ROM Measurement

MEASUREMENT OF
JOINT MOTION
AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK
LINGKUP GERAK SENDI (LGS)
LGS merupakan Gerak penuh yang dapat dilakukan

(Kisner & Colby, 2016)
LGS / ROM adalah jumlah gerak yang ada (derajat)

(Norkin & White, 1995)
Lingkup Gerak Sendi (LGS)/ Range of Motion (ROM):

Serangkaian gerakan yang terjadi pada persendian dari
awal sampai akhir gerakan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ROM
 AGE
 Allander et al.,  fleksi-extensi wrist, rotasi hip & rotasi shoulder megalami penurunan
ROM dengan bertambahnya usia

 Roach & Miles gerakan aktif hip dan knee mengalami penurunan 3 sampai 5 pada
kelompok umur 25 – 39 tahun dan 60 – 74 tahun. Ekstensi hip menurun sampai 15%
 Moll & Wright  peningkatan ROM thoracolumbal (fleksi, ekstensi, lateral fleksi)
terjadi pada kelompok umur15 -24 tahun dan mulai umur 25 – 34 tahun terjadi
penurunan secara progresif

ROM
 GENDER
Boone, et al.,  wanita pada usia 21 – 69 tahun mengalami penurunan
ROM ekstensi hip > fleksi hip pada pria dg umur sama.
Wanita usia 1 – 29 tahun mengalami penurunan ROM adduksi dan lateral
rotasi hip yang lebih besar dari pada pria pada kelompok umur yang
sama.
Beighton, et al.,  wanita usia 0 – 80 tahun lebih mobile dari pada pria

ROM
 ACTIVE ROM
AROM mengacu pada jumlah gerakan sendi yg dicapai oleh subyek
selama gerakan volunter.
AROM dpt memberikan informasi tentang kemampuan bergerak,
koordinasi dan nyeri

ROM
 PASSIVE ROM
PROM adalah jumlah gerakan yg dicapai oleh terapis tanpa bantuan dari
pasien.
Biasanya ROM pasif sedikit lebih besar daripada ROM aktif
PROM tidak bergantung pada kekuatan otot dan koordinasi
Bila nyeri terjadi pada PROM ; kemungkinan terjadi peregangan jaringan
kontraktil
Informasi yg di dapat adalah endfeel

END-FEEL
Peraasaan yg dialami oleh terapis pada rasa

gerak di akhir gerak pasif

Physiological Endfeel
Endfeel Structure Example
Soft Soft tissue approximation Knee flexion

Firm Muscular Stretch Hip flexion with knee straight
Capsular stretch Extensi metacarpophalangeal
Ligamentous Stretch Forearm supination
Hard Bone contacting bone Elbow extension

Pathological end feel
Endfeel Example
Soft (occurs sooner or later in the ROM Soft tissue edema
than is usual, or in a joint that normally Synovitis
has a firm or hard endfeel
Firm (occurs sooner or later in the ROM Increased muscular tonus
that is usual, or in a joint that normally Capsular, muscular, ligamentous
has a soft or hard endfeel shortening
Hard (occurs sooner or later in the ROM Chondromalacia, OA, loose bodies
that is usual or in a joint that normally in joint, myositis ossificans, fracture
has a soft or firm end feel)
Empty (no real endfeel because pain Acut joint inflamation, bursitis,
prevent reaching end of ROM. No abses, dll
resistance is felt except for patients
protective muscle splinting or muscle
spasm)

GONIOMETER
• Instrument yg umumnya digunakan
untuk mengukur posisi sendi dan
gerak adalah universal goniometer.
• “Universal” karena fleksibilitasnya,
yaitu dapat digunakan untuk
mengukur posisi sendi dan ROM di
hampir semua sendi tubuh.

GONIOMETER
Berasal dari 2 kata Yunani :

Gonia Sudut
Metron Pengukuran
 Goniometer adalah pengukuran sudut, yang khusus dibuat

untuk mengukur sendi manusia.
 Goniometer merupakan evaluasi menyeluruh sendi dan
jaringan lunak sekitarnya.

Kerja penggunaan goniometer adalah saat pasien melakukan gerak aktif
untuk mengevaluasi apakah ditemukan gerakan abnormal. Dan jika
ditemukan gerakan abnormal saat gerak aktif, terapis mencoba melakukan
gerak pasif pada pasien untuk menentukan alasan sendi terbatas dan end-
feels sendi.

BIDANG GERAK

• Pengukuran dimulai pada posisi anatomi, kecuali gerakan rotasi
yang terjadi pada bidang gerak transversal
• Sistem notasi yang digunakan :
Notasi 0 - 180
Notasi 180 -0
Notasi 360
ISOM

Sistem Notasi
a. Sistem 0 — 180 (Silver, 1923), mendapat
rekomendasi AAOS:
Posisi awal semua gerakan dianggap 0, kemudian
bergerak sampai 180 derajat.
b. Sistem 180—0 (Clark, 1920): Jarang digunakan
c. Sistem 360 (West, 1945) : hampir sama dgn system
180 — 0, hanya notasinya sampai 360 (jarang
digunakan).
PROSEDUR PENGUKURAN

Terapis harus memiliki knowledge tentang hal-hal berikut untuk
setiap sendi dan gerakan:
1. Posisi test yg direkomendasikan

2. Posisi Alternatif
3. Perlu Stabilisasi
4. Struktur dan Fungsi Sendi
5. Normal End-feel
6. Anatomy bone landmark
7. Instrument alignment

Terapis harus memiliki keterampilan tentang hal-hal berikut untuk setiap
sendi dan gerakan:
1. Posisioning dan stabilisasi yg benar

2. Pindah segmen/bagian tubuh melalui rentang gerak yg sesuai
3. Menentukan end feel diakhir gerakan
4. Palpasi bone landmark yg tepat
5. Pemakaian instrument dengan tepat sejajar landmark
6. Membaca alat ukur dengan benar
7. Mencatat hasil pengukuran dengan tepat

POSISIONING
Menempatkan sendi pada posisi awal (0)

Membantu stabilisasi segmen proksimal
sendi
Posisioning berpengaruh pada ketegangan
jaringan lunak di sekitar sendi (kapsul,
ligamen, otot)

STABILISASI
Mengisolasi bagian tubuh dan segmen
proksimal sendi yang akan diukur 
mencegah terjadinya gerakan sinergis pada
sendi lain yang berhubungan
Dapat dilakukan secara manual

RECORDING
Pencatatan pengukuran goniometer dapat di catat

dengan :
1.Numerical Tables
2.Pictorial Charts
3.Teks tertulis (SFTR Method)

NUMERICAL TABLES
Name:
Age :
Gender :
Left Right
X X Examiner X X
3/11/18 2/11/18 Date 2/11/18 3/11/18
Hip
0-98 0-75 Fleksi 0-118 Dst....
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Format ini memudahkan untuk membandingkan serangkaian pengukuran untuk

mengidentifikasi masalah gerakan dan melihat riwayat evaluasi rehabilitasi dari waktu ke
waktu.
PICTORIAL CHARTS

SFTR METHOD
Dikembangkan oleh Gerardt & Russe
 Semua gerakan ditulis dalam 3 kelompok angka
 Ekstensi dan semua gerakan yg menjahui tubuh ditulis pertama
 Fleksi dan semua gerakan yg mendekati tubuh ditulis terakhir
 Posisi awal dituliskan di tengah
 Lateral fleksi/rotasi spine ke kiri ditulis pertama, ke kanan ditulis terakhir
 Semua gerakan diukur dan posisi awal netral atau posisi anatomis
 Posisi awal normal ditulis dgn 0°, tetapi dlm keadaan patologis berubah
 Semua posisi yg mengunci atau tdk ada gerakan sama sekali (ankylosis) hanya
ditulis dgn 2 kelompok angka.

Contoh Penulisan ROM metode SFTR
Shoulder S : 50-0-170

LANGKAH PENJELASAN GONIOMETER PADA PASIEN:
1. Perkenalan dan penjelasan tujuan

2. Penjelasan dan Demonstrasi Goniometer
3. Penjelasan dan Demonstrasi Anatomi Bone Landmark
4. Penjelasan dan Demonstrasi Posisi test
5. Penjelasan dan Demonstrasi dari Terapis dan Peraturan Pasien
6. Konfirmasi bahwa pasien sudah paham

UPPER EXTREMITY

SHOULDER
Bidang sagital
Fleksi Shoulder Ekstensi Shoulder
Posisi pasien : supine lying Posisi pasien : prone lying
Posisi terapis : di samping pasien Posisi terapis: di samping terapis
Stabilisasi : thorax untuk mencegah Stabilisasi : thorax untuk mencegah
gerakan ekstensi spine gerakan fleksi spine
Axis : processus acromeon Axis : processus acromion
Alignment : Alignment :
2 lengan goniometer berada di lateral 2 lengan goniometer berada di lateral
midline thorax dan lateral midline humerus midline thorax dan lateral midline humerus
End-feel : Firm Endfeel : Firm

SHOULDER
Bidang frontal
Abduksi Shoulder Adduksi Shoulder
Posisi pasien : supine lying Posisi pasien : supine lying
Posisi terapis : di samping pasien Posisi terapis: di samping terapis
Stabilisasi : thorax untuk mencegah Stabilisasi : thorax untuk mencegah
gerakan lateral fleksi pada trunk gerakan lateral fleksi pada trunk
Axis : anterior dari processus acromeon Axis : anterior dari processus acromion
Proximal arm in the midline of anterior Proximal arm in the midline of anterior
of sternum, distal arm in the middle of sternum, distal arm in the middle
midline of humerus midline of humerus
End-feel : Firm Endfeel : Firm

SHOULDER
Bidang rotasi
Internal Rotasi Shoulder Eksternal Rotasi Shoulder
Posisi pasien : Supine lying di tepi bed, Posisi pasien : Supine lying di tepi bed,
siku fleksi dan shoulder abduksi 90 siku fleksi dan shoulder abduksi 90
Posisi terapis : di samping pasien Posisi terapis : di samping pasien
Stabilisasi : distal of humerus to keep Stabilisasi : distal of humerus to keep
shoulder in abduction 90. shoulder in abduction 90.
Axis : olecranon Axis : olecranon
Proximal arm parallel to the floor, distal Proximal arm parallel to the floor, distal
arm in processus styloideus ulna arm in processus styloideus ulna
End-feel : firm End-feel : firm

ELBOW AND FOREARM
Bidang sagital
Fleksi Elbow Ekstensi Elbow
Posisi pasien : supine lying, dibawah siku Posisi pasien : supine lying, dibawah siku
beri bantal beri bantal
Stabilisasi : distal humerus untuk Stabilisasi : distal humerus untuk
mencegah fleksi shoulder mencegah fleksi shoulder
Axis : epycondylus lateral of humerus Axis : epycondylus lateral of humerus
Proximal arm in lateral midline humerus, Proximal arm in lateral midline humerus,
distal arm in processus styloideus radii distal arm in processus styloideus radii
End-feel : soft Endfeel : Hard

ELBOW AND FOREARM
Bidang transversal
Pronasi Elbow Supinasi Elbow
Posisi pasien : Sitting, elbow fleksi 90 / mid osisi pasien : Sitting, elbow fleksi 90 / mid
posisi posisi
Posisi terapis : di samping pasien, support Posisi terapis : di samping pasien, support
foream pasien foream pasien
Stabilisasi : distal humerus untuk mencegah Stabilisasi : distal humerus untuk mencegah
gerakan internal rotasi dan abduksi shoulder gerakan eksternal rotasi dan adduksi shoulder
Axis : prosessus styloideus ulnaris/ jari Axis : prosessus styloideus ulnaris/ jari
tengah tengah
End-feel : Hard End-feel : Firm

WRIST
Bidang sagital
Palmar Fleksi Dorsal Fleksi
Posisi pasien : sitting, sendi wrist di luar bed Posisi pasien : sitting, sendi wrist di luar bed
(shoulder abd 90, elbow fleksi 90) (shoulder abd 90, elbow fleksi 90)
Stabilisasi : radius, ulna utk mencegah Stabilisasi : radius, ulna utk mencegah
gerakan pronasi/supinasi gerakan ekstensi jari
Axis : lateral dari triquetrum/ prosessus Axis : lateral dari triquetrum/ prosessus
styloideus ulnaris styloideus ulnaris
Proximal arm in midline ulna, olecranon and Proximal arm in midline ulna, olecranon and
distal arm in lateral midline jari ke 5 distal arm in lateral midline jari ke 5
End-feel : Firm End-feel : Firm

WRIST
Bidang Frontal
Radial Deviasi Ulnar Deviasi
Posisi pasien : sitting, sendi wrist di luar bed Posisi pasien : sitting, sendi wrist di luar bed
(shoulder abd 90, elbow fleksi 90) (shoulder abd 90, elbow fleksi 90)
Stabilisasi : distal radius ulna utk mencegah Stabilisasi : distal radius ulna utk mencegah
gerakan pronasi supinasi dan fleksi elbow. gerakan pronasi supinasi dan fleksi elbow.
Axis : middle of the dorsal of the wrist Axis : middle of the dorsal of the wrist
Proximal arm in the dorsal middle forearm Proximal arm in the dorsal middle forearm
and distal arm in the middle of third and distal arm in the middle of third
metacarpal metacarpal
End-feel : Hard End-feel : Firm

CARPAL

METACARPOPHALANGEAL JOINT
Bidang Sagital
Fleksi MCP Ekstensi MCP
Posisi pasien : Sitting, forearm mid posisi Posisi pasien : Sitting, forearm mid posisi
Posisi terapis : duduk di depan pasien Posisi terapis : duduk di depan pasien
Stabilisasi : MCP untuk mencegah gerkan Stabilisasi : MCP untuk mencegah gerkan
wrist wrist
Axis : Dorsal aspect of the MCP joint Axis : Dorsal aspect of the MCP joint
Proximal arm, dorsal midline of MCP Proximal arm, dorsal midline of MCP
Distal arm, dorsal midline of proximal Distal arm, dorsal midline of proximal
phalang phalang
End-feel : Hard End-Feel : Firm

Bidang Frontal
Abduksi MCP Finger Adduksi MCP Finger
Posisi pasien : Sitting, tangan pronasi di Posisi pasien : Sitting, tangan pronasi di
letakkan di atas meja/bed letakkan di atas meja/bed
Stabilisasi : MCP untuk mencegah gerkan Stabilisasi : MCP untuk mencegah gerkan
wrist wrist
Axis : dorsal aspect of CMC joint Axis : dorsal aspect of CMC joint
Proximal arm, dorsal midline of the MCP Proximal arm, dorsal midline of the MCP
Distal arm, dorsal midline proximal phalang Distal arm, dorsal midline proximal phalang

PROXIMAL INTERPHALANGEAL JOINT (PIP)
Bidang Sagital
Fleksi PIP Ekstensi PIP
Posisi pasien : Sitting, forearm mid posisi Posisi pasien : Sitting, forearm mid posisi
Stabilisasi : Proximal phalang utk mencegah Stabilisasi : Proximal phalang utk mencegah
gerakan wrist dan MCP joint gerakan wrist dan MCP joint
Axis : Dorsal aspect of the PIP joint Axis : Dorsal aspect of the PIP joint
Proximal arm, dorsal midline of proximal Proximal arm, dorsal midline of proximal
phalang phalang
Distal arm, dorsal midline of the middle Distal arm, dorsal midline of the middle
phalang phalang

DISTAL INTERPHALANGEAL JOINT (DIP)
Bidang Sagital
Fleksi DIP Finger Ekstensi DIP finger
Posisi pasien : Sitting, forearm Posisi pasien : Sitting, forearm mid posisi
posisi pronasi supinasi Posisi terapis : duduk di depan pasien
Posisi terapis : duduk di depan pasien Stabilisasi : middle phalang utk mencegah
Stabilisasi : middle phalang utk mencegah fleksi wrist , MCP dan PIP
fleksi wrist , MCP dan PIP Axis : Dorsal aspect of the DIP joint
Axis : Dorsal aspect of the DIP joint Alignment :
Alignment : Proximal arm, dorsal midline DIP of middle
Proximal arm, dorsal midline DIP of middle phalang
phalang Distal arm, dorsal midline of distal phalang
Distal arm, dorsal midline of distal phalang End-feel : Firm
End-feel : Firm

THUMB

CARPOMETACARPAL JOINT
Bidang Sagital
Fleksi Thumb Ekstensi Thumb
Posisi pasien : Sitting, forearm mid Posisi pasien : Sitting, forearm mid
posisi posisi
Stabilisasi : carpal untuk mencegah Stabilisasi : carpal untuk mencegah
gerkan wrist gerkan wrist
Axis : palmar aspect of the first CMC Axis : palmar aspect of the first CMC
joint joint
Proximal arm, processus radii, distal arm Proximal arm, processus radii, distal arm
first metacarpal first metacarpal
End-feel : Soft End-Feel : Firm

CARPOMETACARPAL JOINT
Bidang Frontal
Abduksi Thumb Adduksi Thumb
Posisi pasien : Sitting, forearm mid Posisi pasien : Sitting, forearm mid
posisi posisi
Stabilisasi : carpal untuk mencegah Stabilisasi : carpal untuk mencegah
gerkan wrist gerkan wrist
Axis : lateral processus styloideus radii Axis : lateral processus styloideus radii
Proximal arm, center of second MCP Proximal arm, center of second MCP
joint joint
Distal arm, lateraal midline first MCP Distal arm, lateraal midline first MCP
joint joint
End-feel : Firm End-Feel : Firm

Bidang Frontal
Fleksi Thumb Ekstensi Thumb
Posisi pasien : Sitting, full supinasi Posisi pasien : Sitting, full supinasi
Stabilisasi : first metacarpal Stabilisasi : first metacarpal
Axis : dorsal aspect of the first MCP joint Axis : dorsal aspect of the first MCP joint
Proximal arm, dorsal midline of metacarpal Proximal arm, dorsal midline of metacarpal
Distal arm, dorsal midline of proximal Distal arm, dorsal midline of proximal
phalang phalang

INTERPHALANGEAL JOINT (IP)
Bidang Frontal
Fleksi IP Thumb Ekstensi IP Thumb
Posisi pasien : Sitting, forearm supinasi Posisi pasien : Sitting, forearm supinasi
Stabilisasi : proximal phalang utk Stabilisasi : proximal phalang utk
mencegah fleksi/ekstensi MCP joint mencegah fleksi/ekstensi MCP joint
Axis : Dorsal surface of IP joint Axis : Dorsal surface of IP joint
Proximal arm, dorsal aspek of proximal Proximal arm, dorsal aspek of proximal
phalang phalang
Distal arm, dorsal midline of distal Distal arm, dorsal midline of distal
phalang phalang

LOWER EXTREMITY

HIP
Bidang Sagital
Fleksi Ekstensi
Posisi pasien : Supine lying, tungkai Posisi pasien : Prone lying, tungkai
lurus lurus
Stabilisasi : pelvic utk mencegah Stabilisasi : pelvic utk mencegah
posterior tilting anterior tilting
Axis : Trochantor mayor Axis : Trochantor mayor
Proximal arm lateral midline pelvic, Proximal arm lateral midline pelvic,
distal arm in midline lateral epicondylus distal arm in midline lateral epicondylus
End-feel : Soft End-feel : Firm

HIP
Bidang Frontal
Abduksi Adduksi
Posisi pasien : Supine lying, tungkai Posisi pasien : Supine lying, tungkai
lurus lurus
Stabilisasi : pelvic utk mencegah rotasi Stabilisasi : pelvic utk mencegah rotasi
hip hip
Axis : SIAS Axis : SIAS
Proximal arm in the horizontal SIAS, Proximal arm in the horizontal SIAS,
distal arm anterior midline femur distal arm anterior midline femur

HIP
Bidang Transversal
Internal Rotasi Eksternal Rotasi
Posisi pasien : high sitting, Posisi pasien : high sitting,
Stabilisasi : distal femur untuk Stabilisasi : distal femur untuk
mencegah gerakan adduksi hip mencegah gerakan abduksi hip
Axis : anterior patella Axis : anterior patella
Proximal arm parallel with floor, distal Proximal arm parallel with floor, distal
arm in anterior midline lower leg arm in anterior midline lower leg

KNEE
Bidang Sagital
Fleksi Ekstensi
Posisi pasien : Supine lying, tungkai Posisi pasien : Supine lying, tungkai
lurus, dibawah ankle diganjal lurus, dibawah ankle diganjal
Stabilisasi : femur utk mencegah rotasi Stabilisasi : femur utk mencegah rotasi
abduksi dan adduksi abduksi dan adduksi
Axis : epicondylus lateral femur Axis : epicondylus lateral femur
Proximal arm in lateral midline femur, Proximal arm in lateral midline femur,
distal arm in lateral midline fibula distal arm in lateral midline fibula
End-feel : Soft End-feel : Firm

ANKLE
Bidang Sagital
Dorsi Fleksi Plantar Fleksi
Posisi pasien : High Sitting Posisi pasien : High Sitting
Stabilisasi : tibia fibula utk mencegah Stabilisasi : tibia fibula utk mencegah
gerakan knee dan rotasi hip gerakan knee dan rotasi hip
Axis : maleolus lateral Axis : maleolus lateral
Proximal arm in lateral midline fibula, Proximal arm in lateral midline fibula,
distal arm in lateral midline jari kaki ke5 distal arm in lateral midline jari kaki ke5
End-feel : FIrm End-feel : FIrm

CERVICAL, THORAK,
LUMBAL SPINE

Cervical
Bidang Sagital
Fleksi Neck Ekstensi Neck
Posisi pasien : Sitting Posisi pasien : Sitting
Posisi terapis : berdiri di samping Posisi terapis : berdiri di samping
pasien pasien
Stabilisasi : shoulder girdle utk Stabilisasi : shoulder girdle utk
mencegah gerakan fleksi thorax dan mencegah gerakan fleksi thorax dan
lumbal. lumbal.
Axis : external auditory meatus Axis : external auditory meatus
Proximal arm paralel to the ground, Proximal arm paralel to the ground,
distal arm in the longitudinal axis of distal arm in the longitudinal axis of
tongue depresor tongue depresor

Cervical
Alternativ Measurement
Tape measure method
Pita ukur digunakan untuk mengukur jarak antara

ujung dagu dan incisura jugularis pada gerakan
fleksi dan ekstensi neck.
Terapis mencatat di awal dan di akhir pengukuran.
Perbedaan antara 2 pengukuran adalah ROM

Cervical
Bidang Frontal
Lateral Fleksi Neck Goniometer Tape Measure
Posisi pasien : Sitting Pita ukur digunakan untuk mengukur
Posisi terapis : berdiri di belakang jarak antara processus mastoideus dan
pasien processus acromeon pada gerakan
Stabilisasi : shoulder girdle utk lateral fleksi neck.
mencegah gerakan lateral fleksi thorax
dan lumbal.
Axis : Processus spinosus C7
Alignment :
Proximal arm in processus spinous
thorax vertebra, distal arm in dorsal
midline of head

SERVICAL
Bidang Transversal
Rotasi Neck Goniometer Tape Measure
Posisi pasien : Sitting Pita ukur digunakan untuk mengukur
Posisi terapis : berdiri di belakang jarak antara ujung dagu dan processus
pasien acromeon pada gerakan lateral fleksi
Stabilisasi : shoulder girdle utk neck.
mencegah gerakan rotasi thorax dan
lumbal.
Axis : center of the cranial
Alignment :
Proximal arm in imaginary line
processus acromeon, distal arm in the tip
of nose.

TRUNK
Bidang Sagital
Fleksi Trunk
Tape Measure
Posisi pasien : berdiri
Posisi terapis : berdiri di belakang pasien
Stabilisasi : pelvic utk mencegah anterior tilting
Axis : processus spinosus C7-S1

TRUNK
Bidang Sagital
Fleksi Trunk
Modified Schober Technique
Posisi pasien : berdiri dengan kaki terbuka kira-kira 15 cm
Posisi Terapis : Dibelakang pasien dan membuat tiga tanda:
1. Tanda pertama di krista iliaca
2. Tanda kedua di processus spinosus 10 cm di atas tanda pertama (krista iliaca)
3. Tanda ketiga 5 cm di bawah tanda pertama (krista iliaca)
Prosedur :
1. Catat berapa cm jarak dari tanda pertama sampai dengan tanda ketiga.
2. Minta pasien untuk membungkuk ke bawah.
3. Lalu catat jarak perbedaan pada awal gerakan sampai dengan akhir gerakan
Normal : jarak antara posisi awal dan posisi akhir 15 cm

TRUNK
Bidang Sagital
Ekstensi Trunk
Modified Schober Technique
Posisi pasien : berdiri dengan kaki terbuka kira-kira 15 cm
Posisi Terapis : Dibelakang pasien dan membuat tiga tanda:
1. Tanda pertama di krista iliaca
2. Tanda kedua di processus spinosus 10 cm di atas tanda pertama (krista iliaca)
3. Tanda ketiga 5 cm di bawah tanda pertama (krista iliaca)
Prosedur :
1. Catat berapa cm jarak dari tanda pertama sampai dengan tanda ketiga.
2. Minta pasien untuk menekuk punggung ke belakang.
3. Lalu catat jarak perbedaan pada awal gerakan sampai dengan akhir gerakan

TRUNK
Bidang Frontal
Lateral Fleksi Trunk

Goniometer
Stabilisasi : pelvic utk mencegah lateral tilting
Axis : processus spinosus s1
Alignment : proximal arm paralel to the ground, distal arm inposterior aspect processus spinous C7

TRUNK
Bidang Frontal
Fleksi Trunk
Tape Measure
Posisi terapis : berdiri di samping pasien
Stabilisasi : pelvic utk mencegah anterior tilting
Axis : middle finger and the floor

TRUNK
Bidang Transversal
Lateral Fleksi Trunk

Goniometer
Posisi pasien : Sitting, kaki menumpu lantai untuk menstabilisasi pelvic
Stabilisasi : pelvic
Axis : center of cranial
Alignment : proximal arm parallel to an imaginary line between two tuberculum iliaca, distal arm
imaginary line between two processus acromeon

TARSAL

METATARSOPHALANGEAL JOINT
Bidang Sagital
Fleksi Metatarsophalangeal Ekstensi Metatarsophalangeal
Posisi pasien : Supine/ sitting Posisi pasien : Supine/ sitting

Posisi terapis : berdiri di depan pasien Posisi terapis : berdiri di depan pasien
Stabilisasi : metatarsal untuk mencegah Stabilisasi : metatarsal untuk mencegah
plantar fleksi ankle dan inversi/eversi dorsal fleksi ankle dan inversi/eversi
Proximal arm, dorsal midline of Proximal arm, dorsal midline of
metatarsal metatarsal
Distal arm, midline of proximal phalang Distal arm, midline
End-feel : Firm End-Feel : Firm

ROM Measurement

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

ROM Measurement

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

MEASUREMENT OF

LGS merupakan Gerak penuh yang dapat dilakukan

LGS / ROM adalah jumlah gerak yang ada (derajat)

Lingkup Gerak Sendi (LGS)/ Range of Motion (ROM):

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

ROM dengan bertambahnya usia

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

Peraasaan yg dialami oleh terapis pada rasa

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

Soft Soft tissue approximation Knee flexion

Hard Bone contacting bone Elbow extension

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

Berasal dari 2 kata Yunani :

 Goniometer adalah pengukuran sudut, yang khusus dibuat

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

1. Posisi test yg direkomendasikan

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

1. Posisioning dan stabilisasi yg benar

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

Menempatkan sendi pada posisi awal (0)

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

Pencatatan pengukuran goniometer dapat di catat

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

Format ini memudahkan untuk membandingkan serangkaian pengukuran untuk

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

 Ekstensi dan semua gerakan yg menjahui tubuh ditulis pertama

 Fleksi dan semua gerakan yg mendekati tubuh ditulis terakhir

 Posisi awal dituliskan di tengah

 Lateral fleksi/rotasi spine ke kiri ditulis pertama, ke kanan ditulis terakhir

ditulis dgn 2 kelompok angka.

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

1. Perkenalan dan penjelasan tujuan

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK

AISYAH LIFSANTIN NA'IMA- D3 FISIOTERAPI IIK