Dosen pengampu :
OLEH
MARIA CARMELINDA OLGITA ATU EFFI
NIM : 132235077
1. Provides extensive gas exchange surface area between air and circulating blood
3. Protection
4. Produces sounds
How are delicate respiratory exchange surfaces protected from pathogens, debris, and
other hazards?
The Respiratory Defense System
NASOPHARYNX :
larger than 10µm, because of hair and mucous production, irritants substance cause
sneezing
ALVEOLI :
The respiratory system is divided into the upper respiratory system, above the larynx, and
the lower respiratory system, from the larynx down
1. hidung
2. Kavitas nasalis
3. Faring
4. Laring
• Mukosa hidung : epitel bersilia dan sel goblet yang memproduksi mukus
Hidung
1. Sinus-sinus dan sekat yang memperluas permukaan
2. Kelenjar lendir
3. Pleksus vena
Fungsi hidung
1. Warming
2. Humidifying
3. Filtering
4. Defence
Faring
• Faring : pipa muskuler di belakang rongga hidung, mulut dan di depan vertebra
servikalis.
1. Nasofaring
2. Orofaring
3. Laringofaring.
• Palatum molle terangkat saat menelan untuk menutup nasofaring, dan mencegah
makanan atau saliva naik, bukan turun.“
• “ UVULA “ bagian palatum molle yang dapat dilihat pada bagian belakang
tenggorokkan.
• Pada dinding posterior nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringeal, suati
noduli limfoid yang berisi makrofag.
• Kontraksi muskuler orofaring & laringofaring adalah bagian dalam reflek menelan.
Laring
• Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis menutup bagian puncak untuk
mencegah makanan masuk ke laring.
• “PLIKA VOKALIS “ ( Pita suara ) : berada di kedua sisi Glotis, yang terbuka
diantaranya.
• Selama bernafas, PITA SUARA berada di sisi glotis, sehingga udara melintas
secara bebas.
• Selama berbicara : Otot-otot intrinsik laring menarik pita suara melewati glotis
dan hembusan udara menggetarkan pita suara untuk menhasilkan suara yang
bisa diubah menjadi pembicaraan.
• Nervus kranialis yg merupakan nervus motorik pada laring untuk fungsi bicara
adalah nervus vagus dan nervus aksesorius.
b. Saluran nafas bawah :
1. Trakea
Celah pada cincin kartilago yang tidak bisa menutup secara penuh berada di sisi
posterior.
Lower Airways
Function
Filtration
Transmission of air
Structures
Trachea
Mainstem bronchi
Bronchioles
Terminal bronchioles
adalah proses di mana oksigen ( O2 ) diperoleh dari lingkungan dan dibawa ke sel-
sel tubuh. Karbon dioksida ( CO2 ) diangkut ke luar tubuh dengan arah berlawanan
Ventilasi :
- Masuknya o2 ke dalam paru keluarnya co2 ke udara luar, setelah melalui proses
metabolism
- Jalur masuk udara ialah
M. STERNOCLEIDO,
SCALENUS ANTERIOR
Intercostal eksterna
Volume toraks
Volume toraks
A. ISTIRAHAT
B. SAAT INSPIRASI
C. SAAT EKSPIRASI
GANGGUAN VENTILASI
a. Alveolar Hipoventilation
b. Saluran napas sempit (asma)
o Paru-paru
o Jaringan Tubuh
o “Respirasi Eksternal “
➢ Pertukaran gas antara darah dalam kapiler sistemik dan cairan jaringan ( sel) pada tubuh
disebut : “ Respirasi Internal “
( Ekspirasi )
Oksigen ( O2 ) 21 % 16%
- Lapisan surfaktan,
- Ruang interstisial ,
- Endotel kapiler
Faal Difusi dipengaruhi oleh :
• MEMBRAN
o TEBAL
o LUAS
• DARAH
o VOLUME DARAH
o HB
• SIRKULASI
o ALIRAN DARAH
Vg= A / T . D ( P1 – P2 )
Vg = volume gas
T = tebal membran
➢ Dalam Tubuh : Gas akan berdifusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
➢ Konsentrasi masing-2 gas dalam tempat khusus ( Udara alveoler, darah dsb)
dinyatakan dalam suatu ukuran disebut “ tekanan parsial “
➢ Tekanan parsial adalah : Tekanan yang dikeluarkan gas dalam suatu campuran gas,
baik campuran dalam bentuk gas maupun cairan.
➢ Sel-sel dalam tubuh dan cairan jaringan mempunyai PO2 < rendah dan PCO2 >
tinggi.
➢ Darah yang masuk ke vena sistemik ( PO2 rendah & PCO2 tinggi ) menuju ke Atrium
kanan, kemudian dipompakan oleh ventrikel kanan menuju paru-paru.
➢ TRANSPOR OKSIGEN :
- 97% O2 dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan HB.
- 3% O2 sisanya larut dalam plasma
➢ Setiap molekul ( dalam 4 mol besi ) dalam Hb berikatan dengan 1 mol O2 ( oksigen )
membentuk ikatan “ OKSIHEMOGLOBIN “ ( HBO2 ) yang berwarna merah tua.
➢ Ikatan HbO2 ini tidak kuat dan reversibel.
➢ Hemoglobin tereduksi berwarna merah kebiruan ( HHb )
Volume pulmonal
• Kapasitas paru bervariasi sesuai ukuran dan umur seseorang
• Orang yang tinggi memiliki paru-paru yang lebih besar dari pada orang yang kecil.
• Semakin tua kapasitas paru akan semakin menurun.
• Pada usia lanjut, paru-paru kehilangan elastisitasnya dan otot-otot respirasi menjadi
kurang efisien
KAPASITAS PARU
➢ Kapasitas Residual Fungsional ( KRF ): Jumlah volume residual dan volume cadangan
ekspirasi ( KRF = VR + VCE ).
Kapasitas ini merupakan : Jumlah udara sisa dala sistem respiratorik setelah ekspirasi
normal
Nilai rata-rata = 2200 ml
➢ Kapasitas Inspirasi ( KI ): Jumlah volume tidal dan volume cadangan insipirasi ( KI = VT +
VCI ).
Nilai rata-rata = 3500 ml
➢ Kapasitas Vital ( KV ): Jumlah volume residual, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan ekspirasi ( KV = VT + VCI + VCE ).
▪ Kapasitas vital ini merupakan : Jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan
dengan kuat setelah inspirasi maksimum.
▪ Kapasitas Vital dipengaruhi oleh beberapa faktor : Postur, rongga toraks dan
komplians paru.
▪ Nilai rata-rata = 4500 ml
➢ Kapasitas Total Paru ( KTP ): Jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paru-paru
dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual ( KTP = KP + VR ).
▪ Nilai rata-rata = 5700 ml
➢ Volume Ekspirasi kuat dalam 1 detik ( VEK1) : Volume udara yang dapat dikeluarkan dari
paru yang terinflasi maksimal saat detik pertama ekshalasi maksimum.
Nilai normal VEK1: sekitar 80 % KV
➢ Volume respirasi menit = Minute respirasi volume ( MRV ) : Jumlah udara yang terekshalasi
dan terinhalasi dalam 1 menit.
MRV = volume tidal x jumlah respirasi / menit ( 12 x 500 ml = 6000 ml ).
Pernafasan dangkal biasanya mengindikasikan volume yang lebih kecil
Angka ventilasi Alveoler : Volume udara baru yang masuk alveoler permenit ( VT x
kecepatan respirasi ).
Udara ruang mati : ( sekitar 150 ml )
Udara yang mengisi jalan nafas penghantar ( Hidung, faring, trakea, bronki dan bronkiolus
oRuang mati anatomis : Jalan penghantar yang berisi udara ruang mati
oRuang mati fisiologis : semua area alveoli yang tidak atau sebagian berfungsi seperti
raung mati anatomis.
Kapasitas Residu Fungsionil : sekitar 2400 mlz.
PENGATURAN PERNAPASAN
1. Mekanisme saraf
• PUSAT INSPIRASI :
Impuls berjalan sepanjang saraf menuju otot respirasi untuk merangsang kontraksinya
→ hasilnya adalah “ INHALASI “.
Saat paru terinflasi, baroreseptor di jaringan paru memdetekdi peregangan ini dan
membangkitkan impuls sensorik menuju medula. ; impuls ini mulai mendepresi pusat
inspirasi.
• Jika paru diregang → reseptor stretch mengirimkan impuls via n. vagus ke traktus
solitarius kemudian ke sentra pernapasan→ inhibisi inspirasi → paru berhenti
mengembang lebih lanjut (peristiwa ini disebut Hering Breuer inflation reflex)
Ketika pusat inspirasi terdepresi, terjadilah penurunan impuls yang menuju ke otot
pernafasan , yang berrelaksasi sehingga terjadi ekshalasi.
Kemudian pusat inspirasi akan aktif kembali untuk memulai siklus pernafasan lain.
Pengaturan Kimiawi
➢ Mengacu pada efek pernafasan terhadap perubahan pH darah, kadar oksigen dan CO2
dalam darah.
“ KEMORESEPTOR “
- Mendeteksi perubahan dalam gas darah dan pH terletak di korpus karotikus dan
aortikus dan didalam medula sendiri.
- Penurunan kadar O2 dalam darah ( hipoksia ) dideteksi oleh kemoreseptor di korpus
karotikus dan aorta.
Impuls sensorik dibangkitan oleh resptor tersebut lalu menjalar melalui saraf vagus
menuju medula dan berrespon dengan meningkat kedalaman atau frekwensi nafas.
➢ Pengaturan kimiawi :
Peningkatan kadar CO2 dalam darah dideteksi oleh kemoresptor di medula . Responnya
meningkatkan respirasi untuk mengekshalasi lebih banyak CO2.
CO2 adalah pengatur utama respirasi , karena kelebihan CO2 , akan menurunkan pH dari
cairan tubuh .
( CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3 )
Kelebihan ion H akan menurunkan pH.
- Bila pH <7.35 = asidosis
- Bila pH >7.45 = alkalosis
Ventilasi dapat terganggu karena kelainan2 berikut ini :
• Neurologi
• Gangguan dinding dada
• Obstruksi jalan napas atas
• Obstruksi jalan napas bawah
Kendali Pernapasan
• Sensor
• Pusat kendali pernapasan
• Efektor