Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PROSES FISIOTERAPI

A. Pengkajian Fisioterapi

Proses pemecahan masalah yang harus dihadapi oleh fisioterapi

pada kasus Plantar Fasciitis: (1) Pengkajian fisioterapi (2) Pelaksanaan

fisioterapi, dan (3) Evaluasi terhadap hasil terapi.

1. Anamnesis Umum

Anamnesis adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya

jawab kepada pasien untuk memperoleh keterangan sebanyak-

banyaknya mengenai keadaan penyakit pasien. Dalam anamnesis

diperoleh informasi yang penting untuk menentukan diagnosa. Pada

kasus ini, anamnesis dilakukan dengan Auto anamnesis yaitu tanya

jawab yang dilakukan secara langsung kepada pasien sendiri. Data-

data yang diperoleh dari anamnesis meliputi:

1) Nama : Ny. A
2) Umur : 45 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pekerjaan : Pegawai RSUD. Raden Mattaher
Jambi
6) Alamat : Jl. Xaverid II Rt. 17 Sp. 4Sipin
7) Diagnosa medis : Plantar Fasciitis
8) Catatan Klinis : Rontgen: tidak ditemukan taji pada

Calcaneus

50
51

2. Anamnesis Khusus

Anamnesis ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang

kondisi yang diderita pasien. Dari anamnesis khusus yang didapatkan

hasilnya meliputi:

a. Keluhan Utama

Keluhan utama merupakan gejala dominan yang

mendorong pasien untuk mencari pertolongan atau pengobatan.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan, Pasien mengeluhkan rasa sakit

pada telapak kaki sebelah kanan saat berjalan dan berdiri lama.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang menggambarkan riwayat

penyakit secara kronologis dengan jelas dan lengkap. Untuk

mengetahui kapan terjadinya penyakit, faktor penyebab penyakit,

apakah pasien melakukan upaya pengobatan, serta kejadian apa

yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien saat ini.

Data mengenai riwayat penyakit sekarang yang didapatkan dari

pasien adalah: ± 2 bulan yang lalu sewaktu berjalan, pasien

merasakan sakit pada telapak kaki sebelah kanan. Tetapi pasien

membiarkan rasa sakit itu, dan lama kelamaan pasien tidak merasa

nyaman. Pasien merasa nyaman saat sedang beristirahat dan pada

saat berjalan terasa sakit pada telapak kakinya. 1 minggu kemudian

tepatnya pada tanggal 06 juni 2014 pasien datang ke dokter saraf


52

untuk memeriksakan diri. Setelah di periksa pasien segera di rujuk

ke fisioterapi untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya

hubungan antara penyakit yang pernah diderita pasien dahulu

dengan penyakit sekarang. Data yang diperoleh adalah pasien tidak

ada penyakit dahulu.

d. Riwayat Penyakit Penyerta

Tidak ditemukan adanya penyakit lain yang diderita oleh

pasien

e. Riwayat Pribadi

Riwayat pribadi adalah hal-hal atau kegiatan sehari-hari

yang dilakukan pasien menyangkut hobi atau kebiasaan. Data yang

diperoleh adalah Pasien adalah seorang pegawai RSUD. Raden

Mattaher Jambi, keseharian pasien menggunakan high heels dan

aktivitas pasien sedikit terganggu karena adanya nyeri.

f. Anamnesis Sistem

Pada anamnesis sistem ini meliputi: (1) Kepala dan leher

tidak ditemukan adanya keluhan pusing atau leher kaku, (2) Sistem

kardiovaskuler: tidak ditemukan adanya nyeri dada dan jantung

berdebar-debar, (3) Sistem respirasi: tidak ada keluhan sesak nafas,

mual dan muntah, (4) Sistem gastrointestinalis: BAB terkontrol, (5)

Sistem urogenitaslis: BAK terkontrol, (6) Sistem muskuloskeletal:


53

Adanya nyeri tekan pada telapak kaki kanan, (7) Sistem nervorum:

tidak ada keluhan.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan tanda vital

Tanda-tanda vital terdiri dari:

1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

2) Denyut Nadi : 80 x/menit

3) Pernafasan : 20 x/menit

4) Temperatur : 36◦ c

5) TinggiBadan : 163 cm

6) BeratBadan : 60 kg

b. Inspeksi

Merupakan pemeriksaan dengan cara melihat dan

mngamati keadaan fisik pasien baik pada saat diam maupun

bergerak. Pemeriksaan inspeksi ini ada dua macam, yaitu inspeksi

statis dan dinamis.

1) Inspeksi Statis

Pemerikasaan dilakukan dengan cara melihat dan

mengamati pasien dalam keadaan diam. Dari pemeriksaan

ini didapatkan pasien yaitu Keadaan umum pasien baik,

tidak ada warna kemerahan pada telapak kaki, tidak ada

oedema.
54

2) Inspeksi dinamis

Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat dan

mengamati pasien dalam keadaan bergerak. Dari

pemeriksaan ini didapatkan hasil pasien yaitu Wajah pasien

tampak menahan nyeri pada saat berjalan, pola jalan

pasien sedikit ada yang hilang yaitu mid stance.

c. Palpasi

Palpasi adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara

langsung atau kontak dengan pasien, dengan cara meraba, menekan

dan memegang bagian tubuh pasien untuk mengetahui nyeri tekan,

spasme dan suhu. Pada kasus ini ditemukan Tidak ada oedema,

suhu lokal normal, adanya nyeri tekan pada daerah otot

aponeurosis plantaris.

d. Perkusi

Merupakan pemeriksaan dengan memukul, mengetuk atau

vibrasi bagian permukaan tubuh, sehingga akan bergetar dan

menghasilkan sebuah suara, biasanya menggunakan jari tengah kiri

sebagai plessimeter dan jari tengah tangan kanan sebagai

pemukulan (hammer refleks). Pada kasus ini tidak dilakukan.

e. Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

mendengarkan. Dalam pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa

salah satu tanda-tanda vital.


55

4. Pemeriksaan gerak dasar

Pemeriksaan tes gerakan adalah suatu cara pemeriksaan dengan

cara melakukan gerakan, pemeriksaan gerak dasar terdiri dari

pemeriksaan gerak dasar terdiri dari pemeriksaan gerak aktif, pasif dan

isometrik melawan tahanan.

a. Gerak Aktif :

Informasi yang didapatkan antara lain gerakan-gerakan

pada anggota gerak atas-bawah dan dekstra-sinistra apakah

pasien mampu secara aktif bergerak dan full ROM, apakah

pasien mampu secara pasif bergerak dengan full ROM dan

end feel patologis, apakah pasien mampu secara isometrik

bergerak melawan tahanan dari fisioterapis.

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan gerakan aktif

Geraka Ankle Full ROM/ Tidak Nyeri / Tidak

Plantar fleksi Tidak Full ROM Nyeri

Dorsofleksi Full ROM Tidak Nyeri

Inversi Full ROM Tidak Nyeri

Eversi Full ROM Tidak Nyeri

b. Gerak Pasif :

Pemeriksaan gerakan pasif yang dilakukan oleh

terapis kepada pasien dimana pasien dalam keadaan pasif

dan rileks. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan ini


56

berupa anggota gerak bawah sisi kanan tidak bisa

melakukan gerakan secara full ROM karena terdapat

nyeri.

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan gerakan pasif

Gerakan Ankle Nyeri / Tidak End Feel ROM

Plantar fleksi Nyeri Firm end feel Full

Dorsofleksi Tidak Nyeri Firm end feel Full

Inversi Tidak Nyeri Elastic end feel Full

Eversi Tidak Nyeri Elastic end feel Full

c. Gerak Isometrik Melawan Tahanan :

Gerakan isometrik melawan tahanan merupakan

suatu cara pemeriksaan gerak yang dilakukan penderita

secara aktif, sementara terapis memberikan tahanan yang

berlawanan arah dengan gerakan yang dilakukan oleh

penderita pada pemeriksaan ini gerakan dilakukan pasien

dengan melawan tahanan dari terapis.

Tabel 3.3 Hasil pemeriksaan gerakan isometrik melawan


tahanan

Gerakan Ankle Mampu / tidak ROM MMT

Plantarfleksi Mampu Tidak Full 4

Dorsofleksi Mampu Full 5

Inversi Mampu Full 5


57

Eversi Mampu Full 5

5. Pemeriksaan Kognitif, Intra Personal dan Inter Personal

Pemeriksaan kognitif meliputi komponen atensi, konsentrasi,

memori, pemecahan masalah, integritas belajar dan pengambilan sikap.

Dari pemeriksaan ini diperoleh keterangan pasien mampu

menceritakan semua awal kejadian sampai pasien datang ke fisioterapi.

Pemeriksaan intrapersonal meliputi kemampuan seseorang dalam

berhubungan dengan orang lain baik, sebagai individu, keluarga dan

masyarakat dan berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Dari

pemeriksaan diperoleh keterangan bahwa pasien mampu mengikuti

semua instruksi yang diberikan oleh fisioterapi.

Pemeriksaan interpersonal merupakan kemampuan pasien dalam

memahami dirinya, menerima keadaan dirinya, motivasi, kemampuan

berinteraksi dengan lingkungan dan bekerja sama dengan terapis.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan diperoleh keterangan bahwa

pasien ada kemauan dan semangat yang kuat untuk sembuh.

6. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas

Kemampuan fungsional yaitu kemampuan seseorang dalam

melakukan aktivitas dasar dan fungsional dalam aktivitas sehari-hari.

Sedangkan lingkungan aktivitas adalah keadaan lingkungan sekitar

yang berhubungan dengan kondisi pasien.

a. Kemampuan Fungsional Dasar


58

Meliputi kemampuan pasien dalam beraktivitas sehari-hari

meliputi aktivitas bangun dari tidur, duduk, berdiri dan

berjalan. Pada kondisi ini pasien mengalami kesulitan pada saat

menjinjit pada kaki kanannya.

b. Aktivitas Fungsional

Merupakan aktivitas perawatan diri misalnya berdiri,

berjalan jauh, jongkok dan menjinjit serta aktivitas yang

dilakukan pasien sehari-hari. Dari kasus ini pasien merasakan

nyeri pada saat berdiri lama, dan menjinjit.

c. Lingkungan Aktivitas

Meliputi kondisi rumah dan lingkungan tempat tinggal

pasien. Pada kasus ini lingkungan rumah sakit sangat

mendukung kesembuhan pasien dan lingkungan keluarga

sangat mendukung kesembuhan pasien.

7. Pemeriksaan Spesifik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui informasi khusus

yang belum diperoleh pada pemeriksaan dasar. Pemeriksaan pada

kasus ini meliputi:

a. Pengukuran nyeri dengan menggunakan VDS

1) Nyeri Diam :1

2) Nyeri Gerak :2

3) Nyeri Tekan :3

b. Pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT


59

Pengukuran kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing

(MMT), dan hasil yang didapatkan :

Tabel 3.4 Hasil pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT

Sendi Ankle Nilai kekuatan otot

Plantar fleksor 4

Dorso fleksor 5

Inversor 5

Eversor 5

c. Pemeriksaan LGS denganGoneometer

Tabel 3.5 Hasil pemeriksaan LGS dengan Goneometer

Bidang Gerakan Aktif Gerakan Pasif

Sagital 20º-0°-39° 20°-0°-45°

d. Pemeriksaan kemampuan fungsional dengan Patien Spesific

Fungsional Scale

Tabel 3.6 Hasil pemeriksaan kemampuan fungsional dengan Patien


Spesific Fungsional Scale

No Aktivitas Score

1 Berjalan 4

2 Melompat 4

3 Jongkok 4

4 Jinjit 3
60

JUMLAH 15

e. Windlass Test

Tes ini dilakukan oleh fisioterapi untuk mengetahui adanya

gangguan pada plantar fasciitis dengan cara Pasien dengan posis

itidur dan rileks dengan kaki terlentang kemudian tangan kiri kita

menyanggah kaki penderita dan tangan kanan melakukan palpasi

dengan ibujari menekan pada plantar fascianya. Jika

penderita mengalami sakit maka kemungkinan pasien ini

menderita plantar fasciitis. Dari tes ini bernilai positif karena

pasien merasakan nyeri pada bagian otot aponeurosis plantaris.

(Jarak terlalu jauh)

B. Problematika Fisioterapi

Dari berbagai macam pemeriksaan yang telah dilakukan diatas,

dapat disimpulkan permasalahan-permasalahan yang timbul meliputi:

1. Impairment

Adalah suatu gangguan setingkat jaringan atau bisa juga suatu

keluhan yang dirasakan oleh pasien yang berhubungan dengan

penyakit penderita. Dalam kasus ini imparment yang didapat

berupa: Adanya nyeri tekan pada otot aponeurosis plantaris, adanya

nyeri gerak, adanya penurunan kekuatan otot, adanya penurunan

LGS, dan adanya penurunan aktivitas fungsional.

2. Fungsional Limitation
61

Merupakan suatu problem yang berupa penurunan dan

keterbatasan saat melakukan aktivitas-aktivitas fungsional sebagai

akibat adanya impairment. Dalam kasus ini didapatkan adanya

penurunan aktivitas saat berdiri lama dan menjunjit.

3. Disability

Pasien masih mampu mengikuti aktivitas sosial disekitar rumahnya

seperti pengajian, arisan, dll.

(Jarak terlalu jauh)

C. Tujuan Fisioterapi

Sesuai dengan problematika yang ada, maka dirumuskan tujuan

fisioterapi dalam hal ini terbagi dalam dua tujuan, yaitu (1) Tujuan jangka

pendek, (2) Tujuan jangka panjang.

1) Tujuan jangka pendek :

a. Mengurangi nyeri tekan pada otot aponeurosis plantaris

b. Mengurangi nyeri gerak plantar fleksor

c. Meningkatkan kekuatan otot

d. Meningkatkan LGS

e. Meningkatkan ADL

2) Tujuan jangka panjang :

a. Melanjutkan jangka pendek

b. Meningkatkan kemampuan fungsional seperti berdiri lama dan

menjinjit.

c. Mencegah terjadinya deformitas


62

D. Tindakan Fisioterapi

1. Teknologi Fisioterapi :

a. Teknologi Alternatif :

1) Short wive diathermy

2) Micro wive diathermy

3) Infra Read

4) Ultra sound

5) Terapilatihan

6) Kompreshangat

7) Massage

8) TENS

2. Teknologi Yang Terpilih :

(Jelaskan argumentasi/alasan metode teknologi tersebut

dilaksanakan )

a. Infra Red (IR)

Tujuan :

1) Mengurangi nyeri

2) Meningkatkan metabolisme jaringan

3) Memperlancar aliran darah

b. Massage

Tujuan :
63

1) Memberikan relaksasi otot

c. Stretching (penguluran)

Tujuan :

1) Meningkatkan elastisitas otot

2) Meningkatkan lingkup gerak sendi

b. Edukasi :

1) Pasien sebaiknya memakai sandal/sepatu yang empuk atau

menggunakan silicon heel cushions.

2) Pasien melakukan peregangan pada kaki seperti:

(a) Wall Stretches

Caranya: posisi tubuh menghadap ke dinding,

berdiri 2/3 kaki dari tembok, lakukan dorongan dengan

tangan pada tembok dengan kaki yang sakit di belakang

dan kaki yang sehat di depan. Dorong tembok, jadikan

kaki yang di depan sebagai tumpuan, sementara

meregangkan kaki yang belakang, biarkan tumit kaki

yang di belakang menempel ke lantai. Tahan posisi

selama 10 detik, ulangi 8-10 kali selama 3 kali sehari.

(b) Towel stretching

Caranya: latihan ini dilakukan sebelum turun dari

tempat tidur, jadi saat bangun tidur atau setelah istirahat


64

lama. Hal ini dilakukan karena saat kita tidur plantar

fascia semakin mengencang.

3. Rencana Evaluasi

a. Evaluasi penurunan nyeri dengan menggunakan VDS

b. Evaluasi meningkatkan kekuatan otot dengan menggunakan

MMT

c. Evaluasi meningkatkan LGS dengan menggunakan

Goniometer

d. Evaluasi meningkatkan ADL dengan menggunakan Patien

Spesific Fungsional Scale

E. Prognosis :

1. Quo Ad Vitam : baik

2. Quo Ad Sanam : baik

3. Quo Ad fungsionam : baik

4. Quo Ad Comestikam : baik

F. Pelaksanaan Fisioterapi:

1. Terapi I, Hari : Jum’at, Tgl: 06-juni-2014

a. Melakukan tindakan dengan Infra Red (IR)

1) Persiapan alat : periksa kabel apakah tersambung

dengan arus listrik dan stop kontak. Posisikan lampu


65

sesuai pada telapak kaki pasien. Jarak : 30-45 cm,

timer: 10 menit.

2) Persiapan pasien : posisi pasien tidur tengkurap,

posisi enkle pasien dorso fleksi.

3) PLF : Posisi pasien tidur tengkurap, enkle pasien

dorso fleksi, arahkan infra red (IR) pada telapak

kaki pasien. Jarak 30-45 cm, timer : 10 menit.

Gambar 3.1
Pelaksanaan Infra Red (IR)

b. Melakukan tindakan dengan massage

1) Persiapan pasien : posisi pasien tidur tengkurap,

posisi enkle dorso fleksi.

2) PLF :

a) Tehnik friction

Kaki pasien dorso fleksikan kemudian

terapis (megenggam tangan) setelah itu terapis

memberikan friction 5 menit.


66

Gambar 3.2
Pelaksanaan Friction

b) Tehnik ischemic compression

Kaki pasien dorso fleksikan kemudian terapis

memberikan tekanan atau Ischemic

compression (komperesi pada titik nyeri) pada

telapak kaki pasien di tekan pada titik nyeri

selama 30 hitungan.

Gambar 3.3
Pelaksanaan Ischemic Compression

c. Melakukan tindakan dengan stretching

1) Persiapan pasien : posisi pasien tengkurap, kaki

dalam posisi fleksi, enkle posisi dorso fleksi

2) PLF : posisi pasien tengkurap, kaki dalam posisi

fleksi, enkle posisi dorso fleksi, posisi tangan terapis

mengulur pada bagian telapak kaki pasien. Lakukan

selama 8 kali penguluran.


67

Gambar 3.4
Pelaksanaan Stretching

2. Terapi II, Hari : Sabtu, Tgl: 07-juni-2014 sama dengan terapi I

3. Terapi III, Hari : Senin, Tgl: 09-Juni-2014 sama dengan terapi I

4. Terapi IV, Hari : Rabu, Tgl: 11-Juni-2014 sama dengan terapi I

G. Evaluasi :

1. Evaluasi nyeri dengan VDS

Tabel 3.7 Evaluasi Nyeri dengan menggunakan VDS

Kriteria nyeri T1 T2 T3 T4

Nyeri diam 1 1 1 1

Nyeri gerak 2 2 2 1

Nyeri tekan 3 3 3 2

2. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT


68

Tabel 3.8 Evaluasi kekuatan otot dengan MMT

Group otot T1 T2 T3 T4

Plantar fleksor 4 4 4 5

Dorso fleksor 5 5 5 5

Eversor 5 5 5 5

Inversor 5 5 5 5

3. Evaluasi LGS dengan Goniometer

Tabel 3.9 Evaluasi LGS dengan Goniometer

Aktif

T1 T2 T3 T4

S: 20º-0°-39° S: 20º-0°-39° S: 20º-0°-39° S: 20º-0°-45°

Pasif

T1 T2 T3 T4

S: 20º-0°-45° S: 20º-0°-45° S: 20º-0°-45° S: 20º-0°-45°

4. Evaluasi aktivitas ADL dengan Patien Spesific Fungsional Scale


69

Table 3.10 Evaluasi aktivitas ADL dengan Patien Spesific


Fungsional Scale

Uraian Score

T1 15

T2 15

T3 17

T4 18

H. Hasil Evaluasi Akhir

Pasien atas nama Ny. A umur 45 tahun setelah dilakukan 4 kali terapi

hasil yang di dapat:

1) Adanya pengurangan nyeri gerak dan tekan

2) Ada peningkatan pada kekuatan otot

3) LGS tetap tetapi masih di sertai nyeri

4) Adanya peningkatan pada ADL

Anda mungkin juga menyukai