Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK 3

KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL

Dosen Pengajar : Wanti Hasmar S.Ftr. M. Or

Disusun Oleh:

UTARI (202051001)
NURLAILI AMALIA (202051003)
PUTRI ANGGRAINI (202051005)
AYU WULANDARI (202051007)

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI


STIKES BAITURRAHIM JAMBI
2021

1
EFEKTIVITAS KOMBINASI LATIHAN OTOT DASAR
PANGGUL DAN PERUT TERHADAP INVOLUSIO UTERI
PADA IBU NIFAS

ABSTRAK:

EFEKTIVITAS KOMBINASI LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL DAN


PERUT TERHADAP INVOLUSIO UTERI PADA IBU NIFAS. Angka Kematian
Ibu di Kabupaten Banyumas adalah 114,7 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah ini
menurun jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 126/100.000 kelahiran
hidup. Penyebab langsung kematian ibu adalah tertinggi perdarahan 14 kasus dan
eklampsi 5 kasus. Pendarahan salah satunya disebabkan kontraksi otot uterus yang
tidak adekuat. Otot perut dan otot dasar panggul merupakan otot penyokong
uterus. Tanpa otot tersebut maka otot uterus akan lemah serta memberikan
manfaat mengembalikan tonus otot-otot dasar panggul sehingga akan
mengembalikan tonus otot yang baik selama masa nifas, sehingga involusi uteri
akan berjalan dengan baik.

Hasil penelitian menunjukan secara statistik nilai t: 3,779, dengan p value 0,000
artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan tinggi
fundus uteri antara kombinasi latihan otot abdomen dan latihan otot dasar panggul
dengan ibu nifas yang hanya dilatih otot dasar panggul saja. Rata-rata penurunan
tinggi fundus uteri pada kombinasi latihan otot abdomen dan panggul 2.31 cm
sedangkan yang hanya dilakukan latihan otot dasar panggul saja adalah 1.4 cm.
Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan tinggi fundus uteri antara
kombinasi latihan otot abdomen dan latihan otot dasar panggul dengan ibu nifas
yang hanya dilatih otot dasar panggul saja.

Kata kunci: Involusio uteri, latihan otot masa nifaS

2
APAKAH KEGEL EXERCISE BERPENGARUH TERHADAP
PENGELUARAN URINE IBU POST PARTUM
PERVAGINAM?

The childbirth II causes an excessive emphasis on the pelvic floor muscles, so that
the weakness of the pelvic floor muscles occurs and results in a disruption in the
urging system. With Kegel exercise techniques that have a function to tighten the
pubococcygeus muscles, as a bladder supporter, will reduce the disruption in the
system of urging. This study aims to determine the benefits of kegel exercise on
vaginal post partum urine output. Quantitative research with
interventional/experimental, urine output dependent variable and kegel exercise
independent variable. After doing research at BPM Farida Gumilir Cilacap the
period of December. The results of the study showed that no exercise kegel
benefit to the production of urine post a delivery in BPM Farida Gumilir Cilacap.
BPM and Puskesmas can make the results of this research as input materials in
providing care for the mother of nifas, to further improve the quality of service
and approach to patients maternity, nifas and society in general to support the
restoration of the condition of the mother nifas.

Kata Kunci: Kegel Exercise Urine Post Partum

Persalinan kala II menyebabkan penekanan yang berlebih terhadap otot dasar


panggul, sehingga kelemahan otot dasar panggul terjadi dan mengakibatkan
gangguan pada sistem perkemihan. Dengan teknik kegel exercise yang memiliki
fungsi untuk mengencangkan otot pubococcygeus, sebagai penyokong kandung
kemih akan mengurangi gangguan pada sistem perkemihan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui manfaat kegel exercise terhadap pengeluaran urine
post partum pervaginam. Penelitian kuantitatif dengan
intervensional/eksperimental, variabel dependen pengeluaran urine dan variabel
independen kegel exercise. Setelah dilakukan penelitian di BPM Farida Gumilir
Cilacap periode bulan Desember.

3
Hasil penelitian didapat hasil bahwa tidak terdapat manfaat kegel exercise
terhadap pengeluaran urine post partum pervaginam. BPM dan Puskesmas dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam memberikan asuhan
pada ibu nifas, untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan pendekatan
terhadap pasien Ibu bersalin, nifas serta masyarakat secara umum untuk ikut
mendukung pemulihan kondisi ibu nifas.

4
PELATIHAN TERPADU (KEGEL DAN CORE STABILITY)
MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL
WANITA MULTIPARA

Abstrak

Latar Belakang : Kekuatan otot dasar panggul (ODP) menurun setelah hamil dan
melahirkan pervaginam terutama pada wanita multipara. Kelemahan ODP bisa
mengakibatkan gangguan berkemih, prolap organ pelvis, dan disfungsi seksual.
Kelemahan ODP bisa dikuatkan kembali dengan pelatihan penguatan ODP dan
sudah teruji manfaatnya bila dilakukan secara benar tanpa menggunakan otot-otot
penunjang lainnya. Pelatihan terpadu (Kegel dan core stability) lebih selektif
untuk meningkatkan kekuatan ODP. Otot dasar panggul dan otot transversus
abdominus merupakan grup otot core yang telah diketahui merupakan bagian dari
sistem stabilitas lumbo-pelvis. Komponen yang lain adalah diafragma thorak dan
otot multividus. Meningkatnya aktifitas otot transversus abdominus sinergis
dengan meningkatnya aktivitas otot dasar panggul.

Tujuan : Untuk mengetahui pelatihan terpadu (Kegel dan core stability)


meningkatkan kekuatan ODP.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian true experimental, randomized pre and
post test group design.. Dari 24 wanita multipara usia 28-49 tahun karyawan R.S
Setia Mitra yang memenuhi kriteria inklusi dibagi dua kelompok perlakuan secara
random sama banyak. Kelompok perlakuan I diberi pelatihan ODP (metode
Kegel) dan kelompok perlakuan II diberi pelatihan terpadu (Kegel dan Core
stability). Pelatihan dilakukan 3x per minggu selama 8 minggu. Semua sampel
diwajibkan pula melakukan pelatihan penguatan ODP sendiri sambil melakukan
aktivitas sehari-harinya. Sebelum dan setelah 8 minggu pelatihan semua sampel
diukur kekuatan ODP dengan pelvixiser perineumeter.

5
Hasil : Kekuatan ODP Kelompok perlakuan I sebelum pelatihan didapat nilai
rerata 11 (±2,86) dan sesudah pelatihan 15,33 (±3,025) berbeda secara bermakna
(p<0,05).

Kesimpulan : Pelatihan terpadu (Kegel dan core stability) lebih efektif


meningkatkan kekuatan ODP wanita multipara dibandingkan pelatihan ODP
(metode Kergel). Hasil penelitian ini diharapkan dapat disosialisasikan kepada
semua wanita yang mempunyai gangguan inkontinensia urin, prolaps organ
pelvis, dan disfungsi seksual dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar
penelitian lebih lanjut.

Kata kunci: core stability, pelatihan ODP, kekuatan ODP

6
Physiotherapy and Pelvic Floor Muscle Exercises for the
Prevention and Treatment of Pregnancy-Related Pelvic Floor
Dysfunctions: A Systematic Review and Meta-analysis

Abstract

Objectives: The present systematic review focused on the prevention or treatment


of three main types of pelvic floor dysfunctions (PFDs) specifically pelvic organ
prolapse (POP), urinary incontinence (UI), and fecal incontinence (FI) using
physiotherapy and pelvic floor muscle exercises (PFMEs). With regard to the
breadth of the problem, there is not much evidence grounded on the best
management. The main purpose of this systematic review was to evaluate the
effects of physiotherapy and PFMEs on the prevention and treatment of
pregnancy-related PFDs; namely, POP, FI, and UI. Therefore, this review
incorporated studies comparing the use of physiotherapy and PFMEs with every
other existing interventions.

Methods: This systematic review and meta-analysis was conducted on


randomized-controlled-trial (RCT) articles and quasi-RCT designs through a
search in the studies published with no time limits until December 2017 in the
databases of PubMed (Medline), Web of Science, Scopus, Embase, Cochrane
Library, and ProQuest. The meta-analysis was also applied for data synthesis.
Moreover, heterogeneity was assessed using Cochran’s Q test and I2 index.

Results: A total number of 26 RCTs were examined in this review in which the
outcome variables were related to POP, UI, and FI prevalence; POP, UI, and FI
severity, as well as pelvic floor muscle (PFM) strength and endurance. In most
articles, UI prevalence or severity in intervention groups had significantly
improved compared with those in controls. The number of studies examining POP
and FI was also relatively low. In two studies, FI severity or prevalence in
intervention groups had significantly enhanced in comparison with those in
control groups; however, FI prevalence in two articles had been reported lower in
intervention groups than that in control groups although no significant difference

7
had been observed. There was also no significant improvement in intervention
groups in two other studies in this respect. Besides, three articles had not reported
traces of improvement in POP, as well as a significant difference between
intervention and control groups. Nevertheless, two studies had found a significant
improvement in POP in this regard. Based on meta-analysis results for the
variable of PFM strength, Cochran’s Q test (P<0.001) and I2 index (90.02)
indicated heterogeneity between studies; so, a random-effect meta-analysis was
applied to estimate overall effect sizes. The overall mean differences following
intervention between the study groups were also equal to 6.94, with a 95% CI
(1.36 to 12.52).

Conclusions: It was concluded that physiotherapy and PFMEs might have effects
on pregnancy-related UI, but they had not consistently reduced FI severity or
prevalence and failed to constantly improve POP.

Keywords: Physiotherapy, Pelvic floor muscle exercise, Pelvic organ prolapse,


Urinary incontinence, Fecal incontinence

Fisioterapi dan Latihan Otot Dasar Panggul untuk Pencegahan


dan Perawatan Panggul Terkait Kehamilan Disfungsi Lantai:
Tinjauan Sistematis dan Meta-analisis

Abstrak

Tujuan: Tinjauan sistematis ini berfokus pada pencegahan atau pengobatan tiga
jenis utama disfungsi dasar panggul: (PFDs) khususnya prolaps organ panggul
(POP), inkontinensia urin (UI), dan inkontinensia tinja (FI) menggunakan
fisioterapi dan latihan otot dasar panggul (PFMEs). Berkenaan dengan luasnya
masalah, tidak banyak bukti yang didasarkan pada yang terbaik pengelolaan.
Tujuan utama dari tinjauan sistematis ini adalah untuk mengevaluasi efek
fisioterapi dan PFME pada pencegahan dan pengobatan PFD terkait kehamilan;
yaitu, POP, FI, dan UI. Oleh karena itu, ulasan ini menggabungkan studi yang

8
membandingkan penggunaan fisioterapi dan PFMEs dengan setiap intervensi lain
yang ada.

Metode: Tinjauan sistematis dan meta-analisis ini dilakukan pada artikel uji coba
terkontrol secara acak (RCT) dan kuasi-RCT desain melalui pencarian dalam studi
yang diterbitkan tanpa batas waktu hingga Desember 2017 di database PubMed
(Medline),Web of Science, Scopus, Embase, Cochrane Library, dan ProQuest.
Meta-analisis juga diterapkan untuk sintesis data. Lebih-lebih lagi, heterogenitas
dinilai menggunakan uji Cochran's Q dan I2 indeks.

Hasil: Sebanyak 26 RCT diperiksa dalam tinjauan ini di mana variabel hasil
terkait dengan POP, UI, dan FI prevalensi; Tingkat keparahan POP, UI, dan FI,
serta kekuatan dan daya tahan otot dasar panggul (PFM). Di sebagian besar
artikel, prevalensi UI atau keparahan pada kelompok intervensi telah meningkat
secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Jumlah studi yang
diperiksa POP dan FI juga relatif rendah. Dalam dua penelitian, keparahan atau
prevalensi FI pada kelompok intervensi telah meningkat secara signifikan dalam
dibandingkan dengan kelompok kontrol; namun, prevalensi FI dalam dua artikel
telah dilaporkan lebih rendah pada kelompok intervensi daripada itu pada
kelompok kontrol meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan telah diamati.
Juga tidak ada peningkatan yang signifikan dalam kelompok intervensi dalam dua
penelitian lain dalam hal ini. Selain itu, tiga artikel juga tidak melaporkan jejak
peningkatan POP sebagai perbedaan yang signifikan antara intervensi dan
kelompok kontrol. Namun demikian, dua penelitian telah menemukan
peningkatan yang signifikan di POP dalam hal ini. Berdasarkan hasil meta analisis
untuk variabel kekuatan PFM, uji Cochran’s Q (P<0,001) dan indeks I2 (90,02)
menunjukkan heterogenitas antar studi; jadi, meta-analisis efek acak diterapkan
untuk memperkirakan ukuran efek keseluruhan. Itu perbedaan rata-rata
keseluruhan setelah intervensi antara kelompok studi juga sama dengan 6,94,
dengan 95% CI (1,36-12,52).

9
Kesimpulan: Disimpulkan bahwa fisioterapi dan PFME mungkin memiliki efek
pada UI terkait kehamilan, tetapi tidak secara konsisten mengurangi keparahan
atau prevalensi FI dan gagal meningkatkan POP secara konstan.

Kata kunci: Fisioterapi, Latihan otot dasar panggul, Prolaps organ panggul,
Inkontinensia urin, Inkontinensia tinja

10
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati dan PH liana . 2020 . Apakah kegel exercise berpengaruh terhadap


pengeluaran urine ibu post partum pervaginam? . 15 Agustus 2020

Kustini Sri . 2018 . Pelatihan terpadu (kegel dan core stability) meningkatkan
kekuatan otot dasar panggul wanita multipara . 1 April 2018

Khorasani Fahime dan Fariba Ghaderi , dkk . 2020 . Physiotherapy and Pelvic
Floor Muscle Exercises for the Prevention and Treatment of Pregnancy-
Related Pelvic Floor Dysfunctions: A Systematic Review and Meta-
analysis . 2 April 2020

Ulfa mariah dan maya safitri . 2016 . Efektivitas kombinasi latihan otot dasar
panggul dan perut terhadap involusio uteri pada ibu nifas . Desember
2016

11

Anda mungkin juga menyukai