Anda di halaman 1dari 5

RUPTUR TENDON ACHILES

Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot
plantaris. Ruptur tendon Achilles adalah robek atau terputusnya hubungan tendon (Jaringan
Penyambung) yang disebabkan oleh suatu cederadari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau
mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal, atau akibat suatu trauma benda tajam atau
tumpul pada bawah betis.

Patofisiologi:

Ruptur traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendon, akibat perubahan
posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal sehingga
terjadi aktivitasdimana kontraksi mendadak pada otot betis dengan kaki terfiksasi dengan kuat
ke bawah dan di luar kemampuan batas tendon Achilles untuk menerima suatu beban.

Manifestasi Klinis

Adanya trauma langsung pada tendon Achilles, atau adanya suatu cedera olaraga seperti pada
atletik pada saat melakukan lari atau melompat. Keluhan utama berupa rasa sakit mendadak dan
berat dapat dirasakan dibagian belakang pergelangan kaki atau betis.

Pada pemeriksaan fisik lokal didapatkan adanya hal-hal berikut ini:

Look  Pada fase awal cedera kaki terlihat bengkak, dan timbul memar pada area belakang
bawah kaki. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit.

Feel  Adanya keluar nyeri tekan ( tenderness)

Move Ketidakmampuan (tumit tidak dapat digerakan turun atau naik) dan nyeri hebat dalam
melakukan plantar fleksi kaki.

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan memungkinkan pasien
untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera.penatalaksanaan konservatifdengan
gips sirkuler plantarfleksi selama 6 sampai 8 minggu dapat dilakukan.
Referensi

Helmi Noor Zairin.BUKU AJAR GANGGUAN MUSKULOSKELETAL,Jakarta: Salemba


Medika, 2013- Cetakan Kedua.Jil 1,hal 454-5.

STRESS FRACTURE

Defenisi

Patah tulang kaki karena tekanan ( Stress Fracture) adalah retakan kecil di dalam tulang yang
seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Sehingga proses reabsorbsi
lebih besar daripada perbaikan yang pada akhirnya terjadi keretakan pada tulang tersebut.

Factor Resiko

Factor resiko terjadinya Stress Fracture adalah :

- Diet rendah Kalsium dan Osteoporosis


- Kepadatan tulang yang rendah
- Kekuatan otot yang lemah dan sendi yang tidak fleksibel
- Latihan yang berlebihan (overtraining)
- Sepatu yang tidak ergonomis.

Gejala

Gejala umum yang paling sering terjadi pada kasus-kasus stress fracture adalah nyeri di
bagian tulang kering kaki (tibia), dan pada daerah telapak kaki maupun punggung kaki yang
biasanya timbul selama latihan yang lama atau berat atau pada pagi hari setelah latihan berat.
Nyeri akan semakin bertambah jika dilakukan penekanan pada daerah yang sakit. Pada awalnya
nyeri menghilang dalam beberapa detik setelah latihan di hentikan. Jika latihan dilanjutkan, nyeri
akan kembali terasa dan berlangsung lebih lama setelah latihan di hentikan. Pada akhirnya nyeri
menyebabkan penderita tidak dapat berlari dan nyeri tetap dirasakan meskipun dalam keadaan
istirahat. Daerah di sekitar tulang yang mengalami stress fracture bias mengalami
pembengkakan.
Diagnosa

Diagnosis stress fracture ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Patah tulang
ini sangat halus sehingga seringkali tidak tampak pada foto rontgennya. Rontgen dapat
menunjukan adanya jaringan (kalus) yang terbentuk di sekitar tulang yang patah pada saat 2-3
minggu setelah cedera, sebagai pertanda terjadinya penyembuhan tulang. Pemeriksaan tulang
(bone scan) dan melakukan pemeriksaan menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) bias
membantu memperkuat dan mempercepat tegaknya diagnosis. Dengan Bone scan dan MRI,
stress Frakture sudah dapat dilihat dan ditegakkan diagnosa, 2-3 hari setelah nyeri muncul.

Sedangkan dengan menggunakan foto rontgen biasa. Stress fraktur baru bisa dilihat setelah 2-3
minggu setelah gejala pertama muncul, terlihat dengan adanya garis fraktur (Retak) atau sering
juga disebut “hairline Fracture”, cara yang paling murah dan mudah dilakukan untuk mendeteksi
dini stress fracture adalah dengan melakukan Bone Mineral Density (BMD), dengan
menggunakan alat yang dinamakan Bone Densitometri Scanning. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui kadar kepadatan tulang dengan T-Score atau Nilai-T. nilai T adalah nilai selisih
standar BMD seseorang. Apakah lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan nilai
standart normalnya.

Perhitungan BMD ini mengacu kepada standard penilaian yang telah di tetapkan dari World
Health Organization (WHO). Bila dari hasil tes diperoleh nilai T = -1 atau lebih tinggi, artinya
adalah BMD masih normal. Bila nilai T = -2,5 atau kurang, berarti menderita Osteoporosis.
Namun bila nilai T berada di antara -2,5 sampai -1, berarti dalam masa Osteopenia. Osteopenia
bukan merupakan suatu penyakit namun merupakan suatu penanda awal yang akan berlanjut
menjadi Osteoporosis.

Pengobatan

Tatalaksana terbaik dalam menanggulangi kasus Stress Fracture adalah dengan mengistirahatkan
bagian kaki yang sakit tersebut selama dua sampai tiga minggu dan tidak boleh melakukan
kegiatan lari ataupun berjalan jauh selama periode tersebut. Atau minimal sampai rasa nyeri itu
hilang. Saat pertama kali dirasakan sakit pada kaki, yang harus dilakukan adalah melakukan
kompres es pada kaki yang sakit tersebut. Penderita tidak boleh berlari ataupun melakukan
aktivitas yang berat sampai patah tulangnya sembuh, tetapi olahraga lainnya masih boleh
dilakukan. Olahraga yang dianjurkan adalah bersepeda dan berenang. Setelah patah tulang
sembuh, untuk membantu mencegah kekambuhan, sebaiknya digunakan sepatu olah raga yang
mampu menyerap goncangan dan berlari diatas permukaan yang lembut ( misalnya rumput).

Masa penyeembuhan biasannya memerlukan waktu 3-12 minggu, tetapi pada usia lanjut atau
status kesehatan yang buruk, mungkin diperlukan waktu yang lebih lama. Apabila nyeri tidak
hilang walaupun telah dilakukan tindakan-tindakan pertolongan pertama dan telah
mengistirahatkan bagian kaki yang sakit selama beberapa waktu, disarankan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter Bedah Tulang atau dokter Spesialis Kedokteran Olahraga untuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan yang lebih baik.

Referensi

1. Fayad LM, Kamel IR, Kawamoto S, Bluemke DA, Frassica FJ, Fishman EK.
Distinguishing stress fractures from pathologic fractures: a multimodality approach.
Skeletal radiol. 2005;34(5):245-259.
2. Nivia MH, Mattila VM, Kiuru MJ, Pihlajamaki HK. Bone stress injuries are common in
female military trainees: a preliminary study. Clin Orthop Relat Res. 2009;467(11):2962-
2969.
3. Brukner P, Bradshaw C, Khan KM, White S, Crossley K. Stress fracture: a review of 180
cases. Clin J Sport Med. 1996;6(2):85-89.

TENDINITIS ACHILLES

Tendinitis achiles adalah suatu peradangan pada tendon Achilles. Otot betis dan tendon
Achilles berfungsi menurunkan kaki bagian depan setelah tumit menyentuh tanah dan
mengangkat tumit ketika jari-jari kaki di tekan sebelum melangkah dengan kaki yang lainnya.
Tendinitis achiles terjadi jika tekanan pada tendon lebih besar dibandingkan dengan kekuatan
tendon tersebut. Berlari menuruni bukit memberikan tekanan lebih pada tendon Achilles karena
kaki bagian depan harus melangkah lebih jauh sebelum menyentuh tanah.

Pada pengkajian sering di dapatkan adanya keluhan nyeri yang biasanya sangat hebat jika
penderita bangun dari duduk atau berbaring atau ketika penderita mulai berlari. Pemeriksaan
fisik menunjukan adanya nyeri tumpul di sepanjang tendon yang terkena dan jika diberikan
tahanan terhadap otot yang menempel pada tendon tersebut maka akan timbul nyeri.

Penatalaksanaan dengan berhenti berlari dan menggantinya dengan bersepeda selama


nyeri menetap merupakan bagian penting dari pengobatan. Tindakan lainnya bergantung kepada
penyebab atau keadaan penderita. Menggunakan sepatu dengan bagian telapak yang lentur dan
pemasangan lapisan sepatu bisa mengurangi ketegangan tendon dan menstabilkan tumit. Latihan
untuk meregangkan otot lutut bisa dimulai segera setelah nyeri hilang. Demikian pula halnya
dengan latihan untuk memperkuat tendon Achilles. Penderita sebaiknya tidak berlari menaiki
atau menuruni bukit dengan kecepatan tinggi sampai tendonnya telah sembuh sempurna. Hal ini
biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu sampai beberapa tahun.

Referensi

Helmi Noor Zairin.BUKU AJAR GANGGUAN MUSKULOSKELETAL,Jakarta: Salemba


Medika, 2013- Cetakan Kedua.Jil 1,hal 454-5.

Anda mungkin juga menyukai