Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN STATUS KLINIK PROFESI

FISIOTERAPIS
FISIOTERAPI OLAHRAGA
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Nomor Urut : / /

NAMA MAHASISWA : NADIA IRAWAN


N.I.M. : J130235122
TEMPAT PRAKTIK : SPORT INJURY LIFE
PEMBIMBING : HAKNY MAULANA, FTR
=====================================================================
Tanggal Pembuatan Laporan : 4 Desember 2023

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Tn. Yuandi
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Atlet Basket
Alamat : Bandar Lampung

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT


A. DIAGNOSIS MEDIS :
tgl, 1 Desember 2023
Post OP ACL sinistra

B. CATATAN KLINIS :
(Hasil : Foto Rontgen, uji Laboratorium, CT-Scan, MRI, EMG, EKG, EEG, dll yang
terkait dengan permasalahan fisioterapi).
-

C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT ) :


Ice, US, TENS dan exercise.

D. RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTER :


-

1 1
III. SEGIFISIOTERAPI
tgl: 1 Desember 2023
A. A N A M N E S I S (AUTO / HETERO *))
1. KELUHAN UTAMA:
Pasien datang ke fisioterapi dengan keluhan nyeri di lutut setalah dilakukannya
operasi ACL sinistra pada 17 November 2023.

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:


Post OP ACL (sinistra)

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:


-

4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA:


-

5. RIWAYAT PRIBADI DAN KELUARGA:


-

6. ANAMNESIS SISTEM:
Sistem Keterangan
(tdk dikeluhkan, dalam batas normal)
Kepala dan Leher Normal, tidak dikeluhkan
Kardiovaskuler Normal, tidak dikeluhkan
Respirasi Normal, tidak dikeluhkan
Gastrointestinalis Normal, tidak dikeluhkan
Urogenital Normal, tidak dikeluhkan
Muskuloskletal Kelemahan otot hamstring dan spasme quadricep
Nervorum Normal, tidak dikeluhkan

B. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
1.1. TANDA - TANDA VITAL:
a) Tekanan darah : 130/90 mmHg
b) Denyut Nadi : 80x/menit
c) Pernapasan : 22x/menit
d) Temperatur : 36 derajat celcius
e) Tinggi Badan : 169 cm

2 2
f) Berat Badan : 84 kg

1.2. INSPEKSI (STATIS & DINAMIS) (Posture, bengkak, gait, tropic change,
dll):
Inspeksi :
- Statis : Tampak pasien belum menapak sempurna pada saat posisi berdiri
- Dinamis : pasien berjalan menggunakan kruk, Saat posisi fleksi knee belum
dapat full dan di rasakan nyeri
Gait :

Tampak saat berjalan gait analisis yang terlewatkan ( terminal stance, inisial
swing, terminal swing )
Bengkak : masih terdapat bengkak di area lutut.
1.3. PALPASI (nyeri, spasme, suhu lokal, tonus, bengkak, dll):
- Adanya nyeri tekan pada area incisi
- Masih adanya odema
- Masih adanya nyeri gerak terutama pada gerakan fleksi knee
- Adanya spasme pada m.quadricep

1.4. PERKUSI (refleks fisiologis):


Tidak dilakukan.

1.6. GERAKAN DASAR:


a Gerak Aktif :
Knee Sinistra
Gerakan ROM Nyeri
Fleksi Tidak full +
Ekstensi Tidak full +
b Gerak Pasif:
Gerakan ROM Nyeri Endfeel

3 3
Fleksi Tidak full + Empty

Ekstensi Tidak Full + Tissue


stretch
c Gerak Isometrik Melawan Tahanan:
Pasien dapat melakukan gerakan melawan gravitasi.

1.7. KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONAL:


 Kognitif : pasien mampu menceritakan kronologi yang dialaminya
sampai sekarang kepada terapis.
 Intra personal : pasien dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik
kepada terapis.
 Inter personal : pasien dapat menerima kondisi yang dialaminya dan
memiliki keinginan untuk sembuh yang tinggi.

1.8. KEMAMPUAN FUNGSIONAL & LINGKUNGAN AKTIVITAS:


Pasien belum dapat kembali berolahraga.

1.9. PEMERIKSAAN
a. Nyeri

Pemeriksaan nyeri dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan gerak dasar


pasif menggunakan skala Numeric Rating Scale (NRS).
Regio Sinistra Gerakan Nilai NRS
Knee Fleksi 5
Ekstensi 5
b. MMT
Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan Manual Muscle Testing
(MMT).
Regio Grup otot Sinistra
Knee Fleksor 3
Ekstensor 3
c. LGS
Regio Sinistra
Knee S = 15° - 0° - 100°

d. Antropometri
 Basic Patella
Sinistra
5 cm : 40 cm

4 4
10 cm : 41 cm
15 cm : 56 cm
Dextra
5 cm : 39 cm
10 cm : 37 cm
15 cm : 57 cm

e. Test Khusus sesuai kelainan/penyakit/gangguan


- Pivot Shift Test (+)
Pasien supine lying dengan kaki rileks. Pemeriksa memegang tumit
kaki yang terlibat dengan tangan pemeriksa yang berlawanan
diletakkan secara lateral pada tibia proksimal tepat distal
lutut. Pemeriksa kemudian memberikan tekanan valgus dan beban
aksial sambil memutar tibia secara internal saat lutut digerakkan ke
posisi fleksi dari posisi ekstensi penuh. Tes positif ditunjukkan
dengan subluksasi tibia sementara tulang paha berputar ke luar diikuti
dengan reduksi tibia pada fleksi 30-40 derajat.
- Anterior Drawer Test (+)
Pasien berbaring telentang di atas alas tiang dengan pinggul ditekuk
hingga 45 derajat, lutut ditekuk hingga 90 derajat, dan kaki rata di
atas alas tiang. Pemeriksa duduk di ujung jari kaki ekstremitas yang
diuji untuk membantu menstabilkannya. Pemeriksa memegang
tungkai bawah bagian proksimal, tepat di bawah dataran tinggi
tibialis atau garis sendi tibiofemoral dan mencoba menarik tungkai
bawah ke anterior. Tes ini dianggap positif jika tidak ada rasa ujung
atau translasi anterior yang berlebihan dibandingkan sisi
kontralateral.
- Lachman Test (+)
Baringkan pasien terlentang di tempat tidur. Tempatkan lutut pasien
dalam posisi fleksi sekitar 20-30 derajat. Menurut Panduan
Pemeriksaan Fisik Bates, kaki juga harus diputar sedikit ke
luar. Pemeriksa harus meletakkan satu tangan di belakang tibia dan
tangan lainnya di paha pasien. Ibu jari pemeriksa harus berada pada
tuberositas tibialis. Saat menarik tibia ke anterior, ACL yang utuh
harus mencegah gerakan translasi tibia ke depan pada tulang paha
("rasa ujung yang kuat").

f. Dll.
-

5 5
2.0 DIAGNOSIS FISIOTERAPI
a. Impairment
- Pain in joint (b28016)
- Muscles power function (b730)
- Oedema
b. Functional Limitations
- Walking (d450)
- Kneeling (d4102)
- Changing basic body position (d410)
c. Disability
- Religion and spirituality (d930)

C. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan
a. Jangka Pendek
- Mengurangi nyeri
- Mengembalikan kekuatan otot
- Menghilangkan oedema
- Mengurangi spasme otot
b. Jangka Panjang
- meningkatkan kemampuan fungsional untuk kembali ke lapangan
dengn lebih optimal tanpa adanya keluhan
2. TINDAKAN FISIOTERAPI:
a. Teknologi Fisioterapi:
1) ICE
2) Ultrasound
3) TENS
4) Exercise
b. E d u k a s i:
Pasien diedukasi untuk melakukan exercise yang telah dicontohkan.

3. R E N C A N A E V A L U A S I:

a. Evaluasi nyeri menggunakan Numeric Rating Scale


b. Evaluasi kekuatan otot menggunakan Manual Muscle Testing
c. Evaluasi LGS menggunakan Goniometer

F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI:
1. Hari: Jumat, 1 Desember 2023

6 6
a) RICE
Persiapan alat :
Persiapkan dua buah icing dan sebuah handuk.
Persiapan pasien :
Posisikan pasien supine lying, pastikan area yang akan diberi es tidak tertutup oleh
pakaian pasien.
Pelaksanaan terapi :
Letakkan dua buah es di lutut anterior 1 dan di quadriceps 1. Balutkan sebuah handuk
untuk merekatkan kedua es tersebut lalu tunggu selama 5 menit. Apabila sudah segera
angkat es dan bersihkan kembali bagian tubuh pasien yang basah terkena es.
b) Ultrasound
Persiapan alat :
Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, memastikan apakah semua tombol dalam
posisi off atau on. Kabel-kabel tidak boleh kontak dengan lantai, pasien atau
bersilangan satu sama lain. Hubungkan alat ke sumber arus dan selanjutnya
menyiapkan alat ultrasound dan media penghantar gelombang berupa gel.
Persiapan pasien :
Posisikan pasien supine lying dengan lutut ditekuk, lalu oleskan gel pada area yang
akan diterapi.
Pelaksanaan terapi :
Pastikan area yang akan di US sudah terolesi gel dengan merata, lalu atur intensitas,
arus dan waktu. Setelah semua teratur lalu tekan tombol mulai. Setelah tindakan terapi
matikan alat, angkat transduser dari tubuh pasien dan bersihkan area yang telah diterapi
dan merapikan alat dengan mengembalikan ke posisi semula.
c) TENS
Persiapan alat :
Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, memastikan apakah semua tombol dalam
posisi off atau on. Hubungkan alat dengan sumber arus lalu tekan tombol on jika
alat belum hidup. Pasang elektroda di area yang akan diterapi.
Persiapan pasien :
Pasien tidur supine lying (posisi senyaman pasien) area yang akan diterapi terbebas
dari pakaian.
Pelaksanaan terapi :
Pilih jenis TENS yang akan diberikan, dalam kasus ini menggunakan TENS Burst
dengan tujuan untuk menstimulasi otot dan saraf. Setelah itu atur waktu menjadi 15
menit, dan klik start. Lalu berikan intensitas sesuai dengan toleransi pasien.
d) Exercise
1) Quadricep set

7 7
2) Hamstring set
3) SLR

2. Hari: Senin, 4 Desember 2023


a) RICE
Persiapan alat :
Persiapkan dua buah icing dan sebuah handuk.
Persiapan pasien :
Posisikan pasien supine lying, pastikan area yang akan diberi es tidak tertutup oleh
pakaian pasien.
Pelaksanaan terapi :
Letakkan dua buah es di lutut anterior 1 dan di quadriceps 1. Balutkan sebuah handuk
untuk merekatkan kedua es tersebut lalu tunggu selama 5 menit. Apabila sudah segera
angkat es dan bersihkan kembali bagian tubuh pasien yang basah terkena es.
b) Ultrasound
Persiapan alat :
Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, memastikan apakah semua tombol dalam
posisi off atau on. Kabel-kabel tidak boleh kontak dengan lantai, pasien atau
bersilangan satu sama lain. Hubungkan alat ke sumber arus dan selanjutnya
menyiapkan alat ultrasound dan media penghantar gelombang berupa gel.
Persiapan pasien :
Posisikan pasien supine lying dengan lutut ditekuk, lalu oleskan gel pada area yang
akan diterapi.
Pelaksanaan terapi :
Pastikan area yang akan di US sudah terolesi gel dengan merata, lalu atur intensitas,
arus dan waktu. Setelah semua teratur lalu tekan tombol mulai. Setelah tindakan terapi
matikan alat, angkat transduser dari tubuh pasien dan bersihkan area yang telah diterapi
dan merapikan alat dengan mengembalikan ke posisi semula.
c) TENS
Persiapan alat :
Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik, memastikan apakah semua tombol dalam
posisi off atau on. Hubungkan alat dengan sumber arus lalu tekan tombol on jika
alat belum hidup. Pasang elektroda di area yang akan diterapi.
Persiapan pasien :
Pasien tidur supine lying (posisi senyaman pasien) area yang akan diterapi terbebas
dari pakaian.
Pelaksanaan terapi :
Pilih jenis TENS yang akan diberikan, dalam kasus ini menggunakan TENS Burst

8 8
dengan tujuan untuk menstimulasi otot dan saraf. Setelah itu atur waktu menjadi 15
menit, dan klik start. Lalu berikan intensitas sesuai dengan toleransi pasien.
d) Exercise
1) Quadricep set
2) Hamstring set
3) SLR

G. E V A L U A S I:
a) Nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS)
Nyeri T1 T2
Nyeri diam 2 0
Nyeri tekan 3 1
Nyeri gerak 5 4

b) Kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT)


Otot T1 T2
Fleksor 3 3
Ekstensor 3 3

c) Lingkup gerak sendi dengan goniometer


LGS aktif T1 T2
Sinistra S = 15° - 0° - 100° S =10° - 0° - 115°

H. HASIL EVALUASI TERAKHIR:


Pasien dengan nama Tn. Y usia 24 tahun dengan diagnosis post OP ACL sinistra
mengalami nyeri pada lutut dan juga terdapat nyeri pada area ankle , penurunan kekuatan
otot, keterbatasan LGS, dan keterbatasan kemampuan fungsional. Setelah dilakukan terapi
selama 2 kali diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Nyeri tekan dan nyeri gerak pada lutut berkurang
2. Kekuatan otot belum bertambah
3. LGS bertambah 5°

J. CATATAN PEMBIMBING PRAKTIK:

Surakarta, 8 Desember 2023

9 9
PEMBIMBING

Hakny Maulana, FTR


L. Underlying Process

Rebound (bermain Salahnya tumpuan saat Terdapat Setelah dilakukan


basket mendarat sehingga bunyi poping test spesifik
terjadi tarikan derajat ditemukan gejala
v rotasi sendi knee ACL

Pemeriksaan
MRI

Rupture ACL
(robekan total)

Rekonstruksi
ACL

Pasca operasi

Penebalan Immobilisasi Artroscopy


Sayatan/incisi fibros

Luka pada jaringan Kekauan pada


sekitarnya sendi Serabut saraf
Posisi knee mengirim
semi fleksi stimulus ke otak

Berkurangnya
proprioseftif
Inflamasi
(incisi/knee dalam) Thightness m.
Weakness m. quadriceps Nyeri
Hamstring
Kontrol motorik
dan stabilisasi
Oedema gerak sendi
TENS, USD
Exercise :
Quad set
Hams set
Keterbatasan
RICE SLR
LGS
Menghilangkan
nyeri

Penurunaan Mobilisasi
inflamasi sendi
Meningkatkan
kekuatan otot

Mobilisasi
patella

Menambah LGS

Meningkatkan
kemampuan
fungsional

10 10

Anda mungkin juga menyukai