Anda di halaman 1dari 21

PROTEIN

DESTIKA CAROLINA PO.62.31.3.19.288


DETTI MARIATI PO.62.31.3.19.289
ELSA NATALIA PO.62.31.3.19.294
LATIFAH WULANDARI PO.62.31.3.19.303
ROSALINA PO.62.31.3.19.319
MUTIA PO.62.31.3.19.309
SELSHA ELLIA PO.62.31.3.19.320
SEPTIANI LUKAS MAYUN PO.62.31.3.19.321
Protein
Secara kimia, protein adalah heteropolimer dari
asam-asam amino, yang terikat satu sama lain
dengan ikatan peptida.
PROTEIN
Apa itu asam amino ?
Ikatan Peptida
Merupakan suatu ikatan yang menghubungkan
asam-asam amino sehingga terbentuk protein.
Ikatan ini berasal dari penggabungan OH dan
NH2 dan penarikan satu molekul air (H2O).
1. Asam amino esensial
Asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh tubuh.
Asam amino esensial terdapat dalam makanan. Ada 10 di
antaranya Histidin (His), Arginin(Arg), Valin(Val),
Leusin(Leu), Isoleusin(Ile), Triptopan(Try), Lisin(Lys),
Metionin(Met), Fenilalanin (Phe), Threonin (Thr).
2. Asam amino nonesensial
Asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Asam amino
esensial antara lain ialah glisin, alanin, serin, sistin, sistein,
asam glutamat, tirosin, prolin, aspartin, dan glutamin.
1. Asam amino esensial 4)Leusin
2)Arginin
1)Histidin 3)Valin
5)Isoleusin 9)Fenilalanin
6)Triptopan
8)Metionin
7)Lisin

10)Threonin
2. Asam amino nonesensial

1)Glisin 3)Serin 4)Sistin 5)Sistein


2)Alanin
6)Asam glutamat
7)Tirosin 8)Prolin 9)Aspartin

10)Glutamin
Klasifikasi Protein

1. Berdasarkan komponen kimiawi


• Protein SEDERHANA
• Protein KONJUGASI

2. Berdasarkan BENTUK MOLEKULNYA


• Protein berbentuk SERAT (FIBROUS Protein)
• Protein berbentuk BOLA (GLOBULAR Protein)
Sifat Protein Secara Kimia
1) Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
2) Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam
atau basa.
3) Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik
isoelektriknya, protein mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan
dari pelarutnya.
4) Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier
sampai struktur primernya.
Uji Protein
Uji biuret
Tujuan : Memperlihatkan, bahwa protein mempunyai ikatan peptida yang bereaksi positif
Dengan uji biuret. Reaksi ini tidak terjadi pada makromolekul lain.
Dasar : Ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein dan polipeptida, dalam larutan
Bersuasana alkali akan berwarna lembayung bila direaksikan dengan 𝐶𝑈 ++ .
Bahan dan pereaksi :
1. Larutan albumin atau putih telur
2. Air liur
3. Larutan pati 1%
4. NaOH 10%
5. Larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,1%
Cara kerja :
Siapakan 4 tabung reaksi yang bersih. Pipetkan ke dalam tabung reaksi, seperti pada tabel
II.1.
Tabel II.1. Tabung 1 2 3 4
Larutan albumin (putih telur) 2 mL - - -
Air liur - 2 mL - -
Larutan pati - - 2 mL -
Air suling - - - 2 mL
NaOH 10% 2 mL 2 mL 2 mL 2 mL
Larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂4 ∗ 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
Warna Lembayung
Uji Milion
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin
pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap derivat-derivat monofenol seperti
tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam nitrat
(HNO3).
Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam nitrat sehingga memperoleh penambahan gugus
N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-balik) dapat berubah menjadi N-OH
(hidroksifenil). Merkuri dalam pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus
hidroksifenil dari tirosin membentuk warna merah.
Bahan dan pereaksi:
Pereaksi millon (2,5 gr merkuri sulfat + 5 ml HNO3 pekat + 15 ml aquades)
Larutan yang akan diuji
Langkah kerja:
Masukkan 2 ml bahan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan dengan 5 tetes pereaksi millon.
Panaskan dengan hati-hati.
Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
Catatan:
Uji millon tidak spesifik untuk asam amino tirosin. Semua senyawa yang mengandung
gugus fenol akan positif dengan uji ini. Bahan-bahan yang mengandung senyawa fenol
seperti minyak cengkeh dan cairan pembasmi rumput dapat menunjukkan hasil positif
dengan uji millon, padahal bahan-bahan tersebut tidak mengandung tirosin.
Uji Xantoproteat
Reaksi xantoproteat digunakan untuk menguji protein yang mengandung gugus fenol (cincin
benzena). Bila protein yang mengandung cincin benzena ditambah 𝐻𝑁𝑂3 pekat dan kemudian
dibuat alkalis maka akan terjadi warna kuning.
Berikut adalah salah satu contoh hasil uji Xantoproteat
Prosedur Uji Xantoproteat
1) Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering, lalu masing-masing diisi dengan
larutan Albumin, Kasein, Gelatin dan Triptofan sebanyak 2 mL.
2) Tambahkan pada setiap tabung 1 mL HNO3 pekat. Perhatikan adanya endapan
putih yang terbentuk.
3) Panaskan 1 menit sampai endapan larut kembali dan larutan berubah menjadi
berwarna kuning.
4) Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
Reaksi adalah positif, jika pada bidang perbatasan (interface) antara protein dan
NaOH tebentuk warna kuning/jingga.
Hasil Uji Xantoproteat

Hasil Uji Asam Amino Berinti Benzena


No Zat Uji (+/-)
Xantoproteat
1. Albumin 2 % Lapisan Jingga +

2. Gelatin 2% Bening -
3. Kasein 0.5% Lapisan Merah -
Lapisan Kuning
4. Triptofan 2% +
Jingga

Anda mungkin juga menyukai