Anda di halaman 1dari 71

BLOK NEUROPSIKIATRI II TUGAS

FAKULTAS KEDOKTERAN (11 NOVEMBER 2013)

UNIVERSITAS PATTIMURA

PENYAKIT NEUROPSIKIATRI GOLONGAN 3A, 3B, DAN 4

DISUSUN OLEH :

NAMA : LUSES SHANTIA HARYANTO


NIM : 2011 – 83 – 034

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2013
No. Nama Penyakit Ketegori Defenisi/Pengertian Tanda dan Gejala yang khas
Penyakit
1. Metabolic 3B Merupakan kelainan yang tidak disebabkan oleh Disfungsi ringan hingga deliriumagitasi, sampai
Encephalopathy abnormalitas struktural primer; tapi merupakan komadalam dengan postur deserebrasi. Ini
hasil dari penyakit sistemik, seperti diabetes, semua tergantungdarikelainan metabolik yang
penyakit hepar, gagal ginjal dn gagal jantung. dialami.
Metabolic encephalopathies biasanya muncul
secara akut atau subakut dan bersifat reversible
jika penyakit sistemiknya diobati. Jika tidak
diobati, dapat menyebabkan kerusakan struktural
sekunder pada otak.
2. Comatous 3B Koma merupakan stadium berat dari - Tidak dapat dibangunkan
ketidaksadaran yang mana seseorang tidak secara - Tidak ada respon terhadap rangsang
sadar merespon terhadap stimuli di lingkungan verbal
sekitarnya. Koma dapat terjadi akibat cedera
- Gerakan sebagai respon rangasang nyeri
seperti trauma kepala, atau penyakit dasar tertentu
dan tidak terorganisir
seperti infeksi atau tumor, atau toksin yang
- Refleks masih baik
memasuki tubuh.
- Tidak ada respon terhadap rangsang nyeri
 Koma dalam
3. Brain death 3B Tidak berfungsinya sirkulasi dan pernafasan  Penderita koma
ireversibel atau tidak berfungsinya semua fungsi  Apnea
otak ireversibel termasuk batang otak.  Suhu normal
 Normotensif tanpa ada vokalisasi dan
gerakan menurut kehendak.
 Pupil ditengah dan dilatasi
 Tidak ada resfleks kornea, batuk,
mengisap.

4. Tension headache 4 Nyeri kepala kontraksi otot atau karena  Bentuk akut : berkaitan dengan keadaan –
tegang menimbulkana nyeri akibat kontraksi keadaan stress temporer, rasa cemas,
menetap otot – otot kulit kepala , dahi dan kelelahan berlangsung sampai 1-2 hari .
leher yang disertai dengan vasokonstriksi  Nyeri kepala yang kronik lebih sering
ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa terjadi pada wanita dari pada laki-laki
kencang seperti pita di sekitar kepala dan dan biasanya bersifat bilateral, terus-
nyeri tekan di daerah oksipitoservikalis menerus, tumpul, tidak berdenyut, sering
disertai oleh rasa cemas depresi dan
perasaan tertekan
5. Migraine 3A Migraine adalah suatu syndrome nyeri Migren tanpa aura :
rekuren episodik yang sekarang di - Durasi 4-72jam apabila tidak diobati.
klasifikasikan menjadi 3 tipe : 1. Migren - Nyeri kepala :dengan gambaran berikut :
tanpa aura ( dahulu disebut migren biasa ), 2. lokasi unilateral, kualitas berdenyut (
migren dengan aura ( dahulu migren klasik ) pulsating), intensitas nyeri sedang –
dan 3. Varian migren ( migren retina, migren berat, atau nyeri yang di perparah dengan
oftalmoplegik, migren hemiplegik familial, aktivitas fisik.
dan confusional migren pada anak) - Selama nyeri kepala : mual dan muntah,
fotofobia dan fonofobia.
Migren dengan aura :
- Satu atau lebih gejala aura reversibel
yang mengisyaratkan disfungsi korteks
serebrum atau batang otak.
- Paling tidak satu gejala aura timbul
secara bertahap selama lebih dari 4 menit.
- Tidak ada gejala aura yang menetap lebih
dari 60 menit.
- Nyeri kepala dengan mengikuti aura
dengan interval bebas kurang dari 60
menit dan dapat muncul sebelum atau
bersama aura , biasanya 4 -72 jam.

6. Cranial arteritis 3B  Cranial arteritis adalah sakit kepala yang  Demam yang disertai berkeringat yang
berat yang terletak disekitar arteri berlebihan
temporalis, disebabkan radang arteri  Nyeri diseluruh tubuh termasuk kepala,
cranial. Arteritis kranial raksasa sel atau leher, bahu, dan pinggul
arteritis temporalis adalah kondisi  Kehilangan nafsu makan dan penurunan
peradangan yang menyebabkan kerusakan berat badan
pembuluh darah yang memasok darah ke  Merasa kelelahan
kepala khususnya arteri besar atau  Masalah pada bagian penglihatan seperti
menengah yang cabang dari leher. kabur atau ganda atau bahkan berkurang
atau hilangnya penglihatan
 Mulut luka dan pendarahan gusi

7. Trigeminal neuralgia 3A Adalah nyeri di wajah yang timbulnya  Terdapat pada penderita > 50 tahun
mendadak, biasanya unilateral. Nyerinya karena kompresi radiks sensoris
singkat dan berat seperti ditusuk disalah satu trigeminus yang dekat dengan batang
cabang nervus trigeminus. otak.
 Nyeri tumpul di daerah di distribusi
nervus trigeminus terutama pada cabang
V2 dan V3 (daerah rahang dan dagu)
 Nyeri wajah unilateral dengan distribusi
pada satu atau lebih divisi nervus
trigeminus (divisi mandibularis dan
maksilaris paling sering terkena)
 Nyeri dapat di rangsang dengan suatu
stimulus pada selaput mulut (waktu
mengunyah/berbicara)
 Nyeri yang hebat, datang tiba-tiba,
berulang-ulang (paroksismal), sifat nyeri
seperti tersayat-sayat ditusuk-tusuk-cepat,
berat tajam, menusuk, terbakar atau
terkena aliran listrik selama beberapa
detik atau beberapa menit.
 Terjadinya nyeri disebabkan adanya
potensial aksi yang merangsang ganglion
 Nyeri membuat pasien malas membasuh
muka, bercukur, berbicara atau terkena
angina dingin karena takut terjadi nyeri,

8. Cluster headache 4 Nyeri kepala Cluster adalah suatu syndrome  Tipe episodic adalah tipe tersering dan
nyeri kepala neurovascular yang khas dan ditandai dengan satu sampai tiga
dapat disembuhkan, walaupun insidennya serangan singkat nyeri periorbita perhari
jarang dari pada migren . lebih sering terjadi selama perode 4-8 minggu ( clusters)
pada laki-laki dari pada wanita. Pada diikuti dengan interval bebas nyeri yang
puncaknya nyeri kepala ini sangat hebat dan lamanya rata – rata 1 tahun.
tidak tertahankan.  Nyeri memiliki karakteristik konstan,
parah, tidak berdenyut, dan unilateral dan
sering terbatas pada mata atau sisi wajah.
 Awitan biasanya sampai 2-3 jam setelah
tidur dan tampak berkaitan dengan tidur
rapid eye movemet (REM).
 Berlangsung beberapa menit sampai jam
dan berkaitan dengan injection
konjungtiva, lakrimalis, hidung
tersumbat, dan kadang – kadang
kemerahan di pipi yang terkena.
9. TIA 3B Serangan iskemik transien ( TIA) adalah  Gejalanya bergantung dari bagian otak
serangan – serangan deficit neurologi yang yang terkena dan adanya gangguan
mendadak dan singkat akibat iskemia otak vaskuler pada otak.
fokal yang cenderung membaik dengan  Fibrilasi atrium
kecepatan dan tingkat penyembuhan yang  Afasia reseptif atau sensorik
bervariasi tetapi biasanya dalam 24 jam.  Kebutaan satu mata dengan atau tanpa
kelemahan ( gangguan penglihatan )
 Kelemahan bilateral
 Pusing bergoyang
 Sering jatuh mendadak
 Rasa baal/Gangguan traktus sensorik dan
motorik secara bilateral.
10. Cerebral infarction 3B Infark cerebral adalah suatu penyakit yang  Lemah mendadak pada wajah dan
hampir banyak disebabkan oleh obstruksi lengan atau tungkai terutama di salah satu
vaskuler, oklusi dapat embolik dan trombotik sisi tubuh.
. oklusi trombotik biasanya adalah  Gangguan penglihatan seperti
arterosklerotik dan paling sering terjadi pada penglihatan ganda atau kesulitan melihat
bifurkasi karotis di leher. Oklusi embolik pada satu atau dua bola mata.
biasanya terjadi di dalam arteri itraserebral  Bingung mendadak, Tersandung selagi
dan sering menyebabkan infark hanya berjalan dan Pusing bergoyang
sebagian arteri serebral dan biasanya arteri  Hilangnya keseimbangan atau kordinasi,
serebral tengah. Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang
jelas.
11. Intracerebral 3B Perdarahan intraserebral merupakan  Lemah mendadak pada wajah dan
hematoma penyakit hipertensif , tetapi juga dapat terjadi lengan atau tungkai terutama di salah satu
karena diskrasia darah, perdarahan kedalam sisi tubuh.
tumor , trauma, angioma cavernosa.lokasi  Gangguan penglihatan seperti
perdarahan hipertensif adalah putamen, penglihatan ganda atau kesulitan melihat
subtansia alba lobar, thalamus, pons dan pada satu atau dua bola mata.
hemisper cerebral  Hilangnya keseimbangan atau kordinasi
dan Nyeri kepala mendadak
12. Subarachnoid 3B Perdarahan subarachnoid adalah suatu  Nyeri kepala minimal
hemorrhage perdarahan yang terjadi akibat rupturnya  Kaku kuduk ringan
suatu aneurisma vascular dan trauma kepala,  Hemiparesis
sebagian besar terjadi di sirkulus willisi.  Koma ( parah )
13. Hypertensive 3B Hipertensi ensefalopati adalah sindroma klinis  Gejala klinis Hipertensi ensefalopati
encephalopathy akut reversibel sebagai akibat kenaikan mungkin timbul mendadak atau pelan-
tekanan darau secara tiba-tiba yang ditandai pelan dan biasanya didahului atau disertai
dengan perubahan-perubahan neurologis nyeri kepala yang berat. Manifestasi
mendadak, atau sakit kepala hebat, gangguan neurologik bervariasi, tetapi biasanya
kesadaran, mual, muntah, rasa mengantuk dan berakhir dengan kejang dan koma.
bingung bila tidak segera diobati terjadi Kelainan patologik primer yang
kejang dan koma. Jarang terjadi gangguan mendasari adalah emboli kecil multipel
syaraf seperti hemiparese, afasi, atau kebutaan di otak yang berkaitan dengan edema
akan kembali normal apabila tekanan darah serebri. Proses ini terjadi akibat
diturunkan. Keadaan ini dapat terjadi pada vasokontriksi yang menyertai tekanan
orang normal (normotensi) yang oleh sesuatu darah yang meninggi. Vasokontriksi
sebab tekanan darahnya mendadak naik. arteri di otak lebih ringan dibanding vasa
Keadaan ini biasanya timbul apabila tekanan perifer, tetapi ini dapat menyebabkan
diastolik melebihi 140 mmHg dan krisis lebih peningkatan tekanan kapiler di otak dan
sering terjadi pada usia 40-60 tahun setelah edema.
menderita hipertensi 2-10 tahun.
14. Bels’ palsy 4 Bell”s palsy adalah paralisis wajah akut  Hampir selalu unilateral
akibata inflamasi dari nervus facialis  Timbul mendadak, penderita sering
terbangun pada pagi hari dengan paralisis.
 Dapat di dahului atau disertai dengan
nyeri di belakang atau dalam telinga atau
sudut rahang.
 Otot – otot wajah bagian atas dan bawah
terkena bersamaan
 Fenomena bell ( bila mata di tutup, bola
mata terputar ke atas dan sedikit ke dalam,
 Rasa di bagian anterior lidah hilang bila
imflamasi terletak proksimal terhadap
korda timpani.
 Hiperakusis bila imflamasi pada nervus
stapedius.
15. Brain stem lesions 3B Mati batang otak ialah kematian dimana bila  Penderita koma, Apnea dan Suhu
telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal normal
intrakranial yang irreversible, termasuk  Normotensif tanpa ada vokalisasi dan
batang otak dan serebelum. Dengan gerakan menurut kehendak.
diketahuinya (mati batang otak) maka dapat  Pupil ditengah dan dilatasi dan Tidak
dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak ada resfleks kornea, batuk, mengisap.
dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat
bantu dapat dihentikan.
16. Menier's disease 3A Penyakit meniere adalah penyakit yang  Terdapat triasnya : vertigo, tinnitus, dan
disebabkan oleh adanya hidrops endolimfe tuli sensorineural terutama nada rendah,
pada koklea dan vestibulum. Hidrops ini serangan pertama sangat berat yaitu
terjadi mendadak dan hilang timbul diduga vertigo disertai dengan muntah ,
disebabkan oleh, meningkatnya tekanan berputar, mual. Hal ini berlangsung
hidrostatik pada ujung arteri, berkurangnya beberapa hari sampai beberapa minggu
tekanan osmotik di dalam kapiler, namun berangsur membaik.
menigkatnya tekanan osmotik ruang
ekstrakapiler, jalan keluar sakus
endolimfatikus tersumbat sehingga terjadi
penimbunan cairan endolimfa.
17. Benign paroxysmal 3A VPPJ merupakan penyakit degenerative  Vertigo yang datang tiba – tiba pada
positional vertigo yang idiopatik yang sering di temukan, pada perubahan posisi kepala.
kebanyakan pada usia muda dan usia lanjut.  Berlangsung singkat hanya beberapa
Penyebabnya trauma kepala yang merupakan menit dan Keluhan disertai mual dan
penyebab kedua dan penyebab lainnya muntah.
labirintitis virus, neuritis vestibuler.
18. Vertigo Central 3A Vertigo sentral merupakan kelainan batang  Nistagmus yang berarah kedua atau pun
otak atau tanda – tanda serebelum yang satu
menyertai seperti disartria, diplopia, disfagia,  Nistagmus horizontal
hiccups, kelainan saraf cranial, kelemahan,  Nistagmus torsi vertikal atau murni
atau ataksia anggota tubuh.  Arah putaran dan jatuh
 Diplopia
 Hiccups
 Neuropati cranial, disartria
19. Parkinson's disease 3A Penyakit Parkinson adalah suatu kelainan  Tremor : biasanya 4-6 Hz
degenerative sistem pusat yang serinh merusakn  Kekakuan : otot meningkat, kombinasi
motor pederita itu ketrampilan, ucapan, dan dengan tremor istirahat ini menghasilkan
fungsilainnya ratchet “cogwhell”
 Bradykinesia/akinesia : masing-masing,
keterlambatan atau tidak adanya gerakan
 Postural Ketidakstabilan : kegagalan reflex
postural
 Kiprah dan Gangguan postur : pengacakan
gaya berjalan dengan langkah-langkah yang
singkat dan hampir kaki tidak meninggalkan
tanah.
20. Secondary 3A Parkinsonisme adalaha suatu sindrom yang di  Tanda penting parkinsonisme adalah
parkinson tandai dengan tremor ritmis, bradikinesia, rigiditas, tremor (khususnya saat
kekakuan otot, dan hilangnya refleks tubuh. istirahat), akinesia atau bradikinesia, dan
hilangnya reflex tubuh. Disfungsi ini
bersifat kronik dan progresif tetapi
dengan berbagai variasi gejala antara
pasien.
21. Generalized 3A Generalized epilepsy Merupakan kejang yang  Hilangnya kesadaran, tidak ada awitan
epilepsy recurens, spontan dan tidak disebabkan oleh fokal, bilateral dan simetrik, tidak ada
kelainan metabolisme. aura.
22. Absence seizure 3B Absence seizure adalah sejenis kejang non  Kejang dengan tampak sadar
konvulsif umum yang ditandai oleh episode-  Episodenya panjang
episode hilangnya kesadaran ( biasanya  Kejang tonik-klonik
berlangsung < 10 detik)yang berhunbungan
dengan pola elektroensefalogram 3 Hz berupa
tonjolan runcing dan gelombang lambat
generalisata, diikuti dengan kembalinya
pasien kepada kesadara penuh secara tiba-
tiba.
23. Status epilepticus 3B Satatus epileptikus meruapakan kejang terus  Kejang yang berlangsung lebih dari 30
menerus yang berlangsung lebih lama dari 30 menit
menit atau terjadi kejang secara seri yang  Peningkatan tekanan intracranial
antaranya tidak pernah sadar.  Perdarahan retina karena hematoma
subdural
 Pernapasan kussmaul
24. Complete spinal 3B Complete spinal transaction (transaksi • Terjadi kelumpuhan yang dapat
transaction sumsum tulang belakang) adalah suatu mempengaruhi seluruh anggota badan
kondisi dimana saraf yang berjalan di dalam atau hanya pada kaki
kolom vertebral rusak, biasanya sebagai • Spastisitas otot
akibat dari kecelakaan, tergantung lokasi yang • Kesulitan bernapas
terdapat kerusakan. • Gangguan tekanan darah & denyut
Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan jantung
penyebab paling umum dari kelumpuhan ini. • Gangguan kandung kemih & fungsi usus

25. Neurogenic bladder 3B Kandung kemih neurogenik adalah kandung • Gangguan pada neuron sensorik
kemih yang taut persarafannya terganggu. menyebabkan urine menetes & terjadi
Gangguan neurologis dapat terjadi pada inkontinensia karena individu tidak dapat
neuron motorik atau sensorik. Neuron merasakan kandung kemihnya penuh
motorik yang terkena dapat di tingkat susunan • Gangguan pada neuron motorik atas dan
saraf atas dan bawah. korteks dengan refleks yang utuh
Penyebab kandung kemih neurogenik adalah menyebabkan inkontinensia, volume
sklerosis multiple, trauma atau tumor di urine sedikit, & pengosongan yang tidak
bagian korda spinalis. tuntas. Dapat terjadi infeksi karena
retensi urine
• Gangguan pada neuron motorik bawah,
di bawah tingkat lengkung refleks,
menyebabkan inkontinensia overflow
26. Myelopathy 3A Myelopathy adalah hilangnya bertahap fungsi • Terdapat kelemahan
saraf yang disebabkan oleh gangguan tulang • Spastisitas
belakang. Hal ini dapat langsung disebabkan • Hiperreflexia
oleh cedera tulang belakang sehingga • Refleks plantar terbalik (refleks babinski)
mengurangi sensasi atau kelumpuhan. • Defisit sensorik usus
• Disfungsi seksual
27. Medulla 3B Medulla compression acute adalah penekanan • Hemoragi mikroskopik (perdarahan
compression acute pada medulla spinalis yang melalui kolumna kecil)
vertebralis. • Kehilangan sensasi, kontrol motorik, &
Biasanya disebabkan oleh fraktur atau cedera refleks
lain pada tulang vertebra. • Syok spinal : hilangnya dengan segera
Penyebab tersering cedera spinal adalah semua refleks dari dua segmen di atas &
kecelakaan mobil dan motor, jatuh, cedera di bawah tempat cedera medulla spinalis
olahraga & luka akibat senapan & pisau. • Hiperrefleksia otonom
• Paralisis
28. Radicular 3A Radiks posterior dan anterior yang dilanda  Iskalgia atau siatika
syndrome/HNP proses patologik akibat perangsangan nucleus  Kelumpuhan
pulposus yang menjebol kanalis vertebralis  Parestesia
sehingga menjepit radiks L.5 sampai S.2.  Hipestesia di daerah selangkangan atau
“saddle anesthesia”
29. Spondilitis TB 3B infeksi pada tulang belakang yang disebabkan  Adanya benjolan pada tulang belakang
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang disertai oleh nyeri
 Deformitas pada tulang belakang
(kyphosis) oleh timbulnya gibbus yaitu
punggung yang membungkuk dan
membentuk sudut
 Pott’s paraplegi
 Berat badan menurun selama 3 bulan
berturut-turut tanpa sebab yang jelas,
 Demam lama tanpa sebab yang jelas
 Pembesaran kelenjar limfe superfisial
yang tidak sakit
 Batuk lebih dari 30 hari
 Terjadi diare berulang yang tidak sembuh
30. Carpal tunnel 3A Syndrome carpal tunnel adalah neuropati  Umumnya mengenai wanita
syndrom nervus medianus akibat kompresi pada  Gejala –gejala sensorik lebih menonjol
waktu melewati carpal tunnel diantara tulang antara lain parestesia dan rasa baal “
carpal dan ligamentum karpalis transversum. numbness” pada jari telunjuk dan jari
tengah.
 Rasa nyeri bertambah pada malam hari,
sering menyebabkan penderita terbangun
mungkin menghilang dengan
mengantungkan lengannya kebawa.
 Nyeri mungkin menjalar naik ke lengan
bawah.
 Jari – jari terasa berat
 Kelemahan otot – otot tenar
 Persepsi sentuhan ringan atau tusukan
jarum mungkin terganggu pada unjung-
unjung jari.
31. Tarsal tunnel 3A Tarsal tunnel syndrome adalah kompresi  Sensasi seperti kesemutan, terbakar, atau
syndrome daerah posterior dari saraf tibialis yang sensasi mirip dengan sengatan listrik
menghasilkan gejala sepanjang jalur saraf pada pergelangan kaki
posterior saraf tibialis dan berjalan sepanjang  Hilangnya sensasi pada daerah inervasi
area pergelangan kaki. nervus tibialis,Nyeri pada pergelangan
kaki pada saat berjalan, berolahraga, dsb
32. Neuropathy 4 Neuropati adalah penyakit yang terjadi  Terasa nyeri yang terbakar , perih dan
akibat terjadinya lesi pada susunan saraf pusat seperti tersengat listrik.
atau karena kerusakan pada saraf perifer.  Kerusakan saraf motorik menyebabkan
kelemahan dan terkadang kram yang
menyakitkan dan kejang otot
 Kerusakan saraf sensorik mengakibatkan
turunnya apresiasi sentuhan ringan atau
sensasi getar pada tangan dan kaki
 Ketidakseimbangan (goyang) ketika
berjalan
 Nyeri terbakar seketika
 Ketidaknyamanan sentuhan ringan
(allodinia) dan hipersensitivitas terhadap
nyeri (hiperalgesia)
 Berkeringat tidak normal, pusing
postural, detak jantung tidak teratur dan
inkontinensi urin dan disfungsi ereksi
pada pria.
33. Peroneal palsy 4 Terjepitnya saraf peroneal diantara caput  Atrofi otot
fibula dan condyles femur externa serta  Kehilangan fungsi sensori di bagian
patella pada tungkai yang berlawanan punggung kaki
 Paralisis dorsofleksi pergelangan kaki
 Kehilangan fungsi sensorik pada bagian
dorsum kaki
34. Guillain Barre 3B Syndrome Guillain Barre adalah polineuropati  Timbul secara akut berupa kelemahan
syndrome dari saraf spinal, cranial, dan perifer, yang di motorik pada lebih dari satu anggota
tandai oleh kelemahan motorik progresif, gerak
arefleksia, dan gejala – gejala sensorik ringan.  Arefleksia
 Menyerang secara simetris
 Gejala sensorik ringan seperti rasa baal
atau seperti tertusuk “ tingling” terjadi
pada awal penyakit
 Saraf cranial terkena 50% , penyakit
mungkin jarang dimulai pada saraf
cranial.
 Disfungsi otonomik timbul lebih sering
daripada yang pernah diduga dan dapat
membahayakan jiwa, misalnya takikardi
dan aritmia.
 Paralisis pernapasan dan menelan
merupakan komplikasi yang berbahaya.
 Tudak terdapat demam
35. Myasthenia gravis 3B Miastenia gravis adalah penyakit yang  Ptosis dan kelemahan otot
disebabkan oleh blockade neuromuscular  Diplopia
secara imunologis .Sehingga terjadi  Disfangia
penurunan jumlah asetikolin reseptor yang  Kelemaha otot – otot muka
disebabkan oleh anti bodi pengikat reseptor  Mialgia
dalam sirkulasi.
36. Neurofibromatosis 4 Mutasi pada gen yang berfungsi sebagai  Terbentuknya neurofibroma perifer dan
“supresor tumor” yang dapat menyebabkan spinal
gangguan yang ditandai oleh tumor,  Glioma nervus optikus
hamartoma, kista dan kelainan organ multiple  Kesulitan belajar
lainnya, tetapi dengan predileksi pada system  Barcak café-au-lait pada kulit
saraf.  Dermatofiboma
 Nodul Lisch pada iris
 Deformitas tulang
 Feokromositoma
37. Meningitis 3B Peradangan meningen yang meliputi otak dan  Meningitis Aseptik
Medulla Spinalis, yang disebabkan oleh  Meningitis nonpurulenta, Penyebab
bakteri dan terbukti adanya bakteri penyebab terbanyak virus, Demam, tanda rangsang
infeksi dalam CSS. meningeal tanpa penurunan kesadaran.
 CSS : Pleositosis dengan hitung jenis
limfositer, tidak ditemukan bakteri pada
pewarnaan gram. Ringan dan self
limiting disease.
 Meningitis Bakterial
 Sangat bervariasi tergantung umur, lama
sakit di rumah sebelum diagnosis,
respons tubuh terhadap infeksi. Gejala
hamper sama dengan sepsis
 Demam, menggigil, muntah, nyeri
kepala, kejang, gangguan tingkah laku,
dapat terjadi penurunan kesadaran, tanda
rangsang meningeal (kaku kuduk,
 Bruzinski, Kernig) jelas, Paresis saraf
kranial (N.III, N.IV, N. V, N. VII).
 CSS : Makroskopis : Keruh, purulent,
Peningkatan jumlah sel sampai ribuan (
>1000 sel/mm3, hitung jenis predominan
polimorfonuklear. Peningkatan jumlah
protein dan penurunan glukosa( < 60 %
kadar glukosa darah). Pewarnaan gram,
Kultur dan uji resistensi, PCR (
Sensitifitas 80 % dan spesifitas 97 %).
 Meningitis TB
 Stadium 1 (Prodromal) : Demam, mual,
apatis, irritabel, belum ada defisiensi
neurologi.
 Stadium 2 (Transisi) : Penurunan
kesadaran samapi supor,tanda rangsang
meningitis, tetrapharesis/hemipharesis,
paresis nervus cranialis (III, IV, VI, VII),
tuberkel dicoroid, fundoskopi:edema
papil/atropi papil. Paresis N.VI lebih
sering terjadi dari nervus cranial lain.
 Stadium 3 (Terminal): Koma, pupil telah
bereaksi, hipertermia, pernapasan tidak
teratur.
 Pemeriksaan CSS rutin : jernih dan ada
pengendapan, santokrom (agak kuning,
tidak jernih/keruh),jumlah sel 200-
500/mm3, limfositer , Protein meningkat
glukosa rendah sampai < 30 g/dl).
38. Encephalitis 3B Encephalitis adalah radang jaringan otak yang  Demam, Sakit kepala dan biasanya pada
dapat disebabkan oleh bakteri cacing, bayi disertai jeritan.
protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita  Pusing, Muntah, Nyeri tenggorokan,
selekta kedokteran jilid 2, 2000). Malaise, Nyeri ekstrimitas.
 Pucat, Halusinasi, Kaku kuduk, Kejang.
 Gelisah, Iritable, Gangguan kesadaran.
39. Malaria Cerebral 3B Malaria cerebral adalah penyakit protozoa  Demam sampai mengigil, berkeringat.
yang ditularkan kepada manusia oleh  Splenomegali, Anemia dan Hepatomegali
nyamuk anopheles,. Dimana yang palin sering  Komplikasi anemia hemolitik berat,
menyebabkan malaria cerebral adalah hemoglobinuria, edema paruakut dan
plasmodium falciparum akibat dari gagal ginjal.
parasitemia yang tinggi sehingga dapat
menyabar ke otak den menyebabkan malaria
cerebral.
41. Tetanus 3B Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang  Biasanya pada luka bakar yang luas, luka
disebabkan oleh eksotoksin clostridium tetani, tusuk yang dalam, ekstraksi gigi, ulkus
yang di tandai oleh kekakuan yang bersifat dekubitus yang luas.
menyeluruh dan terasa nyeri serta spasme  Timbul kekakuan terutama pada rahang (
konvulsif dari otot skelet dan menyerang trismus ) dan kekakuan leher (kaku
susunan saraf pusatdisebabkan oleh racun kuduk) Juga kekakuan pada otot muka
tetanospasmin. (rhisus sardonikus), Mulut menjadi kaku
sulit dibuka ( lock jaw).
 Selain kekakuan otot, juga terjadi kejang
dapat terjadi spontan, atau melalui
rangsangan ( rabaan, sinar, bunyi ).
 Kejang berupa fleksi lengan, adduksi,
tangan mengepal dan kaki ekstensi.
 Kesadaran tidak terganggu.
 Spasme larings dan otot napas
mengakibatkan kesulitan menelan,
asfiksia dan sianosis
 Kasus berat dapat merangsang aktivitas
simpatis, berupa keringat banyak,
takikardi, panas yang meningkat dan
aritmia.
42. Cerebral 3A Cerebral toxoplamosis adalah penyakit yang  Limfadenopati
Toxoplasmosis sering menyerang mamalia namun dapat  Demam
menyebabkan penyakit sistemik spintas dan  Malaise
kronik pada manusia yang disebabkan oleh  Kejang
Toxoplasma Gondii, serta dapat menyerang  Retradasi mental.
ke otak sehing terjadilah cerebral
toxoplasmosis.
43. HIV AIDS 3B HIV/ AIDS merupaka penyakit Infeksi pada  Demam berulang/berkepanjangan
bayi atau anak oleh HIV (Human  Berat badan turun secara progresif
Immunodeficiency Virus) sebagian besar  Diare persistenKandidosis oral
ditransmisi secara vertikal dari ibu ke bayinya  Otitis media kronik
pada saat proses kehamilan, persalinan, dan  Gagal tumbuh
melalui ASI. Transmisi secara horizontal  Limfadenopati generalisata
melalui transfusi produk darah atau penularan  Kelainan kulit Pembengkakan parotis
lain seperti kekerasan seksual pada anak
 Infeksi oportunistik yang dapat dijadikan
jarang. dasar untuk pemeriksaan laboratorium
HIV: - --Tuberkulosis Herpes zoster
generalisata,Pneumonia berat
44. Hydrocephalus 3B Hidrosefalus adalah pelebaran ventrikel otak  Kepala yang tampak membesar pada
disertai peningkatan tekanan-tekanan anak dengan UUB yang belum menutup.
intrakranial. Hidrosefalus terjadi karena 3 hal:  Tanda-tanda peningkatan tekanan
(1) Obstruksi aliran cairan serebrospinal intrakranial: letargi, muntah, sakit
(CSS) di sistem ventrikel otak, (2) Absorbsi kepala, iritabel, sampai penurunan
CSS di vili arakhnoid yang menurun, dan (3) kesadaran. Terutama ditemukan pada
Produksi CSS di pleksus koroid yang anak dengan UUB yang sudah menutup.
abnormal, seperti pada papiloma pleksus
koroid. Meningkatnya jumlah CSS
menyebabkan pelebaran ventrikel,
peningkatan tekanan intraventrikel dan
akhirnya meningkatkan tekanan intrakranial.
45. Meningitis 3B Meningitis adalah penyakit infeksi yang dapat  Sakit kepala
menyerang lapisan meniges pada otak yang  Demam, kaku kuduk
juga dapat terjadi pada anak. Yang  Malaise, nyeri tengorokan
disebabkan oleh virus, bakteri , dan fungi.  Mual, muntah dan nyeriabdominal
 Serta dapat di bedakan dengan melihat
CSS pada penderita yang terkena akibat
virus, jamur, bakteri, ( dapat dilihat di
meningitis diatas)
46. Encephalitis 3B Encephalitis adalah radang jaringan otak yang  Nyeri kepala, Demam, Kejang
dapat disebabkan oleh bakteri cacing,  Lesu
protozoa, jamur, ricketsia atau virus. Yang  Disfungsi SSP berat dan koma
pula dapat terserang pada anak.
47. Cerebral abscess 3B Cerebral abses adalah suatu proses infeksi  Sering terjadi antara usia 20-50 tahun
yang melibatkan parenkim otak terutam  Sakit kepala
disebabkan karena penyebaran infeksi dari  Peningkatan TIK( mual, muntah, dan
fokus yang berdekatan atau melalui sistem penurunan tingkat kesadaran).
vaskuler.

48. Epilepsi 3A Epilepsy adalah adalah kejang yang bersifat  Perubahan tingkat kesadaran
spontan dan rekuren yang tidak disebabkan  Gangguan fungsi motorik dan sensorik.
oleh kelainan metabolisme yang terjadi
bertahun – tahun.
49. Petit mal epilepsy 3A Petit mal epilepsy adalah suatu penyakit yang  Kesadaran yang menurun
mana si penderita merasa kejang yang  Tatapan mata yang kosong dan mata
ditandai dengan hilangnya kesadaran secara berkedip- kedip cepat dan disertai
mendadak, dan berlangsung kurang lebih 10 – pemulihan dengan cepat.
15 detik.kejang ini akan muncul pada masa
anak-anak dan akan menhilang pada saat
dewasa namun akan masuk ke kejang grand
mal.
50. Febrile convulsion 4 Kejang demam adalah adalah kenjang yang  Kejang berlangsung singkat, dapat
disebabkan oleh hipertermia yang muncul melwati masa anak – anak danmunkin
secara cepat yang berkaitan dengan infeksi akan mengalami kejang tanpa demam
virus atau pun bakteri, biasanya terjadi pada pada saat mulai dewasa.
anak usia 5 tahun.
51. Poliomyelitis 3B Polio (poliomyelitis) adalah infeksi oleh 1. Minor Illnes
enterovirus dari famili Picornaviridae yang  Nyeri tenggorok, tak enak perut,
bermanifestasi dalam 4 bentuk: inapparent gangguan gastrointestinal, demam ringan,
infection (90-95%), abortif/minor illness (4- lemas, nyeri kepala ringan selama 1-4
8%), poliomielitis nonparalitik (meningitis hari (fase enterik)
aseptik), dan poliomyelitis paralitik (1-2%), Kemudiaan terjadi viremia, gejala tidak
lebih sering mengenai anak < 5 tahun dengan khas
frekuensi anak laki-laki dan perempuan sama 2. Mayor Illnes
banyak. Satu dari 200 infeksi mengalami Pre-paralisis: lebih singkat, kelemahan
paralisis ireversibel (terutama di tungkai), 5- otot waktu suhu turun
10% meninggal akibat terkenanya otot Merusak sel motoric, kerusakan segmen
pernapasan. lumbal dan servical
Medulla spinalis lebih sering daripada
batang otak
Kerusakan motor neuron: kelainan
asimetris
Paralisis terbagi 2: poliomyelitis spinal
dan poliomyelitis bulbar
1. Poliomyelitis spinal
a. Kelainan motor neuron spinal otot
ekstremitas bawah, atas
b. Kelemahan proksimal berat dari distal,
fleksor sering ekstensor
c. Paralisis ekstremitas bawah sering atas,
otot tubuh jarang
d. Flasit, reflex tendon hilang, atrofi 5-7
hari
e. Kerusakan medulla spinalis: lemah
beberapa otot/kuadriplegia, paresis
pernapasan
2. Poliomyelitis bulbar
a. Paralisis otot dari nuclei batang otak
b. Paresis N IX, X (gangguan menelan dan
fonasi, otot fasialis unilat/bilateral,
kelumpuhan otot lidah ( kadang)
c. Kerusakan formation retikularis
(gangguan pernapasan dan control
kardiovaskular)
d. Sleep apnea
e. Jarang kerusakan permanen, organ
penting dapat kematian
52. Cerebral palsy 3B CP adalah ensefalopati statis yang  Cacat motorik , tungkai
didefenisikan sebagai kelainan postur dan  Sperktum kecacatan perkembangan
gerakan nonprogresif , sering disertai dengan  Retradarsi mental, epilepsies
epilepsies dan kedtidak normalan bicara,  Kelainan penglihatan, bicara, kongnitif
penglihatan dan kecerdasan akibat dari cacat dan perilaku.
atau lesi otak yang sedang berkembang.
53. Kernicterus: 3B  Kernicterus adalah sindrom neurologis  Lesu, Nafsu makan jelek
Perinatologi akibat pengendapan bilirubin tak  Reflex Moro hilang
terkonjugasi di dalam sel-sel otak  Reflex tendo (-)
 Kernicterus adalah kerusakan otak akibat  Kegawatan pernafasan
perlekatan bilirubin indirek pada otak  Opistotonus
terutama pada korpus striatum, thalamus,  Fontanela mencembung
nucleus subtalamus, hipokampus dan  Muka dan tungkai berkedut
nucleus pada dasar ventrikel IV  Tangisan melengking (high pitch cry)
54. Amnesia Pasca 3B Amnesia adalah gangguan atau hilangnya  Agitasi,Ataksia
trauma memori, dapat digolongkan menjadi parsial  Kebingungan
atau komplet dan anterograde atau retrograde.  Penurunan tingkat kesadaran
Amnesia anterograd merupakan hilangnya  Diplopia, Pusing
ingatan terhadap kejadian yang terjadi setelah  Labilitas emosi Dan Nyeri kepala
onset trauma atau penyakit penyebabnya;
amnesia retrograde hilangnya ingatan atas  Mual parestesia dan Vertigo
kejadian yang terjadi sebelum onset tersebut  Pandangan kabur
 Muntah
55. Afasia 3B Afasia adalah gangguan pada pemahaman  Pemahaman pada material tertulis dan
atau produksi bahasa lisan atau tulisan. lisan sangat terganggu.
 Terganggu pada membaca, menulis, dan
pengulangan.
 Defisit sensoris lobus parietalis dan
hemianopia homonym.
 Gangguan motorik jarang ditemukan.
56. MCI (Mild 3B Gangguan kognitif ringan atau Mild  Sering lupa. Misalnya penderita lupa
Cognitive Cognitive Impairment merupakan penurunan akan even-even pentingyang akan
Impairment) kemampuan kognitif (memory, konsentrasi, dilakukannya, penderita mulai lupa jalan
orientasi, persepsi, perhatian) dan yang sering dilalui di lingkungannya,
kemampuan fungsional (kesulitan lupa nomor telepon keluarganya
menyelesaikan kompleks yang berhubungan  Sering menanyakan pertanyaan yang
dengan pekerjaan tugas dan kegiatan sehari- sama, menceritakan hal yang sama dan
hari) yang sesuai dengan perubahan patologis memberika informasi yang sama
pada bagian-bagian tertentu dari otak berulang-ulang
 Tidak mampu melakukan suatu pekerjaan
dengan banyak petunjuk
 Kurang focus dalam pembicaraan
 Selain itu, penderita dapat juga akan
,mengalami depresi, cemas dan apatis.
57. Epidural hematom 3B Epidural hematoma adalah gejala sisa yang  Terlihat adannya interval lucid
serius akibatcedera kepala, paling sering  Herniasi unkus yang membuat hilangnya
terjadi di daerah parietotemporal akibat kesadaran, tertekannya nervus
robekan arteri meningea media. Robekan ini okulomotorius yang memebuat dilatasi
sering terjadi bila adanya fraktur tulang pupil dan ptosiasis kelopak mata.
tengkorak. Dan dapatpula terjadi di daerah
frontal dan oksipital.
58. Subdural hematom 3B Subdural hematoma adalah suatu penyakit  Hematoma subdural akut : 24 – 48 jam,
yang tibul akibat rupturnya vena yang terjadi tekanan padaotak dan herniasi batang
di ruangan subdural. Robeknya vena jembatan otak menimbulkan henti napas, hilangnya
yang menghubungkan vena di permukaan control denyut nadi dan tekanan darah.
otak dan sinus venosus di dalam duramater.  Hematoma subdural subakut : lebih dari
Ada beberapa tipe : akut, subakut, dan kronik. 48 jam, trauma kepala menyebabkan
ketidaksadaran, perbaikan status
neurologic yang bertahap. Dan kemudian
memburuk, meningkatnya ICT, tidak
berespon terhadap respons verbal atau
pun nyeri.
 Hematoma subdural kronik : terlihat
adanya perubahan progresif, dalam
tingkat kesadaran termasuk apatis,
letargi, kurangnya perhatian, menurunya
kemampuan untuk kecakapan yang lebih
tinggi, hemianopsia, hemiparesis dan
kelainan pupil.
59. SAH (Sub 3B Perdarahan subarachnoid adalah suatu  Timbul mendadak dengan sakit kepala
Arachnoid perdarahan yang terjadi akibat rupturnya yang hebat, mula – mula nyeri,
Hemorrhage) suatu aneurisma vascular dan trauma kepala, berdenyut, kemudian rasa tidak enak dan
sebagian besar terjadi di sirkulus willisi. memburuk.
 Nyeri punggung dan leher yang hebat
 Kaku kuduk ringan
 Pusing, Muntah, Berkeringat dan
mengigil
 Kesadaran hilang, Kejang
 Koma ( parah )
60. Trauma Medula 3B Trauma medula spinalis adalah setiap cedera  Tergantung dari kecepatan terbentuknya
Spinalis pada medula spinalis atau cauda equina yang lesi,tingkat medula spinalis yang
menyababkan gangguan neurologic yang terserang dan luas kerusakan.
bersifat sementara atau menetap.  Lesi akut biasanya sekunder terhadap
trauma dan menunjukkan paralisis flaksid
dan hilangnya sensasi lengkap.
 Lesi subakut biasanya menujukan nyeri
punggung .
 Lesi yang terbatas dan setempat mungkin
menyebabkan terjadinya gangguan
neurologic yang terbatas.
61. Tumor primer 3B Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang  Trias klasik tumor otak adalah nyeri
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas kepala, muntah dan papiledema. Namun
(maligna), membentuk massa dalam ruang gejala sangat bervariasi tergantung pada
tengkorak kepala (intra cranial) atau di tempat lesi dan kecepatan
sumsum tulang belakang (medulla spinalis). pertumbuhannya.
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya  Nyeri kepala : meupakan gejala umum,
dapat berupa tumor primer yaitu apabila sel- dan paling sering kita jumpai pada
sel tumor berasal dari jaringan otak itu penderita tumor otak. Nyeri dapat
sendiri, disebut tumor otak primer. digambarkan bersifat dalam, terus
menerus, tumpul an kadang – kadan
hebat sekali. Nyeri ini dirasakan paling
hebat saat pagi hari.
 Mual dan muntah : terjadi akibat
rangsangan pusat muntah di medula
oblongata. Muntah dapat terjadi tanpa
didahului mual dan dapat bersifat
proyektil.
 Papiledema : disebabkan oleh stasis vena
yang menimbulkan pembengkakan dan
pembesaran diskus optikus. Dapat terlihat
pada pemeriksaan funduskopi.
 Dapat terjadi gangguan penglihatan yang
berkaitan dengan papiledema. Gangguan
ini adalah pembesaran bintik dan
amaurosis fugaks (ketika penglihatan
kurang).
62. Tumor sekunder 3B Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang
bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna), membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya
dapat berupa tumor primer maupun metastase.
Apabila sel-sel tumor berasal dari organ-
organ lain (metastase) seperti ; kanker paru,
payudara, prostate, ginjal dan lain-lain,
disebut tumor otak sekunder.
63. Buta mendadak 3B Amaurosisfugax adalah gangguan visual  Diplopia, Demam (tidak terlalu tinggi)
transient yang biasanya disebabkan oleh  Keringat pada malam hari
sirkulasi, mata atau neurologis kondisi yang  Nyeri pada otot bahu/gelang panggul
mendasarinya.  Malaise, Anoreksia
 Penurunan berat badan dan Arteritis
generalisata
64. Diplopia 3B Diplopia atau Penglihatan ganda merupakan Gangguan ini dapat terjadi pada pasien dengan
salah satu gangguan visual yang paling astigmatisme, gangguan lengkung kornea,

troublesom yang dapat dialami oleh pasien. pterigium, katarak, dislokasi lensa mata,
gangguan produksi air mata dan beberapa
Pasien memiliki masalah dengan membaca,
gangguan pada retina.
berjalan dan melakukan kegiatan dan umum
sangat terganggu. Diplopia atau penglihatan
ganda adalah suatu gangguan penglihatan
yang mana obyek terlihat dobel atau ganda.
Diplopia berasal dari bahasa Yunani, diplo =
dobel atau ganda, opia = penglihatan.
65. Mental deficiency 3A Defesiensi mental adalah merupakan  Perkembangan yang lambat yang
kemampuan intelektual dibawah rata – rata, seharusnya sesuai dengan umur.
ditandai dengan perkembangan abnormal dan  Kesulitan dalam berikir.
disertai dengan kesulitan belajar dan adaptasi  Emosi labil
sosial.  Kenjang dan gangguan psikiatri sering
terdapat pada kira-kira sepertiga kasus.
 Kemampuan untuk belajar dan merawat
diri sendiri kurang.
66. Transient tic 3A Transient tic disorder merupakan penyakit  Biasanya pada usia 2-15 tahun
disorders yang kontraksinya singkat, cepat, rekuren,  Dan sering menghilang pada masa
dan sterotipe dari otot yang tamapak tidak dewasa
bertujuan.  Kontraksi otot yang singkat
67. Intoxication 3A Intoxication merupakan suatu keadaan  Gangguan kesadaran,
dimana seseorang berada dibawah kendali  Gangguan fungsi kognitif,
zat-zat psikoaktif yang kemudian akan  Gangguan persepsi,
mempengaruhi susunan pusatnya.  Gangguan afek atau perilaku,
saraf
intoksikasi ini dapat berkurang dengan  atau fungsi dan respon psikofisiologis
berlalunya waktu dan pada akhirnya efek zat lainnya.
tersebut menghilang bila tidak
menggunakannya lagi.
68. Withdrawal 3A Merupakan kumpulan gangguan psikotik  Gelisah, sulit tidur,
syndrome akibat penghentian pemakaian yang zat-zat  Bersin-bersin, pilek,
psikoaktif yang sebelumnya telah digunakan  Pengeluaran air mata,
secara rutin. Suatu keadaan pusut zat biasanya  Piloereksi,
disertai komplikasi delirium.  Pupil dilatasi,
 Peningkatan tekanan darah dan nadi
(takikardia),
 Diare, kram perut,
 Demam,
 Rasa ingin menggunakan obat/zat opioid
sangat hebat (sugesti-craving),
 Rasa sakit dan pegal seluruh tubuh,
 Ngilu tulang dan persendian.
69. Delirium 3A Delirium adalah suatu disfungsi metabolisme Kelelahan, cemas, menjadi iritabel,
otak yang menyeluruh, bersifat sementara dan mengalami gangguan tidur. Kesadaran
reversibel, biasanya terjadi secara akut berkabut Terdiri hiperaktivitas dan
(kadang-kadang subakut). hipoaktivitas. Gangguan pemusatan
perhatian Gangguan orintasi tempat dan
orang (delirium berat), Kalau ringan
(gangguan orientasi waktu). Abnormalitas
dalam berbahasa (inkoherensi). Halusinasi
visual lebih sering terjadi dari pada
auditorik. Marah, mengamuk, ketakutan
yang tidak beralasan. Agitasi pada malam
hari. Disfasia, tremor, dan inkontinensia
urin.
70. Dementia 3A Demensia merupakan suatu syndrome akibat  Penurunan kemampuan daya ingatdan
penyakit/ gangguan otak yang biasanya daya pikir yang sampai mempengaruhi
bersifat kronik progresif, dimana terdapat kegiatan sehari – hari seseorang seperti :
gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel, mandi, berpakaian, makan, kebersihan
termasuk : daya ingat daya pikir, orientasi, diri, buang air besar dan kecil.
daya tangkap, berhitung, kemampuan belajar,
berbahasa, dan daya nilai.
71. Amnesic syndrome 3A Sindrom amnesik adalah berkurangnya daya  Gangguan daya ingat jangka pendek
ingat jangka pendek yang disebabkan oleh (“recent memory” dalam mempelajari hal
zat-zat psikoaktif yang telah digunakan baru); gangguan sensasi waktu (“time
sebelumnya. sence”, menyusun kembali urutan
kronologis, meninjau kejadian yang
berulang menjadi satu peristiwa, dll).
 Tidak ada gangguan daya ingat segera
(immediate recall), tidak ada gangguan
kesadaran, dan tidak ada gangguan
kognitif secara umum.
 Adanya riwayat atau bukti yang objectif
dari penggunaan alcohol atau zat yang
kronis (terutama dengan dosis tinggi).
72. Other organic 3A Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan  Penurunan yang konsisten dalam
disorders dan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik kemampuan untuk mempertahankan
Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi aktivitas yang bertujuan (goal-di-rected
otak, atau penyakit fisik sistemik yang activities), terutama yang memakan
diketahui berhubungan dengan salah satu waktulebih lama dan penundaan
sindrom mental. Adanya hubungan waktu kepuasan.
(dalam beberapa minggu atau bulan) antara  Perubahan perilaku emosional, ditandai
perkembangan penyakit yang mendasari oleh labilitas emosional, kegembiraan
dengan timbulnya sindrom mental. yang dangkal dan tak beralasan
Kesembuhan dari gangguan mental setelah (euphoria, kejenakaan yang tidak
perbaikan atau dihilangkannay penyebab yang sepadan0, mudah berubah menjadi
mendasari. Tidak adanya bukti yang iritabilitas atau cetusan amarah dan agresi
mengarah pada penyebab alternative dari yang sejenak; pada beberapa keadaan,
sindrom mental ini (seperti pengaruh yang apati dapat merupakan gambaran yang
kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh menonjol.
stress sebagai pencetus).  Pengungkapan kebutuhan dan keinginan
Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat tanpa mempertimbangkan konsekuensi
Penyakit, Kerusakan dan Disfungsi Otak atau kelaziman social (pasien mungkin
Riwayat yang jelas atau hasil pemeriksaaan terlibat dalam tindakan dissosial, seperti
yang baik menunjukan adanya penyakit, mencuri, bertindak melampaui batas
kerusakan, atau disfungsi otrak. kesopanan seksual, atau makan secara
lahap atau tidak sopan, kurang
memperhatikan kebersihan dirinya).
 Gangguan proses piker, dalam bentuk
curiga atau pikiran paranoid, dan/atau
preokupasi berlebihan pada satu tema
yang biasanya abstrak (seperti soal
agama, “benar” dan “salah”).
 Kecepatan dan arus pembicaraan berubah
dengan nyata, dengan gambaran seperti
berputar-putar (circumstantiality), banyak
bicara (over-inclusiveness), alot
(viscosity), hipergrafia.
 Perilaku seksual yang berubah
(hiposeksualitas atau perubahan selera
seksual).
73. Misuse of 3B Penyalahgunaan dari setiap zat-zat psikoaktif  Intoksikasi : euforia, cadel, nistagmus,
psychoactive drugs memiliki efeknya tersendiri ataksia, bradikardi, hipotensi, kejang,
koma.
 Keadaan Putus Alkohol : halusinasi, ilusi
(bad dream), kejang, DeliriumTremens,
gemeter, keluhan gastrointestinal, muka
merah, mata merah dan hipertensi.
 Gangguan Fisik : mulai dari radang hati
samapai kanker hati, gastritis, ulkus
peptikum, pneumonia, gangguan vaskuler
dan jantung, defisiensi vitamin.
 Gangguan mental : depresi hingga
skizofrenia.
 Gangguan lain : KLL, perkelahian, dan
tindakan kekerasan.

74. Schizophrenia 3B Skizofrenia adalah suatu penyakit yang  Menarik diri, apatis, emosi tumpul,
ditandai dengan kelainan pribadi, cara kehilangan gairah.
berpikir,emosi, tingkah laku, dan hubungan  Halusinasi
dengan orang lain serta terdapat  Gangguan motorik dan tingkah laku
kecenderungan untuk menarik diri dari menonjol.
realitas ke dalam dunianya sendiri.  Waham curiga atau kebesaran
Kecenderungan untuk membentuk hubungan  Gangguan berpikir
yang khas dalam berpikir dan memproyeksi.  Waham curiga dan halusinasi yang lebih
sering pada wanita.
75. Other psychoses 3B  Other psychoses including reactive  Gejala bervariasi dari orang ke orang,
psychosis and puerperal psychosis adalah tapi menurut Dr. Pamela Chan Siew
including reactive
gangguan psikotik singkat yang belum Ling, Psikolo, Camden Medical Centre
psychosis and dipelajari dengan baik oleh ahli pskiatri
Singapore, yang paling umum adalah :
Amerika, dikarenakan seringnya
puerperal psychosis o Mood depresi
perubahan kriteria diagnostik yang terjadi
selama lebih dari 15 tahun terakhir. Pasien o Cemas
dengan gangguan yang mirip dengan o Lelah
gangguan psikotik singkat sebelumnya o Retardasi atau agitasi psikomotor
telah diklasifikasikan sebagai menderita o Depressive kognisi
psikosis reakktif, histerikal, stres dan o Kurang konsentrasi
psikogenik. Diagnostic and statistical
o Ketidaktegasan
manual of mental disorders edisi keempat
(DSM-IV) mengkombinasikan dua o Pikiran bunuh diri
konsep diagnostik menjadi diagnostik o Insomnia atau hypersomnia
gangguan psikotik singkat. Dengan syarat o Kecurigaan
pertama yaitu gangguan berlangsung o Inkoherensi atau kebingungan
singkat didefinisikan didalam DSM-IV o Laporan irrasional
sebagai kurang dari satu bulan tetapi o Perhatian obsesif tentang kesehatan
sekurang – kurangnya satu hari, dan gejala
bayi/kesejahteraan
mungkin memenuhi atau tidak memenuhi
kriteria diagnosis untuk skizofrenia. o Pikiran bayi merugikan diri sendiri
Kedua, gangguan mmungkin berkembang o Delusi bahwa bayi tidak normal
sebagai respon terhadap stressor o Halusinasi suara menyeluruhnya
psikososial yang parah atau kelompok
membahayakan bayi
stressor. Pengelompokan bersama kedua
konsep tersebut di dalam DSM-IV sebagai
gangguan psikotik singkat adalah akibat
mengingat kesulitan praktis dalam
membedakan konsep – konsep tersebut di
dalam praktis klinis.
 Psikosis reaktif sering kali digunakan
berprognosis baik, diagnosis DSM-IV
gangguan psikotik singkat tidak berarti
menyatakan hubungan dengan
skizofrenia. Ditahun 1931 Karl Jasper
menggambarkan sejumlah ciri penting
untuk diagnosis psikosis reaktif, termasuk
adanya stressor traumatis berat yang dapat
diidentifikasi, hubungan yang erat antara
stressor dan perkembangan psikosis dan
perjalanan episode psikotik yang ringan.
Disamping itu, isi psikosis sering kali
mencerminkan sifat pengalaman traumatis
dan perkembangan psikosis
dihipotesiskan sebagai pemuasan tujuan
pasien, seringkali sebagai suatu tipe
pelepasan dari suatu kondisi traumatis
 Psikosis nifas (pasca kelahiran psikosis)
adalah penyakit mental, yang melibatkan
gejala awal cepat sychotic psevere pada
seorang wanita setelah melahirkan. Hal ini
dapat terjadi di hampir semua perempuan
normal, hidup dalam keadaan normal.
Adanya hal tersebut tidak harus menjadi
sejarah sebelumnya inorder penyakit
mental untuk mendapatkannya.
 Penyakit ini biasanya terjadi dalam tiga
bulan pertama setelah melahirkan, dengan
sebagian besar terjadi di dua minggu
pertama. Yang pertama yang menyadari
bahwa ada sesuatu yang salah dan
biasanya pada anggota keluarga.
Sementara mirip dengan depresi pasca
melahirkkan, sebenarnya merupakan
gangguan yang berbeda dan jauh kurang
umum. Ini terjadi di 2/1000 ibu dan
kebutuhan perawatan medis.

76. Bipolar disorder, 3B Suasana hati yang meningkat dengan episode Gembira berlebihan, muda tersinggung sehingga
manic episode secara tiba-tiba dan berlangsung antara 2 mingg – mudah marah, merasa dirinya sangat penting,
5 minggu merasa kaya atau memiliki kemampuan lain di
bandingkan orang lain, penuh ide dan semngat
baru, cepat berpindah dari satu inde ke ide yang
lain, seperi mendengar suara yang orang lain tak
dapat mendengar, nafsu seksual menigkat,
menyusun rencana yang tidak masuk akal,
sangat aktif dan bergerak sangat cepat, berbicara
sangat cepat sehingga sukar di mengerti apa
yang di bicarakan, menghamburkan uang,
mudah melempar kritek kepada oaring lain,
sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari,
sulit tidur, merasa sangat bersemangat, seakan-
akan 1 hari tak cukup 24 jam
77. Bipolar disorder, 3A Perasaan yang bersemangat, dengan mood yang Suasana hati yang murung dan perasaan sedih
depressive episode berubah sangat buruk, bisa sangat depresi, yang berkepanjangan, sering menangis atau
pesimis, putus asa, bahkan sangat memiliki ingin menangis tanpa alas an jlas, kehilagan
keinginan untuk bunuh darah minat untuk melakukan sesuatu, tidak mampu
merasa kegembiraan, mudah letih, tak
bergairah, tak bertenaga, sulit konsentrasi,
meras tak berguna dan putus asa, meras bersalah
dan berdosa, rendah diri, dan kurang pcya diri,
beranggapan masa depan suram dan pesimistis,
berpikir untuk bunuh diri, hilang nafsu makan
atau makan berlebihan, penurunan berat badan
atau penambahan berat badan, sulit tidur,
bangun tidu lebih awal, atau tidur berlebihan,
mual, mulut kering, sulit BAB dan terkadang
diare, kehilangan gairah seksual, menghindari
komuniksai dengan orang lain
78. Panic disorder with 3A Gangguan panic dengan angorafobia adalah  Rasa ketakutan yang berlebihan
agoraphobia dimana seseorang merasa panic atau  Takut untuk berada dalam situasi
ketakutan yang ektrem atau terror yang  Tanda – tanda distress jantung dan
disertai dengan ketakutan berada dalam pernapasan yang parah dan Menahan diri
situasi yang sulit untuk melarikan diri atau  Takut berada dalam trasportasi,
tidak dapat untuk mengatasi gajala panic.
keremunan dan sendiri di luar rumah
79. Panic disorder 3A Gangguan panic tanpa angorafobia adalah  Dapat terjadi pada wanita dan pria
without dimana seseorang merasa ketakutan yang dengan perbandingan yang sama.
agoraphobia berlebihan tapi masih bisa untuk keluar rumah  Adanya rasa takut yang bersifat
sendiri, dan bisa ada di keramaian. sementara
 Gangguan depresi
 Gangguan penggunaan zat psikoaktif
dengan adanya ketergantungan dengan
alkohol
80. Agoraphobia 3A Angorafobia dengan tidak dtemukan  Berada dalam situasi yang sulit
Without history of gangguan panic adalah dimana merupakan  Takut berada di tempat umum
panic disorder suatu keadaan seseorang ketakutan dan berada  Dan rasa ketakutan akan
dalam situasi yang sulit. ketidakmampuannya.
81. Social phobia 3A Fobia sosial adalah suatu keadaan dimana  Rasa takut diperhatikan oleh orang lain
pasien terus menerus takut diperhatikan  Takut berada di tempat umum
secara saksama oleh orang lain dan takut akan  Lebih untuk sendirian
kejadian yang membuat dia terhinadi tempat  Takut yang beralasan dan berlebihan
umum.
82. Simple phobia 3A Fobia simple adalah suatu rasa takut yang  Ganguan fisiologi seperti berkeringat,
tidak sesuai dan berlebihan untuk suatu situasi takikardi,
dan tidak mampu diterangkan atau tidak  Dapat menjadi panic
beralasan.  Takut senderian
 Terjadi penghindaran.
83. Obsessive 3A Gangguan obsesif kompulsif adalah suatu  Wanita > dari pria
compulsive keadaan dimana penderita obsesi atau pikiran  Obsesi yang sering timbul antara lain
disorder (neurosis) ide dan pandangan serta tingka laku yang pikiran tentang kekerasan dan
berulang dan tampaknya bertujuan namun kontaminasi
tidak beralasan dan tidak berarti apa – apa  Tingkalaku kompulsif
tetapi tidak mampu mengendalikannya.  Asietas semakin berat
 Sering disertai dengan depresi.
83. Post traumatic 3A Gangguan Stress pascatrauma adalah suatu  Gelisa sehingga pasien tidak pernah
stress disorder keadaan dimana seseorang menderita suatu tenang.
kejadian yang luar biasa beratnya dan  Keadaan menarik diri
mendapatkan penekanan akibat kejadian –  Tidak mau bicara
kejadian yang selalu menghantuinya diamana  Kehilangan ekspresi wajah
misalnya karena bencana alam, pemerkosaan,  Tidak dapat melakukan aktivitas
korban tindakan criminal, dan KDRT keseharian.
sehinnga orang tersebut merasa stress.
84. Diffuse anxiety 3A Gangguan dengan kecemasan yang  Malu utnutuk menyatak sesuatu.
disorder menyeluruh adalah suatu keadaan dimana  Lebih suka diam dan tidak mau bicara
seseorang adanya rasa malu yang berlebihan, karenatakut akan dikritik
menarik diri, mereka tidak mau  Lebih suka sendiri/ kesepian
menampilakan sesuatu karena takut akan
dikritik sehingga orang tersebut akan penuh
dengan kecemasan yang menyeluruh.
85. Anxiety disorder 3A Gangguan konversi adalah seorang paiens  Motorik : paralisis, kejang , retensi urine,
not otherwise yang problem utamanya adalah kehilangan afonia.
classified fungsi beberapa sistem saraf yang nyata dan  Sensorik : parestesia ,anesthesia,
tidak patologik organic, dengan gejala anosmia, kebutaan, ketuliaan.
kapasitas motorik volunteer dan fungsi  Tidak sadar dan muntah
senoris ( gangguan konversi )dengan kenjang
atau dalam bentuk yang campuran.
86. Disorder of body 3A  Disorder of body sensation :  Berdasarkan penyebabnya,
Sensasi atau penginderaan adalah polineuropati dapat mengenai saraf
sensation
pengetahuan atau kesadaran akan suatu motorik yang mengatur pergerakan otot,
rangsangan. Terdapat enam macam
saraf kranial yang menghubungkan
sensasi yaitu : rasa kecap, rasa raba, rasa
cium, penglihatan, pendengaran dan kepala, wajah, mata, hidung, otot, dan
kesehatan. Untuk setiap sensasi harus ada telinga ke otak, atau kombinasinya.
rangsangan yang dapat diartikan sebagai  Polineuropati akut (seperti yang terjadi
setiap perubahan energi luar yang dapat pada sindroma Guillain – Barre) terjadi
menimbulkan suatu jawaban secara tiba – tiba pada kedua kaki dan
o Persepsi atau pencerapan adalah berkembang cepat ke atas hingga ke
kesadaran akan suatu rangsang yang
ditambah dengan penegrtian, yang didapat lengan. Gejala – gejala yang timbul
dari proses intraksi dan asosiasi macam – meliputi kelemahan dan sensasi seperti
macam rangsang yang masuk atau dengan tertusuk – tusuk jarum atau hilangnya
perkataan lain dapat disebut sebagai rasa. Otot – otot yang mengendalikan
pengalaman tentang benda – benda dan pernafasan dapat terkena, menyebabkan
kejadian – kejadian yang ada pada saat gagal napas.
itu.
 Pada polineuropati kronis, gejala yang
paling sering terjadi adalah hanya
berupa gangguan sensasi. Biasanya
pertama – tama mengenai kaki, tetapi
terkadang juga tangan.
 Gejala – gejala yang paling menonjol
adalah rasa seperti tertusuk – tusuk
jarum, rasa baal, rasa terbakar, dan
hilangnya rasa terhadap getaran dan
posisi anggota tubuh. Karena sensasi
posisi hilang, maka orang yang
mengalaminya menjadi tidak stabil
dalam berdiri dan berjalan. Penderita
menjadi tidak memakai anggota
geraknya, sehingga lama – kelamaan
menjadi lemah dan menyusut.
Kemudian otot – otot menjadi kaku dan
mengalami pemendekan permanen
(kontraktur)
 Neuropati diabetik umumnya
menyebabkan rasa kesemutan yang
nyeri atau seperti terbakar pada tangan
dan kaki. Nyeri seringkali memburuk
p[ada malam hari dan perubahan suhu.
Penderita tidak bisa merasakan suhu dan
nyeri, sehingga mereka sering melukai
dirinya sendiri dan terjadilah luka
terbuka (ulkus dikulit) akibat penekanan
terus menerus atau cedera lainnya.
Karena tidak dapat merasakan nyeri,
maka sendi rentan untuk mengalami
cedera (yang disebut sendi charcot)
 Polineuropati seringkali juga mengenai
saraf – saraf dari sistem saraf otonom,
yang mengatur fungsi – fungsi tubuh
yang bersifat involunter (tidak disadari),
seperti tekanan darah, detak jantung,
pencernaan, dan berkemih.
 Gangguan sensasi dan kelemahan otot
dapat ringan. Orang – orang yang
terkena bisa tidak menyadari gejala –
gejala ini atau menganggapnya tidak
penting.
87. Conversion 3A Gangguan konversi adalah seorang paiens  Motorik : paralisis, kejang , retensi urine,
disorder (hysterical yang problem utamanya adalah kehilangan afonia.
neurosis) fungsi beberapa sistem saraf yang nyata dan  Sensorik : parestesia ,anesthesia,
tidak patologik organic, dengan gejala anosmia, kebutaan, ketuliaan.
kapasitas motorik volunteer dan fungsi  Tidak sadar dan muntah
senoris ( gangguan konversi )dengan kenjang
atau dalam bentuk yang campuran.
88. Hypochondriasis 3A Hipocondriasis adalah suatu keadaan dimana  Penarikan diri dan isolsi sering terjadi
(hypochondriacal sering terjadi pad a pasien yang menderita  Kecemasan, depresi yang berat
neurosis) sakit dan timbul preokupasi dengan keluhan  Gangguan distimik dan sindrom otak
dan masalah fisik. Hal ini terjadi pada usia organic.
lanjut yang menderita depresi dan demensia,
serta kehidupannya didominasi oleh
pemikiran yang mendalam mengenai satu atau
lebih masalah fisik dan sangat sulit diterapi.
89. Somatisation 3A Gangguan somatisasi adala h dimana pasien  Nyeri kepala, dada, abdomen, punggung
disorder berual;ang kali mengalami banyak masalah atau sendi .
somatic yang signifikan secara klinis. Dan  Terdapat gejala gastrointestinal : mual,
terdapat riwayat keluhan fisisk yang dimulai kembung , diare dan lain – lain
sebelum 30 tahun dan berlangsung selama  Gejala reproduksi dan seksual
bertahun - tahun.  Serta terdapat gejala neurologis ( ataksia,
disfagia, tuli, buta, kejang dan lain-lain).

90. Somatoform pain 3A Gangguan somatoform dengan nyeri yang  Nyeri yang muncul secara tiba-tiba
disorder merupakan suatu kelainan yang belum di  Berlangsung bulan – tahun
tahu penyababnya, muncul seccara tiba- tiba  Neuralgia merupakan gejala yang
biasanya setelah suatu stress dan dapat hilang dominan.
dalam beberapa hari atau berlangsung
bertahun – tahun.

91. Undifferentiated 3A Gangguan somatoform yang berbeda adalah  Kelemahan dan kelelahan
somatoform dimana seseorang mengalami kelemahan,  Ada gejala gastrointestinal ( mual,
disorder kelelahan dan gejala medis yang samar serta muntah dan lain-lain
pasien kelihatan tidak berdaya.  Gejala genitourinarius.
92. Somatoform 3A Gangguan Somatik yang tidak dapat  Pseudocyesis adalah kehamilan palsu
disorder not diklasifikasi adalah nganggual somatik yang dimana terjadi tanda – tanda kehamilan
otherwise classified tidak masuk dalam klasifikasi ngangguan seperti pembesaran abdomen, hentinya
somatik tetapi terjadi ngangguan mental yang siklus mentruasi, amenorrhea, sensasi
dapat dilihat secara klinis. pergerakan fetus, nausea, perbesaran
payudara dan sekresi serta rasa sakit pada
saat tanggal/hari kehamilan yang telah
diprediksi.
 Gejala nonpsikotik hypochondriacal yang
bertahan selama 6 bulan.
 Ngangguan fisik yang tidak dapat
dijelaskan selama 6 bulan yang tidak
disertai ngangguan psikis.

93. Multiple 3A Kepribadian Ganda adalah ngangguan yang Merasa lebih dari satu orang dalam diri,
personality ditandai dua karakter kepribadian yang hilang ingatan, menganggap orang yang
berbeda – beda dan berubah sewaktu – waktu tidak dikenal bagian dari keluarga, merasa
dimana kedua kepribadian tersebut memiliki tidak nyata dan blackout.
reaksi, emosi dan fungsi tubuh yang berbeda.
94. Fugu states 3A Fugu states adalah episode amnesia yang tiba – tiba merencanakan berpergian keluar
tidak dapat mengingat masa lalu sedikitpun rumah dan tidak kembali serta kebingungan
atau tidak ingat sama sekali dan kehilangan dengan identitas diri sendiri.
identitas diri atau membentuk identitas baru
yang tiba – tiba dan tak terduga.
95. Psychogenic 3A Disosiasi Amnesia adalah ketidakmampuan  hilangnya ingatan tentang masa lalu,
amnesia untuk menggingat informasi tentang diri keluarga, dan identitas diri.
sendiri yang berbeda dengan ‘’kelupaan’’
yang terjadi akibat trauma ataupun stress
berat.
96. Depersonalisation 3A Gangguan Depersonalisasi adalah sensasi  Merasakan diri sendiri keluar dari tubuh,
disorder or merasakan benda yang berada disekitar melihat aktivitas – aktivitas sekitar dari
depersonalization berubah bentuk dan ukuran, serta orang jauh seperti menonton film, melihat
neurosis sekitarnya adalah bukan manusia. tubuh atau orang lain berbeda, benda
sekitar berubah ukuran dan bentuk, waktu
seperti berjalan lambat dan hidup didunia
yang tidak nyata.

97. Dissociative 3A Gangguan Disosiasi Tidak Spesifik adalah  tidak sadar


disorder, noc ngangguan yang menunjukan gejala  pusing
ngangguan disosiasi tetapi tidak memenuhi  pseudoparalisis
kriteria dari penyakit ngangguan disosiasi,  halusinasi
contohnya adalah sindrom Ganser  episode amnesia.
98. Disorder of sexual 3A Fetisyisme
desire Sejenis pemujaan erotis yang tertuju pada
tubuh yang disukai, pakainnya atau benda
lainnya. Ciri utama fetisyisme adalah
pengunaan benda mati sebagai cara terpilih
atau ekslusif untuk memcapai kepuasan
seksual. Fetisy itu dapat berupa bagian tubuh
seorang wanita seperti rambut kepala, rambut
kemaluan atau pakaian milik seoran wanita
seperti BH dan kaos kaki.
Voyeurism
Ciri utama dari voyeurism/skopofilia adalah
bahwa orang bersangkutan secara berulang
mengalami dorongan yang tidak terkendali
untuk mengintip, seseorang yang sedang
dalam keadaan tak berbusana, sedang melepas
pakaiannya, atau sedang melakukan kegiatan
seksual.
Ekshibisionisme
Memperlihatkan alat kelamin pada seseorang
yang tak dikenal atau yang tidak menduganya
sebelumnya, untuk memperoleh kepuasan
seksual tanpa disertai dengan usaha untuk
melakukan kegiatan seksual lebih lanjut
terhadap orang tersebut.
Transvetisme
Suatu gangguan psikoseksual dimana seorang
pria heteroseksual dalam fantasinya atau
sungguh – sungguh memakai pakaian wanita
untuk membangkitkan nafsu seksual dan
mendapatkan kepuasan seksual.
Zoofilia atau Bestiality
Orang bersangkutan berulang – ulang paling
menyukai pengunaan hewan untuk
mendapatkan kepuasan seksual. Hewan itu
dapat dijadikan objek persetubuhan atau
dilatih merangsang secara seksual orang
bersangkutan, misalnya dilatih untuk menjilati
alat kelamin atau untuk masturbasi. Dalam hal
ini hewan bersangkutan menjadi sakit atau
mengalami luka karena perbuatan tersebut.
Koprofilia/Coprolagnia
Kepuasan seksual didapat dengan melihat
atau membayangi seseoran sedang buang air
besar atau melihat feses. Dapat juga dilakukan
anilinctus yaitu mencium dan menjilati anus
atau memakan feses.
Urofilia
Melihat perbuatan membuang air seni, merasa
hangatnya air seni yang disiramkan pada
tubuh, menciumi bau air seni dan
mencicipinya/meminumnya membangkitkan
nafsu seksual dan dapat memberikan
kepuasan.
Parsialisme
Disini impuls seksual atau libido terpaku pada
salah satu bagian tubuh wanita. Misalnya,
seorang parsialis payudara paling suka wanita
dengan payudara yang besar.
Lustmurder/pembunuhan karena nafsu
seksual
Suatu pembunuhan dimana untuk
menyalurkan dan mendapatkan kepuasan
seksual seseorang membunuh korbanya atau
melukainya dengan fatal. Pada pembunuhan
seksual sejati, mematikan korban merupakan
pengganti persetubuhan sekaligus merupakan
tujuan akhir. Dengan demikian pembunuhan
seksual dapat dikenali dengan berdasarakan
sifat dari luka – luka. Yang paling sering
ditemukan adalah membuat cacat atau
memotong alat kelamin, kemudian rongga
perut disayat hingga terbuka, kayu atau benda
lain ditusukan kedalam vagina atau anus,
payudara diangkat, rambut dicabut dan
melakukan pencekikan. Biasanya pada pasien
kelainan jiwa, psikopat, penderita epilepsy
dan skizofrenia.
Nekrofilia
Mayat dijadikan sebagai objek seksual.
Nekrofilia terbagi 2 bentuk yaitu :
a. Korban dibunuh (pembunuhan seksual) dan
mayat korban segera digunakan sebagai
obyek seksual.
b. Mayat yang sudah dikubur, yang terdapat
dalam kamar mayat atau dibangsal anatomi
dicuri digunakan sebagai objek seksual.
perbuatan dengan mayat dapat berupa;
menciumi, memeluk dan meraba tubuh
mayat, melakuakan masturbasi sambil
memegang payudara dan alat kelamin atau
melakukan koitus dengan mayat.
- Homoseksual
Umumnya adalah hubungan seksual antara
dua orang sejenis.
99. Disorder of sexual 3A Pedofilia
excitement Suatu parafilia dimana seorang dewasa atau
adolsen memperoleh kepuasan seksual
dengan melakukan kegiatan seksual bersama
seorang anak pra – remaja (hetero atau
homoseksual). Cirri utamanya adalah berbuat
atau berfantasi tentang kegiatan seksual
tersebut merupakan pilihannya atau cara
eksklusif untuk memperoleh kepuasan
seksual. kegiatan seksual dapat berupa
memegang/mengelus alat kelamin disertai
rasa cinta, felasio (mengisap penis),
kunilingus (menjilati vulva vagina) dan
pederasti (koitus per anum)
Masokisme Seksual
Suatu kegiatan seksual pria atau wanita yang
bersangkutan memilih atau menggunakan
secara eksklusif cara dihina/direndahkan,
diikat, dipukuli, atau disakiti secara lain untuk
mendapatkan kepuasan seksual yang
dilakukan secara sengaja.
Sadism Seksual
Mendapatkan kepuasan seksual dengan cara :
1. Dengan sengaja menimbulkan penderitaan
psikik atau fisik pada seorang partner yang
tidak menyetujuinya.
2. Merendahkan martabat partner yang
menyetujuinya disertai dengan seolah –
olah atau benar – benar menimbulkan
cedera ringan yang membuat partner itu
menderita.
3. Menimbulkan luka yang ekstensif,
permanen, atau dapat mematikan pada
partner yang menyetujuinya.
Sadism biasanya terdapat pada pria. Pada
wanita disebut metatropist.
100. Disorder of orgasm 3A Gangguan orgasme adalah ketidakmampuan - Pada wanita, disfungsi orgasme :
individu mencapai puncak dari hubungan ketidakmampuan untuk mencapai
seksual (klimaks). orgasme selama hubungan seksual, hal itu
dapat terjadi karena beban psikis seperti
stress, kegelisahan, kekhawatiran,
kelelahan, rasa bersalah, takut akan rasa
sakit saat berhubungan dan takut akan
kehamilan.
- Pada laki – laki, disfungsi ereksi :
ketidakmampuam untuk mempertahankan
ereksi selama berhubungan seksualn
disebut juga Impotensi. Penyebabnya
adalah penyakit, efek samping obat,
ngangguan pada nervus atau arteri pada
penis, kurangnya hasrat melakukan
hubungan seksual dan masalah ejakulasi.

101. Sexual pain 3A Gangguan nyeri seksual adalah gangguan Definisi revisi disfungsi seksual perempuan
disorders nyeri yang mengganggu aktivitas seksual menghindari istilah "seksual sakit "dan
Kondisi mengakibatkan hubungan seksual memberikan klarifikasi untuk dua disfungsi
yang menyakitkan sering multisistemik dan terpisah: vaginismus dan dispareunia.
merespon dengan baik untuk pendekatan Kedua vaginismus dan dispareunia adalah
multidisiplin untuk pengobatan. Sistem yang ditandai dengan kesulitan dengan penetrasi
terlibat,termasuk pembuluh darah vagina, dengan menghindari fobia dan
,muskuloskeletal,dan neurologis, baik kontraksi otot tak sadar penentu utama
ditangani dengan fisioterapi, yang mencakup vaginismus
kombinasi dari tangan- teknik, dan nyeri kriteria diagnositic utama
latihan,pendekatan perilaku,biofeed back,dan dispareunia. Kedua kondisi ini, yang sering
modalitas listrik dan panas. hidup berdampingan secara klinis, biasanya
ditandai dengan fisik Temuan seperti
hypertonus dasar panggul, suatu kondisi
yang menjamin intervensi seorang
fisioterapis.

102. Sexual dysfuctions, 3A Seksualitas merupakan bagian integral dari Impotensi, impotensi seks pria dalam satu
noc kehidupan dan terapi seks adalah sebuah kasus, penis tidak bisa ereksi atau ereksi
pendekatan untuk masalah manusia yang atau ereksi tapi tidak keras. Ejakulasi Dini,
nyata. Sebuah penilaian yang cermat dalam umumnya dibagi menjadi tiga penis,ringan
penyebab disfungsi seksual sangat penting ejakulasi dini,ejakulasi dini,ejakulasi dini
untuk manajemen yang sukses. Pemahaman yang parah,terutama untuk melihat apakah
tentang fungsi seksual dimulai dengan fase menyodorkan penis kedalam kegiatan
siklus respon seksual. Respon seksual seksual waktu control ejakulasi. Gangguan
manusia secara umum dibagi menjadi empat seks, aktivitas seksual mencapai organisme.
tahap (i) Desire, (ii) Gairah, (iii) Orgasme & Gangguan ejekulasi,gairah seksual pria
(iv) Resolusi. Kaplan triphasic model respon dalam air mani selama organism tidak
seksual conceptualizes keinginan, gairah dan mengecuali keadaan patologis. Tidak
orgasme sebagai tiga tahap yang berbeda dan ejakulasi, hubungan seksual dapat
berurutan memiliki dipilih sebagai model dipertahankan untuk waktu yang lama tanpa
untuk mempelajari disfungsi seksual karena kelemahan.
tidak ada gangguan yang dikenal diakui Disfungsi ereksi, ada
dalam resolusi fase. Dalam setiap tahapan kesamaan dengan disfungsi ereksi
keinginan, gairah dan orgasme ada berbagai impotensi. Priapisme, seksulitas
penyebab yang mengganggu kinerja seksual. tidak ada hubungannya dengan
keadaan penis. Gangguan
seksual,sering disebabkan gangguan
psikologis dan gangguan mental.
Gairah seksual, sensasi gairah
seksual yang tidak memadai atau
tidak ada respons. Gangguan
psikolog, perilaku jender psikologis
dan prilaku penyimpangan terlihat
normal,dan penyimpangan seksual
seperti gairah seksual.

103. Sexual disorders, 3A Disfungsi seksual adalah gangguan yang  Menurunnya keinginan seksual
noc berhubungan dengan fase tertentu dari siklus karena berkurangnya fantasi
respon seksual. Misalnya, disfungsi seksual seksual. Kondisi ini bisa diperparah
meliputi gangguan hasrat seksual, gangguan dengan keengganan untuk terlibat
gairah seksual, gangguan orgasme, dan dalam aktivitas seksual.
gangguan sakit seksual. Jika seseorang punya  Tidak dapat merasakan atau
kesulitan dengan beberapa fase dari siklus mempertahankan gairah seksual.
respons seksual atau seseorang mengalami  Ketidak mampuan untuk mencapai
rasa sakit dengan hubungan seksual. orgasme setelah rangsangan
seksual. Bila hal ini terjadi,segera
lakukan pemeriksaan,baik dari segi
fisik maupun psikis.
 Nyeri selama hubungan seksual. Ini
bisa terjadi akibat adanya
perubahan hormonal yang
menggangu pelumasan otot
vagina,atau adanya penggunaan
obat yang mempengaruhi organ
kewanitaan.

104. Insomnia 4 insomnia merupakan penyakit kesulitan tidur,  Berlangsung mulai beberapa hari -3
terbangun yang sering dan terus menerus, rasa minggu sering disertai dengan stress
tidur yang persisten walaupun lama tidur  Ada pun yang berlangsung lama bulan-
tidak adekuat. tahun.
105. Hypersomnia 3A Hipersomnia adalah adalah adalah gangguan  Gangguan afektif
tidur yang terjadi setiap hari selama lebih dari  Tidak tidur selama 1bulan
satu bulan atau berulang dengankurun waktu  Rasa ngantuk yang berlebihan.
yang lebih pendek, meyebabkan penderitaan
yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi
dalam sosial dan pekerjaan.
106. Psychological 3A Faktor psikologis yang mempengaruhi  dapat dilihat dari penyakit yang dialami
factors affecting kondisi fisik merupakan suatu keadaan yang telah di jelaskan di atas.
physical condition dimana suatu gejala fisik atau tampilan klinis
yang disebabkan oleh faktor psikologi dan
tidak ada dasar organiknya. Misalnya
gangguan konversi, gangguan nyeri dan
gangguan somatisasi.
107. Extrapyramidal 3A Efek ekstrapiramidal adalah suatu gajala yang Reaksi distonik akut : kontraksi involunter
side effects (eg. lasim terjadi, memburuk pada stress, menetap dari otot-otot skeletal yang
Acute dystonia, menghilang saat tidur, dan hilang timbul biasanya muncul tiba – tiba selama 5-60
tradive sepanjang waktu. menit. Biasanya terjadi setalah dua hari
dyskenia, pengobatan lebih sering terjadi pada pasien
parkinsonism) yang lebih muda.
Sindrom mirip parkinsons : biasanya
timbul 1-4 minggu pengobatan lebih sering
terjadi pada orang lebih tua. Tiga gejala
utama tremor, rigiditas, akinesia.
Akatisia : pasien tidak dapat diam, terus
menerus memindahkan kaki dan tangan,
mengoyangkan pinggangnya.
Sindrom kelinci : gerakan mengunyah
yang involunter.
Diskinesia Tardif : gerakan khoreiformis
atau mirip-tik yang lambat, biasanya lidah
dan otot – otot wajah, tapi kadang – kadang
anggota gerak atas atau seluruh tubuh.
108. Anticholinergic 3A Antikolinergik terdapat di dalam berbagai Mulut kering yang dapat berkembang
side effects obat dan dapat menimbukan efek samping menjadi moniliasi, parotitis dan
yang ringan ( mulut kering, hipotensi ) dan bertambahnya lubang gigi. Konstipasi,
efek samping sentral ( labilitas, mudah teralih penglihatan kabur untuk jarak dekat.
perhatiannya dan gelisa ). Antikolinergik yang sentral: ansietas,
gelisah, agitasi,bertahap menjadi
kebingungan, inkoheren, disorientasi,
gangguan memori, halusinasi visual, dan
audiotorik bertahap menjadi kejang, stupor,
dan koma. Kulit hangat dan kering, wajah
kemerahan, tidak adabunyi usus.

109. Pseudoconstipation 3A Kesulitan buang air besar pada bayi akibat Pada dasarnya manifestasi klinik
menahan BAB karena pengalaman nyeri pada pseudokonstipasi menyerupai konstipasi
BAB sebelumnya. secara umum pada anak khususnya bayi
yang menerima ASI karena sebenarnya
pseudokonstipasi kerap dianggap sebagai
salah satu penyebab konstipasi pada
anak.Adapun manifestasi klinik yang dapat
ditemukan antara lain :
1. Tinja keluar dengan konsistensi sangat
keras hingga menyerupai kotoran
kambing.
2. Frekuensi BAB kurang dari frekuensi
sebelumnya, Teraba benda keras pada
perut bagian kiri bawah.4.
3. Pada bayi, jika keadaan ini berlangsung
hebat ,perut dapat sangat membesar dan
muncul tanda-tanda kekurangan gizi.
4. Pasien mengalami sakit perut yang pada
bayi biasanya tampak gelisah dan
menangis serta dapat disertai muntah.
5. Tenesmus, Anoreksia ringan dan Flatus
berlebihan.
6. Nyeri pada anus. Bisa jadi, ada
perlukaan karena sebelumnya anak
mengeluarkan feses keras sehingga
menyebabkan perlukaan. Rasa sakit
menimbulkan perasaan takut anak untuk
buang air besar.
7. Keluar sedikit feses seperti merembes
yang dikenal orang awam sebagai
kepecirit.
110. Encopresis 3A Adalah gangguan kronis, ditandai dengan sakit perut, sembelit kronik dengan retensi,
pengeluaran tinja secara tidak disengaja oleh kembung, muntah, nafsu makan menurun,
anak. pucat.

111. Anorexia nervosa 3A Anoreksia nervosa adalah Gangguan psikiatri  Penolakan untuk mempertahankan berat
yang ditandai oleh kebiasaan makan yang badan.
abnormal, penurunan berat badan dalam  Ketakuatan luar biasa untuk kenaikan
jumlah besar yang disengaja, dan berat badan dan menjadi gemuk.
psikopatologi tertentu.  Tidak mau makan.
112. Bulemia 3A Bulemia Adalah gangguan cara makan yang Makan secara berlebihan secara berulang-
terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang ulang (binge), muntah, olahraga yang
terjadi secara terus menerus. berlebihan.
114. Tics, neuropathic 3A Tics, neuropathic behavior Adalah nyeri yang  Depresi
behavior disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer  Gangguan tidur.
pada system saraf.
115. Hyperkinetic 3A Gangguan pemusatan perhatian pada anak  sulit konsentrasi
syndrome yang timbul pada masa perkembangan dini.  hiperaktiv – impulsive
 Gangguan tingkah laku
 Depresi
 Gangguan cemas.
116. Primary infantile 3A Primary infantile autismn Adalah suatu gejala Gejala autisme infantil timbul sebelum anak
autism psikosis pada anak-anak yang unik dan mencapai usia 3 tahun, tidak melakukan
menonjol kontak mata, Tidak merespon segera jika
dipanggil nama, Tampak berada
“didunianya sendiri”, mengalami hambatan
perkembangan bahasanya, kehilangan
kemampuan berbahasa, tidak menggunakan
bahasa tubuh, tidak memahami sikap tubuh
orang lain, tidak bermain pura-pura, lebih
tertarik pada bagian-bagian permainan,
gerakan-gerakan tidak umum, Jalan jinjit.
117. Disorders of 3A Neurotic disorder of Childhood Adalah kecemasan, kesedihan atau depresi,
mother-child ketidakmampuan anak untuk beradaptasi kemarahan, lekas marah, kebingungan
relationship dengan lingkungan disekitarnya, mental, rasa rendah diri. gejala perilaku
ketidakmampuan untuk mengubah pola seperti menghindari fobia , kewaspadaan ,
hidupnya , dan ketidakmampuan untuk impulsif dan kompulsif tindakan , lesu ,
mengembangkan dirinya lebih kaya ,lebih masalah kognitif seperti pikiran tidak
kompleks ,kepribadian yang lebih menyenangkan atau mengganggu ,
memuaskan. pengulangan pikiran dan obsesi , berfantasi
kebiasaan , negatif dan sinisme.
118. Disorders due to 3A Disorders due to social deprivation adalah Gejala klinis disorders due to social
social deprivation keadaan psikologis dimana seseorang deprivation Keadaan deprivasi bisa
merasakan ketidakpuasan atas menimbulkan persepsi adanya suatu
kesenjangan/kekurangan subjektif yang ketidakadilan. Sedangkan perasaan
dirasakannya pada saat keadaan diri dan mengalami ketidakadilan yang muncul
kelompoknya dibandingkan dengan orang karena deprivasi akan mendorong adanya
atau kelompok lain. prasangka.

119. Neurotic disorder 3A Neurotic disorder of Childhood Adalah kecemasan, kesedihan atau depresi,
of childhood ketidakmampuan anak untuk beradaptasi kemarahan, lekas marah, kebingungan
dengan lingkungan disekitarnya, mental, rasa rendah diri. gejala perilaku
ketidakmampuan untuk mengubah pola seperti menghindari fobia , kewaspadaan ,
hidupnya , dan ketidakmampuan untuk impulsif dan kompulsif tindakan , lesu ,
mengembangkan dirinya lebih kaya ,lebih masalah kognitif seperti pikiran tidak
kompleks ,kepribadian yang lebih menyenangkan atau mengganggu ,
memuaskan. pengulangan pikiran dan obsesi , berfantasi
kebiasaan , negatif dan sinisme.

120. Breath holding due 3A Breath holding due to excitement adalah Saat mengalami kegembiraan, lanjut Dr
to excitement Sama halnya dengan kesedihan yang Samuels, otak akan melepaskan bahan
berlebihan, kegembiraan yang berlebihan kimia alami yaitu adrenalin, yang pada
ternyata juga bisa membahayakan tubuh hewan besar dapat menjadi racun bagi
manusia. "Perasaan yang ektrem, entah itu berbagai organ, khususnya jantung. Kondisi
kesedihan atau kebahagiaan, dapat emosi yang sangat kuat, entah emosi yang
mengaktifkan bagian otak yang bertanggung negatif ataupun positif, akibatnya bisa
jawab untuk respons lari atau melawan membahayakan jantung. Pada kasus yang
ancaman di alam liar," jelas Dr Martin langka dapat menyebabkan irama jantung
Samuels, profesor neurologi di Harvard menjadi abnormal (tidak normal) yang
Medical School, seperti dilansir MSNBC, dapat mematikan. Kejadian ini disebut
Selasa (28/6/2011). 'kegembiraan yang fatal' dan setidaknya
ada dua kasus yang tercatat dalam sejarah,
seperti dilansir Health24. Kematian ini
biasanya disebabkan oleh sesak nafas atau
gagal jantung.Dalam beberapa kasus,
korban telah tertawa sepanjang malam, dan
akhirnya meninggal pada hari berikutnya.
REFERENSI

1. Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Perjalanan Penyakit Volume 2. Edisi 6.
Jakarta. EGC: 2006
2. Prof. Dr. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan leher. Ed. 6. Jakarta
; balai penerbit FKUI. 2009
3. Dr. Lyndon Saputra. Kapita Selekta Kedokteran Klinik. Ed 1. Tangerang. Binarupa Aksara; 2009
4. Pudjiadi. H. A. dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi 2. Jakarta. Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia; 2011
5. Behrman, Nelson dkk. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 3. Edisi 15. Jakarta. EGC; 1996
6. Dr. Lyndon saputera. Intisari Ilmu penyakit dalam. Edisi 1. Tangerang. Binarupa aksara; 2009
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21606/4/Chapter%20II.pdf
8. Paramarta, I. Gede Epi, Putu Siadi Purnit, Ida Bagus Subanada dan Putu Astawa. Spondilitis Tuberkulosis. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit Sanglah Denpasar. 2008
9. Copel. C. L. Psychiatric and Mental Health Care: Nurses Clinical Guide. Edisi 2. USA. Lippincott & Wilkins. 2000.
10. Maslim. R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDG-III. Edisi 1. Jakarta. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya. 2001
11. Sidharta, Priguna, dan Mardjono, Mahar. Neurologis Klinis Dasar. Jakarta :Dian rakyat. 2010
12. American College of Foot and Ankle Surgeons, 2006
13. repository.unand.ac.id, diakses 7 November 2013
14. depts.washington.edu/neurolog/.../Fibular_Peroneal_Neuropathy.pdf,diakses 7 November 2013
15. Sidharta, Priguna, dan Mardjono, Mahar. Neurologis Klinis Dasar. Jakarta :Dian rakyat. 2010
16. www.psychneuro.tulane.edu/neurolect, diakses 7 November 2013
17. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1182/1/10E00506.pdf
18. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196105151987031-
JUANG_SUNANTO/anak_dgn_gangguan_penglihatan.pdf.
19. Mardjono, Prof. DR. Mahar; Sidharta, Prof. DR. Priguna \. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 2010.
20. http://www.healthinmind.com/english/somatonos.htm
21. http://www.health.am/psy/more/somatoform-disorder-not-otherwise-specified/
22. http://www.medicinenet.com/dissociative_identity_disorder/article.htm
23. http://emedicine.medscape.com/article/294508-overview#aw2aab6b3
24. http://www.mayoclinic.com/health/dissociativedisorders/DS00574/DSECTION=symptoms
25. Referensi : Mertodidjojo, Mas Soetedjo. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Ed.8.editor. Hoediyanto –
Hariadi A. Surabaya: Departeman Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
2012. Hal 272 – 275.
26. http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=12588
27. http://www.emedicinehealth.com/script/main/art.asp?articlekey=3137
28. H Reid and R Bahar. Treatment of Encopresis and Chronic Constipation in Young Children: Clinical Results from Interactive
Parent-Child Guidance. Clinical Pediatrics, Vol. 45, No. 2, hal 1-2 (2006).
29. Kendler, K.S., MacLean C., Neale, M., Kessler, R., Heath, A. The genetic epidemiology of bulimia nervosa. , 1627-1637.
30. Ginanjar Adriana S. 2007. Disertasi. Memahami Spektrum Autistik Secara Holistik. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia. Hal 1
31. Purba J.S.Sadeli H.A. Nyeri neuropati patologi.Terapi rasional nyeri. Hal 11-15.

32. Nelson. Ilmu kesehatan anak. Bagian 1. Alih bahasa hunardja s. Jakarta, widya medika.

Anda mungkin juga menyukai