Anda di halaman 1dari 4

Macam-macam Cedera Januari 7, 2010, 11:57 am Filed under: Uncategorized * Sprain Sprain lebih dikenal dengan sebutan keseleo.

Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang deng an tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang p arah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada send i. Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebih i lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan ka ki. Sprain atau keseleo adalah jenis cedera yang paling sering dialami oleh para pem ain sepak bola. Keseleo yang dialami mulai dari bagian pergelangan kaki, kaki ba gian bawah, hingga lutut merupakan bagian-bagian yang paling sering terjadi di s epak bola, terutama bagian pergelangan dan medial collateral ligament (semacam p engikat sendi tulang). Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang cuku p dan stretching yang tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut. Lutut adalah persendian yang paling besar dalam tubuh kita dan memliki anatomi y ang sangat kompleks. Pada lutut terdapat dua buah lapisan condyle yang saling be rhubungan pada ujung femur. Kedua lapisan ini hampir semuanya menempel pada perm ukaan ujung tibia (tulang gores) dan berbentuk seperti kubah. Persendian pada lu tut tidak memiliki stabilitas sama sekali, stabilitas tersebut seluruhnya bergan tung pada jaringan-jaringan halus (soft tissues). Keseleo lutut sering terjadi pada jenis olahraga yang menggunakan kontak tubuh t ermasuk olahraga ski, jarang sekali terjadi pada olahraga lari. Atlet lari mungk in saja menderita keseleo lutut yang disebabkan oleh salah melangkah, atau tersa ndung dan jatuh terpelanting kedepan, sehingga menyebabkan lutut melakukan gerak an hiperekstensi * Strain Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur musku lo-tendinous (otot dan tendon). Jenis cedera ini terjadi akibat otot tertarik pa da arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi , otot belum siap. Strains sering terjadi pada bagian groin muscles (otot pada k unci paha), hamstrings (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Cedera ter tarik otot betis juga kerap terjadi pada para pemain bola. Fleksibilitas otot ya ng baik bisa menghindarkan diri dari cedera macam ini. Kuncinya dalah selalu mel akukan stretching setelah melakukan pemanasan, terutama pada bagian otot-otot ya ng rentan tersebut. Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara oto t dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendada k, seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera ini sering terlihat pada pelar i yang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cidera terjadi secara m endadak ketika pelari dalammlangkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bis a berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena peng gunaan berlebihan atau tekakan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradang an pada tendon). Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus-menerus dari servis yang berulang-ulang . Berat ringannya sprain dan strain Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat ringannya cidera. Derajat I (ringan) berupa beberapa stretchin g atau kerobekan ringan pada otot atau ligament. Derajat II (sedang) berupa kero

bekan parsial tetapi masih menyambung. Derajat III (berat) berupa kerobekan penu h pada otot dan ligament, yang menghasilkan ketidakstabilan sendi. Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba p ada bagian otot yang mengaku strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa ber kontraksi dan terbentuk benjolan Cidera strain membuat daerah sekita cidera memar dan bengkak setelah 24 jam. Pad a bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan pada otot yan g sobek, dan otot mengalami kejadian Memar dan bengkak disekitar persendian tulang yang terkena cedera, termasuk ruba han warna kulit terjadi kemarthrosis atau pendarahan sendi. Nyeri pada persendia n tulang, nyeri bila anggota badan digerakkan fungsi persendian terganggu, dll. Pencegahannya yaitu pada saat melakukan aktivitas olahraga memakai sepatu yang s esuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama aktivitas. M elakukan pemanasan (streching) sebelum melakukan aktivitas atletik, serta latiha n yang tidak berlebihan. Terapi Pengobatan sprain dan strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau ist irahat, mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang cidera, elev asi atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri dan bengkak berkur ang selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah. Hi ndari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri hilang (biasanya 7-10 hari untuk c idera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera berat), gunakan tongkat penopang ketika berjalan bila dibutuhkan. Cidera derajat I biasanya sembuh dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, ko mpresi dan elevasi (RICE). Terapi latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II terapinya sama hanya saja ditambah dengan i mmobilisasi pada daerah yang cidera. Dan derajat III biasanya dilakukan immobili sasi dan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya. Kunci dari penye mbuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis. Sekali cidera telah diten tukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyaka n sprain dan strain akan sembuh tanpa efek samping. Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis. Sekali ci dera telah ditentukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan sembuh tanpa efek samping. * Knee Injuries Adalah cidera yang terjadi karena adanya paksaan dari tendon. Saat mengalami cid era ini akan merasakan nyeri tepat dibawah mangkuk lutut setelah melakukan latih an olahraga. Rasa sakit itu disebabkan oleh gerakan melompat, menerjang maupun m elompat dan turun kembali. Ada beberapa jenis cedera lutut yang umum dialami oleh pemain bola, yaitu cedera pada medial collateral ligament, meniscus, dan anterior cruciate ligament, baik itu sobek pada jaringan, maupun putusnya jaringan tersebut. Pengenaan sepatu ya ng tepat, kondisi lapangan yang baik, dan latihan kekuatan (strength training) y ang tepat bisa mengurangi risiko terjadinya cedera lutut. Plica Syndrome of The Knee Sindrom plica disebabkan oleh adanya penebalan pada lapisan persediaan lutut. Bi asanya terjadi pada bagian dalam tepat pada perbatasan patella (mangkuk lutut) b

agian atas.lapisan-lapisan persendian tersebut tersebut tersusun dari jaringan y ang dinamakan synovium. Jaringan synovium ini memproduksi cairan pelumas yang di sebut cairan synovial. Jika terjadi penebalan pada lapisan ini lapisan akan meng gesek pada bagian-bagian lutut lainnya, khususnya bagian dalam femural condyle ( ujung bagian bawah dari tulang paha) sehingga menimbulkan rasa sakit dan iritasi . Kebanyakan para pelari cenderung menderita sindrom plica ini. Para pelari ini me rasakan sakit pada bagian dalam lutut. Beberapa orang ada yang lebih cepat meras akan sakit ini apalagi bila sedang berlari mendaki, karena lutut lebih banyak me lakukan gerakan fleksi atau menekuk. Sindrom ini memiliki gejala yang hampir sam a dengan sindrom chondromalasia. * Compartment Syndrome Para atlet pada umumnya sering mengalami permasalahan (gangguan rasa nyeri atau sakit) yang terjadi pada kaki bawah (meliputi daerah antara lutut dan pergelanga n kaki). Terkadang rasa sakit/nyeri tersebut terjadi karena adanya suatu sindrom kompartemen Diagnosa terhadap sindrom terhadap sindrom tersebut dilakukan dengan cara perkir aan, karena pola karakteristik (gejala) dan rasa sakit tersebut dan ukuran-ukura n tekanan kompartemennya. Diantara beberapa penyakit yang menyertai sindrom ini dapat diatasi dengan pembedahan (operasi). * Shin Splints Istilah shin aplints kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan adanya rasa sak it (cidera pada kaki bagian bawah yang seringkali terjadi terjadi akibat melaku kan berbagai aktivitas olahraga, termasuk olahraga lari. Shin splints tersebut d ibedakan menjadi dua jenis menurut lokasi rasa sakitnya. Anterior Shin Splints, yaitu rasa sakit yang terjadi pada bagian depan (anterior) dari tulang gares (ti bia). Dan yang kedua adalah Posterior Shin Splints, rasa sakit tersebut terasa p ada bagian dalam (medial) kaki pada tulang tibia Shin splints disebabkan oleh adanya robekan sangat kecil pada otot-otot kaki bag ian bawah yang berhubungan erat dengan tulang gares. Pertama-tama akan mengalami rasa sakit yang menarik-narik setelah melakukan lari. Apabila keadaan ini dibia rkan dan terjadi terus, maka akan semakin parah, bahkan dapat juga terasa sakit meskipun pada saat kita berjalan kaki. Rasa sakit/perih tersebut biasanya terasa seperti adanya satu atau beberapa benjolan kecil pada sepanjang sisi tulang gar es. Penyebab Anterior shin splints disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan otot kaki, penyer apan goncangan oleh kaki yang tidak cukup (tidak sesuai), lari dengan posisi kak i jinjit, atau terjadinya pronasi yang berlebihan pada kaki. Kelompok otot poste rior yang berada di belakang kaki bagian bawah berperan sekali terutama pada wak tu menggerakkan tubuh kita ke arah depan. Pada umumnya otot-otot ini lebih kuat daripada otot-otot pada bagian depan kaki bawah, sehingga hal ini akan menimbulk an adanya ketidakseimbangan otot. Pada saat kita berlari, otot-otot kaki bagian depan (anterior) mengangkat tungkai keatas kearah kaki. Sehingga memberikan ruan gan bebas untuk mengayun kedepan. Otot ini juga yang mempersiapkan kaki pada saa t akan menginjak tanah. Beberapa usaha menegangkan pada otot kaki yang berlawana n (posterior) akan memberikan ketegangan yang tidak sesuai pada otot-otot anteri or, sehingga hal ini dapat mengakibatkan terjadinya shin splints. Penyerapan ter hadap goncangan secara tidak sempurna juga dapat mengakibatkan terjadinya anteri or shin splints.

* Achilles Tendon Injuries Cedera pada tendon achilles ini menempati peringkat pertama yang sering terjadi pada atlet dan paling sulit untuk merawat/menyembuhkannya. Cedera tersebut berki sar dari tendinitis ringan sampai pada pemutusan tendon yang parah. Kunci dari d iagnosa tahap-tahap cidera ini adalah pengenalan pada tanda-tanda dan gejala-gej ala yang terjadi. * Fractures Cedera seperti ini dialami apabila pemain yang bersangkutan mengalami benturan d engan pemain lain atau sesuatu yang keras. Cedera fractures tidak hanya terjadi pada bagian kaki macam tulang paha, tulang kering, tulang selangkangan, atau tul ang telapak kaki, tapi juga kerap terjadi pada lengan, bahu, hingga pergelangan tangan. Untuk menghindari cedera macam ini, penggunaan pelindung sangat dianjurk an untuk meminimalisir patah atau retak tulang. Kasus Wayne Rooney merupakan sal ah satu contoh cedera fractures yang cukup membuat pusing Alex Fergusson. Setiap tulang yang mendapatkan tekanan terus-menerus diluar kapasitasnya dapat m engalami keretakan (stress fracture). Keretakan tulang secara teknis adalah pemu tusan yang terjadi pada tulang bahkan mengalami pecah akibat adanya tekanan pada tulang yang tanpa disadari oleh atlet, sehingga perlu dilakukan diagnosa. Retak tulang dapat saja terjadi dimana saja pada tubuh kita. Kebanyakan terjadi pada kaki yang disebabkan pada tekanan yang besar sekali pada saat melakukan gerakan melompat maupun lari. Kelemahan pada struktur tulang sering terjadi pada atlet s ki, jogging, berbagai atlet lari, dan pendaki gunung maupun para tentara, mereka ini mengalami march fracture. * Dislocation Tempurung lutut penting sekali dalam setiap aktivitas olahraga yang banyak membu tuhkan gerakan pada kaki bawah. Patella merupakan lapisan piringan sendi tulang yang terletak pada ujung femur. Femur ini memiliki celah pada ujungnya, yang mer upakan tempat patella pada saat kaki melakukan gerakan menekuk. Jika patell kelu ar dari celahnya dan berpindah kesalah satu sisi akan menimbulkan pergerakan let ak. Pergeseran yang tidak pada tempatnya ini merupakan subluksi, dimana tempurun g lutut tidak menempati posisi sebagaimana mestinya tetapi menyelip sedikit ke s alah satu sisi ini akan menimbulkan rasa sakit dan dapat diperkirakan telah terj adi pergeseran tempat patella Dan yang khas, atlet yang menderita dislokasi (pergeseran) tempurung lutut akan melakukan beberapa gerakan memutar pada saat melangkah kesamping atau gerakan pe ngayun pemukul baseball. Pada keadaan ini, kaki bagian belakang akan memutar kea rah dalam dan tempurung lutut bergeser dari tempatnya (kearah luar). Atlet akan merasakan sakit yang amat sangat pada lututnya, bahkan terkadang lutut tersebut tidak dapat diluruskan. Pada saat dilakukan pemeriksaan, ternyata patella terseb ut masih tergeser dari tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai