Anda di halaman 1dari 15

PENATALAKSANAAN AWAL

JALAN NAFAS
KELOMPOK II
AHMAD AKRAM
IRMA SULTAN
NURLINGKA F. MASSEBALI
SRI NURLIANI M
PENATALAKSANAAN AWAL
JALAN NAFAS
KELOMPOK II
AHMAD AKRAM
IRMA SULTAN
NURLINGKA F. MASSEBALI
SRI NURLIANI M
A.    ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

• Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen


(O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²)
yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Saluran
pernapasan terbagi atas beberapa bagian
yaitu:
1.      Saluran Nafas Bagian Atas
a. Rongga hidung, merupakan fungsi utama dari selaput lendir
respirasi (terdiri dari: Psedostrafied ciliated columnar
epithelium) yang berfungsi menggerakkan partikel partikel
halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan
disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang
berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah
yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut
dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke:
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius).
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan
faring,terdapat pangkal lidah).
d. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan
aliran makanan).
2.      Saluran Nafas Bagian Bawah
a. Laring: Terdiri dari Tulang rawan krikoid, Selaput/pita suara, Epilotis, Glotis.
b. Trakhea: Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾
cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan
oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus. Pada
bayi, trakea berukuran lebih kecil, sehingga tindakan mendongakan kepala
secara berlebihan (hiperekstensi) akan menyebabkan sumbatan pada
airway.
c. Bronkhi: Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat
percabangan ini disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan
lebih dekat dengan trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi: lobus
superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus
superior daninferior
d. Epiglotis: Trakea dilindungi oleh sebuah flap berbentuk daun yang
berukuran kecil yang dinamakan epiglotis. Normalnya, epiglotis menutup
laring pada saat makanan atau minuman masuk melalui mulut, sehingga
akan diteruskan ke esofagus.
3. Alveoli
• Terdiri dari: membran alveolar dan ruang interstisial. Membran alveolar:
– Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli
– Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang
menghasilkan surfactant.
– Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling
berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam
rongga endotel
– Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh: endotel
kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.
• Aliran pertukaran gas: Proses pertukaran gas berlangsung sebagai
berikut: alveoli epitel alveoli « membran dasar « endotel kapiler « plasma «
eitrosit. Membran « sitoplasma eritrosit « molekul hemoglobin. Surfactant:
Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan
normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu
ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat dihindari.
4.      Sirkulasi Paru
• Mengatur aliran darah vena-vena dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis dan mengalirkan darah yang bersifat arterial melalui vena
pulmonalis kembali ke ventrikel kiri.
5.      Bronkus dan paru
• Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus
terminalis, bronkhiolus respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf,
sistem limfatik. Pada alveolus akan terjadi pertukaran oksigen dengan
karbondioksida.
6.     Rongga dan Dinding Dada
• Rongga ini terbentuk oleh:
– Otot-otot interkostalis
– Otot -otot pektoralis mayor dan minor
– Otot- otot trapezius
– Otot-otot seratus anterior/posterior
– Kosta- kosta dan kolumna vertebralis
– Kedua hemi diafragma.
B.     JALAN NAPAS (AIRWAY)
• Airway merupakan komponen yang penting dari sistem pernapasan
adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan
paru. Sehingga Penilaian jalan napas (Airway) pada korban yang pertama
kali adalah:
– Mendengarkan apakah ada suara nafas tambahan?
– Apakah jalan nafas terbuka 
• Tanda-tanda sumbatan pada jalan nafas yaitu:
1.      Bagian atas
– Snoring: suara seperti orang ngorok dimana pangkal lidah yang jatuh ke belakang.
– Gurgling: seperti orang berkumur dimana dikarenakan adanya cairan atau darah.
– Stridor: terjadi karena uap panas atau gas yang mengakibatkan mukosa bengkak ataupun
jalan nafanya menjadi kasar.
2.      Bagian bawah
– Rales
– Wheezing: seperti suara biola dimana mengalami penyempitan di bronkusnya.
– Stridor
C.    PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT

1.      Oropharyngeal Tube
Disebut sebagai oropharingeal airway, yang biasa disebut juga mayo
tube, atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah gudel.
a.      Pengertian
Memasang oropharingeal tube adalah suatu tindakan pemenuhan
kebutuhan oksigen dengan membebaskan jalan nafas melalui
pemasangan oropharingeal tube melalui rongga mulut ke dalam
pharing.
b.      Tujuan
• Membebaskan jalan nafas
• Mencegah lidah jatuh atau melekat pada dinding posterior pharing
• Memudahkan penghisapan lendir
2.      Suctioning
a.      Pengertian
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan
jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. ( Ignativicius, 1999).
 
b.      Indikasi
Indikasi dilakukannya penghisapan adalah adanya atau banyaknya secret
yang menyumbat jalan nafas, ditandai dengan:
• Terdengar adanya suara pada jalan nafas.
• Hasil auskultasi : ditemukan suara crackels atau ronkhi.
• Kelelahan.
• Nadi dan laju pernafasan meningkat.
• Ditemukannya mukus pada alat bantu nafas.
• Permintaan dari klien sendiri untuk disuction.
• Meningkanya peak airway pressure pada mesin ventilator
3.      Intubasi Endotracheal (ETT)
a.      Pengertian
ETT adalah tindakan untuk memasukan pipa endotracheal ke dalam trachea, yang biasa digunakan
sebagai pembebasan jalan nafas, pemberian nafas buatan dengan bag and mask dan lain sebagainya.
b.      Tujuan
• Pembebasan jalan nafas
• Pemberian nafas buatan dengan bag and mask
• Pemberian nafas buatan secara mekanik (respirator)
• Memungkinkan penghisapan sekret secara adekuat
• Mencegah aspirasi asam lambung (dengan adanya balon yang dikembangkan
• Mencegah distensi lambung
• Pemberian oksigen dosis tinggi
c.       Indikasi
• Ada obstruksi jalan nafas bagian atas
• Pasien yang memerlukan bantuan nafas dengan respirator
• Pemberian anestesi
• Terdapat banyak sputum (pasien tidak dapat mengeluarkan sendiri)
d.      Jenis Intubasi
• Intubasi oral
• Intubasi nasal
e.       Keuntungan dan kerugian intubasi nasal dan oral
• Intubasi Nasal
D.    TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS DENGAN TANPA
ALAT
1.      Head Tilt / Chin Lift
• Tehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala, leher, dan tulang belakang.
Tahap-tahap untuk melakukan tehnik ini adalah:
– Letakkan tangan pada dahi korban (gunakan tangan yang paling dekat dengan dahi korban).
– Pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong dahi kearah belakang.
– Letakkan ujung-ujung jari tangan yang satunya pada bagian tulang dari dagu korban. Jika
korban anak-anak, gunakan hanya jari telunjuk dan diletakkan dibawah dagu.
– Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala. Jangan samapi mulut korban
tertutup.Jika korban anak-anak, jangan terlalu menengadahkan kepala.
– Pertahankan posisi ini.
2.      Jaw Trust Manuver
• Tehnik ini dapat digunakan selain tehnik diatas.Walaupun tehnik ini menguras tenaga, namun
merupakan yang paling sesuai untuk korban dengan cedera tulang belakang. Tahap-tahap untuk
melakukan tehnik ini adalah:
– Berlutut diatas kepala korban. Letakkan siku pada lantai di kedua sisi kepala korban.Letakkan
tangan di kedua sisi kepala korban.
– Cengkeram rahang bawah korban pada kedua sisinya.jika korban anak-anak, gunakan dua atau
tiga jari dan letakkan pada sudut rahang.
– Gunakan gerakan mengangkat untuk mendorong rahang bawah korban keatas. Hal ini menarik
lidah menjauhi tenggorokan.
– Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. Jika perlu, tarik bibir bagian bawah dengan
kedua ibu jari.
E. FOREIGN BODY AIRWAY OBSTRUCTION (FBAO) / SUMBATAN
KARENA BENDA ASING PADA JALAN NAFAS
1.      Pada Orang Dewasa
• Kematian yang diakibatkan oleh FBAO jarang terjadi tetapi penyebabnya dapat dicegah.Pada
umumnya FBAO pada orang dewasa disebabkan saat penderita sedang makan atau bermain.
Kejadian tersedak pada penderita yang masih sadar biasanya masih bias ditanggulangi dengan cepat
oleh orang yang ada disekitarnya.
a.       Mengenali sumbatan karena benda asing pada jalan nafas/FBAO pada dewasa
• Mengenali sumbatan jalan nafas yang disebabkan benda asing merupakan kunci keberhasilan, sangat
penting untuk membedakan keadaan gawat darurat seperti pingsan, serangan jantung, kejang atau
keadaan lainnya yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan, sianosis, atau hilangnya kesadaran.
• Tanda-tanda penderita yang mengalami FBAO adalah tampak kurangnya pertukaran udara dan
meningkatnya kesulitan bernafas sperti batuk yang tidak bersuara, sianosis atau tidak dapat bersuara
dan bernafas.Penderita memegang leher yang menampakan tanda umum tersedak.Segera tanyakan
“apakah anda terseda?” jika penderita mengisyaratkan “ya” dengan mengangguk tanpa bicara, ini
menandakan penderita mempunyai sumbatan jalan nafas berat.
b.      Membebaskan sumbatan karena benda asing pada orang dewasa
• Lakukan Heimlich Maneuver pada penderita sampai benda asing keluar atau penderita jatuh
tidak sadar.
• Pada penderita obesitas dan wanita hamil lakukan dengan chest thrust.
• Hubungi SPGDT.
• Lakukan abdominal thrust (pada penderita yang tidak sadar).
• Bila benda terlihat lakukan sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
2.      Pada Anak dan Bayi
• Lebih dari 90% kematian anak usia<5 tahun disebabkan oleh sumbatan benda asing pada jalan nafas.
Pada bayi (65%) terjadi karena aspirasi cairan.Penyebab sumbatan jalan nafas pada anak biasanya
adalah benda-benda kecil yang berserakan di lantai seperti makanan kecil, permen, dll.
• Tanda-tanda adanya sumbatan karena benda asing pada anak dan bayi adalah timbulnya gangguan
pernafasan yang tiba-tiba disertai dengan batuk, tersedak, stridor dan wheezing.

Membebaskan sumbatan karena benda asing pada anak dan bayi


• Sumbatan jalan nafas dapat terjadi ringan ataupun berat.Saat sumbatannya ringan, anak masih dapat
batuk dan bersuara. Tetapi pada saat sumbatannya berat penderita sama sekali tidak dapat batuk
ataupun bersuara.
• Jika sumbatan yang terjadi ringan jangan melakukan apapun, biarkan penderita membersihkan jalan
nafasnya sendiri dengan batuk, sementara anda mengobservasi tanda-tanda FBAO yang berat.
• Jika sumbatannya berat (penderita tidak dapat bersuara sedikitpun).Untuk anak, lakukan Heimlich
maneuver sampai bendanya keluar atau sampai anak jatuhdalam keadaan tidak sadar.
• Untuk bayi lakukan 5x back blows diikuti dengan 5x chest thrust berulang-ulang sampai bendanya
keluar atau sampai penderita jatuh tidak sadar. Pada bayi tidak direkomendasikan untuk melakukan
abdominal thrust karena dapat merusak organ dalam yang tidak terlindungi, contohnya hati.
• Sebelum melakukan ventilasi petugas harus melihat apakah bendanya terlihat atau tidak pada mulut
penderita. Jika anda melihat bendanya, keluarkan!! Petugas tidak direkomendasikan untuk
melakukan sapuan jari bila bendanya tidak tampak pada faring, karena dapat mendorong bendanya
masuk ke dalam ofaring dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ tersebut.
THANKI



Anda mungkin juga menyukai