Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA NIFAS

DENGAN BENDUNGAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS


Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 4
Praktik Asuhan Kebidanan Holistik

Oleh:
NAMA : Imas Mandarini
NPM : E1AC23019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA NIFAS


DENGAN BENDUNGAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS

Oleh:

NAMA : Imas Mandarini


NPM : E1AC23019

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk


dipresentasikan dihadapan tim penguji.

Tanggal, 11 Desember 2023


Mengetahui,
Preseptor Akademik

Nur Okta Scriptiani, S.ST., M.Keb


NIDN : 04271028802
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA MASA NIFAS


DENGAN BENDUNGAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS

Oleh:

NAMA : Imas Mandarini


NPM : E1AC23019

Telah dipresentasikan pada tanggal 11 Desember 2023 di hadapan tim penguji


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

Nur Okta Scriptiani, S.ST., M.Keb


NIDN :

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena atas kasih sayang dan kuasa-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Persentasi Jurnal yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Masa Nifas Dengan Bendungan Payudara Pada Ibu
Nifas”.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. H. Iwan Permana, SKM., S.Kep., M.Kep., Ph.D Selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
2. Shinta Utami, S.ST., M.Keb Selaku Kepala Prodi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
3. Nur Okta Scriptiani, S.ST., M.Keb Selaku Dosen Penanggung Jawab Stase
Asuhan Kebidanan Holistik
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan pada
penulis selama mengikuti proses pendidikan.
5. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi yang senantiasa memberi motivasi dan semangat sehingga
presentasi jurnal kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Persentasi Jurnal ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk
perbaikan kedepannya.
Sukabumi, Desember 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB 1: JURNAL
A. Jurnal 1 .......................................................................................... 1
B. Jurnal 2 ......................................................................................... 2
BAB II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 11
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
JURNAL

A. JURNAL 1
Judul : Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Bendungan
Asi Pada Ibu Nifas
Penulis : Yenny Aulya,Yeki Supriaten
Tahun : 2021
Link Jurnal : https://jom.htp.ac.id/index.php/jkt/article/view/603

ABSTRAK
Latar belakang : Ada beberapa hal yang menghambat terjadinya
bendungan ASI, diantaranya rendahnya pengetahuan ibu dalam
melakukan perawatan payudara ,kurangnya pelayanan konseling tentang
cara perawatan payudara dari petugas kesehatan kurangnnya keinginan
ibu untuk melakukan perawatan payudara. Data profil dinas kesehatan
provinsi bengkulu tahun 2018 angka kejadian bendungan ASI pada ibu
nifas sebanyak 8.375 (22,70%) dari 37.018 ibu nifas sedangkan di
Puskesmas Ulu Talo pada tahun 2018 terdapat 32 (31,37%) ibu yang
mengalami bendungan ASI dari 102 ibu nifas.. Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan payudara dengan
kejadian bendungan ASI pada ibu nifas di puskesmas Ulu talo kota
Bengkulu pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Metodelogi :
Desain penelitiannya adalah quasi-eksperimen ini menggunakan
rancangan analitik,, populasi dan sampelnya adalah semua ibu nifas
sebanyak 30 responden yang diberikan perlakuan sebanyak 15 orang dan
15 tidak diberikan perlakuan , sampling yang digunakan adalah non
probability sampling, Instrumen penelitian terdiri dari cheklis untuk
perawatan payudara dan lembar obsrevasi untuk bendungan ASI, Data di
analisis menggunakan uji Independent Sample T test. Hasil penelitian:
Hasil uji Independent Samples Test terhadap perbedaan rata-rata

1
bendungan ASI pada kelompok yang diberikan perawatan payudara dan
tidak diberikan perawatan payudara pada ibu nifas di puskesmas Ulu
Talo kota Bengkulu tahun 2019 diperoleh nilai P Value = 0,047 < 0,05).
Kesimpulan dan Saran: Ada Pengaruh Perawatan payudara terhadap
Bendungan ASI. Perawatan Payudara yang dilakukan secara baik dan
teratur mampu mengurangi terjadinya bendungan ASI pada ibu nifas
serta melancarkan produksi AS, maka perlu diadakan peningkatan
sosialisasi tentang perawatan payudara dan sebagai bahasan rujukan
untuk penelitian berikutnya. Kata Kunci : pelaksanaan perawatan
payudara, bendungan asi dan ibu nifas

B. JURNAL 2
Judul : Efektifitas Pijat Oketani Terhadap Bendungan Asi Pada Ibu
Postpartum Di Rsb.Masyita Makassar Efektifitas Pijat Oketani
Terhadap Bendungan Asi Pada Ibu Postpartum Di Rsb.Masyita
Makassar
Penulis : Fatma Jama, Suhermi.
Tahun : 2019
Link : https://jurnal.fkm.umi.ac.id/index.php/wom/article/download/453/301
Jurnal

ABSTRAK
Exclusive breastfeeding is influenced by several factors, including
breast milk does not immediately come out on the first day after
childbirth, the mother feels the milk comes out a little, the difficulty of
the baby in sucking, the condition of putting breast milk and the
promotion of breast milk substitute. The conditions in the field indicate
that the success of early breastfeeding is also influenced by the
condition of the mother and baby. Working mothers and low level of
mother and family’s knowledges regard the benefits and appropriate
ways of breastfeeding. The application of oketani massage to post

2
partum mothers is still rarely done because usually mothers only do
regular breast massage. Oketani massage is a management skill to
overcome the problem of lactation such as inadequate breast milk
production, breast swelling, oketani massage will cause the breasts to
become soft, supple and the areola will become elastic, the lactiferous
duct and the nipple also become elastic. The research design used was
quasi experimental with a pre-test and post-test design. This study only
used one group, namely the intervention group without the control
group to see the effectiveness of the ASI dam in the intervention group.
The sampling technique used was consecutive sampling, the sample in
this study were 15 postpartum mothers. The results of this study found
that all postpartum mothers after doing Oketani massage therapy
experienced changes in ASI dam results from the T-test analysis
obtained a mean value = 4,800, SD = 1.46 and p value = 0,000 <= 0,05,
indicating that Oketani massage therapy effective in changing ASI
dams in post partum mothers. Conclusion from this study that the
incidence of effective ASI dams can be overcome with Oketani
massage.

3
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY. M 21 TAHUN PIAO POST


PARTUM 3 HARI DENGAN BENDUNGAN ASI DI PMB IMAS
MANDARINI TAHUN 2023

Nama pengkaji : Imas Mandarini


Tanggal Pengkajian : 11 – 12 – 2023
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat : Imas Mandarini

IDENTITAS ISTRI SUAMI


Nama : Ny. M Tn. f
Umur : 21 Tahun 26 Tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : KP.Cijalingan RT 06/02

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya 6 jam yang lalu
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri pada 2 payudaranya dan terasa penuh
3. Riwayat Laktasi
Ibu mengatakan belum pernah menyusui karena ini adalah anak
pertamanya

4
4. Riwayat Haid
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 5-7 hari
d. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut / hari
e. Dismenorhoe : tidak pernah
5. Riwayat Kehamilan, Nifas dan Persalinan yang Lalu

Hamil Tahun UK Jenis Pnyulit Anak


Ke Persali Persalina Kehamilan
nan n Penolong& Nifas
JK BB PB ASI Penyul
Persalinan it
1 09-12- 39 Spontan Bidan Tidak ada P 3.0 50 + Tdk
23 Ada

6. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : Tidak ada
b. Massa : Tidak ada
c. Penyakit :Tidak ada
d. Operasi : Tidak ada
e. Lainnya : Tidak ada
7. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang dipakai : Tidak ada
b. Keluhan : Tidak ada
c. Kontrasepsi yang lalu : Tidak ada
d. Lamanya pemakaian : Tidak ada
e. Alasan berhenti : Ingin hamil
8. Riwayat Penyakit Sistemik yang pernah diderita
a. Jantung : Tidak ada
b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma/TB paru : Tidak ada
d. Hepatitis : Tidak ada

5
e. DM : Tidak ada
f. Hipertensi : Tidak ada
g. Epilepsi : Tidak ada
h. Lain-lain : Tidak ada
9. Pola Nutrisi
a. Sebelum nifas : ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsi sedang,
1 piring nasi dengan sayur ( ½ mangkuk ), lauk pauk( 1 potong
tempe), dan buah( 1 pisang), minum air putih + 8 gelas/hari
b. Selama nifas: ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsisedang, 1
piring nasi dengan sayur(1mangkuk), lauk pauk ( 2 potong
tahu,tempe ), dan buah (1 pisang), minum air putih + 8 gelas/hari
dan 1 gelas susu.
10. Pola Eliminasi
a. BAB : 1 X/hari
Sebelum nifas : ibu mengatakan BAB 1 x/hari, warna coklat
hitam, lunak Selama nifas : ibu mengatakan BAB selama nifas
3 x/ 7 hari warna coklat hitam, lunak.
BAK : 3-4 X/hari
b. Sebelum nifas : ibu mengatakan BAK 5-7 x sehari, warna kuning
jernih, berbau khas.
Selama nifas : ibu mengatakan BAK 4-6 x sehari, warna kuning
jernih, berbau khas
11. Personal Hygiene
Sebelum nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x
sehari, keramas 3 x seminggu

Selama nifas : ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x


sehari, keramas 2 x dan 3 x ganti pembalut.

12. Pola Tidur


Sebelum nifas : ibu mengatakan tidur siang + 2 jam, tidur malam 8
jam

6
Selama nifas : ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam + 7
jam
13. Data Sosial
a. Dukungan Suami : Suami merasa senang dengan kelahiran
bayinya
b. Dukungan keluarga : Keluarga merasa senang dengan kelahiran
bayinya
c. Masalah : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis


2. Antopometri
a. Berat badan : 55 kg
b. Tinggi badan : 155 cm
c. LILA : 26 cm
3. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 88 X / menit
c. Suhu : 38ºC
d. Pernafasan : 21 X / menit
4. Kepala
a. Rambut : Normal, tidak ada benjolan, rambut bersih, hitam
b. dan tebal, tidak ada nyeri tekan
c. Mata : Konjungtiva tidak pucat, Sklera putih, Pengelihatan
normal
d. Telinga : Tampak simetris antara kanan dan kiri, tidak
e. terdapat serumen dan peradangan
f. Hidung : Tampak bersih, tidak ada polip dan tidak ada
g. pergerakan cuping hidung

7
h. Mulut : tidak ada sariawan maupun bibir pecah-pecah dan
tidak ada karies pada gigi
i. Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar
tyroid dan kelenjar limfe
5. Payudara
a. Inspeksi : Payudara kanan terlihat membesar, memerah dan
terdapat luka atau lecet pada putting susu.
b. Palpasi
 Mammae : Payudara kiri membesar dalam keadaan
normal, sedangkan payudara sebelah kanan ada
pembekakan dan kemeraha, dan ada nyeri tekan.
 Tumor : Tidak ada benjolan
 Simetris : Tidak simetris dan ada pembengkakan
payudara kanan
 Areola : Bersih, Hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol dan lecet sebelah kanan
c. Kolostrum/ASI : Sudah keluar, berwarna kuning, jumlah± 50
– 100 ml.
6. Abdomen
a. Bentuk : Membesar
b. Striae : Ada
c. Luka operasi: Tidak ada
d. Tfu : 2 jari dibawah pusat
7. Vulva Vagina:
a. Varices : Tidak varices
b. Kemerahan : Tidak ada kemerahan
c. Nyeri : ada nyeri ringan
d. Lochea : rubra
8. Anus : Tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas (tangan & kaki)
a. Tangan : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises

8
b. Kaki : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
c. Refleks patella : Kiri / Kanan, (+)/(+)
d. Oedema : Tidak ada
10. Kulit
a. Turgor : Baik
11. Data Penunjang : Tidak dilakukan

C. ANALISA
Ny. M P1A0 Post Partum 3 hari

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu mengalami
bendungan ASI dan demam. Dan memberikan support agar ibu tidak
cemas. Ev: Ibu Mengerti dan mengetahuinya
2. Memberi tahu Penyebab terjadinya bendungan ASI pada ibu
dikarenakan ibu tidak ingin menyusui bayinya sebab sakit karena
puting lecet sehingga ASI yang di produksi semakin banyak namun
tidak dikeluarkan dengan cara disusui atau pun dipompa sehingga
menumpuk dan terjadilah bendungan ASI. Maka dari itu ibu sangat
dianjurkan untuk sesering mungkin menyusui bayinya. Ev: Ibu
Mengerti dan mengetahuinya
3. Memberitahu ibu akan dilakukan perawatan payudara, kompres hangat
dingin pada payudara ibu untuk mengatasi bendungan ASI
- Menyiapkan alat dan bahan
- Mencuci tangan
- Menjaga privasi pasien
- Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa/ baby oil.
- Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah putting
susu.
- Selama 2 menit (10 kali) untuk masing-masing payudara.
- Handuk bersih 1-2 buah.

9
- Air hangat dan air dingin dalam baskom.
- Waslap atau sapu tangan dari handuk. Langkah-Langkah
Pengurutan Payudara:
• Pengurutan yang Pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak, tempatkan kedua
telapak tangan diantara kedua payudara lakukan pengurutan,
dimulai dari arah atas lalu arah sisi samping kiri kemudian
kearah kanan, lakukan terus pengurutan ke bawah atau
melintang. Lalu kedua tangan dilepas dari payudara, ulangi
gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.
• Pengurutan yang Kedua
Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua
atau tiga jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dan
berakhir pada putting susu. Lakukan tahap mengurut payudara
dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu.
Lakukan gerakan 20-30 kali.
• Pengurutan yang Ketiga
Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan
lain mengurut dan menggenggam dari pangkal menuju ke
putting susu. Lakukan gerakan 20-30 kali.
• Pengompresan
Alat-alat yang disiapkan :
- 2 buah baskom sedang yang masing-masing diisi dengan
air hangat dan air dingin.
- 2 buah waslap.
Caranya:
Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit,
kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit.
Kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan
kompres air hangat. Menganjurkan ibu untuk memakai BH
khusus untuk menyusui.

10
Ev: Ibu merasa senang dan payudaranya sudah mulai membaik
4. Mengajarkan ibu cara menyusui bayinya dengan cara yang benar
dan tepat.

a) Cuci tangan
b) Posisi badan ibu dan bayi :
- Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai.
- Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
- Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ibu.
- Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah
payudara.
- Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
- Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam
satu garis dengan leher dan lengan bayi.
- Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
c) Posisi mulut bayi dan putting susu ibu
- Payudara dipegang dengan ibu jari diatas, jari yang lain
menopang dibawah (bentuk atau dengan menjepit payudara
dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang
areola (kalangan payudara).
- Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek).
- Posisikan putting susu diatas “bibir atas” bayi dan berhadapan
dengan hidung bayi.
- Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit
mulut bayi.
- Setelah bayi menyusu/menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
- Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-
elus bayi.
d) Posisi Menyusui yang benar
- Tubuh bagian depan menempel bayi menempel pada tubuh ibu.

11
- Dagu bayi menempel pada payudara.
- Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
bayi.
- Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.
- Sebagian besar areola tidak tampak.
- Bayi menghisap dalam dan perlahan.
- Bayi puas dan tenang pada akhir menyusui.
- Terkadang terdengar suara bayi menelan.
- Putting susu tidak terasa sakit atau lecet.
Evaluasi : ibu mengerti dan dapat melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk memompa payudara agar tidak terasa
nyeri dan penuh dengan cara manual atau pun alat Evaluasi : ibu
mengerti dan mau melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menyangga
payudara Evaluasi : ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Mengajarkan ibu untuk pijat okoteni. Ev: ibu dapat melakukannya
8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas dan menganjurkan
ibu untuk segera kef askes bila terjadi tanda bahaya seperti :
demam tinggi lebih dari 38◦C, perdarahan banyak, sakit kepala
hebat, nyeri ulu hati, pandangan kabur, nyeri tak tertahankan pada
betis, vagina bengkak atau bernanah, nyeri pada perut dan
panggul, payudara panas, merah dan terasa sakit serta lokhea
berbau. Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menyebutkan ulang
tanda bahaya pada nifas dan akan segera kef askes
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila
ada keluhan Evaluasi : Ibu mengerti, akan melakukan kunjungan
ulang 1 minggu atau bila ada tanda bahaya

12
Sukabumi, 11 Desember 2023
Pengkaji,

(...............................)

Mengetahui
Preseptor Akademik, Preseptor Lahan,

( ………………..……… ) (…………………….. )

13
BAB III
PEMBAHASAN

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai


alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Andriani dan Pitriani, 2014). Sejak hari
ketiga sampai hari keenam setelah persalinan merupakan saat pemenuhan ibu
secara fisiologis, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat
penuh tetapi apabila ASI yang dihasilkan tidak segera dikeluarkan maka hal inilah
yang dapat menyebabkan bendungan ASI. Pengeluaran ASI dan penghisapan yang
efektif oleh bayi maka rasa penuh pada payudara ibu akan pulih dengan cepat (Eva,
2010).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa masalah. Adapun masalah yang menyebabkan ibu gagal dalam menyusui
adalah putting susu lecet, payudara bengkak (bendungan ASI), mastitis dan abses
payudara (Sulistyawati,2017). Pemberian ASI ekslusif dipengaruhi oleh beberapa
factor antara lain ASI tidak segera keluar, bayi kesulitan dalam mengisap, keadaan
putting susu ibu dan promosi susu pengganti ASI (Siregar, 2017).
Menurut Manuaba (2010) bendungan ASI karena penyempitan duktus
laktiferus oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau
kelainan pada putting susu. Payudara yang bengkak biasanya terjadi sesudah
melahirkan pada hari ketiga atau keempat. Bendungan ASI merupakan peningkatan
aliran vena dari limfe pada payudara dalam ragka mempersiapkan diri untuk proses
laktasi, bisa juga karena adanya penyempitan duktus lactiferous pada payudara ibu
serta dapat terjadi pula bila memiliki kelainan puting susu seperti putting susu datar
dan terbenam (Admin,2017). Bendungan ASI menyebabkan demam, payudara
terasa sakit, payudara berwarna merah, payudara bengkak dan payudara mengeras,
hal tersebut dapat mempengaruhi proses pemberian ASI (Riskani,2012).
Hasil pengkajian data subjektif didapatkan Ibu mengatakan habis
melahirkan anak pertamanya 3 hari yang lalu secara Normal - Ibu mengatakan

14
payudaranya terasa nyeri, sakit, bengkak dan takut untuk menyusui karena puting
susu lecet Hal ini berdasarkan teori menurut Maryunani (2015) dalam masa
puerperium intermedial dimana (Periode Early Postpartum 24 jam-1 minggu).
Menurut Ai yeyeh 2015 ibu mengalami bendungan ASI dengan Tanda dan
Gejala ditandainya dengan: bengkak, nyeri mammae panas serta keras pada
perabaan dan nyeri, putting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu,
pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktuli laktiferi menyempit, payudara
bengkak, keras, panas. Nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai
38oC. Ibu mengatakan ini kelahiran pertamanya. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Clara Ega, 2021 berdasarkan paritas sebagian besar ibu nifas yang terdapat
bendungan ASIpada kelompok ibu dengan primipara yaitu, sebanyak 11partisipan
(57,9%). Hal ini disebabkan karena jumlah anak yang dilahirkan dapat berpengaruh
dengan pengalaman yang dimiliki ibu nifas, pengalaman akan mempengaruhi
pengetahuan tentang bendungan ASI (Rahayu, 2018) 4
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan Data Objektif - TTV : TD :
120/80 mmHg S: 38,0oC R: 20x/m N:88 x/menit - Payudara : Simetris, terdapat
hyperpigmentasi areola mammae, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi, papila
mammae menonjol dan lecet, sudah mengeluarkan ASI, teraba keras dan penuh di
kedua payudara, nyeri tekan. - Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong, . Menurut Ai Yeyeh, 2015 bendungan ASI
ditandainya dengan: mammae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting
susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang
terhalang oleh duktuli laktiferi menyempit, payudara bengkak, keras, panas. Nyeri
bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai 38oC Ai Yeyeh, 2015.
Menurut manuaba 20111 Involusi pada saat post partum hari ke 1-3 TFU sekitar 2
jari dibawah pusat dengan berat uterum 1000 gram, Lochea rubra (cruenta): berisi
darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo
dan mekonium, selama dua hari pasca persalinan dengan warna merah kehitaman.
Penelitian Halina (2018) mengatakan bahwa teknik menyusui yang tidak benar
dapat mengakibatkan puting susu menjadilecet dan ASI tidak keluar secara optimal
sehingga mempengaruhi produksi ASIselanjutnya atau bayi enggan menyusu

15
Diagnosa Dari pengkajian data subjektif dan objektif diatas dapat
ditegakkan bahwa Ny.M 21 Tahun PIAO Post Partum 3 hari dengan bendungan
ASI. Gejala klinis bendungan asi yaitu payudara terasa penuh dan panas, berat dan
keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan, asi keluar tidak lancar, payudara
membengkak dan sangat nyeri dan puting susu teregang menjadi rata dan ibu
kadang menjadi demam serta bendungan asi ini biasanya akan hilang dalam 24 jam
(Dewi, 2014:61).
Masalah bendungan asi ditegakkan berdasarkan interprestasi data dasar
yang dikumpulkan bahwa bendungan asi akan menimbulkan masalah-masalah
seperti suhu tubuh yang tidak stabil, asi yang keluar tidak lancar, payudara
membengkak dan merasa nyeri (Sastrawinata, 2013:196). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Amelia mengenai Faktor Faktor yang Memengaruhi Kejadian
Bendungan ASI pada Ibu Postpartum di RSIA Siti Fatimah Makassar didapati hasil
bahwa ibu postpartum yang tidak menyusui secara on-demand sebanyak 66,67%,
penderita bendungan ASI tidak ditemukan pada ibu postpartum dengan posisi
menyusui yang tidak benar sebanyak 88,89%, penderita bendungan ASI tidak
ditemukan pada ibu postpartum yang mempunyai kelainan putting susu sebanyak
77,78%
Penatalaksanaan pada kasus tersebut adalah Memberitahu hasil
pemeriksaan pada ibu bahwa ibu mengalami bendungan ASI dan Memberitahu ibu
akan dilakukan kompres hangat dingin pada payudara ibu untuk mengatasi
bendungan ASI. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, Mengajarkan ibu cara
menyusui yang benar, Menganjurkan ibu untuk memompa payudara agar tidak
terasa menyi dan penuh dengan cara manual atau pun alat, Menganjurkan ibu untuk
menggunakan BH yang menyangga payudara Pencegahan bendungan ASI menurut
Marmi (2014), yaitu dengan melakukan masase payudara atau perawatan payudara
atau dengan melakukan pijat oksitosin, bisa juga dengan posisi menyusui yang
benar, menggunakan bra yang menyangga dan melakukan pengosongan payudara.
Sedangkan Penanganan bendungan ASI menurut Rukiyah (2010), bila payudara ibu
terjadi bendungan ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi secara on demand/
tanpa di jadwal sesuai kebutuhan bayi, mengeluarkan sedikit ASI sebelum

16
menyusui agar payudara lebih lembek ataupun mengeluarkan ASI dengan tangan
atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan ASI, bisa juga dengan mengompres
payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian, untuk memudahkan bayi
menghisap atau menangkap puting susu berikan kompres hangat sebelum
menyusui, untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam
payudara lakukan pengurutan payudara atau perawatan payudara Penelitian ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya, dimana sebelum dilakukan Masase Payudara
dari 16 ibu post partum terdapat 81,3% atau 13 orang ibu post partum yang
dikategorikan mengalami bendungan ASI dan setelah dilakukan Masase Laktasi
terjadi penurunan bendungan ASI dari 81,3% menjadi 18,8% sehingga terdapat
pengaruh masase terhadap bendungan ASI. (Taqiyah et al., 2019) Penelitian ini juga
didukung oleh penelitian sebelumnya dimana ibu nifas yang melakukan perawatan
payudara selama menyusui tidak terjadi bendungan ASI. Hal ini dikarenakan
gerakan pada perawatan payudara akan melancarkan reflek pengeluaran ASI, serta
dapat mencegah dan mendeteksi dini kemungkinan adanya bendungan ASI dapat
berjalan lancar. (Rosita, 2017)
Selain perawatan payudara pasien diajarkan untu melakukan pijat okoteni,
breast care yang tidak menimbulkan rasa nyeri. Pijat oketani dapat menstimulus
kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI dan membuat payudara
menjadi lebih lembut dan elastis sehingga memudahkan bayi untuk mengisap ASI.
Pijat oketani juga akan memberikan rasa lega dan nyaman secara, meningkatkan
kualitas ASI, mencegah putting susu lecet dan mastitis serta dapa memperbaiki/
mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh puting yang rata (flat nipple),
putting yang masuk kedalam (inverted) (Machmudah& Khayati, 2014) Menurut
Tasmin&Kabir (2019) bahwa tujuan dari pijat oketani adalah meningkatkan
kualitas ASI, mencegah putting lecet dan bendungan ASI serta dapat mempebaiki
atau mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh putting yang rata (flat
nipple) atau putting susu yang masuk kedalam (inverted). Tanda dan geajalah
tersebut merupakan masalah yang menyebabkan ibu mengalami masalah payudara
salah satunya bendungan ASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan perubahan bendungan ASI sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat

17
oketani hasil uji statistik T-test diperoleh nilai mean =4,800, SD= 1,46 p =0,000 <
=0,05 yang berarti terjadi perubahan bendungan ASI pada ibu post partum sebelum
setelah dilakukan pijat oketani
Pada saat kunjungan pertama Ny. S dilakukan pendekatan kepada ibu dan
memberikan pertanyaan terkait keluhan yang sedang dialami yaitu ibu merasakan
susah buang air besar. Setelah memberikan konseling kepada ibu pemberi asuhan
mengajarkan pijat okoteni dan breast care melalui leaflet yang telah dicetak dan
pemberi asuhan melakukan evaluasi terhadap ibu. Pada saat melakukan evaluasi
dengan bertanya pada kontrol berikutnya bahwa keluhan yang iibu rasakan sudah
menghilang.

18
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena
timbulnya beberapa masalah. Adapun masalah yang menyebabkan ibu
gagal dalam menyusui adalah putting susu lecet, payudara bengkak
(bendungan ASI), mastitis dan abses payudara(. Pemberian ASI
ekslusif dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain ASI tidak segera
keluar, bayi kesulitan dalam mengisap, keadaan putting susu ibu dan
promosi susu pengganti ASI.
Bendungan ASI karena penyempitan duktus laktiferus oleh
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau
kelainan pada putting susu. Payudara yang bengkak biasanya terjadi
sesudah melahirkan pada hari ketiga atau keempat.,Cara mengurangi
kbendungan Asi pada ibu Nifas yaitu dengan pijat Okoteni dan
perawatan payudara.
A. Saran
1. Bagi Mahasiswi Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai
penatalaksanan pada Ibu Nifas dengan bendungan ASI dan
mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu Nifas dengan
bendungan ASI dan mengerti tindakan segera yang harus
dilakukan.
2. Bagi Lahan Praktik Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
lahan praktik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
dengan bendungna ASI sesuai standar pelayanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa
dijadiakan sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan
bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada Ibu Nifas dengan bendungan ASI

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Fatma Jarna, Suherni. (2019). Efektifitas Pijat Oketani Terhadap Bendungan


Asi Pada Ibu Postpartum Di Rsb.Masyita Makassar Efektifitas Pijat Oketani
Terhadap Bendungan Asi Pada Ibu Postpartum Di Rsb.Masyita
Makassar. Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal), 1(2), 119-
125.
2. Yenny Aulya, Yeky Supreaten. (2021) Pengaruh Perawatan Payudara
Terhadap Bendungan Asi Pada Ibu Nifas. Window of Midwifery Journal, 32-
41.

20
DOKUMENTASI ASUHAN
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

EFEKTIFITAS PIJAT OKETANI TERHADAP BENDUNGAN ASI PADA IBU


POSTPARTUM DI RSB.MASYITA MAKASSAR

Fatma Jama1) Suhermi.S2)


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas, Muslim Indonesia email:
fatma.jama@umi.ac.id
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas, Muslim Indonesia
email: suhermisudirman88@gmail.com

Abstract
Exclusive breastfeeding is influenced by several factors, including breast milk does not immediately come
out on the first day after childbirth, the mother feels the milk comes out a little, the difficulty of the baby
in sucking, the condition of putting breast milk and the promotion of breast milk substitute. The conditions
in the field indicate that the success of early breastfeeding is also influenced by the condition of the mother
and baby. Working mothers and low level of mother and family’s knowledges regard the benefits and
appropriate ways of breastfeeding.
The application of oketani massage to post partum mothers is still rarely done because usually mothers
only do regular breast massage. Oketani massage is a management skill to overcome the problem of
lactation such as inadequate breast milk production, breast swelling, oketani massage will cause the
breasts to become soft, supple and the areola will become elastic, the lactiferous duct and the nipple also
become elastic.
The research design used was quasi experimental with a pre-test and post-test design. This study only
used one group, namely the intervention group without the control group to see the effectiveness of the
ASI dam in the intervention group. The sampling technique used was consecutive sampling, the sample
in this study were 15 postpartum mothers.
The results of this study found that all postpartum mothers after doing Oketani massage therapy
experienced changes in ASI dam results from the T-test analysis obtained a mean value = 4,800, SD =
1.46 and p value = 0,000 <= 0,05, indicating that Oketani massage therapy effective in changing ASI
dams in post partum mothers. Conclusion from this study that the incidence of effective ASI dams can be
overcome with Oketani massage.

Keywords: Oketani Massage, ASI Dam, Postpartum Mother


Volume 4 Nomor 1, Juli 2019 78
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

1. PENDAHULUAN milk Ph of Mothers, and the Sucking Speed of


Kegagalan dalam proses menyusui sering Neonates” diperoleh nilai p <0,001, yang
disebabkan karena timbulnya beberapa berarti ada perbedaan setelah dilakukan pijat
masalah. Adapun masalah yang oketani yaitu seluruh partisipan mengalami
menyebabkan ibu gagal dalam menyusui peningkatan produksi ASI, perubahan pada
adalah putting susu lecet, payudara putting payudara, dan tidak adanya
bengkak (bendungan ASI), mastitis dan bendungan ASI setelah diberikan pijat
abses payudara (Sulistyawati,2009). oketani.
Pemberian ASI ekslusif dipengaruhi oleh Penerapan pijat oketani pada ibu post partum
beberapa factor antara lain ASI tidak segera masih jarang dilakukan karena biasanya ibu
keluar, bayi kesulitan dalam mengisap, hanya melakukan pijat payudara biasa. Pijat
keadaan putting susu ibu dan promosi susu oketani juga merupakan salah satu metode
pengganti ASI (Siregar, 2007). breast care yang tidak menimbulkan rasa
Menurut Manuaba (2010) bendungan ASI nyeri. Pijat oketani dapat menstimulus
karena penyempitan duktus laktiferus oleh kekuatan otot pectoralis untuk
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan meningkatkan produksi ASI dan membuat
dengan sempurna atau kelainan pada payudara menjadi lebih lembut dan elastis
putting susu. Payudara yang bengkak sehingga meumudahkan bayi untuk
biasanya terjadi sesudah melahirkan pada mengisap ASI. Di RS Bersalin Masyita
hari ketiga atau keempat. belum pernah mendapatkan sosialisasi
Bendungan ASI merupakan peningkatan maupun pelatihan tentang pijat Oketani
aliran vena dari limfe pada payudara dalam sehingga perawat dan bidan di ruangan
ragka mempersiapkan diri untuk proses postpartum belum menerapkan pemberian
laktasi, bisa juga karena adanya pijat Oketani ini. Pihak rumah sakit masih
penyempitan duktus lactiferous pada menggunakan metode pijat payudara
payudara ibu serta dapat terjadi pula bila konvensional,
memiliki kelainan puting susu seperti Studi pendahuluan yang di lakukan di RS.
putting susu datar dan terbenam Bersalin Masyita selama bulan Mei 2018
(Admin,2007). Bendungan ASI diproleh jumlah ibu postpartum sebanyak 23
menyebabkan demam, payudara terasa orang mengalami bendungan ASI pada awal
sakit, payudara berwarna merah, payudara minggu setelah kelahiran. Dari latar
bengkak dan payudara mengeras, hal belakang tersebut, maka perlu dilakukan
tersebut dapat mempengaruhi proses penelitian untuk mengetahui Efektifitas Pijat
pemberian ASI (Riskani,2012) Oketani Terhadap bendungan ASI pada ibu
Pijat Oketani merupakan salah satu metode Postpartum di RS.Bersalin Masyita
breast care yang tidak menimbulkan rasa
nyeri. Pijat oketani dapat menstimulus 2. METODE
kekuatan otot pectoralis untuk Desain penelitian adalah Quasi
meningkatkan produksi ASI dan membuat Experimental dengan rancangan pre dan post
payudara lebih lembut dan elastic. Menurut test tanpa kelompok kontrol, untuk melihat
penelitian yang dilakukan oleh Kabir & efektifitas pencegahan terjadinya bendungan
Tasnim (2009) bahwa sebanyak 8 dari 10 ASI pada kelompok intervensi yang
sampel yang diteliti menyatakan bahwa dilakukan pijat oketani pijat oketani. di
pijat oketani 80% efektif mengatasi RS.Bersalin Masyita.
masalah payudara diantaranya untuk
kelancaran ASI, mencegah bendungan ASI 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan putting yang tidak menonjol
Hasil Penelitian
Oketani dalam Jeongsug et al (2012) dalam
jurnalnya yang berjudul “Effect of Oketani 1. Analisa Univariat
Breast Massage on Breast pain, the Breast Tabel 4.1

Volume 4 Nomor 1, Juli 2019 79


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Distribusi Responden menurut Umur, Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden


Pendidikan Pekerjaan, Paritas RSB.Masyita bedungan ASI sebelum pijat Oketani di
Makassar RSB.Masyita Makassar
Mean n Std.
Deviatio
n
Jumlah Bendungan 7.73 15 1.163
Karakteristik Responden ASI Sebelum
n % Pijat Oketani
Umur Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa
1.26-35 tahun (dewasa awal) bendungan ASI pada ibu postpartum sebelum
2.36-45 tahun (dewasa akhir) dilakukan Pijat oketani nilai Mean adalah
11 73,3
=7,73 dengan =SD 1, 163
4 26,7 Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden
bedungan ASI setelah pijat Oketani di
Pendidikan RSB.Masyita Makassar
1. SD 2 13,3 Mean n Std.
2.SMP 3 20,0 Deviatio
3.SMA 7 46,7 n
4.Sarjana 3 20,0 Bendungan 2.93 15 1.580
Pekerjaan ASI Setelah
1.Bekerja 10 66,7 Pijat Oketani
2. tidak bekerja 5 33,3 Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa
Paritas setelah dilakukan Pijat oketani, bendungan
1.Primipara 7 46,7 ASI yang dialamai oleh ibu postpartum
2.Multipara 8 53,3 mengalami perubahan yang signifiakan yaitu
nilai Mean =2,93 dengan SD =1,580
Tabel 4.1 tentang Karakteristik Ibu post
partum, berdasarkan umur menurut WHO 2. Analisis Bivariat
usia dewasa awal (26-35 tahun) dan dewasa Tabel 4.4 Efektifitas Pijat Oketani Terhadap
akhir (36-45 tahun) pada table diatas umur Bendungan ASI di RSB.Masyita Makassar
terbanyak yaitu umur dewasa awal yaitu 11
(73,3%) ibu post partum . Karakteristik Mean SD n P
responden pada tingkat pendidikan yakni value
pendidikan tertinggi pada ibu post partum Bendungan 4,800 1,146 15
yaitu tingkat pendidikan SMA sebanyak 7 ASI 0,000
(46,7%) ibu post partum, sedangkan Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji T-test
pendidikan terendah yaitu SD sebanyak 2 didapatkan ibu post partum setelah dilakukan
ibu (13,3%) postpartum Karakteristik pijat oketani dengan nilai mean =4,800, SD=
responden berdasarkan paritas dapat dilihat 1,46 (p=0,000) dengan taraf signifikan <0,05
pada tabel bahwa paritas terbanyak adalah dengan kata lain pemberian terapi pijat oketani
Multi para yaitu sebanyak 8 (53,3%) ibu efekti dalam mencegah bendungan
postpartum dan ASI pada ibu postpartum
Primipara sebanyak 7 (46,755%).
Karakteristik yang terakhir adalah 4. PEMBAHASAN 1. Bendungan ASI Sebelum
pekerjaan dapat dilihat pada tabel diatas Pijat Oketani
bahwa status pekerjaan yang paling banyak Jumlah Ibu postpartum yang mengalami
adalah ibu bekerja sebanyak 10 (66,7%) ibu bendungan ASI pada penelitian ini adalah 15
post partum yang bekerja. postpartum, dengan niali mean=7.73, SD =1.580
sebagian besar ibu postpartum dalam penelitian

Volume 4 Nomor 1, Juli 2019 80


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

ini adalah ibu yang usianya dalam kategori mencegah bendungan ASI dan putting yang tidak
dewasa awal menurut WHO yakni 2635 tahun menonjol .
dimana pada usia tersebut ibu postpartum
sangat produktif dalam memproduksi Jeongsug et al (2012) dalam jurnalnya yang
penegluaran ASI, apabila ibu post partum berjudul “Effect of Oketani Breast Massage on
tersebut memiliki pengetahuan yang minim Breast pain, the Breast milk Ph of Mothers, and
tetang bagaimana cara perawatan payudara the Sucking Speed of Neonates” diperoleh nilai p
yang abik dan benar hal ini dapat memicu <0,001, yang berarti ada perbedaan setelah
terjadinya bendungan ASI. dilakukan pijat oketani yaitu seluruh partisipan
Penelitian ini didukung oleh mengalami peningkatan produksi ASI, perubahan
(Sarwono&Parmitasari,2008) mengatakan pada putting payudara, dan tidak adanya
bahwa beberapa bendungan ASI disebabkan bendungan ASI setelah diberikan pijat oketani.
oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, Berdasarkan analisa peneliti bendungan ASI yang
karena bayi tidak cukup sering menyusu, dialami oleh ibu postpartum mengalami penurunan
produksi meningkat, terlambat menyususkan, yang signifikan setelah dilakukan terapi pijat
hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik, oketani, hal ini menandakan bahwa terapi pijat
dan dapat pula karena adanya pembatasan oketani dapat Melancarkan ASI pada ibu
waktu menyusui. postpartum. Namun dalam penelitian ini dari 15
WHO Bendungan ASI terjadi sejak hari ketiga responden terdapat 2 responden yang tidak
sampai hari keenam setelah persalinan, ketika mengalami perubahan bendungan ASI, hal ini
ASI secara normal dihasilkan, payudara dipengaruhi oleh beberapa factor, yang pertama
menjadi sangat penuh. Hal in bersifat fisiologis adalah pada saat dilakukan terapi pijat oketani
dan dengan pengisapan yang efektif dan waktu yang digunakan sangat singkat dari waktu
pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut yang ditetapkan sesuai dengan SOP terapi pijat
terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan oketani, yang kedua adalah pada saat dilakukan
jaringan. terapi pijat oketani bayi ibu terbangun sehingga ibu
Payudara yang tidak dikosongkan seluruhnya harus menyusui bayinya terlebih dahulu, yang
Bila tidak dikeluarkan saat ASI terbentuk, ketiga adalah ibu postpartum tidak rileks.
maka volume ASI dalam payudara akan
melebihi kapasitas alveoli untuk 3. Efektifitas Pijat Oketani Terhadap
penyimpanannya sehingga bila situasi saat ini Bendungan ASI
tidak diatasi, maka akan menyebabkan Pijat oketani merupakan salah satu metode
bendungan dan masitis dalam waktu singkat, breast care yang tidak menimbulkan rasa nyeri.
dan mempengaruhi kelanjutan produksi ASI Pijat oketani dapat menstimulus kekuatan otot
dalam jangka panjang pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI dan
membuat payudara menjadi lebih lembut dan
2. Bendungan ASI Setelah Pijat Oketani elastis sehingga memudahkan bayi untuk
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan mengisap ASI. Pijat oketani juga akan
terapi pijat oketani pada ibu post partum yang memberikan rasa lega dan nyaman secara,
mengalami bendungan ASI mengalami meningkatkan kualitas ASI, mencegah putting
perubahan yang signifikan dari nilai mean susu lecet dan mastitis serta dapa memperbaiki/
=7.73 menjadi mean =2.93. peneliti mengurangi masalah laktasi yang disebabkan
menyimpulkan bahwa ada perubahan yang oleh puting yang rata (flat nipple), putting yang
signifikan bendungan ASI pada ibu postpartum masuk kedalam (inverted) (Machmudah&
sebelum dan setelah dilakukan terapi pijat Khayati, 2014)
oketani Menurut Tasmin&Kabir (2009) bahwa tujuan
Penelitian yang dilakukan oleh Kabir & dari pijat oketani adalah meningkatkan kualitas
Tasnim (2009), bahwa sebanyak 8 dari 10 ASI, mencegah putting lecet dan bendungan ASI
sampel yang diteliti menyatakan bahwa pijat serta dapat mempebaiki atau mengurangi
oketani 80% efektif mengatasi masalah masalah laktasi yang disebabkan oleh putting
payudara diantaranya untuk kelancaran ASI,

Volume 4 Nomor 1, Juli 2019 81


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

yang rata (flat nipple) atau putting susu yang


masuk kedalam (inverted). Tanda dan
geajalah tersebut merupakan masalah yang
menyebabkan ibu mengalami masalah
payudara salah satunya bendungan ASI Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan perubahan bendungan ASI
sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat
oketani hasil uji statistik T-test diperoleh nilai
mean =4,800, SD= 1,46 p =0,000 < =0,05
yang berarti terjadi perubahan bendungan ASI
pada ibu post partum sebelum setelah
dilakukan pijat oketani. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yg dilakukan oleh Oketani
dalam Jeongsug et al (2012) dalam jurnalnya
yang berjudul “Effect of Oketani Breast
Massage on Breast pain, the

Volume 4 Nomor 1, Juli 2019 82


JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING
6. REFERENSI
1. Admin, H.2007. Konsep Penanganan ASI
Breast milk Ph of Mothers, and the Sucking Eksklusif. Jakarta: EGC
2. Jeongsug., Hye Young., Sukhee & Myeong Soo. (2012).
Speed of Neonates” diperoleh nilai p
Effects of Oketani Breast Massage on Breast Pain, the
<0,001, yang berarti ada perbedaan setelah Breast Milk pH of Mothers and The Sucking Speed of
dilakukan pijat oketani yaitu seluruh Neonates.
partisipan mengalami peningkatan Journal of Korean J Women Health Nurs , Vol
produksi ASI, perubahan pada putting 18 No 2, 149-158
payudara, dan tidak adanya bendungan 3. Kabir & Tasnim. (2009). Oketani Lactation
ASI setelah diberikan pijat oketani. Management : A New Method to Augment
Menurut (Saryono,2008) bendungan ASI Breast Milk. Journal of Bangladesh College of Physicians
disebabkan oleh pengeluaran air susu yang and Surgeon, Vol. 27,No 3
4. Machmudah,dkk.(2014). Pijat oketani dan Oksitosin
tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering
terhadap parameter produksi ASI
menyusu, produksi meningkat, terlambat
Pada ibu Post Secsio Sesarea
menyususkan, hubungan dengan bayi http://www.journal.stikesmuhpkj.ac.id/journal/
(bonding) kurang baik, dan dapat pula index.phd/jik/article/download/26/2
karena adanya pembatasan waktu 5. Manuaba,IBG., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
menyusui. Selama 24 hingga 48 jam Kandungan dan KB untuk Pendidikan
pertama sesudah terlihatnya sekresi Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC
lakteal, payudara sering mengalami 6. Riksani, R.2012. Keajaiban ASI Eksklusif. Jakarta: Dunia
distensi menjadi keras dan berbenjol- Sehat
7. Sarwono dan Parmitasari. 2008. Perawatan Payudara
benjol. Keadaan ini yang disebut dengan
bendungan air susu atau “caked breast” , Dilengkapi dengan Deteksi Dini
sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup Terhadap Penyakit Payudara. Jogjakarta:
hebat dan bisa disertai dengan kenaikan Mitra Cendikia Press
8. Siregar, M Arifin. (2007). Faktor-Faktor yang
suhu. Kelainan tersebut meggambarkan
aliran darah vena normal yang berlebihan Mempengaruhi Pemberian ASI oleh
dan penggembungan limfatik dalam Ibu Melahirkan.
payudara, yang merupakan prekusor http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkmarifin.pdf.
regular untuk terjadinya laktasi. Diakses tanggal 20 Desember 2018
Pijat oketani merupakan manajemen
keterampilan untuk mengatasi masalah
laktasi seperti produksi ASI yang tidak
cukup, pembengkakan payudara, pijat
oketani akan menyebabkan payudara
menjadi lunak, lentur dan areola akan
menjadi elastis, duktus lactiferous dan
putting susu juga menjadi elastis. Seluruh
payudara menjadi lentur dan menghasilkan
ASI berkualitas baik karena kandungan
total solids, konsentrasi lemak dan gross
energy meningkat (Machmudah,dkk 2014)
Berdasarkan analisis peneliti bahwa terapi
pijat oketani efektif dalam perubahan
bendungan ASI dan dapat mencegah
bendungan ASI pada ibu postpartum.

5. KESIMPULAN
Sebelum dilakukan Pijat oketani nilai Mean
adalah 7,73 dengan SD 1, 1632.
1. Setelah dilakukan Pijat oketani,
bendungan ASI yang dialamai oleh
ibu postpartum mengalami perubahan
yang signifiakan yaitu nilai Mean 2,93
dengan SD 1,580
2. pijat oketani efektif dalam perubahan
Bendungan ASI pada ibu postpartum
dengan nilai ρ.Value 0.0
Volume 4 Nomor 1, Juli 2019 82
-
Jurnal Menara Medika JMM 2021
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622 657X, e-ISSN 2723-6862

PENGARUH PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP BENDUNGAN ASI PADA IBU


NIFAS

Yenny Aulya1 ,Yeki Supriaten2

1,2
Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
Jl. Harsono RM No.1 Ragunan, Jakarta Selatan 12550

e-mail : yenny.aulya@civitas.unas.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Ada beberapa hal yang menghambat terjadinya bendungan ASI,
diantaranya rendahnya pengetahuan ibu dalam melakukan perawatan payudara
,kurangnya pelayanan konseling tentang cara perawatan payudara dari petugas
kesehatan kurangnnya keinginan ibu untuk melakukan perawatan payudara. Data
profil dinas kesehatan provinsi bengkulu tahun 2018 angka kejadian bendungan
ASI pada ibu nifas sebanyak 8.375 (22,70%) dari 37.018 ibu nifas sedangkan di
Puskesmas Ulu Talo pada tahun 2018 terdapat 32 (31,37%) ibu yang mengalami
bendungan ASI dari 102 ibu nifas.. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI pada
ibu nifas di puskesmas Ulu talo kota Bengkulu pada kelompok kasus dan kelompok
kontrol. Metodelogi : Desain penelitiannya adalah quasi-eksperimen ini
menggunakan rancangan analitik,, populasi dan sampelnya adalah semua ibu nifas
sebanyak 30 responden yang diberikan perlakuan sebanyak 15 orang dan 15 tidak
diberikan perlakuan , sampling yang digunakan adalah non probability sampling,
Instrumen penelitian terdiri dari cheklis untuk perawatan payudara dan lembar
obsrevasi untuk bendungan ASI, Data di analisis menggunakan uji Independent
Sample T test. Hasil penelitian: Hasil uji Independent Samples Test terhadap
perbedaan rata-rata bendungan ASI pada kelompok yang diberikan perawatan
payudara dan tidak diberikan perawatan payudara pada ibu nifas di puskesmas Ulu
Talo kota Bengkulu tahun 2019 diperoleh nilai P Value = 0,047 < 0,05).
Kesimpulan dan Saran: Ada Pengaruh Perawatan payudara terhadap Bendungan
ASI. Perawatan Payudara yang dilakukan secara baik dan teratur mampu
mengurangi terjadinya bendungan ASI pada ibu nifas serta melancarkan produksi
AS, maka perlu diadakan peningkatan sosialisasi tentang perawatan payudara dan
sebagai bahasan rujukan untuk penelitian berikutnya.

Kata Kunci : pelaksanaan perawatan payudara, bendungan asi dan ibu nifas
-

Jurnal Menara Medika Vol 3 No 2 Maret 2021 | 169

Jurnal Menara Medika JMM 2021 https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622


657X, e-ISSN 2723-6862

ABSTRACT
Background: There are several things that prevent the occurrence of a breast
engorgement, including lack of knowledge of women about breast care, lack of
counseling services on how to care for breasts from health workers lack the desire
of women to do breast care. Based on data from the health service profile of
Bengkulu province in 2018, the incidence breast engorgement among postpartum
women was 8,375 (22.70%) out of 37,018 postpartum women while in Ulu Talo
Health Center in 2018 there were 32 (31.37%) women who experienced breast
engorgement were 102 postpartum women. Objectives: This study aims to
determine the effect of breast care with the incidence of breast engorgement among
post partum women in Ulu Talo Health Centre in Bengkulu city in a case and
control group. Methodology: This quasi-experimental study uses analytic design,
and by using a case control approach, the population and sample are all postpartum
women which were 30 respondents, the sampling used is nonprobability sampling,
the research instrument consists of cheklis for breast care and observation sheets for
the ASI dam, data were analyzed using the Independent Samples Test. Results: The
results showed that there was an effect of breast care on the incidence of breast
engorgement in the group treated for breast care and not treated with breast care (p
<0.05). Conclusions and Recommendation: breast care that is done properly and
regularly can reduce the occurrence of breast milk dams in postpartum mothers and
accelerate US production, it is necessary to increase socialization about breast care
and as a reference for future research.

Keywords : implementation of breast care, asi dam and postpartum women


-
Jurnal Menara Medika Vol 3 No 2 Maret 2021 | 170
Jurnal Menara Medika JMM 2021 https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-
657X, e-ISSN 2723-6862

PENDAHULUAN Masa nifas (puerperium) adalah masa


Mortalitas dan morbilitas pada wanita setelah keluarnya plasenta sampai alat-
hamil dan bersalin merupakan masalah alat reproduksi pulih seperti sebelum
besar di Negara berkembang. Pada tahun hamil dan secara normal masa nifas
2014, World Health Organization berlangsung selama 6 minggu atau 42
(WHO) menyatakan bahwa wanita hamil hari (Andriani dan Pitriani, 2014). Sejak
lebih banyak terdapat di negara-negara hari ketiga sampai hari keenam setelah
berkembang. Sebanyak 289.000 wanita persalinan merupakan saat pemenuhan
yang meninggal disebabkan oleh ibu secara fisiologis, ketika ASI secara
persalinan (99%) dari seluruh kematian normal dihasilkan, payudara menjadi
ibu. Penyebab kematian ibu 80% adalah sangat penuh tetapi apabila ASI yang
perdarahan, infeksi, preeklamsia, dan dihasilkan tidak segera dikeluarkan
aborsi yang tidak aman, sedangkan 20% maka hal inilah yang dapat menyebabkan
lainnya disebabkan oleh malaria dan bendungan ASI. Pengeluaran ASI dan
HIV/AIDS selama kehamilan (WHO, penghisapan yang efektif oleh bayi maka
2014). rasa penuh pada payudara ibu akan pulih
Berdasarkan Survei Demografi dan dengan cepat (Eva, 2010).
Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun Salah satu hak bayi baru lahir adalah
2012, Angka Kematian Ibu di Indonesia mendapatkan ASI dari ibu kandungnya,
mengalami penurunan sebesar 345 per apabila setelah melahirkan dan selama masa
100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan nifas ibu tidak menyusui bayinya maka akan
target global SDGS (Sustainable menyebabkan bendungan ASI. Bendungan
Development Goals) adalah menurunkan ASI dapat terjadi karena adanya penyempitan
angka kematian ibu (AKI) menjadi duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran terjadi apabila ibu memiliki kelainan puting
hidup pada tahun 2030. Mengacu dari susu misalnya puting susu datar, terbenam
kondisi saat ini, potensi untuk mencapai dan cekung. Kejadian ini biasanya
target SDGS global untuk menurunkan disebabkan karena air susu yang terkumpul
AKI adalah off track, artinya diperlukan tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi
kerja keras dan sungguh-sungguh untuk sumbatan. Gejala yang sering muncul pada
mencapainya (SDKI, 2012). saat terjadi bendungan ASI antara lain
Beberapa penyebab kematian ibu, yaitu payudara bengkak, payudara terasa panas dan
pada saat kehamilan sebesar 23,89%, keras, payudara terasa nyeri saat di tekan,
persalinan sebesar 26,99%, dan nifas payudara berwarna kemerahan dan suhu
sebesar 40,12%. Penyebab kematian ibu tubuh ibu sampai 380C. Bendungan ASI
paling banyak adalah pada masa nifas, tersebut dapat dicegah dengan cara perawatan
yaitu karena perdarahan persalinan, payudara yang dilakukan oleh ibu itu sendiri
eklamsia, infeksi, mastitis dan (Jannah, 2011).
postpartum blues. Perawatan payudara merupakan suatu
Berdasarkan survei kematian ibu yang tindakan yang sangat penting untuk merawat
paling banyak terjadi pada masa nifas, payudara terutama untuk memperlancar ASI.
oleh karena itu ibu masa nifas Perawatan payudara sangat penting salah
memerlukan pemantauan yang ketat satunya menjaga kebersihan payudara,
sehingga dapat mengurangi angka terutama kebersihan putting susu agar
kematian ibu (Depkes RI, 2016). terhindar dari infeski, melunakkan serta
memperbaiki bentuk putting susu sehingga

Jurnal Menara Medika Vol 3 No 2 Maret 2021 | 171


Jurnal Menara Medika JMM 2021 https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-
657X, e-ISSN 2723-6862

bayi dapat menyusu dengan baik, yang mengalami bendungan ASI dari
merangsang kelenjar-kelenjar dan hormon 120 ibu nifas. Sedangkan data yang di
prolaktin dan oksitosin untuk meningkatkan dapatkan pada tahun 2018 Puskesmas
produksi ASI lancar Sukamerindu 41 (36,28%) ibu yang
(Meilirianta, 2014). mengalami bendungan ASI dari 113 ibu
Almeida dan Kitaty (2009) melaporkan nifas. Puskesmas Lingkar Timur pada
bahwa 13 % wanita postpartum tahun 2018 terdapat 32 (31,37%) ibu
mengalami demam akibat bendungan air yang mengalami bendungan ASI dari
susu dan berkisar antara 37,8ºC sampai 102 ibu nifas.
39ºC yang biasanya berlangsung antara Berdasarkan hasil penelitian
empat sampai enam belas jam. Rinche tahun 2017 di
Umumnya setelah melahirkan, payudara Puskesmas Sukamerindu terdapat 16
ibu membesar, terasa panas, keras, dan (76,19%) ibu yang mengalami Bendungan
tidak nyaman. Pembesaran tersebut ASI dari 21 ibu nifas. di Puskesmas Ulu Talo
dikarenakan peningkatan suplai darah ke terdapat
payudara bersamaan dengan terjadinya 11 (91,66%) ibu yang mengalami
produksi air susu. Biasanya hal ini Bendungan ASI dari 18 ibu nifas
berlangsung selama beberapa hari. Berdasarkan latar belakang di atas karena
Kondisi ini bersifat normal dan tidak masih tingginya angka kejadian Bendungan
perlu dikhawatirkan. Namun, terkadang ASI maka penulis tertarik untuk melakukan
pembesaran itu terasa menyakitkan penelitian mengenai “ Pengaruh perawatan
sehingga ibu tidak leluasa mengenakan payudara dengan kejadian Bendungan ASI
kutang/bra/ bh (buster hounder) Pada Ibu Nifas di Puskesmas Ulu Talo Kota
ataupun membiarkan benda apapun Bengkulu Tahun 2019”.
menyentuh payudaranya (Dewi, 2011).
Ibu nifas yang mengalami METODE
Bendungan ASI sebanyak 35.985 atau Desain penelitian ini menggunakan desain
(15,60 %) ibu nifas. Serta pada tahun Quasi Eksperimen dengan menggunakan
2015 ibu nifas yang mengalami rancangan control group design. Populasi
bendungas ASI sebanyak 77.231 atau pada penelitian ini adalah ibu Postpartum di
(37,12%) (SDKI 2015). Berdasarkan wilayah kota Bengkulu pada bulan Mei –
data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Juni 2019 adalah 30 orang. Kelompok kasus
Bengkulu tahun 2018 Angka Kejadian dalam penelitian ini adalah ibu postpartum
Bendungan ASI pada masa nifas yang dilakukan perawatan payudara di
sebanyak 8.375 (22,70%) dari 37.018 Puskesmas Ulu Talo yaitu sebanyak 15 ibu
ibu nifas. Sedangkan pada tahun 2017. postpartum, sedangkan kelompok kontrol
Angka Kejadian Bendungan ASI pada dalam penelitian ini adalah ibu postpartum
masa nifas sebanyak 7.375 (20,05%) yang tidak dilakukan perawatan payudara di
dari 37.998 ibu nifas (Dinkes Provinsi puskesmas Ulu Talo sebanyak 15 ibu
Bengkulu, 2017, 2018). Berdasarkan pospartum dengan perbandingan 1 : 1. Total
data yang di dapatkan pada tahun 2018 di sampling dalam penelitian ini adalah 30 ibu
Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu postpartum. Penelitian ini menggunakan uji
terdapat 60 (38,46%) ibu yang Independent T-test.
mengalami bendungan ASI dari 156 ibu
nifas. Puskesmas Lingkar Timur pada HASIL
tahun 2018 terdapat 47 (39,16%) ibu Analisis Univariat

Jurnal Menara Medika Vol 3 No 2 Maret 2021 | 172


Jurnal Menara Medika JMM 2021 https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-
657X, e-ISSN 2723-6862

Analisis univariat dalam penelitian ini hampir setengahnya (33,3%) Responden


yang dilakukan di Puskesmas Ulu Talo Kota tidak mengalami Bendungan ASI.
Bengkulu yaitu untuk mengetahui distribusi Bendungan ASI adalah terjadinya
frekuensi perawatan payudara dan bendungan pembengkakan pada payudara karena
ASI. peningkatan aliran vena dan limfe
sehingga menyebabkan bendungan ASI
dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu
badan (Sarwono, 2010).
Hasil analisis pengaruh perawatan
payudara dengan kejadian bendungan ASI
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Nifas di peroleh bahwa dari responden yang
Berdasarkan Bendungan tidak melakukan perawatan payudara
ASI di Puskesmas Ulu Talo mempunyai rata-rata skor Bendungan ASI
Kota Bengkulu Tahun 2019 sebesar 3,67 kemudian Responden yang
Persentase melakukan perawatan payudara
Bendungan ASI Jumlah
(%) mempunyai rata-rata skor Bendungan ASI
Mengalami 20 66,7 sebesar 2,73. Hasil analisis data
Tidak Mengalami 10 33,3 menggunakan uji Independent Samples
Test menunjukkan bahwa Ho ditolak dan
Total 30 100 Ha diterima yang berarti ada perbedaan
bendungan ASI pada kelompok yang
Analisis Bivariat. diberikan perawatan payudara dan tidak
Tabel 4.3 Perbedaan bendungan ASI diberikan perawatan payudara pada ibu
pada kelompok yang melakukan perawatan nifas di puskesmas kota Bengkulu tahun
payudara dan tidak melakukan perawatan 2019.
payudara pada ibu nifas di puskesmas Ulu Dari hasil yang dilakukan oleh
Talo peneliti sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa perawatan payudara bermanfaat
melancarkan pengeluaran ASI , selain itu juga
Berdasarkan analisis perbedaan meningkatkan volume asi sehingga
bendugan ASI pada kelompok yang kebutuhan Produksi ASi untuk bayi terpenuhi
melakukan perawatan payudara dan serta dengan lancarnya pengelauaran ASI bisa
kelompok yang tidak melakukan mencegah terjadinya
perawatan payudara diperoleh nilai rata- Kelompok P
Perawatan Mi Ma Me valu
rata kelompok yang tidak melakukan n x an
SD SE
Payudara e
perawatan payudara adalah 3,67, dan
standar deviasi sebesar 1,175. Adapun Tidak 1 5 3,6 1,17 0,3
Melakukan 1 5 7 5 03 0,04
pada kelompok yang tidak melakukan Melakukan 2,7 1,28 0,3 7
perawatan payudara diperoleh nilai rata- 3 0 30
rata 2,73, dan standar deviasi sebesar bendungan ASI.
1,280. Penelitian ini didukung oleh Yetty
(2014), yang berjudul Hubungan antara
perawatan payudara pada Ibu Post Partum
PEMBAHASAN Dengan Bendungan ASI di Rumah Bersalin
Hasil penelitian menunjukkan Ratih kabupaten Kudus, Jawa Tengah sesuai
bahwa sebagian besar responden dengan teori yang ada bahwa terjadinya
(66,7%) mengalami bendungan ASI dan pembendungan air susu karena penyempitan

Jurnal Menara Medika Vol 3 No 2 Maret 2021 | 173


Jurnal Menara Medika JMM 2021 https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-
657X, e-ISSN 2723-6862

duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar variabel tersebut memiliki hubungan


tidak dikosongkan dengan sempurna atau yang erat. Hal ini sejalan dengan
karena kelainan pada puting susu. penelitian yang telah peneliti lakukan
Hasil penelitian ini juga pula dengan diduga semakin tidak melakukan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Indah perawatan payudara maka akan
(2015), yang berjudul Hubungan perawatan mengalami resiko terjadinya bendungan
payudara dengan kejadian bendungan ASI ASI.
pada ibu nifas di klinik Bersalin Nadiah,
Bandung, Jawa Barat yang pada hasil
penelitiannya bahwa terdapat ibu yang tidak KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
melakukan perawatan payudara. Kesimpulan yang dapat diambil dari
Penelitian ini didukung oleh penelitian berdasarkan analisa data
penelitian Sastika (2012), yang berjudul menunjukkan bahwa sebagian besar
Hubungan perawatan payudara dengan responden (60 %) mengalami bendungan
kejadian Bendungan ASI pada ibu nifas di ASI. Rata-rata ada pengaruh bendungan ASI
klinik Bersalin Sally Kecamatan Medan terhadap penurunan bendungan ASI pada ibu
Tembung dari penelitian tersebut terdapat nifas di puskesmas Ulu talo tahun 2019.
hubungan antara perawatan payudara Saran
dengan kejadian bendungan ASI pada ibu Diharapkan agar ibu nifas dapat lebih
nifas, sesuai dengan teori yang ada bahwa mengetahui bagaimana perawatan payudara
melakukan perawatan payudara akan yang baik dan dapat mengetahui tindakan apa
mengurangi resiko terjadinya Bendungan yang harus dilakukan untuk mengatasi
ASI. masalah yang terjadi pada masa nifas.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian Endah (2015), yang berjudul
Hubungan Antara Perawatan Payudara
denga Kejadian Mastitis Pada Ibu Nifas
Minggu ke 3-4 di BPM Sulistianingsih,
Amd.Keb Desa barokah Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah
Bumbu sesuai dengan Teori bahwa
pentingnya merawat payudara akan
mengurangi resiko terjadinya
Bendungan ASI, mastitis, dan Abses
Payudara.
Jadi menurut Peneliti berdasarkan
penelitian sebelumnya tersebut,
seluruhnya menunjukkan bahwa ibu
nifas yang melakukan perawatan
payudara secara baik dan teratur dapat
mengurangi kejadian bendungan ASI
dan bisa memenuhi produksi ASI untuk
si bayi sedangkan yang tidak melakukan
perawatan payudara bisa berisiko
mengalami bendungan ASI, jadi dari
penelitian yang telah dilakukan kedua

Jurnal Menara Medika Vol 3 No 2 Maret 2021 | 174


Jurnal Menara Medika JMM 2021
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index p-ISSN 2622-657X, e-ISSN
2723-6862

KEPUSTAKAAN

Aisyah, S., 2009, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak, EGC,
Jakarta.

Aiyeyeh, R., dkk., 2010, Asuhan


Kebidanan IV (Patologi Kebidanan), Trans Info Media, Jakarta
Aiyeyeh, R., dkk., 2011, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas,
Trans Info Media, Jakarta
Aiyeyeh, R., dkk., 2013, Asuhan Kebidanan Kehamilan, Trans Info
Media, Jakarta.
Ambarwati, E., 2008, Asuhan Kebidanan Nifas, Nuha Medika, Yogyakarta.
Anik, dkk., 2009, Asuhan Kegawatan dan Penyulit pada Neonatus, Trans Info
Medika, Jakarta.
Bobak dkk., 2014, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2017, Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Bengkulu, http://www.depkes.go.id, diakses 18 Mei 2018
Manuaba, 2012, Pengantar Kuliah
Obstetri, EGC, Jakarta.
Maryunani, A., 2009, Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas, Trans Info
Media, Jakarta
Nany, V.L.D., dkk., 2011, Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas, Salemba
Medika, Jakarta.
Notoatmojo, S., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta:.
Nursalam, dkk., 2008, Asuhan
Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan) Edisi 1. Salemba
Medika, Jakarta.
Saleha. 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Salemba Medika,
Jakarta
Saifuddin, A.B., 2007, Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan
Bina Pustaka, Jakarta.

Sartika, D., 2011, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Sulastri, 2016, Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak, Nuha Medika, Jakarta
Suherni, 2009, Perawatan Masa Nifas, Nuha Medika, Yogyakarta.
Suradi, 2009, Manfaat ASI dan Menyusui, Salemba Medika, Jakarta
Simkin, P., dkk., 2008, Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi,
ARCAN, Jakarta.
Rinche, F., 2017, Pengaruh Perawatan Payudara (Breast Care) terhadap Volume
ASI pada Ibu Nifas di

Anda mungkin juga menyukai