Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN

PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR UNTUK KB SUNTIK CYCLOFEM


PADA NY. M DI RUANG KIA & KB PUSKESMAS 9 NOPEMBER
KOTA BANJARMASIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I

Dosen Pembimbing : Rusmilawaty, S.KM., M.PH.

Disusun Oleh :
Alwana Mujahida P07124121003
Siti Raudatul Mahdah P07124121085
Vadia Rizka Amalia P07124121090
Semester III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANJARMASIN

PRODI DIPLOMA TIGA JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Persetujuan pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi dengan judul :“


Pemberian Injeksi Intramuskular Untuk KB Suntik Cylofem Pada Ny. M Di Ruang
KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin”

Nama : Ny. M

Umur : 30 tahun

Alamat : Jl. 9 Nopember RT. 11

Demikian lembar persetujuan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas PKK 1,
oleh mahasiswi Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Kebidanan semester III
yang berdinas di Puskesmas 9 Nopember Banjarmasin.

Telah Dikonsultasikan dan disetujui oleh Pembimbing Praktik Lapangan.

Banjarmasin,03 Desember 2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS

Judul : Pemberian Injeksi Intramuskular Untuk KB Suntik Cylofem Pada Ny. M Di


Ruang KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin.

Telah disetujui dan diterima pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan

Nama : Ny. M

Umur : 30 Tahun

Alamat : Jl. 9 Nopember RT. 11

Lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan laporan pada
Mata Kuliah KDK/KDM bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan
Kebidanan Prodi Diploma III semester III

Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing

Banjarmasin, 03 Desember 2022

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Rusmilawaty, S.KM., M.PH.

NIP : 197105011997032003

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Asuhan Kebidanan
PKK 1 yang berjudul “Pemberian Injeksi Intramuskular Untuk KB Suntik Cyclofem
Pada Ny. M Di Ruang KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin” ini
tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari pembuatan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
laporan Praktik Klinik Kebidanan I (PKK I), yang mana telah kami usahakan
semaksimal mungkin. Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Rusmilawaty, S.KM., M.PH selaku Dosen pembimbing Keterampilan
Dasar Praktik Kebidanan, dan Bidan Hj. Sunarmi, Am.Keb selaku pembimbing
Lahan Praktik Klinik Kebidanan 1. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak terkait yang telah membantu kami untuk menyelesaikan hasil
laporan Praktik Klinik Kebidanan 1 (PKK 1) diantaranya sebagai berikut :

1. Bapak Dr. H. Mahpolah, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Banjarmasin
2. Ibu Hapisah, S.Si.T. ,M.PH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin
3. Ibu Erni Yuliastuti, S.Si.T., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
4. Bapak Ahmad Inayattullah, S.KM selaku kepala Puskesmas 9 Nopember Kota
Banjarmasin
5. Ny. M selaku responden, atas partisipasi dan kerja samanya dalam
menyelesaikan laporan Praktik Klinik Kebidanan 1 (PKK 1)
6. Orang tua dan teman – teman yang telah mendukung serta mendoakan untuk
menyelasaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan 1 (PKK 1)

iv
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Banjarmasin, 03 Desember 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS..........................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS...............................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
BAB I...........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................2
C. Manfaat............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.....................................................................................................4
A. Konsep Dasar Injeksi Intramuskular...............................................................4
B. Konsep Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan........................................................7
BAB III.......................................................................................................................11
TINJAUAN KASUS..................................................................................................11
A. DATA SUBJEKTIF......................................................................................11
B. DATA OBJEKTIF........................................................................................12
C. ANALISA.....................................................................................................12
D. PENATALAKSANAAN..............................................................................12
BAB IV........................................................................................................................13
PEMBAHASAN.........................................................................................................13
BAB V.........................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang,
seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan
laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan
serta pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah Indonesia telah
menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968
dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
kemudian dalam perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi kasus ledakan penduduk
tersebut. Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju
pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (Hartono, 2004).
Program keluarga berencana merupakan salah satu program
pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga
Indonesia yang sejahtera. Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencanan juga berarti mengontrol
jumlah anak dan jarak kelahiran anak, untuk menghindari kehamilan yang
bersifat sementara dengan menggunakan kontrasepsi sedangkan untuk
menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan dengan cara
sterilisasi (Ekarini, 2008).
Tujuan dari program KB adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak dalam mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera) yang mewujudkan dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera
dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin pertambahan penduduk.

1
Dan tujuan khusus dari program ini adalah meningkatkan jumlah penduduk
untuk menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah penduduk untuk
menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi,
meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara pengurangan kelahiran
(Setyaningrum, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Utama
Melakukan Injeksi Intramuskular Untuk KB Suntik Cylofem Pada Ny. M Di
Ruang KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data subjektif untuk melakukan pemberian obar secara
injeksi Intramuskular pada Ny. M Akseptor KB suntik Cylofem di Ruang
KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin.
b. Mengumpulkan data objektif untuk melakukan pemberian obar secara
injeksi Intramuskular pada Ny. M Akseptor KB suntik Cylofem di Ruang
KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin.
c. Menganalisa masalah pada Ny. M Akseptor KB suntik Cylofem di Ruang
KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny. M Akseptor KB suntik
Cylofem di Ruang KIA & KB Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin.
e. Mampu mendokumentasikan dengan menggunakan SOAP pada Ny. M
Akseptor KB suntik Cylofem di Ruang KIA & KB Puskesmas 9
Nopember Kota Banjarmasin.

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai pedoman
bahan kajian untuk meningkatkan wawasan di bidang Asuhan Kebidanan
khususnya Asuhan Keluarga Berencana

2
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan teori yang sudah di dapatkan dibangku
perkuliahan terutama tentang pemberian injeksi KB suntik Cylofem secara
Intramuskular
b. Bagi Klien
Agar klien mendapatkan pelayanan kesehatan terutama mengenai metode
kontrasepsi KB suntik.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Injeksi Intramuskular


1. Pengertian
Injeksi intramuscular adalah memasukkan atau memberikan obat masuk
pada otot skeletal. Rute Intramuscular memungkinkan absorbsi obat yang lebih
cepat dari pada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot
(Sanders et al., 2012). Salah satu yang harus diperhatikan adalah pemilihan
area suntik yang jauh dari syaraf besar dan pembuluh darah
besar.Intramuskular (IM), rute IM memungkinkan adsorbsi obat yang lebih
cepat daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot.
Bahaya kerusakan jringan berkurang keritika obat memasuki otot yang dalam
tetapi bila tidak berhati hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh
darah. Dengan injeksi didalam otot yang terlarut berlangsung dalam 10-30
menit, guna memperlambat adsorbsi dengan maksud memperpanjang kerja
obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi dalam minyak umpamanya
sespense penicilin dan hormone kelamin. (Sigalingging, 2013)
2. Tujuan dan Daerah Pemberian Obat Secara Intramuskular
Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi
tubuh dengan cepat. Lokasi pemberian obat melalui muscular dapat diberikan
pada daerah :
1) M. Deltoid, menentukan lokasi dengan palpasi batas bawah prosesus
akromium, yang membentuk basis sebuah segitiga yang sejajar dengan
titik tengah bagian lateral lengan atas. Tempat injeksi terletak dibagian
tengah segitiga sekitar 2.5 sampai 5 cm dibawah prosesus akromium atau
dengan cara menempatkan empat jari diatas otot deltoid, dengan jari
teratas berada disepanjang prosesus akromium. Hati-hati terhadap saraf
radialis, ulnaris dan arteri brakhialis terdapat didalam lengan atas
disepanjang humerus.

4
2) M. Dorsogluteal yaitu tempat biasa digunakan injeksi IM, Daerah
dorsogluteus berada dibagian atas luar kuadran ata atas luar bokong, kira-
kira 5 sampai 8 cm dibawah Krista iliaka untuk menemukan lokasinya,
palpasi spina iliaka posterior dan superior dan trokhantor mayor femur.
Sebuah garis khayal ditarik diantara dua penanda anatomi. Tempat injeksi
terletak diatas dan lateral terhadap garis. Pada anak-anak hanya boleh
digunakan jika usia lebih dari 3 tahun.
3) M. Ventrogluteal, menemukan lokasi ini dengan klien disuruh berbaring
diatas salah satu sisi tubuh dengan menekuk lutut, kemudian cari otot
dengan menempatkan telapak tangan diatas trokanter mayor dan jari
telunjuk pada spina iliaka superior anterior panggul. Tangan kanan
digunakan untuk panggul kiri dan tangan kiri digunakan untuk panggul
kanan. Perawat menunjukan ibu jarinya kearah lipat paha klien dan jari
lain kearah kepala. Tempat injeksi terpajan ketika perawat melebarkan jari
tengah kebelakang sepanjang Krista iliaka kearah bokong. Jari telunjuk.
jari tengah, dan Krista iliaka membentuk sebuah segitiga dan tempat
injeksi berada ditengah segitiga tersebut.
4) M. Vastus Lateralis yaitu terletak di bagian lateral anterior paha, pada
orang dewasa membentang sepanjang satu tangan diatas lutut sampai
sepanjang satu tangan dibawah trokanter femur atau sepertiga tengah otot
merupakan tempat terbaik injeksi. (Wagiran,2015)
3. Indikasi
Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada
pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit,
jaringan perut, benjolan tulang, otot atau saraf besar bawahnya.
(Abdullah,2014)

5
4. Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian obat secara intramuskular yaitu infeksi, lesi
kulit, jaringan perut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.
(Abdullah,2014)
5. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
1) Tempat injeksi
2) Jenis spuit dan jarum yang digunakanatau penyakit klien
3) Kondisi atau penyakit klien
4) Obat yang tepat dan benar
5) Dosis yang diberikan harus tepat
6) Pasien yang tepat
7) Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
(Wagiran,2015)
6. SOP Pemberian Obat Melalui Injeksi Intramuskular
1) Alat dan bahan :
a. Sarung tangan 1 pasang
b. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. 3 Semprit dan jarum steril 1 (21- 23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk
dewasa, 25 – 27G dan panjang 1 inci untuk anak – anak)
d. Bak spuit 1
e. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
f. Perlak dan pengalas
g. Obat sesuai program terapi
h. Bengkok 1
i. Buku injeksi/daftar obat
2) Cara kerja :
a. Siapkan peralatan ke dekat pasien
b. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
c. Cuci tangan
d. Gunakan sarung tangan

6
e. Kaji adanya alergi
f. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 (Benar obat, dosis, pasien,
cara pemberian dan waktu)
g. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
h. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
i. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
pasien
j. Mematahkan ampul
k. Menentukan daerah yang akan disuntik
l. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
injeksi
m. Mencubit sedikit kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
(tangan tidak dominan)
n. Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk
90º
o. Lakukan aspirasi
p. Tarik jarum keluar setelah obat masuk
q. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi KB maka
daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan
mempercepat reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat.
r. Rapikan pasien dan bereskan alat
s. Lepaskan sarung tangan
t. Cuci tangan

B. Konsep Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan


1. Pengertian alat kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam
tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh
darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah
timbulnya kehamilan. (Hanafi, 2013)

7
2. KB suntik Cylofem
a. Definisi
KB Suntik ini adalah metode kontrasepsi bagi wanita yang dilakukan
melalui penyuntikan cairan yang mengandung hormon kombinasi
progestron dan estrogen.
b. Kandungan
Merupakan jenis KB suntik yang mengandung kombinasi
Medroxyprogesterone Acetate yang merupakan hormon progesteron dan
Estradiol Cypionate yang merupakan hormon estrogen. KB suntik ini
bekerja secara efektif mencegah kehamilan selama 30 hari, oleh karena
itu KB suntik ini diberikan setiap 1 bulan sekali.
c. Dosis
Disuntikkan dalam dosis 25 mg Medroxyprogesterone Acetate dan
5 mg Estradiol Cypionate yang diberikan secara Intramuskular
d. Cara kerja
Cara kerja kontrasepsi yaitu mencegah terjadinya proses pembuahan
dengan menjaga sel sperma dan sel telur agar tidak bertemu. Ada juga
cara lainnya yaitu menghentikan produksi sel telur. KB suntik ini bekerja
dengan cara keduanya.
e. Efektifitas
Penggunaan suntikan kombinasi juga terbilang efektif. Menurut data,
di antara 1.000 wanita yang aktif secara seksual dan tidak menggunakan
KB, dalam satu tahun ada 800 orang yang hamil. Sementara, di antara
1.000 orang yang menggunakan KB suntik, dalam dua tahun yang hamil
hanya dua hingga 60 orang.
f. Keuntungan
a) Mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi sekitar 99,7 % dengan
tingkat kehamilan 0,3 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama

8
b) Keefektifan cepat dalam waktu kurang dari 24 jam jika dimulai pada
hari ke 7 dari siklus haid
c) Mempunyai manfaat pencegahan kehamilan jangka menengah dalam
waktu 1 sampai 3 bulan
d) Tidak harus mengingat - ingat minum pil setiap hari
e) Tidak memerlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan panggul
f) Tidak berpengaruh pada "hubungan" suami isteri
g) Tidak berpengaruh terhadap kualitas dan volume Air Susu Ibu
h) Dapat membantu mencegah kanker Rahim
i) Dapat membantu mencegah kehamilan ektopik
j) Dapat membantu mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul
k) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai mendekati
menopause
l) Dapat memperoleh kehamilan kembali, setelah menghentikan
penggunaan KB Suntik
g. Kekurangan
a) Harus kembali ke sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan jadwal
suntikan yang telah ditentukan
b) Tidak dapat dihentikan sewaktu - waktu sebelum sampai waktu
suntikan berikutnya
c) Tidak dapat mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)
d) Kesuburan dapat kembali terlambat setelah menghentikan
penggunaan KB suntik
h. Indikasi
Jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien
telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tetapi saat ini belum siap.
a) Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu
proses sterilisasi

9
i. Kontraindikasi
a) Hamil atau diduga hamil
b) Sedang menyusui
c) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d) Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e) Usia > 35 tahun yang merokok
f) Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah tinggi
g) Riwayat kanker payudara
j. Efek Samping
a) Gangguan pada kulit berupa gatal-gatal, penggelapan warna kulit,
kecenderungan mengalami infeksi jamur pada kulit
b) Mual, sakit kepala, nyeri dada, berat badan baik
c) Pendarahan setelah penyuntikan pertama, kalau terjadi biasanya
selama 30 hari, 60% diantaranya mendapatkan siklus normal.
d) Mudah lelah
k. Jadwal Penyuntikan
Jadwal penyuntikan suntikan kombinasi atau KB 1 bulan dilakukan
kunjungan ulang pada hari ke 28 setelah suntik KB
l. Cara pemberian KB suntik :
a) Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25 mg Medroxyprogesterone
Acetate dan 5 mg Estradiol Cypionate diberikan setiap bulan.
b) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang
telah dibasahi dengan alcohol swab. Tunggu dulu sampai kulit
kering, baru disuntik.
c) Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara. Bila
terdapat endapan putih didasar ampul, hilangkan dengan cara
menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu di
dinginkan.
d) Semua obat harus diisap ke dalam suntikannya.

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Kamis, 01 Desember 2022
Jam : 10.00 WITA
Reg : 90

IDENTITAS

Istri Suami
Nama Ny. M Tn. D
Umur 30 tahun 35 tahun
Agama Islam Islam
Pekerjaan IRT Swasta
Pendidikan Terakhir SMA SMA
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Alamat Jl. 9 Nopember RT.11

PROLOG

Ny. M datang untuk kunjungan ulang suntik KB 1 bulan. Ibu memilik 2 orang anak,
usia anak terakhir 10 tahun dan tahun tidak pernah keguguran. Riwayat KB Ibu
menggunakan KB pil tetapi karena ibu sering lupa minum pil KB maka ibu
mengganti dengan KB suntik Cylofem. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular
dan penyakit keturunan, dan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan
maupun makanan.

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ingin kunjungan ulang suntik KB 1 bulan dan sudah berhenti
haid 1 hari yang lalu..

11
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Tekanan Darah : 138/79 mmHg,
Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Suhu : 36,1 ºC, Berat Badan : 67 kg,
Tinggi Badan : 156 cm

C. ANALISA
P2 A0 usia 30 tahun akseptor KB suntik Cyclofem

D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan umum dan tanda – tanda vital ibu
dalam keadaan baik dan ibu bisa diberikan KB suntik 1 bulan. Ibu paham dan
mengerti dengan penjelasan tentang hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu efek samping yang mungkin terjadi pada KB suntik 1
bulan dan ibu mungkin tidak langsung akan mendapat haid setelah
penyuntikkan pertama. Ibu mengerti dengan penjelasan efek samping yang
diberikan.
3. Melakukan informed consent untuk melakukan pemberian KB suntik 1 bulan.
Ibu menerima informed consent yang diberikan.
4. Memposisikan ibu dengan cara membaringkan ibu di bed, dapat berbaring
miring kanan/kiri, atau dapat berbaring dengan posisi tengkurap. Ibu mengerti
dan ibu melakukan anjuran yang diberikan.
5. Melakukan penyuntikan KB suntik 1 bulan (cyclofem) sebanyak 0,5 ml secara
Intramuskular di 1/3 luar antara sias/spina iliaca anterior superior dan
coccygeus
6. Menganjurkan ibu untuk tidak menggosok bekas suntikan. Ibu mengerti dan
ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 28 Desember 2022.
Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
8. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan yaitu pemberian
injeksi intramuskular pada Ny. M dengan akseptor KB suntik 1 bulan.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik


cyclofem pada Ny. M dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan
membahas serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan
yang terjadi saat memberikan asuhan.
Ny. M ingin memakai alat kontrasepsi KB suntik cyclofem karena
sebelumnya ibu menggunakan pil Kb tetapi karena ibu sering lupa meminum obat pil
kb setiap harinya dan ibu sudah mengetahui efek samping dari pemakaian KB suntik
cyclofem. Menurut Nazirun (2019) efek samping KB 1 bulan terhadap siklus haid
adalah perdarahan bercak sering, namun tidak berbahaya dan bukan kelainan atau
penyakit, jarang terjadi perdarahan yang banyak. Suntik ini biasanya dilakukan setiap
bulan dan sudah direncanakan agar pemakaiannya tetap mendapat haid tiap bulannya.
Ny. M ingin memakai alat kontrasepsi KB suntik cyclofem 1 hari setelah
selesai haid. Menurut Prijatni (2016) waktu yang tepat untuk menggunakan suntik
kombinasi yaitu suntikan dalam waktu 7 hari siklus haid, dan tidak perlu kontrasepsi
tambahan.
Dari data objektif pada Ny. M tanda – tanda vital Ny. M normal dan tidak ada
kelainan penyakit. Menurut Prijatni (2016) yang tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik kombinasi antara lain hamil atau diduga hamil, menyusui
dibawah 6 bulan pasca persalinan, perdarahan pervaginam 6) yang tidak boleh
menggunakan alat kontrasepsi KB suntik kombinasi antara lain hamil atau diduga
hamil, menyusui dibawah 6 bulan pasca persalinan, perdarahan pervaginam yang
belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut (virus hepatitis), usia lebih 35 tahun
dan merokok, riwayat penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi > 180/110
mmHg, riwayat kencing manis > 20 tahun, kelainan pembuluh darah yang
menyebabkan sakit kepala atau migraine, keganasan payudara.
Telah dilakukan pemberian pelayanan kontrasepsi suntik cyclofem pada Ny.
M dengan lokasi penyuntikan pada ventrogluteal atau daerah pantat dengan posisi
jarum tegak lurus. Menurut teori Deasy, et al (2021) prosedur kerja pemberian obat

13
secara Intramuskular pada suntik KB dapat dilakukan pada ventroglutea dengan cara
menganjurkan ibu untuk miring, tengkurap atau telentang, dan penyuntikan dilakukan
dengan posisi jarum tegak lurus atau 90º.
KB suntik 1 bulan ini bekerja secara efektif mencegah kehamilan selama 30
hari, oleh karena itu KB suntik ini diberikan setiap 1 bulan sekali. Ny. M dilakukan
penyuntikan KB suntik 1 bulan pada tanggal 01 Desember 2022, setelah dilakukan
penyuntikan penulis memberitahu kepada ibu untuk kembali tanggal 29 Desember
2022 untuk penyuntikan 1 bulan kemudian. Dan memberitahu kepada Ny. M agar
tidak lupa tanggal kembali untuk melakukan penyuntikan ulang dan apabila ibu
merasakan keluhan dianjurkan datang ke pelayanan kesehatan. Jadi tidak ada
kesenjangan anatara teori dan kasus

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang diambil yaitu pemberian obat secara intramuskular
pada Ny. M dengan KB suntik cyclofem, maka dapat diambil kesimpulan
meliputi :

1. Didapatkan data subjektif saat ini ibu baru selesai haid 1 hari yang lalu dan
ingin melakukan kunjungan ulang suntik KB cyclofem
2. Didapatkan data objektif tanda – tanda vital normal dan tidak ada kelainan
penyakit
3. Didapatkan analisa P2A0 usia 30 tahun akseptor KB suntik cyclofem
4. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat cyclofem secara injeksi
Intramuskular, dan menyepakati kunjungan ulang 29 Desember 2022
5. Melakukan pendokementasian tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan
metode SOAP

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengembangan
materi yang telah diberikan baik teori mapun praktek lapangan sehingga
mampu menerapkan secara langsung kepada klien
2. Bagi Klien
Diharapkan kepada pasien untuk dapat menjaga tanggal kunjungan ulang
agar menghindari keterlambatan pemberian KB selanjutnya .

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, (2014).Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: CV Trans Info Media.

Deasy, et al (2021). Pelayanan Keluarga Berencana (KB).


Medan: Yayasan Kita Menulis.

Ekarini, (2008). Tesis Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana

Hanafi, H. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.

Hapisah, et al. (2019). Modul Praktik Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan


Keluarga Berencana. Banjarbaru. Forum Ilmiah Kesehatan. Prodi Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.

Hartono, (2004). Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC


Musrifatul, et al. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2-Buku 2
Jakarta: Salemba Medika.

Prijatni Ida., Sri Rahayun (2016). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Jakarta: PUSDIK SDM Kesehatan Kemenkes

Sigalingging, G. (2013).Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC.

Suciati, et al (2014). Ilmu Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wagiran.(2015).Keterampilan Dasar. Jakarta: Trans Info Media.

16

Anda mungkin juga menyukai