Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRESENTASE JURNAL

STASE FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL

“ COMPARATIVE EFFECT OF MAT PILATES AND EGOSCUE EXERCISES IN


ASYMPTOMATIC INDIVIDUALS WITH LUMBAR HYPERLORDOSIS:
A RANDOMIZED CONTROLLED TRIAL”

NURPINA DARPIN
PO.71.5.241.20.2.021

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Presentasi Jurnal Stase Fisioterapi Muskuloskeletal

NURPINA DARPIN
PO715241202021

Dengan Judul :

“ COMPARATIVE EFFECT OF MAT PILATES AND EGOSCUE EXERCISES IN


ASYMPTOMATIC INDIVIDUALS WITH LUMBAR HYPERLORDOSIS: A
RANDOMIZED CONTROLLED TRIAL”

Periode pertama, tanggal 2 – 27 Nopember 2020 di RSUD.Prof. Dr. H.M. ANWAR


MAKKATUTU Bantaeng telah disetujui oleh Pembimbing Lahan/Clinical Educator dan
Preceptor.

Bantaeng , …………………2020

Preceptor, Clinical Educator,

_______________________ ________________________
ABSTRAK

Latar Belakang : Mengoreksi hyperlordosis lumbal, penyebab utama nyeri punggung, akan

mengurangi nyeri pada tulang belakang ( lumbal ) sehingga mencegah nyeri yang akan

memperberat sehingga hanya nyeri punggung dan tidak menjalar sampai ke tungkai bawah.

Uji klinis membandingkan di mana matrax Pilates, latihan Egoscue dan latihan stabilisasi

lumbar melihat efeknya pada latihan malalignment tulang belakang.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas Pilates, Egoscue, dan

latihan stabilisasi lumbar untuk menurunkan sudut hyperlordosis pada individu tanpa gejala

dengan lumbar hyperlordosis.

Pengaturan dan desain studi: sebuah uji coba terkontrol secara acak yang dilakukan pada

peserta suka relawan dari Ilmu Kesehatan Universitas Belagavi.

Bahan dan metode: Individu tanpa gejala dengan kondisi hyperlordosis lumbar (n = 51)

dialokasikan secara acak untuk kelompok Pilates, Egoscue dan stabilisasi Lumbar. Hasil yang

dinilai adalah indeks lumbosis lumbar, pelvis Tilt, dan toleransi untuk latihan kinerja yang

diukur pada awal dan setelah 4 minggu.

Hasil: Ada penurunan yang signifikan dalam skor hyperlordosis (P <0,001) dalam tiga

kelompok studi bila dibandingkan untuk skor sebelum dan sesudah intervensi. Namun, lebih

banyak pengurangan terlihat pada kelompok Pilates dan Egoscue dibandingkan dengan

stabilisasi lumbar. Kelompok Pilates dan Egoscue sama-sama efektif dalam sudut lordosis

Lumbar (P = 0,68) dan pelvis tilt ( Kemiringan panggual ) (P = 0,51). Peserta kelompok

Pilates menilai latihan dengan toleransi unggul terhadap kinerja (P <0,0006) daripada

Egoscue dan stabilisasi Lumbar.

Kesimpulan: Kelompok Pilates dan kelompok Egoscue sama-sama efektif dan lebih unggul

daripada kelompok stabilisasi lumbar dalam koreksi hiperlordosis. Selanjutnya, kemudahan


kinerja latihan dinilai tinggi untuk Pilates daripada latihan Egoscue. Latihan-latihan ini harus

dimasukkan oleh dokter dalam rehabilitasi preventif atau korektif terhadap malaligna spinal

posture.

Kata kunci: Correction, Exercises, Hyperlordosis, Lumbar spine, Posture


A. PENDAHULUAN
Prevalensi nyeri punggung bawah (LBP) di India ditemukan menjadi 6,2% pada

populasi umum dan 90% pekerja konstruksi. Diperkirakan bahwa 1 dari 25 orang akan

meninggalkan pekerjaan mereka karena LBP. Penelitian telah menunjukkan bahwa

sekitar 90,5% orang yang memiliki LBP memiliki perubahan pada posisi tulang

belakang atau lumbal. sebuah studi menyatakan bahwa 70% dari populasi dengan kasus

LBP memiliki Nyeri punggung bawah postural merupakan nyeri yang terjadi akibat

deviasi postur tubuh dalam posisi statis yang mengubah hubungan normal antara tulang

belakang dan panggul.

Pencegaan agar terhindar dari batas normal lordosis lumbal diperlukan untuk

mendapatkan postur tubuh yang ideal. Hyperlordosis adalah suatu kondisi di mana ada

kelengkungan tulang belakang yang berlebihan di punggung bawah. Hyperlordosis

menciptakan kurva berbentuk C di punggung bawah, atau daerah lumbal, di mana tulang

belakang melengkung ke dalam tepat di atas pantat. Ini sering terjadi sebagai akibat

postur yang buruk atau kurangnya olahraga., dan lain-lainnya. Hal ini terjadi Gejala

hyperlordosis termasuk nyeri punggung bawah dan tulang belakang melengkung.

Berkaitan dengan gangguan kemampuan fisik tersebut dikarenakan dengan

kelebihan berat tubuh akan menjadi beban yang lebih pada sendi lumbosacral akan

menyebabkan pembentukan kurva dari lumbar yang abnormal (hiperlordosis). Dengan

adanya hiperlordosis maka akan menyebabkan seseorang menjadi nyeri pada pinggang

bawah sehingga akan menjadi terbatas aktivitasnya.

Kegemukan berpengaruh pada kurva lumbalis dalam bidang sagital, yaitu

timbulnya hiperlordosis. Hal ini dikarenakan pada kegemukan ditemukan kelemahan

otot abdominal. Pada seseorang dengan otot abdominal yang kuat akan mengurangi

tekanan intra diskal sampai dengan 30% karena beban axial diterima bersama-sama
antara otot abdominal dengan kolumna vertebra. Tetapi pada seorang yang mempunyai

kelemahan otot abdominal seperti pada penderita kegemukan akan mengubah garis

gravitasi dan center of gravitasi ke depan sehingga beban axial hanya terjadi pada

kolumna vertralis saja terutama terberat terjadi pada L5-S1 sehingga moment force yang

berlebih akan meningkatkan kurva lordosis. Pada kegemukan juga terjadi kelemahan otot

gluteal yang menyebabkan pelvis bergerak ke arah ventral (nutasi) sehingga akan

meningkatkan sudut inklinasi pelvis dan menambah kurva lordosis lumbal. Menurut

teori Kendall, olahraga adalah metode paling umum untuk memperbaiki postur

abnormal, dengan meregangkan struktur jaringan lunak yang diperpendek dan

memperkuat otot-otot yang lemah. Latihan Pilates bertujuan untuk mempromosikan

postur tubuh yang baik dengan meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot-otot di

sekitar tulang belakang lumbar. Berbagai penelitian telah menunjukkan ke efektifannya

dalam penatalaksanaan hiperlordosis lumbar pada periode dari pasca persalinan, LBP

dan nyeri leher mekanik kronis. Latihan stabilisasi lumbar adalah latihan konvensional

kontrol motor yang memberikan stabilisasi internal pada tulang belakang dan trunk

meningkatkan kontrol sistem neuromuskuler, kekuatan, dan daya tahan. Literatur telah

menunjukkan bahwa efektif dalam LBP dan pada tulang belakang. dan nyeri panggul.

Bentuk baru latihan yang dikenal sebagai latihan Egoscue, dikembangkan di

mana fokusnya adalah untuk menargetkan disfungsi muskuloskeletal dengan teori untuk

mengembalikan keseimbangan postur melalui latihan korektif. Disarankan efektif dalam

memperbaiki postur tubuh yang buruk.

Untuk yang terbaik dari pengetahuan dan pencarian literatur kami, hanya satu

studi yang telah diterbitkan untuk mengevaluasi efektivitas exercises Egoscue pada nyeri

Hip dan Knee kronis dan ditemukan sangat efektif. Namun, belum ada penelitian yang

dilakukan untuk melihat efek latihan ini pada malalignment tulang belakang. Lebih
lanjut, ada kekurangan literatur di mana perbandingan dilakukan antara Pilates dan

latihan stabilisasi pada koreksi hiperlordosis. Oleh karena itu, studi ini dilakukan untuk

membandingkan efek dari latihan pada koreksi lumbal lordosis.

Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai dan membandingkan efektivitas Mat

Pilates, egoscue latihan dan stabilisasi lumbal, dalam pengurangan sudut lumbal lordosis,

kemiringan panggul anterior dan untuk melihat toleransi untuk latihan kinerja (ttep) di

asimtomatik individu dengan lumbal Hyper-lordosis.

B. METODE
Penelitian tersebut merupakan uji coba randomized controlled paralelyang

dilakukaan pada peserta sukarelawan dari perguruan tinggi konsituen, universitas ilmu

kesehatan, Belagavi, karnataka India dari April 2018 hingga Maret 2019. Semua peserta

individu dalam penelitian ini memberikan persetujuan tertulis. Penelitian ini disetujui

oleh komite penelitian dan etika institusional.


Kriteria Keterangan
Population/Problem 1. Populasi
Penelitian ini melibatkan beberapa subjek dan dibagi masing-
masing menjadi 3. Tiap tindakan exercises 17 orang, seperti kelompok
stabilisasi Lumbar dengan 17. Desain studi dan pertimbangan etis
Penelitian ini adalah desain paralel uji acak terkontrol yang dilakukan
pada peserta sukarela dari konstituen
Perguruan University, Belagavi, Karnataka, India dari April 2018
to March 2019. Penelitian ini disetujui oleh Komite Penelitian dan Etika
Institusional (KIPT / 183/14/05/18). Uji coba terdaftar dengan Clinical
Trial Registry - India (CTRI / 2018/07/015086). Semua peserta individu
dalam penelitian ini memberikan persetujuan tertulis.
2. Sampel
Participants and randomization Semua individu dengan
hiperordosis lumbar diskrining untuk kriteria inklusi dan eksklusi.
Individu diberitahu tentang tujuan dan prosedur penelitian dan
dimasukkan jika mereka memiliki Hip Extensi Test (+) positif, tidak ada
keluhan fisik di tulang belakang, dalam kelompok usia 18-40 tahun, dan
sudut kemiringan panggul anterior (anterior pelvic tilt angle) >13°.
Individ u di keluarkan jika mereka memiliki riwayat cedera punggung,
LBP mengalami nyeri lokal atau memancar, menjalani perawatan untuk
LBP dalam 6 bulan terakhir, dan melakukan segala jenis latihan atau
aktivitas olahraga selama 6 bulan terakhir.
Ukuran sampel yang dihitung adalah lima puluh satu (51),
berdasarkan literatur sebelumnya mempertimbangkan ukuran efek
dengan nilai α 1,96 dan nilai β 0,842. Alokasi kepada kelompok
dilakukan dengan menggunakan metode lotere. Subjek secara acak
mengambil chit, dengan masing-masing nomor sesuai dengan grup.
Individu kemudian dialokasikan ke dalam tiga kelompok studi, yaitu.
Pilates, Egoscue, dan kelompok stabilisasi Lumbar dengan 17 di masing-
masing kelompok.

Intervention Tabel 1 menunjukkan exercises dan dosis termasuk perkembangan untuk 3


kelompok studi :
 Intervensi umum
Perlakuan umum yang diberikan kepada peserta dari tiga kelompok
studi terdiri dari latihan peregangan/ Streching Exercises (table 1). Pasif
streching diberikan untuk hamstring, ilipsoas, rectus femoris and
tendo-achilles otot-otot bilaterally. tiga peregangan diberikan dengan
masing-masing peregangan di lakukan selama 30 detik.
 Kelompok Pilates ( n = 17)
Grup Pilates (n = 17) individu dalam kelompok ini menerima Exercises
Mat Pilates dengan setiap minggu memiliki set exercises yang berbeda
[tabel 1 dan gambar 3]. setiap latihan dilakukan sebanyak 5 kali.
 Kelompok Egoscue ( n = 17)
Kelompok Egoscure menerima Total 10 exercises yang termasuk
statis kontraksi / static back alone dan dengan latihan pernapasan,
kontraksi otot abdominal, sementara di posisi belakang statis back
position, abductor press, overhead extension, elbow curls on wall, static
wall, upper spinal twist, pelvic tilts, supine groin progressive, and air
bench exercises [Table 1 and Figure 4].
Dosis : Minggu 1: 3 kali , tahan selama 30 detik, Minggu 2: 5 kali ,
tahan selama 30 detik,
Minggu 3: 15 kali , tahan selama 30 detik, Minggu 4: 20 kali , tahan
selama 30 detik
 Kelompok stabilisasi lumbar (n = 17)

Kelo
mpok

stabilisasi lumbar menerima exercises stabilisasi yang meliputi included


crook lying, crook lying with one leg extended and resting down on couch,
prone, lying with arms at the side and head turned to opposite side,
quadruped position with head in neutral, supine lying with one knee flexed
resting on couch and other knee flexed to be held without support, supine
lying with both the legs extended and one leg raise, sitting on chair erect,
plank position, sitting erect on Bobath ball [Table 1 and Figure 5].
Dosis : Minggu 1: 3 kali , tahan selama 30 detik, Minggu 2: 5 kali , tahan
selama 30 detik,
Minggu 3: 15 kali , tahan selama 30 detik, Minggu 4: 20 kali , tahan
selama 30 detik,
Latihan di ketiga kelompok dilakukan pada hari-hari alternative atau
tertentu selama 3 kali dalam seminggu selama periode 4 minggu dengan
streching sebelum latihan.

Comparison

Exercise dan Inclinometer pelvic tilt

Gangguan postur banyak terjadi karena otot yang tidak seimbang


(muscles imbalance), kekakuan otot, dan kelemahan otot tertentu.
Gangguan postur juga dapat diakibatkan karena adanya nyeri, lingkup
gerak sendi dan fleksibilitas otot yang berkurang, perubahan biomekanik
pada sendi, hipermobiliti sendi dan adanya joint laxity, kondisi dengan
adanya perubahan sensasi dan propiosepsi, adaptasi pada lingkungan, dan
yang paling sering adalah karena kebiasaan buruk yang tidak menjaga
postur yang baik dalam melakukan aktifitas sehari – hari .banyak jenis
latihan untuk melakukan intervensi pada kondisi tersebut. Diantaranya
adalah fisioterapi dapat Setelah melakukan pemeriksaan dan pasien
dipastikan mengalami hiperlordosis lumbal, maka fisioterapis dapat
menentukan perencanaan intervensi terapinya.

Fisioterapi mempunyai memberikan latihan core stability yang bersifat


seimbang dilakukan pada kedua sisi tubuh dapat meningkatkan kekuatan
Core muscles dan mengurangi muscle imbalance sehingga meningkatkan
kestabilan pada area lumbopelvic yang terjadi hiperlordosis.

The Digital Pelvic Inclinometer


(DPI) yang dikembangkan oleh
Sub-4 Technologies, adalah alat
pengukur presisi yang digunakan
untuk mengukur kecenderungan
tulang polos. Menggunakan
teknik yang dijelaskan, DPI dapat
digunakan untuk menilai perilaku
panggul dengan menggunakan
spesialis
protokol. DPI menggunakan layar digital. Layar ini memungkinkan ahli
fisioterapi untuk melihat output dari perangkat saat melakukan prosedur
pengukuran.
Secara umum, kemiringan panggul sering terjadi diukur dalam praktik
klinis untuk mengidentifikasi adanya postur abnormal yang dapat
menyebabkan disfungsi dan menyebabkan kronis kondisi nyeri
muskuloskeletal, seperti rendah sakit punggung . Gangguan postural
adalah masalah yang tersebar luas. Singkatnya ini berarti bahwa:
Disfungsi dapat dikuantifikasi, Perawatan menjadi lebih terarah dan
akurat, Perbaikan dapat dikuantifikasi. Semua indeks ini mengarah ke
yang lebih tepat fisioterapi untuk pencegahan dan koreksi.
Outcome  Derajat lumbal lordosis dengan indeks lumbal lordosis
A 61 cm yang Flexi Curve digunakan. Itu dibentuk ke kurva tulang
belakang dan ditelusuri di atas kertas untuk menghitung indeks lordosis.
Lebar maksimum dan panjang total kurva diukur. Rumus yang
digunakan adalah θ ° = 4 (Arc Tan [2H/L]), di mana L = garis vertikal
bergabung dengan vertebra T12 dan S2 dan H = lebar maksimum yang
merupakan bagian terdalam dari kelengkungan [gambar 2A].
 Persentase lordosis lumbar menggunakan indeks lumbosis lumbal.
Instrumen dan prosedur yang sama digunakan untuk derajat
lordosis lumbalis kecuali untuk rumus yang digunakan: IL = lebar
lumbar / panjang lumbal × 100 [Gambar 2a].
 Anterior pelvic tilt using pelvic inclinometer
Kemiringan panggul anterior menggunakan inklinometer panggul.
Subjek diminta berdiri dengan kaki selebar bahu. Bahkan tekanan
diterapkan ke kedua lengan inclinometer di tulang iliaka superior anterior
dan tulang belakang iliaka superior posterior, dengan gelembung di
tengah pembacaan kemudian diukur dalam derajat [Gambar 2b].
 Toleransi untuk melakukan kinerja menggunakan skala Borg.
Skala ini terdiri dari skor 6-20 di mana kata-kata dicetak sebagai
"sangat sangat ringan" pada 7 dan "sangat sangat keras" pada 19.
Study Design Randomized control trail

C. ANALISIS PICOS

D.
E. IMPLIKASI KLINIS
Dalam penelitian ini Para penulis menyatakan bahwa mereka telah memperoleh
segala bentuk persetujuan pasien yang tepat. Dalam bentuk pasien (s) telah / telah
memberikan / nya / persetujuan mereka untuk / nya / gambar mereka dan informasi klinis lain
untuk dilaporkan dalam jurnal. Para pasien memahami bahwa nama dan inisial mereka tidak
akan dipublikasikan dan upaya karena akan dilakukan untuk menyembunyikan identitas
mereka, tetapi anonimitas tidak dapat dijamin.

F. KESIMPULAN

latihan pilates, latihan Egoscue, dan Lumbar latihan stabilisasi selama 4 minggu semua

efektif dalam mengurangi sudut lumbar hyperlordosis dan anterior panggul. Namun,

kelompok Pilates dan kelompok Egoscue ditemukan sama-sama efektif dan unggul kelompok

stabilisasi lumbal. Selanjutnya, kemudahan kinerja latihan dinilai tertinggi untuk Pilates

diikuti oleh stabilisasi lumbal yang diikuti oleh latihan Egoscue Pilates dan Egoscue latihan

terbukti efektif untuk koreksi lumbar hyperlordosis tapi Pilates adalah dengan

ketidaknyamanan yang lebih rendah dibandingkan dengan Egoscue. Oleh karena itu, latihan

ini harus dimasukkan oleh dokter atau latihan terapis dalam rehabilitasi preventif atau

rehabilitasi korektif terhadap malalignments postur tulang belakang.

G. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai