yang tinggi

(4) Usahakan berhenti makan sebelum kenyang

(5) Hentikan merokok

(6) Konsultasikan ke dokter bila ada gangguan pada sistem

respirasi

b) Nutrisi

Dalam masa kehamilan, kebutuhan akan zat gizi

meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu dan

persediaan laktasi, baik untuk ibu dan janin. Selama

kehamilan, terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000 kkal,

sehingga dibutuhkan penambahan kalori sebanyak 300

kkal/hari.

(1) Karbohidrat

(2) Protein

(3) Lemak

(4) Mineral
25

(5) Vitamin

(6) Air

c) Personal Hygiene

Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/hygiene

terutama perawatan kulit. Pasalnya, pada masa kehamilan

fungsi eksresi dan keringat biasanya bertambah. Personal

hygiene lainnya yang tidak kalah penting untuk diperhatikan

saat hamil ialah terjadinya karies yang berkaitan dengan

emesis dan hiperemesis gravidarum., hipersalivasi dapat

menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan

gigi pada masa kehamilan diperlukan untuk mencari

kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi (Dartiwen

dan Yati, 2019).

d) Pakaian

Pakaian yang dikenakan harus nyaman, longgar, bersih

dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu,

dianjurkan untuk memakai sepatu dengan hak yang tidak

terlalu tinggi karena titik berat wanita hamil berubah

( Mandang, dkk, 2019)

e) Eliminasi

Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan

mengomsumsi makanan yang banyak mengandung serat

seperti sayuran. Selain itu, perawatan perineum dan vagina

dilakukan setelah BAB/BAK dengan cara membersihkan dari

depan ke belakang, menggunakan pakaian dalam dari bahan


26

katun, sering menganti pakaian dalam dan tidak melakukan

dounching/pembilasan (Dartiwen dan Yati, 2019).

f) Seksual

Hubungan seksual tidak dilarang selama kehamilan, kecuali

pada keadaan –keadaan tertentu, seperti :

(1) Terdapat tanda-tanda infeksi

(2) Sering terjadi abortus/premature

(3) Terjadi perdarahan pervaginam pada saat koitus

(4) Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum

kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan

merangsang kontraksi (Dartiwen dan Yati, 2019).

g) Mobilisasi/body mekanik

Wanita pada masa kehamilan boleh melakukan pekerjaan

seperti yang biasa dilakukan sebelum hamil dengan syarat

pekerjaan tersebut masih bersifat ringan dan tidak menggangu

kesehatan ibu dan janin seperti radiasi dan mengangkat beban

yang berat (Dartiwen dan Yati, 2019).

h) Istirahat/ tidur

Ibu hamil harus cukup istirahat, yaitu tidur malam ±8 jam dan

tidur siang ±1 jam. Kemudian tempat hiburan yang terlalu

ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat

menyebabkan jatuh pingsan (Yuliani, dkk, 2017).

i) Imunisasi
27

Imunisasi tetanus toksoid untuk melindungi bayi terhadap

penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi ini dilakukan pada

trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval

minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM

(intramusculer) dengan dosis 0,5 ml (Dartiwen dan Yati, 2019).

Gambar 2.1 vaksin tetanus toxoid

(Sumber : Marthasari, 2017)

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid

Antigen Selang waktu Lama Dosis


pemberian perlindungan

TT1 Pada kunjungan - 0,5 cc


antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah 3 tahun 0,5 cc


TT1

TT3 6 bulan setelah 5 tahun 0,5 cc


TT2
28

TT4 1 tahun setelah 10 tahun 0,5 cc


TT3

TT5 1 tahun setelah 25 tahun 0,5 cc


TT4

(sumber : Dartiwen dan Yati, 2019)

j) Memantau kesejahteraan janin

Pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan:

(1) Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)

(2) Pemantauan gerakan janin

(3) Amniocintesis

(4) USG

(5) DJJ

(6) Non Stres test (NST)

(7) Oxytosin Challenge Test (OCT)

k) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada

persiapan persalinan dan kelahiran.

Relaksasi selama kontraaksi sangat penting untuk mengurangi

tekanan abdomen pada uterus dan ibu merasa lebih nyaman.

(1) Effleurage

Dilakukan sendiri oleh pasien. posisi berbaring atau

setengah duduk, lalu letakan kedua telapak tangan di

perut, bersamaan digerakan melingkar dari pusat ke

simpisis atau menggunakan satu telapak tangan dengan

gerakan melingkar satu arah.

(2) Deep Back


29

Posisi miring, perawat/bidan/suami menekan daerah

sacrum secara mantap dengan telapak tangan, lepas dan

tekan lagi.

(3) Firm Counter Pressure

Posisi duduk, kemudian perawat/bidan/suami menekan

sacrum dengan tangan dikepalkan secara mantap

(4) Abdominal Lifting

Posisi tidur terlentang kepala agak tinggi. Letakan kedua

telapak tangan perawat/bidan/suami pada pinggang bagian

belakang pasien, lalau secara bersamaan lakukan usapan

perlahan-lahan dan mantap kearah puncak perut tetapi

jangan menekan kearah dalam (Dartiwen, dan Yati, 2019).

4) Kebutuhan Psikologis ibu hamil Trimester III

a) Dukungan keluarga

Dukungan selama kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang

wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat

apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Ibu akan

merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan

perhatian dari orang-orang terdekat.

Dukungan keluarga senantiasa diperlukan agar kehamilan

dapat berjalan lancar. Dukungan tersebut berupa:

(1) Memberikan dukungan kepada ibu untuk menerima

kehamilannya

(2) Memberikan kepada ibu untuk menerima dan

mempersiapkan peran sebagai ibu


30

(3) Memberikan dukungan kepada ibu untuk menghilangkan

rasa takut dan cemas terhadap persalinan

(4) Memberikan dukungan kepada untuk menciptakan

hubungan yang kuat antara ibu dan anakyang

dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan

persalinan dengan baik

(5) Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran

anggota keluarga baru

b) Dukungan dari tenaga kesehatan

Bidan memiliki peran penting dalam mendukung wanita

selama kehamilan dan melahirkan. Area penting dukungan

kebidanan yang di identifikasi oleh wanita adalah:

(1) Komunikasi yang baik

(2) Ketrampilan mendengar yang baik

(3) Menciptakan hubungan saling percaya

(4) Menjelaskan tentang fisiologi kehamilan

(5) Meyakinkan ibu bahwa bidan siap membantu

(6) Meyakinkan bahwa ibu akan menjalani kehamilan dengan

baik

(7) Mengurangi stres yang menghasilkan kepercayaan diri

lebih besar, penurunan kecemasan, penurunan ketakutan

dan perasaan positif terhadap kelahiran

(8) Dapat meningkatkan kepuasan terhadap asuhan dan

komunikatif

(9) Menurunkan nyeri pada saat persalinan


31

c) Rasa aman dan nyaman

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil

biasanya ialah ayah sang anak. Semakin banyak bukti yang

menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh

pasangannya selama kehamilan, akan lebih menunjukan lebih

sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit mengalami

komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan

penyesuaian selama masa nifas. Ada dua kebutuhan utama

yang ditunjukan wanita selama hamil, pertama, menerima

tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai, kedua, merasa

yakin akan menerima pasangannya terhadap sang anak dan

mengasimilasi bayi tersebut kedalam keluarga. Peran

keluarga, khususnya suami sangat diperlukan bagi seorang

wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami

kepada kehamilan memperat hubungan antara ayah anak dan

nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan

kehamilan yang sehat.

Dukungan yang dapat diberikan suami, misalnya dengan

mengantar ibu memeriksakan kehamilannya, memenuhi

keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan dengan

minum tablet Fe, meupun membantu ibu melakukan kegiatan

rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami hanya

melakukan hal-hal kecil akan tetapi sangat diperlukan dalam

meningkatan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih

baik (Dartiwen dan Yati, 2019).


32

d) Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua

(1) Persiapan persalinan dan kelahiran

Secara fisik dan psikologis seorang ibu hamil pada akhir

kehamilannnya memerlukan adaptasi yang sangat besar.

Terdapat perubahan peran dari seorang ibu untuk

menghadapi persalinan dan kelahiran bayi. Tidak sedikit

ibu hamil merasa cemas mengahapi persaliannya, karena

dikhawatirkan pada proses persalinannya terdapat

komplikasi. Begitu pula pada saat kelahiran bayi, seorang

wanita terutama pertama kali melahirkan ada kekhawatiran

ketidakmampuan mengurus dan membesarkan bayinya. Di

sinilah peran seorang bidan sangat diperlukan, di mana

bidan dapat memberikan pembinaan pada ibu, suami dan

keluarga untuk mempersiapkan ibu dan keluarga untuk

mepersiapkan ibu dan keluarga pada proses persalinan

dan kelahiran bayi (Dartiwen dan Yati, 2019).

(2) Persiapan menjadi orang tua

Wanita yang sedang hamil biasanya banyak berkhayal

mengenai peran baru yang akan disandangnya pada saat

menjadi ibu. Kesiapan seorang wanita untuk menyandang

peran yang sangat berbeda dengan peran sebelumnya,

sangatlah penting. Jika tidak, calon ibu akan mengalami

konflik yang berkepanjangan ketika hamil. Di satu pihak,

ada keinginan menggebu-gebu untuk segera menimang

bayi. Di lain pihak, ada ketakutan yang sangat besar


33

terhadap peran yang masih awam pada dirinya. Pada

tahap konflik ini normal dirasakan oleh setiap calon ibu,

jika perasaan ini terus-menerus dialami, tentu saja dapat

memperburuk suasana hati. Bukan tidak mungkin

selanjutnya perasaan negatif yang tidak segera diatas ini

dapat membuat si calon ibu frustasi bahkan depresi

(Yuliani, dkk, 2019).

e) Persiapan keadaan rumah/keluarga untuk menyambut

kelahiran bayi

Pada periode ini wanita dan keluarga menanti kehadiran

bayinya sebagai bagian dari dirinya. Pada saat ini ibu dan

keluarga akan:

(1) Memilih nama sebagai aktivitas yang dilakukan dalam

mempersiapkan kehadiran bayi.

(2) Mengikuti penyuluhan-[penyuluhan kesehatan yang

berkaitan dalam rangka mempersiapkan kelahiran.

(3) Persiapan menjadi orang tua/ibu.

(4) Membuat atau membeli pakaian bayi.

(5) Mengatur ruangan

f) Promosi dan dukungan keluarga pada ibu menyusui

Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu

dipengaruhi oleh faktor-faktor:

(1) Adat istiadat/kebiasaan-kebiasan menyusui didaerah

masing-masing.
34

(2) Pengalaman menyusui sebelumnya/pengalaman menyusui

didalam keluarga.

(3) Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang

diinginkan atau tidak.

(4) Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat

dekat.

Langkah-langkah yang harus diambil dala mempersiapkan ibu

secara kejiwaan untuk menyusui adalah:

(1) Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa

ia dapat sukses dalam menyusui bayinya, serta

menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui

adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil

menjalaninya.

(2) Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu

botol/formula.

(3) Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang

mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya,

pengalaman kerabat atau keluarga lain.

(4) Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain

yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat

beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya

sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam

keluarga.

(5) Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan

tenaga kesehatan harus dapat memperlihatkan


35

perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu

sehingga keraguan atau ketakutan untuk bertanya

tentang masalah yang dihadapinya (Dartiwen dan Yati,

2019).

g) Persiapan sibling

Kehadiran seorang adik yang baru merupakan krisis utama

bagi seorang anak. Anak sering mengalami perasaan

kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh

adiknya yang baru. Beberapa faktor yang mempengaruhi

respons seorang anak adalah umur, sikap orangtua, peran

ayah, lama waktu berpisah dengan ibu, peraturan

kunjungan di rumah sakit dan bagaimana anak itu

dipersiapkan untuk suatu perbuatan.

Ibu yang mempunyai anak harus menyediakan

banyak waktu dan tenaga untuk mengorganisasikan

kembali hubungannya dengan anak-anaknya. Ia perlu

mempersiapkan anak-anaknya untuk menyambut kelahiran

sang bayi dan melalui proses perubahan peran dalam

keluarga dengan melibatkan anak-anaknya yang lebih

besar karena mereka kehilangan tempat.

Usia dan tingkat perkembangan anak

mempengaruhi respons mereka. Oleh karena itu,

persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Anak

yang berusia kurang dari 2 tahun menunjukan minat kecil

terhadap kehamilannya. Baik anak yang lebih tua,


36

pengalaman ini akan mengurangi rasa takut dan konsep

yang salah. Dengan diberi penjelasan dan pengertian

anak mengurangi rasa takut dan konsep yang salah.

Dengan diberi penjelasan dan pengertian anak biasanya

tidak akan merasa disisihkan dan akan merasa senang

dengan kehadiran adiknya yang bisa dijadikan teman.

Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima

kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan:

(1) Ceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan

dengan usia dan kemampuannya untuk memaham,

tapi tidak pada usia kehamilan muda karena anak akan

cepat bosan.

(2) Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya

dari orang lain.

(3) Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung

adiknya.

(4) Gunakan gambar-gambar engenaio cara perawatan

bayi.

(5) Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah

tentang kehamilan, persalinan dan perawatan bayi.

(6) Menunjukkan foto anak semasa bayi sehingga dapat

membantunya membayangkan kecilnya tubuh adiknya.

(7) Mengajaknya menengok tema yang sedang memiliki

bayi sehingga anak dapat menyentuhnya dan melihat


37

bagaiman bayi disusui, diganti pakaiannya, dan

dimandikan.

(8) Biarkan sang kakak membanu menyiapkan kamar dan

pakaian calon adiknya (Mandang, dkk, 2019).

5) Informasi Kesehatan Untuk Kehamilan

a) Pemberian obat-obatan

Pengobatan penyakit Selama hamil harus selalu

memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh

terhadap tumbuh kembang janin.

(1) Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil.

(2) Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan

terbatas umumnya diberikan setelah hamil trimester II.

(3) Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan

tertulis yang lengkap

(4) Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil

memerlukan pertimbangan dengan saksama.

(5) Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan ada

kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil.

b) Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alcohol

dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin

Ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat

mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan

menimbulkan kelahiran dengan berat badan yang rendah.

Tidak tertutup kemungkinan pula menimbulkan cacat bawaan


38

atau kelahiran dengan pertumbuhan dan perkembangan yang

masih kurang (Dartiwen dan Yati, 2019).

c) Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

(1) Perdarahan pervaginam

Pada kehamilan lanjut, yaitu perdarahan yang terjadi pada

usia kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi

lahir. Perdarahan setelah 22 minggu biasanya lebih

banyak dan lebih berbahaya. Perdarahan ante partum

yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan

plasenta, perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut,

dua kondisi yang mengancam jiwa adalah : plasenta

previa dan solusio plasenta (Mandang, dkk, 2016).

(2) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang

serius adalah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan

tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang hebat

dalam kehamilan adalah gejala dari pre ekplampsia

(Dartiwen dan Yati, 2019).

(3) Nyeri perut yang hebat

Keluhan nyeri perut dapat merupakan penyakit atau

komplikasi yang fatal. Keadaan ini dapat terjadi pada

kehamilan mudah kurang 22 minggu atau kehamilan lanjut

lebih 22 minggu. Selama masa kehamilan nyeri perut

hebat dapat menunjukan kehamilan ektopik, pre-


39

eklampsia, persalinan premature, solution plasenta,

abortus (Mandang, dkk, 2016).

(4) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (amesis gravidarum) adalah

gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan

trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

pula setiap saat dan malam hari (Mandang, dkk, 2016).

(5) Demam tinggi

Ibu hamil menderita demam dengan suhu tubuh lebih 38º

C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam

tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam

kehamilan (Dartiwen dan Yati, 2019).

(6) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan

Oedema adalah penimbuan cairan yang berlebihan dalam

jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat

badan serta pembekakan kaki, jari tangan dan muka

(Mandang, dkk, 2016).

(7) Gerakan janin berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada usia

kehamilan 18-20 minggu pada kehamilan yang pertama,

dan usia kehamilan 16-18 minggu pada kehamilan

berikutnya. Salah satu pedoman yang dapat diterima untuk

menghitung gerakan janin ialah 10 gerakan dalam periode

12 jam, artinya jika bayi bergerak kurang dari 10 kali dalam


40

12 jam ini menunjukan adanya sesuatu yang patologis

pada bayi tersebut (Mandang, dkk, 2016).

(8) Keluar air ketuban sebelum waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan

22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi

sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput

ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum

kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm (Mandang,

dkk, 2016).

(9) Penglihatan kabur

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur atau

berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang

dapat menjadi tanda pre-eklampsia (Yuliani, dkk, 2017).

(10) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya

keadaan dan terjadi gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri

ulu hati sehingga muntah. Secara normal ibu merasakan

adanya gerakan janin pada bulan ke-5 atau bulan ke-6

usia kehamilan, namun pada beberapa ibu mungkin

merasakan gerakan janin lebih awal (Mandang, dkk, 2016).


41

Gambar : 2.2 Tanda Bahaya Kehamilan


(Sumber : Sundari, L. 2017)

d) Ketidaknyamanan pada Trimester III dan cara mengatasinya

Tabel 2.4 Ketidaknyamanan pada Trimester III dan cara

mengatasinya

No Ketidaknyaman Cara Mengatasi

1 Sering buang air a. Kurangi asupan karbohidrat


kencing murni dan makanan yang
mengandung gula
b. Batasi minum kopi, teh dan
soda
2 Hemoroid a. Makan makanan yang
berserat, buah dan sayuran
serta banyak minum air putih
dan sari buah
b. Lakukan senam hamil untuk
mengatasi hemoroid
c. Jika hemoroid menonjol
keluar, oleskan lotion witch
hazel
42

3 Keputihan a. Tingkatkan kebersihan


dengan mandi tiap hari
b. Memakai pakaian dalam dari
bahan katun dan mudah
menyerap
c. Tingkatkan daya tahan tubuh
dengan makan buah dan
sayur
4 Sembelit a. Minum 3 liter air tiap hari
terutama air putih atau sari
buah
b. Makan makanan yang kaya
serat dan juga minum vitamin
C
c. Lakukan senam hamil
d. Membiasakan buang air
besar secara teratur
5 Napas sesak a. Jelaskan penyebab
fisiologisnya
b. Merentangkan tangan diatas
kepala serta menarik nafas
panjang
c. Mendorong postur tubuh yang
baik
6 Nyeri a. Berikan penjelasan mengenai
ligamentum penyebab nyeri
rotundum b. Tekuk lutut kearah abdomen
c. Mandi air hangat
d. Gunakan sebuah bantal untuk
menopang uterus dan bantal
lainnya letakkan diantara lutut
sewaktu dalam posisi
berbaring miring

7 Perut kembung a. Hindari makanan yang


43

mengandung gas
b. Mengunyah makanan secara
teratur
c. Lakukan senam secara
teratur
8 Pusing/sakit a. Bangun secara perlahan dari
kepala posisi istirahat
b. Hindari berbaring dalam
posisi terlentang
9 Sakit punggung a. Posisi/sikap tubuh yang baik
atas dan bawah selama melakukan aktifitas
b. Hindari mengangkat barang
berat
c. Gunakan bantal ketika tidur
untuk meluruskan punggung.

(Sumber : Dartiwen dan Yati, 2019).

e) Tanda-tanda dimulainya persalinan

Dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan

dapat terjadi kontraksi. Kontraksi menyebabkan:

(1) Turunnya kepala, masuk PAP terutama pada minggu ke-

36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah, diatas

simpisis pubis dan sering berkemih atau sulit kencing yang

disebabkan karena kandung kemih menekan kepala.

(2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.

(3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi

ringan otot rahim dan tertekannya pleksus frankenhauser

yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu)

(4) Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot

rahim.
44

(5) Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks

dilepaskan (blood show).

6) Antenatal Care (ANC)

a) Pengertian Antenatal Care

Antenatal care (ANC) berarti asuhan dan pengawasan

sebelum anak lahir, jadi pengawasan dalam kehamilan lebih

ditujukan kepada ibu (Obstetri, 2018).

Antenatal Care : pengawasan sebelum persalinan terutama

ditunjukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim.

b) Tujuan ANC

(1) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mental dan social ibu dan bayi.

(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

(4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan

dengan selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal

mungkin.

(5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan

normal dan pemberian ASI eksklusif.

Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal (Yuliani, dkk, 2017).


45

c) Standar Asuhan Kehamilan

Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal

komprehensif yang berkualitas, minimal 8 kali selama

kehamilan dengan minimal 1 kali kunjungan diantar

suami/keluarga.

Tabel 2.5 : Rincian kunjungan antenatal sebagai berikut:

Trimester Jumlah Kali Waktu Kunjungan yang


Kunjungan Dianjurkan
Minimal
I 1x < 16 minggu

II 2x 24-28 minggu

III 5x 30-32 minggu


36-38 minggu

(Sumber: WHO, 2016)

d) Asuhan standar minimal termasuk 10 T

1. Pelayanan standar

Sesuai dengan kebijalan Kementrian Kesehatan,

pelayanan antenatal ibu hamil diupayakan agar memenuhi

standar kualitas “10T ”, yaitu :

(a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan. Berat badan diukur setiap ibu datang atau

berkunjung, untuk mengetahui kenaikan BB atau

penurun BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata – rata

antara 6,5 kg sampai 16 kg. Tinggi badan diperiksa

sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali


46

kunjungan, dilakukan untuk mengkategorikan adanya

resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm.

(b) Pengukuran tekanan darah.

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk

mengetahui standar normal, tinggi atau rendah.

Deteksi tekanan darah yang cenderung naik

diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan

preeklampsi. Tekanan normal berkisar systole/diastole

110/80 – 120/80 mmHg.

(c) Pengukuran tinggi puncak Rahim (fundus uteri).

Tabel 2.6 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Umur kehamilan Fundus uteri ( TFU)

16 minggu ½ pusat – SOP


20 minggu Di bawah pinggir pusat

24 minggu setinggi pusat

28 minggu 3 jari atas pusat


32 minggu ½ pusat – proc.
Xiphoideus
36 minggu 1 jari dibawah proc.
Xiphoideus
40 minggu 3 jari bawah proc.
Xiphoideus
(Sumber : Yuliani, dkk, 2017)

(d) Pemberian imunisasi TT

Tabel 2.7 Rentang waktu pemberian imunisasi TT dan

lama perlindungannya :
47

Selangwaktu
Lama perlindungan
minimal

Langkah awal
pembentukan kekebalan
TT 1
tubuh terhadap penyakit
tetanus
1 bulan setelah
TT 2 3 tahun
TT 1
6 bulan setelah
TT 3 5 tahun
TT 2
12 bulan
TT 4 10 tahun
setelah TT 3
12 bulan
TT 5 Kurang dari 25 tahun
setelah TT 4
(Sumber : Yuliani, dkk, 2017)

(e) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet

selama kehamilan.Tujuan pemberian tablet Fe adalah

untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil, karena

pada masa hamil kebutuhannya meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.

(f) Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL

( Veneral Desease Research Laboratory) .Pemeriksaan

VDRL adalah untuk mengetahui adanya treponema

pallidum / penyakit menular seksual, antara lain

syphilis.

(g) Pelaksanaan temu wicara (pemberiaan komunikasi

interpersonal dan konseling, termasuk keluarga

berencana). Tenaga kesehatan memberikan


48

penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir,

ASI eksklusif, keluarga Berencana dan imunisasi pada

bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada

saat kunjungan ibu hamil.

(h) Tes / pemeriksaan Hb

Jenis pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu

hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang

persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya

untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

(i) Tes/pemeriksaan protein urine.

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya

protein dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya

dengan asam asetat 2 – 3 % ditujukan pada ibu hamil

dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.

Pemeriksaan urin protein ini untuk mendeteksi ibu

hamil kearah preeklampsia.

(j) Tes reduksi urine.

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu

dengan indikasi penyakit gula / DM atau riwayat

penyakit gula pada keluarga ibu dan suami (Yuliani,

dkk, 2019)

2. Tinjauan Umum Persalinan

a. Pengertian Persalinan
49

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

jalan lahir atau bukan jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan

(Rukiyah, dkk, 2019).

Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun janin (Rukiyah, dkk, 2019).

b. Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala

pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala

pengawasan/observasi/pemulihan).

1) Kala I

Kala I disebut disebut juga dengan kala pembukaan yang

berlangsung antara pembukaan 0 sampai dengan pembukaan

lengkap (10 cm). proses pembukaan serviks sebagai akibat his

dibedakan menjadi dua fase, yaitu :

a) Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

Pembukaannya kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung

kurang dari 8 jam.

b) Fase aktif : berlangsung sampai 7 jam, serviks membuka dari

4 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi

menjadi 3 fase yaitu :


50

(1) Fase akselerasi: dalam 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4

cm.

(2) Fase dilaktasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm sampai dengan 9 cm.

(3) Fase dilatasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam

waktu 2 jam pembukaan berubah menjadi pembukaan

lengkap.

Fase-fase dijumpai pada primigravida begitu pula pada

multigrafida, tetapi pada fase laten, fase aktif, dan fase

deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme pembukaan

serviks berbeda antara primi atau multigravida. Pada

primigravida OIU membuka lebih dulu sehingga serviks

akan mendatar dan menipis, baru kemudian OUE

membuka, pada multiravida OIU dan OUE akan

mengalami penipisan dan pendataran yang bersamaan.

Kala I selesai apabila pembukaan serviks sudah lengkap.

Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam,

sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.


51

Gambar 2.3 Dilatasi Serviks


(sumber : Mutmainnah, dkk, 2019).

2) Kala II

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Gejala utama dari kala II adalah :

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan

durasi 50 sampai 100 detik.

b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada

pembukaan merupakan pendeteksi lengkap diikuti keinginan

mengejan karena fleksus frankenhauser tertekan.

c) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala

bayi sehingga kepala bayi membuka pintu, subocciput


52

bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir dari dahi,

subocciput bertindak sebagai hipomoglio berturut-turut lahir

dari dahi, muka, dagu yang melewati perineum.

d) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar,

yaitu penyesuaian kepala pada punggung.

e) Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan bayi

ditolong dengan jalan:

(1) Kepala dipegang pada ocsiput dan di bawah dagu, ditarik

curam ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.

(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak diikat untuk, melahirkan

sisa badan bayi.

(3) Bayi kemudian lahir diikuti oleh air ketuban.

Gambar 2.4 Kala II persalinan


(sumber : Anonim, 2016).
53

3) Kala III

Setelah kala III, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10

menit. Melalui kelahiran bayi, plasenta sudah mulai terlepas pada

lapisan Nitabisch karena sifat reaksi otot rahim. Dimulai segera

setelah bayi lahir sampai plasenta lahir, yang berlangsung kurang

lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan

dengan memperhatikan tanda-tanda:

a) Uterus menjadi bundar.

b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim.

c) Tali pusat bertambah panjang.

d) Terjadi perdarahan.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan

secara crede pada fundus uteri. Biasanya plasenta terlepas

dalam 6-15 menit setelah bayi lahir.

Gambar 2.5 Kala III pengeluaran plasenta


(sumber : Mutmainnah, dkk, 2019).

4) Kala IV
54

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan adalah :

a) Tingkat kesadaran penderita

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi, dan

pernapasan.

c) Kontraksi uterus.

d) Terjadi pendarahan.

c. Tanda-tanda Persalinan

1) Terjadi his persalinan

His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba dan

menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim, dimulai pada 2

face maker yang letaknya di dekat cornu uteri. His persalinan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan.

b) Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan

semakin besar.

c) Terjadi perubahan pada serviks

d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan

maka kekuatan hisnya akan bertambah.

2) Keluarnya lendir bercampur darah perbagian (show)

Lendir berasal dari pembukaan, yang menyebabkan lepasnya

lendir berasal dari kanalis servikalis. Dengan pengeluaran darah

disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya


55

Sebagai ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya

selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah maka ditargetkan

persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun, apabila tidak

tercapai maka persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu,

misalnya ekstraksi vakum atau section caesaria.

4) Dilatasi dan effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara

berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacement adalah

pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula

panjangnya 1-2 cm menjadi hilang sama sekali sehingga hanya

tinggal ostium yang tipis,seperti kertas.

d. Memantau persalinan dengan patograf

Patograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan

utama dari penggunaan patograf adalah untuk :

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama.

3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,

kondisi bayi, grafik kemajuan persalinan, bahan yang diberikan,

pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan,

atau tindakan yang diberikan di mana semua itu dicatatkan secara


56

rinci pada status atay rekam medic ibu bersalin dan bayi baru

lahir. Patograf akan membantu penolong persalinan untuk :

a) Mencatat kemajuan persalinan.

b) Mencatat kondisi ibu dan janinnya.

c) Mencatat Asuhan yang diberikan selama persalinan dan

kelahiran.

d) Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini

penyulit persalinan.

e) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat

keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

Gambar 2.6 Patograf


(Sumber : Mutmainnah, dkk, 2019)

e. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin

1) Rencana Asuhan kala I

a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi


57

b) Persiapan perlengkapan, baha-bahan, dan obat-obatan yang

diperlukan.

c) Persiapan rujukan.

d) Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga.

Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga

dapat dilakukan dengan cara berikut ini :

(1) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah,

ketakutan, dan kesakitan :

(a) Berikan dukungan dan yakinkan dirinya.

(b) Beri informasi mengenai proses dan kemajuan

persalinannya.

(c) Dengan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitive

terhadap perasaannya.

(2) Jika ibu tampak kesakitan, dukungan yang dapat diberikan:

(a) Perubahan posisi.

(b) Jika ingin di tempat tidur anjurkan untuk miring kiri.

(c) Ajaklah orang yang menemani untuk memijat

punggung atau membasuh mukanya di antara

kontraksi.

(d) Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan

kesanggupannya.

(e) Ajarkan teknik bernafas : menarik napas panjang,

menahan napasnya sebentar kemudian dilepaskan

dengan cara meniup udara ke luar saat terasa

berkontraksi.
58

(3) Jaga hak privasi ibu dalam persalinan.

(4) Menjelaskan mengenai kemajuan persalinan dan

perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan

dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.

(5) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar

kemaluannya setelah BAB/BAK.

(6) Berhubung ibu biasannya merasa panas dan banyak

keringat, atasi dengan cara :

(a) Gunakan kipas angina/AC dalam kamar.

(b) Menggunakan kipas biasa.

(c) Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.

(7) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah

dehidrasi, berikan cukup minum.

(8) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

2) Asuhan kala II

Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu

adalah sebagai berikut :

a) Tanda-tanda vital : tekanan darah (setiap 30 menit), suhu,

nadi, (setiap 30 menit), pernapasan.

b) Kandung kemih.

c) Urin : protein dan keton.

d) Hidrasi: cairan, mual, muntah.

e) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku,

dan respons terhadap persalinsn,serta nyeri dan kemampuan

koping
59

f) Upaya ibu meneran

g) Kontraksi setiap 30menit

3) Asuhan kala III

a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk

bayinya dan menyusuinya.

b) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.

c) Pencegahan infeksi pada kala III.

d) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).

e) Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.

f) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.

g) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

4) Asuhan kala IV

a) Memperkirakan kehilangan darah.

b) Memeriksa perdarahan dari perineum.

c) Pencegahan infeksi.

d) Pemantauan keadaan umum ibu (Rukiyah,dkk,2019)

3. Tinjauan Umum Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerprerium) di mulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir setelah ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum

hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari. Puerperium

adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasannya disebut juga

dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan pulihnya alat

reproduksi seperti sebelum hamil (Sari dan Khotimah, 2018).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas


60

Adapun tujuan asuhan masa nifas adalah sebagai beikut :

1) Mendeteksi adanya pendarahan masa nifas.

2) Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikis.

3) Menjaga kebersihan diri.

4) Melaksanakan screening secara komprehensif.

5) Memberikan pendidikan lantasi dan perawatan payudara.

6) Pendidikan tentang peningkatan pengembangan hubungan yang

baik antara ibu dan anak.

7) Konseling keluarga berencana (KB).

8) Mempercepat involusi alat kandung.

9) Melancarkan fungsi gastrointestisinalatau perkemihan.

10) Melancarkan pennngeluaran lochea.

11) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga

mempercepat fungsi hati dan pengeluaran sisa metabolisme.

c. Asuhan sayang ibu pada masa post partum

1) Bayi harus selalu berada dekat dengan ibunya dan pemberian ASI

secara on demand.

2) Pada ibu dan keluarga harus memberikan makanan yang bergizi

dan istirahat yang cukup.

3) Asuhan pada bayi baru lahir yang sesuai kebutuhan.

4) Keluarga dianjurkan mensyukuri kelahiran bayinya.

5) Ibu harus mendapatkan pendidikan kesehatan yang bermanfaat

misalnya konseling mengenai kontrasepsi (Susanto dan Andina

Vita, 2017).

d. Involusio alat kandungan


61

1) Uterus secara berangsur-angsur mengalami involusio

Tabel 2.8 involusio uterus

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan antara pusat- 500 gram
simfisis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 Gram
(Sumber : Obstetric, 2016)

2) Luka jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7

hari

3) Rasa sakit, yang disebut after pains, disebabkan kontraksi Rahim,

biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.

4) Lochea yaitu cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan

vagina dalam masa nifas.

Tabel 2.9 Jenis-jenis lochea

Jenis lochea Konsistensi


Lochea rubra Berisi darah segar dan sisa-sisa air ketuban, sel
(cruenta) decidua, verniks caseosa, lanigo, dan meconium
selama 2 hari pasca persalinan
Lochea Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
sanguinolenta hari ke 3 – 7 pasca persalinan
Lochea serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7 – 14 pasca persalinan
Lochea alba Berwarna putih, setelah 2 minggu
Lochea purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
62

busuk
Lochia stasis Pengeluaran lokia tidak lancer
(Sumber : Sari dan Khotimah,2018)

5) Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga,

konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil.

Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim; setelah

2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat

dilalui 1 jari (obstetric, 2016)

e. Tahapan masa nifas

1) Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu kepulihan dimana

ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial (early puerperium), yaitu kepulihan

menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium (later puerperium),waktu yang diperlukan

untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau

atau sempurna berminggu-minggu, berbulan-bulan atau tahunan.

Kebijakan mengenai pelayanan nifas (puerperium) yaitu paling

sedikit ada 4 kali kunjungan pada masa nifas dengan tujuan untuk:

a) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

b) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan–kemungkinan

adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.

c) Menedeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi

pada masa nifas.


63

d) Menangani komplikasi atatu masalah yang timbul dan

mengganggu kesehatan ibu nifas dan bayi.

Tabel 2.10 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam a. Mencegah perdarahan masa
setelah nifas
persalinan
b. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan:
rujuk jika perdarahan berlanjut

c. Memberikan konseling pada


ibu/salah satu keluarga =
mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan hubungan antara


ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap hangat


mencegah hipotermi
2 6 hari setelah a. Memastikan involusio uterus
persalinan berjalan normal (kontraksi
uterus baik, fundus uterus baik,
fundus uteri di bawah umbilicus
dan tidak ada perdarahan
maupun bau yang abnormal).

b. Menilai adanya tanda-tanda


dema, perdarahan abnormal.

c. Ibu mendapatkan cukup


makanan, cairan dan istirahat.

d. Ibu menyusui dengan baik dan


tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyakit.

e. Memberikan konseling pada


ibu, mengenai asuhan pada
bayi (perawatan tali pusat dan
menjaga bayi tetap hangat dan
64

merawat bayi sehari-hari).


3 2 minggu Sama dengan dengan kunjungan 6
setelah hari setelah persalinan
persalinan
4 6 minggu Konseling metode kontrapsepsi/KB
setelah secara dini
persalinan
(Sumber : Sari dan Siti,2018)

f. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

1) Nutrisi dan Cairan

Merupakan makan yang dikonsumsi dan mengandung zat-zat

gizi tertentu untuk pertumbuhan dan menghasilkan energi. Pada

dua jam setelah melahirkan jika tidak ada kemungkinan komplikasi

yang memerlukan anastesi, ibu dapat diberikan makan dan minum

jika ia lapar dan haus. Konsumsi makanan dengan menu

seimbang, bergizi dan mengandung cukup kalori membantu

memulihkan tubuh dan mempertahankan tubuh dari infeksi,

mempercepat pengeluaran ASI serta mencegah konstipasi.

Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, ibu nifas dianjurkan untuk :

a) Makan dengan diet berimbang. Cukup berkarbohidrat, protein,

lemak, vitamin, dan mineral.

b) Tambahan 500 kalori tiap hari, untuk menghasilkan setiap 100

ml susu, ibu memerlukan asupan kalori 85 kalori. Pada saat

minggu pertama dari 6 bulan menyusui (ASI eksklusif) jumlah


65

susu yang harus dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap

harinya dan mulai minggu kedua susu yang harus dihasikan

adalah sejumlah 600 ml, jadi tambahan jumlah kalori yang

harus dikonsumsi oleh ibu adalah 510 kalori.

c) Mengomsumsi vitamin A (200.000 IU) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

d) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setelah setiap kali selesai menyusui).

e) Hindari makanan yang mengandung kafein (nikot).

2) Ambulasi Dini

Ambulasi dini disebut juga early ambulation merupakan

kebijakan untuk selekas mungkin membimbing pasien beranjak

dari tempat tidurnya dan pembimbingnya selekas mungkin

berjalan. Pasien sudah diperolehkan bangun dari tempat tidur

dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungannya antara lain :

a) Penderita merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat

b) Faal usus dan kandung kencing lebih baik

c) Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk

merawat atau memelihara bayi, memandikan dan lain-lain

selama ibu masih dalam perawatan (Sari dan Khotimah,

2019).

3) Eliminasi

a) Buang Air Kecil (BAK)

Dalam enam jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan.

Kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam.


66

Urine dalam jumlah yang banyak akan direproduksi dalam

waktu 12-36 jam setelah melahirkan. Ureter yang berdilatasi

akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.

Selama 48 jam pertama nifas (puerperium), terjadi

kenaikan diuresis sebagai akibat pengurasan volume darah

ibu dan autolysis serabut otot uterus. Bila ibu tidak dapat

buang air kecil sendiri, perlu dilakukan tindakan :

(1) Merangsang dengan mengalirkan air kran dekat

pasien.

(2) Mengompres air hangat di atas simfisis ibu

b) Buang Air Besar (BAB)

BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari karena enema

persalinan, diet cairan, obat-obatan analgesis, dan perineum

yang sangat sakit. Bila lebih dari tiga hari belum BAB, ibu bisa

di berikan obat laksantia. Ambulasi secara dini dan teratur

akan membantu dalam regulasi BAB. Asupan cairan yang

adekuat dan diet tinggi serat sangat dianjurkan (Sari dan

Khotimah, 2019).

4) Kebersihan Diri dan Bayi

a) Kebersihan Diri

(1) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh.

(2) Ajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air.

(3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali mandi,

BAK/BAB, atau paling tidak setiap 3-4 jam sekali.


67

(4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum menyentuh daerah kelamin.

(5) Anjurkan ibu untuk tidak sering menyentuh luka episotomi

dan laserasi.

(6) Pada ibu post section caesarea (SC) luka dijaga agar

tetap bersih dan kering, ganti balutan tiap hari.

b) Kebersihan Bayi

Hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap

terjaga kesehatannya :

(1) Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah

hipotermia.

(2) Memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore.

(3) Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi dan setiap kali

basah atau kotor karena habis BAB/BAK

(4) Menjaga bokong dan daerah kelamin bayi agar selalu

bersih dan kering.

(5) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat karena

ini adalah tempat tinggal bayi.

(6) Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu bersih.

5) Istirahat

Kurang istirahat pada ibu nifas dapat mengakibatkan :

a) Mengurangi produksi ASI

b) Memperlambat proses involusi uterus dan dapat

memperbanyak perdarahan.

c) Depresi (Sari dan Khotimah, 2019).


68

6) Seksual

a) Aman setelah darah darah merah berhenti dan ibu dapat

memasukan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa ras nyeri

b) Ada kepercayaaan atau budaya yang memperbolehkan

melakukan hubungan seksual setelah 40 hari atau 6 minggu

oleh karena itu perlu dikompromikan antara suami dan istri

(Susanto dan Andina Vita, 2019).

4. Tinjauan Umum Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 -

42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000

gram. (Suparmi,dkk, 2018).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42

minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang

badan sekitar 48-52 cm (Walyani dan Endang, 2019).

b. Bayi lahir dikatakan normal jika masuk kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan 2500-4000 gram

2) Panjang badan lahir 48-52 cm

3) Lingkar dada 30-38 cm

4) Lingkar kepala 33-35 cm

5) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian

menurun sampai 120-140 kali/menit pada bayi berumur 30 menit.


69

6) Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80

kali/menit, disertai pernafasan cuping hidung, kemudian menurun

setelah tenang kira-kira 40 x/menit

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

9) Kuku telah agak panjang dan lemas.

10) Genitalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan). Testis sudah turun (pada anak laki-laki)

11) Reflex isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

12) Reflek moro sudah baik, bayi bisa dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

13) Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas

telapak tangan,bayi akan menggengam/adanya gerakan reflex.

14) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama, mekonium memiliki karakteristik kuning kecoklatan

(Suparmi,dkk, 2018).

c. Tahap Bayi Baru Lahir

1) Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring APGAR untuk

fisik dari scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.

2) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap dua

dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya

perubahan perilaku.
70

3) Tahap III disebut tahap priodik, pengkajian dilakukan setelah 24

jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

d. Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uteru

Konsep mengenal adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

1) Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi.

Konsep ini merupakan hal yang esensial pada kehidupan

ekstrauterin.

2) Dalam 24 jam setelah lahir, system ginjal, gastrointestinal,

hematologi, metabolic, dan system neurologis bayi baru lahir

harus berfungsi secara memadai untuk mempertahankan

kehidupan ekstrauteri.

Setiap bayi baru lahir akan mengalamai periode transisi, yaitu :

1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam

pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi

dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan atau

melahirkan.

2) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), akan

terjadi pernafasan cepat (dapat mencapai 80 kali/menit) dan

pernafasan cuping hidung berlangsung sementara, retraksi,

serta suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung

dapat mencapai 180 kali/menit selama beberapa menit

kehidupan.

3) Setelah respons awal ini, bayi baru lahir ini akan tenang,

rileks, dan jatuh tertidur. Tidur pertama (dikenal sebagai fase


71

tidur) terjadi dalam 2 jam setelah kelahiran dan berlangsung

sampai beberapa menit dan beberapa jam.

4) Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai

dengan respons berlebihan terhadap stimulus, perubahan

warna kulit dari merah muda menjadi agak sianosis, dan

denyut jantung cepat.

5) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna,

misalnya tersedak/aspirasi, tercekik dan batuk

(Rukiyah,dkk,2019)

e. Penilaian APGAR

Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir

dengan menggunakan nilai APGAR (tabel 2.11). Penilaian berikutnya

dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh. Penilaian ini perlu untuk

mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Tabel 2.11 Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR

Nilai APGAR 0 1 2
Appearance Seluruh tubuh Badan merah Seluruh tubuh
(warna kulit) biru atau putih ekstremitas kemerah-
biru merahan
Pulse rate\ Tidak ada < 100 / menit > 100 /menit
(frekuensi nadi)
Grimace Tidak ada Perubahan Gerakan aktif
(reaksi mimic ekstremitas
rangsangan) (menyeringai) fleksi
Activity Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan aktif
(gerakan/aktivitas
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menangis
teratur kuat/keras
(Sumber : Rukiyah, dkk, 2019)
72

Keterangan : Apabila nilai APGAR sebagai berikut

7-10 : Bayi mengalami asfiksia ringan atau bayi dalam keadaan

normal

4-6 : Bayi mengalami asfiksia sedang

0-3 : Bayi mengalami asfiksia berat

Apabila ditemukan skor Apgar dibawah 6, bayi membutuhkan

tindakan resusitasi (Walyani dan Endang,2019).

f. Penatalaksanaan Awal Pada Bayi Baru Lahir

1) Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi

baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari

melakukan pengisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena

penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati

dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas sehingga terjadi

infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung

dan spasme (gerakan infoluter dan tidak terkendali pada otot, gerakan

tersebut diluar kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi.

Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila

tidak langsung menangis maka lakukan :

a) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keas dan

hangat.

b) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.


73

c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari

tangan yang dibungkus dengan kasa steril.

d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit

bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi segera menangis.

2) Memotong dan merawat tali pusat

Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi

dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat

dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi

apapun.

3) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh

bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi

dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih.tutupi bagian

kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan

menyusui bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan

bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas

tubuhnya.

4) Pemberian Vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru

lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25-0.5%. untuk mencegah

terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan

cukup bulan perlu diberi Vitamin K peoral 1 mg/hari selama 3 hari,

sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis

0.5-1 mg IM.
74

Gambar 2.7 : vitamin K


(Sumber : Lailatul, 2017).

5) Upaya profilaksis terhadap gangguan mata

Pemberian obat tetesmata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia

(penyakit menular seksual). Tetes mata atau salep antibiotik tersebut

harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya

profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak

diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya.

Gambar 2.8 Salep Mata


(sumber : Mutmainnah, dkk, 2019).

6) Pemberian HB0
75

Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang digunakan untuk

mencegah infeksi hati, akibat virus hepatitis B. vaksin ini bekerja

dengan merangsang system kekebalan tubuh, agar menghasilkan

antibody yang dapat melawan virus.

Pada bayi, vaksin hepatitis B diberikan 4 kali, yaitu 12 jam

setelah bayi lahir. Kemudian, vaksin kembali diberikan secara

berturut-turut pada usia 2,3, dan 4 bulan. Dosis vaksin yang diberikan

adalah 0,5 ml.

Gambar 2.9 : Vaksin Hepatitis B pada bayi


(Sumber : Lailatul, 2017).

7) Mulai Pemberian ASI

Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah

bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba

untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat di klem dan

dipotong dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.

Keuntungan pemberian ASI :

a) Merangsang produksi air susu ibu

b) Memperkuat reflek menghisap bayi

c) Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya


76

d) Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui

kolostrum

e) Merangsang kontraksi uterus

8) Posisi Untuk Menyusui

1) Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara lurus agar muka bayi

menghadap ke payudara ibu dengan hidung di depan putting

susu ibu.

2) Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang

seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.

3) Dekatan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap

putting susu.

4) Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada putting

susu di payudaranya.

a) Dagu menyentuh payudara ibu

b) Mulut terbuka lebar

c) Mulut bayi menutupi sampai ke areola

d) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar

e) Bayi menghisap perlahan dan dalam, serta kadang-kadang

berhenti.
77

Gambar 2.10 Teknik menyusui


(sumber : Susanto dan Andina Vita, 2019)

g. Kunjungan BBL normal

Tabel 2.12 Kunjungan BBL Normal

Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) a. Mempertahankan suhu tubuh
dilakukan dalam kurun waktu 6-48 bayi.
jam setelah bayi lahir
Hindari memandikan bayi hingga
sedikitnya 6 jam dan hanya
setelah itu jika tiak terjadi malsah
medis dan jika suhu 36,5
bungkus bayi dengan kain yang
kering dan hangat, kepala bayi
harus tertutup
78

b. Pemeriksaan fisik bayi

c. Dilakukan pemeriksaan fisik

d. Gunakan tempat yang hangat


dan bersih

e. Cuci tangan sebelum dan


melakukan pemeriksaan

f. Memberikan imunisasi HB-0


Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) a. Menjaga tali pusat dalam
dilakukan pada kurun waktu hari ke- keadaan bersih dan kering
3 sampai dengan hari ke-7 setelah
b. Menjaga kebersihan bayi
bayi lahir
c. Pemeriksaan tanda bahaya
seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah dan masalah
pemeberian ASI

d. Memberikan ASI (bayi harus


disusukan minimal 10-15 kali
dalam 24 jam) dalam 2 minggu
pasca persalinan

e. Menjaga keamanan bayi

f. Menjaga suhu tubuh bayi

g. Konseling terhadap ibu dan


keluarga untuk meberikan ASI
ekslusif pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir di rumah dengan
menggunakan buku KIA

h. Penanganan dan rujukan kasus


bila diperlukan
79

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) a. Pemeriksaan fisik


dilakukan pada kurun waktu hari
b. Menjaga kebersihan bayi
ke-8 sampai dengan hari ke-28
setelah lahir c. Memeberitahu ibu tentang
tanda-tanda bahaya bayi baru
lahir

d. Memberikan ASI (bayi harus


disusukan minimal 10-15 kali
dalam 24 jam ) dalam 2 minggu
pasca persalinan

e. Menjaga keamanan bayi

f. Konseling terhadap ibu dan


keluarga untuk memberikan ASI
ekslusif pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir di rumah dengan
menggunakan buku KIA

g. Memberitahu ibu tentang


imunisasi BCG

h. Penanganan dan rujukan kasus


bila diperlukan
(Sumber : Rukiyah, dkk, 2019)

5. Tinjauan Umum Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan

,pengaturan kelahiran, pembinaan ketahan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia


80

dan sejahtera (UU No.10 tahun 1992) (Yuhendi dan Kurniawati,

2018).

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan

jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka

dibuatlah beberapa cara alternative untuk mencegah ataupun

menunda kehamilan (Mastiningsih, 2019).

Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya

mempunyai perencanaan. Perencanaan tersebut diklasifikasi menjadi

tiga fase, yaitu fase menunda kehamilan, fase menjarangkan

kehamilan, dan fase mengentikan/ mengakhiri kehamilan. Hal

tersebut bertujuan menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan

pada usia muda, jarak kehamilan yang terlalu dekat dan melahirkan

pada usia tua.

1) Fase menunda kehamilan

Menunda kehamilan dianjurkan bagi pasangan usia subur ( PUS)

dengan usia istri kurang dari 20 tahun. Fase menjarangkan

kehamilan, fase ini biasanya dilakukan pada wanita yang berusia

20-30 tahun karena rentang usia tersebut merupakan rentang usia

terbaik mengandung dan melahirkan.

2) Fase menghentikan/mencegah kehamilan

Biasanya dianjurkan pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun

(Yuhendi dan Kurniawati, 2018).

b. Jenis-jenis Kontrasepsi
81

1) Kontrasepsi Implant

Implant atau susuk KB adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari

enam kapsul kecilberisi hormone lovonorgestrel yang dipasang

dibawah kulit lengan atas bagian dalam. Implant dipakai selama

lima tahun (Yuhendi dan Kurniawati, 2018)

Gambar 2.11 KB Implant


(Sumber : Mastiningsih, 2019)

a) Indikasi kontrasepsi implan

Indikasi pemakaian KB implan

(1) Menginginkan kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap

hari atau tidak perlu dipakai setiap ingin melakukan

hubungan seksual.

(2) Menginginkan penjarangan kehamilan.

(3) Sedang menyusui tetapi membutuhkan kontasepsi pada

saat bersamaan.

b) Kontraindikasi KB implant

(1) Sedang hamil atau dicurigai hamil.


82

(2) Sedang mengalami perdarahan pervaginam yang belum

teridentifikasi.

(3) Hipertensi.

(4) Epilepsi.

(5) Terdapat benjolan pada payudara atau kanker payudara.

c. Konseling Keluraga Berencana (KB)

1) Pengertian konseling KB

Konseling KB adalah percakapan yang bertujuan untuk

membantu calon peserta KB agar memahami norma keluarga

kecil bahagia sejahtera (NKKBS). Dengan memahami NKKBS,

diharapkan mereka memili keinginan untuk memiliki keluarga kecil

bahagia sejahtera (KKBS), dan untuk bisa memiliki KKBS mereka

akan merasa perlu memakai alat KB. Agar dapat menolong calon

peserta KB untuk bisa memilih alat KB yang cocok, perlu diberikan

konseling KB; pemilihan dan pemakaian alat KB yang didahului

dengan konseling KB akan membuat peserta KB merasa aman

dan nyaman (Jitowiyono dan Rouf, 2019).

2) Tujuan konseling

Secara detail, tujuan pemberian konseling adalah sebagai berikut.

a) Memberikan informasi yang tepat, lengkap, serta objektif

mengenai berbagai metode kontrasepsi sehingga klien

mengetahui manfaatpenggunaan kontrasepsi bagi diri sendiri

maupun keluarganya.

b) Mengidentifikasi dan menampung perasaan-perasaan negatif,

misalnya keraguan maupun ketakutan-ketakutan yang dialami


83

klien sehubung dengan pelayanan KB atau metode-metode

kontrasepsi sehingga konselor dapat membantu klien dalam

menanggulanginya.

c) Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi terbaik

bagi mereka. “terbaik” disini berarti metode yang aman dan

yang ingin digunakan klien atau metode yang secara mantap

dipilih oleh klien.

d) Membantu klien agar dapat menggunakan cara kontrasepsi

yang mereka pilih secara aman dan efektif.

e) Memberikan informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan

tempat pelayanan KB.

f) Menyeleksi calon akseptor dengan risiko tinggi, khusunya

untuk kontrasepsi mantap, dan membantu mereka memilih

metode kontrasepsi alternatif yang lebih sesuai.

3) Jenis konseling

a) Konseling KB di lapangan (nonklinik)

b) Konseling KB di klinik.

4) Langkah-langkah dalam konseling

Dalam memberikan konseling, khusunya bagi calon peserta

KB yang baru, hendaknya menerapkan enam langkah yang sudah

dikenal dengan kata kunci “SATU TUJU”. Penerapan “SATU

TUJU” tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena

petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien.


84

Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada

langkah yang satu dibandingkan dengan langkah yang lainnya.

Penjelasan mengenai kata kunci “SATU TUJU” adalah sebagai

berikut:

(a) SA : beri salam,sambut kedatangan, dan berikan perhatian.

(b) T : tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatakan.

(c) U : uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin diketahui.

(d) TU : bantu mencocokkan alat KB dengan keadaan dan

Kebutuhan

5) J : jelaskan alat KB apa yang digunakan.

6) U : ulangan, sambutlah dengan baik apabila klien perlu.

C. Tinjauan Umum Manajemen Kebidanan

1. Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikiran yang

di gunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah

secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa

kebidanan, perencanaan, pelayanan dan evaluasi (Sutanto, Yuni, 2019).

Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut Varney, proses

manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh

American College of Nurse Midwife (ACNM) terdiri dari:

1) Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang

lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang

komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk

mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.


85

2) Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan

interpretasi data dasar.

3) Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien.

4) Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat

keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.

5) Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

6) Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

individual.

7) Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen

dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan

selanjutnya.

8) Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam

situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.

9) Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan

kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah Manajemen Kebidanan

a) Langkah I : Pengumpulan data dasar

b) Langkah II : Interpretasi data

c) Langkah III : Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

d) Langkah IV : Penetapan kebutuhan tindakan segera/kolaborasi

e) Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

f) Langkah VI : Pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman


86

g) Langkah VII : Evaluasi

Standar asuhan kebidanan menurut Kepmenkes Nomor

938/Menkes/SK/Vlll/2007 adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose atau masalah

kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan

asuhan kebidanan (Yuliani, ddk, 2017).

a. Standar I : Pengkajian

1) Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria Pengkajian

a) Data tepat, akurat dan lengkap.

b) Terdiri dari data subjektif (Hasil anamnesa biodata, keluhan

utama, rieayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

c) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

b. Standar II : Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria perumusan diagnosa dan atau Masalah


87

a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

a) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

b) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi , dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan

1) Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ditegakkan.

1) Kriteria Perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien. tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan

secara komprehensif.

b) Melibatkan klien atau pasien dan atau keluarga.

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien atau

keluarga.

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondiisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence bassed dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumberdaya serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi

1) Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

bassed kepada klien atau pasien, dalam bentuk upaya promotif,


88

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

1) Kriteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psio-

sosial-spiritual-kultural.

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien dan atau keluargannya (inform consent).

c) Melaksanakan tindakan asuhan evidence based.

d) Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan.

e) Menjaga privacy klien atau pasien.

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai.

i) Melakukan tindakan sesuai standar.

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

e. Standar V : Evaluasi

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan

kondisi klien.

2) Kriteria evaluasi
89

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien.

b) Hasil evaluasi segera dan dikomunikasikan pada klien dan

atau keluarga.

c) Evaluasi dilakukan sesuai standar.

d) Hasil evaluasi ditindak lanjut sesuai dengan kondisi klien atau

pasien.

2. Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan

pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan

yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat

dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan (Yuliani, dkk,

2017).

a. standar Vl : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyatan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku

KIA). Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

a) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamneses.

b) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan


90

c) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

d) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehentif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan.
Alur Berpikir Bidan Pencatatan Asuhan
Kebidanan

Proses Manajemen Kebidanan


Dokumentasi Asuhan
Kebidanan

7 Langkah Varney 5 Langkah Kompetensi Bidan Soap Notes

Pengumpulan Data Dasar Data Subjektif


Bagan 2.1 : Metode Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Obektif
2. Interpretasi data : Assesment
diagnosis, masalah,
kebutuhan Objektif
Diagnosis dan
Assesment / diagnosis masalah aktual
Diagnosis dan
3. Identifikasi masalah
diagnosis atau masalah potensial
potensial Kebutuhan tindakan
4. Identifikasi Planning segera
kebutuhan yang
memerlukan penanganan
segera secara mandiri,
konsultasi atau kolaborasi
Planning :
5. Rencana asuhan :
Asuhan mandiri
Melengkapi data : tes Kolaborasi
diagnostik/laboratorium Tes diagnostik atau
Pendidikan/konseling
laboratorium
Rujukan.
Konseling
Follow up
Follow up
Implementasi
6. Pelaksanaan

7. Evaluasi Evaluasi
91

(Sumber : Panduan penyusunan laporan tugas akhir, Universitas Megarezky,


2019).

Bagan 3.1 : Kerangka Konsep Asuhan Berkelanjutan

Penerapan Asuhan Kebidanan pada kehamilan


fisiologis

Kunjungan I (UK 34-36 minggu)

Kunjungan II (UK 36-38 minggu)

Kunjungan III (UK 38-40 minggu)

Pemantauan kemajuan persalinan kala


I-IV dengan partograf dan pertolongan
persalinanPenerapan
Penerapan asuhan kebidanan normal asuhan kebidanan KUNJUNGAN I (4-7
pada BBL- Neonatus pada ibu nifas HARI PP)=
KONSELING
FISIOLOGIS
KUNJUNGAN I (Umur 6-48 jam) PELAYANAN KB
KUNJUNGAN I (6 jam-3 hari
KUNJUNGAN II (Umur 4-7 hari) KUNJUNGAN II (8-14
PP)
HARI PP)= EVALUASI
KUNJUNGAN III (Umur 8-14 KUNJUNGAN II( 4-7 hari PP) KONSELING
hari) PELAYANAN KB
KUNJUNGAN III (8-14 hari
KUNJUNGAN IV (  15 hari ) PP)
92

(Sumber : Panduan penyusunan laporan tugas akhir. Makassar.Universitas


Megarezky, 2019)
BAB III

METODE PENGKAJIAN

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan Berkelanjutan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan asuhan kebidanan kepada ibu

mulai masa kehamilan, persalinan, nifas, termasuk asuhan bayi baru lahir dan

pemilihan kontrasepsi bersifat asuhan yang berkelanjutan dengan

pendekatkan manajemen kebidanan, dalam membantu mengatasi masalah

kesehatan pasien secara komprehensif (Asuhan diberikan pada 1 orang

pasien, asuhan berkelanjut dari hamil sampai dengan KB).

Model asuhan kebidanan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan

asuhan yang berkesinambungan selama periode tertentu. Asuhan kebidanan

komprehensif dimana bidan sebagai tenaga profesional, memimpin dalam

perencanaan, organisasi dan pemberian asuhan selama kehamilan,

kelahiran, periode postpartum, termasuk bayi dan program keluarga

berencana, mampu memberikan kontribusi untuk kualitas asuhan yang lebih

baik.

Asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari kehamilan, bersalin, nifas,

bayi baru lahir serta pelayanan Keluarga Berencana (KB) ini

didokumentasikan dalam bentuk Asuhan kebidanan berdasarkan Kepmenkes

No.938/Menkes/SK/Vlll/2007.
94

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dalam bentuk studi kasus yaitu

mengambil 1 orang (pasien) yang merupakan subyek penelitian dalam bentuk

asuhan kebidanan yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi

baru lahir, keluarga berencana dengan pendekatan melakukan manajemen

asuhan kebidanan secara berkesinambungan dengan mengeksplorasi secara

mendalam dan spesifik tentang kejadian tertentu.

C. Tempat dan waktu Pengkajian

1. Tempat Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan di Puskesmas Bontomarannu Kec.

Bontomarannu, Kab. Gowa Sulawesi Selatan.

2. Waktu Pengkajian

Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Agustus 2020.

D. Objek Penelitian

Objek dalam pengkajian ini Ny “P” GIP0A0 yang datang memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas Bontomarannu dari masa kehamilan (34 minggu

3 hari), persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan pengumpulan data

didasarkan atas rencana penelitian.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi pengamatan

langsung pada ibu secara komprehensif.


95

a) Interview

Wawancara atau Tanya jawab dilakukan langsung antara peneliti

dengan pihak-pihak terkait, seperti klien, keluarga dan tim kesehatan

(dokter, bidan dan petugas kesehatan lainnya), untuk memperoleh

data yang dibutuhkan.

b) Observasi

Peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui secara langsung

keadaan klien yang meliputi observasi tanda-tanda vital dan observasi

perdarahan.

c) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan

secara menyeluruh (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi

dan perkusi.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui catatan dan pelaporan pada ibu hamil

dengan asuhan kebidanan secara komprehensif.

F. Metode Pengumpulan Data

Penyajian data menggunakan metode pelaksanaan manajemen asuhan

kebidanan Kep Menkes RI No 938/Menkes/SK/I II/2007 (Pengkajian, Analisis,

Masalah/Diagnosis potensial, Tindakan segera, Rencana tindakan,

Pelaksanaan dan Evaluasi) yang didokumentasikan dengan menggunakan

pengkajian SOAP dan Mampu melakukan pencatatan asuhan kebidanan

secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian pada

ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir (BBL) dan keluarga berencana (KB).
96

G. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu mendapatkannya rekomendasi dari

istitusi atau pihak lain dengan pengajuan permohonan izin kepada institusi

atau lembaga tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah

melakukan penelitian dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi.

(effendi, 2016).

1. Informen konsen

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria insklusi dan disertakan judul penelitian

dan manfaan penelitian, bila subjek menolak membaca tidak akan

memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.

2. Anominity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, maka peneliti tidak akan

mencantumkan identitas (nama) tapi cukup dengan memberikan kode

pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Menjelaskan masing-masing responden yang akan dirahasiakan

dalam penelitian. Kerahasiaan oleh peneliti, hanya data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset. (aziz, 2016)


97

Bagan 3.1 : Alur Asuhan Kegiatan Kebidanan Berkelanjutan

IBU HAMIL
UK 32/34-40-42 MINGGU

FISIOLOGIS PATOLOGIS

Penerapan Asuhan Kebidanan pada


kehamilan fisiologis RUJUK
Kunjungan I (UK 34-36 minggu
Kunjungan II (36-38 minggu)
Kunjungan III (UK 38-40 minggu)

BERSALIN

FISIOLOGIS PATOLOGIS

Pemantauan kemajuan RUJUK


persalinan kala I-IV dengan
partograf dan pertolongan
persalinan normal

BAYI BARU LAHIR NIFAS

PATOLOGIS FISIOLOGIS PATOLOGIS


FISIOLOGIS

Pemantauan asuhan kebidanan pada


Pemantauan asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis
pada BBL-neonatus fisiologi RUJUK Kunjungan I (6jam-3hari PP) RUJUK
Kunjungan I (umur 6jam-3hari) Kunjungan II (4-7 hari PP)
Kunjungan II (umur 4-7 hari ) Kunjungan III (8-14 hari PP)
Kunjungan III (umur 8-14 hari)

KB

Kunjungan I (4-7 hari PP) = Konseling pelayanan KN


Kunjungan II (8-14 hari PP) = Evaluasi konseling pelayanan KB

(Sumber : panduan penyusunan laporan tugas akhir Universitas Megarezky,


2019)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Bontomarannu berlokasi di Jl. Poros malino Sulawesi selatan,

yang mempunyai wilayah pemukiman

Dengan batas berikut :

1. Sebelah utara berbatasan batas dengan pemukiman warna

2. Sebelah selatan perbatasan dengan Jln. Borong Sapiri

3. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman

4. Sebelah timur perbatasan dengan Jln. Poros Malino

Puskesmas Bontomarannu memiliki sistem pelayanan rawat jalan dan rawat

nginap. Program pokok Puskesmas Bontomarannu yaitu menciptakan

kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, usaha peningkatan gizi,

kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

serta penyuluhan kesehatan. Puskesmas bontomarannu mempunyai 9

wilayah kerja, yang terdiri dari Borongloe, Romang lompoa, Bontomanai,

Pakatto, Nirannuang, Mata allo, Romangloe, Billi-bili, dan Sokolia. Dii

wilayah kerja Puskesmas Bontomarannu memiliki 6 pustu.


99

B. Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY “P”

DENGAN GESTASI 34 MINGGU 3 HARI

DI PUSKESMAS BONTOMARANNU

TANGGAL 03 AGUSTUS 2020

No.Registrasi : 4460/PKM Bontomarannu/VII/2020

Tanggal Kunjungan : 03 Agustus 2020 Jam : 09.15 wita

Tanggal Pengkajian : 03 Agustus 2020 Jam : 09. 20 wita

LANGKAH I IDENTITAS DATA DASAR

A. Identitas Istri dan Suami

Nama : Ny.”P” / Tn. “N”

Umur : 20 tahun / 23 tahun

Nikah / Lamanya : 1x / ± 1 tahun.

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMU / SMU

Pekerjaan : IRT / Karyawan swasta

Alamat : Jl. Borongloe

B. Keluhan utama :

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kandungannya.

C. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah

keguguran

2. HPHT Tanggal 05 Desember 2019

3. Usia kehamilan ibu ± 8 bulan


100

4. Pergerakan janinnya pertama kali pada umur kehamilan ± 5

bulan

5. Pergerakan janinnya kuat dan teratur terutama disebelah kiri

6. Tidak pernah merasakan nyeri perut dan mengalami perdarahan

selama hamil

7. Sudah mendapat Imunisasi TT 2 kali selama hamil

TT1 : Tanggal 12 April 2020

TT2 :: Tanggal 18 Mei 2020

8. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selama hamil kecuali

resep dokter / obat yang diberikan bidan

D. Riwayat Kesehatan/Penyakit Yang Lalu Dan Sekarang

1. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, malaria,

TBC, PMS, HIV-AIDS dan Hepatitis B

2. Ibu tidak pernah di rawat di rumah sakit

3. Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan

4. Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alcohol, dan merokok.

5. Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga

E. Riwayat Reproduksi

1. Riwayat haid

a. Menarche : 14 tahun

b. Siklus haid : 28-30 hari

c. Durasi haid : 4-7 hari

d. Dismenorhe : tidak ada

2. Riwayat ginekologi

3. Tidak ada riwayat tumor dan kanker


101

F. Riwayat psikososial, Ekonomi, dan Spiritual

1. Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya sekarang

2. Keluarga selalu memberikan dukungan kepada ibu

3. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

4. Biaya pengobatan dan perawatan di tanggung oleh suami

5. Ibu dan keluarga rajin beribadah

6. Ibu bersyukur dengan kehamilannya dan selalu berdoa agar

kehamilannya berlangsung normal sampai persalinan.

G. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Nutrisi

a. Kebiasaan sebelum hamil

1) Pola makan : Nasi, sayur, ikan, dan telur

2) Frekuensi : 2 kali sehari

3) Minum : ± 6-8 gelas sehari

b. Kebiasaan selama hamil

1) Pola makan : Nasi, sayur, daging, ikan, dan telur

2) Frekuensi : 2-3 kali sehari

3) Minum : ± 6-8 gelas sehari

2. Eliminasi

a. BAK

1) Kebiasaan sebelum hamil

a) Bau : Amoniak

b) Warna : kuning muda

c) Frekuensi : ± 3 kali sehari


102

2) Kebiasaan selama hamil

a) Bau : Amoniak

b) Warna : kuning muda

c) Frekuensi : 5-6 kali sehari

b. BAB

1) Kebiasaan sebelum hamil

a) Warna : kuning kecoklatan

b) Frekuensi : 1-2 kali sehari

2) Kebiasaan selama hamil : Tidak ada perubahan

3. Istirahat

a. Kebiasaan sebelum hamil

1) Tidur siang : 1-2 jam/ hari

2) Tidur malam : 6 - 8 jam/ hari

b. Kebiasaan selama hamil : Tidak ada perubahan

4. Personal hygiene

a. Kebiasaan sebelum hamil

1) Mandi 2 kali sehari

2) Keramas 3 kali seminggu menggunakan shampoo

3) Mengganti pakaian tiap kali kotor dan basah

b. Kebiasaan selama hamil: Tidak ada perubahan

H. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. TB : 160 cm

4. BB : 80 kg
103

5. LILA : 29 cm

6. Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,8 °c

P : 20 x/ menit

7. Kepala dan wajah

a. Rambut bersih dan tidak rontok dan tidak ada nyeri tekan

b. Tidak ada odema dan closmagravidarum pada wajah

c. Konjungtiva merah muda dan sclera putih

8. Leher

a. Tidak ada nyeri tekan

b. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan vena

jugularis

9. Payudara

a. Simetris kiri dan kanan

b. Puting susu terbentuk dan menonjol

c. Tampak hyperpigmentasi pada aerola mammae

d. Tidak ada massa/nyeri tekan

e. Kolostrum (+)

10. Abdomen

a. Tampak linea nigra dan striae livide

b. Tidak ada luka bekas operasi

c. Perut tampak membesar dan tonus otot tampak kencang

d. Palpasi :
104

Leopold I : 3 jrbpx (30 cm), LP (95 cm)

Leopold II : Puka

Leopold III : Kepala

Leopold IV : BAP (Konvergen)

e. Auskultasi : DJJ terdengar jelas pada perut ibu disebelah kiri

dengan frekuensi 145 x/menit.

11. Panggul

Kesan panggul normal

12. Genitalia

Inspeksi :tidak ada kelainan,vulva dan vagina bersih,tidak ada

varices dan tidak ada keputihan

13. Ekstremitas

a. Tidak odema

b. Tidak ada varices

c. Refleks patella (+/+)

d. Pemeriksaan Penunjang

I. Pemeriksaan LAB

Hb : 11,6 gr/ dl

Albumin : (-)

Reduksi : (-)

HBSAG : non reaktif (NR)

Goldar :O
105

LANGKAH II . IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GI P0 A0, Gestasi 34 minggu 3 hari, letak memanjang,

punggung kanan, presentase kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup,

keadaan ibu baik dan keadaan janin baik.

1. GI P0 A0

Ds : Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah

keguguran

Do :

a. Tonus otot perut kencang

b. Tampak linea nigra dan striae livide

c. Pada saat palpasi, teraba bagian-bagian janin

Analisa dan Interpretasi Data :

a. Tonus otot kencang karena belum pernah mengalami

kehamilan dan persalinan sebelumnya.

b. Pada kehamilan, kulit seolah – olah retak, warnanya agak

hiperemik dan kebiru – biruan yang disebut striae livide karena

pengaruh dari Melanophore Stimulating Hormon (MSH)

( Obstetri Fisiologi,hal.36).

c. Pada saat palpasi teraba bagian – bagian janin yang

merupakan tanda pasti kehamilan.

2. Umur kehamilan 34 minggu 3 hari

Ds :

a. HPHT tanggal 05 Desember 2020

b. Umur kehamilan ± 8 bulan


106

Do :

a. Tanggal pengkajian 03 Agustus 2020

b. Palpasi Leopold I: TFU 30 cm, LP 95 cm

c. TBJ 2.850 gram

Analisis dan Interpretasi Data:

a. Berdasarkan rumus neagle dihitung dari HPHT

tanggal 05 desember 2020 sampai dengan tanggal pengkajian

03 Agustus 2020, usia kehamilan ibu adalah 34 minggu 3 hari.

b. Pembesaran perut pada dasarnya disebabkan oleh

hipertropi otot polos uterus. Disamping itu, serabut-serabut

kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat meningkatnya

kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan

janin (Dartiwen dam Yati, 2019)

3. Letak Memanjang

Ds : Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada sisi kiri

Do : Leopold I : TFU 30 cm

Leopold II : Puka

Leopold III : Kepala

Leopold IV : BAP (Konvergen)

Analisis dan Interpretasi Data :

Situs janin memanjang terhadap sumbuh uterus sehingga teraba

difundus uteri, bokong dan bagian bawah teraba kepala terasanya

pergerakan janin yang kuat pada bagian bawah perut sebelah kiri ibu

yang menandakan bahwa situs janin memanjang (Astuti,dkk, 2017).


107

4. Punggung kanan

Ds : Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat dan teratur terutama

disebelah kiri perut ibu

Do : Palpasi leopold II : punggung kanan

Analisa dan Interpretasi data:

Pada palpasi leopold II teraba tahanan yang keras, lebar, dan datar

seperti papan di sisi kanan perut ibu yang merupakan punggung janin

dan teraba bagian-bagian kecil janin di kiri perut ibu sehingga

pergerakan janin lebih kuat dirasakan oleh ibu disebelah kiri (Dewi,

dkk, 2017)

5. Presentase kepala

Ds : -

Do : Palpasi leopold III : Kepala

Analisis dan Interpretasi data:

Pada pemeriksaan leopold III teraba kepala bagian bulat , keras,

melenting dan bundar yang berarti presentase kepala.

6. BAP

Ds : Ibu mengatakan lebih sering buang air kecil

Do : Pada palpasi leopold IV : BAP (bergerak atas panggul)

Analisa dan Interpretasi Data

a. Pada trimester ke tiga gejala sering BAK bisa timbul karena bagian

terenda janin mulai masuk keruang panggul dan mulai menekan

kandung kemih.

b. Pada palpasi leopold IV kedua tangan pemeriksa bertemu

(konvergen), menandakan bagian terbesar dan janin belum


108

memasuki rongga panggul dan ukuran terbesar dan kepala belum

melewati pintu atas panggul (Astuti, dkk, 2017).

7. Intra Uterine

Ds : ibu tidak pernah merasakan nyeri pada perut dan tidak pernah

mengalami pendarahan

Do : Saat palpasi abdomen, ibu tidak meringis

Analisa dan iterprestasi data

Bagian dari uterus yang merubah tempat pertumbuhan dan

perkembangan janin adalah cavum uteri dimana bagian ini hasil

konsepsi tumbuh dan kembang hingga aterm, tanpa menyebabkan

rasa nyeri yang hebat. (Sarwono Prawiroharjo. 2016).

8. Tunggal

Ds : Ibu merasakan janinnya bergerak lebih banyak pada perut

sebelah kiri.

Do :

a. Pada palpasi teraba 2 bagian besar yaitu kepala dan bokong

b. Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan

perut ibu dengan frekuensi 145 x/menit.

Analisa dan Interpretasi Data

a. Pada suatu kehamilan, janin dikatakan tunggal jika didapatkan

dua bagian besar saja, yaitu kepala dan bokong.

b. auskultasi DJJ hanya terdengar jelas pada salah satu sisi perut

ibu yang menandakan janinnya hanya satu. Untuk kehamilan

tunggal, DJJ hanya terdengar kuat dan teratur hanya pada satu

sisi (Dartiwen dan Yati, 2017).


109

9. Hidup

Ds : Ibu merasa pergerakan janinnya sejak umur 5 bulan sampai

sekarang.

Do: Pada saat palpasi teraba gerakan janin dan auskultasi DJJ

terdengar jelas dan teratur frekuensi 145 x/menit,

Analisa dan Interpretasi Data

Salah satu tanda pasti janin hidup yaitu pergerakan janin dan DJJ

terdengar jelas dengan frekuensi 145 x/menit. Pergerakan janin dapat

dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu (Asriana, dkk, 2017)

10. Keadaan Ibu dan Janin Baik

a. Keadaan ibu baik

Ds :

1. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat dan tidak

ada pengeluaran darah dari jalan lahir.

Do :

1. Keadaaan umum ibu baik

2. kesadaran komposmentis

3. Tidak ada oedema pada wajah, tangan, dan kaki

4. Konjungtiva merah muda, sklera putih

5. Tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg

N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 36,80C

6. Hb : 11,6 gr%
110

Analisa dan interprestasi data

Keadaan ibu baik, ditandai dengan tanda-tanda vital yang masih

dalam batas normal, konjungtiva merah muda, Hb normal.

b. Keadaan janin baik

Ds : Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat sampai dengan

sekarang

Do : DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan perut ibu

dengan frekuensi 145x/menit.

Analisa dan Interpretasi Data

Janin yang sehat bergerak kuat dan teratur minimal 1 kali setiap

jam dan bunyi jantung janin antara 120-160 X / menit.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada indikasi untuk melakukan tindakan segera / kolaborasi

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI

Diagnosa : GI P0 A0, umur kehamilan 34 minggu 3 hari, letak

memanjang, punggung kanan, presentase kepala, BAP, intra uterin,

tunggal, hidup, keadaan ibu baik dan keadaan janin baik.

Tujuan :

1. Kehamilan berlangsung dengan normal sampai aterm (37-42

minggu)
111

2. Tidak ada tanda-tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan dan

komplikasi kehamilan

3. Keadaan ibu dan janin baik Kriteria :

a. Kehamilan berlangsung normal

b. DJJ dalam batas normal dengan frekuensi 120-160 x/menit

c. TTV dalam batas normal

1) TD dalam batas normal

a) Systole : 100-130 mmHg

b) diastole : 60-90 mmHg

2) Suhu : 36,5⁰C – 37,5 ⁰C

3) Nadi : 60 – 90 x/menit

4) Pernapasan : 18 – 24 xmenit

d. Pergerakan janin kuat dan teratur, minimalkan bergerak 1 kali

dalam 1 jam.

INTERVENSI

1. Minta persetujuan ibu dan menjelaskan semua tindakan yang akan

dilakukan.

Rasional: Dengan meminta persetujuan ibu dan menjelaskan tindakan

yang akan dilakukan ibu dapat merasa tenang dan bisa bekerja sama

dengan petugas.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

Rasional : untuk mencegah infeksi silang

3. Observasi tanda-tanda vital dan DJJ.


112

Rasional: Untuk memantau perkembangan dan kesehatan ibu dan

janin. Tanda-tanda vital juga merupakan indikator untuk menentukan

keadaan umum ibu.

4. Beri health education tentang:

a. Gizi seimbang ibu hamil, pentingnya mengkomsumsi makanan

yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral. Misalnya: nasi, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan dan

susu.

Rasional: Wanita hamil harus mendapat perhatian khusus tentang

susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang

berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan

nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus,

inersia uteri, perdarahan pasca persalinan dan sepsis puerperalis,

sedangkan makanan yang berlebihan dapat mengakibatkan

komplikasi seperti gemuk, pre eklamsi, dan janin besar.

b. Istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8

jam.

Rasional: Dengan istirahat yang cukup, dapat mengurangi beban kerja

jantung yang mengalami peningkatan serta menghemat penggunaan

energi.

c. Personal Hygiene, yaitu mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian

dalam dan luar sehabis mandi.

Rasional: Hal ini dapat memberi kenyamanan dan kesegaran kepada

ibu dan mencegah terjadinya penyebaran mikroorganisme.

d. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.


113

1) Sakit kepala yang hebat dan menetap

2) Demam

3) Penglihatan kabur

4) Oedema pada wajah, tangan dan kaki

5) Mual dan muntah berlebihan

6) Nyeri perut yang hebat

7) Pergerakan janin berkurang

8) Perdarahan pada jalan lahir

9) Keluarnya cairan dari jalan lahir sebelum waktunya (KPD)

10) Kejang

Rasional : Dengan memberitahu 10 tanda bahaya kehamilan, ibu

dapat segera mengetahui setiap saat bahaya yang dapat mengganggu

kehamilannya dengan begitu ibu akan segera ke RS, puskesmas dan

tempat pelayanan terdekat.

5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang setiap minggu jika ada

komplikasi dan jika ibu belum melahirkan.

Rasional : Dengan menjelaskan kepada ibu mengenai kunjungan

ulang (kapan harus kembali) maka ibu dapat memantau

perkembangan kehamilannya.

6. Berikan konseling tentang ASI ekslusif

Rasional: ASI ekslusif adalah pemenuhan nutrisi pada bayi dengan

memberikan ASI pada bayi dari umur 0-6 bulan tanpa makanan

tambahan.

7. Berikan konseling tentang KB pasca persalinan

Rasional : Agar ibu dapat mengatur jarak kehamilannya


114

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 03 Agustus 2020, pukul 09.30 wita

1. Meminta persetujuan ibu dan menjelaskan semua tindakan yang akan

dilakukanseperti pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik

Hasil: Ibu mengerti dan bersedia untuk diperiksa.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Hasil : Terlaksana

3. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai hasil yang

didapatkan seperti letak janin normal (letak kepala), DJJ 145

x/menit,dan bayi bergerak dengan aktif.

Hasil: Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang dijelaskan

4. Memberi health Education tentang:

a. Gizi seimbang ibu hamil, pentingnya mengkomsumsi makanan

yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral. Misalnya: nasi, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan dan

susu.

b. Istirahat yang cukup misalnya tidur siang 1-2 jam perhari dan tidur

malam 7-8 jam perhari

c. Personal Hygiene, yaitu mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian

dalam dan luar sehabis mandi.

d. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan seperti :

1) Sakit kepala menetap

2) Demam

3) Penglihatan kabur

4) Oedema pada wajah, tangan dan kaki


115

5) Mual muntah berlebihan

6) Nyeri perut yang hebat

7) Pergerakan janin berkurang

8) Perdarahan pada jalan lahir sebelum melakukannya

9) Keluarnya cairan dari jalan lahir sebelum waktunya (KPD)

10) Kejang

Hasil: Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

5. Manganjurkan ibu untuk kunjungan ulang setiap minggu jika ada

komplikasi dan jika ibu belum melahirkan

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya

6. Berikan konseling tentang asi ekslusif

Rasional : ASI ekslusif adalah pemenuhan nutrisi pada bayi dengan

memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi dari umur 0-6 bulan tanpa

makanan pendamping

7. Berikan konseling tentang KB pasca persalinan

Hasil :Ibu mengerti dan mau untuk menggunakan KB.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 03 Agustus 2020, pukul 10.00 wita 09.30 wita

1. Keadaan ibu baik, kesadaran komposmentis

2. TTV dalam batas normal

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

P : 20x/menit

S : 36,80C
116

3. DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut ibu dengan frekuensi

145x/menit.

4. Umur kehamilan 34 minggu 3 hari berlangsung normal dan ditandai

dengan:

Leopold I : TFU 30 cm

Leopold II : Puka

Leopold III : Kepala

Leopold IV : BAP

5. Ibu tidak pernah mengalami tanda bahaya kehamilan


117

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.1 Kunjungan ANC yang ke-1 (34 Minggu 3 hari)

No. Rm :

Alamat : Jl. Borongloe


Nama pasien : Ny.

P
Hari/tgl/ Peneliti
SOAP
Waktu
Senin, A. DATA SUBJEKTIF : Lilis Mientarsy
03 1. Ibu mengatakan sering merasa lelah
Agustus dan berkeringat
2020 2. Ibu mengatakan umur kehamilannya ±
09.30 8 bulan
Wita 3. Ibu mengatakan sering BAK
B. DATA OBJEKTIF :
1. Umur kehamilan 34 minggu 3 hari
2. Keadaan umum ibu baik dan
kesadaran composmentis,
3. Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
P : 22 x/menit,
Suhu : 36,5˚C.
4. Palpasi :
Leopold I : TFU 31 cm.
Leopold II : Puka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP.
5. DJJ teratur, frekuensi 145 x/menit.
6. TBJ : 2.945gram.
ANALISA :
Ny. P GIP0A0 usia kehamilan 34 minggu 3
118

hari letak memanjang bagian terendah


09.40 wita
kepala janin tunggal hidup, intra uteri, ibu
merasa lelah, keadaan janin baik.
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan ibu dan janin sehat,
tekanan darah normal dan bunyi jantung
bayi normal. Ibu mengerti dan telah
mengetahui keadaannya.
2. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
09.50 wita
untuk menjaga stamina ibu sehingga ibu
tidak cepat lelah. Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
3. Memberikan He (Health education) tentang
Nutrisi Ibu Hamil dan menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
seperti nasi, sayuran hijau, buah-buahan,
susu ibu hamil dan banyak mengonsumsi
air putih, ibu mengerti dan mau
mengonsumsi makanan yang bergizi.
4. Memberikan He (Health education) tentang
personal hygiene dan menjelaskan kepada
ibu bagimana cara melakukan personal
hygiene, agar tetap mempertahankan
kebersihan diri ibu selama kehamilan
sampai persalinan, ibu mengerti dan mau
melakukan personal hygiene.
5. Berikan konseling tentang asi ekslusif
Hasil : ibu mengerti dan akan menyusui
bayinya segera setelah lahir
Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan
kembali. Ibu mau untuk dilakukan
kunjungan rumah kembali tanggal 24
Agustus 2020.
119

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.2 Kunjungan ANC Ke-2 (36 Minggu 3 hari)


120

No. Rm :

Alamat : Jl. Borongloe


Nama pasien : Ny.

P
Hari/tgl/ Peneliti
SOAP
Waktu
Senin, A. DATA SUBJEKTIF : Lilis Mientarsy
17 1. Ibu mengatakan sering merasa lelah
Agustus dan berkeringat
2020 2. Ibu mengatakan umur kehamilannya ±
10.00 9 bulan
Wita 3. Ibu mengatakan sering BAK
B. DATA OBJEKTIF :
1. Keadaan umum ibu baik dan
kesadaran composmentis,
2. Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
P : 22 x/menit,
Suhu : 36,5˚C.
3. Palpasi :
Leopold I : TFU 31 cm, LP 95 cm
Leopold II : Puka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP.
4. DJJ teratur, frekuensi 142 x/menit.
5. TBJ : 2.945 gram.
ASSESMENT :
10.10 wita
Ny “P” GIP0A0 usia kehamilan 36 minggu 3
hari letak memanjang bagian terendah
kepala janin tunggal hidup, intra uteri, ibu
merasa lelah dan sering BAK, keadaan
janin baik.
121

10.15 wita Masalah : sering buang air kecil (BAK)


PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan ibu dan janin sehat,
tekanan darah normal dan bunyi jantung
bayi normal. Ibu mengerti dan telah
mengetahui keadaannya.
2. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
untuk menjaga stamina ibu sehingga ibu
tidak cepat lelah. Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
3. Memberikan He (Health education)
tentang Nutrisi Ibu Hamil dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi seperti nasi,
sayuran hijau, buah-buahan, susu ibu
hamil dan banyak mengonsumsi air putih,
ibu mengerti dan mau mengonsumsi
makanan yang bergizi.
4. Memberikan He (Health education)
tentang personal hygiene dan
menjelaskan kepada ibu bagimana cara
melakukan personal hygiene, agar tetap
mempertahankan kebersihan diri ibu
selama kehamilan sampai persalinan, ibu
mengerti dan mau melakukan personal
hygiene.
5. Melakukan konseling KB pasca melahirkan
Hasil: ibu mengerti dan bersedia untuk
berKB
6. Memberikan konseling tentang ASI
eksklusif
Hasil : ibu mengerti dan akan menyusui
bayinya segera setelah lahir
122

7. Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan


kembali. Ibu mau untuk dilakukan
kunjungan rumah kembali tanggal 24
Agustus 2020.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.3 Kunjungan Ibu Hamil Ke-3 (37 minggu 3 hari)

Alamat : Borongloe No. Rm :


123

Nama pasien
: Ny. P
Hari/ SOAP Peneliti

tgl/

Waktu
Senin, A. DATA SUBJEKTIF : Lilis
24 Agustus 1. Ibu mengatakan sering BAK
Mientarsy
2020 B. DATA OBJEKTIF :
1. Keadaan umum ibu baik
Jam 10.00 2. Kesadaran composmentis
wita 3. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5˚C.
4. TB : 160 cm
5. BB : 83 kg
6. Lila : 29 cm.
7. Palpasi :
Leopold I : TFU 31 cm, lp : 100 cm.
Leopold II : Puka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP
8. DJJ terdengar jelas dan teratur, frekuensi 140
x/menit. TBJ 3100 gram.
10.05 wita C. ASSESMENT(A)
GI P0 A0, gestasi 37 minggu 3 hari,situs
memanjang, punggung kanan, presentase kepala,
BDP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan ibu
dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN (P)
10.10 wita 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil :
a. Keadaan umum ibu baik
124

b. Kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 22 x/menit
S : 36,5˚C.
d. TB : 160 cm
e. BB : 83 kg
f. Lila : 29 cm.
g. Palpasi :
Leopold I : TFU 31 cm, lp : 100 cm
Leopold II : Puka
10.15 wita Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP
h. DJJ terdengar jelas dan teratur, frekuensi
140 x/menit. TBJ 3100 gram.
2. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak
asupan air pada siang hari dan kurangi
asupan air pada malam hari.
Hasil : ibu bersedia minum pada pagi dan
siang hari dan mengurangi minum pada
malam hari
3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi
obat tablet fe yang telah diberikan
Hasil : ibu bersedia minum obat tablet fe yang
diberikan
2. Memberitahukan ibu tentang tanda-tanda
persalinan
a. Nyeri perut tembus belakang secara
teratur
b. Nyeri perut tembus kebelakang yang
semakin sering dan lama
c. Pelepasan lendir dan darah atau air dari
jalan lahir
125

Hasil : ibu mengerti dan segera meminta


pertolongan bila tanda-tanda persalinan
sudah mulai nampak .
3. Diskusikan tentang persiapan persalinan
dengan memperhatikan BAKSOKUDA
a. B (Bidan) : pastikan ibu didampingi bidan
atau menghubugi tenaga kesehatan
b. A (Alat) : memberitahu iu untuk
memebawa perlengkapan dan bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk persiapan
persalinan
c. K (Keluarga) : memberitahu keluarga untuk
mendampingi ibu saat bersalindan untuk
persiapan donor darah
d. S (Surat) : memberitahu ibu untuk
melengkapi surat-surat yang dibutuhkan
saat bersalin
e. O (obat) : memberitahu ibu membawa
obat-obat yang diperlukan
f. K (kendaraan) : memberitahu ibu untuk
menyiapkan kendaraan untuk bersalin
g. U (uang) : memberitahu ibu agar
menyiapkan uang untuk persiapan rujukan
atau untuk membeli kebutuhan pasca
persalinan
h. DA (darah) : menyiapkan darah
sewaktu-waktu membutuhkan transfusi
darah apabila terjadi perdarahan.
4. Menganjurkan ibu untuk follow up bila ada
keluhan ataupun tanda-tanda persalinan
Hasil : ibu bersedia untuk follow up bila ada
keluhan ataupun adanya tanda tanda
persalinan
126

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.4 Persalinan Kala I

TANGGAL PENDOKUMENTASIAN PENGKAJI


DAN INC
JAM (SOAP)
26 Agustus A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis
127

2020 jam 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan Mientarsy
01.45 wita tidak pernah keguguran
2. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 9 bulan
3. Ibu mengatakan merasa nyeri pada perut tembus ke
belakang
4. Ibu mengatakan adanya pengeluaran darah dan
lendir
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
3. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak
pernah keguguran
4. Gestasi 37 minggu 5 hari
5. Tanda-tanda vital
TD :110/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,8 °c
P : 20 x/ menit
6. Abdomen
a. Tidak ada bekas operasi
b. Tampak linea nigra dan striae livide
c. Tidak ada luka bekas operasi
d. Perut tampak membesar dan tonus otot tampak
kencang
e. Palpasi :
Leopold I : 3 jrbpx (31 cm) , lp :100, TBJ :
31x100= 3100 gram
Leopold II : Puka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP (Divergen)
DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut
ibu dengan frekuensi 148x/menit
7. Kontraksi 4x10 durasi 40-45detik
8. Pemeriksaan dalam (VT 1), tanggal 26 Agustus 2020,
128

pukul 01.45 wita


a. Vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Porsio : Tipis
c. Ketubah : Utuh
d. Pembukaan : Ø 7 cm
e. Presentase : Kepala
f. Penurunan : H-III
g. Molase : Tidak ada
h. Penumbungan : Tidak ada
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Lendir dan darah
C. ASESSMENT (A)
GI P0 A0, Gestasi 37 minggu 5 hari situs memanjang,
punggung kanan, presentase kepala, BDP, intra uterine,
tunggal, hidup, keadaan ibu baik dan janin baik
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
Hasil : Dilaksanakan
2. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih
Hasil : ibu bersedia melakukannya
3. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarga
Hasil : ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya
4. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri
Hasil : ibu bersedia untuk berbaring miring ke kiri
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik
nafas panjang saat ada his
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang
diberikan
6. Memberikan support dan motivasi pada ibu
Hasil : ibu lebih semangat menghadapi
129

persalinannya
7. Memberikan intake cairan dan makanan pada ibu
saat tidak ada his
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang
diberikan
8. Mengobservasi DJJ, his dan nadi setiap 30 menit
dan melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam
Hasil :

Jam His Durasi DJJ TTV suhu


01.45 4x10 40-45 145x 110/80 36,5ºc
/i mmHg
02.15 4x10 40-45 138x 110/80 36,5º
/i mmHg
02.45 4x10 40-45 140x 110/80 36,5º
/i mmHg
9. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
10. Menyiapkan alat partus
Hasil : alat telah disiapkan
130

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.5 Persalinan Kala II

Tanggal Pendokumentasian NAMA


dan jam INC
PENGKAJI
( SOAP )
Rabu, 26 A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis
Agustus 1. Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah
Mientarsy
2020 jam tembus ke belakang bertambah sering
02.45 wita 2. Ibu mengatakan ada tekanan pada anus dan
ingin BAB
3. Ibu mengatakan ada pelepasan lendir dan
darah yang bertambah banyak
4. Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk
meneran saat kontraksi
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Perineum menonjol
2. Vulva dan vagina membuka
3. Anus tampak terbuka
4. His adekuat 4 x 10 durasi > 40-45 detik
5. Hasil pemeriksaan dalam (VT) II , pukul 02.45
131

wita
a. Vulva dan vagina : tidak ada kelainan
b. Porsio : melesap
c. Pembukaan : Ø 10 cm
d. Ketuban : (-) Jernih
e. Presentase : kepala
f. Penurunan : H-IV (0/5)
g. Moulage : tidak ada
h. Penumbungan : tidak ada
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah
C. ASESSMENT (A)
Persalinan Kala II

D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal 26 Agustus 2020Jam : 02.45 wita
1. Melihat tanda dan gejala kala II
a. Adanya dorongan ingin meneran
b. Adanya tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
2. Mendekatkan dan menyiapkan alat partus dan
bahan serta alat lain yang dibutuhkan
3. Memakai celemek (APD)
4. Melepaskan dan menyiapkan semua
perhiasan, lalu mencuci tangan 6 langkah
menggunakan sabun dibawah air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan
yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam
6. Memasukan oxytosin dalam spoit
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan
kapas DTT jika handscoon terkontaminasi
maka ganti handscoon dan rendam dilarutan
132

clorin 0,5% selama 10 menit


8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan lengkap
Pemeriksaan dalam (VT II), pukul 02:45 wita
a. Vulva / Vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban : Jernih
e. Presentse : Kepala
f. Penurunan : Hodge IV (0/5)
g. Molase : Tidak ada
h. Penumbungan : Tidak ada
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Lendir dan darah
9. Dekontaminasi handscoon dengan cara
mencelupkan tangan di larutan clorin 0,5%.
Kemudian lepaskan dan rendam secara terbalik
dalam larutan clorin 0,5%, selama 10 menit
10. Pemeriksaan kembali DJJ sesudah kontraksi
Hasil DJJ: 140 x/ menit, normalnya 120-160 /
menit
11. Memberitahu keluarga dan ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap dan janin dalam
keadaan baik
12. Meminta keluarga untuk membantu
menyiapkan posisi meneran ibu
13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat
ibu merasa ada keinginan untuk mengedan
atau saat ada kontraksi
14. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang
nyaman jika belum ada dorongan untuk
meneran
15. Meletakan handuk bersih diatas perut ibu
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
133

dibawah bokong ibu


17. Membuka tutup partus set dan memastikan
peralatan telah lengkap
18. Memakai sarung tangan steril pada kedua
tangan
19. Setelah kepala bayi tampak 5-6 cm pada vulva,
maka lindungi perineum dengan satu tangan
yang di lapisi kain bersih dan kering dan tangan
satu menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala
20. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat atau
tidak. Jika ada longgarkan
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar
secara spontan, kemudiaan memegang kepala
bayi secara bipariental untuk melahirkan bahu,
tekan dan dorong ke arah bawah untuk
melahirkan bahu depan, kemudian gerakan ke
arah atas untuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah bahu lahir menggeser tangan bawah
kearah perineum untuk menyangga kepala bayi
dan tangan diatas menelusuri badan bayi
24. Menulusuri badan tangan hingga tungkai
kemudian pegang kedua telapak kaki dan
memasukan jari telapak kesela-sela antum kaki
bayi
25. Melakukan penilaian (Tonus otot aktif,
menangis kuat dan warna kulit kemerahan)
26. Mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak
tangan
27. Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada
bayi kembar
28. Memberitahu pada ibu bahwa ia akan di suntik
134

oxytosin
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, lalu kita
suntikan oxytosin 10 cm pada1/3 bagian paha
lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan menjepit tali
pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pangkal
pusat bayi dan jepit kembali tali pusat dengan
umbical cord pada 2cm dari klem pertama
31. Menggunting tali pusat di tengah-tengah antara
klem pertama dan kedua
32. Meletakan bayi kontak kulit dengan ibunya dan
melakukan IMD
135

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.6 Persalinan Kala III

TANGGAL PENDOKUMENTASIAN Nama


DAN JAM INC
PENGKAJI
(SOAP)
Rabu, 26 A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis Mientarsy
Agustus 1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
2020 jam 2. Ibu mengatakan merasa letih dan capek
03.07 wita 3. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran
bayinya
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Bayi lahir spontan, PBK tanggal 26 Agustus
2020, pukul 03.05 wita
a. BBL : 3000 gram
b. PBL : 49 cm
c. LK : 33 cm
d. LD : 33 cm
e. LP : 31 cm
f. LILA :11 cm
g. JK : ♂ (laki-laki)
h. A/S: 8/10
2. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
3. TFU setinggi pusat
4. Tali pusat bertambah panjang
5. Adanya semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir
136

C. ASESSMENT (A)
Perlangsungan kala III pengeluaran plasenta

D. PENATALAKSANAAN (P)
33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva, klem sudah
dipindahkan.
34. Meletakkan 1 tangan diatas kain pada perut
bawah ibu, tepat di atas tulang pubis dan
menggunakan tangan lain untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
tangan kiri diatas simfisis dengan tangan kanan
memegang klem.
35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian
peregangan tali pusat ke arah bawah dengan
lembut, lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara
menekan uterus ke arah atas dan belakang
dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya
involusi uteri, sudah dilakukan.
36. Setelah plasenta tampak dijalan lahir, minta ibu
meneran sambil tangan lain menarik tali pusat
ke arah bawah dan kemudian kea rah atas dan
bila tali pusat panjangpindahkan klem hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva, sudah dilakukan.
37. Lahirkan plasenta dengan kedua tangan,
pegang plasenta dan putar searah jarum jam
kemudian lahirkan, plasenta sudah lahir.
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir lakukan masase uterus letakkan telapak
tangan di fundus dan laukan masase dengan
gerakkan melingkar dan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras) ,uterus
teraba keras dan bundar.
137

39. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput


ketuban, tidak ada rest plasenta dan plasenta
lahir lengkap.
40. Evaluasi kemungkinan ruptur pada vagina dan
perineum.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.7 Persalinan Kala IV


138

TANGGAL PENDOKUMENTASIAN NAMA


DAN JAM INC
PENGKAJI
(SOAP)
26 Agustus A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis Mientarsy
jam 03.25 1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
wita setelah persalinan
2. Ibu mengatakan lelah dan ingin beristirahat
3. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran
bayinya
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Plasenta lahir lengkap tanggal 26 Agustus
2020, jam 03.10 wita
2. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
3. TFU 1 jari bawah pusat
4. Perdarahan ± 100 cc
5. Kandung kemih kosong
6. TTV dalam batas normal
TD : 100/80 mmHg S : 36,5ºc
N : 80x/I P : 20x/i
7. Ibu tampak lelah setelah proses persalinan
C. ASESSMENT (A)
Kala IV pemantauan, keadaan ibu dan bayi baik

D. PENATALAKSANAAN (P)
41. Menilai ulang uterus dan memastikan
berkontraksi dengan baik, uterus berkontraksi
dengan baik.
42. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung
tangan kedalam larutan clorin 0,5%, sudah
dilakukan.
43. Pastikan kandung kemih kosong, kandung
kemih telah kosong.
44. Ajarkan ibu/keluarga bagaimana melakukan
139

masasse uterus dan menilai kontraksi,


ibu/keluarga mengerti dan melakukannya.
45. Evaluasi kehilangan darah, perdarahan ± 50
cc.
46. Memeriksa nadi ibu, nadi ibu normal 80x/m.
47. Memantau keadaan ibu dan pastikan bernapas
dengan baik:
TD: 120/80 mmHg, N: 80x/m, P: 20x/m, S:
36,7°c.
48. Tempatkan semua peralatan di dalam larutan
clorin 0,5% untuk dekontaminasi, sudah
dilakukan.
49. Membuang alat-alat dekontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai, sudah dilakukan.
50. Membersihkan ibu dari paparan darah dan
cairan tubuh dengan cairan DTT, ibu sudah
bersih.
51. Pastikan ibu merasa nyaman, ibu merasa
nyaman.
52. Dekontaminasi tempat dengan larutan clorin
0,5%, sudah dilakukan.
53. Cuci tangan, tangan sudah bersih.
54. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan
clorin 0,5% dan buka secara terbalik
55. Cuci kedua tangan dengan sabun dibawah air
mengalir kemudian keringkan dengan handuk
bersih, sudah dilakukan.
56. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik, sudah dilakukan.
57. Dalam 1 jam pertama beri salap/tetes mata
antibiotic profoleksi dan vit.k 1 mg IM di paha
kiri bawah lateral, kemudian pemeriksaan fisik:
BBL: 3000 gr, PBL: 49 cm, LK: 33 cm, LD: 33
140

cm, LP: 31 cm, JK: ♂


58. Setelah 1 jam pemberian vit.k berikan suntikan
imunisasi hepatitis b dibawah paha kanan
lateral, sudah dilakukan
59. Membersihkan sarung tangan ke dalam larutan
clorin 0,5%, lepas secara terbalik kemudian
mencuci tangan dengan sabun dibawah air
mengalir dan mengeringkan dengan handuk
bersih
60. Lengkapi partograf

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.8 kunjungan nifas ke-1 (6 jam post partum)

Alamat : Puskesmas Bontomarannu NO.RM :4460/PKM BONTOMARANNU/VII/2019

Nama Pasien : Ny”P”


TANGGAL PENDOKUMENTASIAN PENGKAJI
DAN JAM
(SOAP)
Tanggal, A. DATA SUBJEKTIF (S) : Lilis Mientarsy
26 Agustus 1. Ibu mengatakan merasa senang dengan
2020,pukul kelahiran bayinya
10.00 wita 2. Ibu mengeluh nyeri luka jahitan perineum.
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. TFU 1 jari bawah pusat
2. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
3. Tampak bekas luka jahitan masih basah
4. Tampak pengeluaran lochea rubra
5. Perdarahan ± 30 cc
6. Tanda-tanda vital dalam batas normal
141

TD : 110/80 mmHg
S : 36,6ºc
N : 80 x / menit
P : 22 x / menit
7. ASI (+)
C. ASSESMENT (A)
Ny “P” PI A0 Post partum 6 jam dengan nyeri luka
jahitan perineum.
D. PLANNING (P)
Tanggal 26 Agustus 2020, pukul : 10.10 wita

1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga


tentang tindakan yang akan dilakukan
Hasil : Ibu beserta keluarganya mengerti
dengan penjelasan yang diberikan
2. Mengobservasi keadaan umum ibu dan TTV
3. Hasil :
a. Kedaan umum ibu baik
b. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/i
S : 370C
P : 20x/i
4. Mengobservasi pengeluaran lochea
Hasil : lochea rubra berwarna merah segar
dan bau amis
5. Mengobservasi kontraksi uterus
Hasil : kontraksi uterus ibu baik,teraba keras
dan bulat. TfU 1 jrbpst
6. Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil : Ibu mengerti dan memahami penyebab
nyeri
7. Menganjurkan ibu untuk selalu mengganti
pembalut tiap 2 jam
142

Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya


8. Memberikan Health Education tentang:
a. Makanan bergizi
b. Asi ekslusif
c. Perawatan payudara
d. Personal hygiene
e. Istirahat
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
9. Mengajarkan ibu melakukan perawatan tali
pusat dengan cara membersihkan dengan
kapas yang dibasahi air bersih tanpa dibubuhi
apapun, dan tidak di bungkus sehingga tidak
terjadi perdarahan dan infeksi.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
10. Menganjurkan ibu tetap menjaga kehangatan
bayinya agar bayi tidak hipotermi, dengan
cara tetap menyelimuti bayi dan jangan
biarkan bayi bersentuhan dengan benda yang
dingin misalnya lantai, tangan yang dingin dan
kipas angin.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelsan yang
diberikan dan bersedia melakukannya
11. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi
obat Antibiotik yang diberikan (Asam
mefenamat 3x1 dan Amoxilin 3x1) meredakan
rasa nyeri dan membantu proses
penyembuhan setelah melahirkan.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelsan yang
diberikan dan bersedia melakukannya
12. Melakukan konseling KB, agar ibu dapat
mengetahui keuntungan, kerugian, serta
keefektifannya.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang
143

diberikan dan ingin menggunakan KB Implant


sebelum kembali kerumahnya atau jika
diizinkan untuk pulang.
13. Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan
ulang
Hasil : Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang
pada tanggal 30 Agustus 2020.
144

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.9 Kunjungan Nifas ke-2 (4-7 post partum)

Alamat : Borongloe NO.RM :4460/PKMBONTOMARANNU/VII/2019

Nama pasien : Ny ”P”


TANGGAL PENDOKUMENTASIAN Pengkaji
DAN JAM
(SOAP)
Minggu, 30 A. DATA SUBJEKTIF (S) : Lilis
Agustus 2020, 1. Ibu mengatakan ASInya banyak sehingga Mientarsy
pukul 10.15 bayinya dapat menyusui dengan baik
wita 2. Ibu mengatakan nyeri luka jahitan perineum
sudah berkurang
3. Ibu mengatakan BAB dan BAK lancar
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
S : 36,6ºc
N : 80x/i
P : 22x/i
4. Konjungtiva merah mudah,sclera putih
5. Pengeluaran ASI lancar dan banyak
6. TFU 2 jari atas sympisis
7. Tidak ada oedema pada daerah ekstremitas
atas dan bawah
8. Tampak pengeluaran lochea sanguinolenta,
vagina tampak bersih dan tidak berbau
145

Minggu, 30 C. ASSESMENT (A)


Agustus 2020 Ny “P” PI A0, post partum hari ke-7
pukul : 10.20 D. PLANNING (P)
wita 1. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien
dan keluarga
Hasil : komunikasi telah dilakukan
2. Mengkaji kemampuan ibu merawat bayinya
Hasil : ibu sudah mampu merawat bayinya
terutama memandikan bayinya secara mandiri
3. Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin
Hasil : ibu bersedia memberikan ASI kepada
bayinya
4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya masa
nifas
Hasil : ibu mengerti tanda bahaya masa nifas
5. Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi
makanan yang bergizi untuk melancarkan
produksi ASI
Hasil : ibu mengerti dan telah melaksanakannya
6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan /personal
hygiene
Hasil : ibu mengerti dan maumelaksanakan dan
menjaga kebersihannya.

CATATAN PERKEMBANGAN
146

Tabel 4.9 Kunjungan Nifas ke-3 ( 8 -14 hari post partum )

Alamat : Borongloe NO.RM :4460/PKM BONTOMARANNU/VII/2019

Nama pasien :Ny. ”P”


Hari/Tgl PENDOKUMENTASIAN Pengkaji

(SOAP)
Senin, 07 A. DATA SUBJEKTIF : Lilis
September 1. Ibu mengatakan keadaanya baik-baik saja,
Mientarsy
2020, pukul tidak ada keluhan, BAB(+) / BAK(+).
09.15 wita B. DATA OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum Baik
b. Kesadaran composmentis,
c. TTV :
TD: 120/80 mmHg
N : 84x/i
S : 36,5 0C
R : 22 x/i
2. Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva merah muda dan sklera
putih
Payudara : puting susu tidak lecet, ASI keluar
lancar,tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih
kosong
Genitalia : Luka jahitan sudah kering,
pengeluaran Lochea serosa.
ASSESMENT (A) :

Ny. “P” PIA0 post partum 2 minggu

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
147

Hasil : Ibu mengetahui keadaannya saat ini.


2. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit seperti bayi
menangis saat menyusui.
Hasil : Ibu menyusui dengan baik.
3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan
bergizi dan istrahat yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan istirahat ibu.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
4. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan /personal
hygiene
Hasil : ibu mengerti dan maumelaksanakan dan
menjaga kebersihannya.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.10 kunjungan ke-1 Bayi (Umur 6 jam-3 hari)

Alamat : Borongloe Rm : 4460/PKM BONTOMARANNU/VII/2019

Nama pasien: Bayi Ny “P”


Hari/Tgl PENDOKUMENTASIAN PENGKAJI
148

(SOAP)
Rabu, 26 A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis Mientarsy
Agustus 1. Ibu mengatakan melahirkan anak
2020. pertamanya pada tanggal 26 Agustus
Pukul : 2020, pukul 03.05 wita
10.00 wita 2. Ibu mengatakan ASI-nya ada
3. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan
BAK
B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum baik
2. BBL : 3000 gram
3. PBL : 49 cm
4. APGAR SCORE : 8/10
5. Lingkar kepala : 33 cm
6. Lingkar dada : 33 cm
7. Lingkar lengan : 11 cm
8. TTV: P : 42x/menit
N : 140x/menit
S : 36,5C
9. Kepala
a. Inspeksi : bersih, rambut tipis dan
hitam
b. Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada
caput succedaneum dan cepal
hematoma
10. Wajah
a. Inspeksi : wajah dan mata bersih,
kedua mata simetris kiri dan kanan,
tidak ada tanda-tanda infeksi pada
mata
b. Palpasi : sclera putih, konjungtiva
merah muda
11. Hidung
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan
149

b. Palpasi : tidak ada polip, secret dan


peradangan
12. Telinga
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan,
lengkungan telinga normal
b. Palpasi : daun telinga normal dan
tidak ada serumen
13. Mulut
a. Inspeksi : tidak ada sianosis, mukosa
mulut basah
b. Palpasi : reflex menghisap baik
14. Leher
a. Inspeksi : tidak ada verniks caseosa
b. Palpasi : tidak ada pembengkakan
pada kelenjar thyroid, limfe dan vena
jugularis
15. Dada
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan,
gerakan dada sesuai irama
pernapasan bayi, putting terbentuk
b. Palpasi : tidak ada benjolan
16. Abdomen
a. Inspeksi : tali pusat masih dan tidak
ada tanda infeksi tali pusat
b. Palpasi : perut tidak kembung
17. Punggung dan bokong
a. Inspeksi : bokong simetris kiri dan
kanan, tidak ada lipatan pada bokong
b. Palpasi : punggung tidak ada
lekungan dan tidak ada benjolan
18. Reflex
a. Reflex rooting : (+)
b. Reflex sucking : (+)
c. Reflex swallowing : (+)
150

d. Reflex palmar graps : (+)


e. Reflex babynsky : (+)
19. Genitalia dan anus
a. Inspeksi : adanya lubang anus, lubang
vagina, labia minora dan mayora
b. Palpasi : tidak ada pembengkakan
dan oedema
20. Ekstremitas
a. Atas : jari-jari tangan kanan dan kiri
lengkap dan reflex menggenggam
baik
b. Bawah : jari-jari kaki kanan dan kiri
lengkap dan pergerakan aktif
21. Kulit
a. Inspeksi : tidak ada tanda lahir dan
kulit kemerahan
b. Palpasi : tidak ada benjolan dan
oedema
C. ASSESMENT (A) :
Bayi Ny ”P” BCB/SMK/PBK/SPONTAN

D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal 26 Agustus 2020, Pukul : 10.30 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
merawat bayi
Hasil : sudah dilakukan
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan pada bayinya
Hasil : ibu telah mengetahui keadaan
umum bayinya.
3. Menganjurkan ibu tetap menjaga
kehangatan bayinya agar bayi tidak
hipotermi, dengan cara tetap menyelimuti
bayi dan jangan biarkan bayi bersentuhan
151

dengan benda yang dingin misalnya


lantai, tangan yang dingin dan kipas angin
Hasil : ibu bersedia melakukannya
4. Memberikan suntikan Vit.K 0,5 ml, salep
mata profilaksis dan diberikan HB0 0,5ml,
agar tidak terjadi perdarahan, mencegah
penyakit mata, dan penyakit hepatitis.
Hasil : Suntikan Vit K, tetes/salep mata
dan HB0 telah diberikan.
5. Mengajarkan ibu melakukan perawatan
tali pusat dengan cara membersihkan
dengan kapas yang dibasahi air bersih
tanpa dibubuhi apapun, dan tidak di
bungkus sehingga tidak terjadi
perdarahan dan infeksi
Hasil : Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan bayinya dan menggganti
popok setiap kali bayi BAB/BAK
Hasil : Ibu bersedia untuk menjaga
kebersihan bayinya dan mengganti
popok Bayi setiap kali BAB/BAK
7. Menganjurkan ibu memberi ASI saja
sampai 6 bulan umur bayi, agar bayi tidak
mudah sakit karena ASI mengandung
antibodi terbaik untuk tubuh bayi.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
memberi ASI saja sampai 6 bulan umur
bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk membersihkan
payudara dan puting susu apabila akan
menyusui
Hasil : Ibu bersedia untuk membersihkan
152

payudara dan puting susu apa bila Akan


menyusui bayinya
9. Menganjurkan ibu menyusui bayinya
dengan benar
Hasil : Ibu bersedia untuk menyusui
bayinya dengan benar
10. Menjadwalkan kunjungan ulang dengan
ibu, untuk mengetahui perkembangan
bayi.
11. Hasil : kunjungan ulang akan dilakukan
pada tanggal 30 Agustus 2020.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.11 Kunjungan ke-2 Bayi Baru Lahir (umur 4-7 hari)

Alamat : Borongloe NO.RM :4460/PKM BONTOMARANNU/VII/2019

Nama Pasien : bayi Ny “P”


TANGGAL PENDOKUMENTASIAN PENGKAJI
DAN JAM
(SOAP)
Tanggal 30 A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis
Agustus 1. Ibu mengatakan bayi sehat dan dapat
Mientarsy
2020,pukul mengisap dengan baik
10.15 wita 2. bu mengatakan ASI-nya ada
3. Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK
153

B. DATA OBJEKTIF (O)


Keadaan Umum : baik, Tangis bayi : baik, Tonus
otot : kuat, Bayi menyusu kuat ASI lancar, Tanda-
tanda vital : Pernafasan : 46 Kali/menit, Nadi : 128
Kali/menit, Suhu : 36,6oC, Refleks hisap : (+),
BAB : (+), BAK : (+), Tali Pusat sudah terlepas
C. ASSESMENT (A)
BCB/SMK/PBK/SPONTAN
D. PLANNING (P)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan merawat bayi
Hasil : tangan sudah dicuci
Tanggal 30
2. Memandikan bayi dengan air hangat
Agustus
Hasil : bayi telah dimandikan
2020, pukul
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
10.20 wita
Hasil : HR : 140x/i,S : 36,6ºC, P : 43x/i
4. Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan
tali pusat
Hasil : ibu bersedia melakukannya
5. Mengobservasi tanda-tanda infeksi tali pusat
Hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi tali
pusat, seperti : merah,bengkak,nyeri dan panas
6. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan bayinya dan mengganti celana bayi
tiap kali BAB/BAK dengan celana yang kering
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan payudara dan putting susu apabila
menyusui bayinya
Hasil : ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin
154

Hasil : ibu bersedia melakukannya.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.12 Kunjungan ke-3 Bayi Baru Lahir (umur 8-14 hari)

NO.RM :4460/PKM BONTOMARANNU/VII/2019


Alamat : Borongloe
Nama Pasien : bayi Ny “P”

Hari/tgl/ PENDOKUMENTASIAN Pengkaji

Waktu (SOAP)
Senin, 07 A. DATA SUBJEKTIF (S) : Lilis Mientarsy
September Ibu mengatakan bayi minum ASI saja tanpa
2020, pukul makanan tambahan lainnya.
B. DATA OBJEKTIF (O) :
;09.10 wita
Keadaan Umum : baik, Tangis bayi : baik, Tonus
otot : kuat, Bayi menyusu kuat ASI lancar,
Tanda-tanda vital : Pernafasan : 46 Kali/menit,
155

Nadi : 128 Kali/menit, Suhu : 36,6oC, Refleks


hisap : (+), BAB : (+), BAK : (+), Tali Pusat :
sudah terlepas
C. ASSESMENT (A) :
By. Ny.”P” umur 2 minggu dengan bayi lahir
normal
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada
bayinya bahwa keadaan bayinya baik.
Hasil : Ibu mengerti dan merasa senang.
2. Memberitahu ibu bahwa bayi harus di
imunisasi BCG pada usia 1 bulan untuk
pencegahan penyakit TBC dan polio.
Hasil : Ibu mengatakan bayinya akan di
imunisasi pada umur 1 bulan.
3. Menganjurkan ibu segera ke petugas
kesehatan apabila bayinya sakit agar segera
dilakukan pemeriksaan.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya.
4. Memberitahukan ibu untuk membawa
bayinya tiap bulan untuk memeriksakan
pertumbuhan dan perkembangan dan juga
melakukan imunisasi sesuai jadwal yang
ditentukan dengan imunisasi dasar lengkap
bertujuan untuk mengetahui tumbuh
kembang bayi berjalan dengan normal.
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukannya.
5. Menganjurkan ibu memberi ASI saja sampai
6 bulan umur bayi, agar bayi tidak mudah
sakit karena ASI mengandung antibodi
terbaik untuk tubuh bayi.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberi
ASI saja sampai 6 bulan umur bayi.
156

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.13 kunjungan KB ke-1

Alamat NO.RM :4460/PKM BONTOMARANNU/VII/2019


Nama : Ny “P”
Hari/tgl PENDOKUMENTASIAN Pengkaji
(SOAP)
Selasa, 30 A. DATA SUBJEKTIF (O) Lilis
Agustus 1. Ibu mengatakan ingin menunda dan
Mientarsy
2020, pukul menjarakan kehamilannya
10.00 wita B. DATA OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum         : baik
b. Kesadaran                 : composmentis
c. TTV
Tekanan darah          : 120/80 mmHg
Denyut nadi              : 82 x/menit
Pernafasan               : 20 x/menit
Suhu                         : 36,50 C
157

d. BB                          : 82 kg
e. TB                            : 160 cm
C. ASSESMENT (A)

NY ”P” PI A0, dengan akseptor baru implant

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal 30 Agustus 2020, Pukul :10.10 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
Hasil : sudah dilakukan
2. Melakukan konseling mengenai keuntungan
dan kerugian alat kontrasepsi
a. Kondom
Kelebihan :
1) Murah, mudah di dapat, tidak perlu
resep dokter
2) Mudah dipakai sendiri
3) Dapat mencegah penularan penyakit
kelamin
4) Efektifitas 88-89%
Kekurangan :
1) Selalu harus memakai kondom
2) Selalu harus ada persediaan
3) Pada penggunaan yang tidak benar
akan mudah sobek
4) Menganggu kenyamanan
bersenggaman
5) Tingkat kegagalan cukup tinggi bila
terlambat memakainya
b. Pil
Kelebihan :
1) Penggunaan mudah dan murah
2) Kesuburn dapat segera kembali
3) Tidak mempengaruhi ASI bagi yang
158

menggunakan pil KB tunggal


4) Efektifitas 98,5->99%
Keterbatasan :
1) Pemakaian harus disiplin tiap hari
2) Dapat meningkatkan infeksi jamur
disekitar kemaluan
3) Perdarahan spotting (bercak)
c. Suntikan
1) Praktis, efektif dan aman dengan
tingkat keberhasilan 99%
2) Tidak membatasi umur
3) Obat KB suntik 3 bulan sekali
(progesterone saja) tidak
mempengaruhi ASI bagi ibu menyusui.
Keterbatasan :
1) Di bulan pertama pemakaian terjadi
mual, perdarahan berupa bercak di
antara masa haid, sakit kepala dan
nyeri payudara.
2) Kenaikan berat badan
3) Tidak melindungi dari IMS dan
HIV/AIDS.
d. KB implant/susuk
Kelebihan :
1) Daya gunanya tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (sampai
5 tahun)
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Tidak mengganggu kegiatan
senggama
6) Tidak mengganggu ASI
7) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila
159

ada keluhan
8) Dapat dicabut setiap saat sesuai
dengan kebutuhan.
Keterbatasan :
1) Tidak memberikan efek protektif
terhadap penyakit menular seksual
termasuk AIDS
2) Membutuhkan tindakan pembedahan
minor untuk insersi dan pencabutan
3) Akseptor tidak dapat menghentikan
sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai keinginan akan tetapi harus
pergi ke klinik untuk pencabutan
4) Pada kebanyakan klien dapat
menyebabkan terjadinya perubahan
pola haid.
e. IUD
Kelebihan :
1) Praktis, efektifitas sangat tinggi
2) Kesuburan dapat segera kembali
3) Tidak menggangu produksi ASI
Keterbatasan :
1) Perdarahan lebih banyak dn lebih
lama pada saat menstruasi kadang-
kadang disertai kram dan nyeri selama
menstruasi yang biasanya akan hilang
setelah 3 bulan
2) Dapat mengalami bercak perdarahn
setelah satu atau dua hari
pemasangan.
f. Vasektomi
Kelebihan :
1) Permanen dan efektif
2) Dapat mencegah kehamilan lebih dari
160

99%
3) Tidak menggangu hubungan suami
istri
Keterbatasan :
1) Harus ada pembedahan kecil
2) Tidak bisa dilakukan oleh orang yang
masih ingin memiliki anak
g. Tubektomi
Kelebihan :
1) Permanen dan efektif
2) Dapat mencegah kehamilan lebih dari
99%
3) Tidak menggangu hubungan suami-
istri
Keterbatasan :
1) Harus ada pembedahan kecil
2) Tidak bisa dilakukan oleh orang yang
masih ingin memiliki anak
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan mau menggunakan KB
implant
3. Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan
ulang KB
Hasil :kunjungan ulangakan dilaksanakan
pada 7 sepetember 2020;
161

CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 4.14 Kunjungan KB ke-2

Alamat : Puskesmas NO.RM:4460/PKMBONTOMARANNU/VII/2019


Bontomarannu
Nama pasien : Ny. ”P”
TANGGAL DAN PENDOKUMENTASIAN Nama
JAM Pengkaji
(SOAP)
Tanggal, 01 A. DATA SUBJEKTIF (S) Lilis
September 2020, 1. Ibu mengatakan ingin menunda dan Mientarsy
Pukul 08.25 wita
menjarakan kehamilannya

2. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB

Implant/susuk

B. DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,6ºc
N : 80x/i
P : 22x/i
4. Ekspresi wajah tampak tenang
C. ASSESMENT (A)
Ny “P” PI A0 dengan akseptor baru KB impant
D. PLANNING (P)
1. Menyapa klien dengan ramah dan sopan
Hasil : sudah dilakukan
162

2. Mengobservasi tanda-tanda vital


Hasil : TD : 110/80 mmHg
S : 36,6ºc
N : 80x/i
P : 22x/i
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

tindakan

Hasil : sudah dilakukan

5. Memberikan konseling pra penyuntikan

kontrasepsi implant/susuk,salah satunya

tentang kelebihan dan keterbatasan dari Kb

Implant/Susuk

a. Kelebihan Kb Implant/susuk

1) Daya gunanya tinggi

2) Perlindungan jangka panjang (sampai

5 tahun)

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang

cepat setelah pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Tidak mengganggu kegiatan

senggama

6) Tidak mengganggu ASI

7) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila

ada keluhan

8) Dapat dicabut setiap saat sesuai

dengan kebutuhan.

b. Keterbatasan Kb Implant/Susuk
163

1) Tidak memberikan efek protektif

terhadap penyakit menular seksual

termasuk AIDS

2) Membutuhkan tindakan pembedahan

minor untuk insersi dan pencabutan

3) Akseptor tidak dapat menghentikan

sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai keinginan akan tetapi harus

pergi ke klinik untuk pencabutan

4) Pada kebanyakan klien dapat

menyebabkan terjadinya perubahan

pola haid.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan

yang diberikan

6. Menyiapkan alat dan bahan pemasangan

Kb Implant/susuk

Hasil : alat sudah tersedia

7. Penatalaksanaan pemasangan Kb

Implant/susuk

8. Memberikan terapi kepada ibu untuk

membantu menghilangkan rasa nyeri

setelah tindakan pemasangan implant

Hasil : Asam Mefanamat 500 mg 3x1

Amoxilin 500 mg 3x1

9. Memberikan konseling pasca tindakan


164

pemasangan Kb Implant/ Susuk

Hasil : ibu telah mendapatkan Kb implant

dan bersedia kembali 1 minggu kedepan

atau jika ada keluhan.

C. Pembahasan
165

Penulis akan menyajikan pembahasan dengan membandingkan

antara teori dengan praktik dilapangan tentang asuhan kebidanan

berkesinambungan menggunakan metode pendekatan asuhan kebidanan

dengan pemecahan masalah klien berdasarkan Kepmenkes Nomor

938/Menkes/SK/VIII/2007 yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP

pada Ny “P” dimulai dari masa kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, dan keluarga berencana yang dilaksanakan mulai dari tanggal

03 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 7 September 2020 yaitu dari

usia kehamilan 34 minggu 3 hari sampai ibu menggunakan KB.

1. Data Subjektif

a. Kehamilan

Ny “P” umur 20 tahun G1P1A0 melakukan kontrak pertama

dengan pengkaji pada usia kehamilan 34 minggu 3 hari, dalam

melakukan pemeriksaan antenatal care dimana Ny.”P” melakukan

kunjungan pada trimester I 2x, melakukan pemeriksaan pada

trimester II 2x dan pada trimester III 3x kunjungan

Hasil pengkajian pada kasus Ny “P” ketidaknyamanan yang

dirasakan adalah sering nyeri perut bagian bawah dan sering kencing

pada malam hari.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemeriksaan antenatal

dilakukan pada trimester I 1x, trimester II 1x dan trimester III 2x serta

ketidaknyamanan pada trimester III yaitu sering nyeri perut bagian

bawah dan sering kencing pada malam hari (Dartiwen dan Yati,

2017).
166

Hal ini sesuai dengan teori menurut Walyani (2015) yang

menyatakan bahwa seoarang ibu hamil trimester III mengalami

ketidaknyamanan seperti pusing, lemah,kurang tidur,nyeri

pinggang,kram-kram pada tungkai bawah dan sering kencing pada

malam,ini merupakan hal yang fisiologis karena terjadi perubahan

uterus sehingga menekan kandung kemih, perubahan yang fisiologis

karena gangguan sirkulasi darah karena penekanan pembuluh darah

pelvik karena pembesaran berat badan dan penekanan kepala janin.

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara tinjauan teori dan praktik dimana kunjungan yang dilakukan

sebanyak 7 kali serta ketidaknyamanan yang dialami Ny “P” dalam

batas fisiologi.

b. Persalinan

Kala I keluhan yang dialami ibu adalah sakit perut tembus

belakang disertai pengeluaran lendir dan darah. Kala II His semakin

kuat, ketuban pecah spontan, ada keinginan untuk mengedan

(meneran). Kala III, perut bagian bawah terasa mules, dan kala IV

perut terasa mulas dan merasa lelah.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada kala I keluhan yang

dialami ibu adalah sakit perut tembus kebelakang, pengeluaran lendir

campur darah. Kala II his semakin kuat, ketuban pecah spontan, ada

keinginan untuk mengedan (meneran) (Walyani & Purwoastuti, 2015).

Persalinan Kala III ditandai dengan tali pusat bertambah

panjang dan keluar darah secara tiba-tiba. Hal ini sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa tanda-tanda pelepasan yaitu terjadi


167

perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri,tali pusat bertambah panjang

dan semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir. kala IV dimuai dengan

kelahira plasenta dan berakhir 2 jam kemudian, ibu akan mengalami

ketidaknyamanan seperti perut bagian bawah terasa mules (Rukiyah,

2019).

Berdasarkan teori yang ada tidak menunjukan adanya

kesenjangan antara teori dan praktik karena keluhan-keluhan yang

dirasakan Ny “ P” pada kala I, II, III, IV fisiologi sesuai dengan teori.

c. Nifas

Kunjungan 6 jam post partum ibu mengatakan adanya

pengeluaran cairan berwarna merah, dan perutnya terasa bulat dan

keras. Kunjungan 6 hari post partum ibu mengatakan adanya

pengeluaran cairan berwarna merah kecoklatan, perut teraba keras

dan bulat. Kunjungan 14 hari post partum ibu mengatakan

pengeluaran cairan berwarna kekuningan. Kunjungan 40 hari post

partum ibu mengatakan pengeluaran cairan berwarna putih.

Hal ini sesuai dengan teori pengeluaran lochea rubra selama 3

hari pasca persalinan, lochea sanguinolenta hari ke 3-7 pasca

persalinan, lochea serosa hari ke7-14 pasca persalinan, lochea alba

setelah 2 - 6 minggu pasca persalinan (Munthe Juliana, dkk, 2019).

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik dimana pengeluaran lochea yang dialami Ny

“P” selama masa nifas sesuai dengan teori yang menyebutkan

tahapan perubahan lochea.


168

d. Bayi Baru Lahir

Kunjungan pertama ibu mengatakan bayi lahir jam 03.05 wita

dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3000 gram, panjang badan

49 cm, sudah buang air kecil dan buang air besar. Kunjungan 6 hari

ibu mengatakan bayi menangis kuat, gerakan aktif, dan dapat

mengisap dengan baik tali pusat sudah terlepas. Kunjungan 14 hari

ibu mengatakan bayi kuat menyusui tanpa makanan tambahan

apapun, reflex isap bayi telah terbentuk serta BAK dan BAB dalam 24

jam.

Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang lahir dengan umur

kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dan berat lahir 2.500

gram sampai 4.000 gram (Wagiya Putrono, 2016).

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

e. Keluarga Berencana

Kunjungan keluarga berencana pada Ny ”P” hasil konseling

yaitu ibu mengatakan memilih menggunakan kontrasepsi

implant/susuk karena dapat digunakan dalam jangka waktu yang

panjang.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa kontrasepsi susuk atau

implan adalah alat kontrasepsi metode hormonal jangka panjang

diisebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit

pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusukkan di bawah kulit

lengan atas sebelah dalam (Sugeng dan Masniah 2019).


169

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara tinjauan teori dan praktik karena KB implant /susuk tidak

menekan ASI dan dapat dipakai oleh ibu dalam masa laktasi.

2. Data Objektif

a. Kehamilan

Dari pengkajian data dilakukan pemeriksaan fisik di dapat

tekanan darah 110/80 mmHg, LILA ibu 29 cm. Hasil pemeriksaan

yang dilakukan selama hamil, ibu mengalami peningkatan berat

badan dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan hingga 12

Kg.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa tekanan darah normal

berkisar systole/diastole 110/80 – 120/80 mmHg dan

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

b. Persalinan

Kala I pada persalinan Ny. P berlangsung 2 jam dihitung dari

pemeriksaan fase Aktif pukul 01.45 wita pembukaan 7 cm hingga

pembukaan lengkap pada pukul 02.45 wita. Kala II persalinan pada

Ny “P” berlangsung 20 menit dari pembukaan lengkap pukul 02.45

wita dan bayi lahir spontan pukul 03.05 wita. Kala III berlangsung

secara normal dengan manajemen aktif kala III plasenta lahir 5 menit

setelah bayi lahir. Kala IV persalinan diperoleh tinggi fundus uteri 1

jari dibawah pusat.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa kala I fase aktif berlangsung

sampai 7 jam kontraksi lebih kuat dan sering. Lamanya kala II


170

prigravida 1 jam. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai

lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit ,Kala IV

setelah plasenta lahir TFU 1 jari dibawah pusat (Munthe

Juliana,dkk.2019)

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

c. Nifas

Kunjungan pertama, 6 jam pp post partum tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6°C, respirasi 22x/menit, TFU

1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra. Pada

kunjungan 2, 4 hari post partum (4-7 hari), keadaan umum baik, TFU

pertengahan pusat simpisis, lochea sanguinolenta. Kunjungan 2

minggu, dalam kondisi sehat, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi

80x/menit, suhu 36,6°C, respirasi 22x/menit, TFU tidak teraba,

pengeluaran ASI lancar lochea serosa.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengeluaran Lochea adalah

Lochea rubra (cruenta) pada hari pertama, Lochea sanguinolenta hari

ke 4 -7 hari pasca persalinan, Lochea serosa hari ke 7-2 minggu,

Lochea alba hari ke 2 minggu – 6 minggu (Sari dan Khotimah,2018)

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

d. Bayi Baru Lahir

Kunjungan pertama, denyut jantung 140 x/menit, pernapasan

42 x/menit, suhu 36,5°C, BBL 3000 gram, PBL 49 cm dan APGAR

SCORE 8/10. Pada kunjunga kedua, 4 hari bayi baru lahir, keadaan
171

umum bayi baik, tali pusat mulai mongering, dan tidak ada tanda-

tanda infeksi, pada hari ke 6. Kunjungan 14 hari, dalam kondisi sehat,

bayi menyusu kuat, dan refleks hisap baik.

Hal ini sesuai teori bahwa nilai normal APGAR score >7, suhu

normal 36,5-37,5°C, denyut jantung 120-160 kali/menit dan

pernafasan normal 40-60 kali/menit (Sondakh, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

e. Keluarga Berencana

Hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg,

berat badan 83 kg, ibu tidak memiliki riwayat penyakit kanker

payudara, jantung, stroke, darah tinggi dan kencing manis.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa kontraindikasi kb implant

adalah hamil, mederita penyakit kanker payudara, jantung, stroke,

darah tinggi dan kencing manis (Rahayu, S, 2017).

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik karena Ny ”P” tidak memiliki riwayat penyakit

tersebut.

3. Analisa

a. Kehamilan

HPHT 05-12-2020, hasil pemeriksaan leopold I TFU 30 cm,

leopold II punggung kanan, leopold III presentasi kepala, leopold IV

kepala BAP. Analisanya adalah Ny “P” GIP0A0 dengan umur

kehamilan 34 minggu 3 hari janin tunggal hidup, letak memanjang


172

bagian teredah kepala, BAP, hidup, intra uteri, keadaan ibu baik dan

janin baik.

Hal ini sesuai dengan teoribahwa untuk menegakkan diagnosis

kehamilan, dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat

obstetric buruk, ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan, serta

hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Munthe

Juliana,dkk.2019).

b. Persalinan

Kala I diagnosis Ny. “P” GIP0A0 janin tunggal hidup intra uteri

bagian terendah kepala dengan inpartu kala I fase aktif, pembukaan 7

cm, portio lunak tipis, penurunan kepala hodge III, keadaan ibu dan

janin baik. Kala II Ny. “P” GIP0A0 inpartu kala II, pembukaan 10 cm,

portio tidak teraba, penurunan kepala hodge IV, keadaan ibu dan

janin baik dengan masalah nyeri perut yang semakin kuat. Kala III,

diagnosis Ny. “P” PIA0 inpartu kala III. Kala IV, diagnosis Ny. “P” PIA0

post partum kala IV.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam membuat analisa

untuk menentukan diagnosis sertakan inisial nama ibu, inpartu kala

(I,II,III,IV/post partum), keadaan ibu dan bayi, sertakan masalah yang

dialami (JNPK-KR, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

c. Nifas

Diagnosis masa nifas yaitu Ny. “P” PIA0 post partum 6 jam, 6

hari, dan 2 minggu tidak terjadi masalah.


173

Hal ini sesuai dengan teori bahwa diagnosis yang ditegakkan

pada masa nifas yaitu ibu nifas 6-8 jam post partum tanpa komplikasi,

6 hari post partum tanpa komplikasi, 2 minggu post partum tanpa

komplikasi (Walyani,dkk. 2017).

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

d. Bayi Baru Lahir

Diagnosa yang ditegakkan, bayi Ny. “P” usia 0 hari lahir cukup

bulan sesuai masa kehamilan kelahiran spontan letak belakang

kepala umur (6 jam, 6 hari, 14 hari) keadaan bayi baik.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam menentukan

diagnosis sertakan nama inisial bayi, lahir spontan/cukup bulan, umur

bayi (6-8 jam, 3-7 hari, 8-28 hari) dan keadaan bayi (Walyani &

Endang, 2019)

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak terdapat kesenjangan

antar teori dan praktek.

e. Keluarga Berencana

Diagnosa yang ditegakkan Ny. “P” umur 20 tahun PIA0 akseptor

KB Implant/susuk.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam menentukan

diagnosa sertakan nama inisial, P A, umur ibu, kondisi, ingin

menggunakan alat kontrasepsi (Rahayu, 2017).


174

4. Penatalaksanaan

a. Kehamilan

Pada kehamilan penatalaksanaan yang dilakukan diantara lain

menjelaskan menganjurkan untuk mengkonsumsi tablet Fe, makan

makanan yang bergizi, melakukan persiapan persalinan, dan

menjelaskan ketidaknyamanan pada trimester III.

Menurut teori (Sari et al 2015), bahwa penatalaksanaan dalam

asuhan kebidanan kehamilan yaitu menjelaskan tentang

ketidaknyamanan pada trimester III, memberikan penanganan

terhadap ketidaknyamanan, pemberian zat besi bagi ibu hamil dengan

anemia ataupun tidak anemia, pemberian vaksin TT, memberikan KIE

tentang persiapan persalinan, tanda-tanda bahaya kehamilan,

pemberian ASI eksklusif dan IMD, kesehatan ibu termasuk

kebersihan, aktifitas dan nutrisi. Pada pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas Bontomarannu sudah menggunakan 10T yaitu

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran

tekanan darah, pengukuran tinggi puncak rahim (TFU), pemberian

imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet

selama kehamilan, test terhadap penyakit menular seksual/VDRL,

pelaksanaan temu wicara, tes/pemeriksaan HB, tes reduksi urin,

perawatan payudara (Rukiyah,dkk.2019).

Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

praktik, akan tetapi tidak mempunyai pengaruh karena dimana

pemeriksaan lab trimester 3 pada Ny ”P” sudah dilakukan oleh Bidan

di Puskesmas sehingga pengkaji tidak lagi melakukan pemeriksaan


175

lab pada Ny. “P” karena sebelum pengkaji melakukan kunjungan ibu

hamil sudah dilakukan pemeriksaan lab oleh bidan di puskesmas

untuk penyakit gondok dan malaria. Sedangkan pada pemeriksaan

reduksi dilakukan hanya bila ada indikasi.

b. Persalinan

Kala I, penatalaksanaan yang dilakukan yaitu

menginformasikan kepada ibu keadaan saat ini bahwa ibu dan jani

dalam keadaan sehat dan baik,menganjurkan ibu mengosongkan

kandung kemih atau jika tidak bisa lakukan kateterisasi,

mempersiapkan alat dan obat-obatan esensial, mempersiapkan

lingkungan yang nyaman untuk persalinan, mengobservasi keadaan

ibu, mengajarkan ibu teknik relaksasi, menganjurkan ibu makan dan

minum saat tidak ada kontraksi, menganjurkan posisi miring kiri,

mengajarkan teknik mengedan saat perut terasa sakit, memberi

dukungan psikologi spritual. Kala II, kala III, dan kala IV Ny. P dengan

persalinan normalpersalinan normal (APN) 60 langkah.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan Kala I,

yaitu menginformasikan kepada ibu keadaan saat ini bahwa keadaan

ibu dan janin dalam keadaan sehat dan baik, memberitahu ibu posisi

bersalin yang nyaman sesuai keinginan ibu jongkok, menungging,

berbaring. Mengecek kandung kemih ibu mempersiapkan alat dan

obat-obatan esensial, mempersiapkan lingkungan, hangat, bersih,

terang dan ventilasi cukup agar ibu nyaman dalam menjalankan

persalinan dan mencegah hipotermi pada bayi, dan mengobservasi

ulang keadaan umum ibu, seperti tekanan darah, pemeriksaan dalam


176

setiap 4 jam, DJJ, kontraksi, nadi setiap 30 menit, suhu dan urine

setiap 2 jam dengan menggunakan catatan kemajuan persalinan yang

bertujuan untuk menjaga kesejahteraan ibu dan janin.Kala II, kala III,

dan kala IV Ny. P penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan standar

asuhan persalinan normal (APN) 60 langkah (Mutmainnah, Annisa UI,

dkk. 2017).

Berdasarkan data yang diperoleh tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

c. Nifas

Penatalaksanaan asuhan masa nifas pada kunjungan 6 jam

yaitu mencegah perdarahan, memberikan konseling tentang cara

pencegahan perdarahan, pemberian ASI awal, kunjungan 6 hari yaitu

memastikan involusi uteri berjalan normal, menilai adanya tanda-

tanda infeksi, demam, atau perdarahan, memastikan ibu menyusui

dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit,

memberikan konseling KB secara mandiri, dan memastikan ibu cukup

makanan, cairan dan istirahat, 2 minggu sama dengan kunjungan 6

hari setelah persalinan. Kunjungan 6 minggu setelah persalinan yaitu

menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu dan

bayi, serta memberikan konseling KB.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan yang

kunjungan 6-8 jam setelah persalinan yaitu mencegah perdarahan,

memberikan konseling tentang cara pencegahan perdarahan,

pemberian ASI awal. Kunjungan 6 hari setelah persalinan, yaitu

memastikan involusi uteri berjalan normal, menilai adanya tanda-


177

tanda infeksi, demam, atau perdarahan abnormal, memastikan ibu

menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit, memberikan konseling KB secara mandiri, dan memastikan

ibu cukup makanan, cairan dan istirahat. Pada kunjungan 2 minggu

sama dengan kunjungan 6 hari setelah persalinan. Kunjungan 6

minggu setelah persalinan, yaitu menanyakan pada ibu tentang

penyulit-penyulit yang dialami ibu dan bayi, serta memberikan

konseling KB (Sari dan Khotimah, 2018).

Berdasarkan asumsi peneliti tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan praktik.

d. Bayi Baru Lahir

Penatalaksanaan bayi baru lahir yaitu melakukan pengukuran

antropometri, menjaga kehangatan bayi, memberikan salep mata

tetraksilin, memberikan suntikan vitamin K, memberitahu ibu cara

merawat tali pusat, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara

rutin.Pada By. Ny “P” kunjungan bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3

kali.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan bayi baru

lahir yaitu melakukan pengukuran antropometri, menjaga kehangatan

bayi, memberikan salep mata tetraksilin, memberikan suntikan vitamin

K, memberitahu ibu cara merawat tali pusat, menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI secara rutin Terdapat minimal tiga kali kunjungan

ulang bayi baru lahir, yaitu: pada usia 6-8 jam (kunjungan neonatal I),

pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2), dan pada usia 8-28 hari

(kunjungan neonatal 3) (Walyani & Endang, 2019)


178

Berdasarkan data yang diperoleh tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

e. Keluarga Berencana

Pelaksanaan asuhan kebidanan keluarga berencana

kontrasepsi implant/susuk yaitu melakukan pengkajian riwayat

kesehatan, memberitahukan tingkat keefektifan dan efek samping

serta komplikasi potensial penggunaan kontrasepsi dan memintanya

menandatangani surat persetujuan.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan keluarga

berencana yaitu melakukan pengkajian riwayat kesehatan,

memberitahukan tingkat keefektifan dan efek samping serta

komplikasi potensial penggunaan kontrasepsi dan informed consent.

Berdasarkan asumsi pengkaji tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan asuhan kebidanan secara SOAP pada Ny.

“P” dari kehamilan, bersalin, nifas dan BBL sampai KB yang dimulai dari

tanggal 03 Agustus 2020 sampai dengan 07 September 2020. Maka dapat

disimpulkan :

1. Pada masa kehamilan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

2. Pada persalinan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

3. Pada nifas tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

4. Pada bayi baru lahir tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

5. Pada keluarga berencana, Ny. P sudah menggunakan alat kontrasepsi

KB impant/susuk.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Bontomarannu

Agar diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan

pemikiran bagi pegawai/bidan di Puskesmas Bontomarannu dalam

upaya mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kesehatan, serta

diharapkan lebih meningkatkan penyuluhan dan konseling pada Masa

Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana (KB) di

Puskesmas Bontomarannu.

2. Bagi Mahasiswa Peneliti

Dapat diperoleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang

penelitian khususnya yang terkait dengan asuhan berkelanjutan


184

3. Bagi Institusi Pendidikan

Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam

menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan mempraktekkan

dan menerapkannya pada pasien/klien secara langsung dan menambah

bahan bacaan di perpustakaan yang menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Kala 1,2,3,4 dalam Persalinan. Bidan Blogspot.


http://bidanshop.blogspot/kala-1234-dalam-persalinan.html?m=1[12 [12
desember 2019]
Dartiwen dan Yati Nurhayati (2019) Asuhan Kebidanan pada Kehamilan :
Yogyakarta : Penerbit ANDI
Irianti, Berliana (2019). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Jitowiyono dan Rouf, (2019). Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif
Bidan.Yogyakarta: PT.Pustaka Baru Press
Lailatud, Dafi. Imunisasi Bayi Baru Lahir. Academia Edu.
http://www.academia.edu/makalah_imunisasi. [24 Juni 2019].
Mandang, dkk. (2016) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor : In Media
Mastiningsih, (2019). Buku Ajar Program Pelayanan Keluarga Berencana. Bogor:
PenerbitIn Media
Mutmainnah Annisa UI, Herni Johan., Stephanie SortaLlyod. (2017).Asuhan
Persalinan normal dan bayi baru lahir. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Rukiyah, dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: CV Trans Info Media
Saifuddin, dkk, (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Berkesinambungan (COC).
Jakarta Timur. CF. Transit Info Media
Sari dan Khotimah. (2018). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Bogor:
Penerbit In Media
Sundari,L. (2017) Tanda-tanda Bahaya dalam kehamilan. Academia edu. http://
www.academia.edu/tanda_bahayaa_kehamilan.docx. [23 september 2017]
Suparmi, dkk. (2018). Buku Saku Bayi Dan Balita Sehat. Jakarta: CV Trans Info
Media
Sutanto, Andina Vita. (2019).Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Prawihardjo, S. (2016). Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarono
Prawihardjo
Walyani dan Endang (2019) Asuhan kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir :
Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Wirakusuma, dkk. (2018). Obstetric Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: EGC
Yuhedi dan Titik (2018) Buku Ajar Kependudukan dan pelayanan KB. Jakarta :
EGC
Yuliani, dkk.(2017). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan Jakarta: TIM
Yulianti, dkk. (2017). Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV Trans
Media

Anda mungkin juga menyukai