Anda di halaman 1dari 15

strain hamstring

FISIOTERAPI OLAHRAGA

KELOMPOK 3
Putri Anggraini 202051005
Esti Ardhiyani 202051009
Florensia Gladies 202051010
Pengertian Hamstring Strain

Strain hamstring adalah cedera yang terjadi pada hamstring


alias otot belakang paha. Cedera ini bisa berupa robekan
(tear) atau teganggan (strain). Hamstring terdiri dari tiga otot
yang berlokasi dibelakang paha. Otot ini memanjang dari
bagian pinggul sampai bawah lutut

Contoso 2
S u i t e s
Penyebab Hamstring Strain

Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot yang melebihi batas
normal . dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba – tiba pada otot
tertentu. Jenis cedera ini juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,
atau ketika terjadi kontraksi otot yang belum siap.
Overload otot adalah penyebab utama ketegangan otot hamstring. Hal ini
dapat terjadi ketika otot ditarik melampaui kapasitasnya atau ditantang
dengan beban tiba-tiba. Strain otot hamstring sering terjadi ketika otot
memanjang seperti kontraksi, atau lebih pendek.

Contoso 3
S u i t e s
rasa sakit yang tiba-tiba dirasakan di
bagian hamstring
pembengkakan selama beberapa jam
pertama setelah cedera Tanda dan gejala
memar atau perubahan warna dari hamstring strain
bagian belakang kaki
dan kelemahan dalam hamstring yang
dapat bertahan selama beberapa
minggu.

Contoso 4
S u i t e s
cedera hamstring adalah kontraksi
otot yang berlebihan saat aktivitas
sehari-hari atau saat olahraga, baik
pada saat gerakan lambat ataupun
cepat. Mekanisme cedera hamstring
Patofisiologi terjadi saat fleksi panggul dan
ekstensi lutut bersamaan. Gerakan ini
menimbulkan peregangan maksimal
otot hamstring, dan paling sering
menimbulkan cedera pada proximal
myotendinous junction otot biceps
femoris.

Contoso 5
S u i t e s
 Nyeri yang tajam dan mendadak pada
daerah otot tertentu.
 Nyeri menyebar keluar dengan kejang
atau kaku otot.
Manifestasi Klinis
 Pembengkakan selama beberapa jam
pertama setelah cedera
 Memar atau perubahan warnaa dari
bagian belakang kaki, di bawah lutut
selamabeberapa hari pertama.

Contoso 6
S u i t e s
Ketidaksejajaran tendon proksimal dan
distal otot hamstring menjadi predisposisi
terjadinya cedera sedangkan struktur otot
semitendinosus dapat menjadi faktor
JENIS JENIS protektif terhadap cedera Berdasarkan
tingkat keparahannya cedera otot hamstring
GRADE ini dapat dibagi menjadi:
⚫ Grade 1: Peregangan minimal dengan
robekan pada beberapa serat otot
⚫ Grade 2: Peregangan menengah dengan
kekuatan otot yang menghilang
⚫ Grade 3: Robekan total pada otot
hamstring
Contoso 7
S u i t e s
STATUS KLINIS

Anamnesis Khusus Riwayat penyakit sekarang :


Nama : Tn. A Pada 2 minggu yang lalu pasien mengikuti perlombaan
bermain sepak bola bersama rekannya. Dan setelah selesai
Umur : 35 Tahun
lomba, pasien merasakan nyeri pada bagian paha
Alamat : Jakarta belakang sebelah kanannya. Ketika sampai di rumah,
Jenis Kelamin : Laki-laki pasien meminta untuk di pijat / di urut, namun keadaan
pasien tidak kunjung membaik dan akhirnya pasien
Agama : Islam datang ke fisioterapis untuk melakukan tindakan terapi.
Pekerjaan : Atlit Sepak Bola Riwayat penyakit penyerta = Tidak ada
Diagnosa medis : strain hamstring dextra
Keluhan utama : pasien mengeluhkannyeri paha
bagian belakang sebelah kanan

Contoso 8
S u i t e s
LANJUTAN…….. Tes orientasi Strain Hamstring
Teknik Fisioterapis menginstruksikan
Inspeksi/ Observasi
pasien untuk melakukan gerakan flexi-
Statis
 Wajah pasien terlihat menahan ekstensi secara aktif.
nyeri Hasil Interpretasi : Nyeri tidak menjalar
 Wajah pasien terlihat cemas
saat gerak flexi-ekstensi Ada spasme otot
Dinamis
Palpasi
 Pasien berjalan tanpa bantuan
 Adanya spasme pada otot Hamstring
namun berjalan agak pincang Pada
 Adanya nyeri tekan pada otot
saat berjalan lama Hamstring
 berat badan bertumpu pada kaki  Tidak adanya perbedaan suhu antara
yang sehat kanan dan kiri
 Pola langkah kaki yang agak Contoso 9
S u i t e s
Gerak Aktif
Gerakan Nyeri ROM

Fleksi + Tidak full ROM

Ekstensi + Tidak full ROM

Gerak Pasif

Pemeriksaan
Gerakan Nyeri ROM End Feel

Fleksi + Tidak Full ROM Springy end

Gerak Dasar
feel
Ekstensi + Tidak Full ROM Springy end
feel

Gerak Isometrik Melawan Tahanan

Gerakan Nyeri Mampu / tidak mampu

Fleksi + Mampu

Ekstensi + Mampu

Contoso 10
S u i t e s
Nyeri menggunakan Vas

No. Nyeri Nilai

1 Nyeri diam 1 Pemeriksaan Spesifik


2 Nyeri tekan 3

1.Palpasi
3 Nyeri gerak 2

MMT
Teknik :
Cara pemeriksaan dengan
No. Gerakan Nilai MMT cara meraba, menekan dan
1 Fleksi 4 memegang organ atau bagian
2 Ekstensi 4
tubuh pasien.
Hasil : tes positif (+)
LGS Interpretasi : Ada nyeri tekan
Gerakan Lgs Lgs normal dan spasme otot pada otot.
Ekstensi/Fleksi S: 10-0-120 S : 15 -0-125

Contoso 11
S u i t e s
Impairment:
 Nyeri gerak pada gerakan fleksi-ekstensi Intervensi Fisioterapi
 Nyeri tekan Pada otot hamstring
 spasme pada otot hamstring  Coldtherapy
 Kelemahan Otot hamstring Tujuan : Untuk mengurangi nyeri,
 Adanya keterbatasan Lgs pada gerakan fleksi-ekstensi pembengkakan, dan spasme otot. Time:
Sekitar 5-10 menit
Activity fungsional Limitation
• Kesulitan dalam Berjalan lama, Sulit untuk berlari ,berdiri  Terapi latihan
Hold relax
Participation Rescriction assisted hamstring strecth
 Kesulitan dalam melakukan olahraga sepak bola dan resisted hamstring curl exercise
hambatan melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Slump strecth

Disability Edukasi
 Pasien kesulitan untuk melakukan latihan dan pertandingan
sepak bola  Untuk melakukan RICE setelah selesai
latihan
Diagnosa fisioterapi  melakukan Latihan stretching sendiri
 Gangguan pada strain hamstring seperti yang sudah di contohkan oleh
fisioterapi
Contoso 12
S u i t e s
TINDAKAN FISIOTERAPI

Hold Relax assisted hamstring strecth


Menurut Kisner tahun 2017, Bahwa Hold Relax memiliki
tujuan untuk mengurangi muscle spasme telah terjadi
pemendekkan akan terjadinya peningkatan pada kelenturan
otot, menurukan muscle spasme, meningkatkan kekuatan
otot,dan bisa menurunkan resiko traumatic untuk otot.
Contoso 13
S u i t e s
resisted hamstring curl exercise Slump strecth

Contoso 14
S u i t e s
KESIMPULAN
Dalam aktivitas schari-hari, seperti berdiri dan berjalan, otot-otot hamstring tidak terlalu banyak digunakan. Namun saat
kita menekuk lutut, berlari, melompat, dan memanjat, maka otot-otot menjadi sangat aktif. Cedera hamstring bisa terjadi
secara tiba-tiba akibat gerakan mendadak atau terlalu eksplosif. Tindakan yang berisiko tinggi terkait kondisi tersebut
misalnya akibat berlari, menerjang, atau melompat. Cedera pada otot ini juga bisa terjadi secara bertahap atau saat
seseorang melakukan gerakan lambat. Gerakan lambat yang berisiko mengalami cedera hamstring adalah gerakan
peregangan yang terlalu berlebihan. Jika seseorang pernah mengalami cedera ini. kemungkinan mereka akan
mengalaminya lagi di lain hari, khususnya yang memiliki profesi atlet atau olahragawan. Berdasarkan tingkat keparahan
yang dialami,

Anda mungkin juga menyukai