TINJAUAN FISIOTERAPI
A. Pengkajian Fisioterapi
Untuk mengetahui suatu penyakit dibutuhkan pengkajian tentang riwayat penyakit,
baik berupa anamnesis maupun pemeriksaan. Sistematika pemeriksaan pada kasus
Post Orif Fraktur Humerus 1/3 Distal adalah sebagai berikut :
1. Anamnesis
Anamnesis merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab
dengan pasien (auto anamnesis) atau dengan orang lain (hetero anamnesis) guna
mengetahui proses kejadian dari penyakit pasien. Anamnesis sendiri dikelompokkan
menjadi dua yaitu : anamnesis umum dan anamnesis khusus. Dapat diperoleh data
sebagai berikut :
a. Anamnesis umum
Anamnesis umum terdiri dari identitas diri pasien yaitu nama, umur, jenis
kelamin, agama, pekerjaan dan alamat. Anamnesis dilakukan secara auto
anamnesis pada tanggal 16 November 2017 diperoleh data sebagai berikut :
Nama : Tn.I
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kojeksan RT 02 / RW 03, Kec.Kudus Kota, Kab.Kudus
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data tentang penderita yang diperoleh dari sumber lain.
Hasil data yang diperoleh dari pasien yaitu :
X-Rey dengan kesan berikut :
Terpasangnya plate and screw di 1/3 Distal sampai 1/3 Proksimal
Humerus SInistra
c. Anamnesis Khusus
Keterangan yang dapat diketahui tentang pasien pada anamnesis khusus,
antara lain :
1) Keluhan Utama :
Keluhan utama merupakan gejala umum atau utama yang akan
mendorong pasien mencari pertolongan/pengobatan. Keluhan dari pasien Tn.I
yaitu nyeri pada lengan atas bagian bawah kiri.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat penyakit sekarang meliputi riwayat trauma maupun perjalanan
penyakit dan riwayat pengobatan dari pasien, riwayat ini merupakan gejala
awal dari nyeri yang berlangsung beberapa hari. Informasi yang diperoleh dari
anamnesis tentang riwayat penyakit sekarang yaitu : Pada tanggal 28 Oktober
2017 pasien mengalami kecelakaan pada saat mengendarai motor dan
menghindari bus saat akan berangkat kuliah. Lalu dibawa ke RSUD
H.dr.Loekmono Hadi Kudus dilakukan foto rontgent dari hasil tersebut di
diagnosa mengalami Fraktur 1/3 Distal Humerus Sinistra. Pada tanggal 31
Oktober 2017 dilakukan operasi pemasangan Plate and Srcew lalu keesokan
harinya dokter memberikan rujukan ke fisioterapi agar di berikan latihan kpada
pasien.
3) Riwayat Penyakit Dahulu :
Pada riwayat penyakit dahulu pertanyaan berisikan tentang penyakit yang
pernah dialami yang berkaitan dengan munculnya penyakit atau keluhan
sekarang. Pasien memiliki riwayat trauma.
4) Riwayat Pribadi :
Riwayat pribadi, berisi tentang hobby dan keseharian pasien. Dalam kasus
ini pasien adalah seorang mahasiswa yang kesehariannya berangkat
kekampus mengendarai motor.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
spesifik. Pemeriksaan fisik yaitu meliputi : pemeriksaan tanda-tanda vital, inspeksi,
palpasi, tes reflek pemeriksaan gerak dasar, intrapersonal, fungsional dasar,
kemampuan aktivitas fungsional dan lingkungan aktivitas. Pemeriksaan fisik yang
dilakukan meliputi :
a. Tanda-tanda Vital Sign
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi,
pernafasan, temperatur tubuh, tinggi badan dan berat badan. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk menentukan keadaan umum pasien.
Data yang diperoleh dari pemeriksaan tanda vital adalah sebagai berikut
1) Tekanan darah : 120/86 mmHg
2) Denyut nadi : 88x/menit
3) Pernapasan : 22x/menit
4) Temperatur : 360 C
5) Tinggi badan : 170 cm
6) Berat badan : 65 kg
b. Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan dengan cara melihat dan mengamati.
Inspeksi bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan umum pasien,
dengan cara melihat dan mengamati fisik pasien baik pada saat diam (statis)
maupun pada saat bergerak (dinamis). Dari kondisi ini didapatkan informasi
sebagai berikut :
1) Inspeksi Statis :
Inspeksi statis yaitu dengan memperhatikan kondisi umum pasien saat
diam baik saat keadaan aktifitas ataupun tidur. Dalam hal ini data yang
diperoleh dari keadaan pasien adalah :
- Tampak terpasang selang infus pada tangan kanan pasien.
- Tampak ada oedem pada lengan atas bagian bawah kiri pasien.
- Tampak adanya jahitan pada lengan atas bagian bawah kiri pasien.
2) Inspeksi Dinamis
Inspeksi dinamis yaitu dengan memperhatikan gerakan dan hal-hal yang
mampu dilakukan pasien. Dalam hal ini data yang diperoleh dari keadaan
pasien adalah : Raut wajah pasien tampak menahan nyeri pada saat
melakukan gerakan menekuk siku.
3) Palpasi
Palpasi merupakan cara pemeriksaan dengan cara meraba, menekan dan
memegang organ atau bagian tubuh pasien dimana untuk mengetahui ada
tidaknya nyeri tekan, suhu lokal ataupun pitting oedema pada sisi yang sakit
dengan membandingkan dengan sisi yang sehat. Hasil dari palpasi sebagai
berikut :
- Adanya perbedaan suhu pada lenga atas kiri dan kanan.
- Adanya spasme pada otot biceps brachii kiri.
4) Tes reflek
Tidak dilakukan
5) Gerak Dasar
a) Gerak aktif
Gerakan aktif merupakan suatu cara pemeriksaan yang dilakukan oleh
terapis kepada pasien dengan cara meminta pasien untuk menggerakkan
tubuhnya secara aktif (digerakkan pasien sendiri tanpa bantuan terapis).
Tujuan gerak aktif yaitu mengetahui hasil kemampuan pasien dalam
melakukan gerak secara mandiri.
Hasil yang didapatkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Pemeriksaan gerak aktif elbow kiri
(Dok.Pribadi, 2017)
b) Gerak pasif
Gerakan pasif merupakan suatu cara pemeriksaan yang dilakukan oleh
terapis pada pasien, sementara pasien dalam keadaan rileks atau pasif dan
gerakan dilakukan oleh terapis. Tujuan gerakan pasif adalah untuk
mengetahui lingkup gerak sendi, end feel, provokasi nyeri. Hasil yang
didapatkan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pemeriksaan gerak pasif elbow kiri
(Dok.Pribadi, 2017)
c. Nyeri gerak
Gambar 3.3
Hasil pengukuran nyeri gerak dengan VAS
Dektra Sinistra
Regio Elbow Gerakkan LGS LGS
Ekstensi- Pasif : S 00-00-1450 Pasif : S 00-00-700
fleksi Aktif : S 00-00-1450 Aktif : S 00-00-650
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses penilaian dari hasil terapi. Evaluasi memilih
tujuan diantaranya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tujuan yang diharapkan,
menetapkan perlu modifikasi atau merujuk ke dokter atau tenaga kesehatan lain dan
sebagai bahan pertimbangan untuk menghentikan program fisioterapi karena sudah
berhasil dan sebagainya. Evaluasi dilakukan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
dengan kriteria dan parameter yang digunakan antara lain adalah evaluasi nyeri
menggunakan VAS, evaluasi LGS dengan menggunakan goneometer, evaluasi
kekuatan otot dengan MMT, evaluasi spasme dengan palsi dan evaluasi aktivitas
fungsional dengan indeks PRTEE.
1. Evaluasi Derajat Nyeri Dengan VAS (Visual Analog Scale)
Tabel 3.7 Evaluasi Derajat Nyeri elbow kiri
(Dok.Pribadi, 2017)
Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6
Nyeri diam 0 0 0 0 0 0
Nyeri tekan 7 6 6 5 3 2
Nyeri gerak 5 5 4 3 2 1
Otot T1 T2 T3 T4 T5 T6
Beceps brachii 2 2 2 3 3 4
Triceps brachii 2 2 2 3 3 4
Pronator 2 2 2 3 3 4
supinator 2 2 2 3 3 4
Test T1 T2 T3 T4 T5 T6
Memutar engsel pintu 8 8 6 5 4 3
Menjinjing tas kantor 8 8 6 5 4 3
Minum dengan cangkir 8 8 7 6 5 4
Membuka botol 8 8 7 6 5 4
Memakai celana 8 8 7 7 6 4
Memeras kain basah 8 8 7 7 6 5
Keterangan:
- Nilai 1-5 ringan untuk melakukan
- Nilai 5-10 berat untuk melakukan