Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang


mengandung oksigen (O₂) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida (CO₂) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh.
Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Sistem
pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat pertukaran
udara pernapasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang diperlukan dalam mengubah sumber energi menjadi energi, serta
membuang CO₂sebagai sisa metabolisme. Dalam proses respirasi,paru-paru
merupakan organ dalam sistem pernafasan yang berfungsi menukar oksigen dalam
sistem karbondioksida dari darah dengan bantuan haemoglobin (Mulia, 2005).

Pendahuluan-Istilah pernapasan, yang lazim digunakan, mencakup dua


proses, pernapasan luar(eksterna), yaitu penyerapan O2 dan pengeluaran O2 dari
tubuh secara keseluruhan, serta pernapasan dalam (interna), yaitu penggunaan O2
dan pembentukan CO2 oleh sel-sel serta pertukaran antara sel-sel tubuh dengan
media cair sekitarnya. Sistem pernapasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru) dan
sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri atas dinding dada, otot-otot
pernapasan, yang memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada pusat
pernapasan di otak yang mengendalikan otot pernapasan, serta jarak dan saraf yang
menghubungkan pusat pernapasan dengan otot pernapasan.

2. Rumusan Masalah

Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan
dimengerti. Beberapa hal tersebut yakni:
1. Jelaskan pengertian sistem pernafasan.
2. Jelaskan organ-organ yang ada dalam sistem pernafasan
3. Jelaskan organ-organ secara Anatomi Fisiologi dalam system pernafasan.
3. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.
1. Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia
2. Mengetahui organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia
3. Mengetahui organ-organ secara Anatomi Fisiologi dalam system pernafasan

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. System pernafasan

https://www.google.com/search+sistem+pernafasan+manusia

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persendian oksigennya


dan pada saat yang sama melepaskan produk oksigennya. Oksigen yang bersenyawa
dengan karbon dan hydrogen dan jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan
sendiri proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan
dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan.

Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas


didalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan didalam paru paru atau “pernafasan
luar”.

a. Hidung

Secara anatomi, hidung adalah penonjolan pada vertebrata yang


mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan. Hidung

3
sebagai suatu istilah, dapat juga digunakan untuk menunjukkan ujung
sesuatu, seperti hidung pada pesawat terbang.

Secara fisiologi, Nares anterior adalah saluran salura didalam lubang hidung.
Saluran saluran ini bermuara kedalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
(rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi epithelium bergaris yang bersambung
dengan hidung. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang
ditutupi bulu kasar. Kelenjar kelenjar ini bermuara ke rongga hidung.

Fungsi lain dari hidung adalah:


Saluran napas.
Hidung dan berbagai katup inspirasi dan ekspirasi, termasuk erektil konka dan
septum nasi memiliki kerja sebagai berikut:
a. Menghaluskan dan membentuk aliran udara.
b. Mengatur volume dan tekanan udara yang lewat.

b. Rongga hidung

https://www.google.com/search.Rongga=hidung

Rongga hidung dilapisi dengan lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang
mempunyai lubang masuk kedalam rongga hidung. Daerah pernafsan dilapisi
epitalium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel
lendir. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. Diatas
septum nasalis dan konka, selaput lendir ini sangat tebal, yang diuraikan
dibawah. Tiga tulang kerang (konka) yang diselaputi epithelium pernafasan,

4
yang menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam rongga, saat , memperbesar
permukaan selaput lendir tersebut.

Saat udara memasuki hidung, udara disaring oleh bulu bulu yang terdapat
didala vastibulum. Karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya,
udara menjadi hangat, dank arena penguapan air dari permukaan selaput lendir,
udara menjadi lembab.

Rongga hidung berfungsi sebagai berikut :


 Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
 Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
 Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
 Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.

c. Pharynx atau Faring

https://www.google.com/search+faring

Anatomi Pharynx atau Faring

Organ berbentuk corong sepanjang 15cm yg tersusun atas jaringan


fibromuscular yg berfungsi sebagai saluran pencernaan dan juga sebagai
saluran pernafasan. Faring sebagai organ pencernaan menghubungkan
antara cavum oris dan Oesophagus. Sedangkan sebagai organ pernafasan
berfungsi utk menghubungkan antara cavum nasi dan Laring.

5
Otot-Otot Faring
Otot faring adalah sekelompok otot yang membentuk faring , yang
posterior rongga mulut, menentukan bentuk lumennya , dan memengaruhi sifat
suaranya sebagai rongga resonansi primer.
Otot-otot faring berkontraksi mendorong makanan ke
kerongkongan . Ada dua lapisan otot faring, lapisan melingkar luar dan
lapisan longitudinal dalam.

a. Lapisan melingkar luar meliputi:


• Otot konstriktor inferior
• Otot konstriktor tengah
• Otot konstriktor superior
Selama menelan , otot-otot ini mengerut untuk mendorong
bolus ke bawah (proses yang tidak disengaja).
b. Lapisan longitudinal bagian dalam meliputi:
• Otot Stylopharyngeus
• Otot salpingopharyngeus
• Otot Palatopharyngeus
Selama menelan, otot-otot ini bertindak untuk mempersingkat
dan memperlebar faring.

1) Nasofaring (Epipharynx)

Nasofaring adalah bagian faring yang terletak pada bagian belakang


rongga hidung. Nasofaring merupakan satu – satunya bagian faring
yang hanya dapat dilalui oleh udara, bagian faring lainnya dapat dilalui
oleh udara maupun makanan. Nasofaring berasal dari dua kata, yaitu
naso yang artinya hidung dan faring yang artinya tenggorokkan, oleh
karena itu nasofaring juga dikenal sebagai Saluran Hidung –
Tenggorok. Nasofaring memiliku ukuran lebar dan panjang masing –
masing berkisar antara 2 – 4 cm. Pada nasofaring terdapat 2 struktur
penting lainnya yaitu :
Tuba Eustachius, merupakan struktur yang mengubungkan telinga
tengah dengan nasofaring. Tuba eustachius berfungsi untuk mengatur
tekanan udara antara lingkungan luar tubuh dengan bagian telinga.

6
Tabung ini hanya akan terbuka ketika menelan, bersin, menguap, atau
menggerakkan rahang pada posisi tertentu. 1/3 bagiannya ke arah
telinga merupakan struktur tulang, sedangkan 2/3 lainnya ke arah
nasofaring merupakan tulang rawan (lunak).
Tonsil Adenoid (Faringeal), merupakan massa berlobus berupa
jaringan limfoid yang terletak di bagian langit – langit mulut. Tonsil
adenoid berfungsi untuk melawan bakteri atau organisme berbahaya
masuk melalui hidung dan mulut, bagian ini juga dapat menghasilkan
antibodi untuk melawan infeksi.
Syntopi Nasofaring/ Epifaring
Nasofaring memiliki syntopi :
 ventral : choanae (nares posterior), menghubungkan
faring dengan cavum nasi
 superior : bassis crania
 belakang : vertebrae cervical yang dipisahkan oleh fascia
prevertebrae dan m. capitis
 lateral : dinding medial leher
 inferior : palatum mole

2) Oropharynx/ Orofaring

Orofaring adalah bagian faring yang terletak di belakang rongga


mulut. Orofaring dapat dilewati udara dan makanan sehingga berperan
dalam sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Selain itu orofaring
memiliki klep yang berfungsi mengatur makanan agar tidak masuk ke
saluran pernapasan, klep ini disebut epiglotis. Klep tersebut dapat
menutup saluran pernapasan (terbukanya saluran pencernaan) saat
menelan makanan dan membuka saluran pernapasan (tertutupnya
saluran pencernaan) saat proses bernapas. Pada bagian dinding lateral
(kiri dan kanan)nya terdapat tonsil palatina yang merupakan massa
jaringan limfatik, tonsil ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi.
Syntopi Orofaring
Orofaring memiliki syntopi sebagai berikut :
- superior : nasofaring (isthmus nasopharynx, palatum mole)
- ventral : cavum oris propia dg arcus palatopharynx dan uvulae

7
- dorsal : Vertebrae Cervical II – III
- Lateral : dinding medial leher
- Inferior : tepi atas epiglottis, basis linguae

3) Laringopharynx (Hipopharynx)

Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring. Bagian ini juga
dapat dilewati oleh udara dan makanan. Laringofaring dilapisi oleh sel
epitel skuamosa berlapis. Laringofaring sering juga disebut dengan
hipofaring. Laringofaring merupakan tempat pertemuan antara saluran
pernapasan dengan saluran pencernaan. Saat proses menelan makanan
makan makanan tersebut memiliki “hak jalan” sehingga tertutupnya
saluran pernapasan, karena itu kita tidak dapat menelan sambil
bernapas.
Syntopi Laringofaring (Laringopharynx)/ Hipofaring
(Hipopharynx)
Laringofaring memiliki syntopi :
- Superior : oropharynx (setinggi tepi atas epiglottis)
- Ventral : tepi belakang epiglottis, additus laryngis
- Dorsal : vertebrae cervical III - VI
- Lateral : dinding lateral leher
- Inferior : portae esophagus

Fisiologi pharynx atau faring

Fungsi faring yang terutama adalah ialah untuk respirasi, pada


waktu menelan, resonansi suaradan artikulasi.
Fungsi Menelan Proses menelan dibagi menjadi 3 fase, yaitu : fase
oral, fase faringeal dan faseesophagus yang terjadi secara
berkesinambungan. Pada proses menelan akan terjadi hal-hal sebagai
berikut:
a. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi
yang baik

8
b. Upaya sfingetr mencegah terhamburnya bolus selama fase
menelan
c. Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada
saat respirasi
d. Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam
nasofaring dan laring

e. Kerjasama yang baik dari otot otot di rongga mulut untuk

mendorong bolusmakanan ke arah lambung


f. Usaha untuk membersihkan kembali esophagus

d. Laring

https://www.google.com/search+laring

Laring adalah saluran pernapasan yang membawa udara menuju ketrakea.


Laring terdiri atas keeping tulang rawan yang di ikat bersama oleh ligament dan
membran. Bagian terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu
disebelah depan leher. Di bawahnya terdapat tulang rawan kirkoid, yang
berhubungan dengan trakea.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglottis, yang berupa katup
tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laing dilapisi
jenis selapu lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan
bagian epiglotis yang dilapisi sel epithelium berlapis.

9
Laring (kotaksuara) bukan hanya jalan udara dari faring kesaluran nafas
lainnya, namun juga menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara
dan bernyanyi. Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang
rawan tiroid di sebelah depan sampai kedua tulang rawan aritenoid. Suara
dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melaluiglotis.
Pembentukan suara adalah proses rumit. Sumber utama suara manusia
adalah getaran pita suara; frekuensi 50 hertz (Hz) adalah suara bas berat sampai
1700 Hz untuk soprano tinggi. Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah
suara juga tergantung panjang dan tebalnya piita suara itu sendiri. Pita lebih
panjang dan tebal pada pria sedangkan pada wanita pita suara lebihpendek.
Hasil akhir suara masih ditentukan perubahan posisi bibir, lidah,
danpalatummolle. Bentukronggahidungdan sinus
menghasilkansuarakhasseseorang. Intensitas, volume, atau “keras”-nya suara
diatur oleh jumlah udara yang melalui pita suara, dan ini pada gilirannya diatur
oleh tekanan paru oleh otot abdomen.

e. Trakea

https://www.google.com/search?trakea

Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12


cm, trakea terdapat dalam rongga dada dan bercabang dua kiri dan kanan.
Dinding tulang rawan ini melindungi trachea, membuat dia lentur (fleksibel)
dan mencegah kolaps atau melebar berlebihan.
Fungsi trakea yaitu sebagai
 System pernafasan

10
 Berperan dalam proses pencernaan
 Mencegah benda berbahaya masuk kedalam paru-paru

Anatomi Trakea terdiri dari lima bagian utama – kerongkongan, trakea, pita
suara, tonsil dan epiglotis. Trakea adalah tabung yang memungkinkan untuk
menelan dengan tepat. Juga dikenal sebagai tenggorokan, trakea yang
membantu mengangkut udara ke paru-paru. Pita suara, yang terletak di kotak
suara, adalah apa yang membantu menghasilkan suara.

f. Bronkus

https://www.google.com/searchbronkus

1. Bronkus
Bronkus, merupakan cabang dari trakea yang bercabang dua, yaitu paru-
paru kanan paru-paru kiri. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar
diameternya. Bronkus kiri lebih horizontal,
lebih panjang dan lebih sempit.
 Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri disebut bronkus lobaris kanan
(3lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
 Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segimental dan
bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segimental.
 Bronkus segimental ini kemudian terbagi lagi menjadi sub segmental
yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik, dan
saraf.

11
Dinding bronkus terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :

a. Lapisan Epitel
Jaringan epitel yang menjadi penyusun bronkus adalah epitel
silindris bersilia, selini akan menghasilkan mukus (cairan kental
seperti lendir ) yang berfungsi menangkap kotoran dan melindungi
saluran pernapasan dari benda asing.

b. Lamina Propia (JaringanIkat)


Lamina Propia adalah lapisan yang berfungsi sebagai pondasi
selepitel ( tempat menempelnya sel – sel epitel ). Lamina propia
merupakan lapisan jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah,
saraf dan pembuluh limfa.

c. Lapisan otot
Lapisan otot yang menyusun bronkus terdiri dari otot polos.
Sifat dari otot polos adalah tidak dapat dikendalikan atau bekerja
secara involunter ( tidak sadar ). Lapisan otot berfungsi sebagai
pengatur lebar dari dinding bronkus, mereka dapat menjalankan fungsi
ini dengan kontraksi ataupun relak sasiotot tersebut.

d. Lapisan Tulang Rawan


Tulang rawan merupakan tulang utama yang menyusun
sebagian besar saluran pernapasan. Tulang rawan pada bronkus
tersusun seperti jala yang tidak teratur. Tulang rawan mempunyai sifat
yang lunak dan elastic sehingga dapat memudahkan gerakan
pernapasan. Bronkiolus yang merupakan percabangan dari bronkus
tidak lagi mempunyai tulang rawan.

2. Bronkiolus
 Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

12
 Bronkiolus mengandung kalenjar submucosa yang memproduksi yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
napas

3. Bronkus Terminalis
 Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis
(yang tidak mempunyai kalenjar lender dan silia).

4. Bronkus Respiratori
 Bronkus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkus
respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas
dan jalan udara pertugaran gas.

FUNGSI DARI BRONKUS

1. Menyaring Udara Pernapasan


2. Melembabkan Udara pernapasan
3. Sebagai konduktor udara antara atmosfer ( lingkungan luar ) dengan
alveoli.
4. Menghubungkan tenggorokkan ( trakea ) dan paru-paru

Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru


(bronkus) yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi,
disebut juga sebagai gangguan pernafasan.

Bronkiektasis adalah kondisi ketika saluran bronkus yang terdapat di dalam


paru-paru mengalami kerusakan, penebalan, atau pelebaran secara permanen,
dan dapat terjadi pada lebih dari satu cabang bronkus. Kerusakan tersebut
menyebabkan bakteri dan cairan mucus lebih mudah terkumpul di dalam
bronkus yang dapat memicu penyumbatan saluran udara dan infeksi berulang.
Penderita bronkiektasis akan lebih mudah terkena infeksi bakteri yang dapat
memperparah kerusakan bronkus.

13
g. Paru-paru

https://www.google.com/searchparu-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada.Rongga dada dan perut dibatasi


oleh suatu sekat disebut diafragma.Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru
kanan dan paru-paru kiri.Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir ( lobus )
yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru
kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan gelambir bawah. Paru-paru
diselimuti oleh suatu selaput paru-paru ( pleura ).Kapasitas maksimal paru-paru
berkisar sekitar 3,5 liter.

Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan


biasa disebut udara pernapasan ( udara tidal ). Volume udara pernapasan pada
orang dewasa lebih kurang 500 ml. Setelah kita melakukan inspirasi biasa, kita
masih bias menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk setelah
mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer, volumenya lebih
kurang 1500 ml. Setelah kita melakukan ekspirasi biasa, kita masih bias
menghembuskan napas sekuat-kuatnya.

Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara


suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.

Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya


ternyata dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara
residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah volume udara pernapasan, udara
komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas vital paru-paru.

14
Masing-masing paru-paru mempunyai apeks yang masing-masing menjorok
keatas 2,5cm di atas klavikula fasiescostalis yang berbentuk konfeks
berhubungan dengan dinding dada sedangkan pasies medies tinalis yang
berbentuk conca membentuk pericardium. Pada pertengaan permukaan paruh
kiri terdapat hilus pulmonalis yaitu lekukan dimana bronkus,pembuluh darah,
dan saraf masuk ke paru-paru membentuk radik pulmonalis, Apek spulmo, basis
pulmo, insura atau fisura.

Paru-paru ada dua dan merupakan alat pernapasanutama. Paru-paru terletak


dalam rongga dada. Letaknya disebelah kanan dan kiri serta di tengahnya
dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik,
berpori,dan seperti spon. Apabila diletakkan di dalam air, paru-paruakan
mengapung karena mengandung udara di dalamnya.Paru-paru dibagi menjadi
beberapa belahan atau lobus.Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-
paru kiridua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Paru-paru dilapisi oleh
selaput atau membran serosa rangkap duadisebut pleura. Di antara kedua
lapisan pleura itu terdapateksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga
mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak
saat bernapas. Dalam keadaan sehatkedua lapisan itu saling erat bersentuhan.
Namun dalamkeadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan keduapleura
itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.Tekanan pada rongga pleura atau
intratoraks lebih kecildaripada tekanan udara luar (± 3–4 mmHg). Di bagian
dalamparu-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan
permukaan paru-paru yang disebut alveolus danjumlahnya lebih kurang 300 juta
buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan
mencapai 160 m² atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.

1. Anatomi paru-saluran udara.


Setelah melalui saluran hidung dan faring,tempat udara pernapasan
dihangatkan dan dilembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan
menuruni trakea, melalui bronkiolus respiratorius dan duktus alveolaris
sampai alveoli. Tiap alveolus dikelilingi oleh pembunuh kapiler paru.
Pada sebagian besar tempat, udara dan darah dipisahkan hanya oleh
epitel alveol dan endotelial kapiler. Tiap alveolus dilapisi oleh dua jenis
epitel. Sel tipe I merupakan sel gepeng yang memiliki perluasan

15
sitoplasma yang besar dan merupakan sel pelapis utama. SeI tipe II
(pneumosit granular) lebih tebal dan mengandung banyak badan inklusi
lameral.

2. Mekanika pernapasan-inspirasi dan ekspirasi


Paru dan dinding dada adalah struktur elastik. Inspirasi merupakan
proses aktif. Kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan volume
intratorakal. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit negatif,
dan udara mengalir kedalam paru. Pada akhir inspirasi, daya rekoil paru
mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekpirasi, sampai
tercapai keseimbangan kembali antara daya rekoil, jaringan paru dan
dinding dada. Tekanan didalam saluran udara menjadi sedikit lebih
positif, dan udara mengalir meninggalkan paru. Ekspirasi merupakan
proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan
volume intratorakal. Namun, pada awal ekspirasi, masih terdapat
kontraksi ringan otot inspirasi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam
daya rekoil paru dan memperlambat ekspirasi.

3. Volume paru
Jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (atau
jumlah udara yang keluar dari paru setiap ekspirasi) dinamakan volume
alun napas (tidal volume/TV). Jumlah udara yang masih dapat masuk
kedalam paru pada inspirasi maksimal, setelah inspirasi biasa disebut
volume cadangan inspirasi (inspirator reserve volume/IRV). Jumlah
udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui
kontraksi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa disebut volume
cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume/ERV), dan udara yang
masih tertinggal didalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut
volume resid (residual volume/RV). Ruang didalam saluran napas yang
berisi udara uang tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas dalam
darah dalam kapiler paru disebut ruang rugi pernapasan.
Gerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratorakal
sebesar 75% selama inspirasi tenang. Otot diafragma melekat

16
disekeliling bagian dasar rongga toraks, membentuk kubah di atas hepar
dan bergerak ke arah bawah seperti piston pada saat berkomtraksi.
Diafragma terdiri atas tiga bagian: bagian kostal,dibentuk oleh serat otot
yang melekat pada iga-iga sekeliling bagian dasar rongga toraks, bagian
krural dibentuk oleh serat otot yang melekat pada ligamentum
sepanjang tulang belakang dan tendon sentral tempat bergabungnya
serat-serat kostal dan krural. Kerja pernapasan Otot-otot pernapasan
melakukan kerja untuk meregang jaringan elastis dinding dada dan
paru(kerja elastis), menggerakkan jaringan tidak elastis(tahanan viskos),
serta menggerakkan udara melalui jalan pernapasan. Penyesuaian
Pernapasan pada keadaan sehat& sakit Perubahan terhadap ventilasi
yang mempengaruhi jumlah O2 memasuki aliran darah ke paru-paru
meningkat lebih dari biasanya.

17
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Anatomi dan Fisiologi dari sistem Pernapasan terbagi menjadi beberapa


bagian yaitu dari hidung,rongga hidung,tenggorokan, laring, trakea, bronkus dan
paru-paru. Yang dari setiap bagian inti memiliki cabang-cabang bagian yang lebih
kecil atau lebih spesifik sesuai dengan tugas atau fungsi masing-masing bagian
cabang. Karena setiap organ memiliki kaitan yang sangat berpengaruh sehingga jika
terjadi kerusakan pada satu bagian akan sangat berpengaruh dalam kinerja sistem.
Sistem pernafasan sangat berpengaruh pada tubuh manusia dari proses awal
menghirup udara yang mengandung O2 sampai pengeluaran udara yang
mengandung CO2. Proses pertukaran yang sangat cepat terjadi pada sistem
pernapasan ini.

2. Saran

Kita wajib mensyukuri anugrah yang diberikan oleh Tuhan yang maha Esa
yang memberikan kita system pernafasan dalam tubuh kita sehingga kita dapat
bernafas, mengoptimalkan kinerja seluruh organ tubuh, serta dapat beraktivitas
dalam kehidupan sehari-hari.

Kita juga harus menjaga kesehatan organ pernafasan kita agar tidak terkena
penyakit serta dampaknya kedepan. Kita perlu menjaga lingkungan disekitar kita
agar kita dapat menghirup oksigen yang bersih dan bebas dari penyakit.

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ


sistem pernafasan lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita,
hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok.
Serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali
terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Laring

Tambayong, Jan. 2001. Anatomi&FisiologiuntukKeperawatan. Jakarta :


PenerbitBukuKedokteran EGC.

Pearce, Clare Evelyn. 2019. ANATOMI DAN FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS. Jakarta:
PT. GramediaPustakaUtama.

https://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Struktur-dan-Fungsi-Bronkus-
adalah.html

https://www.academia.edu/28046185/MAKALAH.ANATOMI.FISIOLOGI.SISTM.
PERNAFASAN

King, PT. (2009). The Pathophysiology of Bronchiectasis. International Journal of


Chronic Obstructive Pulmonary Disease, 4, pp. 411-419.

https://hisham.id/2016/01/anatomi-trakea-tenggorokan-manusia.html

Mohamad juhda, risky erwanto. (2011). Anatomi dan Fisiologi Rangkuman


Sederhana Belajar Anatomi fisiologi, Yogyakarta : PT : Gosyen
Publishing

Evelyn C.Pearce. 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT
Gramedia

Ganong,WF,2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC

Tartowi, Ns, S. kep, Ratna Aryani, Ns, S. kep, Dra. Wartona, Ns,S. Kep, 2009,
Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, TIM

19

Anda mungkin juga menyukai