Anda di halaman 1dari 20

PENYULUHAN DAN DUKUNGAN SUAMI, TERAPI MSUIK

DAN SENAM NIFAS PADA NY. R P1A0 POST PARTUM 3


HARI DENGAN POST PARTUM BLUES

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 5


Praktik Asuhan Kebidanan Nifas

NAMA : Melati Sari


NPM : E1AC23027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2023


Penyuluhan Tentang Dukungan Suami Pada Masa Nifas
Untuk Mencegah Post Partum Blues
2024

Post partum blues merupakan salah satu gangguan psikologi pada ibu nifas yang menunjukkan gejala
ringan, namun meskipun gejala ringan hal ini harus sesegera mungkin ditangani agar tidak menjadi
gejala yang lebih parah lagi seperti depresi post partum yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun
bayinya (Ariani et al., 2022). Menurut WHO permasalahan tentang post partum blues dialami oleh ibu
nifas yaitu sebanyak 300-750 per 1000 ibu nifas didunia (World Health Organization, 2017). Sedangkan
di Asia kejadian post blues bervariasi berkisar 26% - 85%. Secara keseluruhan sebanyak 20% ibu nifas
mengalami post partum blues (Siallagan et al., 2022). Indonesia sebagai negara berkembang menduduki
angka yaitu berkisar antara 50-70% terhadap kejadian post partum blues (Samria & Indah Haerunnisa,
2021). Apabila tidak diperhatikan masalah post partum blues ini akan terus berkembang dan
membahayakan banyak ibu nifas.Dukungan suami sangat berperan penting pada masa nifas. Hal ini
dikarenakan suami merupakan seseorang yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu
nifas, dan merupakan orang terdekat ibu nifas. Jika suami mampu memberikan rasa aman dan nyaman
maka penyulit pada ibu nifas dapat di minimalisir (Ariani et al., )
Senam Nifas Sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby Blues
Di Wilayah Puskesmas Hantakan

Abstract: Pengalaman menjadi orang tua tidak selamanya menyenangkan, terlebih menjadi seorang ibu.
Realitanya tanggung jawab sebagai seorang ibu seringkali menimbulkan konflik dalam diri seorang
wanita. Seorang wanita postpartum membutuhkan adaptasi fisik maupun psikis pada minggu-minggu
pertama setelah melahirkan. Dalam proses adaptasi tersebut sebagian wanita berhasil beradaptasi dengan
baik tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan psikologis
dengan berbagai gejala atau syndrome yang disebut Baby Blues Syndrome. Salah satu upaya
pencegahan terjadinya Baby blues adalah dengan melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang berupa
senam nifas yang bisa dilakukan segera setelah persalinan dengan gerakan yang meningkat setiap hari
sesuai kemampuan ibu. Senam nifas dengan teratur dapat mempercepat pemulihan status kesehatan
fisiologis dan psikologis pasca persalinan. Pemulihan kesehatan fisiologis yang paling terpenting adalah
percepatan penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat
kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal. Secara psikologis senam nifas dapat menambah
kemampuan ibu menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi Pasca Persalinan.
Berdarakan penilaian estetika atau kecantikan senam nifas akan memperbaiki elastisitas otot-otot yang
telah mengalami penguluran, mempertahankan postur tubuh yang baik, dan mengembalikan
kerampingan tubuh.
Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Kecemasan
Pada Postpartum Blues : Literature Review

Periode postpartum merupakan masa transisi bagi ibu karena banyak terjadi perubahan, baik secara fisik,
psikologis, emosional dan sosial. Postpartum blues adalah perasaan yang terjadi pada ibu pasca melahirkan
yang ditandai dengan kecemasan, serangan panik,kelelahan, perasaan menyalahkan diridan merasa tidak
mampu mengurus bayinya. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi musik
terhadap penurunan kecemasan pada Postpartum Blues berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya. Dalam review artikel ini, penulis menggunakan tiga database yaitu menggunakan
PuBmed, Cochrane dan Google scholar untuk menemukan artikel sesuai kriteria inklusi dan ekslusi kemudian
dilakukan review. Desain penelitian yang masuk dalam literatur review ini menggunakan desain quasy
eksperiment dan random control trial, tahunpencarian 2012-2022. Temuan dari review artikel ini adalah
analisis efektifitas terapi musik yang tepat digunakan pada penurunan kecemasan akibat postpartum blues.
Terdapat beberapa terapi musik yang efektif dalam mencegah atau mengatasi postpartum blues diantaranya
tidak hanya menggunakan musik klasik mozart tetapi juga bisa menggunakan terapi musik karawitan,
keroncong, terapi musik “sape”, terapi musik suara alam yang sama efektifnya dalam mencegah terjadinya
postpartum blues pada ibu primipara daripada terapi musik degung. Dalam tinjauan sistematis ini ditemukan
rata-rata pemberian terapi musik yang berdurasi selama 15-30 menit setiap harinya. Penggunaan terapi musik
sebagai cara yang mudah, murah, non invasif dan metode non farmakologis dianggap lebih efektif
menurunkan kecemasan pada postpartum Blues.
BAB II
TINJAUAN
KASUS
PENYULUHAN DAN DUKUNGAN SUAMI, TERAPI MSUIK DAN SENAM
NIFAS PADA NY. R P1A0 POST PARTUM 3 HARI DENGAN POST
PARTUM BLUES
Nama pengkaji : Melati Sari
Tanggal Pengkajian : 24 – 02 – 2024
Jam Pengkajian : 16.00 WIB
Tempat : Melati Sari DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang ke Faskes
 Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya 3
IDENTITAS
ISTRI SUAMI hari yang lalu
2. Keluhan utama
 Nama : Ny. R Tn. H  Ibu mengatakan lemas, cemas, sedih,
 Umur : 20 Tahun 25 Tahun murung, tidak mau makan, dan tidak mau
menyusui bayinya
 Suku : Sunda Sunda Riwayat Laktasi
 Agama : Islam  Ibu mengatakan belum pernah menyusui
Islam
karena ini adalah anak pertamanya
 Pendidikan : SMA SMA
 Pekerjaan : IRT Swasta
 Alamat : KP.Ciemas RT 01/02
DATA OBJEKTIF
Kepala
Rambut : Normal, tidak ada benjolan rambut
bersih, hitam
Mata : Konjungtiva tidak pucat, Sklera putih, \
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis Pengelihatan normal
Tanda- tanda vital : Mulut : tidak ada sariawan maupun bibir
T/D : 110/70 mmHg pecah-pecah dan tidak ada karies
N : 80 x / menit pada gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan vena
R : 20 x / menit jugularis, kelenjar tyroid dan kelenjar
S: 36,6 ◦C limfe
Tinggi Badan : 154 Cm Inspeksi : Payudara kanan kiri dalam keadaan
Berat badan : 67 Kg normal dan simetris
Palpasi
Mammae : Payudara kiri dan membesar
dalam keadaan normal, sedikit
bengkak
Tumor : Tidak ada benjolan
Simetris : Tidak simetris dan adapembengkakan
payudara kanan
Areola : Bersih, Hyperpigmentasi
Putting susu : Menonjol dan lecet sebelah
Lanjutan
Adomen Ekstremitas (tangan & kaki)
 a. Bentuk : Membesar a. Tangan : Simetris kiri dan kanan, tidak
 b. Striae : Ada ada varises
 c. Luka operasi: Tidak ada b. Kaki : Simetris kiri dan kanan, tidak
 d. TFU : 2 jari dibawah pusat ada varises
Vulva Vagina: c. Refleks patella : Kiri / Kanan, (+)/(+)
 a. Varices : Tidak varices d. Oedema : Tidak ada
 b. Kemerahan : Tidak ada Kulit
 kemerahan a. Turgor : Baik
 c. Nyeri : ada nyeri ringan Data Penunjang : Tidak dilakukan
 d. Lochea : Rubra
Anus : Tidak ada hemoroid
Analisa
 Ny. R P1A0 Post Partum 3 Hari
Dengan Post Partum Blues
 Masalah: Post Partum Blues
penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami post partum blues, Tekanan darah 120/80 mmHg, Suhu
3,7,5°C, Nadi 88 x/menit, Respirasi 21 x/menit Evaluasi: ibu mengetahuinya
2. Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa post partum blues sering dialami oleh yanpertama kali menjadi ibu,
ketidaksiapannya menjadi ibu, kurangnya dukungan keluarga,suami dan support system lingkungannya, merasa segala
dilakukan sendri hal ini merupakan faktor penyebab kejadian post partum pada ibu Nifas. Evaluasi : ibu
mengetahuinya
3. Mejadi pendengar dan pendamping yang baik bagi ibu, ajak ibu bicara dari mata ke mata dari hati kehati, biarkan ibu
mencurahkan keluh kesahnya, mencurahkan segala unekuneknya. Evalusi
4. Menganjurkan suami dan keluarga untuk menjadi support system pertama pada ibu dengan memberikan motivasi,
membantu ibu dalam mengurus bayinya, membantu ibu dalam mengurus rumah, serta memerhatikan ibu nutrisi,
kebutuhan istirahatnya.Evaluasi: suamidan keluarga siap melakukan anjuran bidan
5. Menganjurkan dan mengajarkan ibu untuk melakukan senam nifas untuk mengurangi kecemasan pada ibu, Evaluasi:
ibu mau mengikuti anjuran Bidan
6. Memberi ibu terapi musik agar ibu tetap rileks dan tenang. Evaluasi : terapi musik telah diberikan, ibu merasa sedikit
lanjutan
7. Memberitahu ibu tentang cara menyusui yang benar, menyusui sesering mungkin, semau bayi damenganjurkan ibu untuk
memberikan ASI eksklusif karena manfaatnya yang sangat baik untuk bayi dan ibu sendiri. Evaluasi : Ibu mengerti dan
bertekat akan memberikan ASI eksklusif
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup malam 6-8 jam per hari, siang1-2 jam perhari , atau jika bayi tidur, ibu ikut
tidurEvaluasi : Ibu memahami manfaat istirahat bagi ibu dan akan menjalankannya
9. Memberitahu ibu tentang makan makanan yang bergizi dan menu seimbang, 1 porsi terdiri dari sayur, lauk dan makanan
pokok, jugabuah buahan serta minum yang cukup minimal 1 liter perhari agar ASI lancer, berlimpah dan penuh nutrisi
bagi pertumbuhan bayi.Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya
10. Memberitahu ibu untuk mobilisasi dan tidak melakukan aktifitas yang beratEvaluasi : Ibu mengerti dan akan
melakukannya
11. Memberi tahu dan melakukan perawatan payudara serta pijat oksitisinpada ibu
• Melakukan kompres hangat dan dingin secara bergantian 5 meni 5menitMelakukan pemijatan pada area payudara Mama
mengambil posisi duduk menghadap tembok, meja, atau
• sandaran kursi. Gunakan bantal untuk menopang bagian depan tubuh agar posisi lebih nyaman.
• Mulai dari titik pijat bagian leher dan tulang belakang. Pijat dengan bu jari yang digerakkan secara melingkar hingga
turun ke pangkal tulang belakang. Lakukan selama 1 menit. Usap bagian tubuh yang telah dipijat dengan gerakan ke luar
secara perlahan.
• Lakukan pijatan yang sama di pangkal tulang belakang setara bahu, hingga turun ke tulang belikat.
lanjutan
10. Memberitahu ibu manfaat pijat oksitosin yaitu untuk merangsang hormon oksitosin yang
pungsinya untuk melancarkan produksi Asi Evaluasi: Ibu mengetahuinya
11. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas dan menganjurkan ibu untuk segera kef
askes bila terjadi tanda bahaya seperti : demam tinggi lebih dari 38◦C, perdarahan
banyak, sakit kepala hebat, nyeri ulu hati, pandangan kabur, nyeri tak tertahankan pada
betis, vagina bengkak atau bernanah, nyeri pada perut dan panggul, payudara panas,
merah dan terasa sakit serta lokhea berbau. Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat
menyebutkan ulang tanda bahaya pada nifas dan akan segera ke faskes
12. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan Evaluasi :
Ibu mengerti, akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu atau bila ada tanda bahaya
BAB III
PEMBAHASAN.”

—Someone Famous
PEMBAHASAN 1
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah kelahiran sampai enam minggu setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil (Sulistyawati, 2019). Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis meliputi
perubahan fisik, involusi uterus serta pengeluaran lokia, laktasi, dan perubahan sistem tubuh (Maryunani, 2020).
Pada periode ini tubuh akan mengalami perubahan baik fisiologis maupun psikologis. Proses adaptasi fisiologis
meliputi perubahan tanda-tanda vital, hematologi, sistem kardiovaskuler, , pencernaan, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin dan
organ reproduksi, adaptasi psikologis yaitu suatu proses yang akan melewati tiga fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai
orangtua, yaitu fase dependen (taking in), fase dependen-mandiri (taking hold), dan fase interdependen. Perubahan psikologis
tersebut yang normal terjadi pada ibu yang baru melahirkan, namun hanya sebagian ibu postpartum yang dapat menyesuaikan diri
dengan baik, sedangkan Sebagian lagi tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis sehingga
perasaanperasaan itulah yang membuat seorang ibu tidak mau mengurus bayinya yang disebut dengan postpartum blues. Postpartum
blues sering disebut dengan maternity blues atau baby blues syndrome, yaitu suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada hari ke tiga sampai ke lima dan menyerang dalam rentang
waktu 14 hari terhitung setelah persalinan.
Post partum blues merupakan salah satu gangguan psikologi pada ibu nifas yang menunjukkan gejala ringan, namun
meskipun gejala ringan hal ini harus sesegera mungkin ditangani agar tidak menjadi gejala yang lebih parah lagi seperti depresi post
partum yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayinya (Ariani et al., 2022). Menurut WHO permasalahan tentang post
partum blues dialami oleh ibu nifas yaitu sebanyak 300-750 per 1000 ibu nifas didunia (World Health Organization, 2017).
Sedangkan di Asia kejadian post partum blues bervariasi berkisar 26% - 85%. Secara keseluruhan sebanyak 20% ibu nifas
mengalami post partum blues (Siallagan et al., 2022). indonesia sebagai negara berkembang menduduki angka yaitu berkisar antara
50-70% terhadap kejadian post partum blues (Samria & Indah Haerunnisa, 2021). Apabila tidak diperhatikan masalah post partum
blues ini akan terus berkembang dan membahayakan banyak ibu nifas
PEMBAHASAN II
Hasil pengkajian pada Ny R didapatkan bahwa Ny. R mengeluh murung, cemas, sedih, dan
tidak mau mengurus bayinya, dan tidak mau makan.Tanda dan gejala risiko postpartum blues
diantaranya perubahan pola makan, gangguan pola tidur, menangis, merasa tidakberharga dan merasa
putus asa (Haque, 2017). Sebuah studi dari India menemukan faktor-faktor risiko terjadinya postpartum
blues diantaranya berpenghasilan rendah, paritas, hubungan yang sulit denganibu mertua dan orang tua,
yangmerugikaan peristiwa hidup selama kehamilan, kurangnya bantuan fisik (Nasreen et al, 2016).
Penatalaksanaan pada kunjungan Ny. R adalah meberitahu ibu hasil pemeriksaan,
membeitahu penyebab post partum blues, menganjurkan suami dan keluarga untu menjadi support
system ibu, memberi motivasi pada ibu dan menjadi pendamping yang baik bagi ibu, memberi ibu terapi
musik agar ibu relax, menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas utuk mengurangi kecemasan pada
ibu. Salah satu penetalaksanaan post partum blues pada ibu nifas ialah Ada beberapa terapi
alternatifsebagai terapi relaksasi mencegahpostpartum blues, salah satu terapimusik. Terapi musik telah
banyakdigunakan untuk mengatasi ketegangan emosi yakni kecemasan individu dan nyeri selama fase
kehamilan dan memfasilitasi proses kelahiran. Terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi
untuk memperbaiki, memelihara,mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi/psikologis
sehingga terapi musik ini dapat dilakukanguna membantu mencegah danmengatasi postpartum blues dan
depresi postpartum. (Djohan, 2020 ).
PEMBAHASAN III
Terapi musik sering digunakankarena sangat mudah dilakukan dan terjangkau, tetapi efeknyamenunjukkan betapa besar
musikdalam mempengaruhi keteganganatau kondisi rileks pada diri seseorang (Mucci & Mucci, 2022). Musik tersebut akan
merangsang pengeluaran gelombang otak yang dikenal sebagai gelombang α yang memiliki frekuensi 8-12 cps(cycles per
second) otak memproduksi serotonin yang membantu menjaga perasaan bahagia dan membantu dalam menjaga mood,
membantu tidur,perasaan tenang serta melepaskan depresi serta seseorang merasa nyaman dan tenang. Musik secara luas
digunakan untuk meningkatkankesejahteraan, mengurangi stres,dan mengalihkan perhatian pasien dari gejala yang tidak
menyenangkan, sehingga dengan demikian jelas bahwa terapi musikberpengaruh terhadap kondisi emosional seseorang. Selain
itu Dukungan suami dan keluarga sangat berperan penting pada masa nifas. Hal ini dikarenakan suami merupakan seseorang
yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu nifas, dan merupakan orang terdekat ibu nifas. Jika suami mampu
memberikan rasa aman dan nyaman maka penyulit pada ibu nifas dapat di minimalisir (Ariani et al., 2022).
Salah satu upaya pencegahan terjadinya Baby blues juga adalah dengan melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik
yang berupa senam nifas yang bisa dilakukan segera setelah persalinan dengan gerakan yang meningkat setiap hari sesuai
kemampuan ibu. Senam nifas dengan teratur dapat mempercepat pemulihan statuskesehatan fisiologis dan psikologis pasca
persalinan. Pemulihan kesehatan fisiologis yang paling terpenting adalah percepatan penyembuhan rahim, perut, dan otot
pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal. Secara psikologis
senam nifas dapat menambah kemampuan ibu menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi Pasca Persalinan.
Berdarakan penilaian estetika atau kecantikan senam nifas akan memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah mengalami
penguluran, mempertahankan postur tubuh yang baik, dan mengembalikan kerampingan tubuh. (NICE, 2007; LarsonMeyer,
2019).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Maret 2022, pada 10 (sepuluh) orang ibu nifas di wilayah
Puskesmas Hantakan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu sungai Tengah didapatkan seluruhnya tidak melakukan senam
nifas yaitu sebanyak 10 (sepulu)h orang (100 %).
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Keluhan yang dirasakan Ny. R adalah post partum blues. Postpartum blues sering disebut
dengan maternity blues atau baby blues syndrome, yaitu suatu sindroma gangguan afek
ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan dan memuncak pada
hari ke tiga sampai ke lima dan menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah
persalinan. Terapi dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada post partum blues yaitu
terapi musik, senam nifas, dan yang terpentng support system dari lingkungan ibu seperti
suami dan keluarga
SARAN

Diharapkan bidan dapat menjadi pendamping, pemberi motivasi, melibatkan keluarga


dalam mengusrus bayi dan pemberi dukungan kepada ibu, serta dapatmemberikan asuhan komplementer
sesuai evidenced based seperti terapi musik dan senam nifa dalam mencegah dan mengurangi post patum
blues pada ibu nifas.
THANKS!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai