Anda di halaman 1dari 9

Analisis Jurnal

Prodi SI Kebidanan Alih Jenjang Tahun Ajaran 2021-2022

Elma Fitriani Yulianti

6221558

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN ALIH JENJANG IKES RAJAWALI


BANDUNG TAHUN 2022

KELAS F
A. Analisis Jurnal 1(Jurnal Menopouse)
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Volume :16
Nomer :2 ISSN 1460-2350
Halaman :12 halaman
Tahun Terbit :5 September 2020
Judul Jurnal : Fungsi Seksual Wnita Menopouse Yang
Melakukan Orhiba Kombinasi Kegel Exercise:
Studi Pengukura Score FSSI

Nama Penulis : Luh Ari Arini

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan case


control post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah
wanita menopause yang memiliki pasangan/suami sebanyak 48 responden yang
dihitung menggunakan rumus (t – 1) (r – 1) ≥ 15 (Federer. 2008). Cara
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan data primer
yang diperoleh secara langsung dengancara melakukan observasi fungsi seksual
wanita menopause setelah dilakukan intervensi satu maupun dua pada masing-
masing kelompok menggunakan kuisioner FSFI (Female Sexual Function
Index) dengan 7 domain (desire, arousal, lubrikasi, orgasme, satisfaction,psikis
dan disperunia/pain) dan 19 pertanyaan, sebagai alat pengumpulan data.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat bivariat yang dianalisis
secara statistik dengan SPSS 21’.Analisis normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas menggunakan Levene’s test. Data pada
masing-masing kelompok sampel menunjukan berdistribusi normal dan
homogen maka analisis menggunakan uji statistik parametric independent- t
test dengan taraf kemaknaan (α = 0,05).
Dann secara kesluruhan rumusan masalah Dalam penelitian tersebut
sudah sesuai dengan judul penelitia karena rumusan masalah yang ditulis
Dalam jurnal penelitian tersebut dapat mengarahkan cara berpikir terhadap
topik yang dibahas, rumusan masalah tersebut berhubungan dengan judul yang
membahas tentang fungsi seksual monopouse yang melakukan senam orhiba
kombinasi kegel exercise, dan penelitipun mencari tahu apakah senam orhiba
kombinasi kegel exercise dapat meningkatkan fungsi seksual pada monopouse
secara keseluruhan yang diukur dengan kuesioner FSFI,

Peneliti melihat dari penelitian sebelumnya yang menerapkan senam


orhiba dan pada monopouse yang kedua senam ini memberikan manfaat bagi
fungsi seksualitas monopouse, Olahraga hidup baru atau disingkat dengan
Orhiba yaitu merupakan olahraga untuk kebugaran jasmani yang paling praktis
yang dapat dilakukan pada semua kelompok usia, dan memiliki gerakan yang
sederhana hanya dengan satu gerakan tangan, serta dapat dilakukan oleh siapa
saja, kapan saja, dan di mana saja. Olahraga ini hanya membutuhkan 3-10 menit
untuk satu kali sesi latihan, namun jika dilakukan secara rutin manfaatnya akan
luar biasa besar. Banyak diantara peserta orhiba yang rutin melakukan olahraga
ini, mendapatkan manfaat bagi peningkatan derajat kesehatan mereka.
Beberapa orang yang awalnya mengalami penyakit serius seperti stroke dan
kanker, menjadi lebih baik/ survive setelah rutin dan disiplin melakukan orhiba
dengan sungguh-sungguh. Bagi seseorang yang sehat, mengaku merasa lebih
bugar dan tidak mudah jatuh sakit setelah rutin melakukan orhiba. Hasil
penelitian yang telah dilakukan Arini (2018) membuktikan bahwa senam orhiba
dapat meningkatkan kualitas hidup wanita menoapuse yang di ukur
menggunakan kuisioner standar WHO. Salah satu indikator kualitas hidup yang
tercantum dalam kuisioner tersebut adalah terkait dengan seksualitas bersama
pasangan. Dapat disimpulkan bahwa fungsi seksual wanita menopause
mengalami perbaikan setelah melakukan senam orhiba. Pada domain sosial
dalam penelitian ini yang salah satunya terkait dengan kehidupan seksual,
menunjukan bahwa hubungan seksual wanita menopause yang melakukan
latihan fisik secara rutin memiliki hasil yang signifikan, mereka mayoritas
mengatakan merasa puas bahkan sangat puas denga kehidupan seksualnya
bersama suami.
Senam kegel merupakan olahraga ringan dan singkat yang mana
menitikberartkan pada otot- otot dasar panggul, kegel sering dilakukan oleh
ibu-ibu pasca persalinan untuk mengembalikan kondisi jalan lahir ke bentuk
semula, namun olahraga ini juga dapat dilakukan oleh wanita menopause untuk
memperbaiki fungsi seksual mereka. Latihan kegel dapat membuat relaks otot
vagina yang membantu vagina menjadi basah sampai dengan keduanya merasa
bergairah, sehingga dapat mengurangi nyeri saat hubungan seksual (Utami
et.al., 2015). Hasil penelitian terkait latihan kegel pada wanita menopause yang
dilakukan oleh Utami et.al., (2015), menemukan bahwa latihan kegel dapat
mempengaruhi gairah seksual pada wanita menopause. Penelitian
menunjukkan bahwa pelvic floor muscle exercises (PFME) sangat efektif
menurunkan masalah yang timbul dari sistem perkemihan (inkontinensia
urine), meningkatkan kekuatan otot dasar panggul, dan juga meningkatkan
kualitas hidup seseorang (Sacomori et.al., 2015).
Akan tetapi penelitian terdahulu hanya membandingkan satu saja,
hubungan senam orhiba dengan fungsi seksualitas monopouse. dan peneliti lain
juga hanya meneliti hubungan senam kegel dengan fungsi seksualitas
monopouse, Berdasarkan hal tersebut sehingga peneliti tertarik karena orhiba
dan kegel sama sama mempunyai manfaat untuk seksualitas wanita sehingga
peneliti tertarik untuk mencari tahu bagaimana jiga mengkombinasikan senam
orhiba dan kegel untuk meningkatkan fungsi seksual wanita menopause secara
keseluruhan yang diukur dengan kuisioner FSFI. Analisis dilakukan pada
wanita menopause yang rutin melakukan aktivitas fisik ringan dengan kedua
jenis senam yaitu orhiba dan kegel, dimana peneliti mencoba untuk
menggabungkan kedua jenis senam ringan yang dikatakan efektif untuk
mengatasi masalah seksual.
yaitu berupa kombinasi senam orhiba dengan kegel
Pada kelompok yang melakukan latihan fisik orhiba yang tidak, dan
antara kelompok latihan fisik biasa orhiba dengan frekuensi 5 kali / minggu
memiliki hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan frekuensi 2-3 kali /
minggu dan 1-2 kali / minggu yang menunjukkan kualitas yang lebih baik
termasuk juga dalam kehidupan seksualnya.Dalam domain sosial yang terkait
dengan kehidupan seksual, menunjukkan bahwa hubungan seksual wanita
menopause yang melakukan latihan fisik secara teratur memberikan hasil yang
signifikan, mereka kebanyakan mengatakan puas bahkan sangat puas dengan
kehidupan seks mereka dengan suaminya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
bahwa senam dapat menjaga kebugaran dan kesehatan fisik, psikis, dan sosial
merupakanmodal utama untuk melakukan aktivitas seksual dengan optimal
dan dapat terhindar dari penyakit serta stres yang dapat mempengaruhi
kualitas hubungan seksual. Gairah seksual meningkat, berkat aktivitas
olahraga yang teratur, karena olahraga terbukti meningkatkan kadar
testosteron pada pria dan estrogen bagi wanita.
Penelitian ini dapat diaplikasikan dii ndonesa, karena Pada usia lanjut
terjadi perubahan baik secara hormonal maupun secara fisik terhadap system
reproduksi. Hasil analisis menunjukan bahwa pada kelompok kontrol
mayoritas rentang usia wanita menopause adalah 51-55 tahun dengan
persentase 56%. Ini menunjukan bahwa kejadian disfungsi seksual pada
wanita menopause karena lamanya waktu menopause tersebut, selain dari itu
senam orhiba dan kegel merupakan non farmakologis sehingga sangat mudah
diaplikasikan tidak mengugut biaya yang banyak, tidak seperti suntik hormon,
cocok dengan perekonomian masyarakat indonesia. Maka dari itu hasil dari
penelitian ini patut untuk d coba di Indonesia, mungkin bisa dimulai dengan
kelas Ibu Menopause agar dapat melakukan segiatan senam orhiba dan kegel.
Atau mungkin bisa dilakukan sebelum terjadinya menopause agar terjadi
kebiasaan yang baik, dan bermanfaat bagi tubuh wanita.
B. Analisis Jurnal 2 (Jurnal berspektif gender)
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Almaiyyah
Volume :11
Nomer :2
Halaman :21halaman
Tahun Terbit : Desember 2018
Judul Jurnal : Gender Dalam Perspektif Budaya dan Bahasa
Nama Penulis : Abdul Jalil Dan St aminah

Dalam penelitian ini menyatakan Studi bahasa dan gender memusatkan perhatian
pada bagaimana pengaruh terhadap pemakaian bahasa. Jender merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap variasi bahasa meskipun sampai saat ini studi bahasa pada umumnya
membiarkan perbedaan gender dalam pemakaian bahasa. Coulmas menyatakan bahwa
laki-laki dan perempuan memilih kosa kata yang berbeda karena secara alami mereka
memang berbeda. Kata-kata tertentu hanya ditemukan pada percakapan sesama laki-laki
dan sebaliknya didapati bahwa kata-kata tertentu sering digunakan oleh perempuan. 25
Perbedaaan bahasa antara laki-laki dan perempuan merupakan kodrat alamiah yang di
bawah sejak manusia dilahirkan.

Gender dalam persfektif bahasa merupakan disiplin ilmu yang relatif masih sedik
dikaji dalam linguistik modern. Namun, para ahli antropologi telah meneliti keragaman
bahasa laki-laki dan perempuan ini sejak lama. Pada penelitian-penelitian tersebut,
diungkapkan karakteristik perbedaan penggunaan bahasa antara perempuan dan laki-laki.
Beberapa ahli memberikan anilisa tentang bahasa perempuan lebih banyak dalam
kecerdasan bahasa. Walau bahasa yang digunakan perempuan jauh lebih halus dan
menggunakan kata-kata kiasan. Laki-aki dan perempuan memiliki karakteristik yang
berbeda serta kemampuan berbeda. Perbedaan kemampuan verbal sering disebabkan oleh
faktor gerak anggota badan ekspresi wajah, suara dan intonasi. Perbedaaan bahasa bukan
berarti dua bahasa yang sama sekali berbeda dan terpisah,tetapi bahasa mereka tetap satu,
hanya saja dalam pemakaian bahasa laki-laki dan perempuan mempunyai ciri-ciri yang
berbeda. Wanita lebih mempertahankan bahasa sedangkan laki-laki bersifat inovatis dan
Secara subtansial penggunaan bahasa yang digunakan laki-laki tentunya
memiliki perbedaan dengan perempuan. Bahasa yang digunakan laki-laki lebih banyak
berdasar pada logika, sedengkan bahasa yang digunakan perempuan senantiasa melibatkan
perasaan dalam berbagai permasalahan. Sedangkan dalam setiap permasalahan perempaun
lebih banyak memberikan bahasa simbolik dan tidak memberikan arah secara langsung
pada tujuan permasalahan, berbeda dengan laki yang menggunakan bahasa langsung pada
point permasalahan. Pada bagian lain ketika terjadi pertemuan anatara laki-laki dengan
laki-laki lain arah pembicaraan mereka lebih banyak bebicara pada kompetisi, etos kerja
maupun yang berhubungan dengan kemampuan, sedangkan ketika perempuan bertemu dan
melakukan komunikasi sesama perempuan, mereka lebih menekankan pada persoalan diri
atau perasaan serta keluarga dan bahkan jauh berafiliasi dengan yang lainnya.

Selain itu Dalam Penelitian ini menyatakan Budaya masyarakat memaknai gender
sebagai pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Secara anatomi antara laki-laki
dan permpuan berbeda, namun mereka terlahir dengan peran dan tanggungjawab yang
sama, akan tetapi dalam perkebangannya dalam budaya masyarakat memiliki perbedaan
diantara keduanya. Ketimpangan dalam kehidupan sosial membuat perempuan dinomor
duakan dalam berbagai hal yang terjadi berdasarkan realita kehidupan. Dalam kajian
budaya antara laki-laki dan perempuan menekankan pada gagasan dalam identitas sebagai
kontsruksi perkembangan sosial. Budaya kehidupan masyarakat mewariskan pemahaman
tentang tata cara mereka melanjutkan kehidupan dari suatu generasi kegenarasi selanjutnya
dengan pemahaman akan peran laki-laki dan perempuan. Dimana peran perempuan dalam
kehidupannya diberikan pemahaman akan pendidikan membesarkan anak dan menjalani
tanggungjawab di dalam rumah tangga, sedangkan laki-laki memiliki peran dan
tanggungjawab dalam mengembangkan diri kearah pecapaian perkemabangan secara
maksimal sehingga mampu survive dalam menjalani kehidupan sebagai penguasa uatama
dan mendominasi otoritas sebagai pemimpin. Karateristik maskulin dan feminim mulai
tampak ketika orang tua memikirkan nama, baju, mainan, dan apa yang pantas atau boleh
bagi laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan aturan masyarakat tentang permuan dan laki-laki memberikan karakter


tersendiri untuk laki-laki dengan sikaf maskulin yang dominan, serta perempuan dibentuk
dalam sifat yang didominasi dengan sifat feminin yang dominan. Kondisi ini menyebabkan
muncul tabir pemisah dalam sektor domistik dan publik secra kultur dalam kehidupan
masyarakat. Kenyataan dalam kehidupan sosial, laki-laki dibentuk dengan pribadi yang
besar, kuat, asertif dan dominan. Berbeda dengan perempuan yang dibentuk dengan sikap
lemah lembut, tampil menarik,bersih, berpakaian tertentu yang berbeda dengan laki-laki.34
Perbedaan secara genetis antara laki-laki dan perempuan perlu dibahas lebih cermat dan
hati-hati, karena kesimpulan yang keliru mengenai hal ini tidak hanya akan berdampak
pada persoalan sains gender memang telah memberikan makna terhadap peran laki-laki
dan perempuan dalam masyarakat. Dengan makna yang diberikan kepada laki-laki dan
perempuan tersebut, masyarakat membuat pembagian kerja atau peran antara laki-laki dan
perempuan. Akan tetapi pebagian peran tersebut dalam kenyataannya tidak didasarkan
pada azas kesetaraan dan keadilan, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak dan
tanggungjawab yang sama sebagai manusia. Realita yang terjadi dalam pembagian peran
tersebut lebih banyak didasarkan pada budaya patriarki.Kehidupan dalam masyarakat
masih menunjukkan adanya ketimpangan dalam hal kesetaraan antar laki-laki dan
perempuan, hal ini menunjukkan kehadiran gender masih menjadi persolan yang masih
bersifat parsial, disebabkan karena pemahaman secara tegas akan identitas diri laki-laki
maupun pemempuan dilihat dari segi kodrat tuhan yang tidak dapat dirubah, dari
lingkungan sosial, dan secara biologis. Pemahaman akan kebudayaan tentang perempuan
dan perannya dalam kehidupan sosial sangat bervariasi sesuai dengan perkembangan
zaman. Secara tidak langsung dalam ilmu antropologi perkembangan perempuan dalam
menjalankan perannya sebagai manusia yang universalitas mengalami keterpinggiran.
Perbedaan itu menjadi sebuah kenyataan identitas dan kodrat Tuhan yang tidak dapat
berubah. Keterpinggiran ini lahir disebabkan sistem nilai dalam budaya tertentu dan suatu
kultur menjadi simbol budaya.

Anda mungkin juga menyukai