Anda di halaman 1dari 17

PEMRIKSAAN DAN PERAN BIDAN GANGGUAN

SISTEM REPRODUKSI KANKER SERVIKS


Diajukan sebagai salah satu tugas gangguan sistem
reproduksi
Dosen Pengampu :Dhini Wahyuni., S.S.T., Bd., M.Tr.Keb

Indah Purwani Sari Khofifah


FB22017

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN ALIH JENJANG


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker Serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu


penyakit yang paling banyak terjadi bagi wanita. Kanker Serviks sering juga
disebut dengan kanker mulut rahim. Kanker Serviks merupakan penyakit
kanker kedua terbanyak yang dialami oleh wanita di seluruh dunia. Menurut
International Agency for Research on Cancer (IARC), 85 % dari kasus kanker
di dunia, yang berjumlah sekitar 493.000dengan 273.000 kematian terjadi di
negara-negara berkembang. Di Indonesia pengidap ca serviks adalah
terbanyak diantara pengidap kanker lainnya bahkan di seluruh dunia adalah
nomer kedua setelah Cina (FK UGM,2010) Berdasarkan penelitian di
Jakarta,Semarang,Jogjakarta dan Surabaya ternyata kanker leher rahim juga
menduduki urutan dengan proporsi 25-45% & penderita melebihi kanker
payudara yang baru mencapai 10-20%. Menurut perkiraan Departemen
Kesehatan RI adalah 100 per 1000 penduduk. Untuk Jakarta sebanyak ,7000
penderita dan kira-kira seperlimanya adalah penderita kanker leher rahim
(tara,2001). Begitu pula data penderita kanker serviks yangdirawat di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM). Medan didapat rata-rata
120 orang penderita kanker serviks yang dirawat perbulan (Laporan Ruangan
Rindu B1Obgin,2012)

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim
(serviks). Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Setiap satu jam perempuan Indonesia meninggal
dunia karena kanker dalam tiga dasa warsa terakhir. tingginya angka kematian
itu akibat terlambatnya penanganan sekitar 70% datang dengan kondisi
stadium lanjut. Kanker serviks merupakan kanker tersering pada wanita dan
merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 3 di seluruh dunia penyebab
kematian nomor 4 di negara berkembang. Laporan WHO menunjukan kasus
kanker serviks semakin meningkat di seluruh dunia, dimana diperkirakan 10
juta kasus baru pertahun dan akan meningkat akan menjadi 15 juta kasus pada
tahun 2020. Sampai saat ini, insiden kanker serviks dalam hal morbiditas dan
mortalitas belum menunjukan hasil penurunan yang signifikan. 5ukti kuat
pendukung kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus
(HPV) dengan risiko tertinggi Human Papiloma Virus (HPV) subtipe genital
meningkatkan risiko beragam penularan (Suhartono,2007). Data setiap tahun
sekitar 500.000 perempuan di Indonesia didiagnosis terinfeksi kanker serviks.
Dari jumlah itu sekitar 270.000 penderita meninggal dunia. Di Indonesia,
kanker serviks telah menjadi pembunuh nomor satu dari keseluruhan kanker.
Kanker serviks merupakan penyakit kanker paling umum kedua yang biasa
diderita perempuan berusia 20-25 tahun. Di Indonesia kanker serviks
merupakan kasus terbanyak dan hampir 70%-nya ditemukan dalam kondisi
stadium lanjut (> stadium IIB). Hal ini karena masih rentannya pelaksanaan
skrining yaitu <5%. Padahal pelaksanaan skrining yang ideal adalah 80%.
Coba kita bandingkan dengan populasi penduduk indonesia tahun 2008 yang
berjumlah 203 juta jiwa. Angka 5% adalah angka yang sangat kecil sekali.
Padahal wanita yang beresiko terkena kanker serviks adalah 58 juta wanita
pada usia 15-64 tahun dan 10 juta wanita pada usia 10-14 tahun. Oleh karena
itu# tidak mengejutkan jika jumlah kasus baru kanker serviks mencapai 40-45
wanita perhari dan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks mencapai
20-25 wanita perhari (Samadi,2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ca serviks?
2. Apa etiologi ca. Serviks?
3. Bagaimana tanda dan gejala ca. serviks?
4. Bagaimana pemeriksaan ca, serviks?
5. Bagaimana penatalaksanaan ca servks?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi ca.serviks.
2. Mengetahui etiologi ca.serviks.
3. Mengetahui tanda dan gejala ca.serviks.
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang ca.serviks.
5. Megetahui penatalaksanaan ca serviks.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ca. Serviks


Kanker leher rahim atau yang dikenal dengan kanker servik yaitu
keganasan yang terjadi pada serviks (leher rahim) yang merupakan bagian
terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama atau vagina
(Depkes RI,2009).
Karsinoma serviks uteri (Ca serviks) adalah tumor ganas pada leher
rahim, merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita.Kanker
serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya (Lynda,2010)
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher
rahimatau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang
menempelpada puncak vagina (Diananda,Rahma,2009)
Kanker serviks merupakan sel-sel kanker yang menyerang bagian
squamosa columnar junction (SCJ) serviks (Price,Sylvia,2010)
Kanker servik merupakan kanker pembunuh nomor satu pada wanita di
dunia ketiga. Cpidemiologi menunjukkan bahwa kanker ini merupakan
penyakit menular seksual (Suharto,2009).
B. Etiologi Ca Serviks.
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, namun ada beberapa
faktor resiko dan predisposisi yang menonjol antara lain :
a. Umur
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada
usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
b. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
karsinoma serviks.
c. Jumlah perkawinan.
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
d. Infeksi virus.
Infeksi (HPV) Human papiloma virus yang beresiko tinggi
menyebabkan kanker leher rahim yang ditularkan melalui hubungan
seksual (sexually transmitted disease). Perempuan biasanya terinfeksi
virus ini saat usia belasan tahun, sampai tiga puluhan,walaupun kankernya
sendiri baru akan muncul 10-20 tahun sesudahnya. Infeksi virus HPV yang
berisiko tinggi menjadi kanker adalah tipe 16,18,45,56 dimana HPV tipe
16 18 ditemukan pada sekitar 70% kasus. Infeksi HPV tipe ini dapat
mengakibatkan perubahan sel-sel leher rahim menjadi lesi intra-epitel
derajat tinggi (high-grade intraepithelial lesion/lLISDT), yang merupakan
lesi (Yatim, faisal,2010).
e. Merokok
f. Imunosupresan
g. Diet kurang sehat dan obesitas
h. Kontrasepsi oral
i. Penggunaan IUD
j. Kehamilan Multipel
k. Kemiskinan
l. Penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol (DES)
m. Riwayat keluarga dengan kanker serviks
C. Tanda dan Gejala Ca.Serviks.
Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal berlangsung tanpa
gejala. Bila kanker sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut, maka
gejalanya dapat berupa:
1. Keputihan : makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-
sembuh, terkadang bercampur darah.
2. Perdarahan kontak setelah sanggama merupakan gejala serviks 75-
80%.
3. Perdarahan Spontan : perdarahana yang timbul akibat terbukanya
pembuluh darah dan semakin lama semakin sering terjadi.
4. Perdarahan pada wanita usia menopause
5. Anemia
6. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang
menyebabkan obstruksi total
7. Perdarahan vagina tidak normal
a. Perdarahan di antara periode regular menstruasi
b. Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari
biasanya
c. Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan
panggul
d. Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari
biasanya
e. Perdarahan pada wanita pada usia menopause
8. Nyeri
a. Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri
dalam berkemih, nyeri di daerah sekitar panggul
b. Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan
terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis,
paha, dan sebagainya.
Menurut Ricci (2009), tersangka kanker serviks stadium lanjut antara
lain pasien dengan :
1. Nteri panggul
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kaki
4. Penurunan berat badan
5. Anoreksia
6. Kelemahan dan kelelahan
7. Patah tulang
D. Pemeriksaan Penunjang Ca.Serviks.
Kanker serviks merupakan salah satu faktor kanker yang dapat
disembuhkan bila terdeksi pada tahap awal. Dengan demikian, deteksi dini
kanker serviks sangat diperlukkan. Menurut Arumaniez (2010), ada beberaoa
tes yang dapat dilakukan untuk pada deteksi dini kanker serviks, yaitu sebagai
berikut :
1. Pap Smear.
Tes Papinicolou smear atau disebut tes pap smear merupakan
pemeiksaan sitiologi untuk sel di area serviks wanita untuk memeriksa
tanda-tanda perubahan pada sel. Tes Pap dapat mendeteksi displasia
serviks atau kanker serviks.
Pedoman
a. Umur 21-30 tahun : tes ini dilakukan pada wanita yang
berusia 21 tahun ke atas sampai usia 30 tahunanan,
menggunakan metode kaca slide, atau yang telah melakuakan
hubungan badan secara aktif dianjurkan untuk memeriksa diri.
Menurut Okirina (2014) aturan umumnya adalah tes ini
dilakaukan pertama kali 3 tahun, lalu anjuran melakukan pap
semar 1 tahun sekali kini telah dikoreksi menjadi 2 tahun
sekali untuk efektivitas.
b. Umur 30-70 tahun : setiap 2-3 tahun jika 3 pap smear terkahir
normal.
c. Umur di atas 70 tahun : dapat menghentikan jika 3 pap smear
normal terakhir atau tidak ada paps dalam 10 tahun terakhir
yang abnormal. (American Cancer Society,2007 ; dalam
Ricci,2009)
Tes ini dilakukan saat tidak sedang dalam proses menstruasi,
sebaiknya pada hari ke 10- 20 setelah hari pertama menstruasi
sebelumnya. Dua hari sebelum pelaksanaan tes, pasien tidak
diperbolehkan menggunakan obat-obatan vagina,spermisida, krim
ataupun jeli, kecuali apabila diinstruksikan oleh dokter. Pasien juga
harus menghindari hubungan seksual 1-2 hari sebelum tes
dilaksanakan karena semua jelas. Setelah tes dilakukan, pasien dapat
melakukan aktivitas normalnya kembali.
2. Tes IVA
Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalaah
pemeriksaan srinning alternatif Pap smear karena biaya murah,
praktis, sangat mudah untuk dilakuakan dengan peralatan sederhana
dan murah, dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter
ginekologi (Goldie, 2001: Singh, 1992:Sankaranarayana, 1998 :
dikutip dalam Sinta,2012).
Tes IVA merupakan salah satu deteksi dini kanker serviks
dengan menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dilihat
dengan pengamatan langsung (mata telanajng) menurut Nugroho
(2010). Serviks (epitel) abnormal jika diolesi degan asam asetat 3-5%
akan berwarna putih (epitel putih) (Smart,2010)
3. Biopsi Serviks
Sebuah penyedia layanan kesehatan mengambil sampel jaringan
atau biopsi dari serviks untuk memeriksa kanker serviks atau kondisi
lainnya. Biopsi serviks sering dilakukan selama koloskopi.
4. Koloskopi
Sebuah tes tindak lanjut untuk tes pap abnormal. Serviks dilihat
dengan kaca pembesar yang dikenal sebagai koloskopi dan dapat
mengambil biopsi dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.
5. Biopsi kerucut (come biopsy)
Bipsi serviks di mana irisan berbentuk kerucut jaringan kan
dihapus dari serviks dan diperiksa di bawah mikroskop disebut bipsi
kerucut. Biopsi kerucut dilakukan setelah tes pap abnormal, baik
untuk mengidentifikasi dan menghilangakan sel-sel berbahaya dalam
serviks.

6. CT scanner
CT Scannner membutuhkan beberapa sinar x dan komputer
mencipatakan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya dalam
perut dan panggul. CT scan sering digunakan untuk menentukkan
pakah kanker serviks telah menyebar dan jika demikian seberapa jauh.
7. Magnetic resonance imaging (MRI scan)
Sebuah scanner MRI menggunakan magnet bertenaga tinggi dan
komputer untuk membuat gambar resolusi tinggi dari serviks dan
struktur lainnya dalam perut dan panggul. Seperti CT scan, MRI scan
dapat digunakan untuk mencari penyebaran kanaker serviks.
8. Tes DNA HPV
Sel serviks dapat diuji untuk kehadiran DNA dari human
papillomavirus (HPV) melalui tes ini. Tes ini dapat mengidentifikasi
pakah tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks yang hadir.

E. Penatalaksanaan Ca.Serviks
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kanker serviks, tergantung
pada stadiumnya. Penatalaksanaan medis terbagi menjadi tiga cara yaitu :
histerektomi, radiasi dan kemoterapi.
Di bawah ini adalah klasifikasi penatalaksanaan medis secara umum
berdasarkan stadium kanker serviks E :
1. Stadium 0 : konisasi (pengambilan jaringan serviks berbentuk kerucut
dengan basis pada parti, untuk tujuan diagnostik/terapeutik)
2. Stadium IA : simple histerektomi (histerektomi total).
3. Stadium IB dan IIA : histerektomi dan chemoterapi. Histerektomi radikal
dengan limpadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe pada aorta
(bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan)
4. Stadium III-IVB : Radiasi paliatif dan kemoterapi.
F. Peran Bidan dalam Pencegahan Penyakit
1. Bidan mampu memberikan penyuluhan tentang bahaya kanker serviks
kepada perempuan yang memasuki usia produktif.
2. Bidan mampu memberikan penyuluhan tentang upaya pencegahan kanker
serviks.
3. Bidan mampu memberikan penyuluhan tentang deteksi dini kanker
serviks.
4. Bidan mampu melaksanakan pemeriksaan Pap Smear dan IVA test guna
untuk skrinning ca cerviks.
a. Peran Bidan
Peran Bidam adalah akivitas Bidan dalam praktik, yang telah
menyelesaikan pendidikan formal dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas kebidanan secara profesional. Peran Bidan terdiri dari
peran sebagai asuhan kebidanan, advokat pasien, pendidik, koordinator,
kolaborator, konsultan, pembaharu dan penelitian (Widyana, 2016). Dalam
melaksanakan praktik kebidanan pada penyakit kanker serviks, Bidan
melakukan beberapa peran sebagai berikut :
1) Peran Bidan sebagai pemberi asuhan Kebidanan Bidan diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan dasar klien pada penderita kanker
serviks, antara lain: (Iskandar, 2013)
2) Memberikan pelayanan kebidanan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai
dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang
kompleks.
3) Memperhatikan individu dalam konteks kehidupan, serta
memperhatikan kebutuhan dasar klien.
4) Pemberian pelayanan kesehatan menggunakan proses kebidanan
(pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi/perencanaan,
implementasi/tindakan dan evaluasi).
5) Bidan harus memperhatikan individu secara keseluruhan.
6) Menggunakan proses kebidanan untuk mengidentifikasi diagnosis,
mulai dari masalah fisik hingga psikologis.
b. Peran Bidan sebagai advokat
Bidan berperan sebagai advokat atau pelindung klien. Dalam penderita
penyakit kanker serviks, Bidan mampu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan
yang berasal dari pengobatan atau tindakan tertentu. Tugas Bidan antara
lain : (Iskandar, 2013)
1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberian pelayanan
kesehatan, serta memberikan informsi lain untuk mengambil
persetujuan dalam tindakan kebidanan yang akan diberikan pada
klien.
2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien. Klien yang sakit dan
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Bidan adalah anggota tim kesehatan yang paling lama
kontak dengan klien, sehingga diharapkan Bidan harus mampu
membela hak-hak klien.
3) Pembelaan didalam hak-hak klien yang berisi peningkatan kesehatan
klien serta melindungi dan memastikan terpenuhi kebutuhannya. Hak-
hak klien antara lain :
a. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya.
b. Hak atas informasi tentang penyakitnya.
c. Hak atas privasi.
d. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
e. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalalaian tindakan.
Hak-hak tenaga kesehatan antara lain :
a. Hak atas informasi yang benar.
b. Hak untuk bekerja sesuai standar.
c. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien.
d. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok.
e. Hak atas rahasia pibadi.
f. Hak atas balas jasa.
c. Peran Bidan sebagai edukator
Peran Bidan sebagai pendidik dalam penyakit kanker serviks yaitu
memberikan penyuluhan kepada klien dengan cara mengatasi masalah kanker
serviks. Bidan membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan terkait dengan dan tindakan medis yang diterima.
Klien bersama keluarga diberikan pengetahuan agar mengetahui faktor risiko,
penyebab hingga pengobatan yang akan diberikan dengan bahasa yang mudah
dipahami.
Pendidikan kesehatan tidak hanya bertujuan untuk membangun kesadaran
diri dengan pengetahuan. Tetapi untuk membangun kesehatan individu dan
maasyarakat yang dapat diterapkan sehari-hari. Untuk dapat melaksanakan
peran sebagai pendidik, ada kemampuan yang harus dimiliki Bidan antara
lain : (Asmadi, 2008)
1) Wawasan ilmu pengetahuan . Bidan harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang luas mengenai ilmu yang mendukung perannya
sebagai edukator yang dapat dilaksanakan dengan tepat.
2) Komunikasi, melalui komunikasi, Bidan dapat berinteraksi dengan
memberikan informasi tentang penyakit kanker serviks, yang
diharapkan mampu mengetahui masalah yang dihadapi serta
mengenali keluhan dari klien.
3) Pemahaman Psikologis, Bidan harus memahami psikologis klien
untuk meningkatkan kepeduliaanya. Bidan mampu menyentuh hati
klien agar pemikiran dan ide dapat langsung diterima, sehingga tujuan
pendidikan kesehatan dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rendahnya, tingkat pendidikan mempengaruhi
rendahnyapengetahuan, serta memepengaruhi angka kejadian kanker serviks.
Seperti dalam penelitian Peckenpaugh (2008), peningkatan kasus kanker
berhubungan pengetahaun yang rendah berhungan dengan kondisi sosial
ekonomi, prubahan demografis dan spikososia. Dari temuan tersebut maka
perlu diinformasikan kepada petugas puskesmas, khusunya layanan wanita,
untuk lebih meningkatakan lagi layanan konseling atau kegiatan untuk
peningkatan pengetshuan melalui penyuluhan kesehatan. Kegiatan dilakuakn
mencegah kejadian kanker serviks dan memotivasi masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat.
Penyebarluasan informasi tentang kanker serviks dengan memberikan
pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
1. Kunjungan rumah
2. Diskusi kelompok
3. Kuliah
4. Seminar
5. Pelatihan
6. Menempelkan poster
7. Menempelkan baliho
8. Membagikan leaflet
B. Saran
Berhati-hatilah dengan kanker serviks, lebih baik mencegah daripada
mebgobati. Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tetapi bukan
berarti sulit untuk menjalaninya. Penyakit dapat kita hindari dengan selalu
berusaha hidup teratur.
Dan jangan lupa untuk melakukan skrenning kanker serviks jangan
samapai mrnunggu adnya keluhan. Datanglah ke tempat periksa untuk
pemeriksaan Pap smear/IVA. Jika ditemukan kelaianan pra kanker ikutilah
pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan ditunda. Karena pada
tahap ini kesembuhannya 100%.
Daftar Pustaka

Rahayu Sri Dedeh.2015.Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks.Jakarta.Salemba


Medika.
Samadi.2011.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Salemba
Medika.Jakarta
Aziz Alimul.2010. pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta
Wilkinson, Judit M.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.:Diagnosis
NANDA,Intervensi NIC,kriteria hasil NOC.EGC:Jakarta
Ayu Izza.2009.Epidemiologi Kanker Serviks.
(http:/ayuizza.blogspot.com/2009/12/epidomologi-kanker-serviks.html).Diakses tanggal
27 September 2018.
Satyadeng.2010.Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks).
(http:drvegan.wordpres.com./2010/01/10/kanker-leher-rahim-kanker-serviks).
Diakses tanggal 27 September 2018

Anda mungkin juga menyukai